Anda di halaman 1dari 48

Referat

Nyeri Kepala Primer

Oleh :
Ade Pratiwi, S.Ked
71 2016 043

Pembimbing :
dr. Irma Yanti, Sp.S.

SMF ILMU PENYAKIT SARAF


RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH PALEMBANG
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
2018
BAB I
PENDAHULUAN
• Nyeri kepala atau Cephalgia adalah nyeri yang
dirasakan di daerah kepala atau merupakan suatu
sensasi tidak nyaman yang dirasakan pada daerah
kepala.

• PENYEBAB  primer dan sekunder

• Primer  nyeri kepala Migrain (Migraine), nyeri


kepala Tipe Tegang (Tension Type Headache), dan
nyeri kepala Klaster (Cluster).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
• NYERI KEPALA PRIMER
• Migran
• Migrain adalah gangguan periodik yang
ditandai oleh nyeri kepala unilateral dan
kadang kadang bilateral yang dapat disertai
muntah dan gangguan visual. Lebih dari 10%
populasi mengalami setidaknya satu serangan
migrain dalam hidupnya.
Lanjutan. . .

Epidemiologi
Prevalensi paling
Klasifikasi:
tinggi terdapat pada
1) Migrain tanpa aura
usia produktif yaitu
2) Migrain dengan
antara 25-55
aura
tahun.15
Migren tanpa aura (Sederhana)

1. < 5 serangan nyeri kepala


berulang dengan
manifestasi serangan
berlangsung 4-72 jam,
2. Selama nyeri kepala 3. Serangan nyeri
yang mempunyai.
disertai salah satu kepala tidak
sedikitnya 2 karakteristik
berikut : nausea dan berkaitan dengan
berikut : unilateral,
atau muntah, kelainan yang
berdenyut, intensitas 16
fotofobia dan lain.
sedang atau berat,
bertambah berat dengan fonofobia.
aktivitas fisik.
Migren dengan aura (Klasik)
Aura merupakan
gejala fokal
neurologi yang
kompleks
mendahului atau
bersamaan dengan Aura visual: Garis
serangan nyeri zigzag, skotoma,
kepala. silau, perubahan
dalam ukuran atau
bentuk objek dalam Lainnya: Parestesia,
bidang visual. afasia, kelemahan
motorik (unilateral),
disartria.13
• Secara klinis
< 2 serangan nyeri . Paling sedikit dua dari
kepala berulang, karakteristik berikut :
didahului gejala 1. Gejala visual
neurologi fokal yang Terdapat sedikitnya homonim dan / atau
reversibel secara satu aura berikut ini gejala sensoris
bertahap 5-20 menit yang reversibel seperti
unilateral.
dan berlangsung : gangguan visual,
2. Paling tidak timbul
kurang dari 60 menit. gangguan sensoris, satu macam aura
gangguan bicara secara gradual > 5
disfasia. menit dan / atau jenis
aura yang lainnya > 5
menit.
Tidak berkaitan dengan 3. Tiap gejala
kelainan lain.16 berlangsung > 5 menit
dan < 60 menit
• Status Migrenous
• a. Serangan migren dengan intensitas berat
yang berlangsung > 72 jam (tidak hilang dalam
72 jam).
• b. Tidak berkaitan dengan gangguan lain.
• Patofisiologi
• 1. teori vasogenik dihipotesiskan bahwa
terjadi vasokonstriksi intrakranial yang dapat
menimbulkan aura dan vasodilatasi reaktif
yang akan menyebabkan nyeri kepala.
• Manifestasi klinis
1. nyeri kepala tib-tiba, unilateral
2. paroksismal dan rekuren
3. berdenyut
4. menusuk-nusuk
Gejala prodormal atau aura
1. Fenomena visual positif (penglihatan
berkunang-kunang seperti melihat kembang
api, bulatan-bulatan terang kecil yang melebar
sampai gejala fortifikasi yang berupa gambaran
benteng dari atas).
2. Fenomena visual negatif (penglihatan semakin
kabur, seperti berawan sampai semuanya
tampak gelap).
3. Anoreksia, mual, muntah, diare, takut cahaya
dan/atau kelainan otonom lainnya.
Diagnosis
• menurut International Headache Society (IHS)
5 atau lebih episode sakit kepala min. 2 gejala:
• 1) Nyeri unilateral
• 2) Nyeri berdenyut
• 3) Diperparah dengan gerakan
• 4) Kualitasnya sedang hingga berat
• Dan ditambah setidaknya satu gejala:
• 1) Mual atau muntah
• 2) Fotofobia
• 3) Fonofobia.9,17

Terapi
• Edukasi : Hindari faktor pencetus
• Terapi :
• - Nonspesifik : analgetik I NSAIDs, Narkotik
analgetik, adjunctive therapy (mis :
metoklopramide)
• - Obat spesifik : Triptan, DHE
(dihydroergotamine),obat kombinasi (mis : aspirin
dengan asetaminophen dan kafein), obat
gol.ergotami.
• - Bila tidak respon : Opiat dan analgetik yang
mengandung butalbital.
Nyeri Kepala Tipe-Tegang
Tension-type Headache (TTH)
• Tension-type Headache (TTH) adalah nyeri
kepala bilateral yang menekan
(pressing/squeezing), mengikat, tidak
berdenyut, tidak dipengaruhi dan tidak
diperburuk oleh aktivitas fisik, bersifat ringan
hingga sedang, tidak disertai (atau minimal)
mual atau muntah, serta disertai fotofobia
atau fonofobia.
Epidemiologi
• Usia terbanyak adalah 25-30 tahun, namun
puncak prevalensi meningkat di usia 30-39
tahun. Dapat menyerang semua usia.
• Rasio perempuan:laki-laki adalah 5:4.
Manifestasi Klinis
dirasakan di kedua sisi
kepala sebagai nyeri
tumpul yang menetap
atau konstan, dengan
Kualitas nyerinya
intensitas bervariasi,
khas, yaitu: menekan
juga melibatkan nyeri Rasa menekan, tidak
(pressing), mengikat
leher. enak, atau berat
(tightening), tidak
dirasakan di kedua
berdenyut
sisi kepala (bilateral),
(nonpulsating).
juga di leher, pelipis,
dahi. Leher dapat
terasa kaku.
• TTH episodik terjadi
bila nyeri kepala
berlangsung selama 30
menit hingga 7 hari,
• TTH kronis bila nyeri kepala 15
minimal 10 kali, dan
hari dalam sebulan (atau 180 hari
kurang dari 180 kali
dalam satu tahun), selama 6
dalam setahun
bulan.
Diagnosis
3. Sedikitnya memiliki 2
1. Sekurang-kurangnya
karakteristik nyeri
terdapat 10 episode kepala berikut :
serangan nyeri
a. 1. Lokasi bilateral
kepala
b. 2. Menekan /
2. Nyeri kepala mengikat (tidak
berlangsung dari 30 berdenyut)
menit sampai 7 hari. c. 3. Intensitas ringan
4. Tidak dijumpai :
atau sedang
a. Mual atau muntah
d. 4. Tidak diperberat
(bisa anoreksia)
oleh aktivitas rutin
b. Lebih dari satu seperti berjalan atau
keluhan: fotofobia naik tangga.
atau fonofobia.
5. Tidak berkaitan dengan
kelainan lain.
• Diagnostik penunjang TTH adalah pencitraan
(neuroimaging) otak, Neuroimaging terutama
direkomendasikan untuk: nyeri kepala dengan
pola atipikal, riwayat kejang, dijumpai
tanda/gejala neurologis, penyakit simtomatis
seperti: AIDS (acquired immunodefi ciency
syndrome), tumor, atau neurofi bromatosis.
Terapi
• TTH episodik pada anak:
• parasetamol
• Aspirin
• kombinasi analgesik.
• Asam asetilsalisilat tidak direkomendasikan pada anak
berusia kurang dari 15 tahun, karena kewaspadaan
terhadap sindrom Reye.
• Pada dewasa, obat golongan anti-inflamasi non steroid
efektif untuk terapi TTH episodik.
• Hindari obat analgesik golongan opiat (misal: butorphanol).
Pemakaian analgesik berulang tanpa pengawasan dokter,
terutama yang mengandung kafein atau butalbital,
dapatmemicu rebound headaches.
• Beberapa obat yang terbukti efektif:
ibuprofen (400 mg), parasetamol (1000 mg),
ketoprofen (25 mg).
• Non farmakologi:
• 1. modifikasi perilaku dan gaya hidup
• 2. istirahat di tempat tenang atau ruangan gelap.
• 3. Peregangan leher dan otot bahu 20-30 menit,
idealnya setiap pagi hari, selama minimal
seminggu
• 4. Hindari terlalu lama bekerja di depan
komputer, beristirahat 15 menit setiap 1 jam
bekerja, berselang-seling, iringi dengan instrumen
musik alam/klasik.
• 5. Saat tidur, upayakan dengan posisi benar,
hindari suhu dingin
• 6. Bekerja, membaca, menonton TV dengan
pencahayaan yang tepat.
• 7. dukungan psikososial amat diperlukan.
Nyeri Kepala Klaster
• Nyeri kepala Klaster adalah suatu sindrom
nyeri kepala neurovaskular yang khas dan
dapat disembuhkan.
Epidemiologi
• laki-laki > perempuan
• onset usia 20 hingga 60 tahun
• Alkohol dan merokok sering disebutkan
sebagai faktor pemicu
• Faktor lainnya seperti stres, perubahan cuaca
• Patogenesis
• Patogenesis nyeri kepala Klaster belum
diketahui
• Pada salah satu teori, patofisiologi dasar
diperkirakan adalah sistem vaskular
trigeminus jalur akhir terutama dengan nyeri
dipicu secara siklis oleh suatu pemacu
(pacemaker) sentral yang mengganggu.
• Manifestasi Klinis
• Tipe sering  pola episodik, ditandai dengan
1-3 kali serangan singkat yeri didaerah
periorbita per hari selama 4-8 minggu diikuti
oleh interval bebas neri yang lamanya rata-
rata 1 tahun.
• . Nyeri berlangsung konstan, tidak berdenyut
dan unilateral serta sering terbatas pada mata
atau sisi wajah
Lanjutan. . .
• Pasien merasakan serangan nyeri hebat di
sekitar satu mata (selalu pada sisi yang sama)
selama 20 hingga 120 menit, dapat berulang
beberapa kali dalam sehari, dan sering
membangunkan pasien lebih dari satu kali
dalam semalam. Gejala penyerta antara lain
adalah injeksi konjungtiva, lakrimasi, hidung
tersumbat dan kadang kemerahan (flushing)
di sisi yang terkena.
Diagnosis
b. Nyeri kepala disertai
a. Sekurang-kurangnya setidak-tidaknya satu dari
terdapat 5 serangan berikut :
nyeri kepala hebat atau • 1. Injeksi konjungtiva
sangat hebat sekali di dan atau lakrimasi
orbita, supraorbita dan/ ipsilateral
atau temporal yang • 2. Kongesti nasal dan
unilateral, berlangsung atau rhinorrhoea
15-180 menit bila tak ipsilateral
diobati.
• 3. Oedema palpebra
ipsilateral
• 4. Dahi dan wajah
c. Frekuensi serangan : berkeringat ipsilateral
dari 1 kali setiap dua hari • 5. Miosis dan atau ptosis
sampai 8 kali per hari ipsilateral
d. Tidak berkaitan dengan • 6. Perasaan kegelisahan
gangguan lain. atau agitasi.
Terapi
• Terapi farmakologi yang sering digunakan
adalah obat yang dapat menyebabkan
vasokonstriktor seperti ergotamin tartat,
sumatriptan (6 mg secara subkutis).
• Inhalasi oksigen 100% selama serangan efektif
bagi sebagian pasien.
• Antagonis serotonin metisergid, litium,
verapamil, ergotamin dan prednison
digunakan sebagai profilaksis.
BAB III
KESIMPULAN
• Nyeri kepala atau Cephalgia adalah nyeri yang
dirasakan di daerah kepala atau merupakan suatu
sensasi tidak nyaman yang dirasakan pada daerah
kepala. Nyeri kepala merupakan salah satu
gangguan sistem saraf yang paling umum dialami
oleh masyarakat. Menurut WHO pada sebagian
besar kasus nyeri kepala dirasakan berulang kali
oleh penderita sepanjang hidupnya. Berdasarkan
penyebabnya nyeri kepala digolongkan nyeri
kepala primer dan nyeri kepala sekunder.
• Nyeri kepala primer antara lain adalah nyeri
kepala Tipe Tegang (Tension Type Headache),
nyeri kepala Migrain (Migraine), nyeri kepala
Klaster (Cluster).
• Terima kasih.
1. Apa kandungan dari coklat, es krim dan
keju yang dapat menyebabkan nyeri
kepala?
• Keju:
• Serangan migren terjadi setelah
mengkonsumsi keju, dimana kandungan
tiramin yang tinggi dari keju bersama dengan
konjugasi enzim dan monoamin oksidase
yang diserap dari usus ke dalam sirkulasi.
Pengaruh vasokonstriktor bisa timbul dengan
pelepasan norepineprin dari ujung saraf
simpatis
Coklat:
yang terlibat dalam
mekanisme migren Senyawa tersebut
yang dipicu oleh diet dengan perubahan
meliputi aliran darah serebral
1. phenylethylamine dan pelepasan
2. theobromine norepinefrin dari sel
3. Kafein saraf simpatis
4. katekin.
• Es krim
•  sakit kepala, karena efek dingin yang
timbulkan sehingga terjadi refleks vasokonstriksi.
• Masuknya stimulus dingin dari mulut ataupun
kerongkongan bisa mengakibatkan refleks
penyempitan pembuluh darah sekitar kepala
yangmenimbulkan terjadinya nyeri kepala
pada individu yang mengalami pencetu migren
2. Mengapa kafein dapat
menyebabkan nyeri kepala?
• Kafein  Vasokonstriksi serebral, selama
asupan kafein diikuti oleh vasodilatasi rebound
dan aliran darah arterial yang meningkat bila
kafein dihentikan.
3. Kandungan pada rokok yang dapat
menyebabkan nyeri kepala?
• Karbon monoksida  gas yang tidak berbau dan
tidak berwarna
• Gas  pembakaran yang tidak sempurna dari
unsure zat arang atau karbon.
• mudah terikat haemoglobin dari pada oksigen.
• Haemoglobin mengikat oksigen.
• Jika karbon monoksida terhirup maka
haemoglobin mengikat gas ini dengan kadar yang
tinggi di bandingkan oksigen  kadar oksigen di
dalam tubuh berkurang  terhambatnya
pengikatan oksigen ini sakit kepala.
4. Bagaimana tingkat keberhasilan obat
yang diberikan pada pasien nyeri kepala?
Prevensi migren dianggap berhasil jika
memenuhi kriteria dibawah ini:

Profilaksis migraine dianggap berhasil apabila


frekuensi serangan migren menurun setidaknya
50% perbulan selama 3 bulan.
Formula Prevensi Migren
Pemakaian obat dosis rendah Evaluasi
yang efektif dinaikkan pelan- Headache diary merupakan
pelan (start low go slow) suatu gold standart evaluasi
sampai dosis efektif. Efek klinik serangan, frekuensi, lama,
setelah 2 – 3 bulan. beratnya serangan, disabilitas
Pendidikan terhadap penderita dan respon obat.
Teratur memakai obat, perlu
diskusi rasional tentang
pengobatan, efek samping .
Indikasi kriteria pemberian terapi preventif berdasarkan :
1. Serangan berulang > 2x/minggu yang mengganggu
aktivitas, meskipun telah diberikan pengobatan akut yang
adekwat
2. Nyeri kepala migren yang sering atau berlangsung > 48jam
3. Pengobatan akut gagal/tidak efektif
4. Ada kontra indikasi obat, efek samping obat muncul, atau
cenderung over use terhadap terapi akut
5. Munculnya gejala-gejala dan kondisi yang luar biasa,
umpamanya migren basiler hemiplegik, aura yang
memanjang.
6. Keinginan permintaan penderita sendiri
5 . Mengapa pada migren banyak terjadi
pada wanita dan cluster banyak terjadi
pada laki-laki?
• Karena pada wanita perubahan hormonal
salah satunya dicetuskan oleh menurunnya
estrogen didalam tubuh. Mayoritas wanita
terkena serangan migren 6 hari sebelum
menstrual bleeding.

Makanan berlemak terutama asam linoleik dan
asam oleik juga melibatkan mekanisme
serangan migren. Peningkatan yang signifikan
pada tingkat asam lemak bebas dalam darah
dan lipid darah terjadi secara simultan dengan
agregabilitas platelet, penurunan serotonin dari
platelet dengan pengaruh yang bervariasi
terhadap pembuluh darah serebral khususnya
vasodilatasi.

Anda mungkin juga menyukai