“CLAVUS”
Disusun Oleh:
ALVIA SYAMSUDDIN
N 111 22 078
Pembimbing Klinik:
PALU
2023
HALAMAN PENGESAHAN
Mengetahui
I. IDENTITAS PASIEN
2) Umur : 23 Thn
4) Jenis : Laki-laki
6) Agama : Islam
7) Pekerjaan : Mahasiswa
II. ANAMNESIS
Seorang Laki-laki usia 23 tahun datang ke poli klinik kulit dan kelamin RSD
Madani dengan keluhan penebalan kulit dengan beberapa benjolan padat kasar
berbentuk seperti mata ikan dengan titik berwarna kehitaman ditegahnya pada
telapak kaki kanan. Keluhan tidak disertai rasa nyeri saat berjalan dan saat
menggunakan sepatu ataupun sandal. Keluhan awalnya muncul 1 bulan yang lalu
dengan penebalan kulit disertai titik kehitaman yang kecil tanpa disertai nyeri
dan pasien belum memeriksa keluhan tersebut dikarenakan belum mengganggu
aktivitas. Selang beberapa minggu kemudian keluhan dirasa bertambah banyak
dengan muncul beberapa benjolan padat kasar yang baru disertai nyeri, hal ini
sangat mengganggu aktivitas pasien sehingga pasien datang memeriksakan
keluhan tersebut ke dokter. Pasien juga menyatakan bahwa sering menggunakan
alas kaki baik sepatu ataupun sandal yang tidak pas. Riwayat alergi makanan dan
obat-obatan disangkal.
Tidak ada keluarga yang mengalami keluhan serupa yang dialami pasien
Status Generalis
Tanda-tanda Vital
TD : 126/80
Nadi : 87x/menit
Respirasi : 22x/menit
Suhu : 37,1o C
Status Dermatologi
IV. GAMBAR
Seorang Laki-laki usia 23 tahun datang ke poli klinik kulit dan kelamin RSD
Madani dengan keluhan penebalan kulit dengan beberapa benjolan padat kasar
berbentuk seperti mata ikan dengan titik berwarna kehitaman ditegahnya pada
telapak kaki kanan disertai nyeri. Pasien menyatakan bahwa sering menggunakan
alas kaki baik sepatu ataupun sandal yang tidak pas.
Clavus
- Callus
- Veruca vulgaris
- Pemeriksaan dermoskopi
IX. PENATALAKSANAAN
1. Non-medikamentosa:
2. Medikamentosa
Topikal :
3. Electrosurgery
• Electrocautery
X. PROGNOSIS
Qua ad vitam : ad bonam
Qua ad fungtionam : ad bonam
Qua ad sanationam : ad bonam
Qua ad cosmetikam : ad bonam
PEMBAHASAN
Seorang Laki-laki usia 23 tahun datang ke poli klinik kulit dan kelamin RSD Madani
dengan keluhan penebalan kulit dengan beberapa benjolan padat kasar berbentuk
seperti mata ikan dengan titik berwarna kehitaman ditegahnya pada telapak kaki kanan.
Keluhan disertai rasa nyeri saat berjalan dan saat menggunakan sepatu ataupun sandal.
Keluhan awalnya muncul 1 bulan yang lalu dengan penebalan kulit disertai titik
kehitaman yang kecil tanpa disertai nyeri dan pasien belum memeriksa keluhan
tersebut dikarenakan belum mengganggu aktivitas. Selang beberapa minggu kemudian
keluhan dirasa bertambah banyak dengan muncul beberapa benjolan padat kasar yang
baru, hal ini sangat mengganggu aktivitas pasien sehingga pasien datang
memeriksakan keluhan tersebut ke dokter. Pasien juga menyatakan bahwa sering
menggunakan alas kaki baik sepatu ataupun sandal yang tidak pas. Riwayat alergi
makanan dan obat-obatan disangkal.
Clavus adalah penebalan kulit berbentuk kerucut dan berbatas tegas, menembus
struktur di bawahnya. Tiga jenis klavus telah dijelaskan: jagung keras (heloma durum)
di punggung jari kaki atau telapak kaki; jagung lunak (heloma mol) di antara jari-jari
kaki; dan biji jagung (heloma millare) 2. Clavus terjadi akibat gesekan, tekanan, atau
trauma berulang pada area tertentu di kaki. Tekanan mekanis yang berulang pada area
epidermis ini menyebabkan hiperkeratosis, yang didefinisikan sebagai hipertrofi atau
hiperplasia sel di dalam stratum korneum 3.
Pasien menyatakan keluhan tersebut disertai dengan rasa nyeri, hal ini dijelaskan
dalam penelitian bahwa nyeri yang dirasakan pada pasien clavus efek dari penetrasi,
iritasi saraf sensorik dari dermis papiler, dan trauma mekanis 2. Clavus adalah area
epidermis yang menebal dan berbatas tegas dan mempunyai inti di tengah. Lesi kulit
ini paling sering ditemukan pada kaki dan seringkali terasa nyeri karena inti sentral
klavus menekan struktur saraf di bawahnya 3.
Pasien juga menyatakan sering menggunakan sepatu dan sandal yang tidak pas
dengan kakinya, clavus adalah akibat mikrotrauma pada epidermis, hal ini biasanya
berupa tekanan atau gesekan berulang pada area yang terkena. Faktor-faktor lain seperti
aktivitas fisik, alas kaki yang tidak pas, dan kelainan bentuk kaki yang menyebabkan
penonjolan tulang berkontribusi terhadap perkembangan clavus 1. Berbagai faktor
mekanik dan dapat mencetuskan terjadinya kedua lesi hiperkeratotik tersebut seperti
penggunaan sepatu yang sempit, mengangkat benda berat, mengotak-atik alat musik,
atau alat bantu olah raga yang berulang dalam jangka panjang 5.
Selain clavus ada beberapa penyakit yang dapat menjadi pertimbangan diangnosis
pada pasien yaitu Kalus kaki dan veruca vulgaris. Kalus kaki merupakan lesi kulit
hiperkeratosis yang umum terjadi berkembang di permukaan plantar kaki depan
sebagai respons terhadap gaya kompresi, gesekan dan geser 6. Kalus dan klavus adalah
respon kulit berupa jaringan hiperkeratotik sebagai respon proteksi kulit terhadap
kejadian atau tekanan yang berlebihan. Kedua lesi hiperkeratotik tersebut berhubungan
dengan penurunan kualitas hidup pasien akibat ketidaknyamanan, nyeri, gangguan
berjalan, hingga risiko jatuh terutama pada orang tua. Kalus adalah area hiperkeratosis
berbatas jelas akibat tekanan atau trauma yang berlebihan yang merupakan pencetus
terjadinya lesi. Area yang mengalami penebalan tersebut mengakibatkan kenainan
tekanan secara fokal dan dapat menjadi trauma mekanik yang mengiritasi jaringan
diatasnya. Klavus berbeda dari kalus karena klavus memiliki inti hiperkeratotik
ditengah lesi yang menekan jaringan dan saraf sensoris diatasnya sehingga
menimbulkan nyeri. Inti klavus mengarah ke dalam dan jarang hilang dengan
sendirinya bahkan bila pencetus dihilangkan. klavus tidak dapat hilang sebelum
dilakukan eliminasi inti klavus. Dibandingkan kalus, klavus selalu menimbulkan nyeri,
sedangkan kalus dapat asimtomatik atau hanya memberikan keluhan berupa sensasi
menebal. Kalus dapat menghilang secara spontan, mengecil, atau keluhan berupa
penebalan atau nyeri berkurang. Kalus atau klavus sering terjadi pada individu yang
berkerja dengan melakukan perkerjaan tertentu yang membutuhkan gerakan berulang
seperti tukang kayu, perkerja bangunan, atlet, atau pada hobi tertentu seperti bermusik
dengan alat musik gesek, golf, atau bersepeda 5. Gesekan yang tinggi memicu
terbentuknya penebalan pelindung pada lapisan luar epidermis, yang kadang disebut
dengan “kalus”. Proses ini melibatkan hiperproliferasi keratinosit di lapisan terdalam
epidermis. Saat sel-sel ini bermigrasi ke luar, mereka mempertahankan bentuk yang
lebih besar dan tidak skuamosa dari biasanya. Bersamaan dengan peningkatan ekspresi
molekul adhesi dan penurunan hidrasi, terbentuklah kalus yang lebih tebal dan lebih
keras dibandingkan kulit normal. Secara teoritis, kulit yang lebih tebal memperlebar
jarak antara stimulus dan mekanoreseptor, sementara peningkatan kekerasan mungkin
dapat menyebarkan rangsangan ke area yang lebih luas. Kedua perubahan tersebut
dapat mengubah rangsangan yang masuk selama transmisi. Sampai saat ini, hanya
sedikit penelitian yang menyelidiki pengaruh sifat kulit terhadap sensitivitas telapak
kaki, dan memberikan hasil yang bertentangan 8. Sedangkan untuk Veruka vulgaris
(common warts atau kutil) adalah proliferasi jinak epitel skuamous yang menimbulkan
lesi berupa papul verukosa. Penyebab veruka vulgaris ialah Human papillomavirus
(HPV), terutama HPV tipe 2 diikuti tipe 1 dan 4. Penyebaran veruka vulgaris bisa
secara langsung melalui skin-to-skin contact maupun tidak langsung melalui
lingkungan. Veruka vulgaris berbentuk papul padat verukosa dengan permukaan kasar,
hiperkeratosis, serta adanya black dots yang merupakan karakteristik lesi ini. Lesi
tampak berwarna keabuan dengan ukuran 1 mm hingga 1cm. Tempat predileksi
tersering yaitu jari, punggung tangan, dan daerah yang sering terkena trauma seperti
lutut atau siku, tetapi dapat timbul di mana saja pada kulit. Veruka vulgaris biasanya
asimtomatik, namun terkadang dapat menimbulkan nyeri yang ringan bila lesi
berlokasi di telapak kaki atau telapak tangan serta lipatan kuku 7. Kutil disebabkan oleh
infeksi human papillomavirus (HPV) dan biasanya ditemukan di tangan dan kaki,
terdiri dari bintil-bintil yang berangsur-angsur membesar dan menyatu. Tergantung
pada lokasi timbulnya, nama deskriptif berikut digunakan: kutil biasa, kutil plantar,
kutil mosaik, kutil periungual, kutil subungual, dan kutil donat (kutil cincin). HPV tipe
2a/27/57 bertanggung jawab atas kutil umum, yang ditandai dengan bentuk verukosa
dan mudah didiagnosis pada kasus-kasus tertentu. Namun, terkadang sulit
membedakannya dengan keratosis seboroik, clavus, dan tylosis, terutama pada kasus
yang sulit disembuhkan 4.
Prognosis clavus pada kasus ini adalah baik apabila pasien patuh terhadap
tatalaksana yang diberikan baik medikamentosa maupun non-medikamentosa, hal ini
diperkuat oleh referensi yang menyatakan bahwa lesi kulit tidak akan kambuh lagi
setelah tekanan mekanis pada area yang terkena dihilangkan 1.
DAFTAR PUSTAKA
1. Pennycook KM, McCready TA. Clavus. [Updated 2023 May 8]. In: StatPearls
[Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2023 Jan-. Available from:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK546598/
2. Chiriac, A., et all (2019). The Role of Pedobarography and Therapeutic Padding in
the Management of Hyperkeratosis due to Mechanical Stress. Journal of
Interdisciplinary Medicine 2019;4(1):29-32
3. Kurniasih, W., Widyatmoko, A,. (2022). Epidermoid Cyst of Sole. Jurnal
Kedokteran Brawijaya, Vol. 32, No. 1.
4. Shimizu, A., et all (2022). Skin surface material for detecting human papillomavirus
infection of skin warts.
5. Zulkarnain, I., et ll. (2022). ‘Profil kalus dan klavus di Unit Rawat Jalan Kulit dan
Kelamin RSUD Dr. Soetomo Surabaya Periode Januari 2016 – Desember 2020’,
Intisari Sains Medis. Vol. 13 (2). p : 399 – 403.
6. Hashmi F, Nester CJ, Wright CR, Lam S. The evaluation of three treatments for
plantar callus: a three-armed randomised, comparative trial using biophysical
outcome measures. Trials. 2016 May 17;17(1):251. doi: 10.1186/s13063-016-
13772. PMID: 27189190; PMCID: PMC4869362.
7. Tampi, P.G.I., Mawu, F.O., Niode, N.J. (2016). ‘Profil veruka vulgaris di Poliklinik
Kulit dan Kelamin RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado periode Januari –
Desember 2013’, Jurnal e-Clinic. Vol. 4 (1). p : 312 – 317.
8. Wynands, B., Zippenfennig, C., Holowka, N. B., Lieberman, D. E., & Milani, T. L.
(2022). Does plantar skin abrasion affect cutaneous mechanosensation?
Physiological Reports, 10,e15479. https://doi.org/10.14814/phy2.15479
9. Kang, S., et all. Fitzpatrick’s Dermatology. Edition Ninth. New York : Mc Graw Hill
Education
10. Fadila, A., et all. (2022). ‘Patient preferences for surgery or non-surgery for the
treatment of clavus and callus at Dr. Soetomo General Academic Hospital,
Surabaya, Indonesia’, BaliMedJ. Vol. 11 (1). p : 288 – 292