Sakit perut berulang (SPB) merupakan masalah yang sering ditemukan pada anak
terutama dalam hal pendekatan diagnosis dan tatalaksana. Sebagian besar penyebab
SPB adalah gangguan fungsional dan hanya sebagian kecil (10%) yang disebabkan
oleh kelainan organik. In toleran laktosa dilaporkan merupakan penyebab SPB terbanyak
pada anak berusia di atas 5 tahun. Intoleransi laktosa terjadi akibat ketidakmampuan
laktase menghidrolisis laktosa yang masuk ke dalam usus halus. Manifestasi klinis
yang ditunjukkan sangat bervariasi seperti mual, muntah, sakit perut, kembung, sering
kentut dan diare. Berbagai pemeriksaan penunjang dapat digunakan untuk mendiagnosis
keadaan intoleransi laktosa. Uji hidrogen napas merupakan alat diagnostik pilihan saat
ini, karena bersifat non invasif dan mempunyai nilai sensitifitas dan spesifisitas yang
tinggi, serta sangat mudah dan aman dilakukan pada anak. Biopsi usus masih
merupakan uji diagnostik baku emas untuk mengukur aktivitas laktase. Prevalensi
intoleransi laktosa di berbagai tempat di dunia sangat beragam. Ras dan pola hidup
dalam mengonsumsi susu/produk susu dilaporkan berperan pada aktivitas laktase. Di
Indonesia, prevalensi intoleransi laktosa pada anak pernah dilaporkan dengan tampilan
peningkatan prevalens sesuai dengan pertambahan usia, namun prevalensi intoleransi
laktosa pada anak yang menderita SPB belum pernah dilaporkan.
Kata kunci: intoleransi laktosa – sakit perut berulang – uji hidrogen pernafasan
198
Machine Translated by Google
organik seperti sindrom iritasi usus besar, penyakit SPB pada anak.3 Peran intoleransi laktosa pada
seliak, infeksi H.pylori, penyakit Crohn atau kolitis kejadian SPB disebabkan oleh ketidakmampuan
ulseratif, dan malabsorpsi laktosa.5 laktase untuk menghidrolisis laktosa secara optimal.
Seperti kita ketahui bahwa laktosa me-rupakan sumber
karbohidrat utama di dalam susu dan beberapa
Sakit Perut Berulang makanan bayi atau anak. Akibat dari hal tersebut
timbulah berbagai gejala gastrointestinal. Istilah
Sakit perut berulang adalah serangan sakit perut yang intoleransi laktosa digunakan sebagai suatu sindrom
timbul sekurang-kurangnya tiga kali dalam jangka waktu klinik yang ditandai dengan nyeri perut, kembung, perut
tiga bulan dan mengakibatkan terganggunya aktivitas kembung, diare, muntah, atau kemerahan di sekitar
sehari-hari.6 Angka kejadian SPB pada anak yang anus setelah mengonsumsi laktosa15-19 Aktivitas
diprakirakan sebesar 10-15% pada usia 4-14 tahun, laktase yang rendah sering dijumpai pada anak berusia
sedangkan frekuensi tertinggi ditemukan pada usia 5- diatas 5 tahun yaitu 3% anak usia 5 tahun -10 tahun di
10 tahun.7-12 Anak perempuan cenderung lebih sering Eropa Utara, sedangkan di daerah Asia Timur mencapai
menderita sakit ini dibandingkan anak lelaki (perempuan: 80%. Keadaan ini terkait dengan penurunan aktivitas
lelaki = 5 : 3).5,12 laktase secara genetik. 20
Beberapa petunjuk yang dapat digunakan untuk
membantu melakukan pendekatan diagnosis. Adanya
beberapa gejala alarm pada seorang anak yang
menderita SPB perlu memikirkan kemungkinan adanya Laktosa
kelainan organik yang mendasari keluhan tersebut.13,14 (Tabel 1)
Adanya kelainan fungsional sebagai penyebab Laktosa diproduksi oleh kelenjar payudara dengan
keluhan SPB pada anak perlu memikirkan bila kadar yang bervariasi diantara mamalia. Susu sapi
ditemukan gejala klinis di bawah ini (Tabel 2).14 mengandung 4% laktosa, sedangkan ASI mengan-
dung 7% laktosa.21-22 Laktosa adalah disakarida yang
terdiri dari komponen glukosa dan galaktosa. Manusia
Tidak toleran terhadap Laktosa normal tidak dapat menyerap laktosa, karena itu laktosa
harus dipecah dulu menjadi komponen-komponennya.
Beberapa peneliti menunjukkan bahwa intoleransi Hidrolisis laktosa memerlukan enzim laktase yang
laktosa memegang peranan pada timbulnya gejala terdapat di brush border sel epitel usus halus. Tidak
terdapatnya atau berkurangnya aktivitas laktase akan
Tabel 1. Gejala alarm sakit perut berulang yang
merupakan petanda kelainan organik14 menyebabkan terjadinya malabsorpsi laktosa.15
199
Machine Translated by Google
Patofisiologi
Pendekatan Diagnosis
Laktosa tidak dapat diabsorpsi sebagai disakarida,
tetapi harus dihidrolisis terlebih dahulu menjadi glukosa Cara termudah mendiagnosis intoleransi laktosa adalah
dan galaktosa dengan bantuan enzim laktase di usus dengan melakukan eliminasi diet yang mengandung
halus.15,18,19 Bila aktivitas laktase turun atau tidak laktosa. Gejala akan timbul kembali apabila diberikan
ada, maka laktosa yang tidak diabsorpsi akan mencapai kembali diet yang mengandung laktosa.5
usus bagian distal atau kolon.23 ,24 Adanya laktosa Diagnosis intoleransi laktosa ditetapkan
di lumen usus meng-akibatkan tekanan osmotik berdasarkan kombinasi dari penemuan klinis dan
meningkat dan menarik udara dan elektrolit sehingga pemeriksaan pemeriksaan. Beberapa pemeriksaan
akan memperbesar volume di dalam lumen usus. ini penunjang yang dapat digunakan untuk diagnosis
akan merangsang keadaan peristaltik usus halus intoleransi laktosa, yaitu :
sehingga waktu berhenti dipercepat dan mengganggu penyerapan.23
1. Analisis tinja
Di kolon, laktosa akan difermentasi oleh bakteri Cara ini merupakan uji diagnostik yang paling
kolon dan menghasilkan asam laktat dan asam lemak sederhana dan dapat digunakan sebagai uji tapis.
rantai pendek lainnya seperti asam asetat, asam butirat Prinsipnya adalah ditemukannya asam dan bahan
200
Machine Translated by Google
201
Machine Translated by Google
Amerika Selatan (Columbia, Peru, Suriname), 90% banyak dilakukan dan mendapatkan hasil yang tidak
pada sebagian besar negara di Asia (Jepang, Thailand, jauh berbeda. Bayless dkk tahun 1970 melaporkan 5
Cina, Taiwan dan Indonesia) serta 85% pada kasus anak usia 6-13 tahun dengan SPB yang tidak
kebanyakan negara di Afrika (Etiopia, Nigeria dan diketahui alasannya dan hanya satu yang diduga ada
Afrika Selatan).15 hubungan-nya dengan faktor psikologik. Dari ke lima
Prevalensi yang tinggi juga terjadi akibat sedikitnya anak tersebut ternyata setelah dilakukan uji toleransi
perkawinan antara populasi pencerna laktosa dengan laktosa timbul gejala berupa nyeri perut, dan kembung,
populasi bukan pencerna laktosa, seperti yang terjadi dan setelah dilakukan diet rendah laktosa terjadi
pada orang Indian dan kulit hitam dari Amerika Utara. perbaikan dari gejala-gejala
Prevalensi yang sangat bervariasi ditemukan pada tersebut.34 Barr dkk pada tahun 1979 juga meneliti
orang Eskimo yang berkawin campur dengan orang 80 anak SPB usia 4-15 tahun dengan menggunakan
kulit putih dari Eropa Utara.15 uji hidrogen napas dan diperoleh 40% anak menderita
Prevalensi intoleransi laktosa terendah, yaitu intoleransi laktosa.35 Liebman pada tahun 1979
0-17% ditemukan pada populasi Kaukasian dari Eropa dengan meng-menggunakan uji toleransi laktosa
Utara, kelompok suku-suku tertentu di Afrika (Tutsi mendapatkan 29% anak SPB berusia 5-14 tahun
dari Rwanda, Hima dari Uganda, Fulani dari Nigeria, menderita intoleransi laktosa.36 Penelitian ini tidak
dan Peuhl dari Sinegal), serta dari India Utara dan jauh berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh
India Barat. Mereka mengkonsumsi susu atau produk Lebenthal (1981) yang meneliti 103 anak kulit putih
susu setelah masa penyapihan sampai dewasa. Pada berusia 6-14 tahun yang menderita keluhan SPB,
populasi di daerah Timur Tengah dan Timur Dekat dimana kejadian intoleransi laktosa didapat sebesar
(Iran, Yordania, Suriah dan Israel), India dan sekitar 30,4%37. Wald, dkk (1982) dengan menggunakan uji
Mediterania (Yunani, Italia), prevalensi intoleransi hidrogen pernafasan mendapatkan
laktosa membentuk zona transisi berkisar 30% anak SPB menderita intoleransi laktosa.3
antara 30-100%.20 Di Amerika Selatan, intoleransi Pendapat yang berbeda ditunjukkan oleh Christensen
laktosa dilaporkan mulai terlihat setelah anak berusia dkk.(1979). Mereka hanya mendapatkan 1 anak yang
1 tahun, sedangkan pada populasi Kaukasian setelah memenuhi kriteria diagnosis intoleransi laktosa dari 50
usia 5 tahun dan Finlandia setelah usia remaja.20 Di anak asal Denmark penderita SPB.38 Pendapat ini didukung oleh Blum
Indonesia, Sunoto dkk pada tahun 1971 melaporkan Mereka mendapatkan hanya 12% anak Kauksian
prevalens malabsorpsi laktosa pada anak berusia 1-6 (Inggris Utara) dengan SPB berusia 4-14 tahun yang
tahun sebesar 72% dengan menggunakan metode uji terbukti menderita intoleransi laktosa.39 Penelitian
toleransi laktosa.30,.31 Pada tahun 1997, Hegar dkk juga dilakukan oleh Ceriani dkk (1988) dengan
dengan metode uji hidrogen pernafasan melaporkan menggunakan uji hidrogen terhadap napas 32 anak
kejadian malabsorpsi laktosa pada anak berusia 3 Italia penderita SPB dengan rerata usia 8 tahun.
tahun sebesar 9,1%, dan cenderung meningkat sesuai Penelitian ini mendapatkan kejadian intoleransi laktosa
dengan pertambahan usia, yaitu 21,7% pada usia 4 pada 75% anak. Keluhan sakit perut menghilang
tahun , dan 28,6% pada kelompok usia 5 tahun.32 setelah diberikan diet bebas laktosa pada 80% anak.40
Pada tahun 1999, Hegar dkk. saya-lanjutkan penelitian Penelitian di Hongaria terhadap 515 anak penderita
tersebut pada kelompok umur yang lebih besar. SPB diperoleh hasil 48,9% menderita intoleransi
Mereka melaporkan prevalensi malabsorpsi pada anak laktosa, dan hanya sekitar 18% yang tidak diketahui
berumur 6-12 tahun sebesar 58%. Hal yang menarik penyebab SPB dan diduga faktor psiko-genik.41
dari penelitian tersebut adalah tidak terlihat peningkatan Peneliti lain yaitu Van der Meer dkk (1992) di Belanda
kejadian intoleransi laktosa dengan bertambahnya usia anak.33
menemukan gangguan organik pada 42% anak
penderita SPB berusia di atas 5 tahun, dan 15% di
antaranya intoleransi laktosa. Hasil penelitian ini agak
Prevalensi Intoleransi Laktosa pada berbeda dengan pendapat Apley yang mengatakan
Anak dengan Sakit Perut Berulang bahwa penyebab organik hanya sebanyak 10-15%.4
Pada
Penelitian mengenai intoleransi laktosa sebagai salah tahun 1995, Webster dkk juga melakukan
satu penyebab sakit perut berulang pada anak penelitian terhadap 137 anak penderita SPB berusia
202
Machine Translated by Google
6-18 tahun yang terdiri dari etnis Afrika-Amerika dan 3. Wald A, Chandra R, Fisher SE, Gartner JC, Zitelli B.
Kaukasian. Setelah dilakukan uji hidrogen pernafasan Malabsorpsi laktosa pada nyeri perut berulang pada masa
kanak-kanak. J Pediatr 1982; 100: 65-8.
didapat 24% anak menderita intoleransi laktosa,
4. Van der Meer SB, Lupakan PP, Kuijten RH, Arends JW.
46% diantaranya berasal dari etnis Afrika-Amerika Refluks gastroesofageal pada anak dengan nyeri perut
dan 20% dari etnis Kaukasian.10 Temuan ini sesuai berulang. Undang-Undang Ped 1992; 81: 137-40.
dengan hasil penelitian sebelumnya yang 5. Pengganggu HA. Sakit perut berulang pada anak: Kuliah tamu
bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI RSCM 2000.
menyimpulkan adanya peran faktor genetik terhadap
6. Apley. Anak dengan sakit perut. London: Publikasi Ilmiah
kejadian intoleransi laktosa pada anak. Mereka Blackwell, 1975. h. 3-54.
menemukan kejadian intoleransi laktosa pada 7. Hyams JS. Sakit perut berulang pada anak.
65-70% anak etnis Afrika-Amerika dan Indian- Nutrisi Gastroenterol 1995; 7: 529-32.
Amerika, sedangkan hanya 5-15% pada anak 8. Hyam JS, Treem WR, Justinich CJ, Davis P, Shoup M, Burke
G. Karakterisasi gejala pada anak dengan nyeri perut
Amerika kulit putih, Eropa dan Skandinavia.20,36
berulang: Kemiripan dengan sindrom iritasi usus besar. J
Selanjutnya, anak yang mendiagnosis intoleransi Pediatr Gastroenterol dan Nutr 1995; 20: 209-14.
laktosa menjalani eliminasi diet yang mengandung
laktosa selama 3-12 bulan, ternyata semua anak 9. Gremse DA, Nguyenduc GH, Sacks Al, Di Palma JA.
Sindrom iritasi usus besar dan maldisgesti laktosa pada
menyatakan keluhan sakit perut berkurang dan 74%
nyeri perut berulang di masa kanak-kanak. Med Selatan J
diantaranya menunjukkan 1999; 92: 778-81.
perbaikan klinis yang nyata.10 Gremse dkk 10. Webster RB, DiPalma JA, Gremse DA. Maldisgesti laktosa
(1999) mencoba menghubungkan malabsorpsi dan nyeri perut berulang pada anak-anak.
laktosa pada anak usia 5-18 tahun yang menderita Gali Dis Sci 1995; 7: 1506-10.
11. Di Palma AN, Di Palma JA. Sakit perut berulang dan
SPB dengan kejadian IBS. Dari hasil penelitian
malabsorpsi laktosa pada anak usia sekolah.
tersebut diperoleh 34% anak menderita intoleransi Nutrisi Gastroenterol 1997; 20: 180-3.
laktosa dan 64% diantaranya menderita IBS pula. 12. Mews CF, Sinatra FR. Sakit perut. Dalam: Wyllie R, Hyams
Mereka menyimpulkan bahwa malabsopsi laktosa JS, penyunting. Penyakit Gastrointestinal Anak: Patofisiologi,
pada anak dapat merupakan faktor predisposisi Diagnosis, Penatalaksanaan.
Philadelphia: WB Saunders Co, 1993. h. 177-86.
terjadinya IBS di kemudian hari. Pada pasien IBS, 13. Boediarso A. Sakit perut berulang. Dalam: Muhyi R,
rasa sakit perut berhubungan dengan gangguan Abumanyu, Soefyani, penyunting. Naskah laengkap
defekasi Simposium Nasional Badan Koordinasi Gastroenterologi
dan distensi perut dan keluhan berkurang Anak Indonesia. Banjarmasin. 2000 jam. 59-70.
14. Oberlander TF, Rappaport LA. Sakit perut masa kanak-kanak
setelah defekasi.9 Penggunaan susu fermentasi
yang berulang: Evaluasi dan manajemen. Seminar
(yogurt) yang berasal dari fermentasi bakteri Internasional Gastroenterologi dan Gizi Anak, 1994; 3: 2-9.
Lactobacillus bulgarius dan Streptococcus
thermophilus, yang mengandung enzim b- 15. Lebenthal E, Kretchmer N, Alliet P. Defisiensi laktase,
galaktosidase sangat bermanfaat bagi penderita malabsorpsi laktosa, dan intoleransi laktosa. Dalam:
Lebenthal E, penyutingan. Buku ajar gastroenterologi dan
intoleransi laktosa .16,42 Sedangkan penggunaan nutrisi pada masa bayi. Edisi ke-2. New York: Raven Press,
probiotik yang mengandung 1989.h. 459-72.
Lactobacillus acidophilus dan bifidobacteriae 16. Cincin EHHM, Grand RJ, Buller HA. Intoleransi laktosa dan
menghasilkan aktivitas laktase 4 kali lebih tinggi defisiensi laktase pada anak-anak. Dokter Anak 1994; 6 :
562-7.
dibandingkan dengan yogurt.43 Angka kejadian
17. Buller HA, Grand RJ. Intoleransi laktosa. Annu Rev Med 1990;
intoleransi laktosa pada anak dengan sakit perut berulang di Indonesia
41: 141-48. belum pernah dilaporkan, sehingga perlu dilakukan
18. American Academy of Pediatrics - Komite Nutrisi. Signifikansi
praktis dari intoleransi laktosa pada anak-anak. Dokter Anak
1978; 62:240-5.
Daftar Pustaka
19. Garza C, Scrimshaw NS. Hubungan intoleransi laktosa
dengan intoleransi susu pada anak kecil. Am J Clin Nutr
1. Hyam JS, Hyman PE. Sakit perut berulang dan model praktik 1976; 29: 192-6.
medis biopsikososial. J Pediatr 1998; 133: 473-8. 20. Pengganggu HA. Laktase phlorizin hidrolase: Tinjauan
literatur. Disertasi. Universitas Amsterdam, 1990. h. 2-25.
2. Firmansyah A. Aspek diagnostik sakit perut berulang.
MKI 1991; 9: 525-8.
21. Firmansyah A. Laktosa dan laktase, aspek biokimiawi
203
Machine Translated by Google
dan laboratorium. Bahan kuliah Bagian Ilmu Kesehatan Anak intoleransi susu dan laktosa pada anak usia sekolah.
FKUI, Jakarta. 1999 22. Dokter Anak 1971; 47: 1029-32.
Boediarso A. Perkembangan laktase dan dasar-dasarnya dengan 35. Barr RG, Levine MD, Watkins JB. Sakit perut berulang pada masa
makanan bayi. Sari Pediatri 1993; 1: 17-20. kanak-kanak karena intoleransi laktosa: Sebuah studi prospektif.
23. Buller HA, Cincin EHHM, Montgomery RK, Grand RJ. N Engl J Med 1979; 300: 1449-52.
Aspek klinis intoleransi laktosa pada anak-anak dan orang 36.Liebman WM. Sakit perut berulang pada anak-anak: Intoleransi
dewasa. Pindai J Gastroenterol 1991; 26 73-80., laktosa dan sukrosa, sebuah studi prospektif.
24. Montes RG, Perman JA. Intoleransi laktosa. Pascasarjana Dokter Anak 1979; 64: 43-5.
Kedokteran 1991; 89; 175-84. 37. Lebenthal E, Rossi TM, Nord KS, Nord KS, Branski D.
25. Gracey M, Anderson CM. Gangguan pencernaan dan penyerapan Sakit perut berulang dan penyerapan laktosa pada anak. Dokter
karbohidrat. Dalam: Gracey M, Burke V, penyunting. Anak 1981; 67: 828-32.
Gastroenterologi dan Hepatologi Anak. 38. Christensen MF. Prevalensi intoleransi laktosa pada anak dengan
Edisi ke-3. Boston: Publikasi Ilmiah Blackwell, 1993. h. 380-402. nyeri perut berulang. Dokter Anak 1980; 65 : 681.
26. Sunarto Y, Suharyono. Pemeriksaan-pemeriksaan sindrom 39. Blumenthal I, Kelleher J, Littlewood JM. Sakit perut berulang dan
malabsorpsi. Dalam: Suharyono, Boediarso A, Halimun EM, intoleransi laktosa di masa kanak-kanak.
penyunting. Gastroenterologi anak praktis. Jakarta: BP-FKUI, Br Med J 1981; 282: 2013-4
1998. h. 325-43. 40. Ceriani R, Zuccato E, Fontana M, Zuin G, Ferrari L, Principi N,
27. Artan R, Biçakçi Z. Malabsorpsi laktosa pada anak sekolah Turki. dkk. Malabsorpsi laktosa dan nyeri perut berulang pada anak-
IMJ 1997; 4; 273-6. anak Italia. J Pediatr Gastroenterol Nutr 1988; 7: 852-7.
28. Hegar B, Buller HA. Tes napas hidrogen pada malabsorpsi laktosa.
Peditr Indonesia 1995; 35: 161-71 29. Hegar B. Uji 41. Hovarth K, Horn G, Hassan BG, Szamosi T, Nemes NA, Bodanszky
hidrogen hidrogen pernafasan satu cara diagnostik gangguan saluran H. Sakit perut kronis berulang dan malabsorpsi laktosa di masa
cerna. MKI 1998 : 278-80. kanak-kanak. Orv Hetil 1990; 131: 2631-5 (abstrak).
30. Suharjono, Sunoto, Boediarso A, Sutedjo. Malabsorpsi laktosa
pada anak Indonesia sehat. Pediatr Indonesia 1971; 11: 251-4. 42. Donan CG, Chabanet C, Pedone Ch. Susu yang difermentasi
dengan kultur yogurt dan Lactobacillus casei dibandingkan
31. Sunoto, Suharjono, Sutedjo. Studi dua tahun tentang intoleransi dengan yogurt dan susu gel: berpengaruh terhadap mikroflora
gula pada anak Indonesia. Pediatr Indonesia 1973; 13: 241-9. usus pada bayi sehat. Am J Clin Nutr 1998; 67: 111-7.
32. Hegar B, Firmansyah A, Boediarso A, Sunoto. Aktivitas enzim 43. Vessa TH, Marteau Ph, Zidi S, Rambaud JC. Pencernaan dan
laktase pada murid taman kanak-kanak. MKI 1997; 2: 125-7. toleransi laktosa dari yogurt dan berbagai produk susu
fermentasi semi padat yang mengandung Lactobacillus
33. Hegar B, Niken PY, Firmansyah A. Aktivitas enzim laktase pada acidophilus dan bifidobacteria dalam maldigester laktosa-
murid sekolah dasar. MKI 2001;51:154-6. Apakah bakteri laktase penting? Eur J Clin Nutr 1996; 50: 730-3
34. BaylessTM, Huang SS. Karena sakit perut yang berulang
204