1. Infeksi : - Meningitis : demam, sakit kepala, tanda-tanda meningeal(+) (Kaku kuduk, Brudzinski I, Brudzinski II, Kern Sign), dijumpai gangguan kesadaran, abnormal CSF dan tidak dijumpai : trismus, risus sardonikus - Ensefalitis : demam, sakit kepala, kaku leher, dijumpai gangguan kesadaran, abnormal CSF dan tidak dijumpai : trismus, risus sardonikus - Rabies : demam, sakit kepala, hiperhidrosis, hipersalivasi, spasme oropharyngeal -> kesulitan bernapas, terdapat riwayat gigitan hewan - Lesi Orophyarngeal : bersifat lokal dan spasme tidak diseluruh tubuh 2. Drug induced Dystonia : kontraksi otot yang berkelanjutan yang tidak disengaja, bisa diinduksi oleh pengunaan obat-obatan ( metoklopramid, antagonis dopamine, dll) 3. Tetani : spasme karpopedal & laring, ditandai dengan hipokalsemia. 4. Status Epileptikus : spasme otot terjadi lebih dari 5 menit/berulang- ulang hingga 30 menit disertai penurunan kesadaran. 5. Gangguan Psikologis - Gangguan konversi/hysteria : ditemui kaku/spasme dengan riwayat masalah psikologis/gangguan kejiwaan (stress, konflik) Patofisiologi spasme • Spasme : Kondisi ketika otot mengalami kontraksi/pengencangan.
• Mekanisme terjadinya kaku otot bisa disebabkan oleh adanya peranan
tetanospasmin yang menghambat GABA-nergik & glisin bersinaps ke neuron motorik di sumsung tulang belakang dan batang otak (SSP) akibatnya neurotransmitter yang bersifat eksitatori terus berikatan dan menyebabakan kaku/spasme otot.