Anda di halaman 1dari 13

ILMU PENYAKIT SARAF NYERI KEPALA

NYERI KEPALA 1. TENSION TYPE HEADACHE


1. TTH Anamnesis :
2. Migraine - Nyeri kepala bilateral selama 30 menit-1 minggu penuh intensitas
3. Neuralgia Trigeminal ringan-sedang
4. Cluster headache - Nyeri kepala dapat sesaat/terus menerus
NEUROPATI - Lokasi awal pada leher bagian belakang kemudian menjalar ke
1. Neuropati bagian depan dan bahu
2. Carpal Tunnel Syndrome - Sifat nyeri kepala pegal, seperti diikat, tidak berdenyut,
3. Tarsal Tunnel Syndrome - Tidak dipengaruhi aktivitas fisik
4. Peroneal palsy - Tidak disertari mual, muntah
NEUROMUSKULAR PF :
1. Sindroma Guillain Barre (SGB) - Pemeriksan neurologis dasar : normal
2. Miastenia Gravis PP :
LOW BACK PAIN DAN MEDULA SPINALIS - Lab : darah rutin, elektrolit, gula darah (menyingkirkan penyebab
1. Radicular Syndrome sekunder)
2. Hernia Nucleosus Pulposus (HNP) DX Neurologis :
3. Spondilitis TB - Dx klinis : Cephalgia
4. Complete spinal transaction - Dx topis : Muskulus perikranial
5. Neurogenic bladder - Dx etiologis : Tension Type Headache
6. Acute Medulla Compression DD :
NEUROVASKULAR - Migrain, Cluster headache
1. Transient Ischemic Attack (TIA) TX :
2. Infark Serebral (Stroke non hemorrhagik) - Analgesik : Ibuprofen 200mg 3x1 hari
3. Hematom Intraserebral (ICH) - Antidepresan : Amytriptiline
4. Perdarahan Subarachnoid (SAH)
KELEMAHAN OTOT WAJAH 2. MIGRAINE
1. Bells Palsy Anamnesis :
BANGKITAN KEJANG - Nyeri kepala hanya pada satu sisi kepala, intensitas sedang sampai
1. Kejang berat
2. Epilepsi - Saat serangan nyeri penderita tidak dapat melakukan aktivitas
3. Status epileptikus sehari hari (kualitas)
INFEKSI - Sifat nyeri kepala berdenyut seperti ditusuk-tusuk
1. Meningitis - Rasa nyeri semakin parah dengan aktivitias fisik
2. Ensefalitis - Dapat disertai mual dan muntah (+)
3. Poliomielitis - Fotofobia dan fonofobia (+)
4. Malaria serebral - GEJALA MIGRAINE DENGAN AURA :
5. Tetanus o Aura positif : tampak melihat cahaya berkilauan pada tepi
DEFISIT MEMORI lapang pandang atau garis zig-zag, bintang bintang
1. Demensia o Aura negatif : tampak melihat lubang gelap/hitam atau bitnik-
2. Penyakit Alzheimer bintik hitam menutupi lapang pandang
GANGGUAN PERGERAKAN - FAKTOR PENCETUS MIGRAINE :
1. Parkinsonisme o Makanan, coklat, susu, keju, MSG
NYERI o Menstruasi/perubahan hormonal
1. Nyeri neuropatik o Faktor psikis : cemas, marah, sedih
2. Reffered pain PF :
VERTIGO VESTIBULAR - Pemeriksaan Neurologis dasar : normal
1. BPPV DX Neurologis :
2. Meniere’s disease - Dx klinis : Cephalgia
- Dx topis : Sistem trigeminovaskular
ISTILAH GEJALA NEUROLOGIS - Dx etiologis : Migraine
- Hipestesia : perasa raba berkurang (rasa baal) DD :
- Anestesia : perasa raba yang hilang sama sekali - TTH, Cluster headache
- Parestesia : kesemutan/tertusuk/terbakar PP :
- Hipalgesia : perasa nyeri yang berkurang. - Lab : darah rutin, elektrolit, gula darah (menyingkirkan penyebab
- Analgesia : perasa nyeri yang hilang sama sekali. sekunder)
- Paresis : kelemahan kekuatan otot TX :
- Plegia : kelumpuhan kekuatan otot - Analgesik : Ibuprofen 200mg 3x1 hari
- Monoparesis : paresis pada satu ekstermitas - Analgesik spesifik : Sumatriptan 100mg
- Hemiparesis : paresis pada separuh tubuh - Antiemetik : Domperidone 10mg
- Paraparesis : paresis pada kedua ekstermitas atas/bawah
- Tetraparesis : paresis semua ekstermitas atas dan bawah 3. NEURALGIA TRIGEMINAL
Anamnesis :
- Nyeri sepanjang satu atau lebih inervasi N.Trigeminus (N.V), nyeri
tiba tiba, berat, tajam seperti ditusuk, panas seperti dibakar, dan
superfisial
- Serangan nyeri paroksismal berlangsung beberapa detik- < 2menit
- Alodinia (nyeri dicetuskan rangsangan ringan seperti mengunyah
makan, ditiup angina, bicara, mengusap wajah)
PF Neuralgia Trigeminal :
- Pemeriksaan neurologis dasar : normal NEUROPATI TERKAIT ALKOHOL
PP : MRI Kepala, MRA pada N.Trigeminal - Riwayat konsumsi alcohol (+)
DX Neurologis :
- Dx klinis : Hiperestesia pada wajah unilateral dan Alodinia NEUROPATI NUTRISIONAL
- Dx topis : Nervus trigeminus (N.V) - Malnutrisi sedang sampa berat dapat menyebabkan gejala
o Cabang I (opticus) neuropati
o Cabang II (maxilaris)
o Cabang III (mandibularis) NEUROPATI TOKSIK
- Dx etiologis : Neuralgia Trigeminal - Keracunan berbagai zat seperti logam berat (arsenik, timbal,
DD : merkuri) dan organofosfat dapat memunculkan gejala senoris dan
- Neuralgia Post Herpetica, Cluster headache motoris
TX : - Riwayat paparan toksik (+)
- Antikonvulsan (neuropatik) : Karbamazepine 200mg/hari
NEUROPATI DEFISIENSI VIT B12
4. CLUSTER HEADACHE - Gejala neuropati perifer bercampur dengan tanda tanda lesi UMN
Anamnesis : (UPPER MOTOR NEURON)
- Nyeri kepala hepat selalu UNILATERAL DI ORBITA - TX : Mecobalamine 500mg 3x1 hari
- Lokasi di orbita, superorbita, temporal
- Serangan berlangsung 15 menit sampai 3 jam, terjadi 1-2x/hari NEUROPATI UREMIKUM
sampai 8x/hari - Biasanya terjadi pada Gagal Ginjal kronis
- Serangan disertai injeksi konjungtiva, lakrimasi, kongesti nasal, - PP : Peningkatan kadar BUN dan kreatinin darah
rinorea, berkeringat di wajah, miosis, ptosis, edema palpebra,
gelisah, dan agitasi 2. CARPAL TUNNEL SYNDROME
PF : Anamnesis :
- Pemeriksaan neurologis dasar : normal - Parestesia (kesemutan/ terbakar), numbness (rasa baal), tingling
- Pemeriksaan skala nyeri (seperti kesetrum) pada jari 1-3 (jempol, telunjuk, jari tengah)
PP : CT scan atau MRI kepala (bila terdapat deficit neurologis) Distribusi N.Medianus
DX Neurologis : - Gejala parestesia memburuk pada malam hari
- Dx klinis : Cephalgia, lakrimasi - Tengan terasa lebih berat pada malam hari
- Dx topis : Sistem trigeminovaskular/ idiopatik - Gejala berkurang dengan dipijat, digerak-gerakan, diletakan pada
- Dx etiologis : Cluster headache posisi lebih tinggi, dan diistirahatkan
DD : TTH, Migraine PF :
TX : - Pemeriksaan neurologis dasar : motoric, sensorik, otonom tangan
- Analgesik spesifik : Sumatriptan 100mg - Pemeriksaan fungsi otonom : perbedaan keringat, kulit kering,
lucun pada daerah inervasi N.Medianus
NEUROPATI - Phalen test (+) dan Tinel test (+) Patognomik CTS!
PP :
1. NEUROPATI - Pemeriksaan Elektromiografi (EMG) : fibrilasi, polifasik, motor unit
Anamnesis : berkurang pada otot thenar.
- Gangguan fungsi saraf perifer dan otonom DX Neurologis :
- Gejala simetris : Gangguan sensasi getaran (pallestesia), kesemutan - Dx klinis : Parestesia, numbness/hipestesia, tingling tangan
(parestesia), mati rasa/rasa baal (hipestesia) dan nyeri spontan - Dx topis : Nervus medianus dalam terowongan karpal
- Keluhan juga sering dimulai dari ekstremitas bawah - Dx etiologis : Carpal Tunnel Syndrome
- Gejala neuropati otonom : detak jantung (hipotensi), keringat, DD : De Quervain’s syndrome, Guyon’s canal syndrome
kandung kemih, sirkulasi darah, diare. TX :
PF : - Analgesik : Ibuprofen 200mg 3x1 hari
- Pemeriksan refleks fisiologis (achilles, patella) dapat menurun - Roboransia Vit B12 : Mecobalamine 500mg 3x1 hari
(LMN)
- Penurunan fungsi motoric dan sensorik 3. TARSAL TUNNEL SYNDROME
- Kelemahan motoric diawali pada ekstensor jari jari kaki, gejala Anamnesis :
dapat naik pada kelemahan level lutut, hingga tangan - Parestesia (kesemutan/ terbakar), numbness (rasa baal), tingling
PP : Pemeriksaan Elektromiografi (EMG) (seperti kesetrum) pada pergelangan kaki, tumit, hingga jari jari
DX Neurologis kaki (N.Tibialis)
- Dx klinis : Hipestesia parestesia - Gejala parestesia memburuk pada malam hari
- Dx topis : Saraf perifer ekstermitas - Tengan terasa lebih berat pada malam hari
- Dx etiologis : Neuropati (diabetik/alkoholik/nutrisional/def vit) - Gejala berkurang dengan dipijat, digerak-gerakan, diletakan pada
TX : posisi lebih tinggi, dan diistirahatkan
- Anti neuropatik : Gabapentin 300mg PF :
- Pemeriksaan neurologis dasar : motoric, sensorik, otonom kaki
NEUROPATI DIBETIKA - Pemeriksaan fungsi otonom : perbedaan keringat, kulit kering,
- Pasien menderita DM (+) lucun pada daerah inervasi N.Tibialis
- Tidak ada kelainan atau penyakit lain yang menyebabkan gejala - Tinel test tarsal (+) dan Dorsofleksi-eversion (+) Patognomik TTS!
neurologis kecuali diabetes melitus PP :
- Faktor risiko : usia, tinggi badan, kepekaan, genetik, durasi - Pemeriksaan Elektromiografi (EMG) : fibrilasi, polifasik, motor unit
diabetes, pengendalian glukosa buruk, kadar TG dan HDL, berkurang pada otot abductor hallicus
retinopati dengan mikroalbuminuria, ketoasidosis berat, hipertensi DX Neurologis :
(tekanan diastolik), penyakit kardiovaskuler, inflamasi, stress - Dx klinis : Parestesia, numbness/hipestesia, tingling kaki
oksidatif, dan merokok. - Dx topis : Nervus tibialis dalam terowongan tarsal
- TX : Anti neuropatik : Gabapentin 300mg - Dx etiologis : Tarsal Tunnel Syndrome
DD : Sprain ankle, Strain ankle, Ruptur tendo achilles Dx Neurologis MG:
TX : - Dx klinis : Ptosis, disartria, hemiparesis
- Analgesik : Ibuprofen 200mg 3x1 hari - Dx topis : Post sinaps Neuromuskular Junction saraf perifer
- Roboransia Vit B12 : Mecobalamine 500mg 3x1 hari - Dx etiologis : Miastenia Gravis
DD MG : SGB, Polineuropati lain
4. PERONEAL PALSY TX :
Anamnesis : - Steroid injeksi : Dexamethasone inj. 10mg
- Gangguan saat berjalan, ujung jari menjuntai kebawah bergeser - Rujuk ke dr Spesialis saraf
dengan tanah, tidak mampu menapakkan bagian tumit (Steppage
gait) = Drop Foot LOW BACK PAIN DAN MEDULA SPINALIS
- Nyeri, parestesia, dan numbness pada kaki
PF : 1. RADIKULOPATI LUMBAL (RADICULAR SYNDROME)
- Pemeriksaan neurologis dasar : Anamnesis
o Inspeksi ekstermitar inferior = DROP FOOT (+) - Nyeri menjalar tajam seperti ditusuk-tusuk, berdenyut, rasa
o Gerakan kaki terbatas terbakar
PP : Pemeriksaan Elektromiografi (EMG) - Nyeri oleh karena HNP meningkat saat membungkuk ke depan,
DX Neurologis : duduk, batuk, atau stress/penekanan berlebihan pada diskos
- Dx klinis : Steppage gait dan drop foot (+) - Parastesi pada dermatome yang terkena
- Dx topis : N.peronealis PF
- Dx etiologis : Peroneal palsy - Px Motorik : Gangguan gerak dari ekstermitas karena
DD : Neuropati lain, Radikulopati level L5 nyeri/deformitas segmen vertebra yang terlibat/teraba saat palpasi
TX : - Kelemahan ekstermitas (monoparesis/paraparesis)
- Hindari kompresi dan rujuk ke dr Spesialis saraf - Penurunan sensibilitas
- Roboransia Vit B12 : Mecobalamine 500mg 3x1 hari - Refleks : hiporefleksia pada dermatome radiks nervus yang
terganggu
NEUROMUSKULAR - Laseque test : (+) Radikulopati (+)
PP : X foto vertebra, MRI, dan CT Scan
1. SINDROMA GUILLAIN BARRE DX Neurologis :
Anamnesis - Dx klinis : Monoparesis/paraparesis ekstermitas supp/inf.
- Kelemahan motoric ascenden dan simetris - Dx topis : Radiks nervus Vertebra lumbalis (sesuai segmen)
- Gejala kelemahan dimulai dari ekstermitas bawah lalu menjalar - Dx etiologis : Radikulopati lumbal
keatas DD : Hernia Nucleosus Pulposus, Mononeuropati
- Kelemahan akut dan progresif ditandai dengan arefleksia TX :
- Gangguan sensorik umumnya ringan - Analgesik : Ibuprofen 200mg 3x1 hari
- Gangguan otonom dapat terjadi - Antidepresan : Amytriptiline
- Ganggua otot-otot pernapasan
PF : 2. HERNIA NUCLEOSUS PULPOSUS (HNP)
- N.Kranialis : kelemahan saraf N.III, IV, VI, IX, X Anamnesis :
- Px motorik : Kelemahan anggota gerak ascenden dan SIMETRIS - Nyeri pinggang bawah ke tungkai bawah sampai kaki
- Refleks fisiologis : Hiporefleksia atau arefleksia - Nyeri Parestesia seperti terbakar di kaki
- Refleks patologis : tidak ada - Usia : 30-50 tahun
- Klonus : (-) - Biasa terkena pada L4-L5 dan L5-S1
PP : PF LESI LMN
- Lumbal pungsi : peningkatan kadar protein (>0.55g/dl) - Px motorik : kelemahan dorsofleksi kaki, eversi dan fleksi plantar
- Pemeriksaan Elektromiografi (EMG) kaki
- MRI sagittal dan CT scan : (menyingkirkan kemungkinan DD) - Refleks fisiologis menurun : Patella, achilles (hiporefleksia asimetri)
Dx Neurologis - Laseque test / Straight Leg Raise (+)
- Dx Klinis : Paraparesis ekstermitas inferior - Laseque menyilang
- Dx topis : Selubung myelin saraf perifer PP
- Dx etiologis : Sindrom Guillain Barre - Rontgen Medulla Spinalis : herniasi diskus (+)
DD : Mielitis transversa, Polineuropati lain, MG - MRI vertebra : herniasi diskus (+) Gold Standard HNP
TX : Dx Neurologis :
- Steroid injeksi : Dexamethasone inj. 10mg - Dx klinis : Hemiparesis ekstermitas inferior, hiporefleksia
- Rujuk ke dr Spesialis saraf - Dx topis : Diskus intervertebralis nucleus Vertebra L5
- Dx etiologis : Hernia Nucleosus Pulposus (HNP)
2. MIASTENIA GRAVIS DD : Spondilolistesis, Spondilitis TB
Anamnesis : TX :
- Gejala awal : Kelemahan otot mata : ptosis, diplopia (descenden) - Analgesik : Ibuprofen 200mg 3x1 hari
- Sulit menelan, bicara pelo - Steroid oral : Prednisolone 50mg
- Kelemahan pada tangan, kaki, dan leher, kelemahan ASIMETRIS
- Dapat mengenai otot pernapasan 3. SPONDILITIS TB UMN
PF : Anamnesis :
- Px mata : ptosis, diplopia - Kelemahan bersifat ascenden
- N.Kranialis : disartria (+), disfagia (sulit menelan) - Lemas, nafsu makan turun, BB turun, demam sore hari, berkeringat
- Px motorik : paresis pada tangan dan kaki pada malam hari
PP : - Riwayat Infeksi TB : batuk berdarah, sesak nafas
- Pemeriksaan antibodi reseptor Anti-asetilkolin (AChR) - Sering terkena level Thoracal dan Lumbal
- Uji Neostigmin : injeksi 1,5 mg prostigmin methylsulfat PF :
- Pemeriksaan Single-fiber Electromyography (SFEMG) - Inspeksi vertebra : tonjolan setinggi VT-10 (gibbus), Kifosis (+)
- Palpasi proc. Spinosus : nyeri local (+) dan spasme otot (+)
- Px Motorik Spondilitis TB : Hemiplegia sampai paraplegia spastik o Gangguan fungsi keseimbangan
(UMN) o Gangguan fungsi penghidu
- Px Sensorik : dapat menurun o Gangguan fungsi pengelihatan dan pendengaran
- Gangguan otonom (+) o Gangguan fungsi somatic sensoris
PP : o Gangguan neurobehavioral : memori, bicara verbal,
- Tuberculin skin test pengenalan ruang, fungsi kognitif lain
- Px Sputum BTA - FR : Hipertensi, penyakit jantung (AFib), Merokok, TIA, Obesitas
- MRI vertebra PF :
- Pungsi lumbal : peningkatan protein - Penurunan GCS
Dx Neurologis : - Kelumpuhan N kranialis
- Dx klinis : Back pain dan hemiplegia/hemiparesis - Px Motorik : Kelemahan motorik
- Dx topis : Vertebra Thorakal 10 atau Lumbal - Px sensorik : Defisit sensorik
- Dx etiologis : Spondilitis Tuberkulosa - Gangguan otonom
DD - Gangguan neurobehavior
- Spondilolistesis, Hernia Nucleosus Pulposus (HNP) PP : CT/MRI Otak
TX : Dx Neurologis
- Obat Anti TB oral : FDC tablet - Dx klinis : Hemiparesis dextra/sinista
- Steroid injeksi : Dexamethasone inj. 10mg - Dx topis : Hemisfer cerebri dext/sinist (kontralateral klinis)
- Dx etiologis : Stroke non hemorrhagic
NEUROVASKULAR DD : Stroke Hemoragik
TX :
1. TRANSIENT ISCHEMIC ATTACK - Penanganan awal Airway-Breathing-Circulation
Anamnesis : - Antiplatelet : Clopidogrel 75mg/hari
- Defisit neurologis akut sementara yang pulih sempurna dalam - Antikoagulan oral : Warfarin 2mg/hari
waktu <24 jam - Neuroprotektan : Citicoline 200mg 2x1 hari
- Hemiparesis, monoparesis, hemiparesis bilateral, hilangnya
penglihatan monokuler/binokuler, diplopia, disartria, ataksia, 3. HEMATOM INTRASEREBRAL (ICH) LIHAT LAMPIRAN KONSENSUS
vertigo, afasia. TRAUMA KEPALA
- Gejala tersebut berlangsung tiba tiba namun kembali pulih
sempurna dalam waktu kurang dari 24 jam dan tidak meninggalkan 4. PERDARAHAN SUBARACHNOID (SAH)
gejala sisa Anamnesis :
- FR : Hipertensi, DM, merokok - Nyeri kepala yang sangat hebat, muncul tiba tiba, disertai kaku
PF : kuduk, dengan/tanpa deficit neurologis
- Px neurologis : N.kranialis, motorik, sensorik, otonom, rangsang - Gejala prodromal :
meningeal (LESI UMN) o Pe↑TIK : Sakit kepala, muntah proyektil, kesadaran ↓
- Px funduskopi
SKOR ABCD2 TIA o Meningeal : sakit kepala, kaku leher, kesadaran ↓
Age > 60 th 1 - Gejala khusus perdarahan subarahnoid :
1 o Defisit neurologis fokal
Blood Pressure TD ≧ 140/90
o Manifestasi stroke iskemik karena vasospasme bergantung
Clinical feature : kepada komplikasinya
- Kelemahan unilateral 2 PF :
- Gangguan Bahasa tanpa kelemahan 1 - Px rangsang meningeal Kaku kuduk (+)
motorik - Defisit motorik dan sensorik
Duration - Kelumpuhan saraf kranial
- 60 menit 2 PP : CT Scan otak : gambaran HIPERDENS RUANG SUBARACHNOID
- <60 menit 1 DX Neurologis :
Diabetes 1 - Dx klinis : Paresis, cephalgia, kaku kuduk
Bila skor ABCD2 > 5 pasien harus segera mendapat perawatan seperti - Dx topis : Subarachnoidea cerebri
pasien stroke iskemik akut - Dx etiologis : Subarachnoidea Hemorrhage
Dx Neurologis :
- Dx klinis : Hemiparesis ekstermitas sinistra/dextra KELEMAHAN OTOT WAJAH
- Dx topis : Hemisfer cerebri sinist/dext (kontralateral klinis)
- Dx etiologis : Transient Ischemic Attack BELLS PALSY LMN
DD : Stroke Hemoragik Akut, Stroke iskemik Anamnesis :
PP : - Wajah perot : paralisis otot fasialis atas dan bawah unilateral
- CT scan kepala dan MRI - Onset akut dengan periode 48 jam
- EKG - Nyeri auricular posterior (Otalgia) ipsilateral
TX : - Peningkatan produksi air mata (epifora)
- Penanganan awal Airway-Breathing-Circulation - Hipersalivasi ipsilateral
- Antiplatelet : Clopidogrel 75mg/hari - Gejala biasa terjadi pada pagi hari
- Antikoagulan oral : Warfarin 2mg/hari PF :
- Neuroprotektan : Citicoline 200mg 2x1 hari - Kelemahan/paralisis N.VII fasialis wajah satu sisi (atas dan bawah)
(pada lesi UMN 1/3 atas tidak mengalami kelumpuhan)
2. INFARK SEREBRAL (STROKE NON HEMORAGIK) - Lipatan datar pada dahi dan lipatan nasolabial pada sisi
Anamnesis kelumpuhan
- Gangguan global : Gangguan kesadaran (GCS menurun) - Saat pasien diminta tersenyum : akan terjadi distorsi dan
- Gangguan fokal yang muncul mendadak dapat beruba : lateralisasi pada sisi berlawanan dengan kelumpuhan.
o Kelemahan unilateral/bilateral, kelumpuhan otot penggerak - Saat diminta mengangkat alis : sisi dahi terlihat datar
bola mata, otot menelan, otot bicara dan lainnya PP : Px Elektromiografi (EMG)
Dx Neurologis : PP :
- Dx klinis : Hemiparesis N.VII dextra/sinistra perifer - Pungsi lumbal : MENINGITIS BAKTERIAL
- Dx topis : N.VII dextra/sinistra perifer (sama dengan klinis) o Warna keruh
- Dx etiologis : Bell’s palsy o Predominansi sel PMN
DD : Stroke non hemorrhagic o Glukosa ↓↓
TX : o Protein
- Steroid oral : Prednisolone 50mg DX Neurologis :
- Antiviral oral : Acyclovir 400mg 5x1 hari
- Dx klinis : Kaku kuduk, kerning sign (+)
- Roboransia Vit B12 : Mecobalamine 500mg 3x1 hari - Dx topis : Selaput meningen
- Dx etiologis : Meningitis bacterial
BANGKITAN KEJANG
DD : Meningitis viral, Meningitis TB
TX :
1. EPILEPSI
- Antibiotik empiris : Amoxicillin 500mg
Anamnesis :
- Roboransia Vit B12 : Mecobalamine 500mg 3x1 hari
- Setidaknya ada dua kejang tanpa provokasi atau dua bangkitan
refleks yang berselang lebih dari 24 jam
2. ENSEFALITIS
- Bangkitan refleks adalah bangkitan yang muncul akibat induksi
Anamnesis :
faktor pencetus seperti visual, auditorik, somatosensitive, dan
- Demam akut, nyeri kepala
somatomotorik
- Kesadaran menurun
- Satu bangkitan berulang dengan risiko rekurensi sama dengan dua
- Kadang disertai KEJANG (+)
bangkitan tanpa provokasi (setidaknya 60%), yang dapat timbul
- Flu like syndrome Curiga ensefalitis viral
hingga 10 tahun kedepan
PF :
Gejala sebelum bangkitan kejang :
- GCS : Kesadaran menurun
- Perubahan perilaku, perasaan lapar, berkeringat, hipotermi, - Kejang (+)
mengantuk, menjadi sensitif, dan lain-lain. - Defisit neurologis fokal (+)
Gejala selama bangkitan kejang : PP :
- Bingung, LANGSUNG SADAR, nyeri kepala, tidur, gaduh gelisah, - MRI dan Ct scan kepala dengan kontras
Todd’s paresis.
- EEG
FR : kelelahan, kurang tidur, hormonal, stress psikologis, alkohol.
- Lumbal pungsi
- RPK Epilepsi (+)
DX Neurologis :
PF : tidak khas
- Dx klinis : Kejang, demam, cephalgia
- Gangguan kesadaran post bangkitan kejang
- Dx topis : Cerebrum/ensefalon
PP : EEG, Darah rutin, Lumbal pungsi, EKG, profil lipid
- Dx etiologis : Ensepalitis
DX Neurologis :
DD : Meningoensefalitis bacterial, Meningoensefalitis TB
- Dx klinis : Kejang
TX :
- Dx topis : Korteks cerebri
- Antiviral injeksi : Acyclovir 10mg/KgBB i.v (30mg)
- Dx etiologis : Epilepsi parsial/umum
DD : Sinkop, Aritmia jantung, TIA
5. TETANUS
TX :
Anamnesis :
- Antiepilepsi oral: Karbamazepin 800mg 3x1 hari
- Kekauan otot setempat dan Trismus sampai kejang berat
- Tetanus lokal : kekakuan dan spasme yang menetap disertai rasa
2. STATUS EPILEPTIKUS sakit pada otot disekitar atau proksimal luka. Tetanus lokal dapat
Anamnesis : berkembang menjadi tetanus umum.
- Bangkitan dengan durasi lebih dari 5 menit, atau bangkitan - Tetanus umum/generalisata : trismus, iritable, kekakuan leher,
berulang 2 kali atau lebih TANPA PULIHNYA KESADARAN diantara susah menelan, kekakuan dada dan perut (opistotonus),
bangkitan
- Riwayat tertutuk paku, trauma, luka bakar, infeksi gigi, penyakit
PF :
kronik
- Todd’s paresis : paresis setelah onset bangkitan
- Riwayat imunisasi Tetanus (-)
PP : EEG, Darah rutin, Lumbal pungsi, EKG, profil lipid,
PF :
DX Neurologis :
- Tetanus local : kekakuan dan spasme menetap
- Dx klinis : Kejang
- Tetanus umum : trismus, kekakuan leher, kekakuan dada dan perut
- Dx topis : Korteks cerebri
(opisthotonus)
- Dx etiologis : Status epileptikus
PP : tidak khas
DD : Sinkop, Aritmia jantung, TIA
- Pungsi lumbal
TX :
DX Neurologis :
- Antiepilepsi injeksi : Diazepam 10 mg IV bolus
- Dx klinis : Spasme otot, Trismus
- Dx topis : Neuromuskular Junction (NMJ)
INFEKSI
- Dx etiologis : Tetanus
DD : Poliomielitis, Rabies
1. MENINGITIS TX :
Anamnesis : - Pembersihan dan debridement luka
TRIAS MENINGITIS BAKTERIAL : - Fotofobia, penurunan - Obat tetanus : Human Tetanus Immunoglobulin (HTIG) 3000 i.m
1. Demam kesadaran - Antibiotik empiris : Amoxicillin 500mg
2. Nyeri Kepala - Kelemahan hemiparesis - Roboransia Vit B12 : Mecobalamine 500mg 3x1 hari
3. Neck stiffness (kaku kuduk) satu sisi
PF :
- Px GCS : penurunan kesadaran
- Px Kaku kuduk (+), Kernig Sign (+), Brudzinski sign (+)
- Px neurologis : motorik hemiparesis
PENYAKIT VASKULAR VERTIGO MENIERE DISEASE
Anamnesis :
VERTIGO : persepsi yang salah dari gerakan seseorang atau TRIAS MENIERE :
lingkungan sekitarnya. 1. Vertigo Episodik : rasa berputar
Vertigo vestibular : rasa berputar yang timbul pada gangguan 2. Tinnitus : mendengar suara yang tidak dikehendaki
vestibular (organ keseimbangan perifer) 3. Gangguan pendengaran SNHL NADA RENDAH
Vertigo non vestibular : rasa goyang, melayang, mengambang, PF Garputala : SNHL (+) nada rendah
yang timbul pada gangguan sistem propioseptif atau visual. Px Keseimbangan sederhana :
Tes Nistagmus, Tes Romberg, Jalan tandem dan Past pointing
DD : Neuritis vestibuler, BPPV
TX :
- Sedatif : Diazepam oral
- Anti histamin : Dimenhidrinat
- Vasodilator : Betahistin HCl 8 mg 3x1 hari
- Vitamin : B12 Mecobalamine

VERTIGO VESTIBULAR berdasarkan letak lesi dibagi 2 :


- Vertigo vestibular perifer : Terjadi pada lesi di labirin
dan N. Vetibularis (BPPV dan Meniere disease)
- Vertigo vestibular sentral : timbul pada lesi di nucleus
vestibularis batang otak thalamus sampai ke korteks
serebri

BENIGN PAROXISMAL POSITIONAL VERTIGO (BPPV)


Anamnesis :
Vertigo timbul mendadak saat yang berat saat perubahan posisi
misal miring, berbaring, bangkit dari tidur, membungkuk.
Vertigo berlangsung singkat 10-30 detik
Vertigo dirasakan seperti berputar disertai mual dan muntah
PF Neurologis
- Kesadaran dapat menurun
- N. Kranialis : III, IV, VI, V
- Motorik : kelumpuhan satu sisi (hemiparesis)
- Sensorik : gangguan sensorik satu sisi (hemihipestesi)
PEMERIKSAAN KESEIMBANGAN KHUSUS NEURO-OTOLOGI
1. Tes Nistagmus
2. Tes Romberg
3. Tes jalan tandem
4. Tes past pointing
a. KELAINAN VESTIBULER : jari deviasi ke arah lesi
b. KELAINAN SEREBRAL : Hipermetri/hipometri
PF TES PROVOKASI BPPV :
1. Tes Dix Hallpike
2. Tes Kalori
3. Supine roll test
DD : Meniere disease, Neuritis vetibuler
TX :
- Terapi perasat BPPV
(1) Manuver Epleys
(2) Prosedur Semont
(3) Metode Brand Daroff
- Terapi simtomatik :
- Anti histamin : Dimenhydrinate 100mg 3x1 hari
- Vasodilator : Betahistin HCl 8 mg 3x1 hari
- Vitamin : B12 Mecobalamine
PEMERIKSAAN MOTORIK (PX WAJIB SARAF)

NO CHECKLIST
1 Salam dan informed consent
2 Berdiri di sebelah kanan pasien
PEMERIKSAAN MOTORIK EKSTERMITAS SUPERIOR
1 Inspeksi: Menilai adakah drop hand, claw hand, pitcher hand, kontraktur, warna kulit
2 Palpasi: Pada kedua sisi lengan atas dan bawah kemudian dibandingkan, adakah nyeri tekan, edema, dan konsistensi :
merasakan palpasi pada otot apakah kenyal, lembek – kendor – kontur hilang, kenyal spastik – terasa lebih tegang
3 Gerakan : Menilai gerakan secara aktif dengan pasien diminta untuk menggerakkan pada sendi bahu, siku dan jari-jari.
Apakah BEBAS (B), BEBAS TERBATAS (BT) atau TIDAK DAPAT MENGGERAKKAN (T)
4 Kekuatan : Bila pasien tidak sadar, diobservasi gerakan yang tampak. Bila pasien sadar diminta menggerakkan sendi siku,
dan menilai kekuatan :
- 0 : Tidak timbul kontraksi otot dalan usaha melakukan gerakan PLEGIA (KELUMPUHAN)
- 1 : Timbul sedikit kontraksi otot tapi tidak ada gerakan sendi
- 2 : Terdapat gerakan otot tapi tidak mampu melawan gravitasi, gerakan menggeser sendi
- 3 : Terdapat gerakan otot yang dapat melawan gravitasi, tidak mampu melawan tahanan à PARESIS (KELEMAHAN)
- 4 : Dapat melawan gravitasi dan melawan tekanan sedang yang diberikan pemeriksa
- 5 : Dapat melawan tahanan penuh oleh pemeriksa
5 Tonus : Tangan kiri memegang pangkal siku, tangan kanan menggerakkan berkali-kali dari perlahan lalu makin cepat
kemudian dinilai tahanan yang terasa dan dibandingkan kanan dan kiri. Palpasi tonus otot : normal/hipertonus/hipotonus
6 Trofi : Dengan menilai adakah perbedaan ukuran otot pada ekstremitas atas kanan dan kiri (simetris/asimetris, atrofi)
PEMERIKSAAN MOTORIK EKSTERMITAS INFERIOR
1 Inspeksi : Menilai adakah drop foot, claw foot, kontraktur, warna kulit, edem
2 Palpasi : Pada kedua sisi tungkai atas dan bawah kemudian dibandingkan, adakah nyeri tekan, edema, dan konsistensi :
merasakan palpasi pada otot apakah kenyal, lembek – kendor – kontur hilang, kenyal spastik – terasa lebih tegang
3 Gerakan : Menilai gerakan secara aktif dengan pasien diminta untuk menggerakkan pada sendi panggul, lutut dan
pergelangan kaki. Apakah BEBAS (B), BEBAS TERBATAS (BT) atau TIDAK DAPAT MENGGERAKKAN (T)
4 Kekuatan : Pasien diminta untuk menggerakkan pada sendi panggul, lutut dan pergelangan kaki dan menilai kekuatan
otot apakah 0/1/2/3/4/5 (idem ekstermitas superior)
5 Tonus : Tangan kiri memegang pangkal lutut, tangan kanan menggerakkan berkali-kali dari perlahan lalu makin cepat
kemudian dinilai tahanan yang terasa dan dibandingkan kanan dan kiri. Palpasi tonus otot : normal/hipertonus/hipotonus
6 Trofi : Dengan menilai adakah perbedaan ukuran otot pada ekstremitas atas kanan dan kiri (simetris/asimetris, atrofi)
PEMERIKSAAN MOTORIK COLUMNA VERTEBRA
1 Inspeksi : Bentuk (normal lurus/tidak), Deformitas (skoliosis, kifosis/gibbus, lordosis)
2 Palpasi : Nyeri tekan dan spasme otot pada prosesus spinosus dan paravertebral sepanjang tulang belakang
3 Gerakan : Pasien diminta untuk membungkukkan badan seolah mau mengambil barang dilantai, Apakah timbul nyeri?
Nyeri (+) Spondilosis atau radang vertebra. Nilai gerakan apakah BEBAS (B), BEBAS TERBATAS (BT) atau TIDAK DAPAT
MENGGERAKKAN (T)
4 Trofi Otot Punggung : Dengan menilai adakah perbedaan ukuran otot pada scapula dan bahu (simetris/asimetris, atrofi)
PEMERIKSAAN MOTORIK BADAN ANTERIOR
1 Inspeksi : nilai adakah kelainan bentuk dan deformitas
2 Palpasi : Palpasi seperti PF umum, apakah ada nyeri tekan dan pembesaran organ dalam
3 Trofi Otot Dada : perhatikan apakah simetris/asimetris, atrofi (penipisan otot dada)
4 Reflek Dinding Perut : kulit perut digores ujung pensil dari samping ke garis tengah, pada setiap segmen (epigastric,
supraumbilikus, umbilicus, infraumbilikus ). Reflek (+) jika perut berkontraksi. Reflek (-) Lesi piramidalis
5 Reflek Kremaster : Reflek elevasi testis timbul jika kulit paha medial digores dengan pensil atau sejenisnya. Reflek
kremaster hilang pada : Lesi L1-2 manula, varikokel, orchitis, epididimitis

PEMERIKSAAN REFLEKS FISIOLOGIS DAN REFLEKS PATOLOGIS

NO REFLEKS FISIOLOGIS
1 Salam dan informed consent
EKSTERMITAS SUPERIOR SIKAP STIMULASI RESPON
1 Refleks tendon Biceps (C5-C6) Lengan sedikit di Ketukan di jari pemeriksa Fleksi lengan bawah
(N. muskulokutaneus) fleksikan di sendi siku yang ditempatkan di tendon
otot biceps
2 Refleks tendon Triceps (C5-C8) Lengan bawah di Ketukan langsung pada Ekstensi lengan bawah di
(N.radialis) fleksikan di sendi siku tendon otot triseps (di sendi sikut
belakang siku)
3 Refleks periosteum Radialis (C5-C6) Lengan bawah Ketukan langsung pada SUPINASI TANGAN
(N. radialis) setengah fleksi di periosteum ujng distal
sendi siku, tangan di os.radii
PRONASIKAN
4 Refleks periosteum Ulnaris (C8-T1) Lengan bawah Ketukan langsung pada PRONASI TANGAN
(N. ulnaris) setengah fleksi di periosteum stiloideus
sendi siku, tangan
antara pronasi dan
supinasi
EKSTERMITAS INFERIOR SIKAP STIMULASI RESPON
1 Refleks patella (L2-L4) Duduk dengan kaki Ketukan langsung pada Ekstensi tungkai bawah
(N. femoralis) tegantung atau tidur tendon patella
dengan sendi lutut di
fleksikan
2 Refleks achilles (L5, S1-S2) Kaki sedikit di Ketukan langsung pada Plantar fleksi kaki
(N. tibialis) dorsofleksikan tendon achilles
PEMERIKSAAN KLONUS Jika terdapat hiperrefleksia
1 KLONUS PATELLA/LUTUT : Os patella dipegang, kemudian dorong ke distal maka otot paha (m.quadriceps femoris) akan
teregang dan secara reflektorik akan berkontraksi secara berulang (klonus pada paha akan timbul selama patella tetap
didorong)

2 KLONUS KAKI : Melakukan dorsofleksi secara berlebihan maka otot betis akan teregang dan bereaksi dengan
memendekkan otot tersebut. Kontraksi ini akan berlangsung berulang-ulang selama dorsofleksi tetap dilakukan

NO REFLEKS PATOLOGIS
EKSTERMITAS SUPERIOR SIKAP STIMULUS RESPON (+)
1 Refleks Tromner Tangan penderita pada posisi Colekan pada jari tengah Bila jari telunjuk, terutama
pronasi dipegang secara pasien dari permukaan ibu jari dan jari lainnya
bebas/santai dalam berfleksi setiap kali jari
tengah dicolek
2 Refleks Hoffman Tangan penderita pada posisi Goresan pada kuku jari Bila jari telunjuk, terutama
pronasi dipegang dengan tengah pasien dengan ibu jari dan jari lainnya
tangan kiri, tangan kanan ujung kuku ibu jari kita berfleksi setiap kali jari
memegang jari tengah pasien tengah dicolek
EKSTERMITAS INFERIOR SIKAP RESPON (+)
3 Refleks Babinski Menggores telapak kaki bagian lateral dari Bila dorsofleksi ibu jari, dan ke 4 jari lainnya
bawah ke atas medial abduksi lateral
4 Refleks Chaddock Menggores kulit dorsum pedis di lateral Bila dorsofleksi ibu jari, dan ke 4 jari lain
malleolus eksterna abduksi lateral
5 Refleks Gonda Memfleksikan maksimal jari kaki ke empat Bila dorsofleksi ibu jari, dan ke 4 jari lain
dengan memegang lateral jari kaki kemudian abduksi lateral
dilepas sekonyong-konyong
6 Refleks Openheim Menggores sepanjang os. Tibia dari Bila dorsofleksi ibu jari, dan ke 4 jari lain
proksimal ke distal dengan sendi interfalang abduksi lateral
kari telunjuk dan jari tengah yang mengepal
7 Refleks Gordon Memencet gastrocnemius/betis secara keras Bila dorsofleksi ibu jari, dan ke 4 jari lain
abduksi lateral
8 Refleks Schaeffer Memencet tendon achiles secara keras Bila dorsofleksi ibu jari, dan ke 4 jari lain
abduksi lateral
9 Refleks Bing Penusukan pada kulit yang menutupi Bila dorsofleksi ibu jari, dan ke 4 jari lain
metatarsal kelima (dorsum pedis) abduksi lateral
10 Refleks Rossolimo Pengetukan telapak kaki bagian metatarsal Gerakkan jari-jari kaki akan berfleksi sejenak
di sendi-sendi interphalangeal setiap
pengetukan
11 Refleks Mendel Bechtrew Pengetukan pada kulit dorsum pedis yang Gerakkan jari-jari kaki akan berfleksi sejenak
menutupi os. kuboid di sendi-sendi interphalangeal setiap
pengetukan

PEMERIKSAAN SENSORIK

NO CHECKLIST
1 Salam dan informed consent
2 Berdiri di sebelah kanan pasien
3 Persiapan pasien :
- Meminta pasien menutup mata selama pemeriksaan sensorik dilakukan
- Meminta pasien membuka pakaian secukupnya sesuai dengan bagian tubuh yang akan diperiksa
- Meminta pasien memberikan respon terhadap pemeriksaan sensorik yang dilakukan
SENSIBILITAS PROTOPATIK
1 NYERI : dengan menggunakan jarum pentul/peniti bandingkan kanan dan kiri (daerah yang simetris) , distal dan proksimal
2 SUHU/TERMIS : dengan menggunakan tabung yang berisi air hangat (400C), tabung berisi air dingin (10-200C) bandingkan
kanan dan kiri (daerah yang simetris), distal dan proksimal
3 RABA/TAKTIL : dengan menggunakan kapas / cotton bud bandingkan kanan dan kiri (daerah yang simetris), distal dan
proksimal
SENSIBILITAS PROPIOSEPTIF
1 GERAK DAN POSISI : menggerakkan jari-jari (memegang jari pada bagian lateral) secara pasif dan menanyakan kepada
pasien apakah dapat merasakan gerakan tersebut dan mengetahui arahnya
2 GETAR : pasien diminta menyebutkan ada tidaknya getaran dari garpu tala (128 Hz) yang kita tempelkan pada tubuh
pasien / tulang yang prominen (ibu jari kaki, malleolus lateral, dan media kaki, tibia, sias, sacrum, klavikula, prosesus
stiloideus radius dan ulna). Pasien ditanya apakah ia merasakan getarannya dan ia disuruh
memberitahukan bila mulai tidak merasakan getaran lagi
3 DISKRIMINASI :
1) Stereognosis : kemampuan mengidentifikasi benda yang dipegang dengan jalan meraba tanpa melihat
2) Diskriminasi : perasaan ditusuk di dua tempat pada saat bersamaan
3) Grafestesia : identifikasi terhadap tulisan angka yang digoreskan pada telapak tangan atau di permukaan paha atau di
punggung dengan mata tertutup
4) Barognosis : kemampuan untuk mengenali berat benda yang dipegang atau kemampuan membeda-bedakan berat
benda
5) Topognosia : kemampuan untuk melokalisasi tempat dari rasa raba
4 Mengucapkan terima kasih dan menyampaikan hasil

PEMERIKSAAN NERVUS CRANIALIS

NO CHECKLIST
1 Salam dan informed consent
2 Berdiri di sebelah kanan pasien
PEMERIKSAAN NERVUS CRANIALIS
1 N. I : N. OLFAKTORIUS
Pemeriksaan daya penghiduan : hyposmia/anosmia/parosmia
2 N. II : OPTIKUS (visus, lapang pandang, buta warna, funduskopi) Px Penglihatan
3 N. III : OCCULOMOTORIUS
1. Gerakan mata ke medial (sela mata)
2. Refleks pupil direk, indirek, reflek konvergensi
3. Strabismus, diplopia, eksoftalmus
4 N. IV : N. TROCHLEARIS
1. Gerakan mata ke bawah medial
2. Stabismus, diplopia
5 N. V : N. TRIGEMINUS (Neuralgia Trigeminal)
1. Membuka mulut
2. Mengunyah
3. Menggigit
4. Reflek kornea
5. Sensibilitas wajah : Cabang optikus, maksilaris, mandibularis
6 N. VI : N. ABDUCENS
1. Gerakan mata ke lateral
2. Stabismus, diplopia
7 N.VII : N FACIALIS (Bells Palsy)
1. Mengerutkan dahi
2. Menutup mata
3. Meringis/tersenyum/bersiul/menggembungkan pipi
4. Pengecapan 2/3 anterior lidah
8 N. VIII : N. VESTIBULOKOKLEARIS : Tes pendengaran (tidak dilakukan) Px THT
9 N. IX : N. GLOSSOFARINGEUS
1. Arkus faring : simetris/asimetris
2. Pengecapan 1/3 posterior lidah
3. Reflek muntah
10 N. X : N. VAGUS
1. Arkus faring : simetris/asimetris
2. Nadi (HR)
3. Menelan
11 N. XI : N. ASESORIUS
1. Mengangkat bahu
2. Memalingkan kepala
12 N. XII : N. HYPOGLOSUS
1. Menjulurkan lidah : deviasi/tidak
2. Tremor lidah
3. Fasikulasi
4. Atrofi papil
5. Artrikulasi
13 Mengucapkan terima kasih dan menyampaikan hasil

PEMERIKSAAN KESEIMBANGAN/KOORDINASI DAN CARA BERJALAN

NO CHECKLIST
1 TES ROMBERG
Pasien diminta berdiri dengan kedua kaki berdekatan, mulanya dengan mata terbuka kemudian dengan mata terpejam
Interpretasi tes Romberg :
- Gangguan serebelum : penderita akan bergoyang atau jatuh ke sisi lesi baik dengan mata terbuka maupun tertutup
- Gangguan funiklus dorsalis : penderita dapat berdiri tegak dengan mata terbuka dan akan jatuh bila mata ditutup.
2 TES DISDIADOKOKINESIS
Penderita diminta melakukan gerakan-gerakan antagonis secara berulang dan cepat
3 TES REBOUND PHENOMENON
Pasien diminta menekukkan sikunya kemudian menarik tangannya ke arah badan, sementara pemeriksa menahan
gerakan tersebut (kuat- kuatan). Secara mendadak pemeriksa melepas tangannya
4 TES DISMETRIA :
1) Tes telunjuk-telunjuk
2) Tes telunjuk hidung
3) Tes hidung-telunjuk-hidung
4) Tes heel to shin
5 PEMERIKSAAN CARA BERJALAN
1) Berjalan biasa
2) Berjalan tandem
3) Berjalan dengan tumit
4) Berjalan dengan ujung jari
6 Mengucapkan terima kasih dan menyampaikan hasil

PEMERIKSAAN NYERI PINGGANG


NO CHECKLIST
1 INSPEKSI CARA BERJALAN
1) Berjalan biasa
2) Berjalan dengan tumit
3) Berjalan dengan ujung jari/jinjit
4) Jongkok berdiri
2 PEMERIKSAAN COLUMNA VERTEBRA (idem motorik)
1. Inspeksi : Bentuk (normal lurus/tidak), Deformitas (skoliosis, kifosis/gibbus, lordosis)
2. Palpasi : Nyeri tekan dan spasme otot pada prosesus spinosus dan paravertebral sepanjang tulang belakang
3. Gerakan : Pasien diminta untuk membungkukkan badan seolah mau mengambil barang dilantai, Apakah timbul nyeri?
Nyeri (+) Spondilosis atau radang vertebra. Nilai gerakan apakah BEBAS (B), BEBAS TERBATAS (BT) atau TIDAK DAPAT
MENGGERAKKAN (T)
3 TES LASEQUE
Tungkai difleksikan di sendi panggul dengan sendi
Pemeriksaan ini dikatakan positip bila < 70o terasa nyeri di daerah bokong yang menjalar ketungkai nervus ischiadicus
(mencantumkan/menyebutkan berapa derajat fleksi di sendi panggul sehingga menimbulkan nyeri).
Interpretasi adanya iritasi nervus ischiadicus.
4 TES PATRICK
Dengan menempatkan tumit atau maleolus eksterna tungkai yang sakit pada lutut tungkai
lainnya, kemudian diadakan penekanan pada lutut yang difleksikan tersebut.
Test ini dikatakan positif bila timbul nyeri di sendi panggul yang terkena penyakit
Interpretasi dicurigai adanya proses patologi di coxae
5 TES KONTRAPATRICK
Caranya: lipat tungkai yang sakit dan endorotasikan serta abduksikan. Kemudian lakukan penekanan sejenak pada lutut
tungkai tersebut.
Pemeriksaan ini dikatakan positif jika terasa nyeri di daerah bokong
Interpretasi dicurigai adanya proses patologi di sendi sakroiliaka.
6 Pemeriksaan kekuatan tungkai bawah
7 Pemeriksaan Refleks fisiologis patella dan achilles

PEMERIKSAAN KHUSUS GANGGUAN SARAF PERIFER

NO CHECKLIST
1 PX LHERMITTE
Pasien duduk dan dilakukan penekanan pada kepala pasien dalam berbagai posisi kepala (miring kanan, miring kiri,
tengadah dan menunduk).
Positif : bila timbul nyeri radikuler sesuai dengan tingkat kompresi atau memperhebat nyeri radikuler.
2 PX NAFZIGER
Pemeriksa menekan ke dua vena jugularis meminta pasien mengejan (posisi pasien boleh duduk/berdiri atau berbaring).
Positif : bila timbul nyeri radikuler yang melintas kawasan dermatom sesuai dengan tingkat proses patologi di bagian
lumbo-sakral (pinggang)
3 PX VALSAVA
Meminta pasien mengejan sambal menahan nafas
Positif bila timbul nyeri radikuler yang berpangkal di tingkat servical dan menjalar ke lengan
4 PHALEN SIGN
Kedua tangan pasien ditekukkan di sendi pergelangan tangan, kemudian kedUa dorsum manus ditekan satu dengan
lainnya sekuat-kuatnya.
Positif : timbul nyeri atau parestesi pada tangan yang berarti terowongan carpal menyempit : CTM (+)
5 TINNEL SIGN
Penekanan pada ligamentum volare pergelangan tangan
Positif : bila timbul nyeri atau parestesi pada distribusi N. Medianus (digiti I,II,III dan bagian radial digiti IV)
6 FINKELSTEIN SIGN
Pasien diminta mengepal dengan ibu jari digenggam. Kemudian pasien diminta melakukan ulnofleksi tangan di sendi
pergelangan tangan.
Positif: bila timbul nyeri ketika melakukan gerakan tsb.

PEMERIKSAAN KAKU KUDUK DAN RANGSANG MENINGEAL


NO CHECKLIST
1. KAKU KUDUK
Kepala difleksikan sampai dagu menyentuh sternum
(+) : Teradapat tahanan
2 BRUDZINSKI NECK SIGN
Kepala difleksikan sampai dagu menyentuh sternum
(+) : Terjadi gerakan fleksi secara reflektorik pada kedua tungkai
3 BRUDZINSKI CHICK SIGN
Penekanan pada kedua os zygomaticus
(+) : Terjadi gerakan fleksi secara reflektorik pada kedua siku
4 BRUDZINSKI SIMPHYSIS SIGN
Penekanan pada supra symphisiS
(+) : Terjadi gerakan fleksi secara reflektorik pada kedua tungkai
5 BRUDZINSKI LEG SIGN
Tungkai bawah difleksikan maksimal di sendi panggul
(+) : Terjadi gerakan fleksi pada tungkai kontralateral
6 KERNIG SIGN
Tungkai difleksikan 90o di sendi panggul, kemudian tungkai bawah di ekstensikan membentuk sudut 135o
(+) KERNIG : Terdapat tahanan/nyeri atau fleksi lutut kontralateral

PEMERIKSAAN PASIEN TIDAK SADAR (KOMA)

NO CHECKLIST
PEMERIKSAAN UMUM
1 Pemeriksaan tanda vital (TD, Nadi, Respirasi, Suhu)
2 Pemeriksan fisik Umum
Inspeksi kulit : sianosis, ikterik, bekas injeksi/luka/racun/turgor
Inspeksi kepala : darah/LCS dari telinga/hidung, hematom sekitar mata/mastoid
Pemeriksaan thoraks : Cor dan Pulmo
Pemeriksaan abdomen : Hepar, Lien, Ginjal
PEMERIKSAAN NEUROLOGIS
1 Pemeriksaan GCS
EYE [4] VERBAL [5] MOTORIK [6]
4 : Spontan 5 : Orientasi baik 6 : Mengikuti perintah
3 : Dengan perintah 4 : Bicara kacau 5 : Lokalisasi nyeri
2 : Dengan nyeri 3 : Kata-kata tidak sesuai 4 : Fleksi menghindari nyeri
1 : Tidak buka mata 2 : Suara tidak jelas 3 : Fleksi abn (dekortikasi)
1 : Tidak ada suara 2 : Ekstensi (deserebrasi)
1 : Tidak ada gerakan
2 Pemeriksaan Kaku kuduk dan Rangsang Meningeal
3 Pemeriksaan pupil (isokor/anisokor, refleks pupil)
4 Deviasi konjugasi (kedua bola mata melikir ke arah hemisfer yang terganggu)
5 Reflek kornea
6 Reflek muntah
7 Reflek fisiologis (simetris/asimetris)
8 Reflek patologis (simetris/asimetris)
RESEP FARMAKOLOGI NEUROLOGI

NO GOLONGAN RESEP
1 ANALGESIK R/ Ibuprofen tab 200mg No. XII
S.3.d.d tab I
2 ANALGESIK NYERI KEPALA R/ Sumatriptan tab 100mg No.V
S.p.r.n tab I
3 ANTIDEPRESAN R/ Amytriptiline tab 75mg No. VII
S.1.d.d tab I
4 ANTIEMETIK R/ Domperidone tab 10mg No.XII
S.3.d.d tab I
5 ANTIPIRETIK R/ Paracetamol tab 500mg No. XII
S.3.d.d tab I
6 ANTIEPILEPSI ORAL R/ Karbamazepine tab 800mg No.XII
S.3.d.d tab I
7 ANTIEPILEPSI INJEKSI R/ Diazepam Inj. 10mg No.I
S.i.m.m
8 ANTI NEUROPATIK R/ Gabapentin tab 300mg No.V
S.1.d.d tab I
9 ANTIBIOTIK ORAL R/ Amoxicillin tab 500mg No.XII
S.3.d.d tab I
10 ANTIVIRAL ORAL R/ Acyclovir tab 400mg No.XXV
S.5.d.d tab I
11 ANTIVIRAL INJEKSI R/ Acyclovir Inj. 30 mg No.I
S.i.m.m
12 STEROID ORAL R/ Prednisolone tab 50mg No.V
S.1.d.d tab I
13 STEROID INJEKSI R/ Dexamethasone inj. 10mg No.I
S.i.m.m
14 OBAT ANTI TUBERKULOSIS R/ OAT FDC kategori 1 fase intensif No.XXXV
S.1.d.d tab 5
15 ANTIPLATELET ORAL R/ Clopidogrel tab 75mg No.I
S.1.d.d tab I
16 ANTIKOAGULAN ORAL R/ Warfarin tab 2mg No.VII
S.2.d.d tab I
17 NEUROPROTEKTAN R/ Citicoline tab 200mg No.X
S.2.d.d tab I
18 OBAT TETANUS R/ Human Tetanus Immunoglobulin (HTIG) 3000 IU No.I
S.i.m.m
19 ROBORANSIA VIT. B12 R/ Mecobalamine tab 500mg No.XV
S.3.d.d tab I

Anda mungkin juga menyukai