Anda di halaman 1dari 7

Machine Translated by Google

Sari Pediatri, Vol.


Sari 2, No. 4,
Pediatri, Maret
Vol. 2001:
2, No. 198 -2001
4, Maret 204

Intoleransi Laktosa pada Anak dengan Nyeri Perut


Berulang
**
Elizabeth Yohmi,* Aswitha D. Boediarso,** Badriul Pramita G.Dwipurwantoro,**
Hegar, Agus Firmansyah**

Sakit perut berulang (SPB) merupakan masalah yang sering ditemukan pada anak
terutama dalam hal pendekatan diagnosis dan tatalaksana. Sebagian besar penyebab
SPB adalah gangguan fungsional dan hanya sebagian kecil (10%) yang disebabkan
oleh kelainan organik. In toleran laktosa dilaporkan merupakan penyebab SPB terbanyak
pada anak berusia di atas 5 tahun. Intoleransi laktosa terjadi akibat ketidakmampuan
laktase menghidrolisis laktosa yang masuk ke dalam usus halus. Manifestasi klinis
yang ditunjukkan sangat bervariasi seperti mual, muntah, sakit perut, kembung, sering
kentut dan diare. Berbagai pemeriksaan penunjang dapat digunakan untuk mendiagnosis
keadaan intoleransi laktosa. Uji hidrogen napas merupakan alat diagnostik pilihan saat
ini, karena bersifat non invasif dan mempunyai nilai sensitifitas dan spesifisitas yang
tinggi, serta sangat mudah dan aman dilakukan pada anak. Biopsi usus masih
merupakan uji diagnostik baku emas untuk mengukur aktivitas laktase. Prevalensi
intoleransi laktosa di berbagai tempat di dunia sangat beragam. Ras dan pola hidup
dalam mengonsumsi susu/produk susu dilaporkan berperan pada aktivitas laktase. Di
Indonesia, prevalensi intoleransi laktosa pada anak pernah dilaporkan dengan tampilan
peningkatan prevalens sesuai dengan pertambahan usia, namun prevalensi intoleransi
laktosa pada anak yang menderita SPB belum pernah dilaporkan.

Kata kunci: intoleransi laktosa – sakit perut berulang – uji hidrogen pernafasan

S akit perut berulang merupakan masalah yang


sering ditemukan pada anak terutama dalam
hal pendekatan diagnosis dan tatalaksana.
Pada sebagian anak, rasa nyeri dapat timbul setiap
yang datang ke dokter spesialis anak. Sebagian besar
kasus besar mempunyai masalah dalam pendekatan
diagnosis dan tatalaksananya, sehingga seringkali
membuat frustasi baik orangtua, dokter, maupun
hari, sedangkan pada anak lain timbul secara
episodik.1 Keluhan ini merupakan 5% dari keseluruhan kasus pasiennya sendiri2. Sebagian besar penyebab SPB
adalah gangguan fungsional dan hanya sebagian
kecil yang disebabkan oleh kelainan organik. Pada
PPDS IKA FKUI-RSCM, Bagian Ilmu Kesehatan Anak, Jakarta ( Dr. laporan terdahulu diketahui, hanya sedikit sekali
Elizabeth Yohmi) dan Subbagian Gastroenterologi IKA FKUI-RSCM, penyebab organik, yaitu sebesar 5-10%, sehingga
Jakarta (Dr. Aswitha D. Boediarso Sp.A(K), Dr. Badriul Hegar Sp.A, Dr. faktor emosional dan psikogenik sering dianggap
Pramita G. Dwipurwantoro Sp.A dan Prof. DR. Dr. Agus Firmansyah
sebagai penyebab gejala ini.3 Ada beberapa peneliti
Sp.A(K)).
yang berasumsi bahwa SPB pada anak dipengaruhi
Alamat korespondensi: oleh faktor makanan.3 Van der Meer , dkk (1992)
Dr.Elizabeth Yohmi menemukan intoleransi laktosa sebagai penyebab
PPDS IKA FKUI-RSCM, Bagian Ilmu Kesehatan Anak Jl. Salemba No. SPB terbanyak pada anak berusia di atas 5 tahun.4
6Jakarta 10430.
Telp 021-314 8610, Faks. 021-. 391 3982.
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa 30-40% anak dengan SPB me

198
Machine Translated by Google

Sari Pediatri, Vol. 2, No. 4, Maret 2001

organik seperti sindrom iritasi usus besar, penyakit SPB pada anak.3 Peran intoleransi laktosa pada
seliak, infeksi H.pylori, penyakit Crohn atau kolitis kejadian SPB disebabkan oleh ketidakmampuan
ulseratif, dan malabsorpsi laktosa.5 laktase untuk menghidrolisis laktosa secara optimal.
Seperti kita ketahui bahwa laktosa me-rupakan sumber
karbohidrat utama di dalam susu dan beberapa
Sakit Perut Berulang makanan bayi atau anak. Akibat dari hal tersebut
timbulah berbagai gejala gastrointestinal. Istilah
Sakit perut berulang adalah serangan sakit perut yang intoleransi laktosa digunakan sebagai suatu sindrom
timbul sekurang-kurangnya tiga kali dalam jangka waktu klinik yang ditandai dengan nyeri perut, kembung, perut
tiga bulan dan mengakibatkan terganggunya aktivitas kembung, diare, muntah, atau kemerahan di sekitar
sehari-hari.6 Angka kejadian SPB pada anak yang anus setelah mengonsumsi laktosa15-19 Aktivitas
diprakirakan sebesar 10-15% pada usia 4-14 tahun, laktase yang rendah sering dijumpai pada anak berusia
sedangkan frekuensi tertinggi ditemukan pada usia 5- diatas 5 tahun yaitu 3% anak usia 5 tahun -10 tahun di
10 tahun.7-12 Anak perempuan cenderung lebih sering Eropa Utara, sedangkan di daerah Asia Timur mencapai
menderita sakit ini dibandingkan anak lelaki (perempuan: 80%. Keadaan ini terkait dengan penurunan aktivitas
lelaki = 5 : 3).5,12 laktase secara genetik. 20
Beberapa petunjuk yang dapat digunakan untuk
membantu melakukan pendekatan diagnosis. Adanya
beberapa gejala alarm pada seorang anak yang
menderita SPB perlu memikirkan kemungkinan adanya Laktosa
kelainan organik yang mendasari keluhan tersebut.13,14 (Tabel 1)
Adanya kelainan fungsional sebagai penyebab Laktosa diproduksi oleh kelenjar payudara dengan
keluhan SPB pada anak perlu memikirkan bila kadar yang bervariasi diantara mamalia. Susu sapi
ditemukan gejala klinis di bawah ini (Tabel 2).14 mengandung 4% laktosa, sedangkan ASI mengan-
dung 7% laktosa.21-22 Laktosa adalah disakarida yang
terdiri dari komponen glukosa dan galaktosa. Manusia
Tidak toleran terhadap Laktosa normal tidak dapat menyerap laktosa, karena itu laktosa
harus dipecah dulu menjadi komponen-komponennya.
Beberapa peneliti menunjukkan bahwa intoleransi Hidrolisis laktosa memerlukan enzim laktase yang
laktosa memegang peranan pada timbulnya gejala terdapat di brush border sel epitel usus halus. Tidak
terdapatnya atau berkurangnya aktivitas laktase akan
Tabel 1. Gejala alarm sakit perut berulang yang
merupakan petanda kelainan organik14 menyebabkan terjadinya malabsorpsi laktosa.15

• Nyeri terlokalisir, jauh dari garis tengah •


Nyeri menjalar (punggung, bahu, ekstremitas bawah) • Tabel 2. Gejala klinis sakit perut fungsional14
Membangunkan anak pada malam hari •
Timbul tiba-tiba • Paroksismal
• Muntah
• Daerah periumbilikalis atau suprapubik •
• Gangguan motilitas (diare, obstipasi, inkontinensia) • Nyeri berlangsung kurang dari 1 jam •
Perdarahan saluran cerna
Nyeri tak menjalar, kram atau tajam, tak mem-
• Disuria •
bangunkan anak malam hari
Gangguan tumbuh kembang • • Nyeri tidak berhubungan dengan makanan, aktivitas,
Gejala sistemik: panas, atralgia, ruam kulit • kebiasaan buang air besar
Riwayat keluarga: ulkus peptikum, infeksi H.pylori, • Mengganggu aktivitas •
intoleransi laktosa, IBS Diantara 2 episode terdapat gejala bebas •
• Kesadaran menurun sesudah episode sakit Pemeriksaan fisik normal, kecuali kadang-kadang nyeri
• Usia kurang dari 4 tahun dan lebih dari 15 tahun perut di kiri bawah
• Nilai laboratorium normal
*IBS : sindrom inflamasi mangkuk

199
Machine Translated by Google

Sari Pediatri, Vol. 2, No. 4, Maret 2001

Defisiensi Laktase dan asam propionat.24 Fenomena ini menerangkan


feses yang cair, asam, berbusa15,16,23, dan kemerahan
Defisiensi laktase dapat dibedakan menjadi dua pada kulit di sekitar dubur (eritema natum).25
kelompok, yaitu defisiensi laktase primer dan defisiensi Fermentasi laktosa oleh bakteri di kolon juga
laktase sekunder.15 menghasilkan beberapa gas seperti hidrogen, metan
Terdapat 3 bentuk defisiensi laktase primer, yaitu dan karbondioksida yang akan mengakibatkan distensi
1. Defisiensi laktase perkembangan perut,
Terdapat pada bayi prematur dengan usia nyeri perut, dan kentut.24 Feses yang dihasilkan
kehamilan 26-32 minggu. Kelainan ini terjadi sering mengapung karena kandungan gasnya yang
karena aktivitas laktase belum optimal.22 tinggi dan juga berbau busuk.22 Selanjutnya, 80% dari
2. Defisiensi laktase kongenital gas tersebut akan dikeluarkan melalui rektum dan
Kelainan pada dasarnya adalah tidak terdapatnya sisanya akan berdifusi ke dalam sistim portal dan
enzim laktase pada batas sikat epitel usus halus. dikeluarkan melalui sistim per-napasan.32,24
Kelainan ini jarang ditemukan dan menetap seumur
hidup22 3.
Defisiensi laktase genetik Gejala Klinis
Kelainan ini timbul secara perlahan-lahan sejak
anak berusia 2-5 tahun hingga dewasa. Kelainan Dalam toleran laktosa dapat bersifat asimtomatis atau
ini umumnya terjadi pada ras yang tidak meng- menampilkan berbagai gejala klinis.24 Berat atau ringan
konsumsi susu secara rutin dan diturunkan secara gejala klinis yang ditunjukkan tergantung dari aktivitas
autosomal resesif.15 laktase di dalam usus halus, jumlah laktosa, cara
mengonsumsi laktosa, waktu pengosongan lambung,
Defisiensi laktase sekunder terjadi akibat adanya waktu berhenti usus, flora kolon, dan sensitifitas kolon
penyakit gastrointestinal yang menyebabkan kerusakan terhadap asidifikasi.15,20,22 Gejala klinis
mukosa usus halus, seperti infeksi saluran cerna, yang ditunjukkan dapat berupa rasa mual, muntah,
malnutrisi dan lain-lainnya. Gangguan ini umumnya sakit perut, kembung dan sering kentut.
bersifat sementara dan aktivitas laktase akan normal Rasa mual dan muntah merupakan salah satu gejala
kembali setelah penyakit dasarnya dibudidayakan.13 yang paling sering ditemukan pada anak. Pada uji
Defisiensi laktase sekunder juga dapat disebabkan oleh toleransi laktosa rasa penuh di perut dan mual timbul
obat-obatan tertentu seperti kanamisin, neomisin, dan dalam waktu 30 menit, sedangkan nyeri perut, kentut
metotreksat. 15 dan diare timbul dalam waktu 1-2 jam setelah
mengkonsumsi larutan laktosa.20

Patofisiologi
Pendekatan Diagnosis
Laktosa tidak dapat diabsorpsi sebagai disakarida,
tetapi harus dihidrolisis terlebih dahulu menjadi glukosa Cara termudah mendiagnosis intoleransi laktosa adalah
dan galaktosa dengan bantuan enzim laktase di usus dengan melakukan eliminasi diet yang mengandung
halus.15,18,19 Bila aktivitas laktase turun atau tidak laktosa. Gejala akan timbul kembali apabila diberikan
ada, maka laktosa yang tidak diabsorpsi akan mencapai kembali diet yang mengandung laktosa.5
usus bagian distal atau kolon.23 ,24 Adanya laktosa Diagnosis intoleransi laktosa ditetapkan
di lumen usus meng-akibatkan tekanan osmotik berdasarkan kombinasi dari penemuan klinis dan
meningkat dan menarik udara dan elektrolit sehingga pemeriksaan pemeriksaan. Beberapa pemeriksaan
akan memperbesar volume di dalam lumen usus. ini penunjang yang dapat digunakan untuk diagnosis
akan merangsang keadaan peristaltik usus halus intoleransi laktosa, yaitu :
sehingga waktu berhenti dipercepat dan mengganggu penyerapan.23
1. Analisis tinja
Di kolon, laktosa akan difermentasi oleh bakteri Cara ini merupakan uji diagnostik yang paling
kolon dan menghasilkan asam laktat dan asam lemak sederhana dan dapat digunakan sebagai uji tapis.
rantai pendek lainnya seperti asam asetat, asam butirat Prinsipnya adalah ditemukannya asam dan bahan

200
Machine Translated by Google

Sari Pediatri, Vol. 2, No. 4, Maret 2001

pereduksi dalam tinja setelah minum atau makan 5. Uji hidrogen


yang mengandung laktosa.15 Ada 3 macam pernafasan Uji hidrogen pernafasan merupakan
metode yang digunakan, metode pilihan untuk menentukan malabsorpssi
yaitu: a. Metode laktosa karena bersifat non invasif, tidak
Clinitest Metode clinitest bersifat kualitatif menyakitkan dan mempunyai sensitifitas (80%)
karena ion H dan gula dipengaruhi oleh dan spesifisitas (100%) yang tinggi.28 Dasar
kandungan udara dalam ulasan.15 Prinsip metode ini adalah mengukur kadar gas hidrogen
kerja metode ini berdasarkan terjadinya yang dikeluarkan melalu udara napas, sebagai
reduksi ion hasil fermentasi laktosa oleh flora kolon. Makin
cupri (CUSO4 ).23 b. banyak hidrogen yang diukur berarti membuat
Kromatografi tinja Pemeriksaan ini banyak laktosa yang difermentasikan, berarti
menggunakan kertas kromatografi untuk membuat banyak laktosa yang tidak
mengidentifikasi keberadaan diabsorpsi di usus halus.15 Setelah dipuasakan
gula dalam selama 4-6 jam, pasien diberikan larutan laktosa
tinja.15 c. pH tinja Pada intoleransi laktosa, sebanyak 2g/kg berat badan (maksimum 50g)
tinja bersifat asam dengan pH kurang dari 6 dalam konsentrasi 20% 14 atau 10% untuk bayi
dimana terdapat bahan pereduksi lebih dari 0,5%.4,15 usia kurang dari 6 bulan.29 Sampel udara napas
diambil setiap 30 menit dari sejak puasa, selama
2. Uji toleransi laktosa 2 jam. Konsentrasi gas hidrogen dapat diukur dengan mengguna
Uji ini bersifat kuantitatif.15 Pada uji ini pasien Diagnosis malabsorpsi laktosa ditegakkan bila
dipuasakan selama 4-8 jam dan kemudian diberi terdapat kenaikan kadar hidrogen sama atau lebih
minum larutan laktosa sebanyak 2g/kg berat badan dari 20 ppmdi pita nilai basal (saat puasa).15,29
(maksimum 50g) dalam konsentrasi 20%. Kadar
gula darah diperiksa selama 2 jam dengan interval 6. Biopsi usus dan pengukuran aktivitas laktase
30 menit. Peningkatan kadar gula darah kurang Metode ini merupakan baku emas pemeriksaan
dari 20 mg% dari nilai basal dianggap abnormal.15,23,25,26 aktivitas laktase. Biopsi mukosa usus dapat
dilakukan secara endoskopi atau peroral. Nilai
3. Pemeriksaan radiologi minum barium-laktosa normal untuk neonatus adalah 38 ± 4 U/g protein
Pemeriksaan radiologi dilakukan dengan memberi dan 18 ± 4 U/g protein untuk usia di atas 5 tahun.15
minum barium yang telah dicampur dengan larutan
laktosa sebelumnya. Bila terdapat malabsorpsi
laktosa, seri foto usus akan memperlihatkan dilusi Prevalensi Intoleransi Laktosa
barium dan dilatasi lumen usus.
Pemeriksaan ini sudah jarang dilakukan, karena Sejak tiga puluh lima tahun terakhir telah dilakukan
adanya paparan terhadap radiasi.15 penelitian mengenai prevalensi intoleransi laktosa baik
pada orang dewasa maupun pada anak-anak di
4. Ekskresi galaktosa pada urin berbagai negara. Meskipun metode yang digunakan
Sebagian besar (88-94%) galaktosa yang berbeda, tetapi diperoleh gambaran distribusi geografi
terbentuk dari hasil hidrolisis laktosa di dalam usus intoleransi laktosa yang dapat dipercaya. Satu hal yang
halus akan dibersihkan di dalam hati dan diekskresi sangat menarik adalah distribusi tersebut sesuai
melalui urin. Reabsorpsi galaktosa di tubulus ginjal dengan distribusi budaya suatu populasi dalam hal
jauh lebih sedikit dibandingkan glukosa, sehingga memelihara hewan ternak dan mengkonsumsi susu
ekskresi galaktosa di urin hampir sempurna. atau produk susu hewan
Dengan memberikan minuman larutan laktosa ternak tersebut.15 Prevalensi intoleransi laktosa
sebesar 2 g/kg berat badan dapat diukur kadar sangat bervariasi di seluruh dunia. Prevalensi tertinggi
galaktosa di dalam urin. Diagnosis malabsorpsi umumnya terdapat pada populasi yang secara budaya
laktosa ditegakkan bila ditemukan kadar galaktosa tidak mengonsumsi susu atau produk susu setelah
di dalam urin sebesar 0,9 mmol/ L atau kurang.27 masa penyapihan, yaitu berkisar antara 67-100% pada
penduduk asli Amerika dan Australia, 95% pada sebagian besar neg

201
Machine Translated by Google

Sari Pediatri, Vol. 2, No. 4, Maret 2001

Amerika Selatan (Columbia, Peru, Suriname), 90% banyak dilakukan dan mendapatkan hasil yang tidak
pada sebagian besar negara di Asia (Jepang, Thailand, jauh berbeda. Bayless dkk tahun 1970 melaporkan 5
Cina, Taiwan dan Indonesia) serta 85% pada kasus anak usia 6-13 tahun dengan SPB yang tidak
kebanyakan negara di Afrika (Etiopia, Nigeria dan diketahui alasannya dan hanya satu yang diduga ada
Afrika Selatan).15 hubungan-nya dengan faktor psikologik. Dari ke lima
Prevalensi yang tinggi juga terjadi akibat sedikitnya anak tersebut ternyata setelah dilakukan uji toleransi
perkawinan antara populasi pencerna laktosa dengan laktosa timbul gejala berupa nyeri perut, dan kembung,
populasi bukan pencerna laktosa, seperti yang terjadi dan setelah dilakukan diet rendah laktosa terjadi
pada orang Indian dan kulit hitam dari Amerika Utara. perbaikan dari gejala-gejala
Prevalensi yang sangat bervariasi ditemukan pada tersebut.34 Barr dkk pada tahun 1979 juga meneliti
orang Eskimo yang berkawin campur dengan orang 80 anak SPB usia 4-15 tahun dengan menggunakan
kulit putih dari Eropa Utara.15 uji hidrogen napas dan diperoleh 40% anak menderita
Prevalensi intoleransi laktosa terendah, yaitu intoleransi laktosa.35 Liebman pada tahun 1979
0-17% ditemukan pada populasi Kaukasian dari Eropa dengan meng-menggunakan uji toleransi laktosa
Utara, kelompok suku-suku tertentu di Afrika (Tutsi mendapatkan 29% anak SPB berusia 5-14 tahun
dari Rwanda, Hima dari Uganda, Fulani dari Nigeria, menderita intoleransi laktosa.36 Penelitian ini tidak
dan Peuhl dari Sinegal), serta dari India Utara dan jauh berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh
India Barat. Mereka mengkonsumsi susu atau produk Lebenthal (1981) yang meneliti 103 anak kulit putih
susu setelah masa penyapihan sampai dewasa. Pada berusia 6-14 tahun yang menderita keluhan SPB,
populasi di daerah Timur Tengah dan Timur Dekat dimana kejadian intoleransi laktosa didapat sebesar
(Iran, Yordania, Suriah dan Israel), India dan sekitar 30,4%37. Wald, dkk (1982) dengan menggunakan uji
Mediterania (Yunani, Italia), prevalensi intoleransi hidrogen pernafasan mendapatkan
laktosa membentuk zona transisi berkisar 30% anak SPB menderita intoleransi laktosa.3
antara 30-100%.20 Di Amerika Selatan, intoleransi Pendapat yang berbeda ditunjukkan oleh Christensen
laktosa dilaporkan mulai terlihat setelah anak berusia dkk.(1979). Mereka hanya mendapatkan 1 anak yang
1 tahun, sedangkan pada populasi Kaukasian setelah memenuhi kriteria diagnosis intoleransi laktosa dari 50
usia 5 tahun dan Finlandia setelah usia remaja.20 Di anak asal Denmark penderita SPB.38 Pendapat ini didukung oleh Blum
Indonesia, Sunoto dkk pada tahun 1971 melaporkan Mereka mendapatkan hanya 12% anak Kauksian
prevalens malabsorpsi laktosa pada anak berusia 1-6 (Inggris Utara) dengan SPB berusia 4-14 tahun yang
tahun sebesar 72% dengan menggunakan metode uji terbukti menderita intoleransi laktosa.39 Penelitian
toleransi laktosa.30,.31 Pada tahun 1997, Hegar dkk juga dilakukan oleh Ceriani dkk (1988) dengan
dengan metode uji hidrogen pernafasan melaporkan menggunakan uji hidrogen terhadap napas 32 anak
kejadian malabsorpsi laktosa pada anak berusia 3 Italia penderita SPB dengan rerata usia 8 tahun.
tahun sebesar 9,1%, dan cenderung meningkat sesuai Penelitian ini mendapatkan kejadian intoleransi laktosa
dengan pertambahan usia, yaitu 21,7% pada usia 4 pada 75% anak. Keluhan sakit perut menghilang
tahun , dan 28,6% pada kelompok usia 5 tahun.32 setelah diberikan diet bebas laktosa pada 80% anak.40
Pada tahun 1999, Hegar dkk. saya-lanjutkan penelitian Penelitian di Hongaria terhadap 515 anak penderita
tersebut pada kelompok umur yang lebih besar. SPB diperoleh hasil 48,9% menderita intoleransi
Mereka melaporkan prevalensi malabsorpsi pada anak laktosa, dan hanya sekitar 18% yang tidak diketahui
berumur 6-12 tahun sebesar 58%. Hal yang menarik penyebab SPB dan diduga faktor psiko-genik.41
dari penelitian tersebut adalah tidak terlihat peningkatan Peneliti lain yaitu Van der Meer dkk (1992) di Belanda
kejadian intoleransi laktosa dengan bertambahnya usia anak.33
menemukan gangguan organik pada 42% anak
penderita SPB berusia di atas 5 tahun, dan 15% di
antaranya intoleransi laktosa. Hasil penelitian ini agak
Prevalensi Intoleransi Laktosa pada berbeda dengan pendapat Apley yang mengatakan
Anak dengan Sakit Perut Berulang bahwa penyebab organik hanya sebanyak 10-15%.4
Pada
Penelitian mengenai intoleransi laktosa sebagai salah tahun 1995, Webster dkk juga melakukan
satu penyebab sakit perut berulang pada anak penelitian terhadap 137 anak penderita SPB berusia

202
Machine Translated by Google

Sari Pediatri, Vol. 2, No. 4, Maret 2001

6-18 tahun yang terdiri dari etnis Afrika-Amerika dan 3. Wald A, Chandra R, Fisher SE, Gartner JC, Zitelli B.
Kaukasian. Setelah dilakukan uji hidrogen pernafasan Malabsorpsi laktosa pada nyeri perut berulang pada masa
kanak-kanak. J Pediatr 1982; 100: 65-8.
didapat 24% anak menderita intoleransi laktosa,
4. Van der Meer SB, Lupakan PP, Kuijten RH, Arends JW.
46% diantaranya berasal dari etnis Afrika-Amerika Refluks gastroesofageal pada anak dengan nyeri perut
dan 20% dari etnis Kaukasian.10 Temuan ini sesuai berulang. Undang-Undang Ped 1992; 81: 137-40.
dengan hasil penelitian sebelumnya yang 5. Pengganggu HA. Sakit perut berulang pada anak: Kuliah tamu
bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI RSCM 2000.
menyimpulkan adanya peran faktor genetik terhadap
6. Apley. Anak dengan sakit perut. London: Publikasi Ilmiah
kejadian intoleransi laktosa pada anak. Mereka Blackwell, 1975. h. 3-54.
menemukan kejadian intoleransi laktosa pada 7. Hyams JS. Sakit perut berulang pada anak.
65-70% anak etnis Afrika-Amerika dan Indian- Nutrisi Gastroenterol 1995; 7: 529-32.
Amerika, sedangkan hanya 5-15% pada anak 8. Hyam JS, Treem WR, Justinich CJ, Davis P, Shoup M, Burke
G. Karakterisasi gejala pada anak dengan nyeri perut
Amerika kulit putih, Eropa dan Skandinavia.20,36
berulang: Kemiripan dengan sindrom iritasi usus besar. J
Selanjutnya, anak yang mendiagnosis intoleransi Pediatr Gastroenterol dan Nutr 1995; 20: 209-14.
laktosa menjalani eliminasi diet yang mengandung
laktosa selama 3-12 bulan, ternyata semua anak 9. Gremse DA, Nguyenduc GH, Sacks Al, Di Palma JA.
Sindrom iritasi usus besar dan maldisgesti laktosa pada
menyatakan keluhan sakit perut berkurang dan 74%
nyeri perut berulang di masa kanak-kanak. Med Selatan J
diantaranya menunjukkan 1999; 92: 778-81.
perbaikan klinis yang nyata.10 Gremse dkk 10. Webster RB, DiPalma JA, Gremse DA. Maldisgesti laktosa
(1999) mencoba menghubungkan malabsorpsi dan nyeri perut berulang pada anak-anak.
laktosa pada anak usia 5-18 tahun yang menderita Gali Dis Sci 1995; 7: 1506-10.
11. Di Palma AN, Di Palma JA. Sakit perut berulang dan
SPB dengan kejadian IBS. Dari hasil penelitian
malabsorpsi laktosa pada anak usia sekolah.
tersebut diperoleh 34% anak menderita intoleransi Nutrisi Gastroenterol 1997; 20: 180-3.
laktosa dan 64% diantaranya menderita IBS pula. 12. Mews CF, Sinatra FR. Sakit perut. Dalam: Wyllie R, Hyams
Mereka menyimpulkan bahwa malabsopsi laktosa JS, penyunting. Penyakit Gastrointestinal Anak: Patofisiologi,
pada anak dapat merupakan faktor predisposisi Diagnosis, Penatalaksanaan.
Philadelphia: WB Saunders Co, 1993. h. 177-86.
terjadinya IBS di kemudian hari. Pada pasien IBS, 13. Boediarso A. Sakit perut berulang. Dalam: Muhyi R,
rasa sakit perut berhubungan dengan gangguan Abumanyu, Soefyani, penyunting. Naskah laengkap
defekasi Simposium Nasional Badan Koordinasi Gastroenterologi
dan distensi perut dan keluhan berkurang Anak Indonesia. Banjarmasin. 2000 jam. 59-70.
14. Oberlander TF, Rappaport LA. Sakit perut masa kanak-kanak
setelah defekasi.9 Penggunaan susu fermentasi
yang berulang: Evaluasi dan manajemen. Seminar
(yogurt) yang berasal dari fermentasi bakteri Internasional Gastroenterologi dan Gizi Anak, 1994; 3: 2-9.
Lactobacillus bulgarius dan Streptococcus
thermophilus, yang mengandung enzim b- 15. Lebenthal E, Kretchmer N, Alliet P. Defisiensi laktase,
galaktosidase sangat bermanfaat bagi penderita malabsorpsi laktosa, dan intoleransi laktosa. Dalam:
Lebenthal E, penyutingan. Buku ajar gastroenterologi dan
intoleransi laktosa .16,42 Sedangkan penggunaan nutrisi pada masa bayi. Edisi ke-2. New York: Raven Press,
probiotik yang mengandung 1989.h. 459-72.
Lactobacillus acidophilus dan bifidobacteriae 16. Cincin EHHM, Grand RJ, Buller HA. Intoleransi laktosa dan
menghasilkan aktivitas laktase 4 kali lebih tinggi defisiensi laktase pada anak-anak. Dokter Anak 1994; 6 :
562-7.
dibandingkan dengan yogurt.43 Angka kejadian
17. Buller HA, Grand RJ. Intoleransi laktosa. Annu Rev Med 1990;
intoleransi laktosa pada anak dengan sakit perut berulang di Indonesia
41: 141-48. belum pernah dilaporkan, sehingga perlu dilakukan
18. American Academy of Pediatrics - Komite Nutrisi. Signifikansi
praktis dari intoleransi laktosa pada anak-anak. Dokter Anak
1978; 62:240-5.
Daftar Pustaka
19. Garza C, Scrimshaw NS. Hubungan intoleransi laktosa
dengan intoleransi susu pada anak kecil. Am J Clin Nutr
1. Hyam JS, Hyman PE. Sakit perut berulang dan model praktik 1976; 29: 192-6.
medis biopsikososial. J Pediatr 1998; 133: 473-8. 20. Pengganggu HA. Laktase phlorizin hidrolase: Tinjauan
literatur. Disertasi. Universitas Amsterdam, 1990. h. 2-25.
2. Firmansyah A. Aspek diagnostik sakit perut berulang.
MKI 1991; 9: 525-8.
21. Firmansyah A. Laktosa dan laktase, aspek biokimiawi

203
Machine Translated by Google

Sari Pediatri, Vol. 2, No. 4, Maret 2001

dan laboratorium. Bahan kuliah Bagian Ilmu Kesehatan Anak intoleransi susu dan laktosa pada anak usia sekolah.
FKUI, Jakarta. 1999 22. Dokter Anak 1971; 47: 1029-32.
Boediarso A. Perkembangan laktase dan dasar-dasarnya dengan 35. Barr RG, Levine MD, Watkins JB. Sakit perut berulang pada masa
makanan bayi. Sari Pediatri 1993; 1: 17-20. kanak-kanak karena intoleransi laktosa: Sebuah studi prospektif.
23. Buller HA, Cincin EHHM, Montgomery RK, Grand RJ. N Engl J Med 1979; 300: 1449-52.
Aspek klinis intoleransi laktosa pada anak-anak dan orang 36.Liebman WM. Sakit perut berulang pada anak-anak: Intoleransi
dewasa. Pindai J Gastroenterol 1991; 26 73-80., laktosa dan sukrosa, sebuah studi prospektif.
24. Montes RG, Perman JA. Intoleransi laktosa. Pascasarjana Dokter Anak 1979; 64: 43-5.
Kedokteran 1991; 89; 175-84. 37. Lebenthal E, Rossi TM, Nord KS, Nord KS, Branski D.
25. Gracey M, Anderson CM. Gangguan pencernaan dan penyerapan Sakit perut berulang dan penyerapan laktosa pada anak. Dokter
karbohidrat. Dalam: Gracey M, Burke V, penyunting. Anak 1981; 67: 828-32.
Gastroenterologi dan Hepatologi Anak. 38. Christensen MF. Prevalensi intoleransi laktosa pada anak dengan
Edisi ke-3. Boston: Publikasi Ilmiah Blackwell, 1993. h. 380-402. nyeri perut berulang. Dokter Anak 1980; 65 : 681.

26. Sunarto Y, Suharyono. Pemeriksaan-pemeriksaan sindrom 39. Blumenthal I, Kelleher J, Littlewood JM. Sakit perut berulang dan
malabsorpsi. Dalam: Suharyono, Boediarso A, Halimun EM, intoleransi laktosa di masa kanak-kanak.
penyunting. Gastroenterologi anak praktis. Jakarta: BP-FKUI, Br Med J 1981; 282: 2013-4
1998. h. 325-43. 40. Ceriani R, Zuccato E, Fontana M, Zuin G, Ferrari L, Principi N,
27. Artan R, Biçakçi Z. Malabsorpsi laktosa pada anak sekolah Turki. dkk. Malabsorpsi laktosa dan nyeri perut berulang pada anak-
IMJ 1997; 4; 273-6. anak Italia. J Pediatr Gastroenterol Nutr 1988; 7: 852-7.
28. Hegar B, Buller HA. Tes napas hidrogen pada malabsorpsi laktosa.
Peditr Indonesia 1995; 35: 161-71 29. Hegar B. Uji 41. Hovarth K, Horn G, Hassan BG, Szamosi T, Nemes NA, Bodanszky
hidrogen hidrogen pernafasan satu cara diagnostik gangguan saluran H. Sakit perut kronis berulang dan malabsorpsi laktosa di masa
cerna. MKI 1998 : 278-80. kanak-kanak. Orv Hetil 1990; 131: 2631-5 (abstrak).
30. Suharjono, Sunoto, Boediarso A, Sutedjo. Malabsorpsi laktosa
pada anak Indonesia sehat. Pediatr Indonesia 1971; 11: 251-4. 42. Donan CG, Chabanet C, Pedone Ch. Susu yang difermentasi
dengan kultur yogurt dan Lactobacillus casei dibandingkan
31. Sunoto, Suharjono, Sutedjo. Studi dua tahun tentang intoleransi dengan yogurt dan susu gel: berpengaruh terhadap mikroflora
gula pada anak Indonesia. Pediatr Indonesia 1973; 13: 241-9. usus pada bayi sehat. Am J Clin Nutr 1998; 67: 111-7.

32. Hegar B, Firmansyah A, Boediarso A, Sunoto. Aktivitas enzim 43. Vessa TH, Marteau Ph, Zidi S, Rambaud JC. Pencernaan dan
laktase pada murid taman kanak-kanak. MKI 1997; 2: 125-7. toleransi laktosa dari yogurt dan berbagai produk susu
fermentasi semi padat yang mengandung Lactobacillus
33. Hegar B, Niken PY, Firmansyah A. Aktivitas enzim laktase pada acidophilus dan bifidobacteria dalam maldigester laktosa-
murid sekolah dasar. MKI 2001;51:154-6. Apakah bakteri laktase penting? Eur J Clin Nutr 1996; 50: 730-3
34. BaylessTM, Huang SS. Karena sakit perut yang berulang

204

Anda mungkin juga menyukai