IRMASARI., AM.Keb
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkah, rahmat dan
karuniaNya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan tahunan Program Kesehatan
Jiwa UPTD Puskesmas Sukatani tahun 2023
Laporan ini disusun bedasarkan pelaksanaan kegiatan dari hasil cakupan kegiatan
yang telah dilakukan oleh pelaksana program Kesehatan Jiwa UPTD Puskesmas
Sukatani dari bulan Januari 2023 sampai dengan Desember 2023 juga bidan
desa,perawat dan staf karyawan puskesmas Sukatani diwilayah kerja Puskesmas
Sukatani .
Diharapkan laporan ini dapat menjadi tolak ukur UPTD Puskesmas Sukatani dan staf
di tahun 2023 dalam melaksanakan kegiatan yang lebih efektif dam efisien dalam
mewujudkan derajat kesehatan yang optimal.
Kami menyadari sepenuhnya bahwasannya laporan tahunan yang kami buat ini jauh
dari kesempurnaan, untuk itu kritik dan saran untuk perbaikan laporan tahunan di masa
yang akan datang sangat diharapkan. Kami sampaikan terimakasih kepada semua pihak
yang telah membantu dan berperan aktif dalam penyusunan laporan tahun ini.
Semoga laporan tahunan ini dapat bermanfaat untuk dijadikan acuan pelaksanaan
program dalam upaya meningkatkan kualitas pelayanan program dalam upaya
mningkatkan kualitas pelayanan program Kesehatan Jiwa khususnya di wilayah kerja
UPTD Puskesmas Sukatani.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengertian Sehat menurut WHO adalah kondisi normal seseorang yang merupakan
hak hidupnya.Sehat berhubungan dengan hokum alam yang mengatur tubuh,jiwa,dan
lingkungan berupa udara segar,sinar matahari,diet
seimbang,bekerja,istirahat,tidur,santai,kebersihan serta pikiran,kebiasaan dan gaya
hidupyang baik.Selama beberapa dekade ,Pengertian sehat masih di pertentangkan para
ahli dan belum ada kata sepakat dari para ahli kesehatanmaupun tokoh masyarakat
dunia.Akhirnya World Health Organization (WHO) membuat definisi universal yang
menyatakan bahwa pengertian sehat adalah suatu keadaan kondisi fisik,mental,dan
kesejahteraan social yang merupakan satu kesatuan dan bukan hanya bebas dari
penyakit atau kecatatan.
Undang – undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan menyatakan bahwa
setiap orang memiliki hak yang sama dalam memperoleh derajat kesehatan yang optimal.
Pernyataan ini menegaskan bahwa kesehatan merupakan hak azasi setiap orang yang
harus dipenuhi oleh para pemeran di bidang pelayanan kesehatan dengan menyediakan
pelayanan kesehatan yang sesuai standar dan bekerja secara lebih profesional dengan
mengutamakan pemenuhan kebutuhan masyarakat di bidang pelayanan kesehatan.
Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Purwakarta Nomor 8 Tahun 2004, tentang
Pembentukan dan Susunan Organisasi Dinas Kesehatan Kabupaten Purwakarta dan
Keputusan Bupati Purwakarta Nomor 11 Tahun 2005 tentang Organisasi dan Tata kerja
dan Tugas pokok dan fungsi Dinas Kesehatan Kabupaten Purwakarta, bahwa Dinas
Kesehatan mempunyai tugas pokok melaksanakan kewenangan Daerah dibidang
Kesehatan. Peran ini menjadi lebih penting lagi dengan diberlakukannya Sistem Otonomi
Daerah, dimana daerah mempunyai wewenang lebih luas untuk menentukan program
sendiri, seperti program Kesehatan Jiwa .
Data Riskesdas tahun 2018,prevalensi gangguan jiwa berat menunjukan adanya
kenaikan yang signifikan dari 1,7% menjadi 7% artinya penderita gangguan jiwa
bertambah sebanyak 28.000 jiwa sehingga diketahui jumlah penderita gangguan jiwa di
Indonesia 428.000 jiwa.Data yang di dapat dari Dinas Kesehatan Kabupaten Purwakarta
pada tahun 2019 adalah pasien gangguan jiwa menurut kasus penemuan baru dilihat dari
jenis diagnose adalah jumlah psikosis/Skizoprenia 495 orsng (0,11% )
Upaya kesehatan Pengembangan adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan
permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat serta yang disesuaikan dengan
kemampuan Puskesmas. Upaya kesehatan masyarakat dipilih dari daftar upaya
kesehatan pokok Puskesmas yang telah ada yakni : Upaya Kesehatan Jiwa.
Pengertian dari Kesehatan Jiwa adalah : Suatu kondisi
sehat,emosional,psikologis,dan sosiologi yang terlihat dari hubungan interpersonal yang
memuaskan,perilaku dan koping yang efektif,konsep diri yang positif dan kestabilan
emosional.Kesehatan Jiwa memiliki banyak komponen dan di pengaruhi oleh berbagai
faktor ( Johnson,1997).
Pengertian Kesehatan Jiwa (UU No. 23 tahun 1992 ps 24,25,26 dan 27): adalah
suatu kondisi mental sejahtera yang memungkinkan hidup harmonis dan produktif sebagai
bagian yang utuh dari kualitas hidup seseorang dengan memperhatikan semua segi
kehidupan manusia .Orang yang sehat jiwa mempunyai ciri :
1. Menyadari sepenuhnya kemampuan dirinya
2. Mampu Menghadapi stress kehidupan yang wajar.
3. Mampu bekerja produktif dan memenuhi kebutuhan hidupnya.
4. Dapat berperan serta dalam lingkungan hidup.
5. Menerima baik dengan apa yang ada pada dirinya.
Sehat merupakan konsep abstrak, untuk dapat memahaminya dapat dilakukan
melalui hal berikut :
1. Manusia tidak secara mutlak dalam kondisi sehat atau sakit, tetapi memiliki level /
tingkat kesakitan atau kesehatan yang dikenal dengan rentang sehat sakit atau
cacat / meninggal. Dengan demikian kondisi kesehatan seseorang bersifat dinamis.
2. Sehat memiliki dimensi subjektif dan objektif. Dimensi subjektif melibatkan bagaimana
perasaan sehat seseorang, sedangkan dimensi objektif melibatkan bagaimana fungsi
tubuh seseorang.
3. Kebutuhan perawatan kesehatan dapat bersifat continue dan episodik dan bersifat
tidak dapat diduga, keperawatan melayani kebutuhan yang bersifat
berkesinambungan, sementara kebutuhan yang bersifat episodik dilakukan ditempat
perawatan akut.
Dewasa ini Pemerintah telah menyediakan pelayanan kesehatan jiwa kepada
masyarakat melalui sistem pelayanan kesehatan jiwa mulai dari tingkat primer, sekunder
dan tersier. Namun demikian jika dikaitkan dengan beban biaya yang harus dikeluarkan,
maka pendekatan kepada masyarakat akan lebih efektif dan efisien.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tertangani kasus kesehatan jiwa pada pasen yang datang berobat ke pelayanan
kesehatan dasar.
2. Tujuan Khusus
a. Mendeteksi secara dini kasus kesehatan jiwa yang datang ke pelayanan
kesehatan dasar.
b. Menangani kasus kesehatan jiwa yang datang ke pelayanan kesehatan dasar
sesuai dengan kompetensi masing –masing tenaga kesehatan.
c. Melakukan rujukan pada saat yang tepat bila diperlukan.
d. Terlaksananya tindak lanjut masalah keperawatan pada individu, keluarga,
kelompok khusus dan masyarakat.
e. Terlaksananya penyebaran informasi tentang kesehatan jiwa.
f. Meningkatnya koordinasi dan peran serta lintas program dan lintas sektor dalam
pengelolaan dan pelaksanaan Kesehatan Jiwa.
C. Sasaran
Keluarga dan pasien jiwa.
Wilayah Kerja Puskesmas DTP Sukatani terdiri dari 14 Desa dengan kondisi
jangkaun akses pelayan yang berbeda .Lebih jelas dapat di lihat pada table dibawah
ini:
JUMLAH PENDUDUK
PUSKESMAS DTP SUKATANI TAHUN 2023
NO DESA TOTAL
1 2 5
1 Sukatani 11080
3 Cilalawi 4110
5 Sukamaju 3876
6 Cipicung 2691
8 Cianting 6980
9 Cibodas 3769
10 Sukajaya 5429
11 Cijantung 4936
13 Sindanglaya 3412
14 Panyindangan 6182
JUMLAH 70.348
B. Keadaan Penduduk
a. Pertumbuhan Penduduk
Pertumbuhan penduduk di wilayah kerja Puskesmas Sukatani setiap
tahunnya menunjukan peningkatan.Hal ini terjadi karena banyaknya pasangan
baru nikah yang ingin segera punya anak juga derasnya arus urbanisasi.
b. Persebaran dan Kepadatan Penduduk
Persebaran penduduk yang tidak merata. Hal ini berkaitan dengan
daya dukung lingkungan yang tidak seimbang antara satu Desa dengan
Desa lainnya. Bila kepadatan penduduk setiap desa dibandingkan, maka
desa dengan kepadatan tertinggi adalah desa Sukatani (11028 per km² ) dan
terendah desa Cipicung (2672 jiwa per km² ).
LUAS WILAYAH, JUMLAH RT/RW, JUMLAH PENDUDUK,
MENURUT DESA/KELURAHAN
PUSKESMAS DTP SUKATANI TAHUN 2023
LUAS JUMLAH
DESA/ JUMLAH
NO WILAYAH
KELURAHAN RT RW RT+RW PENDUDUK
(km2)
1 2 3 4 5 6 7
C. Keadaan Ekonomi
1. Tingkat Pendapatan
Angka pendapatan perkapita diperoleh dengan cara membagi produk
domestik regional bruto dengan jumlah penduduk pertengahan tahun. Angka
pendapatan perkapita ini sangat sulit didapatkan sehingga angka yang didapatkan
sehingga angka yang dipakai adalah data proyeksi dari kutipan RPJMD
Kabupaten Purwakarta 2018 – 2022. Perkembangan data pendapatan perkapita
dari tahun ke tahun terus meningkat sehingga pada tahun 2018 didapat data
pendapatan perkapita sebesar 30 juta.
Sebagian besar penduduk Kecamatan Sukatani bergerak dalam lapangan usaha
pertanian dan urutan selanjutnya adalah di bidang perdagangan industri dan
jasa . Lapangan usaha pertanian masih menjadi pilihan hidup, namun demikian
seiring pengembangannya industri maka di sektor ini dan pendukungnya seperti
perdagangan dan jasa mulai diminati. Keadaan ini didukung dengan adanya
daerah industri yang dapat menyerap banyak tenaga kerja selain sentral industri
rakyat seperti pembuatan tape singkong .
2. Penduduk Miskin
Jumlah penduduk miskin di Kecamatan Sukatani tahun 2023 sebanyak
8545 KK, sedangkan jumlah tercatat 36156 jiwa (jumlah peserta BPJS di faskes
Sukatani)
E. Analisa Lingkungan
Lingkungan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kondisi kondisi
masyarakat. Seperti yang di kemukakan oleh Teorinya H. L. Blum bahwa ada empat
faktor yang mempengaruhi kesehatan yaitu Lingkungan, Prilaku, Pelayanan Kesehatan
dan Genetik. Lingkungan memiliki peran yang sangat besar terhadap angka morbilitas
dan mortalitas yang berpengaruh terhadap derajat kesehatan yang pada akhirnya akan
mempengaruhi perkembangan IPM (Indeks Pembangunan Manusia).
Kualitas lingkungan fisik dan biologi sangat dipengaruhi oleh aktifitas dan perilaku
manusia. Faktor lingkungan yang penting menyangkut ketersediaan air bersih, fasilitas
sanitasi. Keadaan lingkungan pemukiman termasuk kualitas udara dan tanah.
Lingkungan fisik dan biologi yang tidak baik akan membawa dampak terhadap
kesehatan terutama mengakibatkan tingginya kasus penyakit karena mikro organisme.
Keadaan lingkungan yang berkaitan langsung dengan masalah kesehatan, meliputi
penyediaan air, jamban, pembuangan air limbah dan sampah.
F. Perilaku Masyarakat
Pencapaian pembangunan kesehatan di bidang perilaku masyarakat belum bisa
banyak diungkapkan karena terbatasnya data dan informasi perilaku masyarakat yang
bisa diperoleh dari sistem pencatatan dan pelaporan rutin yang tersedia, seperti:
1. Ketersediaan jaminan pembiayaan / asuransi kesehatan
2. Pengobatan Sendiri
3. Pertolongan Persalinan
4. Keluarga Berencana
5. Pemberian ASI Ekslusif
6. Kemandirian Posyandu
G. Pelayanan Kesehatan
Berobat jalan adalah kegiatan atau upaya anggota masyarakat yang mempunyai
keluhan kesehatan untuk memeriksakan diri dan mendapatkan pengobatan dengan
mendatangi tempat pelayanan kesehatan modern atau tradisional tanpa menginap,
termasuk mendatangkan petugas kesehatan ke rumah.
1. Fasilitas pelayanan
a. Penyelenggaraan Upaya Kesehatan Masyarakat :
- Pelayanan promosi kesehatan
- Pelayanan kesehatan lingkungan
- Pelayanan kesehatan ibu, anak, dan keluarga berencana
- Pelayanan gizi
- Pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit
- Pelayanan perawatan kesehatan masyarakat
- Pelayanan usaha kesehatan sekolah
- Pelayanan lanjut usia
- Pelayanan kesehatan gigi dan mulut di sekolah dan masyarakat
- Pembinaan pengobatan tradisional
- Pelayanan kesehatan jiwa
- Pelayanan kesehatan olahraga
- Pelayanan kesehatan kerja
- Pelayanan Penyakit Tidak Menular
b. Penyelenggaraan Pelayanan Klinis atau Upaya Kesehatan Perorangan (UKP)
1) Pelayanan dalam gedung
- Pendaftaran dan rekam medis
- Pelayanan umum
- Pelayanan kesehatan anak (MTBS)
- Pelayanan gigi
- Pelayanan KIA, KB dan imunisasi
- Pelayanan konseling : PKPR, Gizi, Jiwa, Kesehatan Lingkungan,
Berhenti merokok, VCT
- Pelayanan laboratorium
- Pelayanan penyakit menular : VCT HIV/ AIDS, IMS, TBC, Kusta,
Hepatitis
- Pelayanan kefarmasian
- Pelayanan gawat darurat
- Ambulance
2) Luar Gedung
a) Posyandu
b) Posbindu Lansia
c) Posbindu PTM
BAB III
PELAKSANAAN KEGIATAN
A. Pembiayaan
Tabel 3.1
Tabel Pembiayaan Kegiatan Program Kesehatan Jiwa
Tahun 2023
Sumber Biaya Frekuensi Realisasi
No Kegiatan
APBD BOK JKN APBD BOK JKN APBD BOK JKN
1 Pelaksanaan
skrining masalah
Kesehatan jiwa di
- Rp 400.000 - - 4 - - 100% -
UKBM/Lembaga(L
apas,panti,pesantr
en,sekolah)
Kunjungan rumah
edukasi keluarga
untuk perawatan
2 dan berobat teratur - Rp 4.800.000 - - 24 - - 100% -
pada Orang
dengan Gangguan
Jiwa (ODGJ)
TOTAL Rp5.200.000 100%
B. Pelaksanan Kegiatan
1. Pelaksanaan skrining masalah Kesehatan jiwa di
UKBM/Lembaga(Lapas,panti,pesantren,sekolah) yaitu
Kegiatan ini dengan melakukan skrining masalah Kesehatan jiwa di sekolah
dengan kegiatan menggunakan form SDQ yang di isi oleh siswa/siswi di sekolah .
Bekerjasama dengan lintas program khususnya petugas yang telah dilatih, untuk
mendeteksi dini masalah kesehatan jiwa baik dilakukan didalam gedung maupun
di luar gedung,dengan tujuan untuk mencari kasus baru dan penderita cepat
tertangani
2. Kunjungan rumah edukasi keluarga untuk perawatan dan berobat teratur pada
Orang dengan Gangguan jiwa Berat (ODGJ) yaitu upaya untuk mendeteksi kondisi
pasien dan memberikan edukasi mengenai pengobatan yang teratur. Bekerja
sama dengan lintas program dan sektoral untuk mengetahui keadaan pasien,
keluarga, dan lingkungannya, sehingga mendapatkan data yang akurat tentan
gpasien, untuk menentukan pengobatan dan perawatan serta adanya partisipasi
keluarga yang dapat menunjang pengobatan pasien. Hal ini dilakukan untuk
mengetahui perkembangan pasien setelah mendapat pengobatan dan untuk
memantau partisipas ikeluarga, lingkungan dan masyarakat yang mendukung
kesembuhan.
1. Data Khusus
TABEL 4.1
Data Jenis Kegiatan Berdasarkan Cakupan Program Kesehatan Jiwa (PKP)
Di Puskesmas Sukatani Tahun 2022-2023
Sasaran Target Cakupan
No Jenis Kegiatan
2022 2023 2022 2023 2022 2023
1. Cakupan Pelayanan 89 98 100 % 100 % 100% 100%
Orang dengan
Gangguan jiwa Berat
2. Cakupan penderita - - 0 0 0 0
pasung yang
dibebaskan/ dan
mendapatkan
pelayanan kesehatan
Dari tabel 2.3 dapat dilihat bahwa pada tahun 2023 Cakupan Pelayanan Orang dengan
Gangguan jiwa Berat mencapai target yaitu 100 %
Grafik 4.1
Angka Kasus Kesehatan Jiwa Tahun 2023
Dari grafik 4.1 diperoleh gangguan jiwa berat dari 14 desa didapatkan desa Sukatani dan
desa Cianting yang paling banyak penderita Skizopren
Grafik 4.2
Cakupan pelayanan pasien gangguan jiwa tahun 2023
Dari grafik 4.2 pelayanan pasien gangguan jiwa sebanyak 98 orang dan mencapai target
Grafik 4.3
Cakupan pelayanan Skrining deteksi dini gangguan jiwa tahun 2023
Cakupan pelayanan deteksi dini gangguan jiwa tahun 2023 mencapai 3779 atau 47,82%
masih kurang dari target 60% yaitu sebanayk 7902 jiwa
Grafik 4.4
Cakupan pelayanan pasien pasung yang mendapat pengobatan
A. Identifikasi Masalah
Dalam mengidentifikasi masalah, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
seperti sumber daya manusia, biaya, tenaga, teknologi dan lain-lain. Adapun
identifikasi masalah program Kesehatan Jiwa tahun 2023 adalah :
TARGET PENCAPAIAN
NO KEGIATAN MASALAH
(%) (%)
1. Cakupan Pelayanan 98 (100%) 98 (100%) Tidak ada masalah Untuk
Orang dengan PKP dan SPM cakupan
Gangguan jiwa Berat pelayanan gangguan jiwa
baru berat sudah mencapai target
2 Cakupan penderita - - Tidak ada penderita
pasung yang gangguan jiwa yang di
dibebaskan/ dan pasung
mendapatkan
pelayanan kesehatan
3 Cakupan Skrining 7902 3779(47,82%) Adanya kesenjangan
Kesehatan jiwa (60%) sebanyak 12,18 %,di
karenakan Kurangnya tenaga
kesehatan untuk skrining
deteksi kesehatan jiwa
2. cakupan
penderita
pasung 100% 100% Tidak di Melanjutkan Melanjutkan Monitoring Monitoring
yang temukan Kegiatan dan Kegiatan dan berkala berkala
dibebaska masalah Mempertahanka Mempertahank
n/dan n Cakupan an Cakupan
mendapat
kan
pelayanan
kesehatan
A. Simpulan
1. Untuk dapat melaksanakan suatu kegiatan dengan baik diperlukan
perencanaan yang matang dan disesuaikan dengan kondisi masing-masing
wilayah.
2. Terlaksananya suatu kegiatan skrining deteksi gangguan jiwa dengan baik
dibutuhkan kerjasama yang baik, baik lintas program maupun lintas sektoral.
3. Pentingnya sosialisasi Deteksi dini gangguan jiwa pada perawat dan bidan baik
yang di KIA,MTBS,POLI UMUM,POLI GIGI,IGD,PONED agar dapat
dilaksanakan secara rutin guna menjaring gangguan kesehatan jiwa
4. Keberhasilan suatu program sangat ditentukan oleh kualitas SDM yang ada
baik di tingkat Puskesmas.
B. Saran
1. Agar penanganan pasien kasus gangguan jiwa dalam pelaksanaannya lebih
optimal maka diperlukan peran kader khusus gangguan jiwa.
2. Pelatihan tenaga medis dan paramedis dilaksanakan secara periodic
khususnya perawat jiwa.
Hj.Karmilah,S.KM.,M.Kes
NIP.19760515 200604 2026
kunjungan rumah
Pasien odgj Desa Sukatani
Tanggal 20 september 2023
Hasil pencatatan kegiatan
kunjungan rumah pasien ODGJ
Desa Cianting bulan Oktober 2023