Anda di halaman 1dari 9

REFERAT

GER (GASTROESOFAGEAL REFLUKS)

Oleh:

Januardi Rahman

201910330311072

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

FAKULTAS KEDOKTERAN

2023
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Muntah pada bayi merupakan hal yang sering dikeluhkan oleh orang tua
bila berkunjung ke dokter. Muntah atau gumoh (regurgitasi) pada bayi bisa
merupakan suatu kelainan bisa juga tidak. Kelainan yang paling sering
menyebabkan muntah pada bayi adalah refluks gastroesofagus (RGE), yaitu
kembalinya isi lambung ke kerongkongan dan dapat terus keluar lewat mulut
menjadi gumoh atau muntah. Gastroesophageal reflux secara umum didefinisikan
sebagai bagian retrograde dari isi lambung ke dalam esofagus dengan atau tanpa
regurgitasi/muntah. Kandungan lambung tersebut dapat berupa air liur,
minuman/makanan yang tertelan, sekresi pancreas dan sekresi cairan empedu.
Regurgitasi terjadi pada hampir 70% bayi berusia 4 bulan dan 25% diantaranya
merupakan masalah bagi orang tua. Prevalensi refluks gastroesofageal 22% lebih
tinggi pada bayi prematur. Kejadian refluks gastroesofageal fisiologis yang
normal pada bayi dapat dibedakan dari penyakit refluks gastroesofageal
patologis, yang disertai dengan gejala yang mengganggu atau komplikasi terkait
refluks gastroesofageal. Refluks dapat menjadi patologis dan menimbulkan
penyakit saat pajanan esofagus terhadap isi lambung yang asam maupun tidak
menyebabkan komplikasi seperti esofagitis, kesulitan minum, kegagalan
penambahan berat badan, gangguan tidur, gangguan pernapasan, pendarahan
saluran cerna, atau apnea.
1.2. Tujuan
Tujuan penulisan referat ini adalah untuk mengetahui tentang GER meliputi
definisi, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis, diagnosis, tatalaksana, komplikasi,
dan prognosis penyakit tersebut.
1.3. Manfaat
Penulisan referat ini diharapkan dapat menambah pemahaman dan memperluas
wawasan penulis ataupun pembaca mengenai GER.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Refluks castroesofagus (RGE) didefinisikan sebagai pasase isi lambung
kedalam esofagus yang berlargsung secara involunter. Istilah manefestasi klinis
GER adalah regurgitasi. Regurgitasi (spitting up atau gastroesophageal reflux)
merupakan keluarnya sebagian susu saat atau setelah bayi menyusu. Bayi yang
mengalami regurgitasi fisiologis, volume susu yang yang mengalir keluar dari
murut biasanya 1-2 sendok makan, terlihat aktif, nyaman, mengalami peningkatan
berat badan yang baik, dan tidak mengalami gangguan pernapasan. Sebagain
besar episode regurgitasi pada bayi sehat berlangsung <3 menit, terjadi setelah
makan, dan tidak bergejala atau berkaitan dengan gejala ringan.
2.2 Patofisiologi
Penyakit RGE terjadi bila terdapat ketidakseimbangan antara faktor yang
mencegah RGE (defence mechanisms) dan menyebabkan RGE (aggressiv
factors). Regurgitasi terjadi dikarenakan ukuran lambung bayi yang masih sangat
kecil (seukuran bola pingpong) dan katup lambung yang belum kuat. Sampai usia
4 bulan, lambung bayi hanya dapat menampung susu dalam jumlah kecil setiap
kali minum. Volume susu yang terlalu banyak akan menyebabkan regurgitasi.
Katup lambung bayi juga belum dapat menutup dengan erat sehingga susu yang
sudah berada didalam lambung dapat mengalir kembali ke mulut jika volume susu
terlalu besar atau jika bayi langsung berbaring setelah minum. Regurgitasi
umumnya terjadi saat bayi minum susu terlalu banyak, saat bersendawa, atau
menelan terlalu banyak udara. Bayi dapat menelan udara jika minum terlalu cepat
atau saat menangis.
Mekanisme primer refluks gastroesofageal pada bayi adalah TLESR yang
menurunkan tekanan LES hingga setara atau di bawah tekanan intragastrik.
Relaksasi LES terjadi melalui batang otak, dengan jalur aferen dan vagal untuk
melepaskan nitric oxide (NO) Mekanisme TLESR tidak berkaitan dengan proses
menelan. Refluks gastroesofageal merupakan fenomena normal pada bayi
prematur yang dicetuskan oleh asupan diet cair dan posisi tubuh terkait usia.
Gastric tube yang melalui esophageal sphincter meningkatkan frekuensi refluks
gastroesofageal akibat penutupan LES yang terganggu.
2.3 Manifestasi Klinis
Gejala GER dapat ditemukan secara tidak sengaja pada anak normal.
Regurditas merupakan gejala klinis yang paling sering dijumpai. Regurgitasi akan
berkurang pada dan menghilang saat bayi mencapai usia 18-24 bulan, yaitu saat
ukuran lambung lebih besar dan katup lambung lebih kuat. Regurgitasi yang
patalogis dapat disertai disertai gangguan napas (tersedak, batuk, atau bunyi napas
yang tidak biasa), lebih banyak 2 sendok makan setiap kali regurgitasi, atau berat
badan bayi yang sulit naik. Saat regurgitasi susu akan mengalir keluar dengan
sendirinya.
Tanda dan gejala berkaitan dengan GER :
- Intoleransi minum
- Hematemesis
- Gangguan pertumbuhan
- Apnea
- Desaturasi oksigen
- Bradikardi
- Perburukkan penyakit paru
- Merintih
2.4 Diagnosis
Umumnya diagnosis ditegakkan berdasarkan penilaian klinisi terhadap gejala
yang berkaitan dengan GER. Umumnya tidak dilakukan pemeriksaan invasif
untuk GER, namun ada beberapa metode untuk mendiagnosis GER
- Fluoroskopi dengan kontras
- pH-metri
- Multichannel intraesophageal impedance monitoring
2.5 Tatalaksana
Non Farmakologis
a. Parental reassurance
Orang tua perlu diberikan pengertian tentang masalah yang ada, karena penjelasan
yang tepat diharapkan dapat mengurangi kecemasan orang tua. Menangis tidak
menambah beratnya refluks, meskipun menangis dapat meningkatkan tekanan
intraabdomen, keadaan ini juga meningkatkan rekanan Spinhter esofageal bagian
bawah sehingga dapat mencegah terjadinya refluks. Keberhasilan parental
ressurance memang sulit untuk dinilai, karena kecemasan orang tua tidak akan
hilang selama gejala klinis pada bayinya tidak berkurang
b. Thickening formula
 Setelah minum susu posisikan bayi tegak (45-60o) selama 30 menit
 Pastikan tidak ada yang menekan bagian perut bayi dan sendawakan bayi
 Jangan paksakan bayi untuk minum susu lebih banyak dari yang diinginkan
 Bisa memberikan thickening formula pada bayi yang sudah diberikan susu
formula. Cara membuat thickening formula adalah dengan cara
mencampurkan 5 gram tepung beras atau 1 sendok takar kedalam 100 ml susu
formula.
c. Posisi tubuh
Posisi head-up angle adalah manajemen awal yang umum dilakukan. Selain
itu posisi tubuh dengan left lateral positioning/pronasi. Posisi LLP signifikan
menurunkan episode GER
Farmakologis
- Sukralfat
Sukralfat merupakan formula berbasis alginate, terdiri dari sukrosa, sulfat,
dan aluminium, yang akan membentuk gel dengan asam. Terdapat bukti
bahwa natrium alginat dan natrium bikarbonat dapat mengurangi refluks
asam dan berkontribusi menurunkan kejadian muntah.
- Prokinetik
Prokinetik dapat mengurangi regurgitasi melalui efeknya terhadap tekanan
SEB, peristaltik esofagus atau klirens esofagus, dan atau pengosongan
lambung.
- Metoklopramid
- Domperidon
BAB 3
KESIMPULAN
Regurgitasi merupakan suatu keaadan fisiologis yang sering ditemukan pada
bayi, namun dapat berkembang menjadi patologis apabila frekuensi regurgitasnya
>5x dalam sehari dan banyaknya lebih dari 2 sendok makan setiap regurgitasi atau
berat badan bayi yang sulit naik sehingga menimbulkan masalah bagi anak.
Tatalaksana regurgitasi perlu dipahami secara tepat agar penanganan dapat dilakukan
sedini mungkin untuk mencegah komplikasi. Tatalaksana nonmedikamentosa empiris
dengan intervensi minimal merupakan terapi lini pertama pada bayi dengan refluks
gastroesofageal fisiologis dan penyakit refluks gastroesofageal tanpa komplikasi.
Tatalaksana medikamentosa pada bayi dengan penyakit refluks gastroesofageal
dipertimbangkan saat penanganan konservatif tidak berhasil.
DAFTAR PUSTAKA
Hegar, Badriul. 2013. Gumoh Pada Bayi. IDAI. Available at :
https://www.idai.or.id/artikel/klinik/keluhan-anak/gumoh-pada-bayi
Leung, Alexander KC., Kam Lun Hon. 2019. Gastroesophageal Reflux in Children:
An Update Review. Doi : 10.7573/dic.212591
Marsubrin, P. M., Mulyana, K., & Roeslani, R. D. (2019). Refluks Gastroesofageal
pada Bayi Prematur. Majalah Kedokteran UKI, 35(3), 128-136.
Schwarz, Steven M. 2019. Pediatric Gastroesophageal Reflux. Medscape. Available
at : https://emedicine.medscape.com/article/930029-overview#a1
Yolanda, Natharina. 2016. Bedanya ‘Gumoh’ dan Muntah Pada Bayi. IDAI.
Available at : https://www.idai.or.id/artikel/klinik/keluhan-anak/bedanya-
%E2%80%98gumoh%E2%80%99-dan-muntah-pada-bayi
Yusuf, S. (2008). Pendekatan tatalaksana refluks gastroesofagus (RGE) pada anak.
Jurnal Kedokteran Syiah Kuala, 8(2), 115-123.

Anda mungkin juga menyukai