Anda di halaman 1dari 14

REFERAT MIGRAINE

PEMBIMBING :
dr. Alfindra Tamim, SP.S

OLEH :
Citra Utami Viollety
Alzi Kardiansyah
Khairunisa Lubis
Erlanda Bahana
DEFINISI
Migrain nyeri kepala dengan serangan nyeri yang
berlangsung 4-72 jam
unilateral,
sifatnya berdenyut
intensitas nyeri sedang-berat dan diperberat oleh
aktivitas
mual, muntah
fotofobia dan fonofobia
EPIDEMIOLOGI
Prevalensi migren diperkirakan antara 3% - 35% dalam satu negara.
Umur dan Jenis Kelamin : Migren banyak menyerang pada usia
muda (produktif). Pr>>>
prevalensi tertinggi usia 25 55 tahun dan mencapai puncak
pada usia pertengahan.
Umur awitan penyakit : Lk> 30 tahun ,Pr> 40 tahun.
Faktor familial dan herediter
Laurence (1987) : resiko seorang anak menderita migren sebesar
70% bila kedua orang tuanya menderita migren, bila salah satu orang
tua menderita migren maka resikonya 45% dan bila keluarga dekat
maka resiko mendapat migren 30%.
ETIOLOGI

Idiopatik
Gangguan neurobiologis
Perubahan sensitivitas sistem saraf
Aktivasi sistem trigeminal vaskuler
Migrain termasuk salah satu jenis nyeri kepala
primer.
FAKTOR PENCETUS MIGRAIN

Stres
Perubahan hormonal
Gangguan tidur
Makanan
Puasa dan terlambat makan
Cahaya terang
Cuaca
Alkohol
Kafein
kelelahan
PATOFISIOLOGI
KLASIFIKASI(2,4,6)

Klasifikasi migren menurut International Headache Society (IHS) :


A. Migren sederhana atau migren tanpa aura (common migraine)
Nyeri kepala minimal mempunyai dua karakteristik berikut ini :
Lokasi unilateral
Kualitas berenyut
Intensitas sedang sampai berat yang menghambat aktivitas sehari-hari.
Di perberat dengan naik tangga atau aktivitas fisik rutin.

Selama nyeri kepala, minimal satu dari gejala berikut muncul :


Mual atau muntah
Fotofobia atau fonofobia

Diagnosis migren tanpa Aura :


Kriteria :
2 dari 4 karakteristik grup
1 dari 2 karakteristik grup B
Grup A Grup B
1. Terdapat nausea atau
1. Nyeri kepala unilateral vomit
2. Terdapat
2. Nyeri kepala berdenyut fotofobia/fonofobia
3. Nyeri sedang atau berat dan
dapat
menghambat/ mambatasi
kegiatan
4. Nyeri diperberat oleh
aktivitas fisik rutin, seperti
B. Migren dengan aura (classic migraine)

Terdiri dari empat fase yaitu fase : prodormal, fase aura, fase
nyeri kepala dan fase postdormal.

Aura dengan minimal dua serangan sebagai berikut


Satu gejala aura mengindikasikan disfungsi CNS fokal (mis;
vertigo, tinitus, penurunan pendengaran, ataksia, gejala visual
pada hemifield kedua mata, disartria, diplopia, parestesia,
paresis, penurunan kesadaran)
Gejala aura timbul terhadap selama lebih dari 4 menit atau lebih
gejala.
Migren tipe lain
Migren with prolonged aura
Basilar migren (Menggantikan basilar artery migriane)
Migraine aura without headache ( menggantikan migraine equivalent
atau achepalic migraine)
Childhood periodic syndromes yang bisa menjadi precursor atau
berhubungan dengan migren
Benign paroxysmal vertigo of childhood
Migraine infraction (menggantikan complicated migraine)
Aura merupakan gejala fokal neurologi yang komplek dan dapat
timbul sebelum, pada saat atau setelah serangan nyeri kepala.
Serangan migren ada empat fase, antara lain :
Fase Prodrome : 1-24 jam, sebelum timbul nyeri kepala, tidak selalu
timbul, biasanya sulit dibedakan menjadi iritabel, hiperaktif atau
depresi.

Fase aura : berlangsung 0-60 menit, dapat menjelang nyeri kepala


atau dengan nyeri kepala .

Fase sefalgia : berlangsung 4-72 jam, biasnya 60% unilateral, dan


dapat pindah kesisi lainnya. Nyeri kepala Bilateral tidak dapat
menyingkirkan diagnosa migren

Fase postdrome : pasca gejala nyeri kepala, berlangsung beberapa


jam sampai beberapa hari.
PENATALAKSANAAN (3,7,9,10)

1. Mengurangi faktor risiko/pencetus


2. Terapi farmakologi
-Analgesik: NSAID, Ergotamin, golongan triptan
-Antiemetik
3. Terapi non farmakologi
DAFTAR PUSTAKA

1. Prof.DR. Mahar Marjono & Prof .DR. Priguna Shidharta. 2008. Neurologi Klinis Dasar, Edisi 12. Dian Rakyat
2. Sylvia.A.Price & Lorraine M. Wilson.Patofisiologi , edisi 6 jilid 2 EGC
3. Perhimpunan dokter spesialis Saraf indonesia. 2006, Buku Pedoman Standar Pelayanan medik (SPM) & Standar
Operasional (SPO)
4. Harsono. 2005. Kapita Selekta Neurologi, edisi kedua. Gajahmada University Press. Yogyakarta.
5. Chawla, Jasvinder. Migraine Headache. Available at : http://www.emedicine.medscape.com . Accessed on August 12th 2013.
6. Dahlem M., Podoll K. 2007. Migraine Headache. http://www.migraine-aura.com/content/e27892/index_en.html\
7. Purnomo H. 2006. Migrainous Vertigo. Dalam Kumpulan Makalah Pertemuan Ilmiah Nasional II Perhimpunan Dokter
Spesialis Saraf Indonesia. Airlangga University Press. Surabaya.
8. Benson AG, Robbins W. 2006. Migraine Associated Vertigo. http.www.emedicine.com/ent/topic727.htm
9. Zuraini, Yuneldi anwar, Hasan Sjahrir. 2005. Karakteristik Nyeri Kepala Migren dan Tension Type Headeche Di Kotamadya
Medan, Neurona, Vol 22 No. 2
10. Wibowo S., Gofir A. 2001. Farmakologi dalam Neurologi. Salemba Medika. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai