Karbunkel
Disusun Oleh:
WAHYU
N 111 22 152
Pembimbing Klinik
dr. Asrawati Sofyan , Sp.KK, M.Kes
KEPANITERAAN KLINIK
BAGIAN ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH UNDATA PALU
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS
TADULAKO PALU
2023
HALAMAN PENGESAHAN
Nama : Wahyu
Stambuk : N 111 22 152
Fakultas : Kedokteran
Program Studi : Profesi Dokter
Universitas : Tadulako
Bagian : Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin
Judul : Karbunkel
1. IDENTITAS PASIEN
Nama Pasien : Tn. N
Umur : 65 Tahun
Jenis Kelamin : Laki – Laki
Alamat : Jl. Tinggede
Agama : Islam
Pekerjaan : Pensiunan PNS
2. ANAMNESIS
1. Keluhan Utama :
Terdapat tampakan benjolan berisi nanah pada regio tungkai sebelah kiri
o Gambar
Gambar 1
Ujud Kelainan Kulit Pasien
Regio Cruris Anterior dextra tampak pustula eritematosa disertai eksoriasi lesi
tunggal berukuran plakat dan berbatas tegas
o RESUME :
Seorang pasien laki – laki berusia 65 tahun datang
ke poliklinik rumah sakit UNDATA keluhan gatal pada daerah
tungkai bawah yang dirasakan cukup mengganggu. Gatal
dirasakan kurang lebih sejak beberapa bulan yang lalu.
Awalnya hanya seperti bintik merah dibagian ekstremitas
bawah, namun semakin digaruk bintik merahnya pecah dan
membesar,dan akhirnya menjadi abses.di area tungkai bawah,
Nyeri (-), Hipertensi (-), DM (+)
5. Diagnosis Kerja
Karbunkel
6. Diagnosis Banding
Sporotrikosis
Blastomikosis
8. Penatalaksanaan
Non- Medikamentosa
Usaha untuk mengatasi faktor predisposisi seperti obesitas,DM dan
hiperhidrosis
Menjaga kebersihan dan mencegah luka-luka kulit
Medikamentosa
Topical ; Asam fusidat 3x1 (Pemberian selama 7-10 hari)
Sistemik ; Cefadroxil 500 mg 2x1
Tindakan insisi dan drainase bila abses besar, nyeri dan fluktuasi
9. Prognosis
Quo ad vitam : Ad Bonam
Quo ad functionam : Ad Bonam
Quo ad sanationam : dubia ad Bonam
Quo ad Cosmetikam : dubia a Bonam
10. Pembahasan
Seorang pasien laki – laki berusia 74 tahun datang ke poliklinik rumah
sakit UNDATA dengan keluhan gatal pada daerah tungkai bawah yang
dirasakan cukup mengganggu. Gatal dirasakan kurang lebih sejak beberapa
bulan yang lalu. Awalnya hanya seperti bintik merah dibagian ekstremitas
bawah, namun semakin digaruk bintik merahnya pecah dan membesar,dan
akhirnya menjadi abses. Menurut keterangan pasien tidak ada Riwayat alergi
terhadap makanan serta tidak ada Riwayat digigit serangga, akan tetapi
pernah memiliki Riwayat penyakit kulit cutaneus larva migrans 5 tahun yang
lalu. Pasien sudah beberapa kali mencoba mengobati lesi dengan
menggunakan salep hitam, namun pasien tidak mengalami adanya perbaikan.
Keluhan, pasien ini juga memiliki penyakit penyerta berupa diabetes melitus
Beberapa bisul dapat diobati dengan aplikasi panas lembab; orang lain
dengan selulitis atau demam di sekitarnya mungkin memerlukan pengobatan
dengan antibiotik sistemik. Antibiotik sistemik harus dilanjutkan sampai lesi
sembuh. Karbunkel adalah pembengkakan besar yang menyakitkan dengan
banyak lubang pengeluaran nanah dan gejala konstitusional termasuk demam
dan malaise. Mereka mempengaruhi lapisan jaringan lunak yang lebih dalam
dan dapat menyebabkan jaringan parut. Tanpa kontrol, bisul kadang-kadang
dapat menjadi rumit oleh infeksi kulit yang parah seperti selulitis atau
limfadenitis yang dikombinasikan dengan gejala konstitusional seperti
demam, kelelahan, dan kedinginan.
Untuk kondisi karbunkel ini menyerang area yang kaya akan folikel
rambut, seperti ketiak dan daerah gluteal, dengan pembentukan abses di
hipodermis. Folikel rambut adalah pintu gerbangnya S.aureus, mendukung
perkembangannya. Biasanya muncul sebagai nodul eritematosa, nyeri, dan
mengambang, dengan pustula di permukaan dan titik drainase.
Sedangkan untuk pengobatan dapat dilakukan apabila tingkat keparahan tidak terlalu
parah cukup dengan antibiotik topikal. Jika banyak digabung dengan antibiotik sistemik.
Kalau berulang-ulang mendapat furunkulosis atau karbunkel, cari faktor predisposisi,
misalnya diabetes melitus.dalam tulisan lain juga menyebutkan Bila lesi sedikit, cukup
diberi antibiotik topikal, misalnya salap/krim asam fusidat 2%, salap mupirosin 2%, salap
basitrasin dan neomisin. Bila lesi banyak atau terdapat pembesaran kelenjar getah bening
regional, dapat diberi antibiotik sistemik seperti ampisilin, amoksisilin, eritromisin 30-50
mg/kg BB/hari, dibagi 3 dosis.
Adapun dalam tulisan lain penangangannya hamper seperti diatas yaitu Topikal
(antibiotik salep/krim seperti Basitrasin, Neomisin, Mupirosin, Asam fusidat 2-3 kali sehari
selama 7-10 hari), Sistemik (antibiotik oral seperti Amoksisilin 3x500 mg/hari, Sefadroksil
2x500 mg/hari) serta jika terdapat pus/nanah: kompres terbuka 30-60 menit dengan
Permanganas kalikus 1/5000, Asam salisilat 0,1%, Rivanol 1%, larutan Povidone iodine 1%
diberikan 3 kali sehari selama keadaan aku
DAFTAR PUSTAKA
3. Tan ST, Pratiwi YI, Chandra CC, Elizabeth J. Buku Edukasi Ilmu Penyakit
Kulit dan Kelamin. Jakarta : IKAPI. 2021