Oleh :
Chrisanty Azzahra Y
Pembimbing:
dr Mathink Tonoov
dr Victoria Cyntia
PENDAHULUAN
Cephalgia merupakan gejala yang paling sering di keluhkan oleh seorang
pasien saat berkunjung ke seorang dokter. Secara garis besar, cephalgia dapat
dibagi menjadi sakit kepala primer dan sekunder. Berdasarkan klasifikasi dari
IHS (International Headache Society) , sakit kepala primer terdiri atas
migraine, tension type headache, cluster headache dan trigeminal-autonomic
cephalgias.
Prof.DR. Mahar Marjono & Prof .DR. Priguna Shidharta. 2008. Neurologi Klinis Dasar, Edisi 12. Dian Rakyat
Migrain kadang sulit di bedakan dengan sakit kepala jenis lain. Migrain adalah
salah satu gangguan yang melumpuhkan di seluruh dunia, Migrain juga
menjadi penyebab utama ketidakhadiran dan penurunan produktivitas di
tempat kerja dan terbukti mengurangi kualitas hidup.
Antonecci et al .A review of current European treatment guidelines for migraine
J Headache Pain (2010) 11:13–19
ANAMNESIS
IDENTITAS PASIEN
Thorax : simetris
Abdomen : dinding Cor : BJ I-II reg, bising (-)
perut // dinding
dada, supel, Pulmo : SDV (+/+),RBH -/-
peristaltik (+) N,
nyeri tekan (-),
massa (-)
Pemeriksaan
motorik
Ekstremitas : akral 555/555
hangat (+/+), CRT < Pemeriksaan
2 detik patologis (-)
DIAGNOSIS
• Cephalgia dd Migrain tanpa aura
Dd
Cluster Headache
11
Terapi
• Inj Lactopain 1 ampul
• Inj Ranitidin 1 ampul
• Inj Ondancentron 4 mg
30 menit kemudian Nyeri berkurang,
namun masih terasa berdenyut. di sisi kiri
kepala. Mual (-) Muntah (-)
Obat pulang :
Ketorolac 2 x10mg
Ranitidin 2x1
Vit B complex 2x1
Kontrol Poli Saraf
TINJAUAN PUSTAKA
ANATOMI
Ekstracranial :Kulit kepala,
otot, tendon, arteri
ekstracranial, sinus
paranasal, rongga hidung,
rongga orbita, nervus
cranialis C2 dan C3
Reseptor peka
nyeri
Intracranial : sinus venosus
(sinus sagitalis), durameter,
a. meningea media,
NV,VII,IX, arteri sirculus
Reseptor tidak willisi
peka nyeri
Tulang kepala, parenkim
otak, plexus choroideus,
ventrikel
Menurut International Headache Society
(IHS) migren adalah nyeri kepala vaskular
berulang dengan serangan nyeri yang
berlangsung 4-72 jam. Nyeri biasanya sesisi
DEFINISI (unilateral), sifatnya berdenyut, intensitas
nyerinya sedang sampai berat, diperberat
oleh aktivitas, dan dapat disertai dengan
mual dan atau muntah, fotofobia, dan
fonofobia.
Perubahan
Genetik hormon pada Stress
wanita
Rangsang Merokok,
Faktor fisik
sensorik alkohol
Dengan Aura
Ada tidaknya
Aura
Tanpa Aura
Migrain
Episodic
Migraine
Waktu
Chronic
Migraine
B. Serangan sakit kepala dalam 4-72 jam terakhir (tidak diobati/tidak berhasil
diobati)
C. Sakit kepala setidaknya memenuhi 2 dari 4 kriteria: lokasi unilateral,
berdenyut, intensitas nyeri sedang/berat, bertambah dengan aktivitas fisik
rutin
D. Selama sakit kepala setidaknya satu dari gejala berikut: mual dan/atau
muntah, fotopobia dan fonopobia
a. Visual (bintik cahaya, garis zigzag, atau penglihatan buram), gangguan sensorik
(kesemutan dan baal), gangguan bicara, dan/atau bahasa, motorik, batang otak, retina
a. Setidaknya dua gejala aura bertambah parah dalam ≥ 5 menit, dan/atau dua atau lebih
gejala terjadi berurutan
b. Setiap individu mengalami gejala aura dalam 5-60 menit terakhir
D. Tidak lebih baik menggunakan kriteria selain ICHD 3 dan TIA telah dikesampingkan
The Power of PowerPoint | thepopp.com 23
Fase Prodormal.
Fase ini dialami 40-60% penderita migren. Gejalanya berupa perubahan mood,
irritable, depresi, atau euphoria, perasaan lemah, letih, lesu, tidur berlebihan,
Gejala ini muncul beberapa jam atau hari sebelum fase nyeri kepala.
Fase Aura.
Fase ini muncul bertahap selama 5-20 menit. Aura ini dapat berupa sensasi visual,
sensorik, motorik, atau kombinasi dari aura-aura tersebut.
Yang khas untuk migren adalah scintillating scotoma (tampak bintik-bintik kecil
yang banyak), gangguan salah satu sisi lapang pandang, persepsi adanya cahaya
berbagai warna yang bergerak pelan (fenomena positif). Kelainan visual lainnya
adalah adanya scotoma (fenomena negatif) yang timbul pada salah satu mata atau
kedua mata. Kedua fenomena ini dapat muncul bersamaan dan berbentuk zig-zag.
Fase Nyeri Kepala
Fase Postdormal
Pasien merasa lelah, irritable, konsentrasi menurun, dan terjadi perubahan mood.
Akan tetapi beberapa orang merasa “segar” atau euphoria setelah terjadi
serangan, sedangkan yang lainnya merasa depresi dan lemas.
MIGRAIN MENURUT WAKTU
Sakit kepala yang terjadi kurang Sakit kepala dalam 15 hari atau
dari 15 hari per bulan lebih per bulan setidaknya dalam
Masuk ke dalam katagori sindrom 3 bulan
“sakit kepala episodic dengan Masuk ke dalam katagori sindrom
durasi lama “ sakit kepala kronik dengan
durasi lama
A. Sakit kepala dalam 15 hari atau lebih per bulan dalam 3 bulan dan
memenuhi kriteria B dan C
B. Pasien setidaknya mendapatkan 5 kali serangan yang memenuhi kriteria B-D
untuk “migraine tanpa aura” dan/atau kriteria B dan C untuk “migraine
dengan aura”
C. ≥8 hari per bulan dalam 3 bulan memenuhi semua dari kriteria berikut:
c. Diyakini oleh pasien menjadi migraine saat onset dan berkurang dengan
triptan atau derivate ergot
D. Tidak lebih baik menggunakan kriteria selain ICHD 3
The Power of PowerPoint | thepopp.com 28
PATOFISIOLOGI
DIAGNOSIS BANDING
TATALAKSANA
migrain berulang yang secara
signifikan mengganggu rutinitas
harian pasien meskipun pengobatan
akut. (mis. dua serangan atau lebih kegagalan, kontraindikasi, atau efek
dalam sebulan yang menghasilkan samping yang menyusahkan dari
kecacatan yang berlangsung selama pengobatan akut; terlalu sering
3 hari atau serangan sakit kepala menggunakan obat akut
yang jarang tetapi menghasilkan
kecacatan yang dalam)