Anda di halaman 1dari 34

PTERIGIUM

IDENTITAS PASIEN
• Nama : Tn. R
• Umur : 57 tahun
• Jenis kelamin : laki - laki
• Pekerjaan : dosen/pelatih
• Agama : Islam
• Alamat : Gamping
• No RM : ---421
• Tanggal pemeriksaan : 16 November 2017

2
ANAMNESIS

Keluhan Utama: Mata kanan merah dan berair


Seorang pasien laki laki datang ke poli mata RSUD Kota
Yogyakarta dengan keluhan mata kanan merah dan berair.
Keluhan dirasakan sejak 6 bulan yang lalu namun memberat
dan mulai terasa mengganggu 3 hari ini. Pasien mengaku
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG sebelumnya sudah pernah berobat ke RS. DR.YAP 6 bulan
yang lalu terkait gejala yang sama dan telah mengetahui
bahwa pasien didagnosis pterigium dan telah disarankan
untuk operasi. Namun hingga saat ini pasien mengaku masih
belum sempat untuk melakukan operasi karena kesibukannya
sehingga selama 6 bulan tidak mendapat tindakan apapun.
Pasien tidak merasakan gejala lain termasuk penglihatan
yang menurun ataupun membayang.
3
ANAMNESIS

0 RIWAYAT PENYAKIT DAHULU


▫ Riwayat hipertensi (-)
▫ Riwayat sakit DM (-)
▫ Riwayat trauma pada mata (-)

0 RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA


Keluhan serupa seperti pasien (-)

0 RIWAYAT PERSONAL SOSIAL


pasien adalah seorang dosen serta pelatih pada bidang olahraga di salah
satu universitas di yogyakarta yang dulu kesehariannya sering beraktivitas
diluar dan terpapar sinar matahari langsung.
4
PEMERIKSAAN VITAL SIGN

TEKANAN DARAH 120/80 mmHg

NADI 90x/ menit

RESPIRASI 20x/menit

SUHU 36.5 oC
PEMERIKSAAN STATUS OPHTALMIK
Occuli Dekstra Pemeriksaan Occuli Sinistra

6/15 Visus 6/12


Tidak dilakukan Pinhole Tidak dilakukan

Tidak dilakukan Refraksi Tidak dilakukan

Tidak dilakukan Koreksi Tidak dilakukan

Tidak dilakukan Proyeksi Sinar Tidak dilakukan


Tidak dilakukan Proyeksi Warna Tidak dilakukan
PEMERIKSAAN STATUS OPHTALMIK
Occuli Dekstra Pemeriksaan Occuli Sinistra

Ptosis (-), Oedema (-), hiperemis (- Palpebra dan Ptosis (-), Oedema (-), hiperemis (-),
), Trikiasis (-), distrikiasis (-) bulu mata Trikiasis (+), distrikiasis (-)
Hiperemis (-),papil (-), Litiasis (-) Hiperemis (-), papil (-), Litiasis (-)
Injeksi Silier (-), Injeksi Konjungtiva Injeksi Silier (-), Injeksi Konjungtiva (-),
(-), jaringan fibrovaskular bentuk Konjungtiva jaringan fibrovaskular bentuk segitiga
segitiga >2mm dalam kornea (+), belum masuk kornea (+), benda asing
benda asing (-) (-)
Jernih (+), oedema (-), benda asing
Kornea jernih (+), oedema (-) benda asing (-)
(-) jaringan fibrovaskular (+)
dalam, jernih COA dalam, jernih
Warna cokelat gelap, sinekia (-) Iris Warna cokelat gelap, sinekia (-),
Bulat, isokor, tepi reguler, reflek Bulat, isokor, tepi reguler, reflek cahaya
Pupil
cahaya (+) (+)
PEMERIKSAAN STATUS OPHTALMIK
Occuli Dextra Pemeriksaan Occuli Sinistra

Jernih (+) Lensa Jernih (+)

Tidak dilakukan Funduskopi Tidak dilakukan

N (dengan palpasi) TIO N (dengan palpasi)

Tidak dilakukan Konfrontasi Tidak dilakukan


DOKUMENTASI

9
PTERIGIUM
DIAGNOSIS TERAPI
OD Pterigium Grade III, • Tetes mata refresh tears
OS pterigium grade I • Tetes mata kortikosteroid (untuk
terapi jangka pendek jika keluhan
iritasi sangat berat
• Rujuk untuk Ekstirpasi pada mata
kanan

EDUKASI DIAGNOSIS BANDING


• Menganjurkan memakai kacamata pelindung • Pseudopterigium
• Hindari paparan sinar matahari secara
• Pinguekula
langsung, udara dan debu
• Jangan mengucek-ngucek mata apabila gatal • Ocular surface squamous neoplasma
• Menggunakan helm bila berkendaraan motor
10
PERMASALAHAN
1. Apa yang dimaksud dengan
pterigium?

2. Sebagai dokter umum, apa yang


harus dilakukan jika menghadapi
pasien seperti kasus ini ?
TINJAUAN PUSTAKA

PTERIGIUM
ANATOMI KONJUNGTIVA

• Konjungtiva Palpebralis: terdiri dari konjungtiva marginal, konjungtiva tarsal dan konjungtiva orbital
• Konjungtiva Forniks: peralihan antara konjungtiva palpebra dan konjungtiva bulbaris.
• Konjungtiva Bulbaris: melekat longgar pada sklera dan melekat lebih erat pada limbus
13
ANATOMI
KONJUNGTIVA

Arteri yang memperdarahi konjungtiva berasal dari tiga sumber yakni arkade arteri
perifer palpebra, arkade arteri marginal kelopak mata, dan arteri ciliaris anterior.

14
HISTOLOGI KONJUNGTIVA
Konjungtiva terdiri dari tiga lapisan yakni:

1. Epitel
• Konjungtiva marginal: 5 lapis epitel
squamos berlapis
• Konjungtiva tarsal: 2 lapis (superfisial: sel
silindris, lapisan dalam: sel- sel datar
• Konjungtiva forniks dan bulbaris :
(superfisial: sel- sel silinder, tengah: sel
polihedral, dalam: sel kuboid)
• Limbus konjungtiva: 5 s/d 6 lapis epitel
squamos berlapis
0 2. Lapisan adenoid (banyak sel limfoid)
0 3. Lapisan fibrosa (mengandung pembuluh
darah dan saraf)

15
PTERIGIUM
Pterigium merupakan suatu pertumbuhan jaringan
fibrovaskular pada konjungtiva dan tumbuh menginfiltrasi
permukaan kornea bersifat degenaratif dan invasif.
Pterigium berbentuk segitiga dengan puncak
menghadap ke sentral kornea dan Pertumbuhan biasanya
terletak pada celah kelopak bagian nasal ataupun
temporal konjugtiva yang meluas kebagian sentral/kornea
EPIDEMIOLOGI
Pterigium tersebar di seluruh dunia, tetapi lebih banyak di
daerah iklim panas dan kering. Prevalensi juga tinggi di daerah
berdebu dan kering. Insiden pterigium cukup tinggi di Indonesia
yang terletak di daerah ekuator, yaitu 22%.
Pria lebih berisiko 2x lipat terkenan pterigium dibanding wanita
dengan prevalensi tertinggi terjadi diatas umur 40 tahun.

17
ETIOLOGI
Hingga saat ini etiologi pasti dari pterigium masih beelum
diketahui dengan pasti dan diduga merupakan suatu neoplasma,
radang, dan generasi, namun beberapa faktor risiko yang terkait
pterigium adalah
• Paparan ultraviolet
• Mikrotrauma kronis pada mata
• Infeksi Mikroba
• Menurunnya fungsi lakrimal
• Konjungtivitis kronis
• Defisiensi vit A
18
GEJALA KLINIS
Gejala klinis pada tahap awal biasanya ringan bahkan sering tanpa keluhan
sama sekali.
Beberapa keluhan yang sering dialami pasien seperti:
 mata sering berair
 riwayat mata merah berulang
merasa seperti ada benda asing
dapat timbul astigmatisme akibat kornea tertarik
pada pterigium lanjut stadium 3 dan 4 dapat menutupi pupil dan aksis visual
sehingga tajam penglihatan menurun.

19
PATOFISIOLOGI PTERIGIUM
PAPARAN SINAR MATAHARI

Regulasi Mengeluarkan
Jaringan
kolagen, substrat untuk
subepitelial
migrasi sel, pertumbuhan
UV-B fibrovaskular
angiogenesis pterigium

Degenarasi Menembus
GEN P53 yang elastoid & kornea
terdapat di stem > Sitokin (TGF-
proliferasi jar. (kerusakan
sel basal di limbus β ,VEGF)
Granulasi membran
fibrovaskular bowman)

20
derajat PTERIGIUM (BERDASARKAN
STADIUM)

DERAJAT 1 DERAJAT 2 DERAJAT 3 DERAJAT 4


0 Ptergium hanya terbatas 0 Ptergium sudah melewati 0 Jika pterigium sudah 0 Jika pertumbuhan
pada limbus kornea limbus kornea tetapi tidak melebihi derajat dua tetapi pterigium sudah melewati
lebih dari 2 mm melewati tidak melebih pinggiran pupil pupil sehingga
kornea mata dalam keadaan cahaya mengganggu penglihatan
normal (diameter pupil 3-4
mm)

21
derajat PTERIGIUM (BERDASARKAN TIPE)
TIPE 1 TIPE 2 TIPE 3
• Pterigium kecil • Disebut juga pterigium • Bentuk paling berat
• Lesi terbatas pada tipe primer advanced • Pterigium primer atau
limbus atau menginvasi atau pterigium rekuren rekuren dengan
kornea pada tepinya tanpa keterlibatan zona keterlibatan zona optic
saja (<2 mm dari optic • Lesi mengenai kornea >
kornea) • Lesi menutupi kornea 4mm dan menganggu
• Stocker’s line s/d 4 mm aksis visual
• Sifatnya asimptomatis • Didapatkan adanya • Jaringan fibrosis
ataupun infalamasi kapiler- kapiler yang subkonjungtiva yang
ringan membesar meluas ke forniks dapat
• Berpengaruh pada tear menganggu
film dan menimbulkan pergelarakan bola mata
astigmatismat dan kebutaan

22
derajat PTERIGIUM
Berdasarkan terlihatnya Berdasarkan perjalanan
Berdasarkan lesinya pembuluh darah di episklera penyakit

• Membran / fibrosa : lesi • T1 (atrofi): pembuluh • Pterigium progresif : tebal,


tipis dan berwarna pucat, darah episkleral jelas berdaging, dan vaskular dengan
pembuluh darah pada lesi terlihat. beberapa infiltrat di kornea di
<5 • T2 (intermediet): depan kepala pterigium
• Vaskuler : lesi hiperemis pembuluh darah episkleral (disebut cap dari pterigium).
dengan jumlah pembuluh sebagian terlihat. • Pterigium regresif : tipis,atrofi,
darah > 5 • T3 (fleshy,opaque): dengan sangat sedikit
pembuluh darah vaskularisasi. Tidak terdapat
seluruhnya tidak terlihat. kepala pterigium (cap
pterigium). Akhirnya menjadi
bentuk membran, tetapi tidak
pernah hilang.
Resus - pterigium 23
BAGIAN PTERIGIUM
A. Cap: Biasanya datar, terdiri atas zona abu-
abu pada kornea yang kebanyakan terdiri
atas fibroblast, menginvasi dan
menghancurkan lapisan bowman pada
kornea
B. Whitish: Setelah cap, lapisan vaskuler tipis
yang menginvasi kornea
C. Badan: Bagian yang mobile dan lembut,
area yang vesikuler pada konjunctiva bulbi,
area paling ujung

KETERANGAN

24
PENEGAKKAN DIAGNOSIS
A. ANAMNESIS
• Identitas pasien
• riwayat banyak bekerja diluar ruangan pada daerah dengan pajanan sinar matahari yang
tinggi, serta dapat pula ditanyakan riwayat trauma sebelumnya.
• Pada anamnesis didapatkan adanya keluhan penderita seperti mata merah, gatal, mata
sering berair, gangguan penglihatan. Selain itu perlu juga ditanyakan adanya riwayat mata
merah berulang, serta dapat pula ditanyakan riwayat trauma sebelumnya.
B. PEMERIKSAAN FISIK
• Pada inspeksi pterigium terlihat sebagai jaringan fibrovaskular pada permukaan
konjungtiva. Pterigium dapat memberikan gambaran yang vaskular dan tebal tetapi ada
juga pterigium yang avaskular dan flat.
• Pterigium paling sering ditemukan pada konjungtiva nasal dan berekstensi ke kornea
nasal, tetapi dapat pula ditemukan pterigium pada daerah temporal.
• Pemeriksaan tajam penglihatan
PENEGAKKAN DIAGNOSIS
C. Pemeriksaan Penunjang
• Pemeriksaan tambahan yang dapat
dilakukan pada pterigium adalah
topografi kornea untuk menilai seberapa
besar komplikasi berupa astigmatisme
ireguler yang disebabkan oleh pterigium.
Pterigium Pseudopterigium Pinguekulum OSSN
Reaksi tubuh
Iritasi atau kualitas
penyembuhan dari Dispalsia epitel sel
Sebab Proses degeneratif higienitas air yang
luka bakar, GO, squamous
kurang.
DIFFERENTIAL
DIAGNOSIS

difteri,dll.
Tidak dapat
Dapat dimasukkan
Sonde dimasukkan -
dibawahnya -
dibawahnya

Kekambuhan Residif Tidak Tidak Tidak diketahui

Dewasa dan anak-


Usia Dewasa Anak-anak Dewasa
anak
Subkonjunctiva
Bisa terjadi darimana Terbatas pada Di sekitar daerah
Lokasi yang dapat
saja konjuntiva bulbi limbus
mencapai kornea
PSEUDOPTERIGIUM

merupakan perlekatan konjungtiva dengan kornea yang cacat akibat ulkus. Sering
terjadi saat proses penyembuhan dari ulkus kornea, dimana konjungtiva tertarik
dan menutupi kornea. Pseudopterigium dapat ditemukan dimana saja bukan
hanya pada fissura palpebra seperti halnya pada pterigium. Pada
pseudopterigium juga dapat diselipkan sonde di bawahnya sedangkan pada
pterigium tidak.
PINGUEKULUM

Penebalan terbatas pada konjungtiva bulbi, berbentuk nodul yang berwarna


kekuningan pada konjungtiva bulbi di daerah nasal atau temporal limbus. Tampak
seperti penumpukan lemak bisa karena iritasi ataupun karena kualitas air mata
yang kurang baik.
OCULAR SURFACE SQUAMOUS
NEOPLASMA

dysplasia, pre-invasif dan lesi epitel squamous malignan pada konjunctiva dan
kornea. OSSN biasanya tampak seperti lesi conjunctiva yang meninggi yang
terlihat dekat limbus, berwarna putih keabuan dengan karekteristk berkas
dari pembuluh dara pada fissure intrapalpebral.
PENATALAKSANAAN PTERIGIUM
0 Penatalaksanaan Indikasi operasi

• Konservatif • Indikasi Operasi:


• Bedah : • Pterigium yang menjalar ke kornea sampai
lebih 3 mm dari limbus
• Bare sclera • Pterigium mencapai jarak lebih dari
• Simple closure separuh antara limbus dan tepi pupil
• Sliding flap
• Rotational flap • Pterigium yang sering memberikan keluhan
• Conjungtival graft mata merah, berair dan silau karena
astigmatismus
• Kosmetik, terutama untuk penderita
wanita.

31
KOMPETENSI DOKTER UMUM
Kompetensi pterigum untuk dokter umum 3a: Bukan
kasus gawat darurat

PROGNOSIS
Penglihatan dan kosmetik pasien setelah dieksisi adalah
baik.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai