Anda di halaman 1dari 52

Identitas Pasien

0 Nama : Ny. I
0 Jenis Kelamin : Perempuan
0 Usia : 26 tahun
0 Alamat : Demangan, YK
0 Status : Menikah
0 Pekerjaan : Pegawai swasta
0 Tanggal pemeriksaan : 17 November 2017
Anamnesis
• Keluhan Utama
Merasa pandangan mata bertambah kabur.

• Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien datang ke poli mata RS Jogja dengan keluhan
pandangan terasa bertambah kabur. Keluhan sudah dirasakan
sejak kurang lebih 6 bulan yang lalu. Keluhan kabur ketika
melihat tulisan ataupun melihat jarak jauh sehingga pasien
terkadang memicingkan mata saat melihat. Keluhan nyeri
pada mata, pedih, gatal, berair disangkal.
• Riwayat Penyakit Dahulu
o Riwayat pandangan kabur sejak 2 tahun yang lalu.
o Riwayat memakai kacamata terakhir S -1,75 kanan dan kiri,
yang dipakai kurang lebih 1 tahun dari RS dr.Yap
o Riwayat dry eye (-)
o Riwayat alergi (-)
o Riwayat memakai kacamata (+)
o Riwayat penyakit appendisitis (+)

• Riwayat Penyakit Keluarga


o Riwayat penyakit serupa (+) bapak
o Riwayat penyakit sistemik (DM, Hipertensi) : -
• Riwayat Personal Sosial
Pasien merupakan seorang karyawan swasta yang juga
sebagai ibu rumah tangga yang kesehariannya di kantor lebih
sering dibelakang meja dan melihat ke arah komputer dalam
jangka waktu berjam-jam. Pasien juga mengaku sering
bermain hp sambil tiduran ketika berada di rumah. Pasien
mengaku jarang berolahraga dan jarang untuk makan buah
buahan dan sayur sayuran.
Pemeriksaan Status Oftalmologi

Pemeriksaan Visus
Pemeriksaan Oculli Dextra (OD) Oculli Sinistra (OS)

Visus tanpa kacamata 6/30 m 6/21 m

Visus dengan pinhole 6/12 m 6/9 m


Proyeksi sinar Normal Normal
Proyeksi warna Normal Normal
Pemeriksaan Segmen Anterior Mata
Pemeriksaan OD OS Penilaian
1. Sekitar mata Kedudukan alis Kedudukan alis Simetris, scar (-)
(supersilia) baik, scar (-) baik, scar (-)

- Tekanan N N normal
intraokuler

2. Palpebra superior dan inferior


Kelainan kongenital Tidak ada Tidak ada Ada tidaknya epikantus,
epiblefaron, ankiloblefaron
Gerakan N N Ptosis (-), spasme (-)
Infeksi N Benjolan di Blefaritis (-), benjolan (+)
kelopak mata
atas(+)radang (-)
Tepi kelopak N N entropion (-), ekstropion (-)
Tumor Tidak ada Tidak ada Hemangioma (-), BCC (-)
Kelainan kulit Tidak ada Tidak ada Xantalesma (-)
Trauma N N Laserasi (-)
OD OS
3. Bulu mata
Baris bulu mata Satu jalur Satu jalur Distikasis (-)
Keadaan bulu mata Menghadap Menghadap Trikiasis (-)
keluar keluar
4. Konjungtiva Palpebra
superioe et inferior
Hiperemis Tidak ada Tidak ada
benjolan Tidak ada Tidak ada Lithiasis (-), cobble
stone
Benda asing Tidak ada Tidak ada
4. Konjungtiva bulbi
Injeksi Konjugtiva Tidak ada Tidak ada
Perdarahan Tidak ada Tidak ada
subkonjungtiva
Pterigium Tidak ada Tidak ada
OD OS Penilaian
5. Kornea
Ukunan N N
Permukaan N N Corpal (-), udem (-), ulkus
kornea (-)
Kekeruhan Jernih Jernih Sikatrik (-),
Limbus kornea N N Arkus senilis (-)
Kelengkungan - - Tidak dilakukan (tes
placido)
Kerusakan epitel - - Tidak dilakukan (tes
fluoresin)
6. Kamera Okuli Anterior
Kejernihan Jernih Jernih Hifema (-), hipopion (-)
Kedalaman Normal Normal Cahaya terang, tembus
OD OS Penilaian
7. Iris
Warna Coklat Coklat
Gerakan Bebas, Bebas, Sinekia anterior (-), sinekia
tidak tidak posterior (-)
melekat melekat
8. Pupil
Bentuk Bulat Bulat
Ukuran (diameter) 3 mm 3 mm isokor
Letak Sentral Sentral Normal
Refleks cahaya direk Miosis (+) Miosis (+) Normal
Refleks cahaya indirek Miosis (+) Miosis (+) Normal
Swinging flash light Direk = Direk =
indirek indirek
OD OS Penilaian
9. Lensa
Keadaan lensa Ada Ada
Kejernihan Jernih jernih
Letak Sentral Sentral
Gerakan Tidak Tidak
bergerak bergerak
Pantulan cahaya lensa Tidak ada Tidak ada
Shadow tes Negetif Negatif
Segmen Posterior Mata
OD OS Penilaian
Kornea Jernih Jernih
Lensa Jernih Jernih
Papil saraf optik
Bentuk Bulat Bulat
Warna Terang Terang
Tepi Batas tegas Batas tegas
Vasa retina
Pola percabangan Normal Normal

Tes Konfrontasi : tidak dilakukan


Pemeriksaan Penunjang
• Dilakukan pemeriksaan penunjang Autorefraktometer
R : Sph -2,25; Cyl -0,25; Ax 140
L : Sph 2,00; Cyl -0,25; Ax 150
PD : 61 mm
Penatalaksanaan
0 Koreksi Kaca mata
OD : S -2,25 C -0,25 visus 6/6 E
OS : S -2,00 C -0,25 visus 6/6 E
PD 61mm

DIAGNOSIS : ODS ASTIGMATISMA MIOPIK KOMPOSITUS


DD:
1. ODS ASTIGMATISMA MYIOP SIMPLEKS
2. ODS MIOPIA RINGAN
3. OS KALAZION

Non Medikamentosa (Edukasi)


1. Edukasi kepada pasien tentang penggunaan kaca mata
2. Edukasi tentang pentingnya membaca dalam cahaya yang cukup dan tidak
jarak dekat.
3. Edukasi untuk memberikan jeda waktu untuk mengistirahatkan mata
ketika melihat komputer dalam jangka waktu lama
4. Kontrol untuk pemeriksaan visus bila ada keluhan.
Tinjauan Pustaka
Pasien datang dengan keluhan mata kabur

Mata merah Mata tidak merah

Akut kronik Akut Kronik

• Keratitis • Hifema
• Glaukoma akut • Sikatrik kornea
• Iridosiklitis • Hemoftalmus
• Endoftalmitis • Katarak
• Ablasi retina • Retinopati
• Panoftalmitis
• Neuritis optik • Kelainan refraksi
• Trombis caven
• Kelainan makula
• Tumor
MATA dapat dianggap sebagai kamera

Sistem refraksi menghasilkan bayangan kecil, terbalik di retina


(diterima oleh sel batang dan kerucut)  syaraf optik , N II 
korteks serebri (pusat penglihatan)  tampak sebagai bayangan
tegak.
0 Media refraksi :
• Kornea (n = 1,376 )
• Akuos humor (n = 1,336 )
• Lensa (n = 1,386 )
• Korpus vitreus (n = 1,336)

• Mata normal  fokus bayangan dari objek jauh tergambar tepat


diretina dimana mata dalam keadaan istirahat (tanpa akomodasi)
0 Akomodasi :
Kesanggupan mata untuk memperbesar daya pembiasannya atau
kemampuan lensa untuk mencembung yang terjadi akibat
kontraksi m. Siliaris pada saat melihat lebih dekat

0 Teori akomodasi :
1. Teori akomodasi Helmholtz
zonula zinii kendor  lensa cembung
2. Teori akomodasi Tsernig
zonula zinii tegang  bgn tengah lensa cembung
0 Beberapa jenis Lensa :
1. Lensa Plano  tidak mempunyai efek bias, titik lengkung sama

2. Lensa Sferis

- Sferis Minus  bagian tengahnya


lebih tipis dari bagian pinggir.
Efek mendivergensikan cahaya

- Sferis Plus  bagian tengahnya


lebih tebal dari bagian pinggir.
Efek mengkonvergensikan cahaya
3. Lensa silindris  satu dari meridian paling rendah
kekuatan biasnya dan yang tegak lurus terhadapnya paling
kuat

4. Prisma  tebal pada satu sisi saja.


Efeknya membiaskan cahaya ke arah sisi yang paling tebal.
Tajam penglihatan atau Visus
Pemeriksaan untuk menilai fungsi mata dan untuk mengetahui
sebab turunnya tajam penglihatan

Tajam penglihatan ( visus )


- Tanpa dan dengan kacamata
- Setiap mata diperiksa terpisah
- Pemeriksaan dilakukan sebaiknya pada jarak 5-
6 m  mata tanpa akomodasi
Tajam penglihatan (visus)

Orang normal Orang normal Orang normal


dapat melihat dapat melihat dapat melihat
hitungan jari cahaya hingga lambaian
hingga jarak 60 jarak tak tangan hingga
meter terhingga jarak 300
meter

*- Penerangan umum, kontras, uji warna, waktu papar dan kelainan refrakasi
- Koreksi dengan Pinhole
Kriteria buta menurut WHO

• Kategori 1 : rabun atau penglihatan < 6/18


• Kategori 2 : rabun, tajam penglihatan <6/60
• Kategori 3 : buta
- tajam penglihatan <3/60
- lapang pandang <10 derajat
• Kategori 4 : buta
- tajam penglihatan <1/60
- lapang pandang <5 derajat
• Kategori 5 : buta dan tidak ada persepsi sinar

Inggris : tajam penglihatan kurang dari 3/60


Amerika dan kanada : tajam dan penglihatan kurang dari 20/200
KELAINAN REFRAKSI
• Emetrop : semua sinar sejajar yang datang dari jarak tak
terhingga dan jatuh pada mata dalam keadaan istirahat
akan dibiaskan tepat di retina
• Ametropia : semua sinar sejajar yang datang dari jarak
tak terhingga dan jatuh pada mata dalam keadaan
istirahat, tidak dibiaskan tepat di retina.
Terbagi :
• Hipermetrop
• Miopia
• Astigma
Hipermetrop
( hiperopia , rabun dekat ) adalah sinar sejajar yang datang
dari jarak tak terhingga oleh mata dalam keadaan istirahat
dibiaskan di belakang retina

Trias melihat dekat :


- Akomodasi
- Miosis
- Konvergensi
• Hipermetrop dapat disebabkan oleh :
- Hipermetrop Refraktif
 Akibat pembiasan lemah
- Hipermetrop Aksial
akibat sumbu mata terlalu pendek
- Hipermetrop Kurvatura
akibat kelengkungan kornea
Pasien dengan hipermetrop sering akomodasi. Akomodasi
yang terus menerus menyebabkan mata cepat lelah, sakit
kepala, dll  Astenopia akomodatif
• Timbul hipertrrofi m.siliaris disertai terdorongnya iris ke
depan  KOA jadi dangkal  glaukoma sudut sempit
• Strabismus konvergens
Macam – macam hipermetrop :

1. Hipermetrop manifes :
Hipermetrop yang dapat dilihat dengan koreksi kacamata tanpa
sikloplegik
- fakultatif : dapat diatasi dengan akomodasi
- absolut : tak dapat diatasi dengan akomodasi
2. Hipermetrop total :

Hipermetrop yang didapat setelah memberikan sikloplegik


(akomodasi ditiadakan )  hasilnya lebih besar daripada
hipermetrop manifes

3. Hipermetrop laten
 selisih antara hipermetrop total dengan hipermetrop manifes →
menunjukkan kekuatan tonus mm.siliaris

28
• Pasien dengan hipermetrop diberikan kacamata positif
terkuat yang memberikan tajam penglihatan maksimal

• Pada orang tua  hipermetrop ditambah dengan


presbiop sangat dibutuhkan koreksi kacamata 
karena sudah berkurangnya daya akomodasi untuk
melihat dekat
Miopia
( Rabun Jauh ) Adalah : sinar sejajar yang datang dari jarak tak
terhingga oleh mata dalam keadaan istirahat dibiaskan didepan retina.

Macam miopia menurut penyebabnya :


- Miopia aksialis
- Miopia kurvatura
Karakteristik Miopia
-Menggosok gosok mata dan menyempitkan celah mata
untuk mengurangi aberasi kromatis dan sferis
-Bola mata menonjol, COA dalam, pupil lebar, iris
tremulans. Badan kaca keruh / vitreus floaters, Fundus
tigroid di polus posterior, Atropi koroid  myopia cresent

Komplikasi miopia
-ablasi retina
-katarak
-esoptropia

Derajat miopia
-Ringan 1-3 d
-Sedang 3-6 d
-Tinggi >6 d

31
Koreksi miopia dengan memberikan resep kacamata
negatif terendah yang masih jelas

• Memberikan EDUKASI
Astigmat
0 Adalah : kelainan refraksi dimana fokus berkas cahaya
tidak terletak pada satu titik, sebagai akibat pembiasan
yang berbeda– beda lewat satu meridian.
34
Astigmat dibagi atas :
 Astigmat regular : meskipun setiap meridian mempunyai daya
bias tersendiri tapi perbedaan itu teratur
Lima macam astigmat reguler :
a.Astigmat miopikus simpleks
b.Astigmat miopikus kompositus
c.Astigmat hipermetropikus simpleks
d.Astigmat hipermetropikus kompositus
e.Astigmat mikstus

35
 Astigmat ireguler : ada perbedaan yang tidak teratur pada
setiap meridian
Etiologi :
- Kelainan kornea 90%  sikatrik kornea, operasi
(terbanyak)
- Kelainan lensa  katarak insipien, imatur

37
Presbiop
0 Adalah : berkurangnya daya akomodasi (kemampuan lensa
mencembung berkurang)
 keadaan fisiologis normal
0 Keluhan :
• Kabur waktu membaca dekat
• Mata cepat lelah berair

38
0 Pada presbiop diberikan lensa positif yang ditambahkan pada
ukuran jauhnya, biasanya :

+ 1 D untuk usia 40 tahun


+ 1,5 D untuk usia 45 tahun
+ 2 D untuk usia 50 tahun
+ 2,5 D untuk usia 55 tahun
+ 3 D untuk usia 60 tahun
0 Oleh karena jarak baca biasanya 33 cm maka adisi + 3 D
adalah lensa positif terkuat yang diberikan
0 Koreksi dahulu penglihatan jauh sampai maksimal baru
kemudian ditambahkan presbiopnya.

39
0 Anisometropia
0 Aniseikonia
0 Afakia
PEMERIKSAAN REFRAKSI
0 Pameriksaan mata dilakukan dengan memeriksa mata satu
persatu, untuk membedakan penurunan visus akibat kelainan
organik, pakai pin hole disc
0 Cara :
1. Anamnesa : kabur jauh atau dekat
2. Pemeriksaan mata sepintas apakah ada
kelainan patologis lain
3. Periksa tajam penglihatan

41
0 Frame

42
Lensa Plus

Lensa Minus

Okluder /
Penutup

43
Pemeriksaan refraksi subjektif
I. Cara coba-coba ( trial and error )
II. Cara pengabutan ( fogging )
Untuk mencegah akomodasi, fokus dengan sengaja
dimajukan ke depan retina dengan memasang lensa +
(misalnya + 4 D )  pasien mengatakan kabur  kurangi
sedikit-sedikit sampai menjadi tegas

44
Pemeriksaan refraksi objektif
Dengan memakai alat-alat tertentu seperti:
1. Retinoskop cermin ( yang berlubang kecil ditengah)
2. Retinoskop streak ( sumber cahaya berbentuk garis )
3. Retinoskop spot ( sumber cahaya berbentuk spot
atau bulat)

45
CARA :
 Mengamati gerakan bayangan cahaya
yang tampak dalam pupil yang terpantul
dari retina
 Pasien disuruh menatap jauh (untuk
mengurangi akomodasi)
 Mata kiri diperiksa dengan mata kiri, mata
kanan dengan mata kanan
 Jarak pemeriksa ½ m, dipakai sinar sejajar
atau sedikit divergen

46
47
 Bila sinar yang terpantul dari mata yang tampak di pupil
bergerak searah dengan arah retinoskop  + lensa plus
 sampai tampak diam
 Sebaliknya bila terbalik,
tambah lensa (-) sampai
diam.

48
0 Penanggulangan kelainan refraksi
1. Kaca mata
2. Lensa kontak
Kegunaan lensa kontak :
a. Untuk mengurangi efek optis dari
lensa biasa yg ukurannya tebal
b. Pada anisometrop  perbedaan
refraksi yg besar pd kedua mata
c. Untuk koreksi astigmat irregular

49
d. Alasan kosmetik
e. Untuk mempercepat pemulihan atau
mengurangi keluhan pd penyakit kornea

Macam-macam lensa kontak


1. Lensa kontak keras (hard contact lens)
2. Rigid gas permeable (RGP)
3. Lensa kontak lunak (soft contact lens)

50
Kontra indikasi lensa kontak :
1. Ditempat yg banyak debu
2. Ada infeksi mata luar
3. Olah raga renang
3. Operasi
0 pada kornea :
0 keratotomi radial

0 Photo Refractive Keratoplasty

0 Lasik

0 pada lensa:
0 Lesa intra okuler

51
TERIMA KASIH

52

Anda mungkin juga menyukai