Oleh:
Virnie Marethania
11310389
DEFINISI
Onset migrain muncul pada usia dibawah 30 tahun pada 80% kasus,
migrain jarang terjadi setelah penderita berusia lebih dari 40 tahun
ETIOLOGI
Faktor Ekstrinsik
Faktor Instrinsik
KLASIFIKASI
5. Probable migraine
a. Probable migraine with aura
b. Probable migraine without aura
Penekanan aktivitas sel neuron otak spontan penjalaran gelombang (rangsangan lokal
pada jaringan korteks otak) dengan kecepatan 2-5mm/menit depresi yang meluas
Penyebaran ini diikuti dengan gelombang supresi neuron dengan pola yang sama sehingga
membentuk irama vasodilatasi yang diikuti dengan vasokonstriksi
CSD pada episode aura migrain menstimulasi n. trigeminalis nukleus caudatus
Pada migrain tanpa aura kejadian kecil di neuron juga akan merangsang nukleus
kaudalis
N. Trigeminalis teraktivasi menstimulasi pembuluh darah kranial untuk dilatasi.
Hasilnya senyawa-senyawa kimia seperti: Calcitonin Gen Related Peptide (CGRP) dan
substansi P akan dikeluarkan, terjadilah ekstravasasi plasma vasodilatasi yang lebih
hebat, sehingga terjadilah inflamasi steril neurogenik pada kompleks trigeminovaskular
Sistem Trigemino-vaskular
Semua ini berasal dari ganglion nervus sesisi SP, NKA, dan CGRP yang
menimbulkan pelebaran pembuluh darah arteri otak dan adanya rangsangan oleh
serotonin pada ujung-ujung saraf perivaskular menyebabkan rasa nyeri dan
pelebaran pembuluh darah sesisi
Neurogenic Theory
Reseptor-reseptor serotonin dan noradrenalin Inti-inti saraf di batang otak (rafe dan
lokus seruleus) vasokonstriksi pembuluh darah di dalam otak dan vasodilatasi
pembuluh darah di luar otak, misalnya di pelipis yang melebar dan berdenyut
GAMBARAN KLINIS
Terdapat 4 fase, yaitu:
A. Fase Prodromal
. Psikologis
. Neurologis
. Umum
B. Fase Aura
angsur 5-20 menit, biasanya berlangsung < 60 menit. Gejala aura dari
. Aura Positif
. Aura Negatif
C. Fase Nyeri Kepala
Serangan migrain umumnya berlangsung antara 4-72 jam pada
orang dewasa, sedangkan pada anak-anak berlangsung selama 1-48 jam.
Berdenyut
Unilateral
Lokasi di daerah frontotemporalis dan okular kemudian setelah 1-2
jam menyebar secara difus ke arah posterior
Intensitas nyeri berkisar dari sedang sampai berat
D. Fase Postdromal
Setelah serangan migrain, umumnya penderita
merasa:
Kelelahan, iritabel, konsentrasi terganggu, dan
mengalami perubahan mood.
Beberapa penderita merasa segar atau euforia
Beberapa lainnya merasa depresi dan lemas
KRITERIA DIAGNOSIS
Dua atau
lebih
Serangan nyeri kepala yang terjadi 5 kali atau gambaran
lebih dengan gambaran klinis yang sama selama 4-72 nyeri kepala,
sebagai
jam pada setiap serangan, dan terdapat periode bebas berikut:
1. Pemeriksaan Laboratorium
CT SCAN
2. Pemeriksaan Pencitraan
MRI
Terapi Non-Farmakologi
Serangan akan sangat berkurang jika pada saat serangan
penderita istirahat atau tidur
Terapi perilaku (behaviour)
Terapi relaksasi (biofeedback)
Olahraga secara terarah yang teratur dengan memilih olahraga
yang membawa ketenangan dalam relaksasi (yoga dan senam)
TERAPI FARMAKOLOGI
Analgesia non-spesifik
Asetaminofen (paracetamol), aspirin, dan OAINS (diklofenak,
ketorolac, ketoprofen, indometasin, ibuprofen, naproksen, dan
gol. fenamat) dan kombinasi dengan antiemetik (metoklopramid,
domperidon).
Analgesia spesifik
Ergotamin, dihidroergotamin (DHE), dan golongan triptan.
Terapi Preventif (Pencegahan)
Terapi preventif harus selalu diminum tanpa melihat adanya serangan atau tidak, obat-
obatan yang biasa diberikan adalah:
Beta Blocker
Propanolol 10-20 mg dan dapat ditingkatkan gradual mejadi 240 mg/hari
Atenolol 40-160 mg/hari
Timolol 20-40 mg/hari
Metoprolol 100-200 mg/hari
Calcium Channel Blocker
Verapamil 320-480 mg/hari
Nifedipin 90-360 mg/hari
Anti depressan
Amitriptin 25-125 mg/hari
Anti konvulsan
Asam valproat 250mg 3-4x1
Topiramat
Methysergid
Derivat ergot 2-6 mg/hari untuk beberapa minggu sampai bulan efektif mencegah
migrain
KOMPLIKASI