Anda di halaman 1dari 12

TONSILITIS

TONSILLITIS

Sri Wahyu Basuki1, Ika Nuria S I2, Zaid Ziyaadatulhuda A2, Fajryati Utami2, Novita Ardilla2,
1
Dosen Fakultas Kedokteran, Universitas Muhammadiyah Surakarta
2
Mahasiswa Fakultas Kedokteran, Universitas Muhammadiyah Surakarta

ABSTRAK

Tonsilitis merupakan peradangan pada tonsil yang disebabkan oleh infeksi bakteri streptococcus atau
infeksi virus. Tonsilitis paling sering terjadi pada anak-anak, tetapi jarang terjadi pada anak usia < 2 tahun.
Tonsilitis juga sangat jarang terjadi pada orang tua usia >40 tahun. Insidensi terjadinya tonsilitis rekuren di Eropa
dilaporkan sekitar 11% dengan komplikasi tersering adalah abses peritonsilar. Klasifikasi tonsillitis berdasarkan
etiologi dan manifestasi klinis adalah tonsilitis akut, tonsillitis membranosa dan tonsilitis kronik. Diagnosis dapat
ditegakkan dengan mengetahui tanda dan gejala serta dapat dilakukan pemeriksaan penunjang meliputi kultur dan
pemeriksaan biopsi jaringan. Komplikasi yang dapat menyertai tonsillitis adalah phlegmon peritonsillar, penyakit
jantung, selulitis serviks, abses parafaringeal, otitis media akut, sinusitis, abses peritonsil, abses para faring,
bronchitis, glomerulonephritis akut, miokarditis, artritis, serta septicemia. Kelumpukhan otot palatum mole, otot
mata, otot faring, otot laring serta otot pernafasan juga dapat terjadi pada tonsillitis difteri dan sepsis. Prognosis
bergantung pada faktor-faktor yang menjadi dasar terjadinya kandidiasis oral. Secara umum, prognosis tonsilitis
sangat baik dan dapat sembuh tanpa komplikasi.

Kata Kunci: Tonsilitis, Streptococcus, Manifestasi Klinis


.
ABSTRACT

Tonsillitis is inflammation of the tonsils caused by streptococcal bacterial infection or viral infection.
Tonsillitis is most common in children, but rarely occurs in children aged <2 years. Tonsillitis is also very rare in
older people> 40 years. The incidence of recurrent tonsillitis in Europe is reported to be around 11% with the most
frequent complications being peritonsillary abscess. Classification of tonsillitis based on etiology and clinical
manifestations are acute tonsillitis, membranous tonsillitis and chronic tonsillitis. The diagnosis can be made by
knowing the signs and symptoms and can be carried out supporting investigations including culture and
examination of tissue biopsy. Complications that can accompany tonsillitis are peritonsillar phlegmon, heart
disease, cervical cellulitis, parafaringeal abscess, acute otitis media, sinusitis, peritonsil abscess, pharyngeal
abscess, bronchitis, acute glomerulonephritis, myocarditis, arthritis, and septicemia. Palate of the mole palate, eye
muscles, pharyngeal muscles, laryngeal muscles and respiratory muscles can also occur in diphtheria tonsillitis and
sepsis. Prognosis depends on the factors on which oral candidiasis is based. In general, the prognosis for tonsillitis
is very good and can be cured without complications.

Keywords: Tonsillitis, Streptococcus, Clinical Manifestations.

PENDAHULUAN terjadi pada semua umur, terutama pada anak

Tonsilitis adalah peradangan tonsil (Ringgo, 2019).

palatina yang merupakan bagian dari cicin Insidensi terjadinya tonsilitis rekuren di Eropa

waldeyer. Penyebaran infeksi melalui udara (air dilaporkan sekitar 11% dengan komplikasi

borne droplets), tangan dan ciuman. Dapat tersering adalah abses peritonsilar. Tonsilitis

baik

483 | ISSN: 2721-2882


akut maupun kronik dapat terjadi pada semua infeksi bakteri atau virus yang terjadi dalam

umur, namun lebih sering terjadi pada anak. waktu kurang dari 3 minggu (Ramadhan, 2017).

Faktor yang menjadi penyebab utama hal Tonsilitis membranosa termasuk dalam salah

tersebut adalah ISPA dan tonsillitis akut yang satu jenis radang amandel akut yang disertai

tidak mendapat terapi yang adekuat. dengan pembentukan membran/ selaput pada

permukaan tonsil yang bisa meluas ke sekitarnya

METODE (Ramadhan, 2017). Tonsilitis kronis merupakan

Metode yang digunakan dalam literature kondisi di mana terjadi pembesaran tonsil

review ini yaitu review article. Dengan disertai dengan serangan infeksi yang berulang-

melakukan pengumpulan referensi sebanyak 16 ulang (Nizar, 2016).

jurnal dan 1 buku. Referensi tersebut didapatkan


Epidemiologi
melalui google scholar, Pubmed, dan mendeley.
Tonsilitis secara epidemiologi paling
Dengan kata kunci meliputi tonsilitis,
sering terjadi pada anak-anak. Pada balita,
streptococcus, manifestasi klinis. Data akan dipilih
tonsilitis umumnya disebabkan oleh infeksi virus
dan kemudian dianalisis sampai mencapai tujuan
sedangkan infeksi bakterial lebih sering terjadi
karya ini.
pada anak berusia 5-15 tahun. Group A beta-

HASIL DAN PEMBAHASAN hemolytic streptococcus merupakan penyebab

Definisi utama tonsilitis bacterial (U, 2018) (Georgalas,

Tonsilitis adalah peradangan tonsil 2014).

palatina yang merupakan bagian dari cicin Tonsilitis paling sering terjadi pada

waldeyer. Penyebaran infeksi melalui udara (air anak-anak, tetapi jarang terjadi pada anak usia <

borne droplets), tangan dan ciuman. Dapat 2 tahun. Tonsilitis juga sangat jarang terjadi

terjadi pada semua umur, terutama pada anak pada orang tua usia >40 tahun. Insidensi

(Ringgo, 2019). Tonsilitis akut merupakan terjadinya tonsilitis rekuren di Eropa dilaporkan

peradangan pada tonsil yang disebabkan oleh sekitar 11% dengan komplikasi tersering adalah

484 | ISSN: 2721-2882


abses peritonsilar. Komplikasi ini lebih sering gangguan tenggorokan dan 5-15% pada dewasa

terjadi pada anak-anak dengan puncaknya pada dengan gangguan tenggorokan (Nadhila, 2016).

masa remaja kemudian risikonya menurun Etiologi

hingga usia tua. Abses peritonsilar lebih sering Penyebab tonsilitis adalah infeksi bakteri

terjadi pada perempuan dibanding laki-laki (U, streptococcus atau infeksi virus. Tonsil berfungsi

2018) (EL, et al., 2016). membantu menyerang bakteri dan

World Health Organization (WHO) mikroorganisme lainnya sebagai tindakan

tidak mengeluarkan data mengenai jumlah kasus pencegahan terhadap infeksi. Tonsil bisa

tonsilitis di dunia, namun WHO memperkirakan dikalahkan oleh bakteri maupun virus, sehingga

287.000 anak dibawah 15 tahun mengalami membengkak dan meradang, menyebabkan

tonsilektomi dengan atau tanpa adenoidektomi, tonsilitis. Hal-hal yang dapat memicu

248.000 (86,4 %) mengalami peradangan pada tonsil adalah seringnya kuman

tonsiloadenoidektomi dan 39.000 (13,6 %) masuk kedalam mulut bersama makanan atau

lainnya menjalani tonsilektomi. Berdasarkan minuman (Manurung, 2016). Tonsillitis

data epidemiologi penyakit THT di tujuh berhubungan juga dengan infeksi

provinsi Indonesia, prevalensi tonsilitis kronik mononukleosis, virus yang paling umum adalah

3,8 % tertinggi setelah nasofaringitis akut 4,6 % EBV, yang terjadi pada 50% anak-anak

(Ramadhan, 2017). (Allotoibi, 2017).

Tonsilitis baik akut maupun kronik Patofisiologi dan Patogenesis

dapat terjadi pada semua umur, namun lebih Tonsil merupakan salah satu pertahanan

sering terjadi pada anak. Faktor yang menjadi tubuh terdepan. Antigen yang berasal dari

penyebab utama hal tersebut adalah ISPA dan inhalan maupun ingestan dengan mudah masuk

tonsillitis akut yang tidak mendapat terapi yang ke dalam tonsil hingga terjadi perlawanan

adekuat.4,5 Tonsilitis lebih umum pada anak- tubuh dan bisa menyebabkan peradangan oleh

anak usia 5-15 tahun dengan prevalensi virus yang tumbuh di membran mukosa

tonsillitis bakterial 15-30% pada anak dengan kemudian terbentuk fokus infeksi. Keadaan ini

485 | ISSN: 2721-2882


akan semakin berat jika daya tahan tubuh menimbulkan perlekatan dengan jaringan di

penderita menurun akibat peradangan virus sekitar fosa tonsilaris. Pada anak proses ini

sebelumnya. Tonsilitis akut yang disebabkan disertai dengan pembesaran kelenjar limfa

oleh bakteri disebut peradangan lokal primer. dengan submandibular (Soepardi, et al., 2012).

Setelah terjadi serangan tonsilitis akut, tonsil


Peradangan dapat menyebabkan keluhan
akan sembuh atau bahkan tidak dapat kembali
tidak nyaman kepada penderita berupa rasa nyeri
sehat seperti semula (Fakh, et al., 2016).
saat menelan karena sesuatu yang ditelan
Secara patologi terdapat peradangan dari
menyentuh daerah yang mengalami peradangan.
jaringan pada tonsil dengan adanya kumpulan
Peradangan tonsil akan mengakibatkan
leukosit, sel epitel yang mati, dan bakteri
pembesaran yang menyebabkan kesulitan
pathogen dalam kripta. Fase- fase patologis
menelan atau seperti ada yang mengganjal di
tersebut ialah:
tenggorok. Pada anak biasanya keadaan ini juga

1. Peradangan biasa daerah tonsil saja dapat mengakibatkan keluhan berupa ngorok

2. Pembentukan eksudat saat tidur karena pengaruh besarnya tonsil

3. Selulitis tonsil mengganggu pernafasan bahkan keluhan sesak

4. Pembentukan abses peritonsiler nafas juga dapat terjadi apabila pembesaran

5. Nekrosis jaringan (Adams, et al., 2012) tonsil telah menutup jalur pernafasan. Jika

peradangan telah ditanggulangi, kemungkin


Karena proses radang yang timbul maka
tonsil kembali pulih seperti semula atau bahkan
selain epitel mukosa juga jaringan limfoid
tidak dapat kembali sehat seperti semula.
terkikis, sehingga pada proses penyembuhan
Apabila tidak terjadi penyembuhan yang
jaringan limfoid diganti oleh jaringan parut yang
sempurna pada tonsil, dapat terjadi infeksi
akan mengalami pengerutan sehingga kripti
berulang. Apabila keadaan ini menetap, bakteri
melebar. Secara klinik kripti ini tampak diisi
patogen akan bersarang di dalam tonsil dan
oleh detritus. Proses berjalan terus sehingga

menembus kapsul tonsil dan akhirnya

486 | ISSN: 2721-2882


terjadi peradangan yang kronis atau yang disebut tinggi, dan nafasnya bau (Adams, et al.,

dengan tonsilitis kronis. 2012).

Tonsilitis kronis merupakan penyakit 2. Tonsilitis bacterial

yang paling sering terjadi dari semua penyakit Gejala dan tanda Masa inkubasi 2-4 hari.

tenggorok yang berulang. Tonsilitis kronis Gejala dan tanda yang sering ditemukan adalah

umumnya terjadi akibat komplikasi tonsilitis nyeri tenggorok dan nyeri waktu menelan,

akut, terutama yang tidak mendapat terapi demam dengan suhu tubuh yang tinggi, rasa

adekuat. Selain pengobatan tonsilitis akut yang lesu, rasa nyeri di sendi-sendi, tidak nafsu

tidak adekuat, faktor predisposisi timbulnya makan dan rasa nyeri di telinga karena nyeri alih

tonsilitis kronis lain adalah higien mulut yang (referred pain) melalui saraf N. glosofaringeus

buruk, kelelahan fisik dan beberapa jenis (N. IX). Pada pemeriksaan tampak tonsil

makanan (Fakh, et al., 2016). membengkak, hiperemis dan terdapat detritus

Manifestasi Klinis berbentuk folikel, lakuna atau tertutup oleh

Manifestasi klinis yang muncul akan membran semu. Kelenjar sub-mandibula

berbeda-beda pada setiap kategori tonsilitis membengkak dan nyeri tekan. (otalgia).

sebagai berikut. (Rusmarjono & Soepardi,

2016).

A. Tonsilitis akut

1. Tonsilitis viral

Gejala tonsilitis viral lebih menyerupai

common cold yang disertai rasa nyeri Gambar 1 Tonsilitis Eksaserbasi Akut

tenggorok dan beberapa derajat disfagia. Sumber: Wikipedia.com

Dan pada kasus berat dapat meolak B. Tonsilitis Membranosa

untuk minum atau makan melalui mulut. 1. Tonsilitis difteri

Penderita mengalami malaise, suhu a. Gejala umum seperti juga gejala

infeksi lainnya yaitu kenaikan suhu

487 | ISSN: 2721-2882


tubuh biasanya subfebris, nyeri

kepala, tidak nafsu makan, badan

lemah, nadi lambat serta keluhan

nyeri menelan.

b. Gejala lokal yang tampak berupa

tonsil membengkak ditutupi bercak Gambar 2 Tonsilitis Difteri

putih kotor yang makin lama makin Sumber: Suara.com

meluas dan bersatu membentuk 2. Tonsilitis Septik

membran semu. Membran ini dapat Disebabkan oleh Streptococcus

meluas ke palatum mole, uvula, hemoliticus pada susu sapi, tapi di

nasofaring, lanng, trakea dan Indonesia jarang.

bronkus dan dapat menyumbat 3. Angina Plaut Vincent

saluran napas. Membran semu ini Gejala demam sampai dengan 390 C,

melekat erat pada dasarnya, nyeri kepala, badan lemah, dan

sehingga bila diangkat akan mudah kadang-kadang terdapat gangguan

berdarah. Pada perkembangan pencernaan. Rasa nyeri di mulut,

penyakit ini bila infeksinya berjalan hipersalivasi, gigi dan gusi mudah

terus, kelenjar limfa leher akan berdarah. Pada pemeriksaan tampak

membengkak sedemikian besarnya mukosa mulut dan faring hiperemis,

sehingga leher menyerupai leher tampak membran putih keabuan di atas

sapi (bull neck) atau disebut juga tonsil, uvula, dinding faring, gusi, serta

Burgemeester's. terdapat bau mulut dan kelenjar sub

mandibula membesar.

C. Tonsilitis Kronik

Pada pemeriksaan tampak tonsil

membesar dengan permukaan yang tidak

488 | ISSN: 2721-2882


rata, kriptus melebar dan beberapa kripti kesulitan menelan, maka skor dijumlahkan

terisi oleh detritus. Rasa ada yang sesuai dengan gejala yang ditemukan. Durasi

mengganjal di tenggorok, dirasakan kering tonsilitis juga diperhitungkan, apabila tonsilitis

di tenggorok dan napas berbau. berlangsung kurang dari 2 minggu maka diberi

Radang amandel/tonsil yang kronis skor 1 dan apabila berlangsung selama lebih dari

terjadi secara berulang-ulang dan 4 minggu atau menetap diberi skor 2. Total skor

berlangsung lama. Pembesaran gejala merupakan penjumlahan dari banyaknya

tonsil/amandel bisa sangat besar sehingga tanda atau gejala tersebut (Prasetya, et al.,

tonsil kiri dan kanan saling bertemu dan 2018).

dapat mengganggu jalan pernapasan Diagnosis yang dilakukan oleh dokter saat ini

(Manurung, 2016). masih dilakukan dengan cara langsung

Tonsilitis pada anak biasanya dapat mengecek pada rongga mulut pasiennya, padahal

mengakibatkan keluhan berupa ngorok saat saat menderita tonsilitis pasien akan merasa

tidur karena pengaruh besarnya tonsil yang sangat kesakitan apabila diminta untuk

mengganggu pernafasan bahkan keluhan membuka rongga mulut, terlebih lagi dengan

sesak nafas dapat terjadi apabila waktu yang cukup lama. Proses diagnosis

pemebesaran tonsil telah menutup jalur dilakukan secara visual dan hasil yang subjektif

pernafasan (Fakh, et al., 2016). tergantung dari keahlian dokter. Untuk itu

Diagnosis diperlukan suatu sistem yang dapat membantu

Diagnosis tonsilitis dilakukan oleh dan mempermudah dokter dalam mendiagnosis

dokter dengan menggunakan anamnesis dan dan menjelaskan pada pasien mengenai penyakit

pemeriksaan fisik. Setiap gejala yang ditemukan tonsilitis ini. Tonsilitis dapat dideteksi dengan

diberi skor masing-masing 1, sehingga apabila mengetahui karakteristik yang terlihat pada

ditemukan lebih dari 1 gejala seperti batuk, tonsil, karakteristik yang paling mudah dapat

demam>380C, pembengkakan tonsil, nyeri tekan dilihat adalah terjadinya perubahan warna

pada kelenjar getah bening di leher, dan (kemerahan) pada daerah tonsil dan sekitarnya

489 | ISSN: 2721-2882


serta luas pembengkakan pada tonsil (Lanang, et puncak di musim dingin) untuk mengalami

al., 2015). infeksi darionsil dan peningkatan tekanan

Diagnosis Banding pernapasan (Stelter, 2014).

Pada tonsilitis yang berhubungan Penyebab lainnya dari kambuhan

dengan mononukleosis infeksius, agen infeksi berulang adalah kerusakan gigi. Pernafasan

yang paling umum adalah virus Epstein-Barr mulut kronis dan tonsilitis berulang

(terdapat pada 50% anak-anak dan 90% orang menyebabkan penyakit periodontal dan

dewasa dengan kondisi ini). Infeksi kerusakan gigi. Sebaliknya, pengangkatan

sitomegalovirus juga dapat mengakibatkan amandel (sebagian) dapat secara positif

gambaran klinis infeksi mononukleosis, dan mempengaruhi penyakit periodontal dan bahkan

diagnosis banding juga termasuk kondisi gigi anak lengkap (Stelter, 2014).

toksoplasmosis, HIV, hepatitis A, dan rubella Khususnya dengan hyperplasia tonsillar

(Georgalas, 2014). unilateral, diagnosis banding dari limfoma harus

Seringkali tersembunyi di balik dipertimbangkan, terutama jika terjadi

hiperplasia tonsil pediatrik, dengan atau tanpa pembengkakan kelenjar getah bening unilateral,

infeksi berulang, tidak kronis atau menghambat penurunan kinerja dan kelelahan (Stelter, 2014).

pernapasan atau pernapasan kronis. Hyperplasia Tonsillitis unilateral pada anak-anak

terintegrasi atau septum yang menyimpang, juga bias sebagai diagnosis banding angina

udara dingin yang tidak disaring, mengalir Plaut-Vincent (pertama kali dijelaskan oleh

melewati tonsil, menyebabkan iritasi fisik, Plaut dan Vincent (1894)) atau aphth mukosa.

mengeringkan selaput lendir dan Pada akhirnya, nyeri adalah gejala pertama,

mempertahankan infeksi. Selanjutnya, alergi dengan hasil terlihat yang minimal, ketika

harus dipertimbangkan pada prinsipnya dengan angina Plaut-Vincent, disebabkan oleh

peradangan kronis pada selaput lendir saluran Treponema vincentii dan fusiform

pernapasan bagian atas. Khususnya, tungau debu Fusobacterium (Fusobacterium nucleatum) yang

dan dapat mengalami putaran bulat (dengan bermanifestasi sebagai deposit yang besar, kotor,

490 | ISSN: 2721-2882


dan satu sisi, tetapi menyebabkan hampir tidak tergantung dari umur dan beratnya

ada rasa sakit dan hanya ada sedikit penyakit. Antibiotik penisilin atau

pertimbangan dalam pemutusan tersebut (Stelter, eritromisin 25 – 50 mg/kgBB dibagi

2014). dalam 3 dosis selama 14 hari.

Penatalaksanaan Kortikosteroid 1,2 mg/kgBB/hari.

Pemberian tatalaksana berbeda-beda setiap Antipiretik untuk simtomatis. Pasien

kategori tonsillitis sebagai berikut. harus diisolasi karena penyakit ini dapat

A. Tonsilitis Akut menular. Pasien istirahat di tempat tidur

1. Tonsillitis viral selama 2 – 3 minggu.

Pada umumnya, penderita dcngan 2. Angina Plaut Vincent

tclnsilitis akut serta de nram sebaiknya Antibiotik spectrum luas selama 1

lirah baring, pemberian cairan adekuat, minggu, perbaiki kebersihan mulut,

dan diet ringan (Adams, et al., 2012). konsumsi vitamin C dan B kompleks.

Analgesik, dan antivirus diberikan jika C. Tonsilitis Kronis

gejala berat (Rusmarjono & Soepardi, Pengobatan pasti untuk tonsilitis

2016). kronis adalah pembedahan pengangkatan

2. Tonsillitis bakterial tonsil. Tindakan ini dilakukan pada kasus-

Antibiotika spectrum luas, seperti kasus di mana penatalaksanaan medis atau

penisilin, eritromisin. Antipiretik dan yang lebih konservatif gagal untuk

obat kumur yang mengandung meringankan gejala-gejala. Penatalaksanaan

desinfektan. medis termasuk pemberian penisilin yang

B. Tonsilitis Membranosa lama, irigasi tenggorokan sehari-hari, dan

1. Tonsillitis difteri usaha untuk mernbersihkan kripta tonsilaris

Anti difteri serum (ADS) diberikan dengan alat irigasi gigi atau oral. Ukuran

segera tanpa menunggu hasil kultur, jaringan tonsil tidak mempunyai hubungan

dengan dosis 20.000 – 100.000 unit

491 | ISSN: 2721-2882


dengan infeksi krdnis atau berulang 2. Halitosis akibat tonsillitis kronis yang

(Adams, et al., 2012). tidak membaik dengan terapi antibiotik

Indikasi dilakukannya tonsilektomi adekuat.

sebagai berikut (Adams, et al., 2012). 3. Tonsillitis kronis berulang pada karier

Indikasi Absolut. Indikasi-indikasi untuk streptokokus beta hemolitikus grup A

tonsilektomi yang hampir absolut adalah yang tidak membaik dengan antibiotik.

berikut ini: Adapun kontraindikasi dari tonsilektomi

1. Timbulnya kor pulmonale karena sebagai berikut (Adams, et al., 2012).

obstruksi jalan napas yang kronis. 1. Infeksi pernapasan bagian atas yang

2. Hipertrofi tonsil atau adenoid dengan berulang.

sindroma apnea waktu tidur. 2. Infeksi sistemik atau kronis.

3. Hipertrofi berlebihan yang 3. Demam yang tidak diketahui

menyebabkan disfagia dengan penyebabnya.

penurunan berat badan penyerta. 4. Pembesaran tonsil tanpa gejala-gejala

4. Biopsi eksisi yang dicurigai keganasan obstruksi.

(limfoma). 5. Rinitis alergika.

5. Abses peritonsilaris berulang alau abses 6. Asma.

yang meluas pada ruang jaringan 7. Diskrasia darah.

sekitarnya. 8. Ketidakmanpuan yang ullrunr atau

Indikasi Relatif. Seluruh indikasi lain kegagalan untuk tumbuh.

untuk tonsilektomi dianggap relatif. 9. Tonus olol yang Iemah.

1. Terjadi 3 episode atau lebih infeksi 10. Sinusitis.

tonsil dalam 1 tahun dengan terapi Terapi lokal ditujukan pada

antibiotik adekuat. kebersihan mulut dengan berkumur atau

obat isap (Rusmarjono & Soepardi, 2016).

Komplikasi

492 | ISSN: 2721-2882


Menurut tinjauan literatur, phlegmon meningkat jika tonsilitis berulang sehingga

peritonsillar adalah komplikasi yang utama dari mengganggu aktivitas dalam sekolah dan

tonsilitis dan 2,4% dari keadaan tersebut. bekerja (Georgalas, 2014)

Sedangkan penyakit jantung menyumbang


SIMPULAN
33,33% dari komplikasi dalam penelitian kami.
Tonsilitis merupakan peradangan pada
Regurgitasi mitral tadalah penyakit jantung
tonsil yang disebabkan oleh infeksi bakteri
paling umum dengan persentase sebanyak 40%.
streptococcus atau infeksi virus. Diagnosis dapat
Komplikasi lain dalam penelitian lain juga
ditegakkan dengan mengetahui tanda dan gejala
termasuk selulitis serviks (13,33%), abses
serta dapat dilakukan pemeriksaan penunjang
parafaringeal (6,67%), dan sepsis (6,67%)
meliputi kultur dan pemeriksaan biopsi jaringan.
(Haidara & Sibide, 2019). Sedangkan pada anak
Komplikasi yang dapat menyertai tonsillitis
sering menimbulkan komplikasi otitis media
adalah phlegmon peritonsillar, penyakit jantung,
akut, sinusitis, abses peritonsil, abses para
selulitis serviks, abses parafaringeal, dan sepsis.
faring, bronchitis, glomerulonephritis akut,
Secara umum, prognosis tonsilitis sangat baik
miokarditis, artritis, serta septicemia.
dan dapat sembuh tanpa komplikasi.
Kelumpukhan otot palatum mole, otot mata, otot

faring, otot laring serta otot pernafasan juga DAFTAR PUSTAKA


dapat terjadi pada tonsillitis difteri (Rusmarjono Adams, G. L., Boies, L. R. & Higler, P. A.,
2012. BOIES Buku Ajar Penyakit THT.
& Soepardi, 2016). 6 ed. Philadelphia: BOEIS
FUNDMENTALS OF
Prognosis OTOLARYNGOLOGY.

Secara umum, prognosis tonsilitis sangat Allotoibi, A. D., 2017. Tonsillitis in Children
Diagnosis and Treatment Measures.
baik dan sembuh tanpa komplikasi. Sebagian Saudi Journal of Medicine (SJM) , 2(8),
p. 208.
besar tonsilitis virus sembuh dalam 7-10 hari,
EL, O., CJ, O., BO, U. & FN, O., 2016.
sedangkan tonsilitis bakteri dengan terapi Epidemiologocal Survey of Tonsilitis
Caused by Streptococcus Pyogenes
antibiotik sesuai mulai membaik dalam 24-48 among Children in Awka Metropolis.

jam (RW & Byart, 2008) Morbiditas dapat

493 | ISSN: 2721-2882


Fakh, I. M., Novialdi & Elmatris, 2016. Prasetya, G. Z., Candra, A. & Kurniawati, D.
Karakteristik Pasien Tonsilitis Kronis M., 2018. Pengaruh Suplementasi Seng
pada Anak di Bagian THT-KL RSUP terhadap Kejadian Tonsilitis pada Balita.
Dr. M. Djamil Padang Tahun 2013. Journal of Nutrition College, 7(3), p. 3.
Jurnal Kesehatan Andalas, 5(2), pp.
Ramadhan, F. S. I. K., 2017. Analisa Faktor
436-437.
Risiko Kejadian Tonsilitis Kronik Pada
Georgalas, C. C. N. S. T. A. N., 2014. Anak Usia 5 - 11 Tahun di Wilayah
Tonsillitis. Clinical Evidence, p. 2. Kerja Puskesmas Puuwatu Kota
Kendari. Jurnal Ilmiah Mahasiswa
Haidara, A. W. & Sibide, Y., 2019. Tonsillitis
Kesehatan, Volume 2.
and Their Complications:
Epidemiological, Clinical, and Ringgo, A. S., 2019. Hubungan Kebiasaan
Therapeutic Profiles. International Makan dengan Risiko Terjadinya
Journal of Otolaryngology and Head & Tonsilitis Konik Pada Anak Sekolah
Neck Surgery, pp. 98-103. Dasar di Bandar Lampung. Malahayati
Nursing Journal, Volume 1, p. 188.
Lanang, S. M., Rizal, A. & Ramatryana, I. N. A.,
2015. Simulasi Deteksi Tonsilitis Rusmarjono & Soepardi, E. A., 2016. Faringitis,
Mengunakan Pengolahan Citra Digital. Tonsilitis, dan Hipertrofi Adenoid. In:
JNTETI, 4(1), p. 1. A. A. Soepardi & N. Iskandar, eds.
Telinga Hidung Tenggorokan & Leher.
Manurung, R., 2016. Gambaran Faktor – Faktor
Jakarta: Badan Penerbit Fakultas
yang Berhubungan dengan Pencegahan
Kedokteran UI, p. 200.
Tonsilitis pada Remaja Putri di Akper
Imelda Medan Tahun 2015. Jurnal RW & Byart, 2008. Tonsillitis and Sudden
Ilmiah Keperawatan IMELDA, 1(2), p. Childhood Death. J Forensic Leg Med.,
2. Volume 15.
Nadhila, N. F. M., 2016. Tonsilitis Kronik Stelter, K., 2014. Tonsillitis and Sore Throat in
Eksaserbasi Akut pada Pasien Dewasa.. Children. GMS Current Topics in
J Medula Unila, pp. 107-108. Otorhinolaryngology, p. 9.
Nizar, M. N., 2016. Identifikasi Bakteri U, S., 2018. Tonsilitis and Peritonsilar Abscess.
Penyebab Tonsilitis Kronik pada Pasien http//emedicine.medscape.com.
Anak di BAgian THT RSUD Ulin
Banjarmasin. Berkala Kedokteran, p.
198.

494 | ISSN: 2721-2882

Anda mungkin juga menyukai