Sumber Foto :
Training course on the Management of Severe Malnutrition WHO
Foto no : 26, 27, 28, 29
Setiap kenaikan atau penurunan secara
tiba-tiba.
Suhu aksiler < 36 oC atau teraba dingin
Segera rujuk ke dokter mata (jangan ditambahkan preparat yang
mengandung “kortikosteroid” karena akan memperberat kelainan pada mata serta
jangan diberi salep supaya tidak a da perlengketan)
buku 1, hal. 15)
Berat Badan 2 bulan 4 bulan
(kg) RHZ (75/50/150) RH (75/50)
5-9 1 tablet 1 tablet
10 - 14 2 tablet 2 tablet
15 - 19 3 tablet 3 tablet
Teruskan terapi TB 20 - 32 4 tablet 4 tablet
rujuk ke RS untuk evaluasi lebih lanjut
Pada anak penderita gizi buruk yang tinggal di daerah risiko tinggi malaria atau ada
riwayat kunjungan ke daerah risiko tinggi malaria (dapat dilihat pada lampiran 9)
agar diperiksa tanda/gejala klinis malaria, sebagai berikut :
demam (teraba panas, suhu 37,5 C atau lebih)
menggigil dan berkeringat
renjatan (syok)
kaku kuduk atau kejang
kesulitan nafas
ikterik
perdarahan
Apabila ditemukan hal-hal tersebut diatas, maka dilakukan pemeriksaan darah malaria
(dengan mikroskop atau dengan uji reaksi cepat/Rapid Diagostic Test/RDT)
Anak Gizi Buruk yang menderita malaria berat (malaria serebral), segera ditransfusi
dengan packed red cell 10 ml/kgBB/3-4 jam, tidak diberikan furosemid sebelum transfusi,
karena penderita malaria umumnya terjadi hipovolemia. Obat anti malaria diberikan
secara intravena.
Pemberian Fe atau sirup besi tetap setelah 2 minggu (Fase Rehabilitasi), namun harus
diperhatikan bahwa anemia pada penderita bukan karena kurang Fe tetapi karena
pecahnya sel darah merah (hemolisis).
Obat antimalaria Primakuin tidak boleh diberikan pada anak umur kurang dari 1 tahun.
Untuk pemberian Artemisinin Based Combination Therapy (ACT) perlu dijelaskan pada
ibu agar mengamati anak selama 30 menit sesudah pemberian ACT. Jika dalam waktu
30 menit anak muntah, ulangi pemberian ACT dan ibu diminta kembali ke Puskesmas/
Rumah Sakit untuk mendaptkan tablet tambahan/pengganti. Selain itu dijelaskan
kemungkinan timbul gatal-gatal setelah pemberian obat.
Untuk mengurangi rasa sakit dan menurunkan suhu tubuh, dapat diberikan parasetamol
terutama pada anak yang demam tinggi (suhu 38,5 C) atau nyeri telinga.
Pengobatan malaria vivaks/ malaria ovale resisten klorokuin Pengobatan Malaria Falciparum tanpa komplikasi dengan
Dihydroartemisinin Piperaquin (DHP)
Jumlah tabl et per har i menurut kelompok umu r
Hari Jenis obat
0-1 2 - 11 1-4 5-9 10 - 14 > 15
HI-7 Kina *) *) 3x 1/2 3x1 3 x 1 1/2 3x3 bulan bulan tahun tahun tahun tahun
1/4
H I - 14 Primakuin - - 1/4 1/2 3/4 1
DHP 1/2 1 1,5 2 3-4
1 3/4
Primakuin - - 1 1/2 2 2-3
Dosis berdasarkan berat badan:
1/4
- Kina 30 mg/ kgBB/ hari (dibagi 3 dosis) 2-3 DHP 1/2 1 1,5 2 3-4
- Primakuin 0,25 mg/kgBB
Dihydroartemisinin: 2 - 4 mg/kgBB
Piperaquin : 16 - 32 mg/kgBB
Primakuin : 0,75 mg/kgBB
Pengobatan malaria vivaks lini kedua
Pengobatan lini 1 : Kemoprofilaksis bertujuan untuk mengurangi risiko terinfeksi malaria dan
MALARIA BERAT apabila terinfeksi maka gejala klinisnya tidak berat. Obat anti malaria yang
dipakai untuk Profilaksis adalah Doxycycline.
Di RS atau rawat inap:
Doksisiklin diminum 1-2 hari sebelum ke daerah endemis malaria sampai dengan 1-2
- Artesunate injeksi intra vena:
H ar i 1 : 2, 4 mg /K gB B/h ar i minggu setelah kembali (maksimal 12 minggu) dan tidak boleh diberikan kepada anak
Hari II-VII : 2,4 mg/KgBB/hari usia < 8 tahun dan ibu hamil.
- Bila sudah bisa minum dilanjutkan dengan obat ACT selama 3 hari.
Dilapangan:
- Artemer injeksi intra muscular: PENCEGAHAN
H ar i 1 : 3, 2 m g/K gBB /h ari
Hari II-V : 1,6 mg/KgBB/hari Salah satu tindakan pencegahan gigitan nyamuk penular malaria untuk anak dan ibu hamil
- Bila sudah bisa minum dilanjutkan dengan obat ACT selama 3 hari. adalah dengan tidur menggunakan kelambu. Dianjurkan adalah kelambu berinsektisida tahan
lama (Long Lasting Insectisida Nets/LLIN). Disamping itu tindakan pencegahan
Pengobatan lini 2 :
lain adalah dengan pemasangan kassa nyamuk, pemakaian lotion anti nyamuk,
MALARIA BERAT
memakai pakaian tertutup, penyemprotan dan lain-lain.
Di RS atau rawat inap:
- Kina HC1 25 % yang dilarutkan dalam NaCl 0,9 % atau Dextrosa 5 %
diberikan per infus dengan dosis : Sumber :
10 mg/KgBB/4 jam setiap 8 jam Buku Pedoman Tatalaksana Kasus Malaria di Indonesia, Ditjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, Depkes RI, 2008
Total dosis kina 30 mg/KgBB/24 jam Untuk Pengobatan Malaria Berat dilihat pada buku “ Pedoman Tatalaksana Kasus Malaria di Indonesia “
Di lapangan: (Ditjen Pengendalian dan Penyehatan Lingkungan Depkes RI, 2008 )
- Kina HC1 25 % yang dilarutkan dalam NaCl 0,9 % atau Dextrosa 5 %
diberikan intra muscular:
10 mg/KgBB/4 jam setiap 8 jam
Total dosis kina 30 mg/KgBB/24 jam
Bila bisa minum obat dilanjutkan dengan Kina tab. + Doxy/tetra kapsul selama 7 hari
BAGAN PENILAIAN DAN TATALAKSANA AWAL HIV
Anak dengan pajanan HIV Anak sakit berat, pajanan HIV tidak PCP = Pneumocystic Jiroveci pneumonia
diketahui, dicurigai terinfeksi HIV Catatan:
Semua anak yang terpajan HIV sebaiknya dievaluasi oleh dokter,
Penilaian kemungkinan infeksi HIV Identifikasi faktor risiko HIV: bila mungkin dokter anak.
Dengan memeriksa:
Manifestasi klinis HIV stadium lanjut atau hitung CD4+ yang rendah
Status penyakit HIV pada ibu - status penyakit HIV pada ibu pada ibu merupakan faktor risiko penularan HIV dari ibu ke bayi
Pajanan ibu dan bayi terhadap ARV - transfusi darah
selama kehamilan, persalinan dan laktasi.
Cara kelahiran dan laktasi - penularan seksual
- pemakaian narkoba suntik Pemberian ART pada ibu dalam jangka waktu lama mengurangi risiko
- cara kelahiran dan laktasi transmisi HIV.
Penggunaan obat antiretroviral yang digunakan untuk pencegahan penularan
dari ibu ke anak (prevention mother to child transmission, PMTCT) dengan
- Lakukan anamnesis dan pemeriksaan - Lakukan anamnesis dan pemeriksaan
fisik serta evaluasi bila anak mempunyai fisik serta evaluasi bila anak mempunyai monoterapi AZT, monoterapi AZT+ dosis tunggal NVP, dosis tunggal NVP saja,
tanda dan gejala infeksi HIV atau infeksi tanda dan gejala infeksi HIV atau infeksi berhubungan dengan insidens transmisi berturut-turut sekitar 5-10%,
oportunistik oportunistik 3-5%, 10-20%, pada ibu yang tidak menyusui. Insidens transmisi sekitar 2 % pada
- Lakukan pemeriksaan dan pengobatan - Lakukan pemeriksaan dan pengobatan
ibu yang menerima kombinasi ART*).
yang sesuai yang sesuai
Transmisi HIV dapat terjadi melalui laktasi. Anak tetap mempunyai risiko mendapat
HIV selama mendapat ASI.
Identifikasi kebutuhan untuk - Identifikasi faktor risiko dan
ART dan kotrimoksazol untuk atau tanda/gejala yang sesuai
mencegah PCP (prosedur IX). dengan infeksi HIV atau infeksi
Identifikasi kebutuhan anak oportunistik yang mungkin disebabkan *) Antiretroviral drugs for treating pregnant women and preventing
usia > 1 tahun untuk meneruskan HIV HIV infection in infants in resource-limited setting: towards
kotrimoksazol. - Pertimbangan uji diagnostik HIV dan universal access. Recommendations for a public health approach.
konseling. WHO 2006
- Metode yang digunakan tergantung
usia anak (prosedur II)
- Pada kasus status HIV ibu tidak dapat Sumber :
ditentukan dan uji virologik tidak dapat
dikerjakan untuk diagnosis infeksi HIV Buku Pedoman Tatalaksana infeksi HIV dan Terapi Antiretroviral
pada anak usia < 18 bulan, uji antibodi pada Anak di Indonesia, Depkes, Dirjen Pengendalian Penyakit dan
HIV harus dikerjakan. Penyehatan Lingkungan, 2008
Lakukan uji diagnostik HIV
Metode yang digunakan tergantung
usia anak (prosedur II)
STABILISASI TRANSISI REHABILITASI
(hari ke 1-2) (hari ke 3-7) (minggu ke 2-6)
*) Diberikan dalam bentuk larutan elektrolit/mineral, pemberianya dicampurkan kedalam Resomal, F-75 dan F-100
(dosis pemberiannya lihat cara membuat Cairan ReSoMal dan Cara membuat larutan mineral mix,
Buku II hal. 19)
FREKUENSI
4 kg 6 kg 8 kg 10 kg
Rehabili- Minggu
Hari F-75/ 12 X LIHAT TABEL
TABEL tasi 2 _ 6
1 _ 2 modifikasi PEDOMAN F-75 F-75
(Buku1I-- hal.
(Buku hal.23-24)
23-14) BB F-100/modifikasi 3 X 90 100 - -
ASI Bebas Buku
Buku II -IIhal.
- hal. 20
20) < 7 kg
ASI Bebas
F-75/ 8 X LIHAT TABEL
LIHAT TABEL Ditambah
modifikasi PEDOMAN
PEDOMAN F-75 F-75
Stabilisasi Makanan bayi/ 3 x 1 porsi - - - -
(Buku
(Buku1I-- hal.
hal.23-24)
23-24)
makanan lumat
ASI Bebas Buku
Buku II -IIhal.
- hal. 20
20)
Sari buah 1 X 100 100 - -
F-75/ 6 X LIHAT TABEL
LIHAT TABEL
modifikasi PEDOMAN
PEDOMAN F-75 F-75 F-100/modifikasi 3 X - - 150 175
(Buku
(Buku1I-- hal.
hal.23-24)
23-24)
ASI Bebas Buku
Buku II -IIhal.
- hal. 20
20) BB ASI Bebas
> 7 kg D itambah
Ditambah
Transisi Hari F-100/ 6 X LIHAT TABEL
LIHAT TABEL
Makanan anak / 3 x 1 porsi - - - -
3 _ 7 modifikasi PEDOMAN
PEDOMAN F-100 F-75 makanan lunak
(Buku
(Buku1I -- hal.
hal.25)
25)
Buah 1 - 2 x 1 buah - - - -
ASI Bebas Buku
Buku II
II - hal. 20
20)
Contoh :
Kebutuhan energi seorang anak dengan berat badan 6 kg pada fase rehabilitasi adalah : 6 kg x 200 Kkal/kgBB/hr = 1200 Kkal/hr
Kebutuhan energi tersebut dapat dipenuhi dengan :
F-100 : 4 x 100 cc 4 x 100 Kkal = 400 Kkal
Makanan bayi/ lumat 3 x 3 x 250 Kkal = 750 Kkal
Sari buah 1 x 100 cc 1 x 45 Kkal = 45 Kkal +
Total = 1195 Kkal
1 Sachet mineral mix @ 8 gram dilarutkan dalam 20 ml
air matang untuk bahan pembuatan 1 liter F-75/F-100/ReSoMal
F-75/F-100/ReSoMal
Bahan Per F 75 F 75 F 100 TRANSISI &
Makanan 1000 ml DENGAN REHABILITASI
TEPUNG
Catatan :
1. Agar formula WHO lebih homogen dapat digunakan blender.
Formula WHO 75 Modifikasi (1, II,) : 2. Pada pemberian melalui NGT, tidak dianjurkan untuk diblende r, karena
Campurkan gula dan minyak sayur, aduk sampai rata dan tambahkan dapat menimbulkan gelembung udara.
larutan mineral mix. Kemudian masukkan full cream/ susu segar dan
tepung sedikit demi sedikit, aduk sampai kalis dan berbentuk gel.
Tambahk an air sedi kit dem i sed iki t samb il dia duk samp ai hom ogen
sehingga mencapai 1000 ml dan didihkan sambil diaduk-aduk hingga larut
selama 5 - 7 menit.
1½ resep 2 resep 2½ resep 3 resep
1 resep 1½ resep 1½ resep 2 resep
1½ resep 2 resep 2½ resep 3 resep
1½ resep 2 resep 2 resep 2½ resep
4½ sdm. 7½ sdm.
10½ 10½
1½ 1½
2¼ 3¾ 4½
1½ 1½
1½ 2½
½
¼
2½
1½
2½
1½ 1½ 2½ 1½ 2½
1½ 1½ 2½ 3¾ 6¼ 7½
1½ 2½
2¼ 2¼ 3¾
2½
2½
17 ½ 2½
½
½
1½
1 ½ jam.
3½
3¾ 6¼ 6¼
1½ 2½ 2½ 3½
¾ 1¼ 1¼
1½ 1¾ 2½
13 ½
1½
½
4½
2½ 4½
1¼ 1½ 2½
1½
3½
1½
7½
3½
PEMBERIAN MAKANAN : Berikan F-75 sesegera mungkin (apabila anak sudah
rehidrasi, ukur BB anak sekali lagi sebelum menentukan jumlah makanan).
BB baru : kg
Jumlah makanan untuk setiap 2 jam = ml F-75. Jam makan awal :
Mandi dg1%
Mandi dg1%
Buku 1 hal . 23)
Nama : Jenis Kelamin : L / P Umur : Tgl. Masuk Rumah Sakit : Pukul : Nomer Register RS :
Nama Orang tua : Alamat :
Total b. c. d. Total ya : _
Total Volume selama 24 jam= jumlah pemberian lewat mulut (b) + jumlah pemberian lewat NGT (c) - total jumlah yang dimuntahkan (d) = ml
Total volume selama 24 jam yang dirujuk maksimal : 1540 ml dan minimal : 1050 ml (lihat petun juk pemberian F-100 pada Buku 1 hal. 25)
Jadi Pemberian F-100 sebanyak 1200 ml masih memenuhi anjuran
0 a
0 0 0 0
. 8 8 a 5
1 1 1 0 2 8 Y 0 0 d
A
X 7
2
0 a
9 9 9 0
. 8 8 a 0 0 d 0 X
9 2 8 Y
1 A 7
0 a
0 a 0 0 d
. 8 8 Y 5
8 8 8 8 2 8 X 7
1 A
0 a
6 6 6 0
. 5 0 a 0 0 d X 5
6 2 9 Y 7
1 A
0 a
0 a 0 0 d 0
. 5 0 Y
5 5 5 5 2 9 A
X
1
0 a
3 3 3 0
. 5 0 a 0 0 d 0 X
3 2 9 Y
1 A 7
a
0 k d
a 5
1 1 . 5 0 a 1 0
1 0
1 2 9 d
i k 3 X
1 T d
T
a a
k d
0 0 0
0 a a 0 0 k
a
d
a
2 . 5 0 d
2 0 0 0 k 5 2 0
. 5 0 d
2 9 i 0 0 k 5
3 X
1 1 1 2 9 i
T d
3
1 0
1 T d
T T
a a
0 k d 0 k d
a 5
0 0 . 5 0 a 0 0
3 0 3 a
. 5 0 d
a
0 0 k 5
9 9 9 2 9 d
i k 3 9 9 2 9 i 3 X
0 T d 0 T d
T T
a a
0 k e d 0 k e d
a r a 5 0 a r
. 8 0 d a
0 0 0
. 8 0 d a 0 k 3 0
9 2 9 i a 0 k 5
i 3 X
6 6 9 2 9 i i 6
0 T d d 0 T d d
T T
a a
0 k d 0 k d
0 0 3 a a 0 3 a a
. 5 8 d 1 0 k 5 . 5 8 d 1 0 k 5
3 3 8 2 8 i 3 3 8 2 8 i 3 X
0 T d 0 T d
T T
l 0 a l a l a
a 0 5 0 k d a 0 k d a 0 k d
a a 5 a 5 a 5
.
w 8 d 0 0 k 3 w . 5 0 a 0 0
0
w . 5 0 a 0 0
0
2 9 i
d 8 2 9 d
i k 3 8 2 9 d
i k 3 X
A 0 T A 0 T d A 0 T d
T T T
X X
X
X
X
X
X
X
X
X
a
0 d
. 4 3 0
0 a
4 2 8 1
1 p
0
h 0
u 4
-
b 7
u
t 3
u n
0
. 5 5 0
0 h a
1
0 2 8 1 u m
2 s
a
n l
a a
d h
i a
d d
0 a a
0
. 5 5
0 n p
0 2 8 1
1 t
2 u m
y a
n J
e
d 4
, 2
n a
0 a
. 7 4 0
0 s m
6 2 8 1
1 a l
f a
1 a e
n S
r n
e a
p n
n a
0 a
t k
. 5 5 0
0 a
. 2 2 8 1
1 a
t M
) 1
a
4 c n
1 a
u
t p
r u
a s
0 0
k A
. 5 5 0
0 1 . 5 5 0
0 1 n n
8 2 8 1 8 2 8 1 a
a t
0 0 g a
n t
e a
d C
n
a m
k r
u o
d F
a
p n
i a
d d
s 2
u 3
: r
a -
h 1
N i 3
A n n
i
T 7 a
A l m
T e l a
A b
a a
C T h
n
a
l e g
g e
t s l a n
i
n k r i o m g r
i
r e o n h i e l
e i g t b n
e a a w n
i a k
w s t
g n n l a o
k n e r b g / a
l m n u
a e g t
i
t b u i r i w a u n t
/ j
i a r l
a
u
s u
s e
r t m / o
b
u h p a a t r n
o
r g
/
g a k
t
e a
s
i
d a n g
h
s e m
s a h c
a m i
n
o l
a
g e a
g
t u
n s u
s o
g a
s n
i
s h
/ i
n a n
g
/
t n
i n /
o e m g a i
g g o b s y n k t
g a a
a
g a s w
e a e e g g m k /
s k i a r
a a s
a a
i n u a
t k p o n
a n
i n
i a n r r r r r n y k n n r a p g m b p m
s u i k n g
t c c m
a g g s n n a u u u u u a a u h
a h
a u u u u k u
j y l
a r e o u
e o i
a g i s e i
n m n a y a a k a a d l y y y y s p r s s p p n
i a h u r n
i
e a k e a a a a i e e u u u u e e s e e e
a M R B K S T
N J O K A D D B k
I I U T S S S S P P J B B S S T T E K M K M T K i S M
1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4
Jika masih mendapatkan ASI, berikan lebih seringdan lebih lama, siangdan malam,
Cucilah tan gan sebelum menyiapkan mak anan anak. Jika anak mendapatkan susu selainASI :
- gantikan dengan meningkatkan pemberian ASI atau
Gunakan bahan makanan yang baik dan aman, peralatan
- gantikan setengah bagian susu dengan bubur nasi ditambah tempe
masak yang bersih dan cara m emasak yang benar. - Jangan diberi susu kent al man is.
Untuk makanan lain, ikuti anjuran pemberian makan yangsesuai dengan umur anak
.
i
r
i
k
a
t
a
m
a
d
a
p