Anda di halaman 1dari 21

REFERAT

REFLUKS GASTROESOFAGEAL

PEMBIMBING :
DR. FEREZA AMELIA, M.KED (PED), SP.A (K)
MAHARANI CIARA PUTRI - 2010221057

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN ANAK PEMBELAJARAN JARAK JAUH TERPUSAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAKARTA
2021
DEFINISI
Refluks gastroesofageal (RGE) didefinisikan sebagai
pergerakan retrograde isi lambung melintasi lower
esophageal sphincter (LES) ke kerongkongan, yang terjadi
secara fisiologis setiap hari pada semua bayi, anak yang
lebih besar, dan orang dewasa.
RGE fisiologis ditunjukkan dengan regurgitasi bayi normal
yang mudah.
Fenomena menjadi GERD pada bayi dan anak-anak yang
memanifestasikan atau melaporkan gejala yang
mengganggu karena RGE yang sering atau terus berlanjut,
menghasilkan gejala yang berhubungan dengan esofagitis,
atau presentasi ekstra esofagus, seperti gejala
pernapasan atau efek nutrisi.
Sekitar 80% bayi baru lahir mengalami regurgitasi 1-4 kali setiap
harinya
Regurgitasi menurun secara bertahap menjadi 40-50% pada
umur 6 bulan, dan 3-5% pada umur 12 bulan.
Lebih kurang 25% orangtua menganggap regurgitasi sebagai
suatu masalah.
Sebagian besar RGE fisiologis, sekitar 8-10% menjadiRGE
patologis/penyakit RGE karena menyebabkan kerusakan
mukosa esofagus (esofagitis) atau komplikasi.
GERD INFANT -> IMATURITAS FUNGSI LES MENGAKIBATKAN SERINGNYA
RELAKSASI LES, YANG MENGAKIBATKAN ALIRAN RETROGRADE ISI LAMBUNG KE
ESOFAGUS.
MANIFESTASI
KLINIS
Infant
Lebih sering terjadi dengan regurgitasi
(terutama postprandial)
Tanda-tanda esofagitis (iritabilitas,
arching, choking, gagging, keengganan Anak Usia >2 Tahun
makan), dan mengakibatkan gagal regurgitasi selama tahun-
tumbuh; tahun prasekolah; keluhan
Gejala hilang secara spontan pada ini berkurang seiring
sebagian besar bayi pada 12-24 bulan. bertambahnya usia anak-
anak,
keluhan nyeri perut dan
dada muncul di masa
kanak-kanak dan remaja.
Kadang-kadang anak-anak
datang dengan penolakan
makanan atau kerutan
leher.
ALARM SYMPTOMS
BILA DITEMUKAN GEJALA KLINIS DI BAWAH INI PERLU
DIPERTIMBANGKAN ADANYA KELAINAN ORGANIK
- MUNTAH HIJAU, MUNTAH MENYEMPROT, MUNTAH TIMBUL
SETELAH UMUR 6 BULAN
- PERDARAHAN SALURAN CERNA, HEMATEMESIS, HEMATOKESIA
- DEMAM, LETARGI, GAGAL TUMBUH
- DIARE, KONSTIPASI, PERUT DISTENSI, HEPATOMEGALI
- UBUN UBUN MEMBONJOL, MAKRO/MIKROSEFALI
- TERBUKTI ATAU DICURIGAI SINDROM GENETIK/METABOLIK
DIAGNOSIS
ANAMNESIS
Pada pasien dengan RGE fisiologis akan sering mengeluhkan regurgitasi
yang terjadi setelah minum atau makan dengan episode yang singkat, dan
tidak ada keluhan lainnya.
RGE patologis atau GERD biasanya dikeluhkan regurgitasi berlangsung
berulang dengan durasi yang lebih lama, terjadi pada siang atau malam dan
tidak bergantung minum dan makan, selain itu dapat disertai keluhan
inflamasi esofagus (rewel saat minum, menolak minum, iritabel, regurgitasi
disertai darah, kenaikan berat badan tidak optimal).
PX. PENUNJANG

Pemantuan pH esofagus (pH metri)


Meski hasil pemeriksaan kadangkala tidak berkorelasi dengan beratnya
gejala klinis/komplikasi, tetapi pH metri masih digunakan untuk mendeteksi
RGE asam. Nilai indeks refluks (IR) <5% normal, IR 5-10% patologis, IR >10%
patologis dengan kemungkinan terjadi esofagitis.

Kombinasi Multiple Intraluminal Impedance dan pH metri


Dapat mendeteksi episode refluks asam dan non asam. Pemeriksaan ini
harganya sangat mahal dan tidak digunakan secara rutin.
PX. PENUNJANG
BARIUM CONTRAST
Studi kontras barium gastrointestinal bagian
atas (GI) sangat membantu untuk mendeteksi
malformasi GI dan dapat berguna dalam
diagnosis hernia hiatus, malrotasi, stenosis
pilorus, jaring duodenum, stenosis duodenum,
jaring antral, penyempitan esofagus, cincin
Schatzki, akalasia, striktur esofagus, dan
kompresi ekstrinsik esofagus.
Pemeriksaan ini memiliki sensitivitas dan
spesifisitas yang rendah untuk diagnosis GERD,
karena keterbatasan untuk membedakan GER
fisiologis dan GERD.
Selain itu barium kontras tidak dapat melihat
apakah terjadinya inflamasi ataupun derajat
keparahannya.
PX. PENUNJANG
ENDOSCOPY
Endoskopi dilakukan untuk mendiagnosa esofagitis dan komplikasi lain seperti
striktur atau Barrett's Esophagus.
TATA LAKSANA
Pada sebagian besar kasus, tidak ada pengobatan
yang diperlukan untuk gastroesophageal reflux selain
parental reassurance, thickened feeding, terapi
postural, dan perubahan gaya hidup harus
dipertimbangkan jika regurgitasi sering terjadi dan
mengganggu.

Parental reassurance:
Yakinkan orangtua bahwa regurgitasi adalah fisiologis
ASI eksklusif harus diteruskan pemberiannya. Bukan
alasan menghentikan ASI atau memberikan susu
formula kepada bayi yang mendapat ASI eksklusif
karena bayi mengalami regurgitasi berlebihan..
THICKENED FEEDING
Bila frekuensi dan volume regurgitasi berlebihan banyak (>4kalisehari),
orangtua sangat cemas, dan bayi sudah mendapat susu formula, maka dapat
diberikan thickening milk komersial atau dimodifikasi dengan cara
menambahkan 1 sendok takar (5 gram) tepung beras ke dalam 100 mL susu
formula standar.
Sebuah penelitian meta-analisis tahun 2017 dari delapan uji coba RCT (n = 637
bayi) menunjukkan bahwa makanan kental cukup efektif dalam mengurangi
frekuensi regurgitasi pada bayi dengan gastroesophageal reflux.
POSTURAL THERAPY
Menjaga bayi dalam posisi tegak selama 20-30 menit
setelah makan membantu mengurangi episode
regurgitasi. Terapi posisi (misalnya peninggian
kepala, lateral, dan posisi tengkurap) tidak
dianjurkan untuk mengobati gejala
gastroesophageal reflux pada bayi yang sedang
tidur, karena risiko sindrom kematian bayi
mendadak, tetapi dapat dipertimbangkan untuk
pengobatan gastroesophageal reflux pada anak-
anak
PHARMACOTHERAPY
Secara umum, farmakoterapi tidak diindikasikan dalam pengobatan GER tanpa
komplikasi pada bayi karena gejala cenderung hilang seiring waktu.
Farmakoterapi harus dipertimbangkan dalam pengobatan GER pada pasien yang
tidak merespon tindakan konservatif seperti penebalan makanan, terapi postural,
dan perubahan gaya hidup.
Baik antagonis reseptor H2 dan PPI telah terbukti aman dan efektif untuk bayi dan
anak-anak dalam mengurangi produksi asam lambung mereka.
Jika terbukti GERD (esofagitis), diberikan H2 :
Antagonis H2 (ranitidin, 2mg/kg BB/hari, dua kali sehari) atau
Proton Pump Inhibitor (omeprazole, 1-2mg/kg BB/kali, satu kali sehari ) selama
1- 2 bulan bergantung respons klinis.
Jika dengan lifestyle modification dan farmakoterapi keadaan tidak makin baik,
dapat dipertimbangkan tindakan fundoplikasi.
KOMPLIKASI
GERD yang tidak diobati dapat menyebabkan gejala sisa yang signifikan.
Bayi dan anak yang lebih tua mungkin akan mengalami ketidaknyamanan yang
parah, intoleransi atau penolakan makan, dan malnutrition.
Extraesophageal / Respiratory complications : Batuk, hoarse voice
Anak-anak yang lebih tua jarang mengalami komplikasi yang parah seperti
esofagus barret. Namun, hal ini mungkin terjadi dengan paparan asam jangka
panjang.
Pada kasus esofagitis yang parah, perdarahan dengan anemia berikutnya dapat
terjadi.
PROGNOSIS

Sekitar 95% bayi mengatasi gastroesophageal reflux pada usia 12 bulan, dengan
peningkatan terbesar pada usia sekitar 8-10 bulan ketika bayi mulai duduk
tegak.22 Anak-anak dengan disabilitas perkembangan saraf dan riwayat keluarga
yang kuat dengan penyakit gastroesophageal reflux memiliki prognosis yang
lebih buruk dibandingkan dengan bayi dengan refluks gastroesofagus fisiologis.2
Anak-anak yang gejala refluksnya menetap setelah usia 18 bulan lebih cenderung
mengalami penyakit refluks gastroesofagus kronis.114
REFERENSI
Rusli BH. Refluks Gastroesofageal pada Anak. JKM. 2010;9(2):183–7.
Do SMB, Muniyappa P. Pediatric gastroesophageal reflux disease in primary care:
Evaluation and care update. Curr Probl Pediatr Adolesc Health Care [Internet].
2020;50(5):100784. Available from: https://doi.org/10.1016/j.cppeds.2020.100784
Rosen R, Vandenplas Y, Singendonk M, Cabana M, Dilorenzo C, Gottrand F, et al.
Pediatric Gastroesophageal Reflux Clinical Practice. Vol. 66. 2018. 516–554 p.
Kliegman RM. Nelson Textbook of Pediatrics. Vol. 21. Philade: PA: Elsevier; 2020.
Yuliarti K. Pedoman pelayanan medis. 2011;
THANK YOU :)

Anda mungkin juga menyukai