TONSILLITIS
Sri Wahyu Basuki1, Ika Nuria S I2, Zaid Ziyaadatulhuda A2, Fajryati Utami2, Novita Ardilla2,
1
Dosen Fakultas Kedokteran, Universitas Muhammadiyah Surakarta
2
Mahasiswa Fakultas Kedokteran, Universitas Muhammadiyah Surakarta
ABSTRAK
Tonsilitis merupakan peradangan pada tonsil yang disebabkan oleh infeksi bakteri streptococcus atau
infeksi virus. Tonsilitis paling sering terjadi pada anak-anak, tetapi jarang terjadi pada anak usia < 2 tahun.
Tonsilitis juga sangat jarang terjadi pada orang tua usia >40 tahun. Insidensi terjadinya tonsilitis rekuren di Eropa
dilaporkan sekitar 11% dengan komplikasi tersering adalah abses peritonsilar. Klasifikasi tonsillitis berdasarkan
etiologi dan manifestasi klinis adalah tonsilitis akut, tonsillitis membranosa dan tonsilitis kronik. Diagnosis dapat
ditegakkan dengan mengetahui tanda dan gejala serta dapat dilakukan pemeriksaan penunjang meliputi kultur dan
pemeriksaan biopsi jaringan. Komplikasi yang dapat menyertai tonsillitis adalah phlegmon peritonsillar, penyakit
jantung, selulitis serviks, abses parafaringeal, otitis media akut, sinusitis, abses peritonsil, abses para faring,
bronchitis, glomerulonephritis akut, miokarditis, artritis, serta septicemia. Kelumpukhan otot palatum mole, otot
mata, otot faring, otot laring serta otot pernafasan juga dapat terjadi pada tonsillitis difteri dan sepsis. Prognosis
bergantung pada faktor-faktor yang menjadi dasar terjadinya kandidiasis oral. Secara umum, prognosis tonsilitis
sangat baik dan dapat sembuh tanpa komplikasi.
Tonsillitis is inflammation of the tonsils caused by streptococcal bacterial infection or viral infection.
Tonsillitis is most common in children, but rarely occurs in children aged <2 years. Tonsillitis is also very rare in
older people> 40 years. The incidence of recurrent tonsillitis in Europe is reported to be around 11% with the most
frequent complications being peritonsillary abscess. Classification of tonsillitis based on etiology and clinical
manifestations are acute tonsillitis, membranous tonsillitis and chronic tonsillitis. The diagnosis can be made by
knowing the signs and symptoms and can be carried out supporting investigations including culture and
examination of tissue biopsy. Complications that can accompany tonsillitis are peritonsillar phlegmon, heart
disease, cervical cellulitis, parafaringeal abscess, acute otitis media, sinusitis, peritonsil abscess, pharyngeal
abscess, bronchitis, acute glomerulonephritis, myocarditis, arthritis, and septicemia. Palate of the mole palate, eye
muscles, pharyngeal muscles, laryngeal muscles and respiratory muscles can also occur in diphtheria tonsillitis and
sepsis. Prognosis depends on the factors on which oral candidiasis is based. In general, the prognosis for tonsillitis
is very good and can be cured without complications.
palatina yang merupakan bagian dari cicin Insidensi terjadinya tonsilitis rekuren di Eropa
waldeyer. Penyebaran infeksi melalui udara (air dilaporkan sekitar 11% dengan komplikasi
borne droplets), tangan dan ciuman. Dapat tersering adalah abses peritonsilar. Tonsilitis
baik
umur, namun lebih sering terjadi pada anak. waktu kurang dari 3 minggu (Ramadhan, 2017).
Faktor yang menjadi penyebab utama hal Tonsilitis membranosa termasuk dalam salah
tersebut adalah ISPA dan tonsillitis akut yang satu jenis radang amandel akut yang disertai
tidak mendapat terapi yang adekuat. dengan pembentukan membran/ selaput pada
Metode yang digunakan dalam literature kondisi di mana terjadi pembesaran tonsil
review ini yaitu review article. Dengan disertai dengan serangan infeksi yang berulang-
palatina yang merupakan bagian dari cicin Tonsilitis paling sering terjadi pada
waldeyer. Penyebaran infeksi melalui udara (air anak-anak, tetapi jarang terjadi pada anak usia <
borne droplets), tangan dan ciuman. Dapat 2 tahun. Tonsilitis juga sangat jarang terjadi
terjadi pada semua umur, terutama pada anak pada orang tua usia >40 tahun. Insidensi
(Ringgo, 2019). Tonsilitis akut merupakan terjadinya tonsilitis rekuren di Eropa dilaporkan
peradangan pada tonsil yang disebabkan oleh sekitar 11% dengan komplikasi tersering adalah
terjadi pada anak-anak dengan puncaknya pada dengan gangguan tenggorokan (Nadhila, 2016).
hingga usia tua. Abses peritonsilar lebih sering Penyebab tonsilitis adalah infeksi bakteri
terjadi pada perempuan dibanding laki-laki (U, streptococcus atau infeksi virus. Tonsil berfungsi
tidak mengeluarkan data mengenai jumlah kasus pencegahan terhadap infeksi. Tonsil bisa
tonsilitis di dunia, namun WHO memperkirakan dikalahkan oleh bakteri maupun virus, sehingga
tonsilektomi dengan atau tanpa adenoidektomi, tonsilitis. Hal-hal yang dapat memicu
tonsiloadenoidektomi dan 39.000 (13,6 %) masuk kedalam mulut bersama makanan atau
provinsi Indonesia, prevalensi tonsilitis kronik mononukleosis, virus yang paling umum adalah
3,8 % tertinggi setelah nasofaringitis akut 4,6 % EBV, yang terjadi pada 50% anak-anak
dapat terjadi pada semua umur, namun lebih Tonsil merupakan salah satu pertahanan
sering terjadi pada anak. Faktor yang menjadi tubuh terdepan. Antigen yang berasal dari
penyebab utama hal tersebut adalah ISPA dan inhalan maupun ingestan dengan mudah masuk
tonsillitis akut yang tidak mendapat terapi yang ke dalam tonsil hingga terjadi perlawanan
adekuat.4,5 Tonsilitis lebih umum pada anak- tubuh dan bisa menyebabkan peradangan oleh
anak usia 5-15 tahun dengan prevalensi virus yang tumbuh di membran mukosa
tonsillitis bakterial 15-30% pada anak dengan kemudian terbentuk fokus infeksi. Keadaan ini
penderita menurun akibat peradangan virus sekitar fosa tonsilaris. Pada anak proses ini
sebelumnya. Tonsilitis akut yang disebabkan disertai dengan pembesaran kelenjar limfa
oleh bakteri disebut peradangan lokal primer. dengan submandibular (Soepardi, et al., 2012).
1. Peradangan biasa daerah tonsil saja dapat mengakibatkan keluhan berupa ngorok
5. Nekrosis jaringan (Adams, et al., 2012) tonsil telah menutup jalur pernafasan. Jika
yang paling sering terjadi dari semua penyakit Gejala dan tanda Masa inkubasi 2-4 hari.
tenggorok yang berulang. Tonsilitis kronis Gejala dan tanda yang sering ditemukan adalah
umumnya terjadi akibat komplikasi tonsilitis nyeri tenggorok dan nyeri waktu menelan,
akut, terutama yang tidak mendapat terapi demam dengan suhu tubuh yang tinggi, rasa
adekuat. Selain pengobatan tonsilitis akut yang lesu, rasa nyeri di sendi-sendi, tidak nafsu
tidak adekuat, faktor predisposisi timbulnya makan dan rasa nyeri di telinga karena nyeri alih
tonsilitis kronis lain adalah higien mulut yang (referred pain) melalui saraf N. glosofaringeus
buruk, kelelahan fisik dan beberapa jenis (N. IX). Pada pemeriksaan tampak tonsil
berbeda-beda pada setiap kategori tonsilitis membengkak dan nyeri tekan. (otalgia).
2016).
A. Tonsilitis akut
1. Tonsilitis viral
common cold yang disertai rasa nyeri Gambar 1 Tonsilitis Eksaserbasi Akut
nyeri menelan.
saluran napas. Membran semu ini Gejala demam sampai dengan 390 C,
penyakit ini bila infeksinya berjalan hipersalivasi, gigi dan gusi mudah
sapi (bull neck) atau disebut juga tonsil, uvula, dinding faring, gusi, serta
mandibula membesar.
C. Tonsilitis Kronik
terisi oleh detritus. Rasa ada yang sesuai dengan gejala yang ditemukan. Durasi
di tenggorok dan napas berbau. berlangsung kurang dari 2 minggu maka diberi
Radang amandel/tonsil yang kronis skor 1 dan apabila berlangsung selama lebih dari
terjadi secara berulang-ulang dan 4 minggu atau menetap diberi skor 2. Total skor
tonsil/amandel bisa sangat besar sehingga tanda atau gejala tersebut (Prasetya, et al.,
dapat mengganggu jalan pernapasan Diagnosis yang dilakukan oleh dokter saat ini
Tonsilitis pada anak biasanya dapat mengecek pada rongga mulut pasiennya, padahal
mengakibatkan keluhan berupa ngorok saat saat menderita tonsilitis pasien akan merasa
tidur karena pengaruh besarnya tonsil yang sangat kesakitan apabila diminta untuk
mengganggu pernafasan bahkan keluhan membuka rongga mulut, terlebih lagi dengan
sesak nafas dapat terjadi apabila waktu yang cukup lama. Proses diagnosis
pemebesaran tonsil telah menutup jalur dilakukan secara visual dan hasil yang subjektif
pernafasan (Fakh, et al., 2016). tergantung dari keahlian dokter. Untuk itu
dokter dengan menggunakan anamnesis dan dan menjelaskan pada pasien mengenai penyakit
pemeriksaan fisik. Setiap gejala yang ditemukan tonsilitis ini. Tonsilitis dapat dideteksi dengan
diberi skor masing-masing 1, sehingga apabila mengetahui karakteristik yang terlihat pada
ditemukan lebih dari 1 gejala seperti batuk, tonsil, karakteristik yang paling mudah dapat
demam>380C, pembengkakan tonsil, nyeri tekan dilihat adalah terjadinya perubahan warna
pada kelenjar getah bening di leher, dan (kemerahan) pada daerah tonsil dan sekitarnya
dengan mononukleosis infeksius, agen infeksi berulang adalah kerusakan gigi. Pernafasan
yang paling umum adalah virus Epstein-Barr mulut kronis dan tonsilitis berulang
(terdapat pada 50% anak-anak dan 90% orang menyebabkan penyakit periodontal dan
gambaran klinis infeksi mononukleosis, dan mempengaruhi penyakit periodontal dan bahkan
diagnosis banding juga termasuk kondisi gigi anak lengkap (Stelter, 2014).
hiperplasia tonsil pediatrik, dengan atau tanpa pembengkakan kelenjar getah bening unilateral,
infeksi berulang, tidak kronis atau menghambat penurunan kinerja dan kelelahan (Stelter, 2014).
terintegrasi atau septum yang menyimpang, juga bias sebagai diagnosis banding angina
udara dingin yang tidak disaring, mengalir Plaut-Vincent (pertama kali dijelaskan oleh
melewati tonsil, menyebabkan iritasi fisik, Plaut dan Vincent (1894)) atau aphth mukosa.
mengeringkan selaput lendir dan Pada akhirnya, nyeri adalah gejala pertama,
mempertahankan infeksi. Selanjutnya, alergi dengan hasil terlihat yang minimal, ketika
peradangan kronis pada selaput lendir saluran Treponema vincentii dan fusiform
pernapasan bagian atas. Khususnya, tungau debu Fusobacterium (Fusobacterium nucleatum) yang
dan dapat mengalami putaran bulat (dengan bermanifestasi sebagai deposit yang besar, kotor,
ada rasa sakit dan hanya ada sedikit penyakit. Antibiotik penisilin atau
kategori tonsillitis sebagai berikut. harus diisolasi karena penyakit ini dapat
dan diet ringan (Adams, et al., 2012). konsumsi vitamin C dan B kompleks.
Anti difteri serum (ADS) diberikan dengan alat irigasi gigi atau oral. Ukuran
segera tanpa menunggu hasil kultur, jaringan tonsil tidak mempunyai hubungan
sebagai berikut (Adams, et al., 2012). 3. Tonsillitis kronis berulang pada karier
tonsilektomi yang hampir absolut adalah yang tidak membaik dengan antibiotik.
obstruksi jalan napas yang kronis. 1. Infeksi pernapasan bagian atas yang
Komplikasi
peritonsillar adalah komplikasi yang utama dari mengganggu aktivitas dalam sekolah dan
Secara umum, prognosis tonsilitis sangat Allotoibi, A. D., 2017. Tonsillitis in Children
Diagnosis and Treatment Measures.
baik dan sembuh tanpa komplikasi. Sebagian Saudi Journal of Medicine (SJM) , 2(8),
p. 208.
besar tonsilitis virus sembuh dalam 7-10 hari,
EL, O., CJ, O., BO, U. & FN, O., 2016.
sedangkan tonsilitis bakteri dengan terapi Epidemiologocal Survey of Tonsilitis
Caused by Streptococcus Pyogenes
antibiotik sesuai mulai membaik dalam 24-48 among Children in Awka Metropolis.