Presentan :
Arlinda
Astrid Shafira H
Preseptor:
Nama : Tn. O
Usia : 61 tahun
Pekerjaan : Swasta
Agama : Islam
Status : Menikah
2. KELUHAN UTAMA
3. ANAMNESIS
keluhan lemah kaki dan tangan kiri sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit.
Keluhan terjadi secara tiba-tiba dan ini merupakan keluhan yang pertama kali
dirasakan oleh pasien. Karena keluhan tersebut, pasien merasakan berat ketika
jarinya. Pasien mengeluhkan setiap kali minum seringkali keluar dari mulut dan
sadar, kejang, nyeri kepala hebat, jatuh. Pasien juga menyangkal adanya
1
demam, telinga berdenging. Tidak ada keluhan buang air besar, buang air kecil
Satu bulan terakhir pasien jarang meminum obat tekanan darah. Pasien
2
• Riwayat penyakit jangtung pada keluarga pasien (-)
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum
Skala nyeri :1
Kepala : normochepal
(- /-), Sklera ikterik (-/-), pupil bulat, isokor, refleks cahaya (+/+)
Leher
Thoraks
3
- Paru-paru : VBS +/+, Rh -/-, wh -/-
Status Neurologis
Ekstrimitas atas simetris, ekstrimitas bawah simetris, fasikulasi (-), atrofi (-),
gerakan involunter (-), deformitas (-), jejas (-), nyeri tekan (-)
• Pemeriksaan Sensorik:
Rangsang sentuh dan tekan masih terasa pada ekstrimitas atas dan bawah kanan
5|4
I olfaktorius : Normal
II Optikus
tidak terdapat gangguan pada lapang pandang mata kiri dan kanan.
OD OS
Ptosis - -
4
Gerak bola mata Baik kesegala arah Baik kesegala arah
diplopia - -
nystagmus - -
Reaksi cahaya + +
V. Trigeminal
- Sensorik : (normal/normal)
VII. Facial
VIII Vestibulokohlearis :
- Palatum simetris
XI Ascesorius
5
- Kekuatan otot sternocleidomastoid dan trapezius baik
XII Hipoglosus
- Deviasi : kiri
- Fasikulasi : (-)
- Atrofi : (-)
Chaddok - -
Oppenheim - -
gordon - -
6
Schaefer - -
Babinski - +
4. DIAGNOSIS BANDING
hyperurisemia.
5. DIAGNOSIS KLINIS
hyperurisemia.
6. KESIMPULAN KASUS
lemah kaki dan tangan kiri sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit. Keluhan
terjadi secara tiba-tiba dan ini merupakan keluhan yang pertama kali dirasakan
setiap kali minum seringkali keluar dari mulut dan terkadang tersedak. Pada
darah HT grade I. Pemeriksaan neurologis CN VII dan XII (parese kiri +).
Terdapat hemiparese anggota gerak kiri atas dan bawah dengan kekuatan otot
ektremitas atas 5|4 dan ekstremitas bawah 5|4. Hemihipestesis (-), refleks
7. PEMERIKSAAN PENUNJANG
7
1. Pemeriksaan Darah
2. CT Scan
8
Klinis CT scan kepala tanpa kotras potongan aksial interval 5mm :
lesi hipodens kecil pada kapsula interna kiri krus anterior dan lesi hipodens
Kesan :
Infark cerebri
9
3. Rontgent Thorax
Klinis :
Cor membesar
Kesan :
8. TERAPI
Aptor 80 mg 1x1
Lisinopril 5 mg 1x1
Amlodipine 10 mg 1x1
10
Probenod 500 mg 1x1
Clopidogrel 75 mg 1x1
Atorvastatin 20 mg 1x1
11
ANATOMI
A. Cerebrum
• Terdiri dari :
12
Setiap cerebral hemisphere dibagi menjadi 4 lobus :
1. Frontal
2. Parietal
3. Temporal
4. Occipital
5. Insula
13
B. Arterial Blood Supply of Brain
arteri ini menyuplai darah ke area depan (frontal) dan area atas (parietal)
cerebrum.
arteri ini menyuplai ke area belakang cerebrum dan batang otak (brainstem).
Cerebral Arteries
• Anterior cerebral artery --> permukaan medial dan supperior otak dan bagian
frontal
• Middle cerebral artery lateral surface of the brain and the temporal pole.
• Posterior cerebral artery inferior surface of the brain and the occipital pole.
14
C. Cerebral Arterial Circle (Circle Of Willis)
2. Carotid system
communicating artery
• Antara internal carotid artery dan posterior cerebral artery dihubungkan oleh
15
16
FISIOLOGI
dari cerebral cortex dan brainstem: red nucleus, vestibular nucleus, superior
Meneruskan impuls UMN yang dari brainstem ke cranial nerve dan dari spinal
A. Direct/Pyramidal
• Corticobulbar tract
B. Indirect/Extrapyramidal
• Rubrospinal tract
• Tectospinal tract
• Vestibulospinal
17
lateral white column Anterior gray horn sinaps dengan LMN
spinal cord ke anterior gray horn sisi (90%) dan menyilang ke anterior gray
horn sisi sebelahnya (10%) sinaps dengan LMN effektor target organ
18
Corticobulbar Pathway
midbrain ada yang menyilang ada yang tidak terminasi di motor nuclei
19
Indirect Pathway
Track dari indirect pathway hampir sama hanya terdapat perbedaan tempat
20
STROKE
Definisi :
Stroke menurut definisi World Health Organization (WHO) adalah suatu tanda klinis
yang berkembang cepat akibat gangguan fungsi otak fokal atau global dengan gejala-
gejala yang berlangsung selama 24 jam atau lebih dan dapat menyebabkan kematian,
Epidemiologi :
(RISKESDAS 2007)
sebagai penyebab.
Faktor Resiko
21
Herediter-terdapat stroke di kalangan Rokok
Klasifikasi stroke
patologi
22
klasifikasi berdasarkan pathologi
• TIA
STROKE INFARK
Pada dasarnya strok ini disebabkan oleh oklusi pembuluh darah otak yang
menyebabkan terhentinya pasokan oksigen dan glukosa ke otak. Stroke infark paling
sering disebabkan oleh thrombosis akibat plak aterosklerosis arteri atau emboli dari
23
pembuluh darah di luar otak yang tersangkut di arteri otak. Merupakan stroke yang
Klasifikasi :
sering terdapat pada usia lanjut dengan hipertensi atau faktor risiko lain.
bakterialis sub akut, fibrilasi atrium, kelainan katup, dan lain-lain merupakan
sumber emboli otak di samping sumber emboli lain seperti frakura tulang
karena adanya oklusi yang terlokasi pada 1 atau lebih pembuluh darah yang
- Emboli: pada kondisi ini material terbentuk bukan dari yang terlokalisasi tetapi
berasal dari tempat yang jauh seperti jantung, aorta, carotid, systemic vein yang
tekanan perfusi sistemik yang rendah penyebab paling umum adalah kegagalan
pompa jantung (pada kondisi myocardial infarction atau arytmia) dan hipotensi
24
• Fibrilasi atrium dan aritmia lainnya (dengan penyakit jantung rematik,
miokarditis)
PATOGENESIS :
• Infark serebri diawali dengan terjadinya penurunan Cerebral Blood Flow (CBF)
25
jejas yang terjadi. Jika suplai darah ke otak terganggu selama 30 detik, maka
akan berhenti. Bila 5 menit terganggu dapat terjadi infark. Jika oksigenasi ke
Nilai kritis Cerebral Blood Flow (CBF) adalah 23 ml/100 gram per menit
(normal 55 ml). Penurunan CBF di bawah 10-12 ml/100 gram per menit dapat
jaringan adalah diantara 12 sampai 23 ml/100 gram per menit. Pada nilai
dan kreatin fosfat. Tetapi, perubahan masih bersifat reversibel apabila sirkulasi
Pengurangan aliran darah yang disebabkan oleh sumbatan atau sebab lain akan
Secara klinis, gejala yang timbul berupa transient ischemic attack (TIA)
amnesia umum.
2. Bila sumbatan agak besar, daerah iskemia lebih luas. Penurunan CBF
26
masih mempu memulihkan fungsi neurologik dalam waktu beberapa
neurologic devicit)
Sumbatan yang cukup besar menyebabkan daerah iskemia yang luas sehingga
mekanisme kolateral dan kompensasi tidak dapat mengatasinya. Dalam keadaan ini
Patofisiologi
• Infark serebri diawali dengan terjadinya penurunan Cerebral Blood Flow (CBF)
berhubungan dengan jejas yang terjadi. Jika suplai darah ke otak terganggu
• Setelah 1 menit terganggu, fungsi neuron akan berhenti. Bila 5 menit terganggu
bersifat reversibel.
• Nilai kritis Cerebral Blood Flow (CBF) adalah 23 ml/100 gram per menit
(normal 55 ml).
• Penurunan CBF di bawah 10-12 ml/100 gram per menit dapat menyebabkan
infark.
• Nilai kritis CBF yang dapat menyebabkan kerusakan jaringan adalah diantara
27
• Pada nilai tersebut terjadi keadaan isoelektrik. Dalam keadaan perfusi yang
normal.
• Kelemahan atau kelumpuhan salah satu sisi wajah, lengan dan tungkai
(hemiparesis, hemiplegi)
• Gangguan sensorik pada salah satu sisi wajah, lengan dan tungkai
(hemihipestesi, hemianasthesi)
(hemianopsia)
28
Gejala klinik fokal
Bicara rero
Mulut mencong
Pusing berputar
• Penurunan kesadaran
• Nyeri kepala
• Muntah kejang
29
Gejala klinis yang dapat muncul akibat stroke berdasarkan waktu :
TIA merupakan tanda awal dari stroke. TIA merupakan iskemik otak fokal
• Worsening (perburukan)
• Improving
• Stable (stabil)
berubah lagi. Gejala menetap dari awal serangan hingga hari-hari berikutnya dalam
Diagnosis
Dalam menegakkan diagnosis, harus ditemukan empat hal yang menjadi pengertian
stroke sendiri :
30
• Berlangsung > 24 jam atau menyebabkan kematian.
Jika terdapat empat ciri khas stroke di atas, maka bisa dikatakan bahwa pasien
lokalisasi, dan faktor resiko stroke. Untuk itu diperlukan anamnesa, pemeriksaan fisik,
neurologis.
Anamnesis
• Gejala mendadak pada saat awal, lama awitan dan aktivitas saat serangan
atau menetap
Pemeriksaan fisik
• Tanda vital
• Pemeriksaan kepala dan leher (mencari cedera akibat jatuh, bruit karotis,
31
berupa ada tidaknya afasia atau dengan mini mental stase examination (MMSE) saat di
ruangan.
Pemeriksaan neurologis
Cara penghitungan :
32
Pemeriksaan penunjang :
• Darah rutin: Hb, Ht, Trombosit, leukosit Kimia Darah:Elektrolit, GDS, profil
- Uji toksikologi
33
- Radiografi dada (bila dicurigai penyakit paru)
menunjukkan darah)
MANAGEMENT
Tujuan :
angka kecacatan.
tube atu laryngeal mask airway diperlukan pada system dengan hipoksia
( pO2<60 mmHg atau pCO2 > 50 mmHg) atau syok atau berisiko untuk
terjadi aspirasi
suplemen Oksigen
STABILISASI HEMODINAMIK
34
• Berikan cairan kristaloid atau koloid intravena, hindari cairan hipotonik
seperti glukosa
• Berikan cairan isotonis seperti NaCl 0,9% dengan tujuan menjaga euvolemi
produksi urine+ insensibele water loss 500 ml+ 300 ml jika panas)
Pengolaan nutrisi
• Nutrisi enternal sudah harus diberikan dalam 48 jam , dilakukan jika fungsi
• Pada penderita degan TD diastolic > 140 mmHg, maka diperlukan sebagai
nimodipin dll
• Jika TD sistolik > 220 mmHg dan / atau TD diastolic > 120 mmHg, berikan
labetalol iv selama 1-2 menit. Dosis labetalol dapat diulang atau digandakan
setiap 10-20 menit sampai tercapai target TD atau sampai dosis kumulatif
35
300mg. setelah dosis awal, labetalol dapat diberikan setiap 6-8 jam bila
diperlukan
• Jika TD sistolik < 220 mmHG dan atau TD diastolic < 120 mmHG terapi darurat
infrak miokard akut, gagal ginjal akut, dsb. Obat antihipertensi yang ada
diteruskan dan tekanan darah diturankan setelah fase akut 7-10 hari.
TERAPI TROMBILITIK
pemberian : 0,9 mg/kgBB (maksimum 90 mg), 10 % dari dosis diberikan secara bolus
pada menit pertama dan 90 % sisanya diberikan secara infus drip selama 60 menit.
TERAPI KOAGULAN
Prevensi ditujukan pada penderita pasca TIA atau pasca stroke iskemik yang memiliki
risiko tinggi untuk emboli otak berulang yang terbukti bersumber dari jantung maupun
pembuluh darah besar, seperti : AF non valvular, thrombus jantung. Infark miokard
baru , hiperkoagulasi, katup jantung buatan dan sebagainya. Terapi dutujukan unuk
thrombosis vena serebral, DVT, stroke tromboemboli , stroke infark dengan sindrom
hiperkoagulasi.
36
• Obat yang dapat dipakai :
dan tromboksan)
• Heparin (thrombin)
PENCEGAHAN STROKE
• Menghentikan Rokok
• Melakukan aktivitas fisik aerobik (jalan cepat, bersepeda, berenang dll) secara
• Mengendalikan stress dengan cara berfikir positif sesuai dengan jiwa sehat
menurut WHO, menyelesaikan pekerjaan satu demi satu, bersikap ramah dan
KOMPLIKASI
A. NEUROLOGIK
a. Edema otak
37
c. Vasospasme
d. Hidrosephalus
b. Hiperglikemi
c. Edema paru
e. Natriuresis
g. Hiponatremi
a. Spastisitas umum
e. Emboli paru
f. Depresi
h. Bronkopneumonia
i. Tromboplebitis
38
PROGNOSIS
Ad vitam
Tergantung berat stroke dan komplikasi yang timbul. Angka kematian dari
• 10% hari ke 7
• 20% hari ke 30
• 30% tahun ke 1
• 60% tahun ke 5
Ad functionam
39
DAFTAR PUSTAKA
• Basuki Andi, Dian Sofianti. Neurology in dialy practice. Bandung. UPF ilmu
penyakit saraf Fakultas Kedokteran Unpad; 2011
40