Disusun Oleh:
Periode 7 Agustus 17 September 2017
Itsna Ulin Nuha G99152035 Darma Aulia Hanafi G99152037
Rahmi Syuadzah G99152042 Denata Sienviolincia G99152025
Agil Noviar Alvirosa G99152034 Ema Novalia D K S G99152028
I Wayan R A G99162076 Aulia Ulfah M D G99162085
Mega Hasenda G99162079 Arum Cahyaning P G99162081
Michael Asby W G99152045 Wahyu Septianingtyas G99152041
Putri Nur K G99152031 Arini Hidayati G99152036
Lely Amedia R G99152026 Chelsea P G99162074
Yosa Angga O G99162082 Natasha Ninda P G99162078
Hega Fitri N G99162086
Mengetahui,
Pembimbing Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten
Karanganyar
KATA PENGANTAR
2
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
nikmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Kegiatan
dan Materi Kepaniteraan Klinik Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat dan
Kedokteran Pencegahan di Dinas Kesehatan Kabupaten Karanganyar. Laporan ini
disusun untuk memenuhi persyaratan dalam menempuh kepaniteraan klinik di
bagian IKM-KP Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada semua pihak yang telah membantu kegiatan ini, terutama kepada:
1. dr. Cucuk Heru Kusumo, M.Kes selaku Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten
Karanganyar.
2. Sunarto, S.KM, M.Gizi selaku pembimbing dokter muda di Dinas Kesehatan
Kabupaten Karanganyar.
3. Kepala bidang dan seksi yang ada di Dinas Kesehatan Kabupaten
Karanganyar yang telah memberikan bimbingan.
4. Seluruh staf yang bertugas di Dinas Kesehatan Kabupaten Karanganyar
beserta jajarannya.
Penulis berharap laporan ini dapat bermanfaat bagi ilmu pengetahuan dan
semua pihak yang berkepentingan. Saran, koreksi dan tanggapan dari semua pihak
sangat diharapkan.
DAFTAR ISI
3
HALAMAN JUDUL...........................................................................................1
LEMBAR PENGESAHAN................................................................................2
KATA PENGANTAR..........................................................................................3
DAFTAR ISI.......................................................................................................4
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................5
A. Latar Belakang ..............................................................................5
B. Tujuan ...........................................................................................6
C. Manfaat ..........................................................................................6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................7
A. Profil Kabupaten Karanganyar......................................................7
B. Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Karanganyar..........................11
C. Situasi Derajat Kesehatan..............................................................11
D. Situasi Upaya Kesehatan................................................................35
E. Situasi Sumber Daya Kesehatan....................................................48
BAB III HASIL................................................................................................51
BAB IV PENUTUP..........................................................................................57
A. Kesimpulan....................................................................................57
B. Saran .............................................................................................58
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................59
LAMPIRAN........................................................................................................
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 28H dan UU No 36 Tahun 2009
tentang Kesehatan, secara tegas menyatakan bahwa setiap orang berhak
mendapatkan pelayanan kesehatan. Karena itu, setiap individu, keluarga dan
masyarakat Indonesia berhak memperoleh perlindungan terhadap
kesehatannya. Negara bertanggung jawab mengatur agar terpenuhinya hak
hidup sehat bagi setiap penduduknya tidak terkecuali masyarakat miskin dan
tidak mampu.
Untuk mewujudkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya sesuai
Rencana Strategis Kabupaten Karanganyar Tahun 2014-2018, maka
pembangunan kesehatan dilaksanakan dengan cara: 1) Meningkatkan
pelayanan kesehatan yang bermutu dan berkeadilan. 2) Mewujudkan sumber
daya manusia yang berdaya saing. 3) Mewujudkan peran serta masyarakat dan
pemangku kepentingan dalam pembangunan kesehatan. 4)Melaksanakan
pelayanan administrasi internal dan pelayanan publik yang bermutu.
Pelaksanaan pelayanan publik yang bermutu diantaranya adalah
pelayanan informasi yang meliputi pelayanan kehumasan dan informasi
publik. Dalam rangka meningkatkan pelayanan informasi publik di bidang
kesehatan, dibutuhkan adanya manajemen dan pengelolaan data dan informasi
kesehatan yang baik, akurat, lengkap dan tepat waktu. Peran data dan
informasi kesehatan menjadi sangat penting dan semakin dibutuhkan dalam
manajemen kesehatan oleh berbagai pihak. Masyarakat semakin peduli dengan
situasi kesehatan dan hasil pembangunan kesehatan yang telah dilakukan oleh
pemerintah, terutama terhadap masalah-masalah kesehatan yang berhubungan
langsung dengan kesehatan mereeka.
Dalam hal ini, Dinas Kesehatan memiliki peran yang cukup besar
dalam merencanakan program-program kesehatan tersebut, sesuai dengan
Peraturan Daerah Kabupaten Karanganyar Nomor 2 Tahun 2009 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Karanganyar yang
menyatakan bahwa perumusan kebijakan teknis penyelenggaraan
5
pemerintahan daerah di bidang kesehatan meliputi promosi dan kesehatan
institusi, pelayanan kesehatan, bina kesehatan keluarga, pengendalian penyakit
dan penyehatan lingkungan serta kesekretariatan.
B. Tujuan
Dokter muda dapat mengetahui:
1. Perencanaan dan pelaksanaan, monitoring dan evaluasi upaya pencegahan
dalam berbagai tingkat pelayanan: manajemen serta pengorganisasian
program kesehatan yang ada di Dinas Kesehatan Kabupaten Karanganyar.
2. Penilaian terhadap risiko masalah kesehatan: profil kesehatan masyarakat
di wilayah kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Karanganyar.
3. Rencana program untuk meningkatkan kesehatan masyarakat
4. Perencanaan, pengelolaan, monitoring dan evaluasi asuransi pelayanan
kesehatan, misalnya BPJS
5. Mekanisme pencatatan dan pelaporan di Dinas Kesehatan Kabupaten
Karanganyar.
C. Manfaat
Kegiatan kepaniteraan klinik bagian IKM-KP di Dinas Kesehatan
Kabupaten Karanganyar memberikan dokter muda gambaran kesehatan yang
menyeluruh di wilayah kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Karanganyar.
Kegiatan ini diharapakan dapat menunjang kegiatan dokter muda selama
kepaniteraan di Puskesmas selanjutnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
6
meter diatas permukaan laut, beriklim tropis dengan temperatur 22310C.
Karanganyar berbatasan dengan
Kabupaten Sragen (utara)
Jawa Timur (timur)
Sukoharjo dan Wonogiri (selatan)
Surakarta dan Boyolali (barat).
7
1 Jatipuro 40,36 35.232
2 Jatiyoso 67,16 40.121
3 Jumapolo 55,67 43.601
4 Jumantono 53,55 48.022
5 Matesih 26,27 44.684
6 Tawangmangu 70,03 46.721
7 Ngargoyoso 65,34 34.646
8 Karangpandan 34,11 42.435
9 Karanganyar 43,03 81.154
10 Tasikmadu 27,60 60.401
11 Jaten I 25,55 77.291
12 Colomadu 15,64 61.622
13 Gondangrejo 56,80 70.813
14 Kebakkramat 36,46 60.574
15 Mojogedang 53,31 64.941
16 Kerjo 46,82 36.168
17 Jenawi 56,08 26.071
JUMLAH 773,8 874.497
Dari kedua tabel diatas dapat dilihat bahwa kelompok usia dengan
persentase terbesar adalah kelompok usia produktif yang menggambarkan
aset sumber daya manusia yang sangat potensial yaitu antara usia 15-64
tahun, dimana pada tahun 2016 sebanyak 70.12 % dari seluruh jumlah
penduduk.
4. Keadaan Sosial Ekonomi
a. Alokasi Anggaran Bidang Kesehatan
Sesuai kesepakatan para kepala daerah diharapkan anggaran
kesehatan memperoleh 15% dari APBD dan menurut UU nomor 36
Tahun 2009 tentang Kesehatan dinyatakan bahwa anggaran kesehatan
pemerintah dialokasikan minimal 10% APBD diluar gaji. Namun,
belum banyak daerah yang dapat memenuhi angka tersebut.
Di Kabupaten Karanganyar, alokasi anggaran bidang kesehatan
pada tahun 2016 dapat dibandingan sebagai berikut:
Tabel 4 Alokasi Anggaran Biaya Kesehatan Kabupaten Karanganyar
Tahun 2015
9
Sumber Pemerintah Lain -
Total Anggaran Kesehatan 151.099.867.900
10
Dalam menilai derajat kesehatan masyarakat, terdapat beberapa indikator
yang dapat digunakan. Indikator-indikator tersebut pada umumnya tercermin
dalam kondisi angka kematian, angka kesakitan dan status gizi. Derajat kesehatan
masyarakat digambarkan melalui Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian
Balita (AKABA), Angka Kematian Ibu (AKI), Angka morbiditas beberapa
penyakit, dan status gizi.
Derajat kesehatan masyarakat juga dipengaruhi oleh banyak faktor yang
tidak hanya berasal dari faktor kesehatan seperti pelayanan kesehatan dan
ketersediaan sarana dan prasarana kesehatan, melainkan juga dipengaruhi faktor
ekonomi, pendidikan, lingkungan sosial, keturunan dan faktor lainnya.
A. Angka Kesakitan
Angka kesakitan penduduk diperoleh dari data yang berasal dari
masyarakat (community based data) yang diperoleh melalui studi
morbiditas, dan hasil pengumpulan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten
Karanganyar serta dari sarana pelayanan kesehatan (facility based data)
yang diperoleh melalui sistem pencatatan dan pelaporan.
1. Penyakit Menular
Berdasarkan tabel profil, data angka kesakitan berbagai penyakit
sebagai berikut:
a. Penyakit Bersumber Binatang
1) Pengendalian penyakit malaria (P2 Malaria)
Tabel jumlah kasus klinis malaria di kabupaten Karanganyar
Tahun 2011-2016
No Tahun Jumlah Kasus Klinis
1. 2011 9
2. 2012 7
3. 2013 11
4. 2014 11
5. 2015 14
6. 2016 6
Dari 6 kasus tahun 2016 tersebut, persebarannya terjadi di
Puskesmas Jaten I, Jaten II dan Puskesmas Kerjo masing-
masing sebanyak 1 kasus, sedangkan di Puskesmas
Mojogedang II sebanyak 3 kasus.
11
Persebaran kasus malaria pada tahun 2016 di Kabupaten
Karanganyar dapat dilihat dari gambar di bawah ini:
12
Kasus DBD di Kecamatan Matesih, Kecamatan Kerjo dan
Kecamatan Jenawi sebanyak 1 kasus. Berikut ini grafik
persebaran kasus DBD di Kabupaten Karanganyar yang
ditangani pada tahun 2016.
Grafik: Persebaran Kasus DBD yang Ditangani di Kab. Karanganyar
Tahun 2016
13
grafik jumlah kematian akibat kasus DBD di Kabupaten
Karanganyar pada Tahun 2011-2016.
14
Grafik : Perkembangan Penemuan Kasus Baru Filariasis di
Kabupaten Karanganyar Tahu 2010-2015
15
memakan waktu lebih dari 5 tahun. Penatalaksanaan kasus
yang buruk dapat menyebabkan kusta menjadi progresif,
menyebabkan kerusakan permanen pada kulit, saraf, anggota
gerak dan mata.Sehingga penyakit kusta dapat menurunkan
kualitas hidup penderitanya jika tidak ditemukan dan diobati
secara dini.
Pada tahun 2016 tidak ditemukan penderita baru kusta PB
dan ditemukan penderita baru kusta MB, sedang tahun 2015
ditemukan 1 penderita baru kusta PB dan 8 penderita MB,
tahun 2014 tidak ditemukan penderita baru kusta PB tetapi
ditemukan 12 penderita MB. Tahun 2013 ditemukan 1
penderita baru kusta PB dan 10 penderita MB, tahun 2012
ditemukan 2 penderita baru kusta PB dan 17 penderita kusta
MB, serta tahun 2011 ditemukan 1 penderita baru kusta PB dan
10 penderita baru kusta MB. Berikut ini perkembangan jumlah
penderita baru kusta PB dan MB kabupaten karanganyar tahun
2011-2016.
16
Berikut ini peta persebaran penemuan penderita baru kusta
PB dan MB di Kabupaten Karanganyar per wilayah puskesmas
tahun 2016.
17
4) Pengendalian penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (P2
ISPA)
Jumlah kasus pneumonia balita yang ditemukan dan
ditangani pada tahun 2016 sebanyak 911 kasus (39,15% dari
perkiraan target), secara prosentase naik dibandingkan tahun
2015 sebanyak 881 kasus (10,22% dari perkiraan target), tahun
2014 sebanyak 726 kasus (17,16% dari perkiraa target), tahun
2013 sebanyak 647 kasus (10% dari target yang diperkirakan),
tahun 2011 sebanyak 863 kasus (9,7% dari target). Perhitungan
target perkiraan penderita pneumonia balita adalah 3,6% dari
jumlah balita yang ada. Penemuan kasus pneumonia balita
adalah jumlah kasus yang ditemukan di wilayah kerja
puskesmas termasuk rumah sakit. Persebaran penemuan
pneumonia yang ditemukan dan ditangani di Kabupaten
Karanganyar tahun 2016 dapat dilihat dari grafik di bawah ini:
Grafik : Jumlah perkiraan kasus pneumonia dan jumlah penderita
yang ditemukan dan ditangani kabupaten Karanganyar tahun 2016
18
Puskesmas Mojogedang sebanyak 190 kasus sedangkan
wilayah Puskesmas yang paling sedikit penderita ditemukan
dan ditangani di wilayah Puskesmas Tawangmangu sebanyak 3
kasus.
5) Pengendalian Penyakit HIV/AIDS (P2 HIV/AIDS)
AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndome) pada tahun
2016 di Kabupaten Karanganyar ditemukan sebanyak 48 orang
mengidap HIV, naik dibanding tahun 2015 ditemukan sebanyak
44 mengidap HIV, tahun 2014 sebanyak 44 orang mengidap
HIV, tahun 2013 sebanyak 34 orang pengidap HIV, tahun 2012
ditemukan 8 orang pengidap HIV, dan tahun 2011 sebanyak 7
orang. Sedangkan penderita positif AIDS di tahun 2016
sebanyak 52 penderita AIDS, turun dibanding tahun 2015
sebanyak 55 orang, tahun 2014 sebanyak 24 orang, tahun 2013
sebanyak 8 orang, tahun 2012 sebanyak 27 orang, dan tahun
2011 sejumlah 14 orang. Pada tahun 201 ditemukan 17
kematian akibat HIV/AIDS, naik dibanding tahun 2015
ditemukan 9 kematian, tahun 2014 sebanyak 15 orang, tahun
2013 sebanyak 7 orang, taun 2012 sebanyak orang dan tahun
2011 sebanyak 4 orang. Sehingga sampai dengan akhir tahun
201 ini kasus HIV/AIDS di Karanganyar sebanyak 446 kasus
dan yang meninggal sebanyak 97 orang.
19
pencegahan terhadap kelompok berisiko perlu sekali untuk
dikenali identifikasinya. Berdasarkan hasil Riskesdas tahun
2010 tentang pengetahuan HIV/AIDS pada kelompok usia >15
tahun, hanya 56,1% dari sampel penduduk Jawa Tengah yang
pernah mendengar tentang HIV/AIDS, sedangkan hanya 5,4%
dari total sampel yang diambil yang mengetahui adanya tes
HIV secara sukarela yang didahului konseling/VCT.
Sedangkan untuk donor darah yang didonorkan melalui
PMI sebanyak 6.609 sampel darah, dari hasil screening
HIV/AIDS ditemukan 2 pendonor yang sampel darah positif
HIV/AIDS (sumber dari PMI cabang Karanganyar).
20
f) Pemeriksaan klinis dilakukan oleh Dokter spesialis anak
atau syaraf untuk menentukan apakah masih ada
kelumpuhan atau tidak.
Pada tahun 201 ditemukan 7 kasus AFP untuk anak <15 tahun,
naik dibanding tahun 2015 ditemukan 4 kasus AFP untuk anak
<15 tahun, tahun 2014 yaitu 4 kasus AFP yang ditemukan,
tahun 2013 ditemukan 5 kasus, tahun 2012 tidak ditemukan
kasus baru AFP, dan tahun 2011 dimana ditemukan 10 kasus
AFP. Kasus AFP pada tahun 2016 tersebar di 5 wilayah
Puskesmas di Kabupaten Karanganyar yaitu Puskesmas
Jumapolo (2 kasus), Puskesmas Jumantono (1 kasus),
Puskesmas Jaten I (1 kasus), Puskesmas Gondangrejo (1
kasus), dan Puskesmas Kerjo (2 kasus).
Perkembangan penemuan kasus baru AFP di Karanganyar
tahun 2011-2016 dapat dilihat dari grafik berikut:
Grafik : perkembangan penemuan kasus baru AFP di Kab.
Karanganyar tahun 2011-2016
21
kesehatan, sekaligus tantangan yang harus dihadapi dalam
pembangunan bidang kesehatan di Indonesia.
Peningkatan PTM berdampak negatif pada ekonomi dan
produktifitas bangsa. Pengobatan PTM seringkali memakan waktu
lama dan memerlukan biaya besar. Beberapa jenis PTM merupakan
penyakit kronik dan/atau katastropik yang dapat menggangu ekonomi
penderita dan keluarganya. Selain itu, salah satu dampak PTM adalah
terjadinya kecacatan termasuk kecacatan permanen. Secara global,
regional, dan nasional pada tahun 2030 diproyeksikan terjadi transisi
epidemiologi dari penyakit menular menjadi penyakit tidak menular.
Berbagai faktor risiko PTM antara lain yaitu merokok dan
keterpaparan terhadap asap rokok, minum minuman beralkohol,
diet/pola makan, gaya hidup yang tidak sehat, kegemukan, obat-
obatan, dan riwayat keluarga (keturunan). Prinsip upaya pencegahan
tetap lebih baik daru pengobatan.Upaya pencegahan penyakit tidak
menular lebih ditujukan kepada faktor risiko yang telah diidentifikasi.
Di kabupaten Karanganyar telah menerbitkan Surat Edaran Bupati
Nomor : 440/8091.13 tanggal 4 Oktober Tahun 2016 tentang Gerakan
Larangan Merokok di Hari Senin. Upaya pengendalian PTM tidak
akan berhasil tanpa dukungan dari seluruh jajaran lintas sektor, baik
pemerintah, swasta, organisasi profesi, organisasi kemasyarakatan.
Dibawah ini adalah diagram yang menunjukkan kasus penyakit tidak
menular tahun 2011 sampai dengan 2016 di kabupaten karanganyar.
22
Dari diagram diatas, penyakit tidak menular yang pada tahun
2016 terlihat banyak mengalami penurunan dibanding tahun-
tahun sebelumnya. Data penyakit tidak menular (PTM) tahun
2016 yang naik dibanding tahun 2015 adalah PPOK.
Sedangkan PTM yang lain mengalami penurunan.
23
Kasus Mati Kejadian
1 Malangjiwan Colomadu 6 0 7 Februari
2016
2 Kebak Kebakkramat 3 1 3 Juni 2016
TOTAL 9 1
Bila diperhatikan data sejak tahun 2011 hingga tahun 2016, terjadi KLB penyakit
DBD dan chikungunya. Untuk itu kita perlu waspada terhadap kedua penyakit
tersebut diatas yang berpotensi KLB di wilayah Kabupaten Karanganyar.
Dari KLB pada tahun 2016 angka attack rate sebesar 0,36 turun dibanding tahun
2015 sebesar 1,78 sedang tahun 2014 sebesar 0,20, tahun 2013 sebesar 0,26, tahun
2012 sebesar 0,35, dan tahun 2011 sebesar 0,29.
Sedangkan angka CFR tahun 2016 sebesar 1,0 turun dibanding tahun 2015
sebesar 2,76 sedang tahun 2014 sebesar 0,67, tahun 2013 sebesar 1,5 tahun 2012
sebesar 2,63, dan tahun 2011 sebesar 0,23.
Grafik :attack rate dan CFR KLB di Kabupaten Karanganyar Tahun 2011 s.d
tahun 2016
25
B. Angka Kematian
Dalam menilai derajat kesehatan masyarakat, terdapat beberapa
indikator yang dapat digunakan. Indikator-indikator tersebut pada
umumnya tercermin dalam kondisi angka kematian, angka kesakitan dan
status gizi. Derajat kesehatan masyarakat digambarkan melalui Angka
Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian
Balita (AKABA), angka morbiditas beberapa penyakit dan status gizi.
Derajat kesehatan masyarakat juga dipengaruhi oleh banyak faktor
yang tidak hanya berasal dari sektor kesehatan seperti pelayanan kesehatan
dan ketersediaan sarana dan prasarana kesehatan, melainkan juga
dipengaruhi faktor ekonomi, pendidikan, lingkungan sosial, keturunan,
dan faktor lainnya.
1. Angka Kematian Ibu (AKI)
Angka kematian ibu adalah jumlah ibu yang meninggal
karena hamil, bersalin dan nifas di suatu wilayah tertentu per 100.000
kelahiran hidup dalam kurun waktu satu tahun. Angka kematian ibu
maternal dapat menggambarkan status gizi dan kesehatan ibu, kondisi
kesehatan lingkungan dan tingkat pelayanan kesehatan terutama ibu
hamil, ibu melahirkan dan ibu nifas. Dari tabel di bawah dapat
diketahui angka kematian ibu melahirkan di karanganyar tahun 2016
sebesar 79,0/100.000KH, turun dibanding tahun 2015 sebesar
123,3/100.000KH, tahun 2014 sebesar 138,5/100.000KH, sedangkan
tahun 2013 sebesar 68,3/100.000KH, tahun 2012 sebesar
127,1/100.000KH dan tahun 2011 sebesar 99,1/100.000KH.
26
Grafik: angka kematian ibu (AKI) dan jumlah kematian ibu di
kabupaten Karanganyar tahun 2011-2016
27
program KIA dan KB, serta kondisi lingkungan dan soal ekonomi.
Angka kematian bayi di kabupaten Karanganyar tahun 2016 sebesar
14,2/1000KH, naik dibandingkan tahun 2015 sebesar 12,8/1000KH,
tahun 2014 sebesar 10,5/1000KH, sedang tahun 2013 sebesar
9,9/1000KH, tahun 2012 sebesar 10,1/1000 KH, dan tahun 2011
sebesar 9,23/1000KH. Berikut grafik perkembangan angka kematian
bayi (AKB) kabupaten karangannyar tahun 2011-2016:
Grafik : angka kematian bayi (AKB) dan jumlah kematian bayi di Kab.
Karanganyar tahun 2011-2016
28
3. Angka Kematian Balita (AKABA)
Angka kematian balita (AKABA) merupakan perbandingan
jumlah anak berumur 1-5 tahun yang meninggal di suatu wilayah
tertentu selama 1 tahun dibagi jumlah kelahiran hidup di wilayah yang
sama dalam kurun waktu 1 tahun 1000.
Pada tahun 2016 terdapat 28 kasus anak balita mati, naik
dibanding tahun 2015 terdapat 23 anak balita mati, sedang tahun 2014
terdapat 19 anak balita mati, dan tahun 2011 terdapat 23 anak balita
mati. Angka kematian balita (AKABA) tahun 2016 sebesar
2,2/1000KH, sedangkan tahun 2015 sebesar 1,8/1000KH, tahun 2014
sebesar 1,5/1000KH, tahun 2013 sebesar 1,6/1000KH, tahun 2012
sebesar 0,7/1000KH, dan tahun 2011 sebesar 1,8/1000KH. Berikut ini
perkembangan Jumlah Kasus Kematian Anak Balita di
Kab.Karanganyar tahun 2011-2016.
Grafik : angka kematian balita (AKABA) dan jumlah kasus kematian
anak balita di karanganyar tahun 2011-2016.
29
Kasus kematian anak balita tertinggi di wilayah puskesmas
Jumantono, Tasikmadu, Jaten II, dan Puskesmas Jenawi yaitu sebanyak
3 kasus, sedangkan wilayah yang tidak ada kasus kematian anak balita
meliputi puskesmas Jatipuro, Jatiyoso, Tawangmangu, Colomadu I,
Kebakkramat I, Kebakkramat II dan Jenawi. Berikut ini peta
persebaran kasus kematian anak balita tahun 2016 di kab. Karanganyar
dapat dilihat pada gambar berikut
30
ditimbang sebanyak 52.7177 (80,37%), dan tahun 2011 sebanyak
(73,26%). Dari balita yang ditimbang pada tahun 2016 status balita garis
merah sebanyak 413 (0,8%), sedang kasus balita gizi buruk yang
ditemukan sebanyak 22 balita, semua balita gizi buruk yang diketemukan,
semuanya mendapatkan perawatan.
Kasus penemuan gizi buruk tertinggi pada tahun 2016 ditemukan
di wilayah Puskesmas Gondangrejo sebanyak 7 balita, dan penemuan gizi
buruk terendah di wilayah puskesmas jatipuro, jatiyoso, Jumapolo,
Tawangmangu, Ngargoyoso, Karanganyar, Jaten I, Colomadu I,
Kebakkramat II, Mojogedang I, dan Kerjo dengan tidak ada penemuan
kasus. Berikut peta persebaran penemuan kasus gizi buruk di
kab.Karanganyar tahun 2016, dapat dilihat pada gambar berikut.
31
terdapat penyakit penyerta yang berat dan tidak dapat ditangani di
puskesmas maka segera dirujuk ke rumah sakit.
32
ketiga. Pelayanan yang diberikan berupa penimbangan berat badan,
pemeriksaan kehamilan, pemberian tablet Fe, pemberian imunisasi
TT, dan konsultasi.
Cakupan K4 kabupaten karanganyar di tahun 2016 yaitu 91,9%
dari 13.944 ibu hamil hal ini menurun dari tahun 2015 sebanyak
93,2% dari 14.308 ibu hamil.
b. Persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan
Cakupan persalinan oleh tenaga professional tahun 2016 sebanyak
100% dari total ibu hamil 12.692 naik dibandingkan tahun 2015
yaitu 95,3%.
c. Pelayanan ibu nifas
Pelayanan kesehatan ibu nifas merupakan pelayanan standar pada
ibu mulai 6 jam sampai 42 jam paska persalinan oleh tenaga
kesehatan. Untuk deteksi dini komplikasi pada ibu masa nifas
dilakukan kunjungan sebanyak 3 kali yaitu :
1. Kunjungan nifas pertama pada masa 6 jam sampai dengan
3 hari setelah persalinan
2. Kunjungan nifas kedua dalam waktu dua minggu setelah
persalinan
3. Kunjungan nifas ketiga yaitu 6 minggu setelah persalinan
Cakupan pelayanan pada ibu nifas tahun 2016 yaitu 12.612 atau
99,4%.
d. Ibu hamil mendapat tablet Fe
Program penanggulangan anemia yang dilakukan adalah dengan
memberikan tablet tambah darah yaitu preparat Fe yang bertujuan
untuk menurunkan angka anemia pada balita, bumil, bufas, remaja
putri dan WUS.
2. Pelayanan kesehatan neonatus dan bayi
a. Kunjungan neonatus (KN1 dan KN2)
Kunjungan ini merupakan salah satu upaya untuk mengurangi
risiko gangguan kesehatan pada neonatus. Kunjungan ini dilakukan
minimal 3 kali, satu pada usia 0-7 hari dan 2 kali pada umur 8-
28 hari.
Pelayanan yang diberikan berupa pelayanan dasar (resusitasi,
pencegahan hipotermia, pemberian asi dini dan eksklusif,
33
pencegahan infeksi berupa perawatan mata, kulit, tali pusat, dan
pemberian imunisas), pemberian vitamin K, manajemen terpadu
bayi muda, dan penyuluhan perawatan neonatus.
Kunjungan neonatus 1 tahun 2016 sebanyak 99,9% sedangkan
untuk KN3 sebanyak 98,9%.
b. Pelayanan kesehatan bayi
Pelayanan kesahatan bayi menjadi salah satu indikator yang bisa
menjadi ukuran upaya pelayanan kesehatan pada bayi mulai dari
usia 29 hari sampai dengan 11 bulan dengan memberikan
pelayanan klinis minimal 4 kali yaitu 29 hari-2 bulan, 3-5 bulan, 6-
8 bulan, dan 9-12 bulan sesuai standar suatu wilayah kerja.
Pelayanan terdiri dari penimbangan berat badan, pemberian
imunisasi dasar, stimulasi deteksi intervensi dini tumbuh kembang
bayi, pemberiaan vitamin A, perawatan kesehatan serta ASI
eksklusif, MP-ASI, dan lain-lain.
Cakupan pelayanan kesehatan bayi di karanganyar pada tahun
2016 sebesar 95,2%.
3. Pelayanan kesehatan anak pra sekolah dan usia sekolah
a. Deteksi dini tumbuh kembang anak balita dan prasekolah
Deteksi dini tumbuh kembang anak balita dan prasekolah yang
dimaksud adalah anak usia 1-6 tahun yang dilakukan deteksi dini
pertumbuhan dan perkembangannya sesuai standar oleh tenaga
kesehatan dan dideteksi sesuai jadwalnya. Standar pelayanan
minimal menargetkan paling sedikit 2 kali pertahun balita dan usia
prasekolah mendapatkan pemantauan perkembangan setiap
tahunnya. Upaya pemantauan kesehatan anak diarahkan untuk
meningkatkan kesehatan fisik, mental, dan sosial anak dengan
perhatian khusus pada kelompok balita yang merupakan masa
krisis atau periodeemas tumbuh kembang anak. Cakupan deteksi
dini tumbuh kembang anak balita dan pra sekolah di kabupaten
karanganyar pada tahun 2016 sebanyak 77,9%.
34
Penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat adalah pemeriksaan
kesehatan terhadap murid baru kelas 1 SD dan MI yang meliputi
pengukuran tinggi badan, berat badan, pemeriksaan ketajaman mata,
ketajamann pendengaran, kesehatan gigi, kelainan mental emosional
dan kebugaran jasmani. Cakupan program ditahun 2016 sebesar
98,8%.
c. Pelayanan kesehatan remaja
35
Upaya untuk menurunkan angka kesakitan, kecacatan, dan
kematian bayi serta anak balita dilaksanakan program imunisasi
baik program rutin maupun program tambahan untuk penyakit-
penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. Sebagai indikator
cakupan imunisasi bayi dapat dilihat dari cakupan imunisasi
campak, karena campak merupakan imunisasi terakhir yang
diberikan pada bayi umur 9 bulan dengan harapan imunisasi
sebelumnya sudah diberikan dengan lengkap.
Selain pemberian imunisasi rutin, program imunisasi juga
melaksanakan program imunisasi tambahan yaitu program bulan
imunisasi anak sekolah (BIAS) DT, campak, yang diberikan pada
semua anak usia kelas 1 SD dan setingkatnya. Sedangkan BIAS TT
diberikan pada semua anak usia kelas 2 dan 3 SD atau
setingkatnya.
Cakupan imunisasi dasar lengkap bayi di kabupaten karanganyar
tahun 2016 adala 12.651 bayi.
c. Drop out imunisasi DPT 1-campak
Untuk menilai angka dropout cakupan imunisasi dasar dilihat dari
selisih cakupan imunissi DPT 1 dikurangi imunisasi campak.
d. WUS mendapat imunisasi TT
Imunisasi TT pada WUS adalah pemberian imuniasi TT pada WUS
(usia 15-39 tahun) sebanyak 5 dosis dengan interval tertentu yang
beguna bagi kekebalan seumur hidup.
6. Pelayanan kesehatan gigi
a. Rasio tambal cabut gigi tetap
b. Murid SD/MI mendapat pemeriksaan gigi dan mulut
36
8. Pelayanan kesehatan kerja
Beberapa upaya yang dilakukan di kabupaten karanganyar ialah
pembinaan upaya pengembangan pelayanan kesehatan kerja pada
puskesmas dikawasan/sentra industri. Peningkatan kapasitas dokter
puskesmas dan dokter klinik tentang pelayanan kesehatan kerja dan
deteksi dini penyakit akibat kerja, serta meningkatkan kerjasama lintas
sektor dan lintas program dalam pengembangan pelayanan kesehatan
kerja baik di puskesmas maupun di masyarakat.
9. Upaya penyuluhan kesehatan
Upaya penyuluhan adalah semua usaha secara dasar dan berencana
yang dilakukan untuk memperbaiki perilaku manusia sesuai prinsip-
prinsip pendidikan dalam bidang kesehatan. Penyuluhan kelompok
adalah penyuluhan yang dilakukan pada kelompok sasaran tertentu
sedangkan untuk penyuluhan massa adalah penyuluhan dengan sasaran
massa seperti : media cetak, pameran, media cetak dan elektronik dan
lain-lain.
B. Pelayanan Kesehatan Rujukan
1. Komplikasi kebidanan yang ditangani
Penanganan komplikasi kebidanan adalah pelayanan kepada
ibu dengan komplikasi kebidanan untuk mendapatkan definitif sesuai
standar oleh tenaga kesehatan kompeten pada tingkat pelayanan dasar
dan rujukan. Diperkirakan 15-20 persen ibu hamil akan mengalami
komplikasi kebidanan. Komplikasi kehamilan dan kebidanan tidak
selalu dapat diduga sebelumnya. Oleh karena itu semua persalinan
harus ditolong oleh tenaga kesehatan yang mampu agar komplikasinya
dapat segera ditangani.
Ibu hamil dengan resiko tinggi adalah keadaan ibu hamil yang
mengancam jiwanya dan janinnya. Misalnya umur, paritas, interval
dan tinggi badan. Sedang komplikasi pada proses persalinan adalah
keadaan dalam proses persalinan yang mengancam jiwa ibu dan
janinnya. Misalnya perdarahan, preeklamsia, infeksi jalan lahir, dan
letak lintang. Ibu hamil resiko tinggi dan komplikasi yang ditangani
37
adalah ibu hamil dengan resiko tinggi dan komplikasi yang harus
ditangani maupun diberi rujukan oleh tenaga kesehatan.
Cakupan ibu hamil resiko tinggi dan komplikasi ditangani
untuk tahun 2016 sebesar 87.4 persen dari total 13944 ibu hamil. Naik
dibanding 2015 sebesar 79.3 persen dari total 14308 ibu hamil.
Cakupan ibu hamil resiko tinggi dan komplikasi paling banyak adalah
di daerah Puskesmas kecamatan Jumapolo yaitu sebesar 192 kasus
atau sekitar 149.5 persen dari ibu hamil resiko tinggi yang
diperkirakan. Sedangkan penanganan kasus terendah di wilayah
Kebakkramat II yaitu sebesar 35 kasus atau 37.2 persen.
38
dimaksud sarana kesehatan adalah rumah bersalin, puskesmas dan
rumah sakit.
Sarana kesehatan dengan kemampuan pelayanan gawat
darurat di Kabupaten Karanganyar pada tahun 2016 adalah 21
puskesmas dengan rincian 13 puskesmas rawat inap dan 8
puskesmas non rawat inap. Dan terdapat 8 rumah sakit dengan
rincian 1 rumah sakit umum daerah (RSUD), 4 rumah sakit swasta,
1 rumah sakit TNI/Polri, 1 rumah sakit khusus bedah dan 1 rumah
sakit ibu dan anak.
b. Pemenuhan Darah di Rumah Sakit
Penyelenggaraan Upaya Kesehatan Transfusi Darah adalah
upaya kesehatan berupa segala tindakan yang dilakukan dengan
tujuan untuk memungkinkan penggunaan darah bagi kepentingan
pengobatan dan pemulihan kesehatan termasuk kegiatan
pengerahan penyumbangan darah, pengambilan, pengamanan,
pengolahan, dan penyampaian darah kepada pasien melalui sarana
kesehatan.
Berdasarkan data PMI Kabupaten Karanganyar, bahwa
jumlah pendonor darah di PMI se Kabupaten Karanganyar tahun
2016 adalah sebanyak 6609 orang. Dimana persentase darah yang
diperiksa sebesar 100 persen. Hal ini lebih rendah dibanding tahun
2015 yaitu 7266 orang.
39
tertentu. Cakupan kunjungan rawat jalan Kabupaten Karanganyar
tahun 2016 adalah sebesar 55485 kunjungan (6.3 persen), naik
dibanding tahun 2015 yang sebesar 54335 kunjungan (6.2 persen).
3. Pelayanan Kesehatan Jiwa
Adalah pelayanan pada pasien yang mengalami gangguan
kejiwaan, meliputi gangguan perasaan, proses pikir, dan perilaku yang
menimbulkan penderitaan pada individu dan atau hambatan dalam
melaksanakan peran sosialnya. Cakupan pelayanan kesehatan jiwa
Kabupaten Karanganyar tahun 2016 adalah sebesar 2712 jiwa, naik
dibanding tahun 2015 yang sebesar 1939 jiwa.
4. Sarana Kesehatan Dengan Kemampuan Laboratorium Kesehatan
Adalah cakupan pelayanan kesehatan yang telah mempunyai
kemampuan untuk melaksanakan pelayanan laboratorium sesuai
standar yang dapat diakses masyarakat dalam kurun waktu tertentu.
cakupan kunjungan rawat jalan pada sarana kesehatan swasta maupun
pemerintah di daerah tertentu dan dalam kurun waktu tertentu.
Cakupan pelayanan kesehatan yang telah mempunyai kemampuan
untuk melaksanakan pelayanan laboratorium sesuai standar Kabupaten
Karanganyar tahun 2016 adalah sama seperti 2015 yaitu 100 persen,
yaitu sebanyak 29 sarana. Meliputi 6 rumah sakit umum, 2 rumah
sakit khusus dan 21 puskesmas.
5. Rumah Sakit yang Menyelenggarakan 4 Pelayanan Kesehatan
Spesialis Dasar
RS yang menyelenggarakan 4 pelayanan kesehatan spesialis
dasar, meliputi spesialis bedah, penyakit dalam, anak dan kandungan.
Data yang ada yaitu dari 8 rumah sakit di Kabupaten Karanganyar,
sebanyak 5 diantaranya memiliki 4 pelayanan kesehatan spesialis
dasar.
6. Sarana Kesehatan dengan Kemampun Gawat Darurat Level 1
Adalah pelayanan kesehatan gawat darurat yang memiliki
dokter umum on site (berada ditempat) selama 24 jam dengan
kualifikasi GELS dan ATLS+ACLS serta memiliki alat transportasi
dan komunikasi. Berdasarkan data tahun 2016 terdapat 21 sarana
40
kesehatan dengan kemampuan gawat darurat level 1, meliputi 6 rumah
sakit umum, 2 rumah sakit kusus dan 13 puskesmas rawat inap.
41
untuk membuat dan mengelola makanan bagi konsumen meliputi
restoran, tempat makan, snack bar, tempat penjualan minuman dingin,
industri rumahan makanan dan minuman. Resiko pengelolaan
makanan memiliki pengaruh besar dalam penularan penyakit karena
jumlah konsumen yang banyak dalam kurun waktu tertentu. Oleh
karena itu perlu metode dan teknologi yang tepat dalam pembiayaan
dan pengawasannya. Pengawasan sanitasi tempat umum meliputi
sarana wisata, sarana ibadah, sarana transportasi, sarana ekonomi dan
sosial.
42
dan Sehat). Dalam kegiatan PHBS terdiri dari beberapa sasaran
kegiatan yaitu PHBS tatanan institusi, tempat umum dan rumah
tangga. Dimana PHBS rumah tangga memiliki pengaruh paling besar
untuk mengubah perilaku masyarakat menjadi perilaku yang bersih
dan sehat. Berdasarkan hasil laporan puskesmas tahun 2016 dari
177952 rumah yang dipantau, sebanyak 100 persen atau 177952 rumah
yang berperilaku hidup bersih dan sehat.
2. Posyandu
Posyandu adalah kegiatan yang tumbuh dari, oleh dan untuk
masyarakat sehingga pemenuhan kebutuhan sarana dan praarana
posyandu menjadi tanggung jawab kita bersama terutama masyarakat
di sekitarnya. Berdasarkan laporan puskesmas tahun 2016 tercatat
1402 posyandu, naik dibanding tahun 2015 tercatat 1393 posyandu.
3. ASI Eksklusif
Air susu ibu merupakan makanan terbaik bagi bayi karena
mengandung zat gizi paling sesuai untuk pertumbuhan dan
perkembangan bayi, karena itu untuk mencapai pertumbuhan dan
perkembangan bayi yang optimal ASI perlu diberikan secara esklusif
selama 6 bulan dan dapat dilanjutkan sampai anak usia 2 tahun.
Pada tahun 2016, pemberian ASI eksklusif tercatat sebesar
7024 bayi atau 61.1 persen dari jumlah bayi umur 0-6 bulan sebanyak
11488 bayi, naik dibanding tahun 2015. Tercatat dari 10956 bayi, 58.1
persen atau sejumlah 6362 diantaranya diberi ASI eksklusif. Menurut
analisis situasi yang telah dilakukan, rendahnya cakupan ASI di
Kabupaten Karanganyar dikarenakan :
a. Pemasaran susu formula masih gencar dilakukan untuk bayi 0-6
bulan yang tidak ada masalah medis.
b. Masih banyaknya perusahaan yang memperkerjakan perusahaan
yang memperkerjakan perempuan dan tidak memberi kesempatan
bagi ibu yang memiliki bayi 0-6 bulan untuk melaksanakan
pemberian ASI secara eksklusif.
c. Masih banyak tenaga kesehatan di tingkat layanan yang belum
peduli atau belum berpihak pada pemenuhan hak bayi untuk
43
mendapatkan ASI eksklusif, yaitu masih mendorong untuk member
susu formula.
d. Masih sangat terbatasnya tenaga konselor ASI.
e. Belum maksimalnya edukasi, sosialisasi, advokasi, dan kampanye
terkait pemberian ASI, dan belum semua rumah sakit
melaksanakan 10 Langkah Menuju Keberhasilan Menyusui
(LMKM).
44
4) Jumlah sarana kesehatan klini pratama 34 buah dan klinik utama 6
buah
Dalam menilai kerja rumah sakit, indikator yang digunakan adalah
a. Pemakaian tempat tidur
Pemakaian tempat tidur yang ideal untuk suatu rumah sakit adalah
60-80%. Presentase rata-rata di rumah sakit kabupaten karanganyar
pada tahun 2016 adalah 63,3% sedangkan pada tahun 2015 adalah
48,36%. Pemakaian tempat tidur tertinggi di RSU PKU
Muhammadiyah Karanganyar yaiut sebesar 85,4% dan terendah di
RSUA Dian Pertiwi sebanyak 14,4%
b. Rata-rata lama rawat seorang pasien (ALOS)
Nilai ideal ALOS antara 6-9 hari. ALOS rata-rata di rumah sakit
kabupaten karanganyar pada tahun 2016 adalah 3,6 hari. Nilai LOS
tertinggi terjadi di RSU PKU Muhammadiyah Karanganyar sebesar
4,3 hari dan terendah di RSKB Mojosongo sebanyak 2,17 hari
c. Rata-rata tempat tidur tidak ditempati (TOI)
Nilai ideal TOI adalah 1-3 hari. TOI rata-rata di rumah sakit
kabupaten karanganyar pada tahun 2016 adalah 1,8 hari turun
dibandingkan tahun 2015 2,70 hari. TOI paling lama di RSU indo
sehat yaitu 16 hari dan tercepat di RSU PKU Muhammadiyah
Karanganyar yaitu 0,6 hari
d. Angka kematian umum penderita yang dirawat (GDR)
GDR rata-rata di rumah sakit kabupaten karanganyar pada tahun 2016
adalah 21,0 naik dibandingkan GDR tahun 2015 sebesar 15,77. GDR
tertinggi di RSUD karanganyar sebesar 29 dan terendah di RSIA dian
pertiwi sebesar 2,6 dikarenakan tidak mengirimkan data
e. Angkat kematian yang dirawat <48 jam (NDR)
NDR yang dapat ditolerir adalah 25 per 1000 penderita keluar. NDR
kabupaten karanganyar tahun 2016 sebesar 13,7 hari naik dibanding
tahun 2015 sebesar 10,03 hari.
45
B. Sumber Daya Manusia Kesehatan
Sumber daya manusia kesehatan menurut undang-undang Republik
Indonesia tahun 36 Tahun 2014 adalah setiap orang yang mengabdikan diri
dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan atau keterampilan
melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu
memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan.
BAB III
HASIL
46
Pada hari pertama kami menemui bapak Sunarto, S.KM, M.Kes
selaku penanggung jawab kegiatan dokter muda sekaligus bagian seksi
Sumber Daya Kesehatan Masyarakat di Dinas Kesehatan Kabupaten
(Dinkes) Karanganyar. Setelah itu, kami disambut oleh kepala dinas
Dinkes Karanganyar yang diwakili oleh dr. Ita Kusumawati, M.Kes selaku
Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan mengenai struktur organisasi
Dinkes dan profil kesehatan masyarakat di wilayah kerja Dinkes
dilanjutkan dengan materi orientasi. Kami kemudian mengumpulkan
informasi mengenai profil data Kabupaten Karanganyar, profil data Dinas
Kesehatan Karanganyar, serta tugas dan fungsi struktural Dinas Kesehatan
Karanganyar untuk keperluan data laporan kegiatan dokter muda di
Dinkes Karanganyar.
Kegiatan dilanjutkan dengan penjelasan bagian Sumber Daya
Kesehatan. Bidang SDK membawahi tiga seksi yaitu seksi kefarmasian,
seksi Alat Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga, serta
Seksi Sumber Daya Manusia Kesehatan.
47
b. Melakukan kunjungan rumah sebagai upaya untuk pemberantasan
sarang nyamuk.
c. Melakukan kunjungan dari tim Dinkes ke rumah-rumah yang memiliki
kasus DB dan mengevaluasi lingkungan sekitar.
d. Program tilik tangga yang merupakan inovasi baru dari Dinas
Kesehatan Karanganyar untuk memonitor tempat-tempat yang
berpotensi menjadi tempat jentik nyamuk.
e. Melakukan fogging sebagai alternatif lainnya.
Dalam hal ini, kegiatan fogging dirasa kurang efektif dan tidak
dapat menyelesaikan masalah secara tuntas, tetap harus dipadukan dengan
alternatif lain untuk memberantas DB secara keseluruhan. Selain DB ,
penyakit menular yang menjadi konsentrasi Dinkes Karanganyar adalah
penyakit Tuberculosis.
Selain dua hal diatas, Dinkes Karanganyar juga berfokus pada
screening HIV, penemuan kusta dan pengobatannya. Screening HIV
dilakukan pada kelompok berisiko tinggi seperti ibu hamil, PSK, penderita
TB, LSL, dan transgender.
Tak terbatas pada penyakit menular, Dinkes Karanganyar juga
memiliki Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Tidak
Menular (P2PTM) dan Kesehatan Jiwa (Keswa). Program unggulan dari
P2PTM di Kabupaten Karanganyar salah satunya adalah Poli IVA yang
terdapat di puskesmas Kabupaten Karanganyar. Program ini diharapkan
dapat meningkatkan penemuan kasus kanker serviks pada stadium awal.
Program unggulan lainnya adalah Posbindu. Posbindu memiliki
tujuan untuk mendeteksi penyakit tidak menular pada masyarakat sedini
mungkin, biasanya mulai dilakukan pada masyarakat dengan usia 18 tahun
ke atas. Program ini melibatkan berbagai tenaga kesehatan seperti dokter
dan perawat yang berada dalam naungan Dinkes Karanganyar. Posbindu
Karanganyar dilakukan satu kali dalam sebulan sebgai upaya pencegahan
dan penanggulangan penyakit tidak menular.
Seksi Surveilan dan penanggulangan wabah juga menjadi perhatian
Dinkes Karanganyar. Kegiatan bidang ini meliputi screening dan
48
pemeriksaan calon jamaah haji, imunisasi serta kampanye mengenai
imunisasi measles dan rubella dalam bulan Agustus-September ini.
49
oleh drg Dwi Rusharyarti selaku kepala bidang pelayanan kesehatan.
Komponen sistem jaminan kesehatan terdiri dari badan penyelenggara,
pemberi layanan kesehatan, dan peserta jaminan kesehatan.
Bidang Pelayanan Kesehatan memiliki tiga seksi yaitu pelayanan
dasar, rujukan, dan pengobatan tradisional. Seksi pelayanan dasar
memiliki 4 tugas antara lain yaitu:
a. Pelayanan dan manajemen puskesmas, yaitu menyiapkan bahan
pembinaan manajemen dan teknis pelayanan kesehatan dasar di
puskesmas dan menyiapkan bahan bimbingan terkait penanganan
penyimpangan manajerial dan teknis kesehatan pada lembaga
pelayanan kesehatan dasar milik pemerintah dan swasta berdasarkan
ketentuan yang berlaku.
b. Perizinan, yaitu mengurusi perizinan pada unit-unit pelayanan
kesehatan seperti kilinik pratama dan puskesmas. Klinik pratama
merupakan klinik dengan dokter umum sebagai penanggung jawab
pasien.
c. Akreditasi, yaitu mengurusi pelaksanaan akreditasi terutama akreditas
puskesmas di wilayah Karanganyar. Telah tercatat terdapat 4
puskesmas di Karanganyar yang telah terakreditasi, serta terdapat 4
puskesmas yang sedang mempersiapkan akreditasi dalam waktu dekat
ini. Ditargetkan seluruh puskesmas di Karanganyar yang berjumlah 21
akan terakreditasi semuanya pada tahun 2018.
d. Monitoring, yaitu melakukan monitoring hasil laporan dari puskesmas
dan klinik yang dilakukan setiap tahun.
Seksi rujukan yang mengurusi tentang perizinan klinik utama
dan rumah sakit baik negri maupun swasta. Klinik utama merupakan
klinik dengan dokter spesialis sebagai penanggung jawab pasien.
Klinik utama maupun rumah sakit dapat menjadi rujukan dari klinik
pratama dan puskesmas.
Seksi pengobatan tradisional mengurusi tentang pendaftaran
penyehat tradisional dan pengobat tradisional di wilayah Karanganyar.
Beliau juga menjelaskan mengenai Sistem Kesehatan Kabupaten yang
mulai dicanangkan pada tahun 2015, yang meliputi: upaya kesehatan,
50
pembiayaan kesehatan, sediaan farmasi dan makanan, Sumber Daya
Manusia Kesehatan, menajemen informasi dan regulasi kesehatan,
penelitian dan pengembangan kesehatan, dan pemberdayaan
masyarakat.
51
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Dokter muda mengetahui struktur organisasi yang ada di Dinas Kesehatan
Kabupaten Karanganyar. DKK Karanganyar dipimpin oleh Kepala Dinas
Kesehatan yang membawahi empat bidang, yaitu bidang Kesehatan
Masyarakat, Pelayanan Kesehatan, Sumber Daya Kesehatan, dan
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit. Dinas Kesehatan Kabupaten
(DKK) Karanganyar merupakan Dinas Pelaksana Pemerintah Daerah di
bidang kesehatan dan mempunyai tugas pokok melaksanakan kewenangan
otonomi daerah dalam rangka pelaksanaan tugas desentralisasi di bidang
kesehatan. DKK Karanganyar membawahi 21 puskesmas yang tersebar di
dalam 17 kecamatan.
2. Dokter muda mengetahui tugas dan program kerja yang dilakukan di
masing-masing bidang yang terdapat di Dinas Kesehatan Kabupaten
Karanganyar. Masing-masing bidang berkoordinasi dengan pihak terkait
dalam menjalankan dan menunjang tugas pokok dan fungsi bidang. Selain
52
itu, tiap bidang juga berkoordinasi dengan Puskesmas yang ada di wilayah
Karanganyar sebagai pelaksana tugas dan fungsinya.
3. Dokter muda mengetahui tugas dan program kerja yang dilakukan oleh
Dinas Kesehatan Kabupaten Karanganyar dalam upaya untuk
meningkatkan kesehatan masyarakat. Beberapa program yang telah
dilakukan oleh DKK Karanganyar antara lain pelatihan kader jumantik
(juru pemantau jentik), program tilik tetangga, poli IVA di setiap
Puskesmas, pemeriksaan VCT untuk setiap ibu hamil (terutama pada
trimester 1), Posbindu BTN sebagai deteksi dini penyakit tidak menular,
serta tim gerak cepat dalam penanggulangan wabah.
4. Dokter muda mengetahui gambaran situasi derajat kesehatan masyarakat,
situasi upaya kesehatam, dan sumber daya kesehatan Kabupaten
Karanganyar.
B. SARAN
1. Diharapkan kinerja DKK Karanganyar dapat semakin optimal dalam
melaksanakan kewenangan otonomi daerah dalam rangka pelaksanaan
tugas desentralisasi di bidang kesehatan.
2. Program-program yang sudah berjalan lebih ditingkatkan lagi monitoring
dan evaluasinya. Kegiatan promotif, preventif dan pemberdayaan
masyarakat untuk seluruh wilayah Kabupaten Karanganyar dalam upaya
kemandirian kesehatan lebih dimaksimalkan.
3. Dokter muda diharapkan lebih aktif dalam bertanya dan berpendapat
dalam mengikuti program pembelajaran yang dilakukan di DKK
Karanganyar, sehingga dapat memiliki bekal yang bermanfaat untuk
kegiatan-kegiatan selanjutnya di lapangan.
53
DAFTAR PUSTAKA
Peraturan Bupati Karanganyar Nomor 78 tahun 2009 tentang Uraian Tugas dan
Fungsi Jabatan Struktural pada Dinas Kesehatan Kabupaten Karanganyar
(2009).
Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 78 tahun 2009 tentang Tugas Pokok,
Fungsi dan Tata Kerja Dinas Kesehatan (2009).
54