Anda di halaman 1dari 55

Neurology

Krisno Parammangan, MD

1
1 Seorang perempuan berusia 26 tahun datang dengan keluhan nyeri
kepala sebelah sejak 3 hari yang lalu terasa seperti berdenyut, disertai
mual, muntah dan silau jika melihat lampu. Pemeriksaan status
neurologis dalam batas normal. Diagnosa?
a. Cluster Headache
b. Tension type headache
c. Common migraine
d. Classic migraine
e. Neuralgia trigeminal

2
C. Common migraine
Migraine
Migren adalah suatu istilah yang digunakan untuk nyeri kepala primer.
Nyeri kepala berulang dengan manifestasi serangan selama 4-72
jam. Karakteristik nyeri kepala unilateral, berdenyut, intensitas
sedang atau berat, bertambah berat dengan aktivitas fisik yang
rutin dan diikuti dengan nausea, vomitting dan atau fotofobia dan
fonofobia.

Panduan Pelayanan Kesehatan Neurologi PERDOSSI 2016

3
Diagnosis
• Minimum 5 serangan Pembeda common & classic : AURA
• Unilateral Aura :
• Berdenyut 1. Kilatan cahaya
• Mengganggu aktivitas harian 2. Awan putih
• Semakin berat dengan aktivitas 3. Kunang – kunang
• Mual, muntah 4. Pelangi
• Fotofobi/ fonofobi

4
5
6
7
8
Peningkatan kadar 5-HT menyebabkan vasokonstriksi  menurunkan aliran darah kranial  terjadi
iskemia  aura iskemi selanjutnya akan berkurang dan di ikuti oleh periode vasodilatasi serebral,
neurogenik inflamation dan nyeri

9
10
11
2 Seorang perempuan berusia 34 tahun datang dengan keluhan nyeri
kepala seperti di ikat tidak berdenyut, muntah, fotofobi. Status
generalis dalam batas normal, Pemeriksaan status neurologis tidak di
dapatkan kelainan. Mekanisme penyebab nyeri kepala di atas adalah?
a. Vasodilatasi pembuluh darah ekstra kranial
b. Kerusakan saraf perifer
c. Kerusakan saraf sentral
d. Tumor intrakranial
e. Spasme otot perikranial

12
E. Spasme otot perikranial
Tension Type Headache (TTH)
Tension Headache atau Tension Type Headache (TTH) atau nyeri kepala
tipe tegang adalah bentuk sakit kepala yang paling sering dijumpai
dan sering dihubungkan dengan jangka waktu dan peningkatan stres.
Nyeri kepala memiliki karakteristik bilateral, rasa menekan atau
mengikat dengan intensitas ringan sanpai sedang.

Panduan Pelayanan Kesehatan Neurologi PERDOSSI 2016

13
• 90% dari semua sakit
kepala
• perempuan lbih banyak
3:1
• Spasme otot perikranial
• Gejala :
• Spti ditekan/ diikat
• Tidak berdenyut
• Tidak memburuk dengan
aktivitas
• mual, muntah,
foto/fonofobi (-)

14
15
Terapi

Non Farmakologis Farmakologis

• Regulasi gaya hidup • Akut


• Kurangi stress emosional • Analgetik: ibuprofen 800 mg/ hr,
• Hindari presipitan lingkungan acetaminophen 1000 mg/ hari,
• Terapi fisik aspirin 1000 mg/ hari, diclofenac
50-100 mg/hari
• Panas, Es, Ultrasound, Streching
dll. • Kafein 65 mg
• Muscle relaxant
• Kronis
• Anti-depressant
• Antiansietas
16
3 Seorang pria 38 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan nyeri
kepala sebelah seperti di tusuk jarum sejak pagi hari, tidak berdenyut.
Keluhan ini disertai dengan mata merah berair dan hidung berair.
Tatalaksana yang paling tepat adalah?
a. Ergotamin
b. Triptan
c. Pasang IV line
d. Oksigen 100%
e. Diazepam IV

17
D. Oksigen 100%
Cluster Headache
Nyeri kepala klaster merupakan salah satu jenis nyeri kepala yang
paling hebat dan insidensnya jarang, mempunyai gambaran klinis yang
khas yaitu periodesitas serta gejala otonom, yang membedakan
dengan bentuk nyeri kepala yang lain
Sakit kepala cluster sering terjadi pada malam hari, membangunkan
pasien dari tidur, dan berulang setiap hari pada waktu tertentu
yang sama untuk jangka waktu mingguan hingga bulanan. Setelah itu
akan ada jeda dimana pasien mungkin bebas dari sakit kepala cluster
selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun.
Panduan Pelayanan Kesehatan Neurologi PERDOSSI 2016
18
Hiperlakrimasi
Seperti di bor Rhinorrhea Periorbital
Gejala Wajah
Mata merah
bengkak
Hiperhidrasi Unilateral
19
20
Terapi

Abortif Profilaksis

• O2 100% Simple mask 7 • Prednison 40-75 mg/ hari


lpm 15 min selama 3 hari, tappering of
• Ergotamin 0,5-1,5 I.V. • Verapamil 120-160 mg 3-4
• Sumatriptan 6 mg S.C. /24 x/hari
jam • Indometasin 150 mg/hari
• Lidocaine 1 ml intranasal • Capcaisin intranasal
• Neuroleptik
21
22
23
4 Seorang perempuan berusia 40 tahun datang ke IGD RS dengan
keluhan nyeri kepala yang semakin memberat sejak 3 jam yang lalu.
Pasien mengatakan nyeri kepala seperti di tusuk-tusuk pada wajah
bagian kiri, memberat terutama saat pasien sikat gigi dan minum-
minuman dingin. Apakah kemungkinan diagnosis pada pasien?
a. Neuralgia trigeminal
b. Sindrom Ramsayhunt
c. Migraine
d. Cluster headache
e. Tension type headache

24
A. Neuralgia Trigeminal
• Rasa nyeri tajam di daerah persarafan n.
Trigeminus (N. V), dapat merupakan suatu
kondisi idiopatik maupun simtomatik
• Gejala & tanda
Serangan nyeri paroksismal berlangsung beberapa
detik sampai < 2 min
Nyeri dirasakan sepanjang inervasi satu atau lebih
cabang N. V
Awitan nyeri yg tiba2, berat, tajam seperti di tikam,
panas atau kesetrum & superficial
Alodinia (rangsangan antara lain: menggosok gigi,
makan mengunyah, mencukur, mencuci wajah,
tiupan angin & bicara)
25
Kriteria Diagnosa
1. Serangan nyeri paroksismal yang bertahan selama beberapa detik
sampai 2 menit, mengenai satu atau lebih daerah persarafan
cabang saraf trigeminal
2. Nyeri harus memenuhi satu dari dua kriteria berikut:
a. Intensitas tinggi, tajam, terasa di permukaan, atau seperti ditusuk-tusuk
b. Berawal dari trigger zone atau karena sentuhan pemicu
3. Pola serangan sama terus
4. Defisit neurologis (-)
5. Penyakit terkait lain (-)

26
27
5 Seorang perempuan berusia 35 tahun datang ke IGD RS dengan
keluhan kelemahan anggota gerak sebelah kanan sejak 1 jam yang
lalu setelah KLL. Pasien juga mengeluhan nyeri kepala yang berat
dan mual. Pemeriksaan tanda vital TD 100/60, nadi 115 kali permenit,
RR 24 kali permenit, suhu afebris. Pemeriksaan fisik didapatkan
hematom pada region parietal kiri. Setelah diperiksa kesadaran pasien
menurun, GCS 2-3-5. Dari hasil CT scan didapatkan gambaran
hiperdens berbentuk bulan sabit. Apakah kemungkinan diagnosis
pada pasien?
a. Perdarahan subdural
b. Perdarahan subarachnoid
c. Perdarahan epidural
d. Perdarahan intraserebral
e. Perdarahan intraventrikuler
28
A. Perdarahan Subdural

29
Etiologi
• Setelah trauma kepala hebat, seperti perrdarahan konstitusional yang
mengakibatkan ruptur Bridging vein yang berada dalam ruang
subdural
• Karena pergeseran otak pada akselerasi dan deselarasi menarik dan
memutuskan vena

30
31
32
33
Diagnosis  CT-Scan

AKUT  Hiperdense SUBAKUT  Isodense KRONIK  Hipodense


34
Tatalaksana
• Lakukan primary survey ABC
• Perhatikan antara klinis dan radiologinya
• Persiapan operasi  menurunkan peningkatan TIK
• Mannitol 0,25 g/kgBB atau Furosemide 10 mg IV
• Kasus akut & kronis, gejala progresif  evakuasi hematom
• Tindakan operatif  burr hole craniotomy (komplikasi minimal)/
trepanasi

35
36
6 Seorang pria 40 tahun datang ke UGD karena post KLL 30 menit yang
lalu. Pasiensempat pingsan kemudiaan sadar lagi. Setelah sampai ke
UGD pasien pingsan lagi. Pemeriksaan fisik TD: 120/80 mmHg, Nadi
82x/m, RR 20x/m, suhu 37 C. pemeriksaan CT scan tampak perdarahan
berbentuk bikonveks. Apa diagnosis yang tepat?
a. Perdarahan Subdural
b. Perdarahan Epidural
c. Perdarahan Subarachnoid
d. Perdarahan Intracerebral
e. Commusio cerebri

37
B.Perdarahan Epidural

38
39
6 Seorang pria 57 tahun diantar ke IGD dengan keluhan penurunan
kesadaran setelah kepalanya terbentur pintu, sesaat sebelum pingsan
pasien mengeluhkan nyeri kepala yang tiba-tiba. Pemeriksaan TV: TD
130/90, N 98, R 22, T afebris, status neurologis meningeal sign (+), hasil
CT-Scan pasien sebagai berikut. Apa terapi utama yang tepat?
a. Mannitol
b. Nimodipin
c. Citicolin
d. Piracetam
e. Evakuasi perdarahan

40
B. Nimodipin

41
4 X 60 mg P.O. – 21 hari 42
43
7 Seorang pria berusia 41 tahun datang dengan keluhan mencong pada
mulut sebelah kanan sejak 4 jam yang lalu. Pasien merupakan seorang
Gojek yang sering bekerja sampai dini hari. Dari pemeriksaan fisik
kerutan dahi dan lipatan nasolabialis kiri menghilang, pasien juga tidak
bisa bersiul. Apakah diagnosa pasien tersebut?
a. Stroke iskemik
b. Miastenia gravis
c. Bell’s palsy
d. Neuralgia trigeminal
e. Hemiparesa facial sinistra

44
C. Bell’s palsy
• Paralisis fasialis idiopatik, merupakan penyebab
tersering dari paralisis fasialis (N.VII) Perifer
unilateral
• Acute parese N.VII tipe LMN
• Parese ½ wajah
• Hiperakusis
• Kesemutan pd dagu & mulut
• Epiphora
• Hipoageusia
• Bell’s sign (lagoftalmus)

45
Terapi
• Prednison 2 x 30 mg,
5 hari  tapering off
• Acyclovir 5 x 400 mg,
7 hari
• Vit B1, B6, B12
• Artificial tears
• Fisioterapi

46
8 Seorang pria berusia 34 tahun mengalami penurunan kesadaran
setelah mengalami kecelakaan lalulintas 1 jam yang lalu. Pemeriksaan
tanda vital tekanan darah 100/70, N 90, R 24, T afebris. Pada
pemeriksaan kesadaran di dapatkan E3V3M3. bagaimanakah sikap
tubuh pada pasien ini?
a. Dekortikasi
b. Deserebrasi
c. Melokalisisr nyeri
d. Menghindari nyeri
e. Mengikuti perintah

47
A. Dekortikasi

13-15 Ringan

9-12 Sedang

3-8 Berat

48
49
50
9 Seorang pria berusia 21 tahun datang diantar oleh polisi setelah
kecelakaan lalu lintas, pasien mengeluhkan tidak bisa menggerakkan
kedua kakinya. Pada pemeriksaan fisik di dapatkan quadriplegia, dan
anastesi setinggi C7. Menurut Klasifikasi ASIA grade berapa trauma
medulla spinalis pada pasien?
a. A
b. B
c. C
d. D
e. E

51
Trauma Medulla Spinalis
• Klasifikasi trauma medulla spinalis ditegakkan dalam waktu 72 jam – 7
hari post trauma
• Klasifikasi berdasarkan America Spinal Injury Association (ASIA):

Grade Tipe Gangguan Medulla Spinalis


A Komplit Tidak fungsi motorik & sensorik sampai S4-S5
B Inkomplit Fungsi sensorik masih baik, tapi motorik terganggu S4-S5

Fungsi motorik terganggu di bawah level, tetapi otot-otot motorik


C Inkomplit
utama masih punya kekuatan < 3

Fungsi motorik terganggu dibawah level, tetapi otot-otot motorik


D Inkomplit
utama masih punya kekuatan > 3

E Normal Fungsi motorik dan sensorik


52
Trauma Medulla Spinalis
• Complete spinal cord injury (Grade A)
• Unilevel
• Multilevel
• Incomplete spinal cord injury (Grade B,C,D)
• Cervico medullary syndrome
• Central cord syndrome
• Anterior cord syndrome
• Posterior cord syndrome
• Brown sequard syndrome (hemicord syndrome)
• Conus medullary
• Complete cauda equina injury (Grade A)
• Incomplete cauda equina injury (Grade B,C,D)

53
54
Manejemen
• Tatalaksana di IGD
• Primary Survey
• Analgetik kuat bila perlu (tramadol, morfin)
• Pemberian kortikosteroid
• Diagnosis ditegakkan < 3 jam paska trauma  Metilprednisolone 30 mg/kgBB bolus IV
selama 15 min  45 min kemudian infus Metilprednisolone 5,4 mg/kgBB/ jam selama
23 jam
• Diagnosis ditegakkan 3-8 jam paska trauma  metilprednisolone 30 mg/kgBB bolus IV
selama 15 min  45 min kemudian infus Metilprednisolone 5,4 mg/kgBB/ jam selama
47 jam
• Diagnosis ditegakan > 8 jam paska trauma  tidak dianjurkan pemberian kortikosteroid

55

Anda mungkin juga menyukai