Definisi
Headache : Nyeri diatas kepala dari depan (orbita) sampai belakang (occiput)
Facial Pain : Nyeri dibawah garis orbitomeatal, di atas leher dan bagian depan telinga
Headache berbeda dengan vertigo (dunia terasa berputar). Headache penanda awal
epilepsi
Mekanisme
Sakit kepala terjadi jika ada rangsangan (stimulasi) di daerah sensitif/peka nyeri pada struktur
craniale. Struktur craniale yang peka terhadap nyeri antara lain:
1. Struktur Extracraniale:
o Kulit, periosteum (permukaan tulang), otot di daerah kepala (m. Frontalis, superfecial,
m.occipitalis) otot adalah faktor utama yang harus dipikirkan sebelum faktor lainnya
o Arteri ekstrasranial (pembuluh darah)
o Struktur mata, telinga, rongga hidung, dan sinus
2. Struktur Intracraniale:
o Sinus vena intracraniale
o Bagian dura di dasar otak (selaput otak)
o Arteri di duramater, piamater, araachnoid, dan khususnya bagian proksimal dari arteri
serebral anterior dan midle. Dan segmen intracranila dari eritema karotid interna.
3. Nervus Cranialis yang peka nyeri:
o N.V Trigeminal and N. IX glossopharyngeal KELUAR UJIAN
Jalur Saraf Nyeri Kepala:
Rangsangan di daerah
frontal optalmik nervus
5.1 (Optikus) radix
dorsalis ganglion n. 5.1
nucleus thalamus
cortex (area sensoris
primer) persepsi nyeri
Diagnosis
1. Redflag penanda Secondary Headache (karena infeksi, trauma,
perdarahan)
History
o Tiba-tiba sakit kepala parah
o Sakit kepala paling parah yang pernah dirasakan pasien bahkan sampai mau pingsan
o Progresif (memburuk selama beberapa hari atau minggu)
o Sakit kepala dipicu oleh beberapa hal (olahraga, batuk, bersin, membungkuk, atau eksepsi seksual)
o Sakit kepala disertai penyakit umum (demam, mual, muntah, atau leher kaku) infeksi atau trauma
o Sakit kepala disertai gejala neurologis (afasia (g bisa ngomong), koordinasi yang buruk (mengambil sesuatu
sering terjatuh), kelemahan fokus atau mati rasa (g bisa menggerakan esktremitas), kantuk, penurunan fungsi
intelektual, perubahan kepribadian)
Examination
o Tanda vital yang tidak normal (meningkatkan tekanan darah, detak jantung, atau suhu darah).
o Perubahan fungsi intelektual atau kognisi yang lebih tinggi tidak bisa menyebutkan nama benda
o Penurunan kesadaran
o Tanda iritasi meningeal
o Pailledema ( pembengkakan pada papil mata) cek dengan funduscopy
o Kehadiran tanda neurologis fokal (hemipharesis (kelemahan pada separuh tubuh), hemisensory loss
(kehilangan kemampuan merasakan suhu raba dll pada separuh tubuh), ataxia (gangguan gerak/ langkah/cara
jalan berubah), atau refleks patologis
2. Flow Chart
3. Anamnesis
4. Exam
Gejala Klinis
a. Nyeri episodik, lamanya beberapa menit hari.
b. Lokasi bilateral, menekan / mengencangkan, tidak berdenyut, gangguan tidur
c. Intensitas ringan hingga sedang.
d. Tidak diperparah dengan aktivitas fisik rutin, membaik dengan bobok
e. Tidak mual atau muntah.
f. Tidak ada fotofobia dan fonophobia(takut suara) , tapi satu dari dua bisa hadir.
Tipe
A. Infrequent tension type headache:
Setidaknya 10 episode terjadi rata-rata <1 hari per bulan (<12 hari per tahun), dibagi lagi
jadi:
Infrequent episodic TTH terkait dengan nyeri tekan perikranial.
Infrequent episodic TTH tidak terkait nyeri perikranial.
B. Frequent tension type headache:
Setidaknya 10 episode terjadi pada> 1 hari tapi <15 hari per bulan setidaknya (> 12 dan
<180 per tahun)
Frequyuent episodic TTH. Terkait dengan nyeri tekan perikranial.
Frequyuent episodic TTH tidak terkait nyeri perikranial.
C. Chronic tension type headache:
Sakit kepala terjadi pada > 15 hari per bulan selama > 3 bulan (> 180 hari per tahun).
Sakit kepala berlangsung beberapa jam atau mungkin terus berlanjut.
TTH kronis terkait dengan nyeri perikranial.
TTH kronis. tidak terkait nyeri perikranial.
Penatalaksaan
1. Simple analgetic: Aspirin, acetaminophen, paracetamol 650-1000 mg ( 1,5 -2 tablet sekali
minum)
2. NSAIDs (ibuprophen, sodium naproxen, sodium diclofenac).
3. Combination analgetic dengan sedative atau minor transquilizer.
4. Muscle relaxant: tizaniden, eperison hcl, baclophen and diazepam, Injection botox
5. Non farmacology treatment: Cognitive behavior theraphy, Relaxation, Physiotheraphy.
B. CLUSTER HEADACHE
Nama Lain
Migrainus neuralgia, Horton headache, histamine headache riwayat keluarga
mempengaruhi
Gejala Klinis
1. Nyeri kepala berat, unilateral, orbital, supra orbital or temporal (disekitar mata)
2. Frekuensi: 1-8 kali/day ilang sendiri
3. Diikuti dengan gejala ini setiap kali serangan (ini cuma 1 sisi muka aja yaa)
- conjuctival injection
- lacrimation (nangis teros)
- nasal congestion (tersubat)
- rhinorrhea (ingusan)
- Forhead and facial sweating
- Miosis (pupil kecil)
- Ptosis (mata tertutup)
4. Not attributed to another this order.
Tipe
A. Episodic cluter headache
Serangan terjadi pada periode yang berlangsung 7 hari sampai 1 tahun yang dipisahkan
oleh periode bebas rasa sakit yang berlangsung 1 bulan atau lebih.
B. Chronic cluter headache
Serangan yang terjadi selama lebih dari 1 tahun tanpa remisi atau dengan remisi
berlangsung kurang dari 1 bulan.
Karena hipoksia, nitroglycerin, alcohol Pelepasan VIP (Vasoaktif Intestine Peptide) dan GCRP (glucagon-
related peptide) Trigeminal ganglion somatosensory neuron terangsang perangsangan secara simpatis
maupun parasimpatis gejala
Treatment
1. Oksigen 100% dosis tinggi 7 lt/minutes (10-15 minutes). Combination 1-2 mg ergotamin
and oksigen 100%.
2. Sumatriptan subcutan 6 mg (5-15mg).
3. Zolmatriptan 5 mg. Prinsip pengobatan nyeri menurut WHO:
4. Dehydroergotamin (o,5-1,5mg). Nyeri Ringan: NSAID +/- adjuvant
5. Ergotamin 1-2 mg sup.
6. Analgetic and narcotic. Nyeri Sedang: weak opioid +/- adjuvant
Profilaksis
Nyeri Berat: narcotic opioid
1. Ergotamine 1-2 mg, verapamil 360-480mg
2. Metisergid 1-2 mg( 3-4 time/day)
3. Kortiokosteroid (prednisolon 60-80 mg)
4. Lithium carbonate
5. Sodium valproate
6. Pizotipen
7. Nerve block
Prevensi
1. Avoid precipitated factor.
2. Pola tidur
3. Hindari stress, smoking, and kelelahan
C. Migraine
Patofisiologi
1. Cortical spreading depression (Leo)
Pato:
2. System trigeminovascular
Jenis Aura:
Visual
Auditori
Olfaktori
TIPE
A. Migraine with out aura = common migraine.
Treatment
A. Prinsip umum
Avoid precipitated factor: Food (chocolate, ice cream, monosodium glutamate),
Stress, perubahan iklim, Sleep regulation.
Profilaksis
Diberikan bila: Migrain berulang, mengganggu aktivitas sehari-hari; Lebih dari 2 kali
serangan/minggu; Kegagalan pengobatan abortif; Mengalami efek samping dengan
pengobatan abortif; Pilihan pasien;mengalami migrain yang jarang terjadi (hemiphlegic
migraine, basilar migraine, migraine with prolonged aura, aura infarct migraine).
Jenis:
1. Beta blocker propanolol, metoprolol, timolol. Efective for; hypertension, angina.
2. Antidepresant; amitriptilin, flouxetin.
3. Calcium chanel blocker: flunarizin, nimodipin, nipedipin, verapamil.
4. Anti convulsant: sodium valproate, gabapentine, topiramate.
5. Serotonon antagonis: metisergid, pizotifen.
6. Botox (botolinum toxin).
D. Trigeminal Neuroglia
Definisi
Nyeri unilateral di wajah, ditandai dengan nyeri tajam seperti kejutan listrik, menyerang pada
satu atau lebih bagian saraf trigeminal (N.V)
Epidemiologi
Kejadiannya berkisar antara 70 dari 100.000 penduduk
Paling sering ditemukan pada orang berusia di atas 50 tahun atau lebih.
Insiden akan meningkat seiring dengan bertambahnya usia. Jarang ditemukan di usia
muda.
Man: wanita = 2: 3. Sering dikira karena masalah gigi, karena akar gigi letaknya sering
di antara N.trigeminal (2)
Etiologi
Tekanan mekanis pembuluh darah
Tekanan pada lesi atau tumor
Multiple sclerosis
Kerusakan fisik saraf trigeminal akibat operasi atau infeksi
Idiopatik
Patofisiologi
Sekresi glutamat lesi saraf melepaskan
exitatori neurotransmitter mengaktifkan
reseptor AMPA pada post sinaps yang
menyebabkan depolarisasi dan peningkatan
potensial aksi.
Reseptor NMDA akan mengaktifkan reseptor ion
channel magnesium yang menyumbat reseptor
ion kalsium influx meningkatkan kalsium
intraselular impuls nyeri lebih berat
Sehingga perlu penghambat glutamate, impuls
kalsium dan reseptor
Mekanisme ini menjelaskan terjadinya
sensitisasi sentral.
Neuralgia trigeminal dikelompokkan menjadi
Gejala Klinis idiopatik dan simtomatik.
Nyeri pure neuropatik - nyeri severe proksimal
Nyeri tajam: seperti menusuk, ditembak, tersengat listrik, terkena petir, atau terbakar
Beberapa detik singkat sampai beberapa menit tapi kurang dari dua menit, tiba-tiba dan
berulang-ulang.
Antara serangan biasanya ada interval bebas rasa sakit, atau hanya rasa sakit lebih
ringan.
Ada Area Pemicu mengunyah
Diagnosis
Pain distribution:
• N.V1 : 4%
• N.V2 : 35%
• N.V3 : 30%
• N.V1+V2:
10%
• N.V2+V3:
20%
Diagnostic Examination:
TN Primary
tidak menemukan adanya gangguan di
laboratorium dan radiologi. Di EMG N.5
menunjukkan respon normal.
Treatment
• Pharmacology
1. Anticonvulsant: Carbamazepine (bisa alergi (sariawan, bibir pecah) jadi
Stevens Johnson syndrome; Oxcarbazepine; Phenytoin; Gabapentin; Valproic
Acid
2. Baclofen.
3. Analgesic (NSAIDs) tidak membantu
• Non Farmako
• TENS
• Surgery : if pharmacology therapy fail
• Etiology therapy : symptomatic TN
Note: Symptomatic therapy is similar in other neuralgia