Blepharitis adalah iritasi pada kelopak mata. Ini memiliki berbagai penyebab, mulai dari alergi dan
infeksi iritasi serta kanker kulit. Ini adalah penyakit mata yang paling umum.7
Blefaritis merupakan inflamasi kronis kelopak mata yang umum terjadi. Kadang dikaitkan dengan
infeksi stafilokokus kronis. Kondisi ini menyebabkan debris skuamosa, inflamsi tepi kelopak mata, kulit,
dan folikel bulu mata (blefaritis anterior). Kelenjar Meibom dapat terkena secara tersendiri (blefaritis
posterior).4
Etiologi
Blefaritis dapat disebabkan oleh peradangan, bakteri, alergi, kondisi lingkungan, atau mungkin terkait
a. Blefaritis inflamasi atau alergi terjadi akibat peningkatan sel radang kulit di sekitar kelopak.
b. Blefaritis alergi dapat disebabkan oleh iritasi di atmosfer (misalnya, bahan kimia di tempat kerja) atau
dengan banyak obat, baik mata atau sistemik. Pada banyak orang, blefaritis disebabkan oleh paparan
c. Bentuk ulseratif (blefaritis menular) sering ditandai dengan adanya sekret kuning atau kehijauan.
d. Blefaritis dapat disebabkan oleh kondisi medis sistemik atau kanker kulit dari berbagai jenis.
Blefaritis anterior biasanya disebabkan oleh bakteri (stafilokokus blefaritis) atau ketombe pada kulit
kepala dan alis (blefaritis seboroik). Hal ini juga dapat terjadi karena kombinasi faktor, atau mungkin akibat
alergi atau kutu dari bulu mata. Blefaritis posterior dapat disebabkan oleh produksi minyak tidak teratur oleh
kelenjar pada kelopak mata (meibomian blefaritis) yang menciptakan lingkungan yang menguntungkan
untuk pertumbuhan bakteri. Hal ini juga dapat berkembang sebagai akibat dari kondisi kulit lainnya seperti
kecil dekat pangkal bulu mata berada. Mungkin ada keterlibatan tepi luar dari tepi kelopak mata yang
berdekatan dengan kulit atau dan tepi bagian dalam kelopak mata yang bersentuhan dengan bola mata.
Perubahan pada kulit kelopak mata atau permukaan mata itu sendiri biasanya bisa menjadi penyebab
Penyebab kebanyakan kasus blefaritis adalah kerusakan kelenjar minyak di kelopak. Ada sekitar 40
kelenjar ini di setiap kelopak mata atas dan bawah. Ketika kelenjar minyak memproduksi terlalu banyak,
terlalu sedikit, atau salah jenis minyak, tepi kelopak mata dapat menjadi meradang, iritasi, dan gatal.1
Patofisiologi
Patofisiologi blefaritis biasanya terjadi kolonisasi bakteri pada mata karena adanya pembentukan
minyak berlebihan di dalam kelenjar di dekat kelopak mata yang merupakan lingkungan yang disukai oleh
bakteri yang dalam keadaan normal ditemukan di kulit. Hal ini mengakibatkan invasi mikrobakteri secara
langsung pada jaringan di sekitar kelopak mata, mengakibatkan kerusakan sistem imun atau terjadi
kerusakan yang disebabkan oleh produksi toksin bakteri, sisa buangan dan enzim. Kolonisasi dari tepi
kelopak mata dapat diperberat dengan adanya dermatitis seboroik dan kelainan fungsi kelenjar meibom.8
Blefaritis anterior mempengaruhi daerah sekitar dasar dari bulu mata dan mungkin disebabkan
infeksi stafilokokus atau seboroik. Yang pertama dianggap hasil dari respon mediasi sel abnormal pada
komponen dinding sel S. Aureus yang mungkin juga bertanggung jawab untuk mata merah dan infiltrat
kornea perifer yang ditemukan pada beberapa pasien. Blefaritis seboroik sering dikaitkan dengan dermatitis
seboroik umum yang mungkin melibatkan kulit kepala, lipatan nasolabial, belakang telinga, dan sternum.
Karena hubungan erat antara kelopak dan permukaan okular, blefaritis kronis dapat menyebabkan perubahan
inflamasi dan mekanik sekunder di konjungtiva dan kornea. Sedangkan blefaritis posterior disebabkan oleh
disfungsi kelenjar meibomian dan perubahan sekresi kelenjar meibomian. Lipase bakteri dapat
mengakibatkan pembentukan asam lemak bebas. Hal ini meningkatkan titik leleh dari meibum yang
menghambat ekspresi dari kelenjar, sehingga berkontribusi terhadap iritasi permukaan mata dan mungkin
1
memungkinkan pertumbuhan S. Aureus. Hilangnya fosfolipid dari tear film yang bertindak sebagai
surfaktan mengakibatkan meningkatnya penguapan air mata dan osmolaritas, juga ketidakstabilan tear film.9
Patofisiologi blefaritis posterior melibatkan perubahan struktural dan disfungsi sekresi dari kelenjar
meibomian. Kelenjar Meibomian mengeluarkan meibum, lapisan lipid eksternal dari tear film, yang
bertanggung jawab untuk mengurangi penguapan tear film dan mencegah kontaminasi. Pada perubahan
struktural contoh kegagalan kelenjar di blepharitis posterior telah ditunjukkan dengan meibography, selain
itu, kelenjar epitel dari hewan model penyakit kelenjar meibomian menunjukkan hiperkeratinisasi yang
dapat menghalangi kelenjar atau menyebabkan deskuamasi sel epitel ke dalam lumen, duktus kelenjar
sehingga menyebabkan konstriksi kelenjar. Hiperkeratinisasi dapat mengubah diferensiasi sel asinar dan
karenanya mengganggu fungsi kelenjar. Disfungsi sekretorik contohnya dalam blepharitis posterior, terjadi
perubahan komposisi meibum di mana perubahan rasio asam lemak bebas untuk ester kolesterol telah
terbukti. Hasil sekresi yang berubah ini bisa memiliki titik leleh yang lebih tinggi dari pada yang tampak di
Insiden
Blefaritis adalah gangguan mata yang umum di Amerika Serikat dan di seluruh dunia. Hubungan
yang tepat antara blefaritis dan kematian tidak diketahui, tetapi penyakit dengan angka kematian yang
dikenal, seperti lupus eritematosus sistemik, mungkin terdapat blefaritis sebagai bagian dari gejala yang
ditemukan. Morbiditas termasuk kehilangan fungsi visual, kesejahteraan, dan kemampuan untuk
melaksanakan aktivitas kehidupan sehari-hari. Proses penyakit dapat mengakibatkan kerusakan pada
pelupuk mata dengan trichiasis, entropion notching, dan ectropion. Kerusakan kornea dapat mengakibatkan
peradangan, jaringan parut, hilangnya kehalusan permukaan, dan kehilangan kejelasan penglihatan. Jika
2
peradangan yang parah berkembang, perforasi kornea dapat terjadi. Tidak ada studi yang diketahui
menunjukkan perbedaan ras dalam kejadian blefaritis. Rosacea mungkin lebih umum di orang berkulit putih,
meskipun temuan ini mungkin hanya karena lebih mudah dan sering didiagnosis pada ras ini.8
Belum ditemukan penelitian yang dirancang untuk mengetahui perbedaan dalam insiden dan klinis
blefaritis antara jenis kelamin. Blefaritis seboroik lebih sering terjadi pada kelompok usia yang lebih tua
dengan usia rata-rata adalah 50 tahun.8 Akan tetapi apabila dibandingkan dengan bentuk lain, blefaritis
staphylococcal ditemukan pada usia lebih muda (42 tahun) dan sebagian besar adalah wanita (80%).11
Klasifikasi
1. Blefaritis anterior: blefaritis yang terjadi di kelopak mata bagian luar,tempat dimana bulu mata tertanam.
Blefaritis anterior biasanya disebabkanoleh infeksi bakteri (stafilokokusblefaritis) atau ketombe di kepala
danalis mata (blefaritis seboroik). Walaupun jarang, dapat juga disebabkan karena alergi.2
2. Blefaritis posterior: blefaritis yang terjadi di kelopak mata bagian dalam, bagian yang kontak langsung
dengan bola mata. Blefaritis posterior dapat disebabkan karena produksi minyak oleh kelenjar di kelopak
mata yang berlebihan (blefaritis meibom) yang akan mengakibatkan terbentuknya lingkungan yang
diperlukan bakteri untuk bertumbuh. Selain itu, dapat pula terjadi karena kelainan kulit yang lain seperti
3
Gambar 4. Blefaritis Posterior (Kanski in Clinical Ophthalmology edisi 7)
A. Blefaritis bakterial
1. Blefaritis superfisial
Bila infeksi kelopak superfisial disebabkan oleh staphylococcus maka pengobatan yang
terbaik adalah dengan salep antibiotik seperti sulfasetamid dan sulfisoksazol. Sebelum pemberian
antibiotik krusta diangkat dengan kapas basah.Bila terjadi blefaritis menahun maka dilakukan
penekanan manual kelenjar Meibom untuk mengeluarkan nanah dari kelenjar Meibom
Blefaritis stafilokokal ditandai dengan adanya sisik, krusta dan eritema pada tepi kelopak
mata dan collarette formation pada dasar bulu mata. Infeksi kronis dapat disertai dengan eksasebasi
akut yang mengarah pada terjadinya blefaritis ulseratif. Dapat juga terjadi hilangnya bulu mata,
keterlibatan kornea termasuk erosi epitelial, neovaskularisai dan infiltrat pada tepi kelopak.11
2. Blefaritis Seboroik
4
Blefaritis seboroik merupakan peradangan menahun yang sukar penanganannya. Biasanya
terjadi pada laki-laki usia lanjut (50 tahun), dengan keluhan mata kotor, panas dan rasa kelilipan.
Gejalanya adalah sekret yang keluar dari kelenjar meibom, air mata berbusa pada kantus lateral,
hiperemia dan hipertropi papil pada konjungtiva. Pada kelopak dapat terbentuk kalazion, hordeolum,
dan membersihkan kelopak dari kotoran. Dilakukan pembersihan dengan kapas lidi hangat. Kompres
hangat selama 5-10 menit. Kelenjar Meibom ditekan dan dibersihkan dengan shampo bayi. Penyulit
yang dapat timbul berupa flikten, keratitis marginal, tukak kornea, vaskularisasi, hordeolum dan
madarosis.3
Pasien dengan blefaritis seboroik mempunyai sisik berminyak pada kelopak mata depan, dan
sering di antara mereka juga menderita dermatitis seboroik pada alis dan kulit kepalanya.11 The
American Academy of Dermatology mencatat bahwa penyebab kondisi ini belum dipahami dengan
baik. Tapi dermatitis seboroik terkadang muncul pada orang dengan sistem kekebalan yang lemah.
Jamur atau ragi jenis tertentu yang memakan minyak (lipid) di kulit juga dapat menyebabkan
3. Blefaritis Skuamosa
Blefaritis skuamosa adalah blefaritis disertai terdapatnya skuama atau krusta pada pangkal
bulu mata yang bila dikupas tidak mengakibatkan terjadinyaluka kulit. Merupakan peradangan tepi
kelopak terutama yang mengenai kulit didaerah akar bulu mata dan sering terdapat pada orang yang
berambut minyak. Blefaritis ini berjalan bersama dermatitis seboroik.Penyebab blefaritis skuamosa
adalah kelainan metabolik ataupun oleh jamur. Pasien akan merasa panas dan gatal. Pengobatannya
5
ialah dengan membersihkan tepi kelopak dengan shampoo bayi, salep mata, dan steroid setempat
disertai dengan memperbaiki metabolisme pasien. Penyulit yang dapat terjadi antara lain: keratitis,
konjungtivitis.3
4. Blefaritis Ulseratif.
staphylococcus. Pada blefaritis ulseratif terdapat keropeng berwarna kekunung-kuningan yang bila
diangkat akan terlihat ulkus yang kecil dan mengeluarkan darah di sekitar bulu mata. Pada blefaritis
ulseratif skuama yang terbentuk bersifat kering dan keras, yang bila diangkat akan luka dengan
disertai perdarahan. Penyakit bersifat sangat infeksius. Ulserasi berjalan lebih lanjut dan lebih dalam
Pengobatan dengan antibiotik dan higiene yang baik. Pengobatan pada blefaritis ulseratif
dapat dengan sulfasetamid, gentamisin atau basitrasin. Biasanyadisebabkan stafilokok maka diberi
obat staphylococcus. Apabila ulseratif luaspengobatan harus ditambah antibiotik sistemik dan diberi
roboransia.Penyulit adalah madarosis akibat ulserasi berjalan lanjut yang merusak folikel rambut,
trikiasis, keratitis superfisial, keratitis pungtata, hordeolum dan kalazion. Bila ulkus kelopak ini
sembuh maka akan terjadi tarikan jaringan parut yang juga dapat berakibat trikiasis.3
5. Blefaritis Angularis.
Blefaritis angularis merupakan infeksi pada tepi kelopak disudut kelopak mata atau kantus.
Blefaritis angularis yang mengenai sudut kelopak mata (kantus eksternus dan internus) sehingga
dapat mengakibatkan gangguan padafungsi punctum lakrimal. Blefaritis angularis disebabkan oleh
Moraxella lacunata atau Staphylococcus aureus meskipun bakteri lain atau sangat jarang herpes
simplex juga terlibat. Seringkali gejala yang muncul adalah kemerahan pada salah satu tepi kelopak
mata, bersisik, maserasi dan kulit pecah-pecah di kantus lateral dan medial, juga dapat terjadi
konjungtivitis folikuler dan papil. Biasanya kelainan ini bersifat rekuren. Blefaritis angularis diobati
dengan sulfa (kloramfenikol, eritromisin), tetrasiklin dan seng sulfat. Penyulit terjadi pada punctum
6
Gambar 6. Blefaritis angularis
6. Meibomianitis.
Merupakan infeksi pada kelenjar Meibom yang akan mengakibatkan tanda peradangan lokal
pada kelenjar tersebut. Meibomianitis menahun perlu pengobatan kompres hangat, penekanan dan
B. Blefaritis virus3
1. Herpes zoster
Virus herpes zoster dapat memberikan infeksi pada ganglion gaseri saraf trigeminus.
Bilayang terkena ganglion cabang oftalmik maka akan terlihat gejala-gejala herpes zoster pada mata
dan kelopak mata atas.Gejala tidak akan melampaui garis median kepala dengan tanda-tanda yang
terlihat pada mata adalah rasa sakit pada daerah yang terkena dan badan berasa demam. Pada kelopak
mata terlihat vesikel dan infiltrat pada kornea bila mata terkena. Lesi vesikel pada cabang oftalmik
saraf trigeminus superfisial merupakan gejala yang khusus pada infeksi herpes zoster mata.
Pengobatan hanya asimtomatik; steroid superfisial untuk mengurangi gejala radang dan analgesik
7
untuk mengurangi rasa sakit. Penyulit yang mungkin terjadi adalah uveitis, parese otot perggerak
2. Herpes simplek
Vesikel kecil dikelilingi eritema yang dapat disertai dengan keadaan yang sama pada bibir
merupakan tanda herpes simpleks kelopak. Dikenal bentuk blefaritis simpleks yang merupakan
radang tepi kelopak ringan dengan terbentuknya krusta kuning basah pada tepi bulu mata, yang
mengakibatkan kedua kelopak lengket. Tidak terdapat pengobatan spesifik pada penyakit ini. Bila
3. Vaksinia
Pada infeksi vaksinia akan terdapat kelainan pada kelopak berupa pustula dengan indentasi
pada bagian sentral. Tidak terdapat pengobatan spesifik untuk kelainan ini.3
4. Moluskum kontagiosum
Moluskum kontagiosum pda kelopak akan terlihat sebagai benjolan dengan penggaungan
ditengah yang biasanya terletak di tepi kelopak. Dapat ditemukan kelainan berupa konjungtivitis yang
bentuknya seperti konjungtivitis inklusi klamidia atau trakoma. Pengobatan moluskum tidak ada yang
spesifik atau dilakukan ekstirpasi benjolan, antibiotic local diberikan untuk mencegah infeksi
sekunder.3
C. Blefaritis jamur3
1. Infeksi superfisial
Biasanya diobati dengan griseofulvin terutama efektif untuk epidermomikosis, diberikan 0.5-
1 gram sehari dengan dosis tunggal atau dibagi rata diteruskam 1-2 minggu. Kandida dengan nistatin
sulfonamid, penicillin atau antibiotik spektrum luas. Spesies lain bisa digunakan Amfoterisin B
dimulai dengan 0.05-0.1mg/kgBB iv lambat 6-8 jam dilarutkan dekstrose 5% dalam air.3
8
D. Phitiriasis palpebrarum9
Phthirus pubis sebenarnya hidup di rambut pubis. Seseorang yang terinfeksi kutu dapat kedaerah
lain yang berambut seperti axila, dada atau bulu mata. Pitiriasis palpebarum merupakan kutu dari bulu
mata yang biasanya menjangkiti anak-anak yang hidup ditempat yang memiliki higinitas yang buruk.9
Gejala meliputi iritasi kronis dan gatal pada kelopak mata. Ditandai oleh kutu yang menempel
kebulu mata dengan cakarnya. Telur dan kulitnya yang kosong muncul seperti bentuk oval,
coklat, keputihan seperti mutiara dan melekat pada dasar cilia. Kunjungtivitis tidak lazim ditemukan.
Kutu diangkat beserta bulu mata secara mekanik dengan menggunakan pinset, lalu diberikan
topikal yellow mercuric oxide 1% atau petroleum jelly pada bulu mata dan kelopak mata dua kali sehari
selama 10 hari. Menghilangkan kutu pada pasien, keluarga, baju dan tempat tidur penting untuk
menghindari kekambuhan.9
Gambaran Klinik
A. Blefaritis stafilokokus9
- sisik keras dan pengerasan kulit terutama berlokasi di antara dasar bulu mata .
9
- Kasus lama dapat berkembang menjadi jaringan parut dan bentukan (tylosis) dari tepi kelopak mata.
- Perubahan sekunder termasuk pembentukan tembel, keratitis tepi kelopak mata dan sesekali terjadi
phlyctenulosis.
- Berhubungan dengan ketidakstabilan tearfilm dan sindrom mata kering yang umumnya terjadi.
B. Blefaritis seboroik9
- Hiperaemik tepi kelopak mata anterior dan tampak berminyak dengan menempel bersama-sama
- Sisik yang lembut dan terletak di mana saja pada tepi kelopak mata dan bulu mata.
C. Blefaritis posterior9
- Sekresi berlebihan dan tidak normal kelenjar meibomian sebagai menyumbat lubang kelenjar
- Tekanan pada tepi kelopak mengakibatkan cairan meibomian keruh atau seperti pasta gigi.
- Transiluminasi kelopak dapat menunjukkan hilangnya kelenjar dan dilatasi kistik duktus
meibomian.
- Tear film berminyak dan berbusa, buih dapat menumpuk di tei kelopak atau dalam kantus.
- perubahan sekunder termasuk konjungtivitis papiler dan erosi kornea epitel inferior.
Diagnosis
Blefaritis dapat didiagnosis melalui pemeriksaan mata yang komprehensif. Pengujian, dengan
penekanan khusus pada evaluasi kelopak mata dan permukaan depan bola mata, termasuk:11
- Riwayat pasien untuk menentukan apakah gejala yang dialami pasien dan adanya masalah kesehatan
- Pemeriksaan mata luar, termasuk struktur kelopak mata, tekstur kulit dan penampilan bulu mata.
10
- Evaluasi tepi kelopak mata, dasar bulu mata dan pembukaan kelenjar meibomian menggunakan cahaya
1. Ketidakstabilan tear film ditemukan pada 30-50% pasien, mungkin sebagai akibat dari
ketidakseimbangan antara komponen cair dan lipid dari tear film memungkinkan peningkatan
11
2. Chalazion, yang mungkin multipel dan berulang, umumnya terjadi terutama pada pasien dengan
blefaritis posterior.
3. Penyakit membran epitel basal dan erosi epitel berulang dapat diperburuk oleh blepharitis posterior.
pada sekitar 25% dari pasien; hal itu mereda ketika pengobatan dihentikan.
5. Keratitis bakteri dikaitkan dengan penyakit sekunder permukaan okular untuk blefaritis kronis.
6. Atopik keratokonjungtivitis sering dikaitkan dengan blefaritis stafilokokus. Pengobatan blefaritis sering
7. Intoleransi lensa kontak. Pemakaian jangka panjang lensa kontak berhubungan dengan penyakit tepi
pelupuk mata posterior. Penghambatan gerakan tutup dan ekspresi normal dari minyak meibomian bisa
menjadi penyebabnya. Ada juga mungkin terkait konjungtivitis giant papil membuat pemakaian lensa
tidak nyaman. Blefaritis juga merupakan faktor risiko untuk keratitis bakteriterkait lensa kontak.
Anterior blefaritis
Feature Posterior blefaritis
Staphylococcal Seborrhoeic
Loss ++ +
Distorted or trichiasis ++ +
12
Anterior blefaritis
Feature Posterior blefaritis
Staphylococcal Seborrhoeic
Notching + ++
Cyst Hordeolum ++
Meibomian ++
Conjunctiva Phlyctenule +
Dry eye + + ++
Vascularization + + ++
Infiltrates + + ++
Diagnosis Banding13
Atopic Fine scaling usually present Oral antihistamines (see above)Topical corticosteroids:
dermatitis Less edema than with Desonide (Tridesilon) 0.05%
contact dermatitis Alclometasone dipropionate (Aclovate) 0.05% twice
Other signs of atopic daily for five to 10 days
dermatitis may be present Second-line treatments:
Family or personal history Tacrolimus (Protopic) 0.1% ointment twice daily
of allergic rhinitis or atopic Pimecrolimus (Elidel) 1% cream twice daily
dermatitis
Blepharitis Yellow scaling at eyelid Local measures: eyelid massage, warm compresses, and
margins gentle scrubbing twice daily with a cotton swab and 1:1
Patients may have pruritus solution of dilute baby shampoo or commercially available
or burning eyelid cleanser
Less edema than with For staphylococcal infections, bacitracin or erythromycin
cellulitis or contact ointment to eyelid margins at bedtime or one to two weeks
dermatitis; edema more For meibomian gland dysfunction, may add tetracycline, 250
prominent at eyelid margin mg four times daily, or doxycycline (Vibramycin), 100 mg
three times daily, then taper after four weeks
Systemic Onset over weeks to months Maximize treatment of the underlying disorder
processes Other cutaneous and
systemic findings present
14
Condition Signs and symptoms Treatment
Suggested intravenous regimens:
Ampicillin/sulbactam (Unasyn), 1.5 to 3 g every six
hours (dosage for children: 300 mg per kg daily,
divided every six hours)
Ceftriaxone (Rocephin), 1 to 2 g daily or divided every
12 hours (dosage for children: 50 to 75 mg per kg
daily, divided every 12 hours)
Parenteral antibiotics are often given for seven days in orbital
cellulitis; transition to oral antibiotics if clinical improvement
is noted after one week, to complete a total treatment course
of 21 days
Herpes simplex Vesicles often present Often self-limited; use supportive measures such as
Pain or burning may be compresses
present Topical bacitracin may help prevent secondary infection
Onset over hours to days Recurrent cases can be treated with long-term suppressive
therapy:
Acyclovir (Zovirax), 400 mg twice daily
Valacyclovir (Valtrex), 500 mg to 1,000 mg daily
Famciclovir (Famvir), 250 mg twice daily
Herpes zoster Older adults Cool compresses
ophthalmicus Vesicles often present Acyclovir, 800 mg five times daily for seven to 10 days;
Pain or burning valacyclovir, 1 g three times daily for seven days; or
Onset over hours to days famciclovir, 500 mg three times daily for seven days
Early initiation of tricyclic antidepressants (desipramine
[Norpramin], 25 to 75 mg at bedtime) may inhibit
postherpetic neuralgia
Patients may require additional treatment for complications
such as keratitis and glaucoma
Tumors Older adultsInsidious onset Depending on tumor type, Mohs micrographic surgery or
Typically painless nodule wide local excision
Penatalaksanaan
Sebuah penanganan yang sistematis dan jangka panjang dalam menjaga kebersihan kelopak mata
adalah dasar dari pengobatan blefaritis. Dokter harus memastikan bahwa pasien mengerti bahwa penanganan
blefaritis adalah sebuah proses, yang harus dilakukan untuk jangka waktu yang lama.8
15
Banyak sistem mengenai kebersihan kelopak mata, dan semua ini termasuk variasi dari 3 langkah
penting 8,9
1. Aplikasi panas untuk menghangatkan sekresi kelenjar kelopak mata dan untuk memicu evakuasi dan
pembersihan dari bagian sekretorik sangat penting. Pasien umumnya diarahkan untuk menggunakan
kompres hangat basah dan menerapkannya pada kelopak berulang kali. Air hangat di handuk, kain kassa
direndam, atau dimasak dengan microwave, kain yang telah direndam dapat digunakan. Pasien harus
2. Tepi kelopak mata dicuci secara mekanis untuk menghilangkan bahan yang menempel, seperti ketombe,
dan sisik, juga untuk membersihkan lubang kelenjar. Hal ini dapat dilakukan dengan handuk hangat atau
dengan kain kasa. Air biasa sering digunakan, meskipun beberapa dokter lebih suka bahwa beberapa tetes
shampo bayi dicampur dalam satu tutup botol penuh air hangat untuk membentuk larutan pembersih.
Harus diperhatikan untuk menggosok-gosok lembut atau scrubbing dari tepi kelopak mata itu sendiri,
bukan kulit kelopak atau permukaan konjungtiva bulbi. Menggosok kuat tidak diperlukan dan mungkin
berbahaya.8
3. Salep antibiotik pada tepi kelopak mata setelah direndam dan digosok. Umum digunakan adalah salep
eritromisin atau sulfacetamide. Salep antibiotik kortikosteroid kombinasi dapat digunakan, meskipun
Situasi klinis tertentu mungkin memerlukan pengobatan tambahan. Kasus refrakter blefaritis sering
respons dengan penggunaan antibiotik oral. Satu atau dua bulan penggunaan tetrasiklin sering membantu
dalam mengurangi gejala pada pasien dengan penyakit yang lebih parah. Tetrasiklin diyakini tidak hanya
untuk mengurangi kolonisasi bakteri tetapi juga untuk mengubah metabolisme dan mengurangi disfungsi
Disfungsi tear film dapat mendorong penggunaan solusi air mata buatan, salep air mata, dan
penutupan pungtum. Kondisi yang terkait, seperti herpes simplex, varicella-zoster, atau penyakit kulit
staphilokokal, bisa memerlukan terapi antimikroba spesifik berdasarkan kultur. Penyakit seboroik sering
16
ditingkatkan dengan penggunaan shampoo dengan selenium, meskipun penggunaannya di sekitar mata tidak
Konjungtivitis dan keratitis dapat menjadi komplikasi blefaritis dan memerlukan pengobatan
tambahan selain terapi tepi kelopak mata. Campuran antibiotik-kortikosteroid dapat mengurangi peradangan
dan gejala konjungtivitis. Infiltrat kornea juga dapat diobati dengan antibiotik-kortikosteroid tetes. Ulkus
tepi kelopak yang kecil dapat diobati secara empiris, tetapi ulkus yang lebih besar, parasentral, atau atipikal
harus dikerok dan spesimen dikirim untuk diagnostik dan untuk kultur dan pengujian sensitivitas.8
Serangan berulang dari peradangan dan jaringan parut dari blefaritis dapat memngakibatkan penyakit
kelopak mata posisional. Trichiasis dan notching kelopak dapat mengakibatkan gejala keratitis berat.
Trichiasis diobati dengan pencukuran bulu, perusakan folikel melalui arus listrik, laser, atau krioterapi, atau
dengan eksisi bedah. Entropion atau ectropion dapat mengembangkan dan mempersulit situasi klinis dan
mungkin memerlukan rujukan ke ahli bedah oculoplastics.Perawatan bedah untuk blefaritis diperlukan
hanya untuk komplikasi seperti pembentukan kalazion, trichiasis, ektropion, entropion, atau penyakit
kornea.8
Untuk blefaritis anterior, antibiotik natrium asam fusidic topikal, bacitracin atau kloramfenikol
digunakan untuk mengobati folikulitis akut tetapi terbatas dalam kasus-kasus lama. Setelah kelopak
dibersihkan salep harus digosok ke tepi kelopak anterior dengan cotton bud atau jari yang bersih. Oral
azitromisin (500 mg setiap hari selama tiga hari) dapat membantu untuk mengontrol penyakit blefaritis
ulseratif.9
Pada blefaritis posterior, tetrasiklin sistemik merupakan andalan pengobatan tetapi tidak boleh
digunakan pada anak di bawah usia 12 tahun atau pada wanita hamil atau menyusui karena disimpan dalam
tulang dan gigi tumbuh, dan dapat menyebabkan noda pada gigi dan hipoplasia gigi (eritromisin adalah
alternatif). Alasan untuk penggunaan tetrasiklin adalah kemampuan mereka untuk memblokir produksi
lipase stafilokokal jauh di bawah konsentrasi penghambatan minimum antibakteri. Tetrasiklin terutama
diindikasikan pada pasien dengan phlyctenulosis berulang dan keratitis tepi, meskipun berulang pengobatan
mungkin diperlukan. Contohnya: Oxytetracycline 250 mg b.d. selama 6-12 minggu, Doksisiklin 100 mg b.d.
17
selama satu minggu dan kemudian setiap hari selama 6-12 minggu, Minocycline 100 mg sehari selama 6-12
minggu; (pigmentasi kulit dapat berkembang setelah penggunaan jangka panjang). Erythromicin 250 mg
Komplikasi
Komplikasi yang berat karena blefaritis jarang terjadi. Komplikasi yang paling sering terjadi pada
pasien yang menggunakan lensa kontak. Mungkin sebaiknya disarankan untuk sementara waktu
menggunakan alat bantu lain seperti kaca mata sampai gejala blefaritis benar-benar sudah hilang.1
1. Hordeolum: adalah suatu infeksi bakteri pada salah satu kelenjar minyak yang tersumbat. Hasilnya
2. Chalazion: Sebuah chalazion atau granuloma konjungtiva terjadi ketika penyumbatan di salah satu
kelenjar minyak menyebabkan kelenjar yang menjadi membesar dan menimbulkan jaringan parut.
3. Mata merah: blefaritis dapat menyebabkan serangan berulang mata merah (konjungtivitis).
4. Ulserasi kornea: iritasi yang terus menerus dari kelopak mata yang meradang atau salah arah bulu
Blefaritis tidak mempengaruhi penglihatan pada umumnya, meskipun defisiensi tear film kadang
Prognosis
Kebersihan yang baik (pembersihan secara teratur daerah mata) dapat mengontrol tanda-tanda dan
gejala blefaritis dan mencegah komplikasi. Perawatan kelopak mata yang baik biasanya cukup untuk
pengobatan. Harus cukup nyaman untuk menghindari kekambuhan, karena blefaritis sering merupakan
kondisi kronis. Jika blefaritis berhubungan dengan penyebab yang mendasari seperti ketombe atau rosacea,
mengobati kondisi-kondisi tersebut dapat mengurangi blefaritis. Pada pasien yang memiliki beberapa
episode blefaritis, kondisi ini jarang sembuh sepenuhnya. Bahkan dengan pengobatan yang berhasil,
18