REFLUKS GASTROESOFAGEAL
PEMBIMBING :
DR. FEREZA AMELIA, M.KED (PED), SP.A (K)
MAHARANI CIARA PUTRI - 2010221057
Parental reassurance:
Yakinkan orangtua bahwa regurgitasi adalah fisiologis
ASI eksklusif harus diteruskan pemberiannya. Bukan
alasan menghentikan ASI atau memberikan susu
formula kepada bayi yang mendapat ASI eksklusif
karena bayi mengalami regurgitasi berlebihan..
THICKENED FEEDING
Bila frekuensi dan volume regurgitasi berlebihan banyak (>4kalisehari),
orangtua sangat cemas, dan bayi sudah mendapat susu formula, maka dapat
diberikan thickening milk komersial atau dimodifikasi dengan cara
menambahkan 1 sendok takar (5 gram) tepung beras ke dalam 100 mL susu
formula standar.
Sebuah penelitian meta-analisis tahun 2017 dari delapan uji coba RCT (n = 637
bayi) menunjukkan bahwa makanan kental cukup efektif dalam mengurangi
frekuensi regurgitasi pada bayi dengan gastroesophageal reflux.
POSTURAL THERAPY
Menjaga bayi dalam posisi tegak selama 20-30 menit
setelah makan membantu mengurangi episode
regurgitasi. Terapi posisi (misalnya peninggian
kepala, lateral, dan posisi tengkurap) tidak
dianjurkan untuk mengobati gejala
gastroesophageal reflux pada bayi yang sedang
tidur, karena risiko sindrom kematian bayi
mendadak, tetapi dapat dipertimbangkan untuk
pengobatan gastroesophageal reflux pada anak-
anak
PHARMACOTHERAPY
Secara umum, farmakoterapi tidak diindikasikan dalam pengobatan GER tanpa
komplikasi pada bayi karena gejala cenderung hilang seiring waktu.
Farmakoterapi harus dipertimbangkan dalam pengobatan GER pada pasien yang
tidak merespon tindakan konservatif seperti penebalan makanan, terapi postural,
dan perubahan gaya hidup.
Baik antagonis reseptor H2 dan PPI telah terbukti aman dan efektif untuk bayi dan
anak-anak dalam mengurangi produksi asam lambung mereka.
Jika terbukti GERD (esofagitis), diberikan H2 :
Antagonis H2 (ranitidin, 2mg/kg BB/hari, dua kali sehari) atau
Proton Pump Inhibitor (omeprazole, 1-2mg/kg BB/kali, satu kali sehari ) selama
1- 2 bulan bergantung respons klinis.
Jika dengan lifestyle modification dan farmakoterapi keadaan tidak makin baik,
dapat dipertimbangkan tindakan fundoplikasi.
KOMPLIKASI
GERD yang tidak diobati dapat menyebabkan gejala sisa yang signifikan.
Bayi dan anak yang lebih tua mungkin akan mengalami ketidaknyamanan yang
parah, intoleransi atau penolakan makan, dan malnutrition.
Extraesophageal / Respiratory complications : Batuk, hoarse voice
Anak-anak yang lebih tua jarang mengalami komplikasi yang parah seperti
esofagus barret. Namun, hal ini mungkin terjadi dengan paparan asam jangka
panjang.
Pada kasus esofagitis yang parah, perdarahan dengan anemia berikutnya dapat
terjadi.
PROGNOSIS
Sekitar 95% bayi mengatasi gastroesophageal reflux pada usia 12 bulan, dengan
peningkatan terbesar pada usia sekitar 8-10 bulan ketika bayi mulai duduk
tegak.22 Anak-anak dengan disabilitas perkembangan saraf dan riwayat keluarga
yang kuat dengan penyakit gastroesophageal reflux memiliki prognosis yang
lebih buruk dibandingkan dengan bayi dengan refluks gastroesofagus fisiologis.2
Anak-anak yang gejala refluksnya menetap setelah usia 18 bulan lebih cenderung
mengalami penyakit refluks gastroesofagus kronis.114
REFERENSI
Rusli BH. Refluks Gastroesofageal pada Anak. JKM. 2010;9(2):183–7.
Do SMB, Muniyappa P. Pediatric gastroesophageal reflux disease in primary care:
Evaluation and care update. Curr Probl Pediatr Adolesc Health Care [Internet].
2020;50(5):100784. Available from: https://doi.org/10.1016/j.cppeds.2020.100784
Rosen R, Vandenplas Y, Singendonk M, Cabana M, Dilorenzo C, Gottrand F, et al.
Pediatric Gastroesophageal Reflux Clinical Practice. Vol. 66. 2018. 516–554 p.
Kliegman RM. Nelson Textbook of Pediatrics. Vol. 21. Philade: PA: Elsevier; 2020.
Yuliarti K. Pedoman pelayanan medis. 2011;
THANK YOU :)