Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan umum:
Mampu mengidentifikasi program-program puskesmas, mengetahui kondisi dan
sarana serta kegiatan yang akan dilaksanakan serta mengidentifikasi berbagai
permasalahan sesuai dengan prioritas masalah yang dihadapi puskesmas.
1.2.2 Tujuan khusus:
1. Untuk mengetahui program wajib dan perkembangan puskesmas.
2. Untuk mengamati sejauh mana program-program tersebut telah berjalan, melalui
data-data yang tersedia di Puskesmas Pangenan.
3. Untuk mengetahui kendala-kendala apa saja yang dijumpai dalam melaksanakan
program-program tersebut.
4. Menganalisis berbagai masalah dan pemecahan masalah tersebut.
5. Memberdayakan dan berkolaborasi dengan masyarakat dalam upaya
meningkatkan derajat kesehatan.
6. Mengelola sumber daya secara efektif, efisien dan berkesinambungan dalam
penyelesaian masalah kesehatan.
1.3 Manfaat
1.3.1 Manfaat bagi Puskesmas
Sebagai sarana untuk kerjasama yang saling menguntungkan untuk dapat
meningkatkan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat dan mendapatkan umpan
balik dari hasil evaluasi koassisten dalam rangka mengoptimalkan peran puskesmas.
2. Visi Puskesmas
Visi UPT Puskesmas Pangenan adalah “ Puskesmas dengan Pelayanan Prima
Menuju Masyarakat Pangenan Sehat dan Mandiri”
3. Misi Puskesmas
Untuk mewujudkan visi yang sudah ditetapkan, Puskesmas Pangenan
mempunyai misi yang merupakan implementasi dari visi yang memuat pernyataan
tentang tujuan organisasi dalam bentuk produk dan pelayanan, nilai – nilai yang
dianut serta cita – cita dimasa mendatang. Misi tersebut adalah :
1. Memberikan pelayanan secara Prima dan terjangkau bagi masyarakat
2. Memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga, masyarakat
dan lingkungan
3. Menjadikan Puskesmas sebagai pusat penggerak peran serta masyarakat
4. Meningkatkan kemampuan dan kualitas tenaga kesehatan yang profesional
5. Memberdayakan potensi keluarga dan masyarakat dalam mewujudkan
keluarga sehat dan mandiri
4
Desa Bendungan
Desa Rawa Urip
Desa Beringin
Desa Pengarengan
Desa Astana Mukti
Desa Japura Lor
c. Jarak Wilayah Puskesmas Pangenan Ke Rumah Sakit Rujukan adalah :
1. Rumah Sakit Umum Daerah Waled adalah : 15 km
2. Rumah Sakit Umum Gunung Jati adalah : 20 km
d. Jarak Puskesmas Pangenan Ke Ibu Kota Kabupaten adalah :
1. Pemda Kabupaten Cirebon : 35 km
2. Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon : 35 km
1. Getrakmoyan 1,74
2. Ender 3,20
3. Pangenan 3,18
4. Bendungan 3,21
5. Rawa Urip 4,83
6. Pengarengan 9,39
7. Beringin 1,03
8. Japura Lor 1,90
9. Astanamukti 2,06
Kecamatan Pangenan 30,54
c. KEADAAN PENDIDIKAN
Pendidikan pada penduduk di wilayah Puskesmas Pangenan kecamatan Pangenan
berdasarkan sumber Data Estimasi Penduduk Tahun 2016 adalah sebagai berikut :
a. Jumlah Penduduk : 47.389 jiwa
b. Jumlah Kepala Keluarga : 13.893 KK
c. Penduduk laki – laki : 23.754 jiwa
d. Penduduk perempuan : 23.635 jiwa
e. Jumlah siswa yang sekolah di wilayah Kecamatan Pangenan :
1. Jumlah siswa TK/RA : 432 jiwa
6
Th 2016 47.389
7
JUMLAH PENDUDUK
49,000
48,000
47,000
46,000
45,000 JUMLAH PENDUDUK
44,000
43,000
42,000
Th Th Th Th Th
2012 2013 2014 2015 2016
- 16 tenaga Perawat
- 1 perawat gigi
- 1 tenaga bidan koodinator
- 9 tenaga Bidan Desa
- 7 tenaga Bidan Poned
- 1 tenaga Ahli gizi
- 1 petugas administrasi
- 1 petugas karcis
- 1 pelaksana UPGK
- 1 petugas kesehatan masyarakat
- 3 analisis kesehatan
b. Prasarana
Tabel 1.3 Sarana dan prasarana Puskesmas pangenan Tahun 2016
Jenis
Keterangan
No Sarana/ Jml Kepemilikan Lokasi
Prasarana
I FISIK
1 Puskesmas 1 Pemda Ds. Ender Rusak Ringan
2 Pustu 4 Dinkes Ds. G.Moyan Rusak Berat
Ds. Japura Lor -
Ds. Astanamukti -
Ds. Beringin -
3 Pusling 4 Puskesmas Ds. Pengarengan
Ds. Bendungan
Ds. Rawa Urip
Ds. Beringin
4 Posyandu 47 Masyarakat 9 Desa 4 s.d. 5 Pos / ds
5 Posbindu 8 Masyarakat 9 desa binaan
6 Poskesdes 3 Masyarakat Ds. Getrakmoyan
Ds. Ender
Ds. Pangenan
7 Poskestren 1 Pemda Desa Ender Rusak Berat
(sudah tidak
jalan)
8 Mobil 1 Pemda PKM Pangenan
Pusling
9 Mobil 1 Pemda PKM Pangenan
Ambulance
9 Motor 1 Dinkes PKM Pangenan
II PELAYANAN
1 Rawat Inap 1 Pemda PKM Pangenan Rusak sedang
9
Jenis
Keterangan
No Sarana/ Jml Kepemilikan Lokasi
Prasarana
I FISIK
2 Poned 1 Puskesmas PKM Pangenan Rusak sedang
3 Klinik TB 1 Dinkes PKM Pangenan -
4 Lab. 1 Puskesmas PKM Pangenan -
sederhana
5 Klinik Gizi 1 Puskesmas PKM Pangenan -
6 BP Gigi 1 Puskesmas PKM Pangenan -
7 BP Umum 9 Puskesmas 9 desa binaan -
8 KIA 9 Puskesmas 9 desa binaan -
Tabel 1.4 Sumber Dana Untuk Pembiayaan Di Puskesmas Pangenan Tahun 2016
2. Data Kesehatan
1. KEMATIAN
a. Kematian Bayi
Pada tahun 2016 diwilayah Kecamatan Pangenan tidak ada kematian bayi.
N JML LOKASI
DESA PENYEBAB KET
O KEMATIAN KEMATIAN
NIHIL
JUMLAH
b. Kematian Ibu
10
2. KESAKITAN
Data kesakitan penduduk kecamatan Pangenan berdasarkan data laporan
tahunan UPT Puskesmas Pangenan tahun 2016. (terlampir)
Pada kasus rawat jalan di Puskesmas didominasi oleh penyakit Mialgia
9,30 %, penyakit Dyspepsi 9,15 %, Penyakit Batuk 8,88%, penyakit common
cold 8,17 Penyakit yang menjangkit masyarakat masih banyak menular
disamping harus diwaspadai penyakit degenerative. Pola penyakit ini
menunjukan belum adanya perubahan pola hidup masyarakat dalam hal ini
perilaku hidup bersih dan kondisi lingkungan yang belum baik sehingga penyakit
didominasi oleh penyakit – penyakit infeksi yang berbasis lingkungan.
3. 10 BESAR PENYAKIT
POLA PENYAKIT RAWAT JALAN DI PUSKESMAS
Pola penyakit di kecamatan Pangenan dari tahun ke tahun tidak banyak mengalami
perubahan. Pada usia muda lebih besar penyakit penyakit infeksi yang merupakan
11
Dilihat dari pola 5 besar penyakit rawat jalan di Puskesmas untuk semua golongan
umur yaitu Mialgia, Dyspepsi, Batuk, Dermatitis dan Common Cold. Penyakit Infeksi
lebih mendominasi. Hal ini menggambarkan pasien yang berkunjung ke Puskesmas
lebih banyak menderita penyakit berbasis lingkungan.
lengkap 6 orang, yang meninggal tidak ada, yang gagal pengobatan 1 orang
dan yang default 2 orang.
Program penanggulangan TB Paru dilakukan melalui penemuan kasus
oleh petugas TB Puskesmas dan pengobatan penderita dibantu petugas
Pengawas Minum Obat (PMO). Progaram penyuluhan kepada penderita dan
keluarga untuk menghambat penularan.
STATUS GIZI
Status gizi merupakan faktor penting dalam membentuk Sumber Daya Manusia
yang bermutu. Status gizi merupakan indikator dari derajat kesehatan suatu bangsa
Oleh karena itu upaya dalam peningkatan gizi masyarakat, khususnya bayi, balita, ibu
hamil dan menyusui/nifas mendapat prioritas pembangunan kesehatan.
Kecamatan Pangenan merupakan Kecamatan rawan gizi, 5 desa dari 9 desa
merupakan desa rawan gizi. Pada tahun 2016 jumlah Balita di Kecamatan Pangenan
yang ditimbang 3.944 anak, dari laporan pendataan Bulan Penimbangan Balita,
jumlah Gizi buruk berdasarkan BB/U ada 79 anak, sedangkan jumlah balita sangat
kurus berdasarkan BB/TB ada 3 anak dan mendapatkan PMT Pemulihan.
14
KURANG VITAMIN A
Kurang vitamin A dapat menimbulkan penyakit rabun senja (Xerophtalmia).
Upaya penanggulangan defisiensi vitamin A terutama pada bayi, anak balita dan ibu
nifas dengan memberikan kapsul vitamin A. Pemberian kapsul vitamin A pada bayi
dan balita diberikan setiap 6 bulan sekali atau 2 kali dalam setahun yaitu Februari dan
bulan Agustus. Sedangkan pada Ibu nifas hanya diberikan satu kali.
Pada Bulan Februari tahun 2016 cakupan pemberian vitamin A pada bayi
mencapai 100%, cakupan pemberian vitamin A pada Balita 100 %, Bulan Agustus
2015 cakupan pemberian vitamin A pada bayi mencapai 100%, cakupan pemberian
Vitamin A pada Balita 100%.
Berdasarkan laporan dari Bidan Desa, cakupan pemberian vitamin A pada ibu
nifas di kecamatan Pangenan tahun 2016 adalah 96,5 %.
Penanggulangan defisiensi vitamin A pada anak balita dilakukan dengan
pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi (200.000 IU) setiap 6 bulan sekali,
pendidikan gizi ibu di Posyandu, fortifikasi bahan makanan yang banyak dikonsumsi
anak balita dengan vitamin A (1.800 IU). Pemberian vitamin A pada ibu sehabis
melahirkan bertujuan untuk meningkatkan kadar vitamin A dalam ASI bagi ibu dalam
1-2 minggu.
BAB II
PELAKSANAAN KEGIATAN
B. Upaya Pengembangan
Dilaksanakan sesuai dengan masalah kesehatan masyarakat yang ada dan
kemampuan Puskesmas. Bila ada masalah Kesehatan tapi Puskesmas tidak mampu
melakukan pemecahan masalahnya maka pelaksanaan dilakukan oleh Dinas
Kesehatan Kabupaten. Adapun Upaya Kesehatan Pengembangan Puskesmas yang
sudah dilakukan di Puskesmas Pangenan meliputi :
1. Usaha Kesehatan Sekolah
2. Usaha Kesehatan Olah Raga
3. Usaha Kesehatan Gigi dan Mulut
4. Usaha Kesehatan Jiwa
5. Usaha Kesehatan Indra Kesehatan Mata
6. Usaha Kesehatan Usia Lanjut
7. Usaha Kesehatan Tradisional
14
16
Agar individu dan kelompok masyarakat berperan aktif dalam upaya kesehatan,
serta ikut aktif dalam perencanaan dan penyelenggaraan posyandu.
Kegiatan:
Mengadakan penyuluhan mengenai kesehatan pribadi, kesehatan lingkungan, KB,
imunisasi, posyandu, dan sebagainya.
Mengadakan ceramah dan diskusi dengan bantuan poster, pamflet, dan brosur.
Tabel 2.1 Data Pencapaian Program Promosi Kesehatan Di Puskesmas Pangenan Tahun
2016
CAKUPAN
No. JENIS KEGIATAN SASARAN PENCAPAIAN TARGET KESENJANGAN
(4/3 X100%)
1 2 3 4 5 6 7
I. UPAYA KESEHATAN
WAJIB
A. UPAYA PROMOSI
KESEHATAN
PROMOSI KESEHATAN
DALAM GEDUNG
1 Cakupan Komunikasi 2.852 3.791 132,92 5,00 -
Interpersonal dan
Konseling (KIP/K)
2 Cakupan Penyuluhan 96 110 114,58 96,00 -
kelompok oleh petugas di
dalam gedung Puskesmas
3 Cakupan Institusi 11 - - 100,00 -
Kesehatan ber-PHBS
PROMOSI KESEHATAN
LUAR GEDUNG
4 Cakupan Pengkajian dan 8.231 1.110 13,49 55,00 86,51
Pembinaan PHBS di
Tatanan Rumah Tangga
5 Cakupan Pemberdayaan 528 402 76,14 100,00 23,86
Masyarakat melalui
Penyuluhan Kelompok
oleh Petugas di
Masyarakat
6 Cakupan Pembinaan 28 3 10,71 65,00 89,29
UKBM dilihat melalui
persentase (%) Posyandu
Purnama & Mandiri
7 Cakupan Pembinaan 9 3 33,33 25,00 66,67
Pemberdayaan
Masyarakat dilihat melalui
Persentase (%) Desa Siaga
Aktif (untuk Kabupaten)/
RW Siaga Aktif (untuk
kota)
8 Cakupan Pemberdayaan 1.895 684 36,09 50,00 63,91
Individu/ Keluarga
melalui Kunjungan
Rumah
17
Kegiatan:
Penggunaan sumber air bersih dan pembuatan WC yang memenuhi syarat
kesehatan.
Higiene dan sanitasi tempat tinggal
Higiene dan sanitasi lingkungan berupa pengawasan kesehatan tempat-tempat
umum serta tempat pengolahan dan penyajian.
5 Cakupan
Pengawasan 129 109 84,50 75,00 15,5
Tempat-Tempat
Umum (TTU)
6 Cakupan
Pengawasan Tempat 282 200 70,92 75,00 29,08
Pengolahan
Makanan (TPM)
7 Cakupan
Pengawasan Industri 31 22 70,97 75,00 29,03
8 Cakupan Kegiatan
Klinik Sanitasi - - - 25,00 -
b. Keluarga Berencana
Pengertian:
Keluarga Berencana adalah penggunaan cara-cara kesuburan agar
menjarangkan kelahiran selanjutnya mencapai tujuan tertentu.
Tujuan:
Menaikkan kesehatan melalui upaya menjarangkan dalam kelembagaan
NKBBS
Sasaran:
PUS (Pasangan Usia Subur)
Kegiatan KB:
Memberikan penyuluhan dan penerangan tentang KB dengan usaha-usaha
terpadu.
Memberikan pelayanan kontrasepsi pada akseptor KB dalam bentuk IUD, pil,
kondom, suntikan, vasektomi, implant.
20
Menerima akseptor dan calon akseptor yang dirujuk dari pos-pos KB dan
posyandu wilayah kerja puskesmas
Memotivasi calon akseptor dan akseptor KB agar menjadi motivasi KB
Membuat laporan KB bulanan dan tahunan
Tabel 2.3 Data Pencapaian Program Kesehatan Ibu dan Anak Serta Keluarga
Berencana Di Puskesmas Pangenan Tahun 2016
No. JENIS KEGIATAN SASARAN PENCAPAIAN CAKUPAN TARGET KESENJANGAN
UPAYA KIA & KB
1 Cakupan Kunjungan Ibu 1.133 1.083 95,59 93,00 4,41
Hamil K4
2 Cakupan Pertolongan 1.082 981 90,67 89,00 9,33
Persalinan oleh Tenaga
Kesehatan
3 Cakupan Komplikasi 226 254 112,39 93,00 -
Kebidanan yang
ditangani
4 Cakupan Pelayanan Nifas 1.082 980 90,57 90,00 9,43
No. JENIS KEGIATAN SASARAN PENCAPAIAN CAKUPAN TARGET KESENJANGAN
KESEHATAN ANAK
5 Cakupan Kunjungan 1.056 985 93,28 90,00 6,72
Neonatus 1 (KN1)
6 Cakupan Kunjungan 1.056 981 92,90 90,00 7,1
Neonatus Lengkap (KN
Lengkap)
7 Cakupan Neonatus 221 54 24,43 80,00 75,57
dengan Komplikasi yang
ditangani
8 Cakupan Kunjungan Bayi 1.030 950 92,23 90,00 7,77
9 Cakupan Pelayanan Anak 2.998 2.707 90,29 90,00 7,71
Balita
KELUARGA
BERENCANA
10 Cakupan Peserta KB 8.352 7.357 88,09 73,00 11,91
Aktif
21
Tabel 2.4 Data Pencapaian Program Perbaikan Gizi Di Puskesmas Pangenan Tahun
2016
No. JENIS KEGIATAN SASARAN PENCAPAIAN CAKUPAN TARGET KESENJANGAN
D. UPAYA PERBAIKAN
GIZI MASYARAKAT
1 Cakupan Keluarga Sadar 180 70 38,89 100,00 61,11
Gizi
2 Cakupan Balita Ditimbang 4.129 3.730 90,34 80,00 9,66
(D/S)
3 Cakupan Distribusi Kapsul 353 353 100,00 100,00 -
Vitamin A bagi Bayi (6-11
bulan)
4 Cakupan Distribusi Kapsul 3.245 3.245 100,00 90,00 -
Vitamin A Bagi Anak Balita
(12-59 bulan)
5 Cakupan Distribusi Kapsul 1.082 1.005 92,88 100,00 7,12
Vitamin A bagi Ibu Nifas
22
Tabel 2.5 Data Pencapaian Program Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular
Di Puskesmas Pangenan Tahun 2016
No. JENIS KEGIATAN SASARAN PENCAPAIAN CAKUPAN TARGET KESENJANGAN
E. UPAYA PENCEGAHAN
& P2M
PELAYANAN
IMUNISASI DASAR
1 Cakupan BCG 1.030 1.114 108,16 98,00 -
2 Cakupan DPTHB 1 1.030 1.083 105,15 98,00 -
3 Cakupan DPTHB 3 1.030 1.053 102,23 90,00 -
4 Cakupan Polio 4 1.030 1.123 109,03 90,00 -
5 Cakupan Campak 1.030 1.053 102,23 90,00 -
PELAYANAN
IMUNISASI LANJUTAN
6 Cakupan BIAS DT 849 821 96,70 95,00 3.3
7 Cakupan BIAS TD 1.608 1.570 97,64 95,00 2,36
8 Cakupan BIAS Campak 849 831 97,88 95,00 2,12
9 Cakupan Pelayanan 1.133 1.067 94,17 90,00 5,83
Imunisasi Ibu Hamil TT2+
10 Cakupan Desa/ Kelurahan 9 9 100,00 85,00 -
Universal Child
Immunization (UCI)
11 Cakupan Sistem 52 52 100,00 100,00 -
Kewaspadaan Dini
12 Cakupan Surveilans 12 12 100,00 100,00 -
Terpadu Penyakit
13 Cakupan Pengendalian KLB 5 5 100,00 100,00 -
PENEMUAN DAN
PENANGANAN
PENDERITA PENYAKIT
14 Cakupan Penderita 472 367 77,75 86,00 22,25
Peneumonia Balita
15 Cakupan Penemuan Pasien 51 21 41,18 80,00 58,82
baru TB BTA Positif
16 Cakupan Kesembuhan 21 4 19,05 85,00 80,95
Pasien TB BTA Positif
17 Cakupan Penderita DBD 4 4 100,00 100,00 -
yang ditangani
18 Cakupan Penemuan 1.009 1.351 133,89 100,00 -
Penderita Diare
6. Upaya Pengobatan
Dalam usaha pengobatan penderita tidaklah diobati secara kuratif, melainkan juga
memberikan pengertian tentang preventif terhadap penyakit. Pemeriksaan kesehatan
masyarakat Puskesmas, kegiatan yang dilakukan meliputi:
24
Tabel 2.6 Data Pencapaian Program Pengobatan Di Puskesmas Pangenan Tahun 2016
No. JENIS KEGIATAN SASARAN PENCAPAIAN CAKUPAN TARGET KESENJANGAN
F. UPAYA PENGOBATAN
1 Kunjungan Rawat Jalan 7.108 15.352 215,98 100,00 -
2 Kunjungan Rawat Jalan 100,00
Gigi
3 Cakupan jumlah seluruh 11.408 3.191 27,97 20,00 72,03
Pemeriksaan Laboratorium
Puskesmas
4 Cakupan Jumlah 319 50 15,67 10,00 84,33
Pemeriksaan Laboratorium
yang dirujuk
5 Cakupan Asuhan 433 170 39,26 100,00 60,74
Keperawatan Individu pada
Pasien Rawat Inap
Tabel 2.7 Data Pencapaian Program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) Di Puskesmas
Pangenan Tahun 2016
No. JENIS KEGIATAN SASARAN PENCAPAIAN CAKUPAN TARGET KESENJANGAN
A. UPAYA KESEHATAN
SEKOLAH
1 Cakupan Sekolah (SD/MI/ 22 22 100,00 100,00 -
sederajat) yang
melaksanakan penjaringan
Kesehatan
Tabel 2.8 Data Pencapaian Program Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut Di Puskesmas
Pangenan Tahun 2016
No. JENIS KEGIATAN SASARAN PENCAPAIAN CAKUPAN TARGET KESENJANGAN
E. UPAYA KES. GIGI &
MULUT
1 Cakupan Pembinaan Kesehatan 2,763 2.180 78,90 60,00 21,2
Gigi di Masyaakat
2 Cakupan Pembinaan Kesehatan 10 10 100,00 80,00 -
Gigi di TK
3 Cakupan Pembinaan Kesehatan 22 22 100,00 80,00 -
Gigi dan Mulut di SD/ MI
4 Cakupan Pemeriksaan 426 403 94,60 80,00 5,4
Kesehatan Gigi dan Mulut
Siswa TK
5 Cakupan Pemeriksaan 828 716 86,47 80,00 13,53
Kesehatan Gigi dan Mulut
Siswa SD
6 Cakupan Penanganan Siswa TK 426 403 94,60 100,00 5,4
yang Membutuhkan Perawatan
Kesehatan Gigi
26
Tabel 2.9 Data Pencapaian Program Upaya Kesehatan Jiwa Di Puskesmas Pangenan
Tahun 2016
No. JENIS KEGIATAN SASARAN PENCAPAIAN CAKUPAN TARGET KESENJANGAN
F. UPAYA KESEHATAN
JIWA
1 Cakupan Deteksi Dini 11,408 3.684 32,29 20,00 67,71
Gangguan Kesehatan Jiwa
2 Cakupan Penanganan 3.684 3.684 100,00 100,00 -
Pasien Terdeteksi Gangguan
Kesehatan Jiwa
Tabel 2.10 Data Pencapaian Program Kesehatan Mata Di Puskesmas Pangenan Tahun
2016
No. JENIS KEGIATAN SASARAN PENCAPAIAN CAKUPAN TARGET KESENJANGAN
KESEHATAN MATA
1 Cakupan Skrining Kelainan/ 4.187 2.342 32,29 80,00 67,71
gangguan refraksi pada anak
sekolah
kelaianan refraksi
3 Cakupan skrining katarak 512 116 22,66 100,00 77,34
4 Cakupan Penanganan 100,00
Penyakit Katarak
No. JENIS KEGIATAN SASARAN PENCAPAIAN CAKUPAN TARGET KESENJANGAN
5 Cakupan rujukan gangguan 116 5 4,31 100,00 95,69
penglihatan pada kasus
Diabetes Militus ke RS
6 Cakupan Kegiatan 863 841 97,45 80,00 2,55
Penjaringan Penemuan
Kasus Gangguan
Pendengaran di SD/MI
7 Cakupan Kasus Gangguan 25 25 100,00 100,00 -
Pendengaran di SD/MI yang
ditangani
Tabel 2.11 Data Pencapaian Program Kesehatan Lanjut Usia Di Puskesmas Pangenan
Tahun 2016
No. JENIS KEGIATAN SASARAN PENCAPAIAN CAKUPAN TARGET KESENJANGAN
H. UPAYA KESEHATAN
USIA LANJUT
1 Cakupan Pelayanan 5.779 3.087 53,42 70,00 46,58
Kesehatan Usia Lanjut
2 Cakupan Pembinaan Usia 9 9 100,00 100,00 -
Lanjut pada Kelompok Usia
lanjut
28
BAB III
HASIL PELAKSANAAN KEGIATAN
2. Fungsi Manajemen
Secara ringkas fungsi manajemen adalah sebagai berikut :
1. Perenacanaan (planning), perncanaan merupakan :
1. Gambaran apa yang akan dicapai.
2. Persiapan pencapaian tujuan.
3. Rumusan suatu persoalan untuk dicapai.
4. Persiapan tindakan – tindakan.
5. Rumusan tujuan tidak harus tertulis dapat hanya dalam benak saja.
27
29
3. Sarana Manajemen
Untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan diperlukan alat-alat sarana (tools).
Tools merupakan syarat suatu usaha untuk mencapai hasil yang ditetapkan. Tools
tersebut dikenal dengan 6M, yaitu men, money, materials, machines, method, dan
markets.
1. Man merujuk pada sumber daya manusia yang dimiliki oleh organisasi. Dalam
manajemen, faktor manusia adalah yang paling menentukan. Manusia yang
membuat tujuan dan manusia pula yang melakukan proses untuk mencapai
tujuan. Tanpa ada manusia tidak ada proses kerja, sebab pada dasarnya manusia
adalah makhluk kerja. Oleh karena itu, manajemen timbul karena adanya orang-
orang yang berkerja sama untuk mencapai tujuan.
2. Money atau Uang merupakan salah satu unsur yang tidak dapat diabaikan. Uang
merupakan alat tukar dan alat pengukur nilai. Besar-kecilnya hasil kegiatan dapat
diukur dari jumlah uang yang beredar dalam perusahaan. Oleh karena itu uang
merupakan alat (tools) yang penting untuk mencapai tujuan karena segala sesuatu
harus diperhitungkan secara rasional. Hal ini akan berhubungan dengan berapa
uang yang harus disediakan untuk membiayai gaji tenaga kerja, alat-alat yang
dibutuhkan dan harus dibeli serta berapa hasil yang akan dicapai dari suatu
organisasi.
30
3. Material terdiri dari bahan setengah jadi (raw material) dan bahan jadi. Dalam
dunia usaha untuk mencapai hasil yang lebih baik, selain manusia yang ahli
dalam bidangnya juga harus dapat menggunakan bahan/materi-materi sebagai
salah satu sarana. Sebab materi dan manusia tidaki dapat dipisahkan, tanpa materi
tidak akan tercapai hasil yang dikehendaki.
4. Machine atau Mesin digunakan untuk memberi kemudahan atau menghasilkan
keuntungan yang lebih besar serta menciptakan efesiensi kerja.
5. Metode adalah suatu tata cara kerja yang memperlancar jalannya pekerjaan
manajer. Sebuah metode daat dinyatakan sebagai penetapan cara pelaksanaan
kerja suatu tugas dengan memberikan berbagai pertimbangan-pertimbangan
kepada sasaran, fasilitas-fasilitas yang tersedia dan penggunaan waktu, serta uang
dan kegiatan usaha. Perlu diingat meskipun metode baik, sedangkan orang yang
melaksanakannya tidak mengerti atau tidak mempunyai pengalaman maka
hasilnya tidak akan memuaskan. Dengan demikian, peranan utama dalam
manajemen tetap manusianya sendiri.
6. Market atau pasar adalah tempat di mana organisasi menyebarluaskan
(memasarkan) produknya. Memasarkan produk sudah barang tentu sangat penting
sebab bila barang yang diproduksi tidak laku, maka proses produksi barang akan
berhenti. Artinya, proses kerja tidak akan berlangsung. Oleh sebab itu,
penguasaan pasar dalam arti menyebarkan hasil produksi merupakan faktor
menentukan dalam perusahaan. Agar pasar dapat dikuasai maka kualitas dan
harga barang harus sesuai dengan selera konsumen dan daya beli (kemampuan)
konsumen.
4. Proses Manajemen
Proses manajemen adalah suatu kegiatan yang terus menerus tetapi sistematis
tidak sembarangan atau asal saja melainkan secara teratur dalam keraturan yang terus
menerus itu manajemen tidak tanpa tujuan melainkan ada tujuan yang adakn dicapai
tetapi meskopun tujuan telah tercapai tidak berarti kegiatan berhenti karena dalam
dinamika manajemen suatu tujuan yang telah dicapai, disusul atau dilanjutkan dengan
tujuan berikutnya.
Manajemen sebagai suatu proses, banyak tugas atau fungsi yang fundamarntal
fungsi fundamental ini oleh beberapa ahli berlainan pendapat tetapi pada hakikatnya
yang jadi klasifikasi pokok yaitu perencanaan, pengorganisasian, , penggerakan, dan
31
5. Pengertian Puskesmas
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis (UPT) dinas kesehatan kabupaten/kota
yang bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah
kerja UPT tugasnya adalah menyelenggarakan sebagian tugas teknis Dinas Kesehatan.
Pembangunan Kesehatan maksudnya adalah penyelenggara upaya kesehatan.
Pertanggung jawaban secara keseluruhan ada di Dinkes dan sebagian ada di
Puskesmas. Wilayah Kerja dapat berdasarkan kecamatan, penduduk, atau daerah
terpencil.
Pembenahan organisasi manajemen puskesmas, juga memerlukan seni
danpengetahuan untuk memahami hal-hal apa yang terlibat dalam mencapai tujuan
serta apa yang menghambat pencapaian tujuan institusi. Berdasarkan analisis
pengalaman dari berbagai sumber informasi, ada tujuh konsep (7 K) yang
dikembangkan untuk membenahi kinerja manajemen puskesmas.
1. Komunikasi :
Menyampaikan apa yang akan dibenahi memerlukan seni komunikasi agar
tidak menimbulkan salah persepsi baik secara interpersonalatau lewat pertemuan
organisasi sepertiminilokakarya (minlok) puskesmas.
2. Koordinasi :
Menggabungkan berbagai karakter yang berbeda dalam organisasi,
memerlukan keterpaduanlintas programdan lintas sektor untuk mendukung
pencapaian target.
3. Komitmen :
Bersungguh-sungguh dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi dengan
penuh sikap konsep dasar pembenahan kinerja manajemen puskesmas.
4. Konsisten :
32
Apa yang telah disepakati juga harus secara cepat dan tepat dijalankan
bersama-sama, sesuai tupoksi (tugas pokok dan fungsi) masing-masing
staf/pegawai yang proporsional.
5. Kontinyu :
Aktifitas harus terus berkelanjutan dalam menjalankan kegiatan yang sudah
diarahkan. Terus menerus mempunyai inisiatif, aktif, dan kreatif dalam
menjalankan tugas.
6. Konsekuen :
Sanggup menjalankan amanah dengan sikap penuh tanggung jawab menurut
tugas yang telah diembankan untuk dapat mengembangkan potensi diri setiap
pegawai.
7. Kooperatif :
Kerjasamamenyeluruh antara unit organisasi maupun dengan unit kerja
lainnya yang dapat mendukung kemajuan organisasi.\
2. Organizing
Pengorganisasian dilakukan dengan tujuan membagi suatu kegiatan besar
menjadi kegiatan-kegiatan yang lebih kecil. Pengorganisasian mempermudah
manajer dalam melakukan pengawasan dan menentukan orang yang dibutuhkan
untuk melaksanakan tugas-tugas yang telah dibagi-bagi tersebut.
Pengorganisasian dapat dilakukan dengan cara menentukan tugas apa yang harus
dikerjakan, siapa yang harus mengerjakannya, bagaimana tugas-tugas tersebut
33
dikelompokkan, siapa yang bertanggung jawab atas tugas tersebut, pada tingkatan
mana keputusan harus diambil.
Pengorganisasian yang dapat dilakukan dalam perencanaan program
kesehatan ialah:
1. Bagaimana bentuk tindakan pemberantasan panyakit tidak menular yang
akan dilakukan dan siapa yang akan melakukannya?
2. Mengordinir petugas kesehatan yang akan melakukan tahapan
pemberantasan penyakit tidak menular dimasyarakat.
Untuk menjawab point pertama diatas maka tindakan pengorganisasian
perencanaan program kesehatan itu berupa pelaksanaan tugas-tugas oleh bidang-
bidang pemberantasan kesehatan tidak menular yang telah dibentuk sebelumnya
oleh pemerintah terkait yang kemudian akan dilaksanakan oleh bidang-bidang
tersebut misalnya Bidang Pencegahan, Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan
Lingkungan terdiri dari:
1. Seksi Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit. Seksi Pencegahan dan
Pemberantasan Penyakit mempunyai tugas merencanakan, melaksanakan
pembinaan dan koordinasi serta pengawasan dan pengendalian kegiatan
pencegahan dan pemberantasan penyakit.
2. Seksi Pengamatan Penyakit dan Imunisasi. Seksi Pengamatan Penyakit
dan Imunisasi mempunyai tugas merencanakan, melaksanakan pembinaan
dan koordinasi serta pengawasan dan pengendalian kegiatan Pengamatan
Penyakit dan Imunisasi.
3. Seksi Penyehatan Lingkungan. Seksi Penyehatan Lingkungan mempunyai
tugas merencanakan, melaksanakan pembinaan dan koordinasi serta
pengawasan dan pengendalian kegiatan penyehatan lingkungan.
Dari ketiga contoh diatas merupakan bentuk pengorganisasian dari
pernecanaan program kesehatan dalam rangka pemberantasan penyakit tidak
menular.Kemudian poin kedua ialah cara untuk mengordinir petugas
pemberantasan kesehatan dimasyarakat oleh petugas kesehatan ialah dengan
memberdayakan semua potensi yang ada baik itu dari lingkup kesehatan sendiri
maupun dari masyarakat sendiri.
34
3. Actuating
Perencanaan dan pengorganisasian yang baik kurang berarti bila tidak
diikuti dengan pelaksanaan kerja. Untuk itu maka dibutuhkan kerja keras, kerja
cerdas dan kerjasama. Semua sumber daya manusia yang ada harus dioptimalkan
untuk mencapai visi, misi dan program kerja organisasi. Pelaksanaan kerja harus
sejalan dengan rencana kerja yang telah disusun. Kecuali memang ada hal-hal
khusus sehingga perlu dilakukan penyesuian. Setiap SDM harus bekerja sesuai
dengan tugas, fungsi dan perannya masing-masing. Tidak boleh saling jegal untuk
memperebutkan lahan basah misalnya.
4. Controlling
Hal-hal yang perlu dikontrol dalam program perencanaan kesehatan
misalnya:
1. Tenaga Kesehatan
Peranan dokter, dokter gigi, perawat dan bidan dalam upaya
kesehatan yang menekankan penyembuhan penyakit adalah sangat
penting. Pengelolaan upaya kesehatan dan pembinaan bangsa yang sehat
memerlukan pendekatan holistic yang lebih luas, menyeluruh, dan
dilakukan terhadap masyarakat secara kolektif dan tidak individual.
Tenaga kesehatan harus mampu mengajak, memotifasi dan
memberdayakan masyarakat, mampu melibatkan kerjasama lintas sektoral,
mampu mengelola system pelayanan kesehatan yang efisien dan efektif,
mampu menjadi pemimpin, pelopor, pembinan dan teladan hidup sehat.
2. Pemberdayaan Masyarakat
Dalam pembinaan dan pemberdayaan mayarkat yang sangat penting
adalah bagaimana mengajak dan menggairahkan masyarakat untuk dapat
tertarik dan bertanggungjawab atas kesehatan mereka sendiri dengan
memobilisasi sumber dana yang ada pada mereka.
5. Evaluating
Evaluasi program adalah sebuah kegiatan yang dilakukan untuk melihat
lebih dekat dan seksama sebuah program. Hal ini melibatkan metode penelitian
dan sifatnya lebih detail. Tujuan evaluasi ini adalah untuk melihat seberapa
banyak perubahan yang dapat dilakukan program tersebut terhadap outcomes
kesehatan secara luas, seperti prevalensi penggunaan alat kontrasepsi atau ratio
kematian ibu dan bayi. Kegiatan evaluasi biasanya meliputi pengukuran pada
saat awal program dan akhir program dan jika memungkinkan mengontrol atau
membandingkan antara kelompok yang satu dengan yang lain untuk membantu
melihat seberapa besar perubahan dalam pencapaian outcomes sebagai hasil
akhir dari kegiatan-kegiatan program kesehatan tersebut. Namun, tidak
termasuk faktor-faktor yang mempengaruhi lainnya dari luar program tersebut.
7. Visi Puskesmas
Visi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas adalah
tercapainya Kecamatan Sehat menuju terwujudnya Indonesia Sehat.
Indikator Kecamatan Sehat:
1. lingkungan sehat.
2. perilaku sehat.
3. cakupan pelayanan kesehatan yang bermutu.
4. derajat kesehatan penduduk kecamatan.
8. Misi Puskesmas
Misi Puskesmas, yaitu:
1. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah kerjanya.
2. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di wilayah
kerjanya.
36
9. Fungsi Puskesmas
Fungsi Puskesmas, yaitu:
1. Pusat Penggerak Pembangunan Berwawasan Kesehatan.
2. Pusat Pemberdayaan Masyarakat.
3. Pusat Pelayanan Kesehatan Strata Pertama.
4. Pelayanan Kesehatan Perorangan.
5. Pelayanan Kesehatan Masyarakat.
10. Kedudukan
Sistem Kesehatan Nasional sebagai sarana pelayanan kesehatan strata pertama
yang bertanggungjawab menyelenggarakan UKP dan UKM di wilayah kerjanya.
Sistem Kesehatan Kabupaten/Kota sebagai UPT Dinas Kesehatan yang
bertanggungjawab menyelenggarakan sebagian tugas pembangunan kesehatan
Kabupaten/kota di wilayah kerjanya.
Sistem adalah sebagai unit pelaksana teknis dinasPemerintahan Daerah
kesehatan kabupaten/kota yang merupakan unit struktural Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota bidang kesehatan di tingkat kecamatan.Antar Sarana Pelayanan
Kesehatan Strata Pertama sebagai mitra dan sebagai pembina upaya kesehatan
berbasis dan bersumberdaya masyarakat seperti Posyandu, Polindes, Pos Obat Desa
dan Pos UKK.
3. Masalah adalah hasil dari kesadaran bahwa kondisi yang sekarang terjadi
belumlah sempurna.
Dari beberapa uraian definisi diatas dapat di ambil kesimpulan bahwa masalah
adalah di temukan antara kesenjangan antara harapan dan kenyataan atau kesenjangan antara
target dan pencapaian. Dari data laporan tahun 2015 Puskesmas Pangenan di temukan ada 12
SPM yang masih memiliki indikator kerja yang pencapaiannya masih dibawah target:
1. Cakupan Pengkajian dan Pembinaan PHBS di Tatanan Rumah Tangga
(14,70%).
2. Cakupan Pembinaan UKBM dilihat melalui persentase (%) Posyandu Purnama
& Mandiri ( 10,71%)
3. Cakupan Pembinaan Pemberdayaan Masyarakat dilihat melalui Persentase (%)
Desa Siaga Aktif (untuk Kabupaten)/ RW Siaga Aktif (untuk kota) (33,33%)
4. Cakupan Pemberdayaan Individu/ Keluarga melalui Kunjungan Rumah
(36,09%)
5. Cakupan Pengawasan Jamban (68,33%).
6. Cakupan Neonatus dengan Komplikasi yang ditangani (24,43%).
7. Cakupan Keluarga Sadar Gizi (38,89%)
8. Cakupan ASI Eksklusif (46,98%)
9. Cakupan Penemuan Pasien baru TB BTA Positif (41,18%) dan Cakupan
Kesembuhan Pasien TB BTA Positif (19,05%)
10. Cakupan Pembinaan Kelompok Olahraga (38,89%)
11. Cakupan Deteksi Dini Gangguan Kesehatan Jiwa (32,29%)
12. Cakupan Penanganan Penyakit Katarak (0,98%)
Dari 12 SPM tadi maka dilakukan diskusi curah pendapat bersama Kepala
Puskesmas, pembimbing dan pemegang program untuk memperkecil masalah yang akan di
USG dengan pertimbangan dari ketersediaan waktu, kemampuan dan daya ungkit dari
masalah tersebut. Dari hasil curah pendapat maka didapatkan 6 masalah yang nantinya akan
di cari prioritas masalah menggunakan metode USG antara lain:
1. Cakupan Pembinaan Pemberdayaan Masyarakat dilihat melalui Persentase (%)
Desa Siaga Aktif (untuk Kabupaten)/ RW Siaga Aktif (untuk kota) (33,33%)
2. Upaya Kesehatan Lingkungan (Cakupan Pengawasan Jamban)
3. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana (Cakupan Peserta
KB Aktif)
40
4. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat (Cakupan Balita Gizi Buruk yang mendapat
Perawatan)
5. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular (Cakupan penemuan
pasien baru TB BTA Positif)
6. Upaya Pengobatan (Cakupan jumlah seluruh pemeriksaan laboratorium
Puskesmas)
1. Urgency (urgensi), yaitu dilihat dari tersedianya waktu, mendesak, atau tidak
masalah tersebut diselesaikan.
2. Seriousness (keseriusan), yaitu melihat dampak masalah tersebut terhadap
produktifitas kerja, pengaruh terhadap keberhasilan, membahayakan sistem atau
tidak.
3. Growth (berkembangnya masalah), yaitu apakah masalah tersebut berkembang
sedemikian rupa sehingga sulit dicegah.
Tabel 3.1 Penilaian Kriteria Metode USG
NILAI KRITERIA
URGENCY SERIOUSNESS GROWTH
5 Sangat urgen Sangat serius Sangat tumbuh
4 Cukup urgen Cukup serius Cukup
3 Urgen Serius Tumbuh
2 Kurang urgen Kurang serius Kurang tumbuh
1 Sangat kurang Sangat kurang Sangat kurang
urgen serius tumbuh
41
Dari data yang didapat dari SPM yang telah diambil, dapat dilakukan penentuan
prioritas masalah dengan metode USG sebagai berikut:
Diambil 3 masalah besar sebagai berikut:
1. Cakupan Pembinaan Pemberdayaan Masyarakat dilihat melalui Persentase (%)
Desa Siaga Aktif (untuk Kabupaten)/ RW Siaga Aktif (untuk kota) (33,33%)
2. Upaya Kesehatan Lingkungan (Cakupan Pengawasan Jamban)
3. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana (Cakupan Peserta
KB Aktif)
4. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat (Cakupan Balita Gizi Buruk yang mendapat
Perawatan)
5. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular (Cakupan penemuan
pasien baru TB BTA Positif)
6. Upaya Pengobatan (Cakupan jumlah seluruh pemeriksaan laboratorium
Puskesmas)
Pengambilan USG
Tabel 3.2 Data Pengambilan Urgency
PESERTA
MASALAH
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 5 5 5 4 5 5 3 3 4 4 4 5
2 3 3 3 3 3 3 3 5 3 3 3 3
3 3 2 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3
4 4 4 3 4 4 5 3 3 4 4 4 4
5 4 5 3 3 5 3 3 5 5 3 3 4
6 3 2 3 4 2 3 3 3 3 3 3 3
Dari hasil skoring USG disimpulkan bahwa yang menjadi prioritas masalah adalah:
Cakupan Pembinaan Pemberdayaan Masyarakat dilihat melalui Persentase (%) Desa
Siaga Aktif (untuk Kabupaten)/ RW Siaga Aktif (untuk kota) (33,33%)
c. Penyebut
Jumlah seluruh sasaran penyuluhan dalam kurun waktu tertentu.
d. Ukuran/konstanta
Persentase (%)
e. Contoh perhitungan
Jumlah pencapaian pembinaan yang dilaksanakan bulan Januari-Desember 16
kali.
Jumlah sasaran pembinaan bulan januari-februari 16 kali.
46
g. Rujukan
Pedoman penyuluhan promosi kesehatan di puskesmas.
h. Target
Target pencapaian pembinaan dan pemberdayaan masyarakat melalui desa siaga adalah
100%.
Kurangnya pelaporan
masyarakat kepada
tim forum desa siaga
4. Metode Pembentukan tim Memberikan penyuluhan
desa siaga sehat pada masyarakat tentang
belum aktif berjalan Masyarakat yang mandiri
Jadwal kegiatan dalam pembangunan
belum tersedia kesehatan
Penentuan sumber Penentuan jadwal kegiatan
dana sehat belum dan sumber dana sehat
diputuskan
Inovasi kegiatan
yang kurang
Terjadwalnya
rutinitas rakordes
pertriwulan
5. Market Partisipasi Mengadakan Kegiatan
masyarakat kurang Pembinaan desa siaga dan
Tingkat pendidikan implementasi salah satu
dan ekonomi rendah kegiatan desa siaga untuk
Tingkat pengetahuan mendapatkan perhatian dan
masyarakat rendah partisipasi masyarakat
Lingkungan desa
yang jauh dan
terletak di ujung dari
pusat kecamatan
6. Machine Sarana penyuluhan Menyediakan kegiatan
desa siaga kurang penyuluhan sederhana yang
optimal disertai pembinaan kegiatan
Organisasi desa siaga
masyarakat belum
berjalan
Akses petugas ke
50
Implementasi Mecari data Ibu Hamil 33 ibu Reagen Kit Reagen, Petugas Tersedianya Mandiri
Kegiatan informasi Trimester I, hamil Pemeriksaan Lancett, Laboratoriu Informasi calon
Desa Siaga golongan darah II, dan III Golongan Kartu m donor darah yang
golongan
berupa dari keluarga ibu baik resti Darah untuk Puskesmas bersedia
darah
penyuluhan hamil dan yang maupun tidak 100 orang: Pangenan mendonorkan
tentang bersedia menjadi dan keluarga Rp.600.000 Bidan Desa, darahnya untuk
anemia pada calon donor darah ibu hamil Snack Kader: Perawat, ibu hamil jika
ibu hamil dan sebagai persiapan Rp.100.000 Koas FK diperlukan
pemeriksaan apabila Unswagati
golongan diperlukannya
darah darah oleh ibu
keluarga ibu hamil.
hamil
Implementasi Ibu Hamil 33 orang 1 Pemeriksaan calon donor Balai Desa Coas FK Coas FK Mandiri
Kegiatan Desa Trimester I, II, darah di keluarga ibu Beringin Unswagati Unswag
Siaga dan III baik resti hamil Petugas ati
maupun tidak Reagen Kit: Rp.600.000,- Kesehatan Petugas
dan keluarga Snack Kader: Kesehatan
Rp.100.000
56
BAB IV
SIMPULAN DAN SARAN
4.1. Simpulan
Dari hasil analisis masalah yang dilakukan di Puskesmas Pangenandapat disimpulkan bahwa:
1. Program Puskesmas Pangenan serta masalah kesehatan yang ada di wilayah kerja Puskesmas Pangenan.
2. Masalah kesehatan yang ada di Puskesmas Pangenan ada 6 masalah. Yaitu Cakupan Pembinaan Pemberdayaan Masyarakat dilihat melalui
Persentase (%) Desa Siaga Aktif (untuk Kabupaten)/ RW Siaga Aktif (untuk kota) (33,33%), Upaya Kesehatan Lingkungan (Cakupan
Pengawasan Jamban), Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana (Cakupan Peserta KB Aktif), Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat
(Cakupan Balita Gizi Buruk yang mendapat Perawatan), Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular (Cakupan penemuan pasien
baru TB BTA Positif), Upaya Pengobatan (Cakupan jumlah seluruh pemeriksaan laboratorium Puskesmas).
3. Yang menjadi prioritas masalah di Puskesmas Pangenan adalah belum tercapainya target SPM dari indikator kerja cakupan pembinaan desa
siaga.
4. Berbagai faktor yang menjadi kendala belum tecapainya cakupan pembinaan desa siaga antara lain kurangnya partisipasi masyarakat, kurangnya
kegiatan forum desa, belum tersedianya dana sehat.
5. Terdapatprioritas pemecahan masalah yaitu melaksanakan pembinaan desa siaga.
4.2. Saran
5.2.1 Bagi Puskesmas Pangenan:
1. Diharapkan Puskesmas Pangenan bisa mempertimbangkan rencana tindak lanjut yang telah dibuat dalam laporan ini.
2. Diharapkan Puskesmas Pangenan bisa menggali lebih dalam tentang penyebab masalah dari tidak tercapainya target SPM dari indikator
kerja cakupan pembinaan desa siaga.
57
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktek). Jakarta. PT. Rineka Cipta.
Agus. 2003.Prinsip Dan Metode Riset Efidemiologi Edisi II Jilid I. Jakarta. Bisma Murti.
Azwar, Azrul. 1996. Pengantar Administrasi Kesehatan. Jakarta. Bina Rupa Aksara.
Departemen Kesehatan RI. 1992. Pedoman Kerja Puskesmas Jilid I.Jakarta. Depkes RI.
Departemen Kesehatan RI. 2004. Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan MasyarakatTahun 2004. Jakarta. Depkes RI.
Departemen Kesehatan RI. 2004. Manajemen Puskesmas. Jakarta. Depkes RI.
Departemen Kesehatan RI. 2004. Penyelenggaraan Puskesmas Unit SwadanaBuku I. Jakarta. Depkes RI.
Nasir, muhamad. 2005.Manajemen Puskesmas (Berbasis Paradigma Sehat). Jakarta. CV. Serpong Seto.