Pembimbing :
dr. Jamar Hasan Sp,A
Oleh:
KIKI LUHITA SARI
61112017
Latar Belakang
Muntah pada anak merupakan keadaan yang cukup merisaukan orang
Definisi
Muntah merupakan pengeluaran isi lambung/esofagus
dengan paksa.
Pengeluaran isi lambung ini berlangsung dengan kekuatan
secara aktif akibat adanya kontraksi abdomen, pilorus,
elevasi kardia, disertai relaksasi sfingter esofagus bagian
bawah dan dilatasi esofagus.
Muntah merupakan reflek protektif tubuh karena dapat
berfungsi melawan toksin yang tidak sengaja tertelan.
Muntah merupakan usaha mengeluarkan racun dari tubuh
dan bisa mengurangi tekanan akibat adanya sumbatan atau
pembesaran organ yang menyebabkan penekanan pada
saluran pencernaan.
Epidemiologi
Sindrom Muntah Siklik terjadi sebanyak 1,9% pada
anak-anak sekolah.
Refluks gastroesofagus merupakan hal yang sangat
umum terjadi pada tahun pertama kehidupan. 50%
pada bayi berumur 2 bulan mengalami regurgitasi 2
kali sehari atau lebih. Prevalensi tertinggi yaitu 67%
terjadi sekitar bayi berumur 4 bulan dan kemudian
prevalensi menurun menjadi 1% pada saat bayi
berumur 1 tahun
Etiologi
Reseptor muntah:
traktus gastrointestinal
visera (hati, ginjal, pankreas, jantung, paru)
canalis vestibularis
Chemoreceptive Trigger Zone (CTZ)
Supraneuron
Gastroenteritis adalah penyebab utama muntah pada anak.
Patofisiologi
Patofisiologi
Fase Muntah
Fase Nausea
Sindroma Muntah
Muntah siklik
Bahan Muntahan
Alimentary Vomiting
Muntahan yang berisi makanan yang belum dicerna atau baru sebagian dicerna,
terkadang dalam jumlah yang berlebih. Tipe ini yang paling sering didapatkan dan
dapat terjadi segera atau beberapa jam setelah makan.
Acid Vomiting
tampak sebagai sejumlah kecil cairan mukus berwarna keputihan dan mengandung
material busa dengan pH<5, yang mungkin terjadi selama atau selesai makan dan
terkadang terjadi pada waktu malam hari.
Bilious vomiting
ekspulsi dari cairan berwarna hijau kekuningan yang tebal. Memikirkan adanya total
(atresia) atau sebagian (stenosis) obstruksi saluran cerna yang berada di distal dari
ampulla Vater.
Bloody vomiting
Muntah berwarna merah terang atau seperti kopi yang dapat diakibatkan oleh adanya
perdarahan yang baru terjadi maupun sedang terjadi pada saluran cerna bagian atas
(esofagus, lambung, atau duodenum)
Diagnosis
Anamnesis
Usia anak
Usia anak memegang peranan penting dalam penelusuran
etiologi muntah karena masing-masing diagnosis adalah
spesifik pada usia-usia tertentu.
Waktu terjadinya mual atau muntah
- Akut: episode pendek dan tiba-tiba
- Kronik: episodenya relatif ringan tapi sering terjadi, lebih
dari 1 bulan.
- Siklik: berulang, episode berat tetapi diselingi periode
asimptomatik.
Pemeriksaan penunjang:
Pemeriksaan penunjang:
Sangat spesifik tergantung pemeriksaan-pemeriksaan sebelumnya:
Work up sepsis: kultur darah, urin, CRP, dan lain-lain
Pelacakan adanya gangguan metabolik: analisis gas darah, ammonia, dan
lain-lain
Pemeriksaan laboratorium, meliputi:
-Pemeriksaan elektrolit
-Bilirubin dan transaminase hepar pada kasus yang dicurigai hepatitis
-Urinalisis apabila dicurigai infeksi saluran kemih
-Amilase dan lipase darah untuk menegakkan pankreatitis
-Pemeriksaan cairan serebrospinal pada kasus infeksi intrakranial
-Pemeriksaan radiologis terutama dibutuhkan untuk kasus bedah, meliputi:
Foto polos abdomen untuk melihat gambaran udara usus, foto abdomen
dengan kontras sesuai indikasi, ultrasonografi, endoskopi mungkin
diperlukan untuk kasus muntah yang disebabkan oleh gastritis atau ulkus.
Diagnosis Banding
Possetting
Komplikasi
Komplikasi Fisik
Penatalaksanaan
Umum
a. Efek Lokal
Robekan biasanya hanya menimbulkan perdarahan kecil sehingga tidak diperlukan
suatu tindakan. Sebaliknya robekan esofagus (sindroma Burhave) memerlukan
tindakan radikal.
b. Efek Metabolik
muntah berulang dan berkepanjangan dapat terjadi gangguan keseimbangan cairan
dan elektrolit yang memerlukan cairan dan elektrolit pengganti (Ringer laktat),
kemudian disusul dengan pemberian cairan dan elektrolit untuk rumatan
c. Aspirasi
Aspirasi isi lambung yang masif memerlukan pemberian antibiotika dan kadangkadang kortikosteroid.
d. Efek Nutrisi
Bila muntah terus menerus dan diperkirakan akan menimbulkan terjadinya gangguan
gizi atau penyembuhan muntah akan berlangsung lama, kadang-kadang diperlukan
pemberian nutrisi parenteral
1.
2. Simptomatik
Obat Antiemetik
Antikolinergik
Antihistamin
Dimenhydrinate
(Dramamin,
Antimo),
Meclozine
Fenotiazin
Proklorperazine
(Stemetil),
Pervenazin
(Avomit),
Antagonis dopamin
Meningkatkan asetilkolin
Metoklopramid
Betanechol
Prognosis
Pasien dengan gejala muntah tergantung pada derajat
dehidrasi dan penatalaksanaan dehidrasi, etiologi
penyakit yang menyebabkan muntah, serta
komplikasi yang terjadi dari muntah itu sendiri.
Kesimpulan
Muntah merupakan pengeluaran isi lambung/esofagus dengan paksa.
Daftar Pustaka
1.
Ismail R dan Wahyu H. Muntah Pada Anak. Dalam: Suharyo, ed. Gastroenterologi Anak Praktis. 1988. Jakarta: Balai Penerbit
FKUI. Hal. 109-115.
2.
Markum AH, Ismael S, Alatas H. Muntah Pada Bayi. Dalam: Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak. 1985. Jakarta: Infomedika. Hal.
311.
3.
Suraatmaja, Sudaryat. Gastroenterologi Anak. 2005. Jakarta: Sagung Seto. Hal. 155-169.
4.
5.
Sudarmo, Subijanto M. Penatalaksanaan Muntah pada Bayi dan Anak. Diunduh dari:
www.pediatrik.com/buletin/20060220-hw0gpy-buletin.pdf . Diakses pada tanggal 11 Oktober 2010.
6.
Ravelli, Alberto. Recurrent Vomiting. Dalam: Guandalini, Stefano ed. Essential Pediatric Gastroenterology, Hepatology, and
Nutrition. 2005. USA: McGraw-Hill Medical Publishing. Hal. 3-14.
7.
Laney, Wayne. The Gastrointestinal Tract & Liver. Dalam: Rudolph, Abraham ed. Rudolphs Fundamentals of Pediatrics.
2002. USA: McGraw-Hill Medical Publishing. Hal. 466-472.
8.
Sondheimer, Judith. Vomiting. Dalam: Walker, Allan ed. Pediatrics Gastrointestinal Disease. 2004. USA: BC Decker. Hal.
203-209.
TERIMA KASIH