PEMBIMBING
Dr. Asep Saefulloh, Sp.S
Reiza Deirfana 12100118068
Nada Iyah Hadayna 12100118148
Prahena Yudanisa 12100118184
2019
IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny.T
Usia : 43 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Buruh
Status Menikah : Menikah
Agama : Islam
Alamat : Bandung
Tgl. Masuk RS : 29 Januari2019
Tgl. Pemeriksaan : 31 Januari 2019
2
ASSESMENT AWAL MASUK RAWAT INAP
+ Pasien datang ke IGD RS Al-Ihsan dengan keluhan nyeri pinggang disertai lemas
kedua kaki. Nyeri dirasakan seperti tertimpa beban. Nyeri bertambah ketika
aktivitas dan berkurang ketika istirahat. Skala nyeri 5. Nyeri ± 5 menit.
3
ANAMNESIS
Keluhan Utama :
Nyeri pinggang
4
RIWAYAT PENYAKIT
SEKARANG
Pasien datang dengan keluhan nyeri pinggang sejak 10 hari yang
lalu. Nyeri muncul secara tiba-tiba dan hilang timbul. Nyeri dirasakan
berdenyut dan lamanya nyeri sekitar 5 menit. Nyeri diperberat ketika
melakukan aktivitas pada posisi sedikit membungkuk, mengedan, dan
batuk. Nyeri berkurang saat beristirahat. Nyeri menjalar dari pinggang,
bokong, sampai paha. Nyeri dirasakan pada kedua tungkai bawah tetapi
lebih berat pada tungkai kiri. Keluhan ini sudah pernah dirasakan pasien
sebelumnya pada bulan Desember 2018, dan keluhannya tidak kunjung
membaik sampai akhirnya pasien di rawat inap dan mendapat terapi.
5
Keluhan ini disertai dengan kesemutan, baal, dan rasa
kesetrum pada kedua tungkai. Pasien menyangkal adanya
benjolan dan penurunan berat badan. Pasien menyangkal adanya
demam, batuk lama, dan keringat malam. Pasien menyangkal
adanya kakinya tidak dapat digerakkan. Pasien menyangkal
adanya keluhan sulit BAK dan BAB. Pasien menyangkal adanya
trauma pada pinggang.
Pasien merupakan pekerja tekstil di bagian packing dan
memiliki kebiasaan mengangkat benda berat, duduk terlalu lama,
berdiri terlalu lama dan sering bekerja dalam posisi membungkuk
untuk mengambil barang.
6
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
+ Riwayat penyakit TIA dan stroke sebelumnya (-)
+ Riwayat Darah Tinggi (+)
+ Riwayat Peningkatan Gula darah (-)
+ Riwayat peningkatan Kolesterol (-)
+ Riwayat penyakit jantung (-)
+ Riwayat asam urat (-)
7
RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
+ Tidak ada keluarga pasien yang memiliki
keluhan sama seperti pasien.
8
PEMERIKSAAN FISIK
Awal masuk ranap
Keadaan umum : tampak Keadaan umum : tampak
sakit sedang sakit sedang
+ Kesadaran : + Kesadaran :
Composmentis Composmentis
+ Keadaan gizi : baik + Keadaan gizi : baik
+ Tanda vital + Tanda vital
+ TD : 166/95 + TD : 120/80
mmHg mmHg
+ Nadi : 93x/ menit, + Nadi : 80x/ menit,
regular, isi cukup regular, isi cukup
+ RR : 20x /menit, + RR : 22x /menit,
teratur, teratur,
abdominotorakal abdominotorakal
+ Suhu : 37,9 C + Suhu : 36,5 C
9
STATUS INTERNA
Kepala
Normocephal
Wajah : simetris, tidak ada kelainan
Mata : simetris, edema palpebra (-), konjungtiva anemis (-/-),
sklera ikterik (-/-), pupil bulat 3mm/3mm, isokor, refleks
cahaya (+/+)
Hidung : simetris, deviasi septum (-), massa (-), sekret (-)
Telinga : deformitas (-), luka (-), sekret (-)
Mulut : mukosa oral basah, perdarahan gusi (-), lidah bersih, frenulum
lingual ikterik (-)
Leher
JVP tidak meningkat
Tidak ada pembesaran KGB
Tidak ada pembesaran tiroid
Kaku kuduk (-)
Thoraks
Inspeksi : bentuk normal, simetris, retraksi (-)
Palpasi : pergerakan simetris, VF kanan=kiri
Paru-paru : VBS kanan = kiri, Ronchi -/-, Wheezing -/-
Jantung : S1S2 murni, regular, murmur (-), gallop (-)
Abdomen
Inspeksi : datar, lembut
Auskultasi : BU (+) normal
Palpasi : nyeri tekan (-), hepar dan limpa tidak
terdapat pembesaran
Perkusi : tympanic (+) disemua regio
Ekstremitas : akral hangat, crt <2 detik, edema -/-, varises -/-
FUNGSI LUHUR
+ Tangan dominan : baik
+ Orientasi Waktu : baik
+ Orientasi Orang : baik
+ Orientasi Tempat : baik
+ Ingatan Jangka Pendek : baik
+ Ingatan Jangka Panjang : baik
+ Kalkulasi : baik
PEMERIKSAAN NEUROLOGIS
Pemeriksaan Umum :
Tingkat Kesadaran : GCS 15 (Eye: 4, Verbal: 5, Motor: 6)
Skala nyeri :8
Collumna vertebra : Kesan: tidak ada deformitas
13
PEMERIKSAAN NEUROLOGI
A.Tanda-Tanda Rangsangan Selaput Otak
Kaku kuduk : (-/-)
Kernig : (-/-)
Brudzinsky I : (-)
Brudzinsky II : (-)
Brudzinsky III : (-)
II Optikus
Visus : 6/6
Tajam pandangan : baik/baik
Refleks cahaya : (+/+)
V.Trigeminal
- Motorik : Menggigit, buka mulut : normal/normal
- Sensorik : normal/normal
- Refleks kornea : normal/normal
- jaw jerk refleks : normal/normal
VII. Fasial XI Ascesorius
- Motorik : upper: N / lower: N - Sternocleidomastoid : N
- Sensorik : 2/3 ant. Lidah : N - Trapezius :N
5 5
5 5
Keadaan Otot
Tonus : nortonus/normotonus
Nyeri tekan : (-)
Fasikulasi : (-)
Biseps + +
Triseps + +
Brachioradialis + +
Patella + + (↓)
Achiless + + (↓)
Refleks Patologis
Pemeriksaan Respon
•Lab:
- Darah Rutin
•Radiologi:
-X-ray: lumbosacral
-CT-Scan
HASIL LABORATORIUM
H E M ATOL O G I
KIMIA KLINIK
Hb 11.7 g/dL
Elektrolit
leukosit 7900 sel/uL
Na 134 mmol/L
Eritrosit 4.07 juta/uL
K 4.1 mmol/L
Ht 36.2 %
Ca 1.03 mmol/L
trombosit 305000 sel/uL
Ureum 27 mg/dL
Kreatinin 0.70 mg/dL
GDS 142 mg/dL
22
HASIL RADIOLOGI
18 Desember 2018
Ro foto lumbosacral :
Curva dan aligment dbn
Besar, bentuk dan struktur trabekula vertebra lumbosacral dbn
Facies artikularis superior dan inferior sclerotic
Discus dan foramen intervertebral tidak menyempit
Pedicle dbn
Osteofit di corpus vertebra lumbalis L2-3-4
Kesan : spondyloarthrosis L2-3-4
31-01-2019
Ro foto thorax
Kesan : tidak tampak proses spesifik aktif ataupun
pnemonia
Tidak tampak pembesaran jantung
23
DIAGNOSA KERJA
25
Tanggal S O A P
26
Tanggal S O A P
27
28
29
30
DIAGNOSIS AKHIR
Radikulopati Lumbar Dextra setinggi L4-L5 e.c
HNP
31
PROGNOSIS
7 vertebra cervicalis
12 vertebra thoracic
5 vertebra lumbar
5 os sacrum
4 os coccyx
STRUKTUR VETEBRAE
Terdiri dari :
Body of vertebrae
Vertebra arch ( pedicle arch dan lamina arch )
7 penonjolan
o 1 processus spinous, 2 processus transverse, 4 processus articularis
Foramen vertebrae Foramen transverse
FUNGSI VETEBRA
Epidemiologi
o Dapat terjadi di semua daerah spinal nerve
3. Radikulopati Thoracal
+ Jarang terjadi
+ Paling sering penyebabnya adalah infeksi Herpes zooster
MANIFESTASI KLINIS SECARA
UMUM
+ Nyeri pada daerah sakroiliaka, menjalar ke bokong, paha, hingga ke betis, dan kaki.
+ Nyeri dapat ditimbulkan dengan Valsava maneuvers (seperti : batuk, bersin, atau mengedan saat
defekasi).
+ Minor’s Sign: Ketika akan berdiri, penderita menopang dirinya pada sisi yang sehat, meletakkan satu
tangan di punggung, menekuk tungkai yang terkena.
+ Nyeri mereda ketika pasien berbaring.
+ Gangguan postur atau kurvatura vertebra:
+ skoliosis lumbal, dan mungkin juga terjadi skoliosis torakal sebagai kompensasi
+ Tubuh akan condong menjauhi area yang sakit, dan panggul akan miring, sehingga sendi coxae akan
terangkat.
+ Penderita bungkuk ke depan, berjalan dengan langkah kecil dan semifleksi sendi lutut disebut Neri’s sign.
Perjalanan Nyeri pada Radikulopati
Lumbar:
+ Ketika pasien berdiri, dapat ditemukan gluteal fold
yang menggantung dan tampak lipatan kulit
tambahan karena otot gluteus yang lemah. Hal ini
merupakan bukti keterlibatan radiks S1.
+ Dapat ditemukan nyeri tekan pada sciatic notch
dan sepanjang n.iskiadikus.
+ Gangguan sensasi, paresthesia, kelemahan otot,
dan gangguan refleks tendon.
COMMON ROOT SYNDROMES OF
INTERVERTEBRAL DISC DISEASE
Disc space L3-4 L4-5 L5-S1 C4-5 C6-7 C7-T1
Root affected L4 L5 S1 C5 C7 C8
1.Anamnesis
• Tipe dan lokasi gejala?
• Sudah berapa lama?
• Yang membuat lebih baik dan lebih parah?
2. Pemeriksaan Fisik
+ Muscle strength
+ Sensation
+ Reflex
3. Pemeriksaan Penunjang
a)X-Ray
b) CT Scan
c) MRI
d) Myelografi
Pemeriksaan ini memberikan gambaran anatomik yang detail, terutama elemen osseus
vertebra. Myelografi merupakan proses yang invasif karena melibatkan penetrasi pada
ruang subarachnoid. Secara umum myelogram dilakukan sebagai test preoperatif,
seringkali dilakukan bersama dengan CT Scan.
e) NCS (Nerve Conduction Study) dan EMG (Electromyography)
+NCS dan EMG sangat membantu untuk membedakan asal nyeri atau untuk
menentukan keterlibatan saraf, apakah dari radiks, pleksus saraf, atau saraf tunggal.
Selain itu pemeriksaan ini juga membantu menentukan lokasi kompresi radiks saraf.
Namun bila diagnosis radikulopati sudah pasti secara pemeriksaan klinis, maka
pemeriksaan elektrofisiologis tidak dianjurkan.
+Hasil dari EMG dan MRI dapat digunakan untuk mengevaluasi kondisi fisik pasien
dimana mungkin perlu dilakukan tindakan selanjutnya yaitu pembedahan.
TATALAKSANA
1.Informasi dan edukasi
2.Terapi nonfarmakologik
+ Akut : imobilisasi (lamanya tergantung kasus), pengaturan
berat badan, posisi tubuh dan aktivitas, modalitas termal
(terapi panas dan dingin), masase, traksi (tergantung kasus),
alat bantu (antara lain korset, tongkat).
+ Kronik : terapi psikologik, modulasi nyeri (akupunktur,
modalitas termal), latihan kondisi otot, rehabilitasi vokasional,
pengaturan berat badan, posisi tubuh dan aktivitas.
3.Farmakoterapi
• Akut : asetaminofen, NSAID, muscle relaxant, opioid
(nyeri berat), injeksi epidural.
• Kronik : antidepresan trisiklik (amitriptilin), opioid (kalau
sangat diperlukan).
4. Invasif nonbedah
+Blok saraf dengan anestetik lokal.
+Injeksi steroid (metilprednisolon) pada epidural
untuk mengurangi pembengkakan edematous
sehingga menurunkan kompresi pada radiks saraf.
5. Bedah
+Indikasi operasi :
+ Skiatika dengan terapi konservatif selama lebih dari 4 minggu : nyeri
berat / intractable / menetap / progresif.
+ Defisit neurologik memburuk.
+ Sindroma kauda.