Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN PENDAHULUAN

CHEPALGIA

PRAKTIKUM KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

DI KLINIK SYARAF

Pembimbing Akademik :

Ns. Nurhusna, S.Kep,M.Kep

Pembimbing Klinik :

Ns. Juniarti,S.Kep

Disusun Oleh :

Auliah Triski Syahputri G1B120045

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS JAMBI

2023
1. KONSEP DASAR PENYAKIT

1.1 Definisi / Pengertian


Definisi cephalgia menurut para ahli, beberapa diantaranya sebagai
berikut ;
1.1.1 Chepalgia adalah nyeri atau sakit sekitar kepala, termasuk nyeri
di belakang mata serta perbatasan antara leher dan kepala bagian
belakang. Chepalgia atau sakit kepala adalah salah satu keluhan
fisik paling utama manusia. Sakit kepala pada kenyataannya
adalah gejala bukan penyakit dan dapat menunjukkan penyakit
organik (neurologi atau penyakit lain), respon stress, vasodilatasi
(migren), tegangan otot rangka (sakit kepala tegang) atau
kombinasi respon tersebut. (Smeltzer & Bare, 2002)
1.1.2 Chefalgia atau sakit kepala adalah salah satu keluhan fisik paling
utama manusia. Sakit kepala pada kenyataannya adalah gejala
bukan penyakit dan dapat menunjukkan penyakit organik
(neurologi atau penyakit lain), respon stress, vasodilatasi
(migren), tegangan otot rangka (sakit kepala tegang) atau
kombinasi respon tersebut. (Brunner & Suddart, 2002)
1.1.3 Chepalgia Kronik mengacu pada sakit kepala yang terjadi lebih
dari 15 hari dalam sebulan - dalam beberapa kasus bahkan setiap
hari - selama tiga bulan atau lebih. (Silberstein, 2005)

1.2 Tanda dan Gejala


Manifestasi klinis khusus nyeri kepala meliputi :
1. jenis nyeri
berat, denyut, tarik, ikat, pindah – pindah, rasa kosong
2. awitan (onset)
onset pada orang tua – peningkatan TIK (hidrocephalus, tumor,
perdarahan sub arachnoid) kronis – tension headache, post trauma,
neurosis, sinusitis akut – perdarahan non trauma, meningitis, glaucoma
3. frekuensi (periodisitas)
terus-menerus – tension headache
episode – migren
4. lama nyeri
migren – dalam jam
tension headache – hari-bulan
neuralgia trigeminal – menyengat, detik-menit
5. kapan nyeri
cluster headache: sewaktu tidur – nyeri waktu bangun tidur
tension headache: siang dan sore lebih sering, rangsangan emosi
migren; pencetus cahaya, cuaca, alkohol neuralgia trigeminal:
tecetus waktu menelan, bicara, sikat gigi
6. kualitas dan intensitas
migren: denyut hebat (susah kerja) cluster
headache: denyut seperti bor
tension headache: seperti memakai topi baja berat
7. gejala penyerta
migren: muntah, vertigo, diplopia
cluster: ptosis ipsilateral, mioasis, konjungtiva merah
tension headache: foto dan fonofobia.

Nyeri kepala dapat primer berupa migren, nyeri kepala cluster, nyeri
kepala tegang otot, dan sekunder seperti nyeri kepala pasca trauma, nyeri
kepala organik sebagai bagian penyakit lesi desak ruang (tumor otak,
abses, hematom subdural dll), perdarahan subarachnoid, neuralgia
trigeminus pasca herpetik, penyakit sistemik (anemia, polisitemia,
hipertensi, hipotensi dll), sesudah pungsi lumbal, infeksi intrakranial
sistemik, penyakit hidung dan sinus paranasal, akibat bahan toksis dan
penyakit mata.
Nyeri kepala yang menunjukkan tanda bahaya dan memerlukan
evaluasi penunjang:
 nyeri kepala hebat pertama kali yang timbul mendadak
 nyeri kepala yang paling berat yang pernah dialami
 nyeri kepala berat yang progresif selama beberapa hari
atau minggu
 nyeri kepala yang timbul bila latihan fisis, batuk, bersin,
atau membungkuk.
 Nyeri kepala yang disertai penyakit umum atau demam,
mual, muntah atau kaku kuduk
 Nyeri kepala yang disertai gejala neurologis (afasia,
koordinasi buruk, kelemahan fokal atau rasa baal,
mengantuk, fungsi intelek menurun, perubahan
keperibadian dan penurunan visus).
1.3 Etiologi
Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan munculnya cephalgia
1.3.1 Penggunaan obat yang berlebihan.
Menggunakan terlalu banyak obat dapat menyebabkan otak
kesebuah keadaan tereksasi, yang dapat memicu sakit kepala.
Penggunaan obat yang berlebihan dapat menyebabkan rebound
sakit kepala (tambah parah setiap diobati).
1.3.2 Stres.
Stress adalah pemicu yang paling umum untuk sakit kepala,
termasuk sakit kepala kronis. Stress menyebabkan pembuluh
darah di otak mengalami penegangan sehingga menyebabkan sakit
kepala.
1.3.3 Masalah tidur
Kesulitan tidur merupakan faktor risiko umum untuk sakit
kepala. Karena hanya sewaktu istirahat atau tidur kerja seluruh
tubuh termasuk otak dapat beristirahat pula.
1.3.4 Kegiatan berlebihan
Kegiatan atau pekerjaan yang berlebihan dapat memicu
datangnya sakit kepala, termasuk hubungas seks. Kegiatan yang
berlebihan dapat membuat pembuluh darah di kepala dan leher
mengalami pembengkakan.
1.3.5 Kafein.
Sementara kafein telah ditunjukkan untuk meningkatkan
efektivitas ketika ditambahkan ke beberapa obat sakit kepala.
Sama seperti obat sakit kepala berlebihan dapat memperburuk
gejala sakit kepala, kafein yang berlebihan juga dapat
menciptakan efek rebound (tambah parah setiap kali diobati).
1.3.6 Rokok
Rokok merupakan faktor resiko pemicu sakit kepala.
Kandungan nikotin dalam rokok dapat membuat pembuluh darah
menyempit.
1.3.7 Alkohol
Alkohol menyebabkan peningkatan aliran darah ke otak.
Sama seperti rokok, alkohol juga merupakan faktor risiko umum
penyebab sakit kepala.
1.3.8 Penyakit infeksi
Seperti meningitis (infeksi selaput otak), saraf terjepit di
leher, atau bahkan tumor. (Smeltzer & Bare, 2002)

1.4 Patofisiologi

1.4.1 Patogenesis
Sakit kepala (cephalgia) timbul sebagai hasil “perangsangan” (stimulasi)
terhadap bagian-bagian intrakranial dan ekstrakranial diwilayah kepala
dan leher yang peka terhadap nyeri. Bagian – bagian tersebut adalah
 Bagian-bagian intrakranial yang peka nyeri antara lain ;
- Sinus Venosus (Sinus Sagitalis)

- Arteri Duramater (Arteri Meningea anterior dan


media)//Duramater dasar tengkorak
- N. V (trigeminus), N. IX (glosophareal), N. X (vagus)

- Arteri yang membentuk sirkulus willisi dan cabang-cabangnya

- Substansia Grisea Periaquaductal batang otak

- Nukleus sensori dari talamus


 Bagian-bagian ekstrakranial yang peka nyeri antara lain ;
- Kulit, Scalp, Otot, Tendon, dan Fasia daerah kepala leher

- Periosteum tengkorak terutama Supra Orbital, Temporal, dan


Oksipital bawah
- Rongga Orbita beserta isinya

- Sinus Paranasalis, Oropharynx, dan rongga hidung

- Gigi geligi

- Telinga luar dan tengah

- Arteri Ekstrakranial

- Nervus C2 dan C3

Perangsangan terhadap bagian-bagian itu dapat berupa ;

- Infeksi selaput otak : meningitis, ensefalitis.

- Iritasi kimiawi terhadap selaput otak seperti pada perdarahan subdural


atau setelah dilakukan pneumo atau zat kontras ensefalografi.
- Vasodilatasi arteri intrakranial akibat keadaan toksik (seperti pada
infeksi umum, intoksikasi alkohol, intoksikasi CO, reaksi alergik),
gangguan metabolik (seperti hipoksemia, hipoglikemia dan
hiperkapnia), pemakaian obat vasodilatasi, keadaan paska contusio
serebri, insufisiensi serebrovasculer akut).
- Gangguan pembuluh darah ekstrakranial, misalnya vasodilatasi
(migren dan cluster headache) dan radang (arteritis temporalis).
- Gangguan terhadap otot-otot yang mempunyai hubungan dengan
kepala, seperti pada spondiloartrosis deformans servikalis.
- Penjalaran nyeri (reffererd pain) dari daerah mata (glaukoma, iritis),
sinus (sinusitis), baseol kranii (ca. Nasofaring), gigi geligi (pulpitis
dan molar III yang mendesak gigi) dan daerah leher (spondiloartritis
deforman servikalis).
- Ketegangan otot kepala, leher bahu sebagai manifestasi psikoorganik
pada keadaan depresi dan stress. (Sylvia G. Price, 1997)
1.4.2 Pathway
1.5 Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan adalah :
1.5.1 Pemeriksaan diagnostik

- CT Scan
Menjadi mudah dijangkau sebagai cara yang mudah dan
aman untuk menemukan abnormalitas pada susunan saraf pusat.
- MRI Scan
Bertujuan mendeteksi kondisi patologi otak dan medula
spinalis dengan menggunakan tehnik scanning dengan kekuatan
magnet untuk membuat bayangan struktur tubuh.
- Pungsi lumbal
pengambilan cairan serebrospinalis untuk pemeriksaan. Hal
ini tidak dilakukan bila diketahui terjadi peningkatan tekanan
intrakranial dan tumor otak, karena penurunan tekanan yang
mendadak akibat pengambilan CSF.

1.5.2 Pemeriksaan laboratorium

- Gula darah (GD sewaktu, puasa dan 2 jam PP) pada penderita
chepalgia biasanya meningkat
- Hematokrit (HCT) dan hemoglobin (Hb) pada penderita
chepalgia menurun
- Hitung leukosit (wbc) biasanya meningkat

- Kolesterol (chol) pada penderita chepalgia biasanya meningkat

- Ureum (ur) pada penderita chepalgia biasanya meningkat sedangkan


Kretinin (crea) biasanya menurun
- Trombosit (thromb / plt) pada chepalgia biasanya menurun

1.6 Penata Laksanaan

1.6.1 Penatalaksanaan keperawatan

1.6.1.1 Teliti keluhan intensitas dan karakteristik nyeri,mis : (berat,


berdenyut, lokasinya, lamanya)
1.6.1.2 Kontrol tekanan tanda-tanda vital

1.6.1.3 Observasi adanya tanda-tanda nyeri non verbal, mis: ekspresi


wajah, gelisah.
1.6.1.4 Kontrol skala nyeri

1.6.1.5 Berikan kompres hangat dan masase daerah kepala/leher


apabila klien dapat mentoleransi sentuhan.
1.6.1.6 Ajarkan teknik relaksasi untuk mengontrol rasa nyeri

1.6.1.7 Kontrol keseimbangan cairan elektrolit mencakup pemberian


nutrisi dan perhitungan input dan output cairan yang adekuat,
termasuk dalam hal ini pengawasan BAK dan BAB.
1.6.2 Penatalaksanaan medic

1.6.2.1 Menjaga kesimbangan cairan dan elektrolit

1.6.2.2 Memberikan obat analgetik hingga gol narkotik maupun anti


depresan
1.6.2.3 Memberikan obat profilaksis, yang digunakan untuk
mencegah sakit kepala : Tizanidine, Fluoxetine,
Amitriptyline, Topiramate
1.6.2.4 Pemberian obat kausatif penyebab penyakit utama, misalnya
antibiotik untuk infeksi, anti hipertensi untuk tekanan

1.6 Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi pada pasien dengan chepalgia meliputi :
- Cidera serebrovaskuler / Stroke

- peningkatan tekanan intrakranial

- gangguan keseimbangan neuromuskular

- Cemas

- Gangguan tidur

- gangguan pencernanaan

- Depresi

- Masalah fisik dan psikologis lainnya.


2 KONSEP DASAR KEPERAWATAN
2.1 Pengkajian

2.1.1 Identitas Pasien / Klien

2.1.2 Status Kesehatan / Alasan Masuk / Keluhan Utama

2.1.3 Catatan Riwayat Kesehatan

2.1.4 Genogram

2.1.5 Pola / Kebiasaan Kegiatan sehari-hari

2.1.6 Personal Hygene

2.1.7 Aspek Psikologis

2.1.8 Aspek Sosial

2.1.9 Aspek Spiritual

2.1.10 Phisical Assessment

2.2 Diagnosa Keperawatan


Permasalahan atau diagnosa keperawatan yang dapat diangkat karena
berhubungan dengan kondisi cephalgia, antara lain adalah ;

2.2.1 (D.0077)
Nyeri Akut disebabkan oleh agen pencedera fisiologis
Ditandai / gejala dengan
DS ;
Keluhan Nyeri (sakit
kepala) DO :
Tampak (ekspresi)
meringis Sikap protektif
Gelisah
Peningkatan denyut nadi (pulse)
Sulit tidur
Peningkatan tekanan darah (tensi)
Perubahan pola nafas
Perubahan selera makan (anoreksia)
Proses berpikir terganggu
Berfokus pada diri sendiri
diaforesis
2.2.2 (D.0054)
Gangguan Mobilitas Fisik disebabkan oleh Nyeri dan
atau gangguan neuromuskular
Ditandai / gejala dengan ;
DS ;
Keluhan sulit atau nyeri saat bergerak
Keengganan melakukan pergerakan
Merasa cemas saat bergerak
DO ;
Penurunan kekuatan dan atau rentang gerak (ROM)
Kekauan sendi
Gerakan tidak terkoordinasi
Keterbatasan gerak
(kondisi) fisik terlihat
lemah
2.2.3 (D.0056) Gangguan Rasa Nyaman disebabkan oleh
gejala penyakit
Ditandai / gejala dengan ;
DS ;
Keluhan tidak nyaman
Keluhan sulit tidur (insomnia)
Merasa tidak mampu untuk bersikap rileks
Merasa mual (vomit)
DO ;
Terlihat gelisah
Menunjukan gejala stress
Tampak merintih
Perubahan pola eliminasi
Perunahan fostur atau sikap tubuh
iritabilitas
2.2.4 (D.0066) Penurunan Kapasitas Adaftif Intrakranial
disebabkan oleh peningkatan tekanan vena
Ditandai / gejala dengan ;
DS ;
Sakit kepala
DO ;
Peningkatan tekanan darah dengan pelebaran tekanan nadi
Bradi kardi
Pola nafas irreguler
Penurunan kesadaran
Respon pupil melambat atau tidak sama (anisokor)
Refleks neurologis terganggu
Gelisah
Agitasi
Terlihat lesu atau lemah
Fungsi kognitif
terganggu
Tekanan Intrakranial (TIK) ≥ 20
mmHg Papiledema
2.2.5 (D.0068) Risiko Konfusi Akut disebabkan oleh adanya
faktor risiko nyeri
2.3 Intervensi Keperawatan

No Diagnosa Tujuan / Kriteria Hasil Intervensi Rasional


1 (D.0077) Tujuan: Mandiri :

Nyeri Akut disebabkan oleh Setelah dilakukan tindakan


agen pencedera fisiologis keperawatan dalam rentang 2 Lakukan Manajemen Nyeri dengan
jam Rasa nyeri berkurang / cara : Observasi dan Identifikasi ;
Ditandai / gejala dengan hilang - lokasi, karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas, intensitas
DS ;
(P,Q,R,S,T)
Keluhan Nyeri (sakit Kriteria hasil :
- skala nyeri
kepala)
- respon nyeri non verbal
pasien melaporkan sakit kepala
berkurang atau hilang - faktor yang memperberat atau
DO :
memperingan nyeri
pasien mampu mengenali
Tampak (ekspresi) meringis - pengetahuan dan keyakinan
onset nyeri
pasien mengenai nyeri
Gelisah
- pengaruh budaya terhadap respon
mampu menggunakan teknik
nyeri
Peningkatan denyut nadi non farmakologis untuk
- pengaruh nyeri terhadap
(pulse) mengurangi intensitas nyeri
kualitas hidup
Sulit tidur Ekspresi wajah pasien - beri dan monitor keberhasilan
tidak nampak kesakitan terapi komplementer
Peningkatan tekanan darah - berikan teknik non farmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri misal ;
(tensi) Mampu bersikap rileks TENS, hipnosis, terapi massage
(tidak gelisah) akupressure, kompres
Perubahan selera hangat/dingin, terapi aroma dan
Tensi dalam rentang
makan (anoreksia) biofeedback, dll
normal (sistol ; 110-130
- fasilitasi dengan kondisi
Proses berpikir mmHg dan diastol ; 60-
lingkungan dan privacy yang
terganggu Berfokus 90 mmHg)
mendukung untuk relaksasi
pada diri sendiri
- berikan pendidikan kesehatan
Denyut Nadi dalam
sesuai kondisi dan kebutuhan
rentang normal ; 70-90
pasien / klien
kpm
Kolaborasi :
Skala nyeri = progres
semakin mendekati 0
- berikan obat sesuai order
pihak medis
- lakukan pemeriksaan penunjang
(Lab
/ Radiologi) untuk mendapatkan
data yang diperlukan
- konsultasi dengan nutriens
untuk menentukan jenis dan
porsi diet
- pertimbangkan untuk
pemberian cairan parenteral
utk mencukupi kebutuhan
cairan
2 (D.0054) Tujuan : - Mengidentifikasi kekuatan yang
dapat memberikan informasi
Gangguan Mobilitas Setelah dilakukan tindakan - Kaji kemampuan fungsional, terhadap usaha perkembangan
Fisik disebabkan oleh keperawatan dalam rentang 2 luas gangguan sejak awal - Meminimalkan atropi
Nyeri dan atau jam mobilitas fisik pasien klasifikasi 0-4 otot mencegah
gangguan membaik kontraktur
neuromuskular - Lakukan rentang gerak aktif - Meningkatkan aliran balik vena
atau pasif dan membantu mencegah odema
Ditandai / gejala - Memberikan respon yang baik
Kriteria Hasil :
dengan ; DS ; - Tinggikan kepala dan tangan jika daerah yang sakit tidak
Keluhan sulit atau menjadi lebih terganggu dan
Mempertahankan posisi
nyeri saat bergerak - Anjurkan klien untuk membantu memerlukan dorongan serta
optimal yang
pergerakan ekstremitas yang latihan aktif
Keengganan berhubungan dengan
sehat
melakukan adanya kontraktur
pergerakan
Mempertahankan
Merasa cemas kekuatan fungsi tubuh
saat bergerak
Mendemonstrasikan
teknik perilaku
DO ;
melakukan aktifitas

Penurunan kekuatan
dan atau rentang gerak
(ROM)

Kekauan sendi
Gerakan
tidak
terkoordinasi

Keterbatasan gerak
(kondisi) fisik
terlihat lemah
3 (D.0056) Gangguan Tujuan : Manajemen Perawatan -
Rasa Nyaman Kenyamanan Mandiri :
disebabkan oleh gejala Setelah dilakukan tindakan Observasi ;
penyakit keperawatan dalam rentang
waktu 2 jam diharapkan - Identifikasi gejala yang tidak
Ditandai / gejala gangguan rasa nyaman menyenangkan (mual, nyeri,
dengan ; DS ; pasien dapat teratasi gatal, sesak, lapar, haus)
Keluhan tidak nyaman - Identifikasi pemahaman ttg
Dengan Kriteria : kondisi, situasi dam perasaan
Keluhan sulit pasien / klien
tidur (insomnia) Pasien merasa nyaman - Identifikasi masalah emosional
dan spiritual
Merasa tidak mampu
Pasien dapat tidur dengan
untuk bersikap rileks Terapeutik ;
pola dan kualitas yang
cukup
Merasa mual - Beri posisi nyaman
(vomit) DO ; - Beri kompres hangat/dingin
Pasien dapat bersikap
Terlihat gelisah - Kondisikan lingkungan yang
rileks Rasa mual hilang
Menunjukan gejala ideal utk perawatan pasien
Pasien tampak tenang
stress Tampak merintih - Lakukan massage ringan
Perubahan pola eliminasi atau akupresse
Pasien tidak gelisah dan
mengatakan bahwa
stress berkurang/hilang
Edukasi ;
Iritabilitas (sensitifitas
- Beri penkes tentang prosedur
Perubahan fostur menurun) perawatan dan pengobatan
atau sikap tubuh - Ajarkan teknik relaksasi

Iritabilitas - Ajarkan latihan pernafasan efektif


- Ajarkan teknik distraksi
dan imajinasi terbimbing

Kolaborasi ;

- Berikan obat farmakoterapi


sesuai order medis
4 (D.0066) Penurunan Tujuan : Observasi ; -
Kapasitas Adaftif
Intrakranial disebabkan Ekspektasi peningkatan - Identifikasi penyebab
oleh peningkatan kestabilan mekanisme peningkatan TIK
tekanan vena dinamika intrakranial - Monitor tanda/gejala
dalam melakukan peningkatan TIK
Ditandai / gejala kompensasi terhadap - Monitor MAP, CVP, PAWP, PAP,
dengan ; DS ; stimulus yang dapat ICP,
Sakit menurunkan kapasitas CPP, gelombang ICP,
kepala DO intrakranial status pernafasan
; - Monitor intake dan output
Peningkatan tekanan Kriteria : cairan tubuh dan cairan
darah dengan pelebaran serebro-spinalis
tekanan nadi Tekanan darah dalam
Terapeutik ;
rentang normal (sistol; 110-
130 mmHg diastole 70-90
- Berikan lingkungan yang ideal
mmHg)
bagi perawatan kesehatan
HR atau denyut nadi dalam - Posisikan pasien senyaman
rentang frekuensi normal 72- mungkin
92 - Pertahankan suhu tubuh dalam
Bradi kardi kali per menit rentang
normal
Pola nafas irreguler Pola nafas pasien reguler Kolaborasi ;
- Berikan farmakoterapi obat
Penurunan kesadaran Kualitas kesadaran sedasi / anti konvulsan /
compos mentis diuretik / osmosis sesuai order
Respon pupil melambat dokter
atau tidak sama Refleks neurologis baik -
(anisokor)
Pasien terlihat tenang
Refleks
neurologis
Fungsi kognitif
terganggu
tidak bermasalah

Gelisah
Tekanan Intrakranial (TIK)
< 20 mmHg
Terlihat lesu atau lemah

Papiledema menghilang
Fungsi kognitif terganggu

Tekanan Intrakranial
(TIK) ≥ 20 mmHg

Papiledema
5 (D.0068) Risiko -
Konfusi Akut
disebabkan oleh
adanya faktor risiko
nyeri
DAFTAR PUSTAKA

- Wartonah,Tarwono.2007.Keperawatan Medikal Bedah Gangguan


SistemPersyarafan.Jakarta: Sagung Seto
- Dewanto,George.2007.Panduan Praktik Diagnosis dan Tata Laksana Penyakit
Syaraf.Jakarta: ECG
- Sastrodiwijo S, Kusuma P, Markam S, Nyeri Kepala Menahun. Bagian Neurologi:
FKUI. Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta. 1986.
- Nyeri Kepala : Gangguan Kesadaran di Bidang Penyakit Syaraf. Bagian Neurologi
FK UNAND Padang.
- Nyeri Kepala. Kapita Selekta Kedokteran. Jilid 2. Editor Mansjoer A. Penerbit
Media Ausclapius. FKUI. Jakarta . 2000 : hal 34 – 36.
- SDKI Definisi dan Indikator Diagnostik, Edisi 1 Cetakan III PPNI
- SLKI Definisi dan Kriteria hasil keperawatan, Edisi 1 Cetakan II PPNI

- SIKI Definisi dan Tindakan Keperawatan, Edisi 1 Cetakan II PPNI

Anda mungkin juga menyukai