Soal:
Perempuan 19 tahun mahasiswa kedokteran mengeluh nyeri kepala berat berdenyut sejak 2 hari
yang lalu secara tiba-tiba di sisi kepala sebelah kiri. Beberapa saat sebelum nyeri pasien merasakan
melihat cahaya yang berkedip-kedip. Nyeri bertambah hebat bila berada diruangan yang terang &
beraktivitas. Pasien juga tidak mau makan & tidak bisa ikuti kuliah. Pasien sudah minum obat PCT
tapi nyeri tidak membaik. PF & neurologis dalam batas normal. TD 120/80 mmHg, N 88x/menit.
Riwayat trauma (-), gigi berlubang (-), sariawan (-)
BELLS PALSY
Soal:
Pasien 35 tahun saat bangun pagi tiba-tiba wajahnya merot ke kiri, kelopak mata kanan sulit
menutup & air matanya tumpah, kedua alis dan dahinya tampak tidak simetris, pasien kesulitan
berkumur. Lidah sisi kanan tidak bisa membedakan rasa dari makanan. Tidak ada riwayat penyakit
sebelumnya.
DEMENSIA
Soal:
Pasien diantar oleh anaknya ke poli saraf dengan keluhan serupa, sering keluyuran keluar rumah &
tidak tahu jalan pulang. Keluhan dirasakan sejak 6 bulan & dirasakan pasien mulai sering ngompol
sejak 1 bulan terakhir & sering marah-marah. Keluhan dirasa semakin parah. Riwayat stroke & DM (-
), HT (+) tidal terkontrol. TD 150/90.
a) Diagnosis KTE
K: Penurunan kognitif (demensia), wondering, inkontinensia urin, gangguan behaviour
T: Lobus frontalis cortex cerebri
E: Alzheimer
b) Pemeriksaan Penunjang
1. Imaging
a. CT Scan : brain athrophy
b. MRI : Penurunan ukuran hipokampus, amygdala, thallamus
2. Neuro Behavior
a. MMSE demensia < 20
b. CDT (Clock-Drawing Test)
c. MOCA-INA (montreal cognitive assesment Indonesia)
3. Pemeriksaan Lab: darah rutin DR3, OT/PT, VT/CX, PT/APTT
4. Diagnostik pasti: Biopsi PA post mortem : senile plaque & neurofibrilatory rangle
c) Jenis-jenis Demensia / DD
1. Demensia vaskuler
- Riwayat stroke sebelumnya
- Terapi obat stroke + Aspilet
- K: gangguan memori
- T: Lobus Frontalis
- Muncul pada pasien dengan serebrovaskuler. Faktor resiko: penyakit serebrovaskuler
seperti: DM, hipertensi, usia, sumber emboli, perluasan aterosklerosis arteri besar.
- Kriteria diagnosis: dementia, tanda neurologik fokal pada pemeriksaan, onset mendadak,
bertahap, terkait stroke
- Neuroimaging : Multiple infark, lacuna / white matter perubahan yang luas
2. Demensia Parkinson
Demensia subcortex, keterlibatan psikomotor, sindroma eustrapiramidal
3. Demensia Creutzfeldt Jacob
Demensia ec infeksi, progresif cepat, ada tanda piramidal, mioklonus, cerebellar, seperti:
familial sporadis
4. Pick Demensia
d) Terapi:
1. Medikamentosa : ginkogiloba, saneprezil, rivastigmin, memantin
a. Terapi kognitif : dengan aseal kolinesterase : donepezil, rivastigmine, galantamine
2. Non Medikamentosa
a. Stimulasi kognitif Mengisi TTS
b. Bladder Training
c. Transcranial magnetic stimulation (TMS)
e) Prognosis:
Tidak bisa disembuhkan, hanya bisa diperlambat proses perburukannya.
TRAUMA KEPALA
Pasien perempuan 60 tahun tiba-tiba merasa kesemutan separuh tubuhnya sebelah kanan sejak
bangun tidur, beberapa menit kemudian kelemahan lengan & tungkai kanan. Derajat kelemahan
sama berat. Wajah merot ke kiri, sedikit pusing tanpa mual. Pasien datang sore hari. TD 210/110
mmHg. GDS 314. Bicara menjadi pelo. Pasien sadar.
korteks : pasti ada gangguan fungsi luhur, biasanya di bawah lebih lemah dibanding
atas
c) Terapi di puskesmas:
1. Non Medikamentosa
Brain Head Up 30 Penurunan TIK aliran a = duran V
Breath O2 3 lpm
Blood cek darah
Bladder DC
Bowel Jangan banyak batuk & mengejan
Bone imobilisasi
2. Medikamentosa
SNH emboli anti koagulan heparin (parenteral) & warfarin (oral)
Neuro protektan aticolin 250 mg, 500 mg menurunkan
kerusakan jaringan otak
Trombotik anti trombotik RTPase aspilet, streptokinase
dr umum: O2
Infus
Head Up 30
Hemoragik: 500 cc manitol 20% loading diberikan min 6 jam setelah onset lama
pemberian > 20 menit Guideline Stroke (2-10)
Maintanance - gr/kg
- 1 gr/kg op sp dalam 90 menit diberikan minimal 6 jam setelah onset
Lama pemberian > 20 menit Guideline stroke (2-10)
Tappering off skt: diuretik osmotik
Trias Cushing bradikardi, TD meningkat, NFS ireguler
Penurunan TIK furosemid, glieserat, NGT bila muntah, pasang DC, NaCl, menurunkan
nyeri: anti nyeri, headup 30
TETANUS
TUMOR
EPILEPSI
Carpal Tunel Syndrome (CTS)
Soal:
Pasien seorang penjual rujak, sering mengulek rujak, nyeri di pergelangan tangan kanan, enak jika
dikibaskan.
Pemeriksaan Fisik:
Soal:
Pasien nyeri kepala & mengalami kelemahan anggota gerak kanan, sempat tidak sadar 15 menit
yang lalu sadar lagi. Meningeal sign (+), riwayat trauma kepala saat naik motor tanpa helm 2 hari
yang lalu.
a) Diagnosis KTE
K: cephalgia, hemiparese dextra, meningeal sign (+), riwayat trauma, riwayat tidak sadar
T: Epidural space
E: EDH
b) CT Scan:
CT Scan Kepala tanpa kontras
SDH Kronik bulan sabit
c) Penanganan:
1. Non medikamentosa
Head up 30 kemudian O2
2. Medikamentosa
Manitol dose loading (emergency)
1-1,5 gr/kgBB 10-15 : 500 cc NaCl 200 gr manitol
Dose maintanance
0,25-0,5 gr/kgBB /4 jam tappering off
3. Craniotomy burrhole
d) Prognosis:
Dubia ad bonam jika dilakukan burrhole
a) Diagnosis KTE
K: cephalgia, hemiparase dextra, meningeal sign (+), riwayat trauma kepala (+), riwayat tidak
sadar (+)
T: subarachnoid space
E: Trauma kepala dd SAH, SDH
b) Penyebab terbanyak:
Ruptur aneurisma:
1. A. Communicans anterior
2. Cabang a. cerebri media
3. Dinding lateral a. carotis
4. Bassilar tip
5. A. Basilaris
AVM pada pasien dengan konsumsi obat antikoagulan
Penyebab perdarahan:
1. Anatomi: dinding vaskular AVM, aneurisma
2. Hemodinamik: aliran darah hipertensi, anemia
Hemostatik: isi PT, APTT, trombositopeni, anemia aplastik
c) Pemeriksaan Penunjang:
Gold Standard: Lumbal Pungsi test 3 tabung / sentrifuge
3 tabung semua sama warna SAH eritrosit lisis
1. CT Scan: gambaran hiperdens sesuai gyrus
non traumatik : meningoencephalon sesuai tempat vaskuler
cabang a. basilaris
traumatik : difus
2. Angiografi cerebral
3. EKG
d)