Anda di halaman 1dari 58

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kesehatan merupakan faktor yang sangat penting dalam tahapan hidup manusia.
Dengan kondisi yang sehat, manusia dapat melakukan aktivitas sehari-harinya dengan
baik, tanpa terganggu oleh kesehatan tubuh yang kurang optimal. Masyarakat di
Indonesia masih terbilang terbelakang dalam hal menjaga kesehatan, mereka masih
kurang menyadari akan pentingnya untuk menjaga kesehatan diri, keluarga dan
lingkungannya, yaitu memahami akan pentingnya promotif dan preventif. Dengan
kurangnya kesadaran tersebut mengakibatkan masyarakat di Indonesia terutama
masyarakat awam sangatlah mudah untuk terjangkit penyakit. Melihat semua masalah
kesehatan tersebut, perlu adanya perbaikan di bidang kesehatan. Untuk itu, sangatlah
perlu terselengaranya berbagai upaya kesehatan, baik upaya kesehatan perorangan
maupun upaya kesehatan masyarakat yang sesuai dengan azas penyelenggaraan. Hal
tersebut merupakan salah satu fungsi dari puskesmas, sehingga untuk memperbaiki
kesehatan masyarakat tersebut, perlu ditunjang oleh manajemen puskesmas yang baik
agar puskesmas benar-benar berfungsi sesuai dengan tugasnya.
Berdasarkan laporan tahunan Puskesmas Pangenan tahun 2016, jumlah
kunjungan ke Puskesmas Pangenan sebanyak 62.037, yang terdiri dari kunjungan
pasien umum sebanyak 45.093 dan pasien BPJS sebanyak 16.944. Sedangkan jumlah
kunjungan terbanyak adalah ke BP umum dengan 10 jenis penyakit yang tersering
dijumpai di Puskesmas Pangenan, yaitu ISPA, Common cold, cough, dermatitis,
dyspepsia, mialgia, hipertensi, rematik, demam yang tidak spesifik dan tukak lambung.

1
2

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan umum:
Mampu mengidentifikasi program-program puskesmas, mengetahui kondisi dan
sarana serta kegiatan yang akan dilaksanakan serta mengidentifikasi berbagai
permasalahan sesuai dengan prioritas masalah yang dihadapi puskesmas.
1.2.2 Tujuan khusus:
1. Untuk mengetahui program wajib dan perkembangan puskesmas.
2. Untuk mengamati sejauh mana program-program tersebut telah berjalan, melalui
data-data yang tersedia di Puskesmas Pangenan.
3. Untuk mengetahui kendala-kendala apa saja yang dijumpai dalam melaksanakan
program-program tersebut.
4. Menganalisis berbagai masalah dan pemecahan masalah tersebut.
5. Memberdayakan dan berkolaborasi dengan masyarakat dalam upaya
meningkatkan derajat kesehatan.
6. Mengelola sumber daya secara efektif, efisien dan berkesinambungan dalam
penyelesaian masalah kesehatan.

1.3 Manfaat
1.3.1 Manfaat bagi Puskesmas
Sebagai sarana untuk kerjasama yang saling menguntungkan untuk dapat
meningkatkan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat dan mendapatkan umpan
balik dari hasil evaluasi koassisten dalam rangka mengoptimalkan peran puskesmas.

1.3.2 Manfaat bagi Mahasiswa


Manfaat untuk mahasiswa sebagai sarana untuk menimba ilmu, keterampilan
dan pengalaman dalam upaya pelayanan kesehatan dasar dengan segala bentuk
keterbatasannya sehingga mahasiswa mengetahui serta memahami kegiatan-kegiatan
puskesmas baik dalam segi pelayanan, manajemen, administratif dan karakter perilaku
masyarakat dalam pandangannya terhadap kesehatan, khususnya dalam bidang Ilmu
Kedokteran Keluarga.
3

1.4 Profil Puskesmas dan Analisis Situasi


1.4.1 Dasar Hukum, Visi dan Misi
1. Dasar Hukum
Puskesmas adalah salah satu unit pelaksana pembangunan kesehatan kecamatan
dan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional,oleh karena kesehatan
adalah suatu aspek yang mempengaruhi kualitas dan produktifitas sumber daya
manusia dalam rangka mewujudkan masyarakat yang makmur dan sejahtera.
Kesehatan yang ingin dicapai adalah keadaan kesejahteraan dari dalam jiwa, dan
sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
Tujuan ini hanya dapat diwujudkan oleh petugas kesehatan dan peran serta
masyarakat.
Dalam pasal 5 UU kes.NO.23 TAHUN 1992 menyatakan bahwa setiap orang
berkewajiban untuk ikut serta dalam memelihara dan meningkatkan derajat
kesehatan perorangan, keluarga serta lingkungan. Kesehatan yang ingin dicapai
adalah keadaan sejahtera dari badan jiwa dan sosial seseorang yang memungkinkan
setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi.

2. Visi Puskesmas
Visi UPT Puskesmas Pangenan adalah “ Puskesmas dengan Pelayanan Prima
Menuju Masyarakat Pangenan Sehat dan Mandiri”

3. Misi Puskesmas
Untuk mewujudkan visi yang sudah ditetapkan, Puskesmas Pangenan
mempunyai misi yang merupakan implementasi dari visi yang memuat pernyataan
tentang tujuan organisasi dalam bentuk produk dan pelayanan, nilai – nilai yang
dianut serta cita – cita dimasa mendatang. Misi tersebut adalah :
1. Memberikan pelayanan secara Prima dan terjangkau bagi masyarakat
2. Memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga, masyarakat
dan lingkungan
3. Menjadikan Puskesmas sebagai pusat penggerak peran serta masyarakat
4. Meningkatkan kemampuan dan kualitas tenaga kesehatan yang profesional
5. Memberdayakan potensi keluarga dan masyarakat dalam mewujudkan
keluarga sehat dan mandiri
4

1.4.2 Data Geografi


1. Keadaan Daerah
UPT Puskesmas Pangenan merupakan satu dari 57 Puskesmas di Wilayah
Kabupaten Cirebon yang terletak di Kecamatan Pangenan Kabupaten Cirebon dengan
luas wilayah 30.54 Km2 yang terbagi ke dalam 9 desa, 56 Dusun / RW dan 231 RT.
Jumlah penduduk 47.211 jiwa terdiri dari 23.638 laki – laki dan 23.573 wanita
(sumber dari Data Estimasi tahun 2016).
Letak geografis Puskesmas Pangenan adalah bagian timur Kabupaten Cirebon
yang berbatasan dengan :
a. Sebelah Utara : Laut Jawa
b. Sebelah Barat : Kecamatan Astana Japura
c. Sebelah Selatan : Kecamatan Karang Sembung
d. Sebelah Timur : Kecamatan Gebang
Wilayah kerja Puskesmas Pangenan terletak sepanjang jalur pantura termasuk
pada dataran rendah yang memiliki ketinggian antara 0 – 10 M dari permukaan air
laut dan merupakan daerah pantai, hanya sebagian kecil di bagian selatan merupakan
daerah pertanian dengan 9 desa binaan. Untuk lebih jelasnya kami uraikan sebagai
berikut:
a. Peta Wilayah Kerja.
Dalam Peta Wilayah Kerja ini kami tampilkan Peta Wilayah Kerja
Puskesmas Pangenan yang di buat tahun 1997 dan di revisi pada tahun 2002
dikarenakan adanya penambahan desa dan perluasan wilayah Kecamatan. Dalam
Peta Wilayah Kerja ini kami tampilkan pula sarana dan prasarana penunjang
pelayanan kesehatan di masing-masing desa.
b. Luas Wilayah, jumlah desa dan jenis kualifikasi desa.
Wilayah kerja Puskesmas Pangenan Kabupaten Cirebon dari hasil Laporan
Pengendali Administrasi Kependudukan Kecamatan Pangenan Kab. Cirebon
Tahun 2016 adalah sebagai berikut :
1. Luas wilayah : 30,54 Km2
2. Jumlah desa ada sembilan ( 9 ) desa :
 Desa Getrak Moyan
 Desa Ender
 Desa Pangenan
5

 Desa Bendungan
 Desa Rawa Urip
 Desa Beringin
 Desa Pengarengan
 Desa Astana Mukti
 Desa Japura Lor
c. Jarak Wilayah Puskesmas Pangenan Ke Rumah Sakit Rujukan adalah :
1. Rumah Sakit Umum Daerah Waled adalah : 15 km
2. Rumah Sakit Umum Gunung Jati adalah : 20 km
d. Jarak Puskesmas Pangenan Ke Ibu Kota Kabupaten adalah :
1. Pemda Kabupaten Cirebon : 35 km
2. Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon : 35 km

Tabel 1.1 Luas Wilayah Kecamatan Pangenan Tahun 2016

No Desa Luas Wilayah (Km2)

1. Getrakmoyan 1,74
2. Ender 3,20
3. Pangenan 3,18
4. Bendungan 3,21
5. Rawa Urip 4,83
6. Pengarengan 9,39
7. Beringin 1,03
8. Japura Lor 1,90
9. Astanamukti 2,06
Kecamatan Pangenan 30,54

c. KEADAAN PENDIDIKAN
Pendidikan pada penduduk di wilayah Puskesmas Pangenan kecamatan Pangenan
berdasarkan sumber Data Estimasi Penduduk Tahun 2016 adalah sebagai berikut :
a. Jumlah Penduduk : 47.389 jiwa
b. Jumlah Kepala Keluarga : 13.893 KK
c. Penduduk laki – laki : 23.754 jiwa
d. Penduduk perempuan : 23.635 jiwa
e. Jumlah siswa yang sekolah di wilayah Kecamatan Pangenan :
1. Jumlah siswa TK/RA : 432 jiwa
6

2. Jumlah siswa SD/MI : 4.865 jiwa


3. Jumlah Siswa SLTP/MTS : 2.535 jiwa
4. Jumlah Siswa SLTA/MA : 900 jiwa
f. Sarana Pendidikan yang ada di Wilayah Kecamatan Pangenan adalah :
1. TK/RA : 10 buah
2. Sekolah Dasar Negeri : 15 buah
3. SLTP : 4 buah
4. SLTA / SMK : 2 buah
5. Madrasah Ibtidaiyah : 7 buah
6. M T S : 6 buah
7. Aliyah : 3 buah
8. Pondok Pesantren : 1 buah
g. Mata Pencaharian ( mayoritas ) :
1. Petani
2. Pedagang
3. Buruh
4. Nelayan

Tabel 1.2 Jumlah Penduduk Kecamatan Pangenan Tahun 2016

Tahun Jumlah Penduduk


Th 2011 43.287
Th 2012 44.650
Th 2013 44.869
Th 2014 48.529
Th 2015 47.211

Th 2016 47.389
7

JUMLAH PENDUDUK
49,000
48,000
47,000
46,000
45,000 JUMLAH PENDUDUK
44,000
43,000
42,000
Th Th Th Th Th
2012 2013 2014 2015 2016

Grafik 1.1 Jumlah Penduduk Kecamatan Pangenan Tahun 2011-2016


Kontribusi terbesar adalah di desa Japura Lor yaitu 8.690 jiwa dan terkecil di desa
Pangenan yaitu 3.264 jiwa. Tinggi rendahnya angka pertumbuhan penduduk secara
umum dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu kelahiran (Fertilitas), kematian
(Mortalitas) dan perpindahan penduduk (Migrasi). Jumlah Kelahiran tahun 2016
adalah 981 orang dan Jumlah kematian kasar tahun 2016 adalah 286 orang.

f. Persebaran dan Kepadatan Penduduk


Distribusi atau persebaran penduduk per desa di Kecamatan Pangenan relatif
tidak merata dan kepadatan penduduk yang tidak merata karena perbedaan dan
kesenjangan dalam tingkat aktivitas dan keberhasilan ekonomi antar desa.
Persebaran dan kepadatan penduduk berbeda antar desa, penduduk terpadat di desa
Japura Lor dan terkecil di desa Pangenan.
Secara umum dapat digambarkan dalam table ( terlampir )

2. Sarana Upaya Kesehatan


a. Tenaga Kesehatan
Puskesmas Pangenan memiliki:
- 1 Kepala puskesmas
- 1 tenaga dokter umum
- 1 tenaga dokter gigi
8

- 16 tenaga Perawat
- 1 perawat gigi
- 1 tenaga bidan koodinator
- 9 tenaga Bidan Desa
- 7 tenaga Bidan Poned
- 1 tenaga Ahli gizi
- 1 petugas administrasi
- 1 petugas karcis
- 1 pelaksana UPGK
- 1 petugas kesehatan masyarakat
- 3 analisis kesehatan

b. Prasarana
Tabel 1.3 Sarana dan prasarana Puskesmas pangenan Tahun 2016

Jenis
Keterangan
No Sarana/ Jml Kepemilikan Lokasi
Prasarana
I FISIK
1 Puskesmas 1 Pemda Ds. Ender Rusak Ringan
2 Pustu 4 Dinkes Ds. G.Moyan Rusak Berat
Ds. Japura Lor -
Ds. Astanamukti -
Ds. Beringin -
3 Pusling 4 Puskesmas Ds. Pengarengan
Ds. Bendungan
Ds. Rawa Urip
Ds. Beringin
4 Posyandu 47 Masyarakat 9 Desa 4 s.d. 5 Pos / ds
5 Posbindu 8 Masyarakat 9 desa binaan
6 Poskesdes 3 Masyarakat Ds. Getrakmoyan
Ds. Ender
Ds. Pangenan
7 Poskestren 1 Pemda Desa Ender Rusak Berat
(sudah tidak
jalan)
8 Mobil 1 Pemda PKM Pangenan
Pusling
9 Mobil 1 Pemda PKM Pangenan
Ambulance
9 Motor 1 Dinkes PKM Pangenan
II PELAYANAN
1 Rawat Inap 1 Pemda PKM Pangenan Rusak sedang
9

Jenis
Keterangan
No Sarana/ Jml Kepemilikan Lokasi
Prasarana
I FISIK
2 Poned 1 Puskesmas PKM Pangenan Rusak sedang
3 Klinik TB 1 Dinkes PKM Pangenan -
4 Lab. 1 Puskesmas PKM Pangenan -
sederhana
5 Klinik Gizi 1 Puskesmas PKM Pangenan -
6 BP Gigi 1 Puskesmas PKM Pangenan -
7 BP Umum 9 Puskesmas 9 desa binaan -
8 KIA 9 Puskesmas 9 desa binaan -

c. Sumber Dana Untuk Pembiayaan Di Puskesmas Pangenan Tahun 2016

Tabel 1.4 Sumber Dana Untuk Pembiayaan Di Puskesmas Pangenan Tahun 2016

NO SUMBER DANA JUMLAH

1 Retribusi Rp. 182.332.000

2 JKN Rp. 1.235.085.000

3 BOK Rp. 251.890.000

JUMLAH Rp. 1.669.307.000

2. Data Kesehatan
1. KEMATIAN
a. Kematian Bayi
Pada tahun 2016 diwilayah Kecamatan Pangenan tidak ada kematian bayi.
N JML LOKASI
DESA PENYEBAB KET
O KEMATIAN KEMATIAN

NIHIL

JUMLAH

b. Kematian Ibu
10

Jumlah Kematian Ibu diwilayah Kecamatan Pangenan Kabupaten Cirebon tahun


2016 mencapai 1 orang dengan penyebab kematian sebagai berikut
N JML LOKASI
DESA PENYEBAB KET
O KEMATIAN KEMATIAN
1 Pangenan 1 PEB RS Waled
2
JUMLAH 1 orang

c. Angka Kematian Balita


Jumlah Kematian Balita yang tercatat diwilayah Kecamatan Pangenan tahun 2016
adalah 4 orang (sumber dari laporan kematian dari bulan Januari s/d Desember
2016).
d. Kematian Kasar (AKK)
Jumlah Kematian Kasar diwilayah Kecamatan Pangenan diambil dari laporan
Kemataian dari Januari sampai dengan Desember 2016 sebanyak 287 orang.
Penyakit Penyebab Kematian dari golongan umur terdiri dari Penyakit Tua, DM,
Komplikasi, Hypertensi, Jantung, KLL, dsb.

2. KESAKITAN
Data kesakitan penduduk kecamatan Pangenan berdasarkan data laporan
tahunan UPT Puskesmas Pangenan tahun 2016. (terlampir)
Pada kasus rawat jalan di Puskesmas didominasi oleh penyakit Mialgia
9,30 %, penyakit Dyspepsi 9,15 %, Penyakit Batuk 8,88%, penyakit common
cold 8,17 Penyakit yang menjangkit masyarakat masih banyak menular
disamping harus diwaspadai penyakit degenerative. Pola penyakit ini
menunjukan belum adanya perubahan pola hidup masyarakat dalam hal ini
perilaku hidup bersih dan kondisi lingkungan yang belum baik sehingga penyakit
didominasi oleh penyakit – penyakit infeksi yang berbasis lingkungan.

3. 10 BESAR PENYAKIT
POLA PENYAKIT RAWAT JALAN DI PUSKESMAS
Pola penyakit di kecamatan Pangenan dari tahun ke tahun tidak banyak mengalami
perubahan. Pada usia muda lebih besar penyakit penyakit infeksi yang merupakan
11

penyakit-penyakit berbasis lingkungan. Sedangkan pada usia produktif didominasi


oleh penyakit – penyakit non infektif seperti Hypertensi dan penyakit degenerative.

SEPULUH PENYAKIT TERBANYAK

PUSKESMAS PANGENAN KECAMATAN PANGENAN


TAHUN 2016
KODE JUMLAH
NO NAMA PENYAKIT TOTAL %
PENYAKIT LAKI - LAKI PEREMPUAN

1 Mialgia M791 2.654 2.653 5.307 9,30

2 Dyspepsi K30 2.609 2.608 5.217 9,15

3 Batuk R05 2.534 2.533 5.067 8,88

4 Dermatitis L039 2.409 2.409 4.818 8,45

5 Common cold J00 2.331 2.331 4.662 8,17

6 Ispa J069 2.149 2.148 4.297 7,53

7 Abses L029 1.937 1.936 3.873 6,79

8 Hipertensi I10 1.854 1.854 3.708 6,50

9 Rematik M790 1.735 1.735 3.470 6,08

Demam yang tidak


10 diketahui R50 1.499 1.498 2.997 5,25
penyebabnya

JUMLAH 21.711 21.705 43.416 76,11

Dilihat dari pola 5 besar penyakit rawat jalan di Puskesmas untuk semua golongan
umur yaitu Mialgia, Dyspepsi, Batuk, Dermatitis dan Common Cold. Penyakit Infeksi
lebih mendominasi. Hal ini menggambarkan pasien yang berkunjung ke Puskesmas
lebih banyak menderita penyakit berbasis lingkungan.

PENYAKIT – PENYAKIT TERTENTU YANG DIAMATI


a. Kejadian Luar Biasa
Surveilance penyakit atau pengamatan penyakit mencatat di tahun 2016 tidak
ada kejadian luar biasa di UPT Puskesmas Pangenan.
b. Penyakit Menular Bersumber Binatang
 Dengue Hemoragic Fever (DHF)
12

Pada tahun 2016 Kecamatan Pangenan memiliki 5 (Lima) desa endemis


DHF atau Demam Berdarah (DBD) yaitu desa Getrakmoyan, Ender,
Pangenan, Beringin dan Japura Lor. Setiap tahun selalu ada kasus DBD di
desa tersebut. Kasus DHF atau DBD tahun 2016 di Kecamatan Pangenan
sebanyak 8 kasus, ada kematian 2 orang di desa Ender dan desa Japura Lor.
Faktor – faktor yang menyebabkan terjadinya kasus DBD antara lain
karena kepadatan vector penular (nyamuk aedes aigypti), mobilitas penduduk,
peningkatan kepadatan penduduk, kurangnya keberhasilan program
pemberantasan sarang nyamuk di masyarakat (PSN).

c. Penyakit Menular Langsung


 Diare
Tahun 2016 kasus diare pada balita sebanyak 834 kasus. Penanggulangan
penyakit Diare dilakukan dengan penyuluhan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS), Penyediaan sarana air bersih dan jamban sehat. Petugas kesehatan di
tingkat Puskesmas melakukan pengamatan kasus, untuk mengantisipasi
adanya peningkatan jumlah kasus Diare.
 Kusta
Wilayah endemis penyakit kusta berada di desa Pangenan, Rawa Urip,
Japura Lor, Pengarengan, dan Astanamukti. Pada Tahun 2016 ada penemuan
kasus baru KustaTipe Multi Basiler (MB) sebanyak 8 orang dan Kusta Tipe
Pausi Basiler (PB) tidak ada kasus baru, sedangkan jumlah penderita Kusta
Tipe Multi Basiler (MB) 11 penderita dan tipe Pausi Basiler (PB) 2 penderita.
Program penanggulangan Kusta dilakukan dengan melakukan pelacakan
kasus secara aktif, pengobatan dengan metode MDT (Multy Drug Tratment)
dan pengamatan penderita agar tidak terjadi reaksi dan penyebaran penyakit
kusta.
 Tuberculosa
Jumlah kasus Tuberculosis Paru positif (+) BTA tahun 2016 sebanyak 22
kasus, sedangkan BTA negative (-) dengan hasil rontgen (+) sebanyak 23
kasus. Selain itu kasus suspek Tuberculosis paru cukup besar yaitu 45 kasus
dan TB anak 4 kasus. Kasus TB paru yang diobati sebanyak 49 orang dan
kasus TB Paru yang sembuh 8 orang, yang pindah 1 orang, pengobatan
13

lengkap 6 orang, yang meninggal tidak ada, yang gagal pengobatan 1 orang
dan yang default 2 orang.
Program penanggulangan TB Paru dilakukan melalui penemuan kasus
oleh petugas TB Puskesmas dan pengobatan penderita dibantu petugas
Pengawas Minum Obat (PMO). Progaram penyuluhan kepada penderita dan
keluarga untuk menghambat penularan.

d. Penyakit tidak menular


 Penyakit Gangguan Jiwa
Tahun 2016 Penemuan kasus penyakit gangguan jiwa berdasarkan kasus
rawat jalan di puskesmas ditemukan 1.494 kasus.
 Kesehatan gigi dan mulut
Pada tahun 2016 pelayanan tumpatan gigi tetap sebanyak 34 dan
pencabutan gigi tetap sebanyak 78. Kunjungan kasus dengan keluhan gigi
rawat jalan puskesmas tahun 2015 yaitu 1.371.
 Kecelakaan lalu lintas
Wilayah Kecamatan Pangenan berada di jalur pantura, sehingga angka
kecelakaan lalu lintas relatif besar. Pada tahun 2016 terjadi kecelakaan lalu
lintas dengan korban kecelakaan berjumlah 353 orang, jumlah yang luka berat
49 orang dan luka ringan 304 orang.

STATUS GIZI
Status gizi merupakan faktor penting dalam membentuk Sumber Daya Manusia
yang bermutu. Status gizi merupakan indikator dari derajat kesehatan suatu bangsa
Oleh karena itu upaya dalam peningkatan gizi masyarakat, khususnya bayi, balita, ibu
hamil dan menyusui/nifas mendapat prioritas pembangunan kesehatan.
Kecamatan Pangenan merupakan Kecamatan rawan gizi, 5 desa dari 9 desa
merupakan desa rawan gizi. Pada tahun 2016 jumlah Balita di Kecamatan Pangenan
yang ditimbang 3.944 anak, dari laporan pendataan Bulan Penimbangan Balita,
jumlah Gizi buruk berdasarkan BB/U ada 79 anak, sedangkan jumlah balita sangat
kurus berdasarkan BB/TB ada 3 anak dan mendapatkan PMT Pemulihan.
14

KURANG VITAMIN A
Kurang vitamin A dapat menimbulkan penyakit rabun senja (Xerophtalmia).
Upaya penanggulangan defisiensi vitamin A terutama pada bayi, anak balita dan ibu
nifas dengan memberikan kapsul vitamin A. Pemberian kapsul vitamin A pada bayi
dan balita diberikan setiap 6 bulan sekali atau 2 kali dalam setahun yaitu Februari dan
bulan Agustus. Sedangkan pada Ibu nifas hanya diberikan satu kali.
Pada Bulan Februari tahun 2016 cakupan pemberian vitamin A pada bayi
mencapai 100%, cakupan pemberian vitamin A pada Balita 100 %, Bulan Agustus
2015 cakupan pemberian vitamin A pada bayi mencapai 100%, cakupan pemberian
Vitamin A pada Balita 100%.
Berdasarkan laporan dari Bidan Desa, cakupan pemberian vitamin A pada ibu
nifas di kecamatan Pangenan tahun 2016 adalah 96,5 %.
Penanggulangan defisiensi vitamin A pada anak balita dilakukan dengan
pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi (200.000 IU) setiap 6 bulan sekali,
pendidikan gizi ibu di Posyandu, fortifikasi bahan makanan yang banyak dikonsumsi
anak balita dengan vitamin A (1.800 IU). Pemberian vitamin A pada ibu sehabis
melahirkan bertujuan untuk meningkatkan kadar vitamin A dalam ASI bagi ibu dalam
1-2 minggu.

BAYI DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR)


Bayi dengan berat badan saat lahir kurang dari 2.5 kg dikategorikan bayi dengan
berat badan lahir rendah. Kondisi bayi dengan berat badan lahir rendah ini
dipengaruhi oleh kondisi ibu pada saat hamil. Tahun 2016 jumlah BBLR yang tercatat
dalam pelaporan adalah : BBLR hidup 37 orang (3,76 %) dari kelahiran 983 orang
dan BBLR mati tidak ada (0 %) dari kelahiran 983 orang.

STATUS GIZI IBU HAMIL


Status gizi pada ibu hamil sangat penting karena berhubungan secara tidak
langsung dengan indikator kesehatan. Status gizi pada ibu hamil antara lain dilihat
dari kadar Hemoglobin dalam darah dan pengukuran lingkar lengan atas untuk
melihat apakah ibu hamil termasuk kategori KEK (Kurang Energi Kronik) atau
bukan. Pada tahun 2016 jumlah bumil KEK di Kecamatan Pangenan ada 80 orang,
yang sudah diberi PMT 24 orang.
15

BAB II
PELAKSANAAN KEGIATAN

2.1 Program Kegiatan


A. Upaya Wajib
1. Promosi Kesehatan
2. Kesehatan Lingkungan
3. Kesehatan Ibu & Anak termasuk KB
4. Perbaikan Gizi Masyarakat
5. Penanggulangan Penyakit
6. Pengobatan dan penanganan kegawatdaruratan

B. Upaya Pengembangan
Dilaksanakan sesuai dengan masalah kesehatan masyarakat yang ada dan
kemampuan Puskesmas. Bila ada masalah Kesehatan tapi Puskesmas tidak mampu
melakukan pemecahan masalahnya maka pelaksanaan dilakukan oleh Dinas
Kesehatan Kabupaten. Adapun Upaya Kesehatan Pengembangan Puskesmas yang
sudah dilakukan di Puskesmas Pangenan meliputi :
1. Usaha Kesehatan Sekolah
2. Usaha Kesehatan Olah Raga
3. Usaha Kesehatan Gigi dan Mulut
4. Usaha Kesehatan Jiwa
5. Usaha Kesehatan Indra Kesehatan Mata
6. Usaha Kesehatan Usia Lanjut
7. Usaha Kesehatan Tradisional

2.2 Penilaian Cakupan Pelayanan Upaya Kesehatan Wajib Dan Pengembangan


Program Wajib Puskesmas Pangenan
1. Upaya Promosi Kesehatan
Tujuan:
 Agar individu dan kelompok masyarakat secara keseluruhan melaksanakan
perilaku hidup sehat.

14
16

 Agar individu dan kelompok masyarakat berperan aktif dalam upaya kesehatan,
serta ikut aktif dalam perencanaan dan penyelenggaraan posyandu.
Kegiatan:
 Mengadakan penyuluhan mengenai kesehatan pribadi, kesehatan lingkungan, KB,
imunisasi, posyandu, dan sebagainya.
 Mengadakan ceramah dan diskusi dengan bantuan poster, pamflet, dan brosur.

Tabel 2.1 Data Pencapaian Program Promosi Kesehatan Di Puskesmas Pangenan Tahun
2016
CAKUPAN
No. JENIS KEGIATAN SASARAN PENCAPAIAN TARGET KESENJANGAN
(4/3 X100%)
1 2 3 4 5 6 7
I. UPAYA KESEHATAN
WAJIB
A. UPAYA PROMOSI
KESEHATAN
PROMOSI KESEHATAN
DALAM GEDUNG
1 Cakupan Komunikasi 2.852 3.791 132,92 5,00 -
Interpersonal dan
Konseling (KIP/K)
2 Cakupan Penyuluhan 96 110 114,58 96,00 -
kelompok oleh petugas di
dalam gedung Puskesmas
3 Cakupan Institusi 11 - - 100,00 -
Kesehatan ber-PHBS
PROMOSI KESEHATAN
LUAR GEDUNG
4 Cakupan Pengkajian dan 8.231 1.110 13,49 55,00 86,51
Pembinaan PHBS di
Tatanan Rumah Tangga
5 Cakupan Pemberdayaan 528 402 76,14 100,00 23,86
Masyarakat melalui
Penyuluhan Kelompok
oleh Petugas di
Masyarakat
6 Cakupan Pembinaan 28 3 10,71 65,00 89,29
UKBM dilihat melalui
persentase (%) Posyandu
Purnama & Mandiri
7 Cakupan Pembinaan 9 3 33,33 25,00 66,67
Pemberdayaan
Masyarakat dilihat melalui
Persentase (%) Desa Siaga
Aktif (untuk Kabupaten)/
RW Siaga Aktif (untuk
kota)
8 Cakupan Pemberdayaan 1.895 684 36,09 50,00 63,91
Individu/ Keluarga
melalui Kunjungan
Rumah
17

2. Upaya Kesehatan Lingkungan


Tujuan:
 Untuk memperbaiki mutu lingkungan hidup yang dapat menjamin kesehatan,
melalui kegiatan sanitasi serta pencegahan.
Sasaran:
 Daerah yang rawan air bersih
 Daerah yang rawan penyakit menular
 Daerah percontohan dan pemukiman baru
 Tempat-tempat umum seperti terminal, pasar swalayan dan lain-lain
 Masyarakat yang padat penduduknya dan lingkungan yang kotor

Kegiatan:
 Penggunaan sumber air bersih dan pembuatan WC yang memenuhi syarat
kesehatan.
 Higiene dan sanitasi tempat tinggal
 Higiene dan sanitasi lingkungan berupa pengawasan kesehatan tempat-tempat
umum serta tempat pengolahan dan penyajian.

Tabel 2.2 Data Pencapaian Program Kesehatan Lingkungan Di Puskesmas Pangenan


Tahun 2016
B. UPAYA
KESEHATAN
LINGKUNGAN
1 Cakupan
Pengawasan Rumah 10.084 7.230 71,70 75,00 28,3
Sehat
2 Cakupan
Pengawasan Sarana 10.084 7.209 71,49 80,00 28,51
Air Bersih
3 Cakupan
Pengawasan Jamban 10.084 6.890 68,33 75,00 31,67
4 Cakupan
pengawasan SPAL 10.084 5.980 59,30 80,00 40,7
18

5 Cakupan
Pengawasan 129 109 84,50 75,00 15,5
Tempat-Tempat
Umum (TTU)
6 Cakupan
Pengawasan Tempat 282 200 70,92 75,00 29,08
Pengolahan
Makanan (TPM)
7 Cakupan
Pengawasan Industri 31 22 70,97 75,00 29,03
8 Cakupan Kegiatan
Klinik Sanitasi - - - 25,00 -

3. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak Serta Keluarga Berencana


a. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
Pengertian:
KIA adalah upaya kesehatan yang mencakup pelayanan dan pemeliharaan ibu
hamil, ibu bersalin, bayi dan balita serta anak usia pra sekolah yang menjadi
tanggung jawab Puskesmas dalam rangka meningkatkan kesehatan serta
kesejahteraan bangsa pada umumnya.
Sasaran:
 Ibu hamil, ibu bersalin, bayi dan balita
 Serta anak usia pra sekolah
Tujuan:
 Melaksanakan pemeriksaan pada ibu hamil yaitu, timbang berat badan,
mengukur tekanan darah, mengukur tinggi fundus uteri, pemberan tablet
tambah darah, serta vitamin A.
 Memberikan penyuluhan kepada ibu hamil mengenai keadaan gizi, perawatan
payudara, ASI eksklusif, kebersihan diri dan lingkungan serta P2P.
 Memberikan motivasi agar ibu hamil ikut playanan KB.
 Membina posyandu
19

 Merujuk pasien ke Rumah Sakit apabila penyakitnya tidak dapat


ditanggulangi di Puskesmas.
 Pencatatan dan pelaporan KPBIA (Kelompok Pembina Belajar Ibu dan Anak)
 Pemberian imunisasi pada bayi, balita ibu hamil, anak sekolah dan calon
pengantin.
Kegiatan:
 Pemeriksaan dan pemeliharaan kesehatan ibu hamil dan ibu menyusui
 Pertolongan persalinan di luar Rumah Sakit
 Pemeriksaan dan pemeliharaan anak.
 Imunisasi dasar dan revaksinasi
 Pengobatan sederhana dan pencegahan dehidrasi pada anak yang menderita
diare dengan pemberian cairan per oral.
 Penyuluhan gizi untuk meningkatkan status gizi ibu dan anak.
 Bimbingan kesehatan jiwa anak
 Menjalankan kunjungan rumah
 Pendidikan kesehatan kepada masyarakat
 Pelayanan Keluarga Berencana (KB)

b. Keluarga Berencana
Pengertian:
Keluarga Berencana adalah penggunaan cara-cara kesuburan agar
menjarangkan kelahiran selanjutnya mencapai tujuan tertentu.
Tujuan:
 Menaikkan kesehatan melalui upaya menjarangkan dalam kelembagaan
NKBBS
Sasaran:
 PUS (Pasangan Usia Subur)
Kegiatan KB:
 Memberikan penyuluhan dan penerangan tentang KB dengan usaha-usaha
terpadu.
 Memberikan pelayanan kontrasepsi pada akseptor KB dalam bentuk IUD, pil,
kondom, suntikan, vasektomi, implant.
20

 Menerima akseptor dan calon akseptor yang dirujuk dari pos-pos KB dan
posyandu wilayah kerja puskesmas
 Memotivasi calon akseptor dan akseptor KB agar menjadi motivasi KB
 Membuat laporan KB bulanan dan tahunan

Tabel 2.3 Data Pencapaian Program Kesehatan Ibu dan Anak Serta Keluarga
Berencana Di Puskesmas Pangenan Tahun 2016
No. JENIS KEGIATAN SASARAN PENCAPAIAN CAKUPAN TARGET KESENJANGAN
UPAYA KIA & KB
1 Cakupan Kunjungan Ibu 1.133 1.083 95,59 93,00 4,41
Hamil K4
2 Cakupan Pertolongan 1.082 981 90,67 89,00 9,33
Persalinan oleh Tenaga
Kesehatan
3 Cakupan Komplikasi 226 254 112,39 93,00 -
Kebidanan yang
ditangani
4 Cakupan Pelayanan Nifas 1.082 980 90,57 90,00 9,43
No. JENIS KEGIATAN SASARAN PENCAPAIAN CAKUPAN TARGET KESENJANGAN
KESEHATAN ANAK
5 Cakupan Kunjungan 1.056 985 93,28 90,00 6,72
Neonatus 1 (KN1)
6 Cakupan Kunjungan 1.056 981 92,90 90,00 7,1
Neonatus Lengkap (KN
Lengkap)
7 Cakupan Neonatus 221 54 24,43 80,00 75,57
dengan Komplikasi yang
ditangani
8 Cakupan Kunjungan Bayi 1.030 950 92,23 90,00 7,77
9 Cakupan Pelayanan Anak 2.998 2.707 90,29 90,00 7,71
Balita
KELUARGA
BERENCANA
10 Cakupan Peserta KB 8.352 7.357 88,09 73,00 11,91
Aktif
21

4. Upaya Perbaikan Gizi


Permasalahan gizi di Indonesia merupakan masalah cukup berat dan
komplit, pada hakekatnya dikarenakan keadaan ekonomi yang kurang dan kurangnya
pengetahuan tentang nilai gizi dari makanan yang ada. Penyakit-penyakit karena
kurangnya gizi di Indonesia adalah defisiensi protein kalori, defisiensi vitamin A, dan
defisiensi yodium (gondok dan kreatin).
Beberapa kegiatan usaha perbaikan gizi di Puskesmas Pangenan yaitu:
a. Mendata jumlah balita yang ada di wilayah kerja Puskesmas
b. Melakukan survey terhadap keadaan gizi masyarakat terutama gizi balita.
c. Melaksanakan pemberian vitamin A dosis tinggi untuk mencegah defisiensi
vitamin Apada balita
d. Memberikan Tablet penambah darah untuk mencegah dan mengobati anemia
pada ibu hamil dan menyusui
e. Melakukan demonstrasi menu makanan bergizi dengan harga murah dan
terjangkau di posyandu dan puskesmas.
f. Memberikan penyuluhan terhadap masyarakat untuk memanfaatkan
perkarangan rumah dengan menanam sayuran dan buah-buahan serta
memelihara ternak terutama unggas.

Tabel 2.4 Data Pencapaian Program Perbaikan Gizi Di Puskesmas Pangenan Tahun
2016
No. JENIS KEGIATAN SASARAN PENCAPAIAN CAKUPAN TARGET KESENJANGAN
D. UPAYA PERBAIKAN
GIZI MASYARAKAT
1 Cakupan Keluarga Sadar 180 70 38,89 100,00 61,11
Gizi
2 Cakupan Balita Ditimbang 4.129 3.730 90,34 80,00 9,66
(D/S)
3 Cakupan Distribusi Kapsul 353 353 100,00 100,00 -
Vitamin A bagi Bayi (6-11
bulan)
4 Cakupan Distribusi Kapsul 3.245 3.245 100,00 90,00 -
Vitamin A Bagi Anak Balita
(12-59 bulan)
5 Cakupan Distribusi Kapsul 1.082 1.005 92,88 100,00 7,12
Vitamin A bagi Ibu Nifas
22

6 Cakupan Distribusi TABELt 1.132 1.079 95,32 90,00 4,68


Fe 90 TABELt pada ibu
hamil
7 Cakupan Distribusi MP- 569 296 52,02 100,00 47,98
ASI Baduta Gakin
8 Cakupan balita gizi buruk 3 3 100,00 100,00 -
mendapat perawatan
9 Cakupan ASI Eksklusif 2.167 1.018 46,98 80,00 53,02

5. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular


Pengertian:
Penyakit menular adalah penyakit infeksi yang dapat dipindahkan dari orang
atau hewan yang sakit, dari reservoir ataupun benda-benda yang mengandung
bibit penyakit lainnya ke manusia sehat.
Sasaran:
 Seluruh lapisan masyarakat
Tujuan:
 Mencegah terjangkitnya penyakit
 Untuk meningkatkan kesehatan yang optimal
 Menurunkan angka kematian dan kesakitan
Kegiatan-kegiatan P2M berupa:
 Mencari kusus sedini mungkin untuk melakukan pengobatan
 Memberikan penyuluhan kesehatan daerah wabah di Puskesmas
 Mengadakan imunisasi antara lain: BCG, DPT, campak, polio, Hepatitis B, dan
TT.
 Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengamatan dan pemberantasan
penyakit.
 Mengumpulkan dan menganalisa data tentang penyakit
 Melaporkan penyakit menular.
 Menyelidiki dilapangan untuk melihat ada tidaknya laporan yang masuk,
menemukan kasus-kasus untuk mengetahui sumber penularan.
 Pemberantasan vektor nyamuk.
 Pendidikan kesehatan
23

Tabel 2.5 Data Pencapaian Program Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular
Di Puskesmas Pangenan Tahun 2016
No. JENIS KEGIATAN SASARAN PENCAPAIAN CAKUPAN TARGET KESENJANGAN
E. UPAYA PENCEGAHAN
& P2M
PELAYANAN
IMUNISASI DASAR
1 Cakupan BCG 1.030 1.114 108,16 98,00 -
2 Cakupan DPTHB 1 1.030 1.083 105,15 98,00 -
3 Cakupan DPTHB 3 1.030 1.053 102,23 90,00 -
4 Cakupan Polio 4 1.030 1.123 109,03 90,00 -
5 Cakupan Campak 1.030 1.053 102,23 90,00 -
PELAYANAN
IMUNISASI LANJUTAN
6 Cakupan BIAS DT 849 821 96,70 95,00 3.3
7 Cakupan BIAS TD 1.608 1.570 97,64 95,00 2,36
8 Cakupan BIAS Campak 849 831 97,88 95,00 2,12
9 Cakupan Pelayanan 1.133 1.067 94,17 90,00 5,83
Imunisasi Ibu Hamil TT2+
10 Cakupan Desa/ Kelurahan 9 9 100,00 85,00 -
Universal Child
Immunization (UCI)
11 Cakupan Sistem 52 52 100,00 100,00 -
Kewaspadaan Dini
12 Cakupan Surveilans 12 12 100,00 100,00 -
Terpadu Penyakit
13 Cakupan Pengendalian KLB 5 5 100,00 100,00 -
PENEMUAN DAN
PENANGANAN
PENDERITA PENYAKIT
14 Cakupan Penderita 472 367 77,75 86,00 22,25
Peneumonia Balita
15 Cakupan Penemuan Pasien 51 21 41,18 80,00 58,82
baru TB BTA Positif
16 Cakupan Kesembuhan 21 4 19,05 85,00 80,95
Pasien TB BTA Positif
17 Cakupan Penderita DBD 4 4 100,00 100,00 -
yang ditangani
18 Cakupan Penemuan 1.009 1.351 133,89 100,00 -
Penderita Diare

6. Upaya Pengobatan
Dalam usaha pengobatan penderita tidaklah diobati secara kuratif, melainkan juga
memberikan pengertian tentang preventif terhadap penyakit. Pemeriksaan kesehatan
masyarakat Puskesmas, kegiatan yang dilakukan meliputi:
24

 Pemeriksaan mendiagnosa penyakit dan memberikan obat melalui apotik yang


ada di Puskesmas.
 Penyuluhan kepada pasien pada saat melakukan pemeriksaan
 Mengirim penderita yang tidak mampu untuk melanjutkan pengobatan setelah
penderita di kembalikan.

Tabel 2.6 Data Pencapaian Program Pengobatan Di Puskesmas Pangenan Tahun 2016
No. JENIS KEGIATAN SASARAN PENCAPAIAN CAKUPAN TARGET KESENJANGAN
F. UPAYA PENGOBATAN
1 Kunjungan Rawat Jalan 7.108 15.352 215,98 100,00 -
2 Kunjungan Rawat Jalan 100,00
Gigi
3 Cakupan jumlah seluruh 11.408 3.191 27,97 20,00 72,03
Pemeriksaan Laboratorium
Puskesmas
4 Cakupan Jumlah 319 50 15,67 10,00 84,33
Pemeriksaan Laboratorium
yang dirujuk
5 Cakupan Asuhan 433 170 39,26 100,00 60,74
Keperawatan Individu pada
Pasien Rawat Inap

Program Pengembangan Puskesmas Pangenan


1. Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)
Kegiatan UKS di Puskesmas pangenan adalah:
 Mendata jumlah murid sekolah
 Memberikan pendidikan kesehatan melalui kegiatan intra/ekstrakurikuler
(dokter kecil/remaja).
 Melaksanakan penyuluhan kesehatan pribadi, kesehatan gigi, kesehatan
lingkungan, P2M, Imunisasi, P3K, dan lain-lain.
 Membuat rencana kerja dan membuat laporan kerja bulanan, triwulan dan
tahunan. Sebagian dari tersebut tidak mempunyai fasilitas UKS dan guru
Pembina UKS dibawah pengawasan dan pembinaan tenaga kesehatan dari
Puskesmas Pangenan.
25

Tabel 2.7 Data Pencapaian Program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) Di Puskesmas
Pangenan Tahun 2016
No. JENIS KEGIATAN SASARAN PENCAPAIAN CAKUPAN TARGET KESENJANGAN
A. UPAYA KESEHATAN
SEKOLAH
1 Cakupan Sekolah (SD/MI/ 22 22 100,00 100,00 -
sederajat) yang
melaksanakan penjaringan
Kesehatan

2. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut


Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut (UKGM) adalah upaya pokok yang menjadi
beban Puskesmas yang bertujuan untuk mencegah dampak pengobatan serta dapat
diartikan pula kesehatan gigi dasar paripurna yang ditujukan pada individu, keluarga
dan masyarakat berpenghasilan rendah khususnya masyarakat awam.
Kegiatan yang dilakukan meliputi:
 Pemeriksaan, pengobatan dan perawatan gigi dan mulut serta rujukan
penyuluhan keberhasil gigi pada pasien yang berobat di Puskesmas.
 Usaha Kesehatan Gigi Anak Sekolah
 Usaha Kesehatan Gigi dan Masyarakat Desa (UKGMD)

Tabel 2.8 Data Pencapaian Program Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut Di Puskesmas
Pangenan Tahun 2016
No. JENIS KEGIATAN SASARAN PENCAPAIAN CAKUPAN TARGET KESENJANGAN
E. UPAYA KES. GIGI &
MULUT
1 Cakupan Pembinaan Kesehatan 2,763 2.180 78,90 60,00 21,2
Gigi di Masyaakat
2 Cakupan Pembinaan Kesehatan 10 10 100,00 80,00 -
Gigi di TK
3 Cakupan Pembinaan Kesehatan 22 22 100,00 80,00 -
Gigi dan Mulut di SD/ MI
4 Cakupan Pemeriksaan 426 403 94,60 80,00 5,4
Kesehatan Gigi dan Mulut
Siswa TK
5 Cakupan Pemeriksaan 828 716 86,47 80,00 13,53
Kesehatan Gigi dan Mulut
Siswa SD
6 Cakupan Penanganan Siswa TK 426 403 94,60 100,00 5,4
yang Membutuhkan Perawatan
Kesehatan Gigi
26

7 Cakupan Penanganan Siswa SD 849 779 91,76 100,00 8,24


yang Membutuhkan Perawatan
Kesehatan Gigi

3. Upaya Kesehatan Jiwa


Kegiatan yang dilakukan meliputi:
 Pengenalan dini gangguank jiwa
 Memberikan pertolongan pertama pada penderita gangguan jiwa
 Melakukan rujukan kepada unit yang lebih mampu bila diperlukan

Tabel 2.9 Data Pencapaian Program Upaya Kesehatan Jiwa Di Puskesmas Pangenan
Tahun 2016
No. JENIS KEGIATAN SASARAN PENCAPAIAN CAKUPAN TARGET KESENJANGAN
F. UPAYA KESEHATAN
JIWA
1 Cakupan Deteksi Dini 11,408 3.684 32,29 20,00 67,71
Gangguan Kesehatan Jiwa
2 Cakupan Penanganan 3.684 3.684 100,00 100,00 -
Pasien Terdeteksi Gangguan
Kesehatan Jiwa

4. Upaya Kesehatan Mata


Garis interaksi dengan kegiatan Puskesmas yang lain:
 Kegiatan KIA, pemberian vitamin A dosis tinggi pada balita, penyuluhan di
Posyandu.
 Dengan UKS dilakukan penyuluhan kesehatan mata di sekolah
 Melakukan pengobatan mata yang dapat di tanggulangi
 Melakukan rujukan kepada unit yang mampu, apabila pengobatan tidak
dapat ditanggulangi

Tabel 2.10 Data Pencapaian Program Kesehatan Mata Di Puskesmas Pangenan Tahun
2016
No. JENIS KEGIATAN SASARAN PENCAPAIAN CAKUPAN TARGET KESENJANGAN
KESEHATAN MATA
1 Cakupan Skrining Kelainan/ 4.187 2.342 32,29 80,00 67,71
gangguan refraksi pada anak
sekolah

2 Cakupan Penanganan kasus 423 423 100,00 100,00 -


27

kelaianan refraksi
3 Cakupan skrining katarak 512 116 22,66 100,00 77,34
4 Cakupan Penanganan 100,00
Penyakit Katarak
No. JENIS KEGIATAN SASARAN PENCAPAIAN CAKUPAN TARGET KESENJANGAN
5 Cakupan rujukan gangguan 116 5 4,31 100,00 95,69
penglihatan pada kasus
Diabetes Militus ke RS
6 Cakupan Kegiatan 863 841 97,45 80,00 2,55
Penjaringan Penemuan
Kasus Gangguan
Pendengaran di SD/MI
7 Cakupan Kasus Gangguan 25 25 100,00 100,00 -
Pendengaran di SD/MI yang
ditangani

5. Upaya Kesehatan Lanjut Usia


Upaya-upaya lanjut usia di Puskesmas adalah pelayanan kesehatan lanjut usia
antara lain adalah upaya promotif yaitu upaya menggairahkan semangat hidup usia
lanjut agar mereka tetap berguna untuk dirinya sendiri, keluarga maupun masyarakat.
Upaya promotif dapat berupa kegiatan penyuluhan tentang:
 Kesehatan dan pemeliharaan kesehatan diri
 Makanan dengan menu yang mengandung gizi seimbang

Tabel 2.11 Data Pencapaian Program Kesehatan Lanjut Usia Di Puskesmas Pangenan
Tahun 2016
No. JENIS KEGIATAN SASARAN PENCAPAIAN CAKUPAN TARGET KESENJANGAN
H. UPAYA KESEHATAN
USIA LANJUT
1 Cakupan Pelayanan 5.779 3.087 53,42 70,00 46,58
Kesehatan Usia Lanjut
2 Cakupan Pembinaan Usia 9 9 100,00 100,00 -
Lanjut pada Kelompok Usia
lanjut
28

BAB III
HASIL PELAKSANAAN KEGIATAN

3.1 Analisis Masalah


1.1.1 Tinjauan Pustaka
1. Pengertian Manajemen
Kata Manajemen berasal dari bahasa Prancis kuno menagement, yang memiliki
arti seni melaksanakan dan mengatur. Manajemen berasal dari bahasa latin yaitu dari
adal kata manus yang berarti tangan dan agere yang berarti melakukan. kata-kata itu
digabung menjadi kata kerja managere yang berarti menangani, managere
diterjemahkan kedalam bahasa Inggris dalam bentuk kata kerja “to manage” untuk
orang yang melakukan kegiatan manajemen akhinya management diterjemahkan
kedalam bahasa Indonesia menjadi manajemen/ pengelolaan.
Griffin mendefinisikan manajemen sebagai sebuah proses perencanaan,
pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai
sasaran (goals) secara efektif dan efesien.
Pengertian Manajemen menurut James A.F. Stoner, Manajemen adalah suatu
proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian upaya dari
anggota organisasi serta penggunaan sumua sumber daya yang ada pada organisasi
untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya.
Sedangkan manajemen keperawatan adalah proses pelaksanaan pelayanan
keperawatan melalui upaya staf keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan,
pengobatan dan rasa aman kepada pasien, keluarga dan masyarakat. (Gillies, 1989).

2. Fungsi Manajemen
Secara ringkas fungsi manajemen adalah sebagai berikut :
1. Perenacanaan (planning), perncanaan merupakan :
1. Gambaran apa yang akan dicapai.
2. Persiapan pencapaian tujuan.
3. Rumusan suatu persoalan untuk dicapai.
4. Persiapan tindakan – tindakan.
5. Rumusan tujuan tidak harus tertulis dapat hanya dalam benak saja.

27
29

2. Pengorganisasian (organizing), merupakan pengaturan setelah rencana, mengatur


dan menentukan apa tugas pekerjaannya, macam, jenis, unit kerja, alat – alat,
keuangan dan fasilitas.
3. Penggerak (actuating), menggerakkan orang – orang agar mau / suka bekerja.
Ciptakan suasana bekerja bukan hanya karena perintah, tetapi harus dengan
kesadaran sendiri, termotivasi secara interval.
4. Pengendalian / pengawasan (controling), merupakan fungsi pengawasan agar
tujuan dapat tercapai sesuai dengan rencana, apakah orang – orangnya, cara dan
waktunya tepat. Pengendalian juga berfungsi agar kesalahan dapat segera
diperbaiki.
5. Penilaian (evaluasi), merupakan proses pengukuran dan perbandingan hasil – hasil
pekerjaan yang seharusnya dicapai. Hakekat penilaian merupakan fase tertentu
setelah selesai kegiatan, sebelum, sebagai korektif dan pengobatan ditujukan pada
fungsi organik administrasi dan manajemen.

3. Sarana Manajemen
Untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan diperlukan alat-alat sarana (tools).
Tools merupakan syarat suatu usaha untuk mencapai hasil yang ditetapkan. Tools
tersebut dikenal dengan 6M, yaitu men, money, materials, machines, method, dan
markets.
1. Man merujuk pada sumber daya manusia yang dimiliki oleh organisasi. Dalam
manajemen, faktor manusia adalah yang paling menentukan. Manusia yang
membuat tujuan dan manusia pula yang melakukan proses untuk mencapai
tujuan. Tanpa ada manusia tidak ada proses kerja, sebab pada dasarnya manusia
adalah makhluk kerja. Oleh karena itu, manajemen timbul karena adanya orang-
orang yang berkerja sama untuk mencapai tujuan.
2. Money atau Uang merupakan salah satu unsur yang tidak dapat diabaikan. Uang
merupakan alat tukar dan alat pengukur nilai. Besar-kecilnya hasil kegiatan dapat
diukur dari jumlah uang yang beredar dalam perusahaan. Oleh karena itu uang
merupakan alat (tools) yang penting untuk mencapai tujuan karena segala sesuatu
harus diperhitungkan secara rasional. Hal ini akan berhubungan dengan berapa
uang yang harus disediakan untuk membiayai gaji tenaga kerja, alat-alat yang
dibutuhkan dan harus dibeli serta berapa hasil yang akan dicapai dari suatu
organisasi.
30

3. Material terdiri dari bahan setengah jadi (raw material) dan bahan jadi. Dalam
dunia usaha untuk mencapai hasil yang lebih baik, selain manusia yang ahli
dalam bidangnya juga harus dapat menggunakan bahan/materi-materi sebagai
salah satu sarana. Sebab materi dan manusia tidaki dapat dipisahkan, tanpa materi
tidak akan tercapai hasil yang dikehendaki.
4. Machine atau Mesin digunakan untuk memberi kemudahan atau menghasilkan
keuntungan yang lebih besar serta menciptakan efesiensi kerja.
5. Metode adalah suatu tata cara kerja yang memperlancar jalannya pekerjaan
manajer. Sebuah metode daat dinyatakan sebagai penetapan cara pelaksanaan
kerja suatu tugas dengan memberikan berbagai pertimbangan-pertimbangan
kepada sasaran, fasilitas-fasilitas yang tersedia dan penggunaan waktu, serta uang
dan kegiatan usaha. Perlu diingat meskipun metode baik, sedangkan orang yang
melaksanakannya tidak mengerti atau tidak mempunyai pengalaman maka
hasilnya tidak akan memuaskan. Dengan demikian, peranan utama dalam
manajemen tetap manusianya sendiri.
6. Market atau pasar adalah tempat di mana organisasi menyebarluaskan
(memasarkan) produknya. Memasarkan produk sudah barang tentu sangat penting
sebab bila barang yang diproduksi tidak laku, maka proses produksi barang akan
berhenti. Artinya, proses kerja tidak akan berlangsung. Oleh sebab itu,
penguasaan pasar dalam arti menyebarkan hasil produksi merupakan faktor
menentukan dalam perusahaan. Agar pasar dapat dikuasai maka kualitas dan
harga barang harus sesuai dengan selera konsumen dan daya beli (kemampuan)
konsumen.

4. Proses Manajemen
Proses manajemen adalah suatu kegiatan yang terus menerus tetapi sistematis
tidak sembarangan atau asal saja melainkan secara teratur dalam keraturan yang terus
menerus itu manajemen tidak tanpa tujuan melainkan ada tujuan yang adakn dicapai
tetapi meskopun tujuan telah tercapai tidak berarti kegiatan berhenti karena dalam
dinamika manajemen suatu tujuan yang telah dicapai, disusul atau dilanjutkan dengan
tujuan berikutnya.
Manajemen sebagai suatu proses, banyak tugas atau fungsi yang fundamarntal
fungsi fundamental ini oleh beberapa ahli berlainan pendapat tetapi pada hakikatnya
yang jadi klasifikasi pokok yaitu perencanaan, pengorganisasian, , penggerakan, dan
31

pengawasanberhubungan dengan pencapaian tujuan melalui kerja sama orang lain


titik beratnya ada usaha pemanfaatan orang-orang yang berarti ia yang melakukan
perfomencenya akan tetapi melalui sumber-sumber yang tersedia untuk itu sebagai
sarana dan prasaran usaha kerja sama untuk mencapai tujuan tersebut yang dimaksud
sumber-sumber yang tersedia ialah segenap potensi yang dapai dimanfaatkan dalam
rangka penyelesaian pekerjaan – pekerjaan usaha kerja samayangbersangkutan.

5. Pengertian Puskesmas
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis (UPT) dinas kesehatan kabupaten/kota
yang bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah
kerja UPT tugasnya adalah menyelenggarakan sebagian tugas teknis Dinas Kesehatan.
Pembangunan Kesehatan maksudnya adalah penyelenggara upaya kesehatan.
Pertanggung jawaban secara keseluruhan ada di Dinkes dan sebagian ada di
Puskesmas. Wilayah Kerja dapat berdasarkan kecamatan, penduduk, atau daerah
terpencil.
Pembenahan organisasi manajemen puskesmas, juga memerlukan seni
danpengetahuan untuk memahami hal-hal apa yang terlibat dalam mencapai tujuan
serta apa yang menghambat pencapaian tujuan institusi. Berdasarkan analisis
pengalaman dari berbagai sumber informasi, ada tujuh konsep (7 K) yang
dikembangkan untuk membenahi kinerja manajemen puskesmas.
1. Komunikasi :
Menyampaikan apa yang akan dibenahi memerlukan seni komunikasi agar
tidak menimbulkan salah persepsi baik secara interpersonalatau lewat pertemuan
organisasi sepertiminilokakarya (minlok) puskesmas.
2. Koordinasi :
Menggabungkan berbagai karakter yang berbeda dalam organisasi,
memerlukan keterpaduanlintas programdan lintas sektor untuk mendukung
pencapaian target.
3. Komitmen :
Bersungguh-sungguh dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi dengan
penuh sikap konsep dasar pembenahan kinerja manajemen puskesmas.
4. Konsisten :
32

Apa yang telah disepakati juga harus secara cepat dan tepat dijalankan
bersama-sama, sesuai tupoksi (tugas pokok dan fungsi) masing-masing
staf/pegawai yang proporsional.
5. Kontinyu :
Aktifitas harus terus berkelanjutan dalam menjalankan kegiatan yang sudah
diarahkan. Terus menerus mempunyai inisiatif, aktif, dan kreatif dalam
menjalankan tugas.
6. Konsekuen :
Sanggup menjalankan amanah dengan sikap penuh tanggung jawab menurut
tugas yang telah diembankan untuk dapat mengembangkan potensi diri setiap
pegawai.
7. Kooperatif :
Kerjasamamenyeluruh antara unit organisasi maupun dengan unit kerja
lainnya yang dapat mendukung kemajuan organisasi.\

6. Perencanaan Program Kesehatan Melalui Fungsi Manajemen Puskesmas (


POACE )
1. Planning
Perencanaan program kesehatan adalah sebuah proses untuk merumuskan
masalah-masalah kesehatan yang berkembang di masyarakat, menentukan
kebutuhan dan sumber daya yang tersedia, menetapkan tujuan program yang
paling pokok dan menyusun langkah-langkah praktis untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan. Perencanaan akan menjadi efektif jika perumusan masalah sudah
dilakukan berdasarkan fakta-fakta dan bukan berdasarkan emosi atau angan-
angan saja.

2. Organizing
Pengorganisasian dilakukan dengan tujuan membagi suatu kegiatan besar
menjadi kegiatan-kegiatan yang lebih kecil. Pengorganisasian mempermudah
manajer dalam melakukan pengawasan dan menentukan orang yang dibutuhkan
untuk melaksanakan tugas-tugas yang telah dibagi-bagi tersebut.
Pengorganisasian dapat dilakukan dengan cara menentukan tugas apa yang harus
dikerjakan, siapa yang harus mengerjakannya, bagaimana tugas-tugas tersebut
33

dikelompokkan, siapa yang bertanggung jawab atas tugas tersebut, pada tingkatan
mana keputusan harus diambil.
Pengorganisasian yang dapat dilakukan dalam perencanaan program
kesehatan ialah:
1. Bagaimana bentuk tindakan pemberantasan panyakit tidak menular yang
akan dilakukan dan siapa yang akan melakukannya?
2. Mengordinir petugas kesehatan yang akan melakukan tahapan
pemberantasan penyakit tidak menular dimasyarakat.
Untuk menjawab point pertama diatas maka tindakan pengorganisasian
perencanaan program kesehatan itu berupa pelaksanaan tugas-tugas oleh bidang-
bidang pemberantasan kesehatan tidak menular yang telah dibentuk sebelumnya
oleh pemerintah terkait yang kemudian akan dilaksanakan oleh bidang-bidang
tersebut misalnya Bidang Pencegahan, Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan
Lingkungan terdiri dari:
1. Seksi Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit. Seksi Pencegahan dan
Pemberantasan Penyakit mempunyai tugas merencanakan, melaksanakan
pembinaan dan koordinasi serta pengawasan dan pengendalian kegiatan
pencegahan dan pemberantasan penyakit.
2. Seksi Pengamatan Penyakit dan Imunisasi. Seksi Pengamatan Penyakit
dan Imunisasi mempunyai tugas merencanakan, melaksanakan pembinaan
dan koordinasi serta pengawasan dan pengendalian kegiatan Pengamatan
Penyakit dan Imunisasi.
3. Seksi Penyehatan Lingkungan. Seksi Penyehatan Lingkungan mempunyai
tugas merencanakan, melaksanakan pembinaan dan koordinasi serta
pengawasan dan pengendalian kegiatan penyehatan lingkungan.
Dari ketiga contoh diatas merupakan bentuk pengorganisasian dari
pernecanaan program kesehatan dalam rangka pemberantasan penyakit tidak
menular.Kemudian poin kedua ialah cara untuk mengordinir petugas
pemberantasan kesehatan dimasyarakat oleh petugas kesehatan ialah dengan
memberdayakan semua potensi yang ada baik itu dari lingkup kesehatan sendiri
maupun dari masyarakat sendiri.
34

3. Actuating
Perencanaan dan pengorganisasian yang baik kurang berarti bila tidak
diikuti dengan pelaksanaan kerja. Untuk itu maka dibutuhkan kerja keras, kerja
cerdas dan kerjasama. Semua sumber daya manusia yang ada harus dioptimalkan
untuk mencapai visi, misi dan program kerja organisasi. Pelaksanaan kerja harus
sejalan dengan rencana kerja yang telah disusun. Kecuali memang ada hal-hal
khusus sehingga perlu dilakukan penyesuian. Setiap SDM harus bekerja sesuai
dengan tugas, fungsi dan perannya masing-masing. Tidak boleh saling jegal untuk
memperebutkan lahan basah misalnya.

4. Controlling
Hal-hal yang perlu dikontrol dalam program perencanaan kesehatan
misalnya:
1. Tenaga Kesehatan
Peranan dokter, dokter gigi, perawat dan bidan dalam upaya
kesehatan yang menekankan penyembuhan penyakit adalah sangat
penting. Pengelolaan upaya kesehatan dan pembinaan bangsa yang sehat
memerlukan pendekatan holistic yang lebih luas, menyeluruh, dan
dilakukan terhadap masyarakat secara kolektif dan tidak individual.
Tenaga kesehatan harus mampu mengajak, memotifasi dan
memberdayakan masyarakat, mampu melibatkan kerjasama lintas sektoral,
mampu mengelola system pelayanan kesehatan yang efisien dan efektif,
mampu menjadi pemimpin, pelopor, pembinan dan teladan hidup sehat.

2. Pemberdayaan Masyarakat
Dalam pembinaan dan pemberdayaan mayarkat yang sangat penting
adalah bagaimana mengajak dan menggairahkan masyarakat untuk dapat
tertarik dan bertanggungjawab atas kesehatan mereka sendiri dengan
memobilisasi sumber dana yang ada pada mereka.

3. Kesehatan dan Komitmen Politik


Masalah kesehatan pada dasarnya adalah masalah politik oleh karena
itu untuk memecahkan masalah kesehatan diperlukan komitmen politik.
Dewasa ini masih terasa adanya anggapan bahwa unsur kesehatan
35

penduduk tidak banyak berperan terhadap pembangunan social ekonomi.


Para penentu kebijakan banyak beranggapan sektor kesehatan lebih
merupakan sector konsumtif ketimbang sektor produktif sebagai penyedia
sumber daya manusia yang berkualitas, sehingga apabila ada kegoncangan
dalam keadaan ekonomi negara alokasi terhadap sector ini tidak akan
meningkat.

5. Evaluating
Evaluasi program adalah sebuah kegiatan yang dilakukan untuk melihat
lebih dekat dan seksama sebuah program. Hal ini melibatkan metode penelitian
dan sifatnya lebih detail. Tujuan evaluasi ini adalah untuk melihat seberapa
banyak perubahan yang dapat dilakukan program tersebut terhadap outcomes
kesehatan secara luas, seperti prevalensi penggunaan alat kontrasepsi atau ratio
kematian ibu dan bayi. Kegiatan evaluasi biasanya meliputi pengukuran pada
saat awal program dan akhir program dan jika memungkinkan mengontrol atau
membandingkan antara kelompok yang satu dengan yang lain untuk membantu
melihat seberapa besar perubahan dalam pencapaian outcomes sebagai hasil
akhir dari kegiatan-kegiatan program kesehatan tersebut. Namun, tidak
termasuk faktor-faktor yang mempengaruhi lainnya dari luar program tersebut.

7. Visi Puskesmas
Visi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas adalah
tercapainya Kecamatan Sehat menuju terwujudnya Indonesia Sehat.
Indikator Kecamatan Sehat:
1. lingkungan sehat.
2. perilaku sehat.
3. cakupan pelayanan kesehatan yang bermutu.
4. derajat kesehatan penduduk kecamatan.

8. Misi Puskesmas
Misi Puskesmas, yaitu:
1. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah kerjanya.
2. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di wilayah
kerjanya.
36

3. Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan pelayanan


kesehatan yang diselenggarakan.
4. Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan masyarakat
beserta lingkungannya.

9. Fungsi Puskesmas
Fungsi Puskesmas, yaitu:
1. Pusat Penggerak Pembangunan Berwawasan Kesehatan.
2. Pusat Pemberdayaan Masyarakat.
3. Pusat Pelayanan Kesehatan Strata Pertama.
4. Pelayanan Kesehatan Perorangan.
5. Pelayanan Kesehatan Masyarakat.

10. Kedudukan
Sistem Kesehatan Nasional sebagai sarana pelayanan kesehatan strata pertama
yang bertanggungjawab menyelenggarakan UKP dan UKM di wilayah kerjanya.
Sistem Kesehatan Kabupaten/Kota sebagai UPT Dinas Kesehatan yang
bertanggungjawab menyelenggarakan sebagian tugas pembangunan kesehatan
Kabupaten/kota di wilayah kerjanya.
Sistem adalah sebagai unit pelaksana teknis dinasPemerintahan Daerah
kesehatan kabupaten/kota yang merupakan unit struktural Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota bidang kesehatan di tingkat kecamatan.Antar Sarana Pelayanan
Kesehatan Strata Pertama sebagai mitra dan sebagai pembina upaya kesehatan
berbasis dan bersumberdaya masyarakat seperti Posyandu, Polindes, Pos Obat Desa
dan Pos UKK.

11. Struktur Organisasi


Struktur Puskesmas, yaitu:
1. Kepala Puskesmas
2. Unit Tata Usaha:
1. Data dan Informasi
2. Perencanaan dan Penilaian
3. Keuangan, Umum dan Kepegawaian
37

3. Unit Pelaksana Teknis Fungsional Puskesmas:


1. UKM (Upaya Kesehatan Masyarakat / UKBM (Upaya Kesehatan Berbasis
Masyarakat).
2. UKP (Upaya Kesehatan Pengembangan).
4. Jaringan pelayanan Puskesmas:
1. Unit Puskesmas Pembantu.
2. Unit Puskesmas Keliling.
3. Unit Bidan di Desa/Komunitas.

12. Tata Kerja


Tata kerja Puskesmas, yaitu:
1. Kantor Camat sebagai koordinasi.
2. Dinkes sebagai UPT bertanggung jawab ke Dinkes.
3. Jaringan Pelayanan Kesehatan Strata Pertama sebagai mitra.
4. Upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat sebagai pembina.
5. Jaringan Pelayanan Kesehatan Rujukan kerjasama.
6. Lintas sektor koordinasi.
7. Masyarakat perlu dukungan/partisipasi BPP (Badan Penyantun Puskesmas).

13. Upaya Puskesmas


Upaya Puskesmas ada dua, yaitu: UKM (Upaya Kesehatan Masyarakat) dan UKP
(Upaya Kesehatan Pengembangan).
Upaya Kesehatan Wajib yaitu upaya berdasarkan komitmen nasional, regional
dan global serta punya daya ungkit tinggi untuk peningkatan derajat kesehatan
masyarakat serta wajib diselenggarakan puskesmas di wilayah Indonesia.Upaya
Kesehatan Wajib, terdiri dari:
1. Upaya Promosi Kesehatan.
2. Upaya Kesehatan Lingkungan.
3. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana.
4. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat.
5. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular.
6. Upaya Pengobatan.
7. Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat.
38

Upaya Kesehatan Pengembangan adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan


permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat serta yang disesuaikan dengan
kemampuan Puskesmas. Upaya Kesehatan Pengembangan, terdiri dari :
1. Upaya Kesehatan Sekolah.
2. Upaya Kesehatan Olah Raga.
3. Upaya Kesehatan Kerja.
4. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut.
5. Upaya Kesehatan Jiwa.
6. Upaya Kesehatan Mata.
7. Upaya Kesehatan Usia Lanjut.
8. Upaya Pembinaan Pengobatan Tradisional.

14. Azas Penyelenggaraan


1. Azas Pertanggungjawaban Wilayah yakni bertanggung jawab meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat yang bertempat tinggal di wilayah kerjanya.
2. Azas Pemberdayaan Masyarakat yaitu Puskesmas wajib memberdayakan
perorangan, keluarga dan masyarakat, agar berperan aktif dalam penyelenggaraan
setiap upaya Puskesmas.
3. Azas Keterpaduan
Azas keterpaduan lintas program seperti MTBS (Manajemen Terpadu Balita
Sakit), UKS (Unit Kesehatan Sekolah), PUSLING (Puskesmas Keliling),
POSYANDU(Pos Pelayanan Terpadu). Azas Keterpaduan Lintas Sektor seperti
UKS, GSI, UKK
4. Azas Rujukan
Rujukan Upaya Kesehatan Perorangan seperti kasus, spesimen, ilmu
pengetahuan.Rujukan Upaya Kesehatan Masyarakat contohnya sarana dan
logistik, tenaga, operasional.

3.1.2 Identifikasi Masalah


Definisi masalah:
1. Masalah adalah kesenjangan antara harapan dan kenyataan.
2. Masalah adalah perbedaan antara kondisi sekarang dan kondisi yang
diharapkan.
39

3. Masalah adalah hasil dari kesadaran bahwa kondisi yang sekarang terjadi
belumlah sempurna.
Dari beberapa uraian definisi diatas dapat di ambil kesimpulan bahwa masalah
adalah di temukan antara kesenjangan antara harapan dan kenyataan atau kesenjangan antara
target dan pencapaian. Dari data laporan tahun 2015 Puskesmas Pangenan di temukan ada 12
SPM yang masih memiliki indikator kerja yang pencapaiannya masih dibawah target:
1. Cakupan Pengkajian dan Pembinaan PHBS di Tatanan Rumah Tangga
(14,70%).
2. Cakupan Pembinaan UKBM dilihat melalui persentase (%) Posyandu Purnama
& Mandiri ( 10,71%)
3. Cakupan Pembinaan Pemberdayaan Masyarakat dilihat melalui Persentase (%)
Desa Siaga Aktif (untuk Kabupaten)/ RW Siaga Aktif (untuk kota) (33,33%)
4. Cakupan Pemberdayaan Individu/ Keluarga melalui Kunjungan Rumah
(36,09%)
5. Cakupan Pengawasan Jamban (68,33%).
6. Cakupan Neonatus dengan Komplikasi yang ditangani (24,43%).
7. Cakupan Keluarga Sadar Gizi (38,89%)
8. Cakupan ASI Eksklusif (46,98%)
9. Cakupan Penemuan Pasien baru TB BTA Positif (41,18%) dan Cakupan
Kesembuhan Pasien TB BTA Positif (19,05%)
10. Cakupan Pembinaan Kelompok Olahraga (38,89%)
11. Cakupan Deteksi Dini Gangguan Kesehatan Jiwa (32,29%)
12. Cakupan Penanganan Penyakit Katarak (0,98%)

Dari 12 SPM tadi maka dilakukan diskusi curah pendapat bersama Kepala
Puskesmas, pembimbing dan pemegang program untuk memperkecil masalah yang akan di
USG dengan pertimbangan dari ketersediaan waktu, kemampuan dan daya ungkit dari
masalah tersebut. Dari hasil curah pendapat maka didapatkan 6 masalah yang nantinya akan
di cari prioritas masalah menggunakan metode USG antara lain:
1. Cakupan Pembinaan Pemberdayaan Masyarakat dilihat melalui Persentase (%)
Desa Siaga Aktif (untuk Kabupaten)/ RW Siaga Aktif (untuk kota) (33,33%)
2. Upaya Kesehatan Lingkungan (Cakupan Pengawasan Jamban)
3. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana (Cakupan Peserta
KB Aktif)
40

4. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat (Cakupan Balita Gizi Buruk yang mendapat
Perawatan)
5. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular (Cakupan penemuan
pasien baru TB BTA Positif)
6. Upaya Pengobatan (Cakupan jumlah seluruh pemeriksaan laboratorium
Puskesmas)

3.1.3 Prioritas Masalah


Dari masalah-masalah yang ditemukan tersebut terlebih dahulu akan
ditentukan prioritas masalahnya mengingat terbatasnya sumber daya manusia. langkah
awal yang diambil adalah dengan menentukan prioritas SPM. Untuk memprioritaskan
SPM tersebut di gunakan metode USG (Urgency, Seriuosness, Growth).
Definisi USG adalah suatu metode USG yang merupakan cara dalam
menetapkan urutan prioritas, dengan memperhatikan urgensinya, keseriusannya, dan
adanya kemungkinan berkembangnya masalah.

1. Urgency (urgensi), yaitu dilihat dari tersedianya waktu, mendesak, atau tidak
masalah tersebut diselesaikan.
2. Seriousness (keseriusan), yaitu melihat dampak masalah tersebut terhadap
produktifitas kerja, pengaruh terhadap keberhasilan, membahayakan sistem atau
tidak.
3. Growth (berkembangnya masalah), yaitu apakah masalah tersebut berkembang
sedemikian rupa sehingga sulit dicegah.
Tabel 3.1 Penilaian Kriteria Metode USG
NILAI KRITERIA
URGENCY SERIOUSNESS GROWTH
5 Sangat urgen Sangat serius Sangat tumbuh
4 Cukup urgen Cukup serius Cukup
3 Urgen Serius Tumbuh
2 Kurang urgen Kurang serius Kurang tumbuh
1 Sangat kurang Sangat kurang Sangat kurang
urgen serius tumbuh
41

Langkah inti Pelaksanaan USG:


1. Penyusunanan Daftar Masalah
 Setiap peserta pertemuan diminta mengemukakan masalah bagian yang
di wakilinya.
 Pimpinan USG mengintruksikan kepada petugas pencatat untuk
mencatat setiap masalah
2. Klarifikasi Masalah
 Lakukan klarifikasi masalah yang telah diidentifikasi dalam rangka
menentukan prioritas masalah.
 Setiap anggota diminta penjelasan (klarifikasi) maksud dari masalah yang
dikemukakannya.
 Setelah diklarifikasi, maka tulis masalah hasil dari klarifikasi tersebut.
3. Membandingkan antar masalah
 Bandingkan masalah yang diperoleh, sebagai contoh masalah A sampai C
menurut kriteria urgensi, keseriusan, dan kemungkinan berkembangnya
masalah.
 Tulis frekuensi kemunculan tiap masalah yang diperbandingkan, frekuensi ini
dianggap sebagai nilai atau skor masalah. Kemudian jumlah skor yang
diperoleh tiap masalah berdasarkan kriteria urgency, seriousness, dan growth.
42

Bagan 3.1 Alur Pelaksanaan USG.

Persiapan Daftar Semua Yang Ada


a. Petugas Prakata Diklasifikasikan
Oleh Masalah Yang
b. Tempat Dikemukakan Dan Daftar
c. Sarana Pimpinan Kembali Hasilnya
USG Peserta
d. Data
e. Peserta

Tulis Frekuensi Munculnya Bandingkan Masalah Yang


Jumlah Hasil Yang Satu Dengan Yang
Tiap Masalah Setelah
Muncul Berdasarkan Lainnya, Tulis Mana Yang
Dibandingkan Berdasarkan
Aspek Urgency + Lebih Urgent, Serius, &
Aspek Urgency, Seriousness,
Seriousness + Growth Punya Kemungkinan
& Growth Pada Langkah
Untuk Tiap-Tiap Masalah Untuk Berkembang Yang
Sebelumnya
Tinggi

Buat Urutan Masalah (Prioritas) Sesuai


JumlahTotal Angka Yang Diperoleh
Tiap-Tiap Masalah Dari Terbesar
Hingga Yang Terkecil
43

Dari data yang didapat dari SPM yang telah diambil, dapat dilakukan penentuan
prioritas masalah dengan metode USG sebagai berikut:
Diambil 3 masalah besar sebagai berikut:
1. Cakupan Pembinaan Pemberdayaan Masyarakat dilihat melalui Persentase (%)
Desa Siaga Aktif (untuk Kabupaten)/ RW Siaga Aktif (untuk kota) (33,33%)
2. Upaya Kesehatan Lingkungan (Cakupan Pengawasan Jamban)
3. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana (Cakupan Peserta
KB Aktif)
4. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat (Cakupan Balita Gizi Buruk yang mendapat
Perawatan)
5. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular (Cakupan penemuan
pasien baru TB BTA Positif)
6. Upaya Pengobatan (Cakupan jumlah seluruh pemeriksaan laboratorium
Puskesmas)

Dengan peserta USG adalah:


1. dr. Hj. Atih Andriyantie Fauzi selaku Kepala Puskesmas Pangenan.
2. dr. Ahmad Yani selaku Pembimbing.
3. Tono Purnomo selaku Koordinator Program.
4. Onih Waronih selaku Koordinator Tata Usaha.
5. Samroh, Amd.Kep selaku Koordinator Promosi Kesehatan.
6. Ayu, Amd.Kepselaku Koordinator Kesehatan Lingkungan.
7. Hj. Nurkomariah, SST selaku Koordinator Bidan Puskesmas Pangenan.
8. Hermi Rumini, Amd.Kep selaku Koordinator P2P.
9. Rizki Yulianti, Amd.Gz selaku Koordinator Gizi.
10. Dina Ariyani Dewi selaku Coas FK Unswagati.
11. Hendi Ekananda selaku Coas FK Unswagati.
12. Ismayanti selaku Coas FK Unswagati.
44

Pengambilan USG
Tabel 3.2 Data Pengambilan Urgency
PESERTA
MASALAH
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 5 5 5 4 5 5 3 3 4 4 4 5
2 3 3 3 3 3 3 3 5 3 3 3 3
3 3 2 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3
4 4 4 3 4 4 5 3 3 4 4 4 4
5 4 5 3 3 5 3 3 5 5 3 3 4
6 3 2 3 4 2 3 3 3 3 3 3 3

Tabel 3.3 Data Pengambilan Seriousness


PESERTA
MASALAH
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 4 5 5 4 4 5 3 3 3 4 4 4
2 3 3 3 3 3 4 3 4 5 3 3 3
3 3 2 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3
4 4 4 3 4 4 4 3 5 4 4 4 4
5 4 5 3 3 3 3 5 5 3 3 4 3
6 3 2 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3

Tabel 3.4 Data Pengambilan Growth


PESERTA
MASALAH
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 4 4 4 5 4 5 3 4 3 3 4 3
2 4 4 4 1 3 3 2 2 2 2 4 2
3 3 3 3 4 3 5 3 4 3 3 3 3
4 4 2 4 5 4 3 3 4 3 3 4 3
5 4 4 4 3 4 3 3 4 2 3 4 3
6 3 4 3 3 3 3 3 4 5 3 3 3
45

Tabel 3.5 Hasil Skoring USG


MASALAH URGENCY SERIOUSNESS GROWTH TOTAL RANKING
1 52 48 46 146 1
2 38 40 32 110 6
3 38 39 40 117 4
4 46 47 42 135 2
5 46 44 41 131 3
6 35 37 40 112 5

Dari hasil skoring USG disimpulkan bahwa yang menjadi prioritas masalah adalah:
 Cakupan Pembinaan Pemberdayaan Masyarakat dilihat melalui Persentase (%) Desa
Siaga Aktif (untuk Kabupaten)/ RW Siaga Aktif (untuk kota) (33,33%)

3.1.4 Rumusan Masalah Berdasarkan Prioritas Masalah


a. Rumus

Jumlahpencapaian pembinaan pemberdayaan desa


siaga aktif
Cakupan 4.
pembinaan 5. = x 100%
pemberdayaan Jumlah seluruh sasaran pembinaan dalam kurun
masyarakat
waktu tertentu
b.melalui desa siaga
Pembilang
Jumlah pencapaian penyuluhan yang dilaksanakan dalam kurun waktu tertentu.

c. Penyebut
Jumlah seluruh sasaran penyuluhan dalam kurun waktu tertentu.

d. Ukuran/konstanta
Persentase (%)

e. Contoh perhitungan
 Jumlah pencapaian pembinaan yang dilaksanakan bulan Januari-Desember 16
kali.
 Jumlah sasaran pembinaan bulan januari-februari 16 kali.
46

 Cakupan pembinaan pemberdayaan masyarakat melalui desa siaga = 16 x 100


= 100%
16
f. Sumber Data
Laporan tahunan Puskesmas Pangenan.

g. Rujukan
Pedoman penyuluhan promosi kesehatan di puskesmas.

h. Target
Target pencapaian pembinaan dan pemberdayaan masyarakat melalui desa siaga adalah
100%.

6.1.5 Analisis Penyebab Masalah Dan Alternatif Pemecahan Masalah


a. Analisis Penyebab Masalah
Dari hasil curah pendapat yang melibatkan USG dengan menggunakan diagram
tulang ikan sebagai berikut :
47

Bagan 3.2 Fishbone Akar Masalah


48

Tabel 3.6 Faktor Penyebab Masalah


Variabel Penyebab
Alternatif Pemecahan
NO. Faktor
Penyebab Masalah Masalah
Penyebab
1. Man  Kurangnya kesiapan Dilakukan pelatihan untuk
petugas penyuluhan
 Kurangnya peran lintas Mengadakan kerjasama
sector untuk lintas sektoral
pengembangan desa Merekrut masyarakat untuk
siaga ikut berperan serta
 Kurangnya pengetahuan
masyarakat
 Peran aktif
pemerintahan desa
kurang
2. Money  Dana sehat belum Adanya anggaran untuk
tersedia media penyuluhan misalkan
 Dana kegiatan belum leaflet dll
mencukupi Menentukan anggaran
 Akses investor kegiatan
terhadap desa sulit
 Tidak ada wirausaha
didesa
 Kurangnya kemauan
masyarakat untuk
urunan dana
3. Material  Kurangnya forum Mengadakan forum
pertemuan pertemuan dengan lintas
masyarakat desa sektor
 Data masalah dan
data potensi
 Rutinitas rakordes
belum jelas
49

 Kurangnya pelaporan
masyarakat kepada
tim forum desa siaga
4. Metode  Pembentukan tim Memberikan penyuluhan
desa siaga sehat pada masyarakat tentang
belum aktif berjalan Masyarakat yang mandiri
 Jadwal kegiatan dalam pembangunan
belum tersedia kesehatan
 Penentuan sumber Penentuan jadwal kegiatan
dana sehat belum dan sumber dana sehat
diputuskan
 Inovasi kegiatan
yang kurang
 Terjadwalnya
rutinitas rakordes
pertriwulan
5. Market  Partisipasi Mengadakan Kegiatan
masyarakat kurang Pembinaan desa siaga dan
 Tingkat pendidikan implementasi salah satu
dan ekonomi rendah kegiatan desa siaga untuk
 Tingkat pengetahuan mendapatkan perhatian dan
masyarakat rendah partisipasi masyarakat

 Lingkungan desa
yang jauh dan
terletak di ujung dari
pusat kecamatan
6. Machine  Sarana penyuluhan Menyediakan kegiatan
desa siaga kurang penyuluhan sederhana yang
optimal disertai pembinaan kegiatan
 Organisasi desa siaga
masyarakat belum
berjalan
 Akses petugas ke
50

desa masih sulit


 Forum desa belum
aktif berjalan
 Partisipasi
pengembangan desa
siaga oleh lintas
sektor kurang

b. Alternatif Pemecahan Masalah


Untuk meningkatkan cakupan penyuluhan kelompok oleh petugas di dalam gedung
Puskesmas dan penyuluhan kelompok oleh petugas di masyarakat, maka dibuatlah
alternatif pemecahan masalah. Maka peserta diminta untuk memilih pemecahan
masalah yang perlu diprioritaskan.

1. Penentuan Jadwal Kegiatan pertahun.

Kegiatan Man Money Metode Material Machine Market Time


Pengkajian Team Rp. - Penyuluhan, Materi Leafleat, Bidang 1 hari
dan Promosi Tanya penyuluha pengeras Promkes
Pembinaan Kesehatan, Jawab n suara Puskesm
desa siaga Posyandu, as dan
aktif Ds. Posbindu, kader
Beringin Pustu dan
UKS,
Poskesdes

c. Rencana Kegiatan (Plan Of Action / POA)


Tabel 3.13 Plan Of Action / POA
No Kegiatan Tujuan Sasaran Tempat Indikator Hasil
1. Persiapan Agar kegiatan Kepala Puskesmas Didapatkan prioritas
51

 Menganalisis penyuluhan puskesmas, Pangenan masalah dan


masalah dan dan dokter, pemecahan masalah
menentukan pembinaan pemegang
prioritas masalah desa siaga program,
 menentukan lebih Penanggung
alternatif terorganisir Jawab Desa
pemecahan masalah
dan prioritas
pemecahan masalah
 pembuatan jadwal
 sosialisasi ke
petugas promosi
kesehatan
 mengkonfirmasi
waktu dan tempat
pelaksanaan dengan
lintas sektor

2. Pelaksanaan Kegiatan Masyarakat Balai desa Masyarakat


 Konfirmasi ulang Pembinaan Beringin memahami definisi,
tempat, kesiapan lintas Desa Siaga unsur, dan indicator
sektor dapat keberhasilan desa
 Persiapan sarana dan terlaksana siaga dan ikut andil
prasarana dengan baik dalam kegiatan desa
 Pelaksanaan kegiatan dan dapat siaga
pembinaan desa siaga diikuti oleh
semua
anggota
masyarakat
yang terlibat
3. Evaluasi Mengetahui Panitia Puskesmas Terbentuk laporan
 Penilaian apakah waktu sejauh mana pelaksana Pangenan pertanggungjawaban
52

pelaksanaan terlaksana pencapaian kegiatan


tepat waktu kegiatan
 Penilaian apakah
tempat pelaksanaan
sudah cukup kondusif
 Penilaian apakah
sasaran telah tercapai
53

Tabel 3.14 Rencana Usulan Kegiatan Upaya Kesehatan Di Puskesmas Pangenan


No Upaya Kegiatan Tujuan Sasaran Target Kebutuhan Sumber Daya Indikator Sumber
Kesehatan Dana Alat Tenaga Keberhasilan Pembiayaan
1. Pembinaan  Penyuluhan Meningkatnya Masyarakat 1 Desa  Leaflet 70 x  Leaflet  koas FK Terwujudnya Mandiri
Pemberdayaan dan Pengetahuan dan Desa Rp.250=  Power Unswagati desa siaga aktif
Masyarakat Pembinaan partisipasi beringin, Rp.17.500,- Point  petugas tingkat madya di
dilihat melalui desa siaga masyarakat Desa Pemerintah  Snack 70 Kesehatan Desa Beringin,
Persentase (%) aktif Ds. Beringin tentang Desa peserta x Rp. (Bidan Desa, meliputi:
Desa Siaga Beringin Desa Siaga Sehat Beringin, 7000,-= Kesling, Gizi, - Penyediaan
Aktif (untuk meliputi dengan Pemerintah Rp. Survailance, dana sehat,
Kabupaten) pengaktifan terwujudnya Kecamatan 490.000,- Immunisasi, - Partisipasi
kembali tim kesepakatan Pangenan Promosi aktif
desa, pembentukan tim Kesehatan masyarakat,
penentuan FKD, - Peran aktif
sumber ditentukannya organisasi
dana sehat, sumber dana sehat, masyarakat,
dan dan terjadwalnya - Memiliki
penentuan forum kesehatan UKBM
jadwal desa pertama posyandu
kegiatan - Memiliki
forum kader 3-5
kesehatan orang
desa
pertama,
dan
kuisioner
post
penyuluhan
54

 Implementasi Mecari data Ibu Hamil 33 ibu Reagen Kit Reagen,  Petugas Tersedianya Mandiri
Kegiatan informasi Trimester I, hamil Pemeriksaan Lancett, Laboratoriu Informasi calon
Desa Siaga golongan darah II, dan III Golongan Kartu m donor darah yang
golongan
berupa dari keluarga ibu baik resti Darah untuk Puskesmas bersedia
darah
penyuluhan hamil dan yang maupun tidak 100 orang: Pangenan mendonorkan
tentang bersedia menjadi dan keluarga Rp.600.000  Bidan Desa, darahnya untuk
anemia pada calon donor darah ibu hamil Snack Kader: Perawat, ibu hamil jika
ibu hamil dan sebagai persiapan Rp.100.000  Koas FK diperlukan
pemeriksaan apabila Unswagati
golongan diperlukannya
darah darah oleh ibu
keluarga ibu hamil.
hamil

Tabel 3.15 Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK) Puskesmas Pangenan


No Upaya Kesehatan Kegiatan Sasaran Target Volume Rincian pelaksanaan Lokasi Tenaga Jadwal Biaya
kegiatan pelaksanaan Pelaksana
1 Promosi Kesehatan Pembinaan Masyarakat desa 1 desa 1  Leaflet 70 x1x Rp.250=  Balai Desa  Coas FK 10 Mandiri
Desa Siaga Beringin Rp.17.500,- Beringin Unswagati Februari
melalui termasuk  Snack 70 peserta x 1x  Petugas 2017
Penyuluhan didalamnya, Rp. 7000,-= Rp. Kesehatan
mengenai desa Kepala Desa, 490.000,-
siaga Pemerintah  ATK: Rp.40.000,-
Desa, Kader,
Tokoh
Masyarakat,
Tokoh Agama,
PLKB, LSM
Pihak
Kecamatan.
55

Implementasi Ibu Hamil 33 orang 1 Pemeriksaan calon donor  Balai Desa  Coas FK  Coas FK Mandiri
Kegiatan Desa Trimester I, II, darah di keluarga ibu Beringin Unswagati Unswag
Siaga dan III baik resti hamil  Petugas ati
maupun tidak Reagen Kit: Rp.600.000,- Kesehatan Petugas
dan keluarga Snack Kader: Kesehatan
Rp.100.000
56

BAB IV
SIMPULAN DAN SARAN

4.1. Simpulan
Dari hasil analisis masalah yang dilakukan di Puskesmas Pangenandapat disimpulkan bahwa:
1. Program Puskesmas Pangenan serta masalah kesehatan yang ada di wilayah kerja Puskesmas Pangenan.
2. Masalah kesehatan yang ada di Puskesmas Pangenan ada 6 masalah. Yaitu Cakupan Pembinaan Pemberdayaan Masyarakat dilihat melalui
Persentase (%) Desa Siaga Aktif (untuk Kabupaten)/ RW Siaga Aktif (untuk kota) (33,33%), Upaya Kesehatan Lingkungan (Cakupan
Pengawasan Jamban), Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana (Cakupan Peserta KB Aktif), Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat
(Cakupan Balita Gizi Buruk yang mendapat Perawatan), Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular (Cakupan penemuan pasien
baru TB BTA Positif), Upaya Pengobatan (Cakupan jumlah seluruh pemeriksaan laboratorium Puskesmas).
3. Yang menjadi prioritas masalah di Puskesmas Pangenan adalah belum tercapainya target SPM dari indikator kerja cakupan pembinaan desa
siaga.
4. Berbagai faktor yang menjadi kendala belum tecapainya cakupan pembinaan desa siaga antara lain kurangnya partisipasi masyarakat, kurangnya
kegiatan forum desa, belum tersedianya dana sehat.
5. Terdapatprioritas pemecahan masalah yaitu melaksanakan pembinaan desa siaga.

4.2. Saran
5.2.1 Bagi Puskesmas Pangenan:
1. Diharapkan Puskesmas Pangenan bisa mempertimbangkan rencana tindak lanjut yang telah dibuat dalam laporan ini.
2. Diharapkan Puskesmas Pangenan bisa menggali lebih dalam tentang penyebab masalah dari tidak tercapainya target SPM dari indikator
kerja cakupan pembinaan desa siaga.
57

5.2.2 Bagi Dinas Kesehatan


1. Diharapkan dinas kesehatan ikut serta dalam pengawasan dan membantu menyelesaikan berbagai masalah yang dihadapi di berbagai
puskesmas.
2. Diharapkan meningkatkan ketersediaan inovasi dalam pembinaan desa siaga.

5.2.3 Bagi Institusi


1. Dengan dilaksanakannya kepaniteraan klinik bagian ilmu kesehatan masyarakat, institusi dapat mengukur seberapa jauh anak didiknya
dalam memahami konsep manajemen organisasi dengan metode USG dan CARL dilapangan.
2. Sebagai pengembangan ilmu pendidikan di Institusi
58

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktek). Jakarta. PT. Rineka Cipta.
Agus. 2003.Prinsip Dan Metode Riset Efidemiologi Edisi II Jilid I. Jakarta. Bisma Murti.
Azwar, Azrul. 1996. Pengantar Administrasi Kesehatan. Jakarta. Bina Rupa Aksara.
Departemen Kesehatan RI. 1992. Pedoman Kerja Puskesmas Jilid I.Jakarta. Depkes RI.
Departemen Kesehatan RI. 2004. Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan MasyarakatTahun 2004. Jakarta. Depkes RI.
Departemen Kesehatan RI. 2004. Manajemen Puskesmas. Jakarta. Depkes RI.
Departemen Kesehatan RI. 2004. Penyelenggaraan Puskesmas Unit SwadanaBuku I. Jakarta. Depkes RI.
Nasir, muhamad. 2005.Manajemen Puskesmas (Berbasis Paradigma Sehat). Jakarta. CV. Serpong Seto.

Anda mungkin juga menyukai