Laporan Tahunan Perawat Ponkesdes Desa Beluk Ares Yang di susun oleh:
Nama : Ach Wiyono Sanusi, A.Md.Kep
NITK : 35290410043
Jabatan : Perawat Ponkesdes
Telah diperiksa dan dikonsultasikan kepada kepala UPT Puskesmas Ambunten
dan Perawat Koordinator Puskesmas Ambunten.
Telah disetujui dan disahkan pada tanggal 11 januari 2017
Mengetahui
Perawat Koordinator Kepala UPT Puskesmas Ambunten
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan yang maha Esa selesainya
makalah ini yang berjudul Laporan Tahunan Perawat Ponkesdes Tahun 2016,
Atas dukungan moral dan materi yang di berikan penyusunan makalah ini, maka
saya mengucapkan banyak terimah kasih kepada :
Saya menyadari bahwa makalah ini belumlah sempurna, Oleh karena itu
saran dan kritik yang membangun dari rekan-rekan dibutuhkan untuk
menyempurnakan makalah ini.
LAPORAN TAHUNAN
PERAWAT PONKENDES TAHUN 2016
PONKESDES DESA BELUK ARES
Oleh:
Ach Wiyono Sanusi, A.Md.Kep
NITK: 35290410043
A. Dasar Hukum
B. Pengertian
1. Standar Pondok Kesehatan Desa ( Ponkesdes ) adalah ukuran baku dan tolok
ukur yang dipergunakan dalam penyelenggaraan pelayanan dan penilaian
kualitas pelayanan kesehatan di Ponkesdes.
2. Ponkesdes adalah sarana pelayanan kesehatan yang berada di desa atau
kelurahan yang merupakan pengembangan dari Pondok Bersalin Desa
(Polindes) sebagai jaringan Puskesmas dengan tenaga minimal perawat dan
bidan dalam rangka mendekatkan akses dan meningkatkan kualitas
pelayanan kesehatan.
3. Polindes (Pondok Bersalin Desa) adalah Upaya Kesehatan Bersumberdaya
Masyarakat yang berada di desa yang memberikan pelayanan kesehatan Ibu,
Anak dan Keluarga Berencana yang dilaksanakan oleh Bidan.
4. Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah
fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan
masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih
mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tersedianya standar penyelenggaraan Ponkesdes sehingga tercapai
pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, efektif dan efisien agar terwujud
derajat kesehatan masyarakat di desa/ kelurahan yang optimal.
2. Tujuan Khusus
a. Tersedianya Standar Administrasi dan Manajemen Ponkesdes;
b. Tersedianya Standar Sumber Daya Ponkesdes;
c. Tersedianya Standar Upaya Pelayanan Kesehatan Ponkesdes;
d. Tersedianya Standar Pencatatan Pelaporan Ponkesdes;
e. Tersedianya Standar Monitoring dan Evaluasi Ponkesdes.
D. Manfaat
E. Ruang lingkup
V. KEPENDUDUKAN
Jumlah dusun : 3 dusun
Jumlah RW : 9 RW
Jumlah RT : 35 RT
Jumlah Penduduk : 8.337 jiwa
Laki-laki : 3.863 jiwa
Perempuan : 4.474 jiwa
Jumlah KK : 2.849 KK
Jumlah KK Kaya : 454 KK
Jumlah KK Sedang : 957 KK
Jumlah KK Miskin (RTM) : 1.438 KK
Tingkat Ekonomi
16%
50%
KK Kaya
34%
KK Sedang
KK Miskin
A. MATA PENCAHARIAN
B. Petani : 2.484 orang
C. Pedagang : 1.245 orang
D. Peternak : 2.325 orang
E. Pegawai Negeri Sipil : 143 orang
F. TNI / POLRI : 14 orang
G. Pengrajin : 39 orang
H. Lain-lain : 1.275 orang
Mata Pencaharian
3,000
2,500
2,000
1,500
1,000
500
0
Petani Pedagang Peternak PNS TNI / Pengrajin Lain-lain
POLRI
Mata Pencaharian
VI. POTENSI SUMBER DAYA ALAM
A. Areal Pertanian
Tekhnis : 120 Ha
Semi Tekhinis : 21 Ha
Tadah Hujan : 300 Ha
Kering : 160 Ha
B. Perkebunan : 122 Ha
C. Sungai : 32,9 Ha
D. Tambang / galian : 20 Ha
Tingkat Pendidikan
3,500
3,231
3,000
2,585
2,500
2,118 2,084
2,000
1,000
437
500
0
Tidak Tamat SD Tamat SLTP Tamat Tamat S1,
Sekolah SLTA S2
I.2.2 Sasaran
Kiasifikasi JumIah
SD KeIas 2 94
SD KeIas 3 94
SD KeIas 4 94
SD KeIas 5 94
SD KeIas 6 94
B. PRASARANA PENDIDIKAN
C. Taman Kanak-kanak : 4 buah
D. SD / MI : 12 buah
E. SLTP / MTS : 1 buah
F. SLTA / MA : 1 buah
G. TPA / TPQ : 31 buah
H. PRASARANA KESEHATAN (SUMBER DAYA MANUSIA DAN
SUMBER DAYA ALAT)
1. Sarana dan Prasarana kesehatan
2. Puskesmas : 1 unit
3. Posyandu : 3 unit
4. Perawat Desa : 1 petugas
5. Bidan desa : 1 petugas
6. PRASARANA LAINNYA
a. Tempat ibadah : 49 buah
b. Lapangan olah raga : 14 buah
PELAKSANAAN KEGIATAN
2. 1 Perencanaan
2. 2 Pengorganisasian
Struktur Organisasi adalah bagan yang memperlihatkan tata hubungan
kerja antar bagian dan garis kewenangan diantara kepala Puskesmas, penanggung
jawab Puskesmas Pembantu, koordinator Ponkesdes dan pelaksana Ponkesdes.
Kedudukan dan tanggung jawab di Ponkesdes:
1. Ditinjau dari aspek administrasi, Ponkesdes adalah jaringan Puskesmas
dimana Koordinator Ponkesdes bertanggung jawab kepada Kepala
Puskesmas;
2. Ditinjau dari aspek teknis pelayanan kesehatan,Ponkesdes melaksanakan
pelayanan kesehatan wajib dan pengembangan, sesuai dengan kewenangan
dan kompetensinya.
STRUKTUR ORGANISASI PONKESDES
Kepala Puskesmas
Pelaksana Pelaksana
Keterangan:
--------- Garis koordinasi
Garis pertanggung jawaban
2014
No Kegiatan Ket
Jan Peb Mar Aprl Mei Jun Jul Agt Sept Okt Nop Des
1 Penyusunan Rencana Kegiatan Tahunan
2 Penyusunan Rencana Kegiatan Bulanan
3 Pelaksanaan Posyandu Lansia
4 Pertemuan rutin di Puskesmas
5 Pertemuan dengan pengurus PKK
6 Pembuatan Laporan Bulanan
Pembuatan Laporan Evaluasi Kinerja
7
Tahunan
8 Pembuatan Daftar Inventaris Barang
: Pertemuan Rutin di
: Penyusunan Rencana Kerja Tahunan Puskesmas : Pembuatan Evaluasi Kinerja Tahunan
Ceramah
Diskusi Kelompok
Curah pendapat
Demonstrasi, dll.
Pemilihan metode harus dilakukan dengan memperhatikan kemasan informasinya, keadaan
penerima informasi (termasuk sosial budayanya) dan hal-hal lain seperti ruang dan waktu.
Agar pesan dapat mudah diterima oleh sasaran, maka sebaiknya dalam melaksanakan
penyuluhan menggunakan alat bantu atau media penyuluhan.
Jenis-jenis UKBM :
Posyandu
Poskesdes
Poskestren
Pos UKK, dll
b. Kegiatan Promosi Kesehatan yang dilaksanakan di Ponkesdes
1. Kegiatan di dalam gedung
Melakukan penyuluhan perorangan, keluarga dan kelompok.
Pemasangan dan pemanfaatan Media Promosi Kesehatan.
Melaksanakan konseling masalah kesehatan.
Pencatatan dan pelaporan kegiatan promosi kesehatan.
2. Kegiatan diluar gedung
Melakukan pendekatan kepada pimpinan wilayah setempat agar mendapat dukungan
dalam pengembangan kegiatan kesehatan.
Membina hubungan kerjasama dengan para tokoh masyarakat/agama di desa.
Melakukan kemitraan dengan organisasi kemasyarakatan, Lembaga Sosial
Masyarakat ( LSM) , Tokoh Masyarakat ( TOMA) dan Tokoh Agama ( TOGA).
Melakukan penyuluhan perorangan pada saat kunjungan rumah.
Melakukan Penyuluhan kelompok yang ada (pengajian, arisan, karang taruna dsb).
Melakukan pengembangan dan pembinaan UKBM yang berkembang di desa (
Posyandu, Poskestren, Pos UKK, Poskesdes dsb.)
Mengembangkan Desa Siaga Aktif.
Memberdayakan Masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat.
Jawa Timur merupakan wilayah rawan bencana. Setiap kejadian bencana baik bencana
alam maupun karena ulah manusia atau kedaruratan komplek dapat menimbulkan krisis
kesehatan. Mengingat hal tersebut perlu kesiapsiagaan baik di Provinsi, kab./kota, kecamatan
dan desa untuk mendorong pelayanan kesehatan yang bermutu, merata, terjangkau sebagai suatu
sistem yang terpadu.
Penyakit kusta masih merupakan masalah kesehatan bagi masyarakat Jawa Timur karena
30% penderita kusta yang ada di Indonesia berasal dari Jawa Timur. Salah satu penyebab masih
tingginya jumlah penderita kusta adalah kurangnya pemahaman serta stigma masyarakat
terhadap penyakit kusta, sehingga banyak penderita kusta datang berobat dalam keadaan
terlambat (cacat). Untuk itu diperlukan upaya penemuan kasus baru sedini mungkin.
Jawa Timur merupakan provinsi kedua (14%) setelah Jawa Barat sebagai penyumbang
kasus TB di Indonesia. Pada tahun 2015 jumlah kasus TB yang berhasil ditemukan di Jawa
Timur sebanyak 44.077 kasus. Permasalahan secara umum pada program TB adalah angka
penemuan kasus baru masih dibawah target, hal ini dapat diasumsikan bahwa masih banyak
penderita TB yang berobat ke unit pelayanan kesehatan yang lain tanpa menggunakan strategi
DOTS maka dampaknya akan muncul kasus Multi Drug Resisten (MDR).
Kejadian Pneumonia di Indonesia pada Balita diperkirakan antara 10% - 20% per tahun.
Program P2 ISPA menetapkan angka 4,45% Balita sebagai target penemuan penderita
Pneumonia Balita per tahun pada suatu wilayah kerja.
Diare merupakan salah satu penyebab angka kematian dan kesakitan tertinggi pada anak,
terutama pada anak di bawah umur 5 tahun (balita). Angka insiden (kesakitan) diare di
Indonesia pada tahun 2015 (survei P2 Diare) 270 per 1000 penduduk, sedangkan episode diare
balita adalah 1,0 – 1,5 kali pertahun.Program P2 Diare menetapkan angka 20% dari insiden diare
pada balita (843/1000 x balita) sebagai target penemuan penderita diare per tahun pada suatu
wilayah kerja.
Demam Berdarah Dengue (DBD) di Indonesia merupakan salah satu penyakit endemis
dengan angka kesakitan yang cenderung meningkat dari tahun ke tahun serta sering
menimbulkan KLB di berbagai Kabupaten/Kota.Strategi utama adalah melakukan upaya
preventif dengan pemutusan mata rantai penularan melalui gerakan PSN Plus tanpa mengabaikan
peningkatan kewaspadaan dini dan penanggulangan KLB serta penatalaksanaan penderita.
b. Kegiatan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular serta masalah kesehatan
1. Kegiatan di dalam gedung
Pengamatan perkembangan penyakit (data kesakitan dan kematian) menurut
karakteristik epidemiologi (waktu, tempat dan orang) dalam rangka kewaspadaan dini
dan respon KLB (Kejadian Luar Biasa).
Melakukan screning TT WUS.
Membuat pemetaan, daerah rawan bencana, rawan imunisasi dengan indikator
cakupan imunisasi (kurang dari target yang ditentukan). Dengan disertai analisis
faktor penyebabnya
Analisa data Surveilans Berbasis Masyarakat sebagai dasar pengambilan keputusan
ataupun tindakan penanggulangan.
Melakukan pelayanan penderita Pneumonia Balita, Diare, TB Paru, Kusta dan DBD.
Melakukan rujukan diagnosis (pada TB, Kusta) dan rujukan kasus (Pneumonia Balita,
Diare, TB Paru, Kusta dan DBD) yang tidak bisa ditangani di Ponkesdes.
Pengambilan obat dan pengawasan menelan obat (TB dan Kusta).
Pelayanan konseling.
Membuat pencatatan dan pelaporan kegiatan.
2. Kegiatan diluar gedung
Pelayanan di Posyandu (imunisasi dan pemeriksaan PTM).
Pemeriksaan Jentik Berkala (DBD) di rumah-rumah dan tempat-tempat umum serta
Pembersihan Sarang Nyamuk (PSN).
Penyuluhan kepada masyarakat melalui kegiatan yang ada di desa/kelurahan
setempat.
Melakukan penemuan suspek TB, Kusta secara aktif (kunjungan rumah, pemeriksaan
kontak, survey penjaringan, dsb).
Melakukan pelacakan kasus mangkir (TB, Kusta).
Melaksanakan Penyelidikan Epidemiologi dan tindakan Pengendalian dan
Pemberantasan Penyakit Potensi Wabah (kolera, pes Bubo, Demam Berdarah
Dengue).
Penyelidikan epidemiologi bila terjadi KLB.
Melakukan pelacakan dan menentukan daerah fokus penyakit potensi KLB (kolera,
pes Bubo, Demam Berdarah Dengue, Campak, Polio, Difteri, Pertusis, Rabies,
Malaria, Avian influenza H5N1, penyakit Antraks, Leptospirosis, Hepatitis, Influenza
A baru/H1N1, Meningitis, Demam kuning Cikungunya) dengan membuat pemetaan.
Mengambil tindakan darurat pengobatan dan melakukan rujukan sesegera mungkin.
Melakukan pencarian kasus penderita secara aktif (pelacakan kasus, kunjungan
rumah, pelacakan kontak, dsb).
Melakukan pelacakan kasus mangkir (TB, Kusta).
Pelayanan di Posyandu.
Pemeriksaan Jentik Berkala (PJB) di rumah-rumah atau tempat-tempat umum.
Penyuluhan kepada masyarakat melalui kegiatan yang ada di desa/kelurahan
setempat.
Melakukan koordinasi lintas sektor dan tokoh masyarakat dalam rangka pencegahan
dan pengendalian penyakit menular.
2.3.5 Promosi Kesehatan Yang terkait Dengan Kesehatan Lingkungan Dan Pemberantasan
Penyakit Menular
A. PelayananKeperawatan Kesehatan Masyarakat
Pengobatan merupakan suatu proses ilmiah yang dilakukan oleh dokter berdasarkan
temuan-temuan yang diperoleh selama anamnesis dan pemeriksaan. Dalam proses pengobatan
terkandung keputusan ilmiah yang dilandasi oleh pengetahuan dan keterampilan untuk
melakukan intervensi pengobatan yang memberi manfaat maksimal dan resiko sekecil mungkin
bagi pasien. Hal tersebut dapat dicapai dengan melakukan pengobatan yang rasional. Pengobatan
rasional menurut WHO 1987 yaitu pengobatan yang sesuai indikasi, diagnosis, tepat dosis obat,
cara dan waktu pemberian, tersedia setiap saat dan harga terjangkau.
A. Rawat Jalan
Kegiatan pengobatan dasar di dalam gedung
Konseling pengobatan.
Diagnosa dan terapi dasar .
Pertolongan pertama pada kecelakaan atau gawat darurat penyakit.
Rujukan pasien.
Rehabilitasi pasien.
B. Home Care
Kegiatan pengobatan dasar di luar gedung
Penyuluhan tentang penyakit.
Pengobatan sederhana .
Deteksi dini pada keluarga dan masyarakat.
Pendelegasian ini diberikan oleh Kepala Puskesmas kepada perawat yang ditempatkan di
Ponkesdes untuk melaksanakan pengobatan dasar (Contoh lampiran 16).
Pendelegasian pengobatan di Ponkesdes dalam melakukan pelayanan kesehatan di luar
kewenangan kepada perawat dilakukan karena:
1. Dalam keadaan darurat untuk penyelamatan nyawa seseorang/pasien dan tidak ada dokter
ditempat kejadian.
2. Perawat merupakan petugas kesehatan dari Puskesmas yang ditempatkan di Ponkesdes dan
harus melaksanakan tugas Pengobatan Dasar sesuai dengan SOP .
3. Keadaan situasional tertentu seperti jumlah yang banyak yang tidak dapat ditangani oleh
dokter yang ada atau ada kejadian Luar Biasa (KLB).
Kepala Puskesmas bertindak sebagai penanggung jawab dan menerima laporan dari
perawat Ponkesdes.
b. Kewajiban pasien
Kewajiban pasien di Ponkesdes adalah:
a. Memeriksakan diri sedini mungkin;
b. Memberikan informasi yang benar dan lengkap tentang masalah kesehatannya kepada
tenaga kesehatan di Ponkesdes;
c. Mematuhi nasehat dan petunjuk tenaga kesehatan di Ponkesdes; dan
d. Membayar biaya sesuai peraturan yang berlaku.
2.3.7 Upaya kesehatan Pengembangan Sesuai Tugas Yang di Berikan Kepala Puskesmas
Upaya Kesehatan adalah setiap kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan yang dilakukan
secara terpadu,terintegrasi dan berkesinambungan untuk memelihara dan meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat dalam bentuk pencegahan penyakit,peningkatan kesehatan,pengobatan
penyakit,dan pemulihan kesehatan oleh pemerintah dan/atau masyarakat.
Ponkesdes merupakan bagian dari jejaring Puskesmas untuk mencapai indikator kinerja
kesehatan yang ditetapkan daerah. Oleh karenanya Ponkesdes mempunyai hubungan koordinatif,
kooperatif dan fungsional dengan Puskesmas dan Dinas Kesehatan dan sarana pelayanan
kesehatan lain.
Ponkesdes wajib berpartisipasi dalam penanggulangan bencana, wabah penyakit,
pelaporan penyakit menular dan penyakit lain yang ditetapkan oleh tingkat nasional dan daerah
serta dalam melaksanakan program prioritas pemerintah.Ponkesdes melaksanakan pelayanan
kesehatan dasar yang terdiri dari upaya kesehatan masyarakatdan upaya kesehatan perseorangan.
Lingkup Upaya Pelayanan Kesehatan
Sebagai jejaring Puskesmas, Ponkesdes menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat
tingkat pertama dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama di wilayah desa/kelurahan.
A. Upaya Kesehatan Masyarakat Tingkat Pertama
1. Upaya Kesehatan Masyarakat Esensial
a). Pelayanan Promosi Kesehatan;
b). Pelayanan Kesehatan Lingkungan;
c). Pelayanan Kesehatan Ibu Anak dan Keluarga Berencana;
d). Pelayanan Gizi; dan
e). Pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit.
2. Upaya Kesehatan Masyarakat Pengembangan
a). Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat
b). Pelayanan kesehatan jiwa
c). Pelayanan kesehatan gigi masyarakat
d). Pelayanan kesehatan tradisional komplementer
e). Pelayanan kesehatan olahraga
f). Pelayanan kesehatan indera
g). Pelayanan kesehatan lansia
h). Pelayanan kesehatan kerja
i). Pelayanan kesehatan lainnya.
Disesuaikan dengan prioritas masalah kesehatan, kekhususan wilayah kerja dan potensi
sumber daya yag tersedia.
B. Upaya Kesehatan Perseorangan Tingkat Pertama
a). Rawat jalan
b). Home care
Upaya kesehatan masyarakat tingkat pertama dan upaya kesehatan perseorangan tingkat
pertamayang dilakukan di Ponkesdes dilaksanakan sesuai dengan kewenangan tenaga di
Ponkesdes.
BAB III
Yang bertanda tangan dibawah ini Kepala Puskesmas Ambunten, memberikan tugas kepada :
Pelaksanaan Kerja :
1. UraianTugas
a. Menyusun rencana kerja tahunan
b. Memeriksa pasien,melakukan tindakan pelayanan dan memberikan obat
c. Melakukan tindakan kegawatdaruratan
d. Melakukan pengamatan dan pencegahan penyakit
e. Melakukan kegiatan PSN
f. Memberikan penyuluhan gizi masyarakat
g. Melaksanakan posyandu bersama bidan
h. Mengajukan kebutuhan obat,mengambil dan menyimpan obat
i. Membuat laporan bulanan jenis pelayanan
j. Menyusun data pelayanan dalam bentuk monografi
k. Mengikuti rapat atau pertemuan internal dan atau lintas sektor
l. dst ( sesuai tupoksi yang bersangkutan )
2. Tanggung Jawab :
a. Memberikan pelayanan keperawatan sesuai SOP
b. Memelihara inventaris atau alat keperawatan
3. Wewenang :
a. Menggunakan alat atau inventaris keperawatan untuk kepentingan pelayanan
b. Melakukan tindakan medis sesuai dengan kompetensi
c. Merujuk pasien ke puskesmas atau rumah sakit
Uraian tugas ini berlaku selama yang bersangkutan masih menduduki jabatan tersebut di atas.
Mengesahkan
Kepala UPT Puskesmas Ambunten
Untuk Melaksanakan Posyandu Lansia dan Pralansia di Desa Pambunten Barat dimana
yang terdiri dari 4 Dusun yaitu: Dusun Bajung Timur, Dusun Bajung Barat, Dusun Durbugan,
Dusun Taroh, yang pelaksanaannya dari tanggal 05 sampai 20 setiap bulan.
Demikian surat perintah tugas dan untuk laksanakan sebagai mana mestinya.
No. Kode :
No. Revisi : 00
Tgl. Mulai
: 01 September 2015
Berlaku
Bobby, Baharudin,
Jml. Halaman : 3 Munira S.Kep.Ns S.Kep.Ns
1. TUJUAN
Untuk memastikan kesiapan pelaksanaan kegiatan di Unit Pelayanan Umum
2. RUANG LINGKUP
Seluruh petugas di Unit Pelayanan Umum
3. DEFINISI
Instruksi kerja persiapan pra pelayanan adalah menyiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan
untuk pelaksanaan pekerjaan meliputi tempat, alat kerja seperti alat kesehatan, alat tulis,
administrasi dan lain-lain.
4. PENANGGUNG JAWAB
Koordinator Unit Pelayanan Umum
5. KRITERIA PENCAPAIAN
Petugas Unit Pelayanan Umum siap melakukan pekerjaan pada pukul 07.30
Lanjut ke halaman 3
8. DIAGRAM ALUR
Ceklist pra
pelayanan
Mencatat kegiatan
Selesai
pra pelayanan
9. REFERENSI
Manual Mutu Puskesmas Gayam, Sumenep Tahun 2012
No. Kode :
No. Revisi : 00
Tgl. Mulai
: 01 Oktober 2012
Berlaku
PKM Bobby, Baharudin,
Gayam Jml. Halaman : 3 Munira S.Kep.Ns S.Kep.Ns
1. TUJUAN
Membantu menegakkan diagnosis penyakit pasien dan menentukan tindakan selanjutnya.
2. RUANG LINGKUP
2.1 Unit Pelayanan Umum
3. DEFINISI
3.1 Pemeriksaan fisik adalah suatu tindakan memeriksa fisik pasien yang bertujuan untuk
menegakkan diagnosis
3.2 Tanda-tanda vital adalah tanda kehidupan utama dari seseorang meliputi; tekanan
darah, denyut nadi, respirasi (pernafasan) dan suhu tubuh
4. PENANGGUNG JAWAB
Koordinator Unit Pelayanan Umum
5. KRITERIA PENCAPAIAN
Pelayanan Pemeriksaan fisik di Unit Pelayanan Umum dapat berjalan dengan lancar dan
tepat.
Lanjut ke halaman 2
6. ALAT DAN BAHAN
6.1 Tensimeter
6.2 Stetoskop
6.3 Alat pengukur waktu/jam
6.4 Termometer
6.5 Lampu Senter
6.6 Reflek Hammer
6.7 Tongspatel
6.8 Timbangan Berat Badan
6.9 Pengukur Tinggi Badan
6.10 Kartu Status Pasien
7. ALUR PROSES
7.1 Beritahu maksud dan tujuan pemeriksaan kepada pasien
7.2 Periksa tanda – tanda vital
7.2.1 Ukur tekanan darah bila perlu
7.2.2 Ukur nadi bila perlu
7.2.3 Ukur respirasi bila perlu
7.2.4 Ukur suhu tubuh bila perlu
7.2.5 Ukur berat badan bila perlu
7.2.6 Ukur tinggi badan bila perlu
7.3 Lakukan pemeriksaan fisik lain sesuai keluhan.
7.4 Mencatat hasil pemeriksaan dalam Kartu Status Pasien.
8. DIAGRAM ALUR
Beritahu maksud
pemeriksaan kepada Periksa tanda – tanda
vital Selesai
pasien
Panduan Pemeriksaan Fisik Umum, Pemerintah Propinsi Jawa Timur, Dinas Kesehatan Kota
Surabaya.2005
10. DOKUMEN TERKAIT
10.1 Kartu Status Pasien
10.2 Prosedur kerja pra pelayanan pasien di Unit Pelayanan Umum
10.3 Instruksi kerja mengukur tekanan darah
10.4 Instruksi kerja menghitung nadi
10.5 Instruksi kerja menghitung respirasi
10.6 Instruksi kerja mengukur suhu
10.7 Instruksi kerja rumpleedtest
10.8 Instruksi Kerja menimbang berat badan
e) UNIT TERKAIT
11.1 UnitPelayanan KIA
11.2 Unit Pelayanan KB
11.3 Unit Pelayanan Gigi
f) CATATAN PERUBAHAN
-
INSTRUKSI KERJA Penanggung Jawab
Mengukur Tekanan
Judul : Disiapkan Diperiksa Disahkan
Darah
No. Kode :
No. Revisi : 00
Tgl. Mulai
: 01 September 2015
Berlaku
PKM Bobby, H.
Gayam Jml. Halaman : 3 Munira S.Kep.Ns Baharudin,S.Kep.Ns
1. TUJUAN
Untuk mengetahui tekanan darah pasien yang dapat digunakan petugas dalam menentukan
diagnosa dan terapy selanjutnya
2. RUANG LINGKUP
2.1 Unit Pelayanan Umum
2.2 Unit Pelayanan Gigi
2.3 Unit Pelayanan KB
2.4 Unit Pelayanan KIA
2.5 Unit Gizi
3. DEFINISI
Melakukan pengukuran tekanan darah sistole dan diastole dengan menggunakan alat
tensimeter.
4. PENANGGUNG JAWAB
Koordinator Unit Pelayanan Umum
5. KRITERIA PENCAPAIAN
Melakukan pengukuran tekanan darah pada pasien dengan benar dan hasil yang tepat.
Kartu status
pasien
9. REFERENSI
9..1 Panduan Pemeriksaan Fisik Umum, Pemerintah Propinsi Jawa Timur, Dinas
Kesehatan kota Surabaya. 2005
9..2 Alimul H, A.Aziz, Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia. Salemba Medika. Jakarta.
2006
Tindakan
Judul : Disiapkan Diperiksa Disahkan
pemasangan infus
No. Kode :
No. Revisi : 00
Tgl. Mulai
: 01 September 2015
Berlaku
PKM Bobby, H.
Gayam Jml. Halaman : 4 Munira S.Kep.Ns Baharudin,S.Kep.Ns
1. TUJUAN
Sebagai tindakan pengobatan untuk mencukupi kebutuhan tubuh dengan cairan elektrolit,
serta obat langsung ke dalam pembuluh darah vena
2. RUANG LINGKUP
2.1 Unit Pelayanan Umum
2.2 Unit Pelayanan KIA
2.3 Unit Pelayanan KB
3. DEFINISI
Pemasangan Infus Setadalah memasukkan cairan atau obat ke dalam pembuluh darah vena
dengan menggunakan Infus Set
4.PENANGGUNG JAWAB
Koordinator Unit Pelayanan Umum
5. KRITERIA PENCAPAIAN
Kebutuhan cairan dan elektrolit pasien terpenuhi, pemberian obat terlaksana
Lanjut ke halaman 2
7. ALUR PROSES
7.1 Cuci tangan
7.2 Pakai sarung tangan
7.3 Jelaskan prosedur kerja yang akan dilakukan
7.4 Botol cairan digantungkan pada standar Infus
7.5 Tutup botol cairan desinfeksi dengan kapas alkohol
7.6 Masukkan infus set ke dalam botol cairan
7.7 Tutup jarum dibuka, cairan dialirkan sampai keluar, sehingga udara tidak ada
dalam selang saluran Infus, dan jarum ditutup kembali. Tabung tetesan jangan
sampai penuh.
7.8 Pasang Tourniquet atau pembendung
7.9 Daerah permukaan kulit yang akan ditusuk didesinfeksi, lalu jarum ditusukkan
ke vena dengan lubang jarum menghadap ke atas.
7.10 Bila berhasil, darah akan keluar tarik jarum.
7.11 Buka pembendung dan sambungkan ke selang infus dan pengatur tetesan dibuka.
7.12 Bila tetesan lancar, bekas pungsi dioles dengan betadine dan pangkal jarum
direkatkan pada kulit dengan plester, kemudian tetesan diatur sesuai dengan yang
ditentukan.
7.13 Jarum dan tempat tusukan ditutup dengan kain kasa steril dan diplester.
7.14 Atur posisi pasien pada lokasi pemasangan infus
7.15 Rapikan Pasien
7.16 Bersihkan dan bereskan alat ke tempat semula.
7.17 Beritahu pasien bahwa pemasangan infus sudah selesai.
7.18 Petugas cuci tangan
7.19 Catat tentang tindakan yang dilakukan dalam kartu status pasien (tanggal
pemasangan, jenis cairan, jumlah tetesan permenit, lokasi pemasangan dan nomor IV
catheter).
7.20 Observasi tetesan infus, lokasi pemasangan dan tanda-tanda plebitis
Lanjut ke halaman 3
8. DIAGRAM ALUR
Jelaskan prosedur
kerja
Cuci tangan
Botol cairan
Buka pembendung
digantungkan pada
dan sambungkan ke
standar Infus
selang infus Kartu
status Mencatat
pasien tindakan yg
dilakukan
10.1 Perry Potter Buku saku Ketrampilan dan prosedur dasar edisi 3, EGC. Tahun 2000
10.2 PRODI S1 Keperawatan STIKES Hang Tuah Surabaya. Keperawatan Medikal Bedah
1. 2009
Lanjut ke halaman 4
11. UNIT TERKAIT
12.1 Unit Pelayanan KIA
12.2 Unit Pelayanan KB
Tindakan Injeksi
Judul : Disiapkan Diperiksa Disahkan
Intramuscular
No. Kode :
No. Revisi : 00
Tgl. Mulai
: 01 September 2015
Berlaku
PKM Bobby, H.
Gayam Jml. Halaman : 3 Munira S.Kep.Ns Baharudin,S.Kep.Ns
13. TUJUAN
Sebagai pedoman kerja dalam melaksanakan tindakan Injeksi Intramuscular.
15. DEFINISI
Injeksi IM adalah Pemberian obat dengan cara memasukkan obat ke dalam jaringan otot
(Gluteus Maximus Deltoideus).
Mulai
Bereskan alat-alat
Jelaskan Prosedur dari
tujuan pada pasien
Tidak Syok Syok
tentang tindakan yang
akan dilakukan.
Buang spuit ke safety
box dan kapas pada
Lakukan penanganan
sampah medis.
syok sesuai prosedur
21. REFERENSI
PRODI S1 Keperawatan STIKES Hang Tuah Surabaya, Keperawatan Medikal Bedah 1.
Tahun 2009
No. Kode :
No. Revisi : 00
Tgl. Mulai
: 01 September 2015
Berlaku
PKM Bobby, H.
Gayam Jml. Halaman : 3 Munira S.Kep.Ns Baharudin,S.Kep.Ns
25. TUJUAN
Sebagai pedoman kerja bagi petugas dalam melakukan perawatan luka pasien dan mencegah
terjadinya luka infeksi.
27. DEFINISI
Perawatan luka adalah suatu tindakan merawat luka dengan baik yang sesuai dengan letak
luka.
Kartu
status
Mencatat tindakan
Selesai Cuci tangan pasien
yang dilakukan
33. REFERENSI
A. Aziz Alimul H. Kebutuhan Dasar Manusia 1. Jakarta, Salemba Medika. 2006
004/PK-02/PKM
No. Kode :
PMKLN/2012
No. Revisi : 00
Tgl.Mulai
: 01Oktober 2012
Berlaku
37. TUJUAN
Membuat diagnosa yang tepat dan terapi yang rasional.
40. DEFINISI
Suatu kegiatan / proses untuk menangani pasien dengan keluhan nyeri sendi dengan atau
tanpa pembengkakan pada daerah persendian.
7.3.Pemeriksaan Fisik
- Sendi yang terserang bengkak, merah, dan nyeri
Piroxicam 2 x 10 – 20 mg / hari
8. DIAGRAM ALUR
Kartu status
Mulai pasien
Kemungkinan
diagnosa
Blangko resep
9. REFERENSI
9.1 Pedoman Pengobatan Dasar di Puskesmas , DEPKES-RI 2007
Lanjut ke halaman 3
11. UNIT TERKAIT
11.1. Unit Pendaftaran
11.2. Unit Pelayanan Obat
11.3. Unit Pelayanan Lansia
12. CATATAN PERUBAHAN
-
PROSEDUR KERJA Penanggung Jawab
004/PK-03/PKM
No. Kode :
PMKLN/2012
No. Revisi : 00
Tgl.Mulai
: 01 Oktober 2012
Berlaku
44. TUJUAN
Membuat diagnosa yang tepat dan terapi yang rasional.
47. DEFINISI
Suatu kegiatan / proses untuk menangani pasien dengan sesak nafas yang kumat-kumatan
dan ada suara mengi.
7.3 Pemeriksaan
- Didapatkan suara wheezing pada akhir ekspirasi
- Batuk berdahak.
- Pilihan II : Efedrin
Dewasa : 3 x 10-15 mg/hari
Kartu status
Mulai pasien
diagnosa
Blangko resep
52. REFERENSI
Pedoman Pengobatan Dasar di Puskesmas , DEPKES-RI 2007
12.CATATAN PERUBAHAN
-
PROSEDUR KERJA Penanggung Jawab
Penanganan Dermatitis
Judul : Disiapkan Diperiksa Disahkan
Atopik
004/PK-05/PKM
No. Kode :
PMKLN/2012
No. Revisi : 00
Tgl.Mulai
: 01 Oktober 2012
Berlaku
55. TUJUAN
Membuat diagnosa yang tepat dan terapi yang rasional
58. DEFINISI
Adalah suatu proses anamnese, pemeriksaan,dan terapi bagi pasien dengan gatal, ruam kulit
yang bersifat kronis dan residif,dan berhubungan dengan atopi (mempunyai riwayat
kepekaan / alergi )
7.2 Anamnese
- keluhan gatal dan merah / ruam di kulit yang bersifat kronis dan residif
Lanjut ke halaman 2
7.5 Penatalaksanaan :
7.5.1 KIE ( Komunikasi, Informasi dan Edukasi )
7.5.2 Sistemik :
7.5.3 Topikal:
Kartu status
pasien
Mulai
Kemungkinan
diagnosa
Blangko
resep
Selesai
Lanjut ke halaman 3
63. REFERENSI
9.1 Pedoman pengobatan dasar di puskesmas DEPKES RI - 2007
-
PROSEDUR KERJA Penanggung Jawab
004/PK-07/PKM
No. Kode :
PMKLN/2012
No. Revisi : 00
Tgl.Mulai
: 01 Oktober 2012
Berlaku
66. TUJUAN
Membuat diagnosa yang tepat dan terapi yang rasional dan mencegah dehidrasi ringan,
sedang dan berat.
69. DEFINISI
Penanganan diare merupakan suatu kegiatan / proses untuk penanganan pasien dengan
keluhan buang air besar > 3 kali dalam 24 jam dengan ditandai adanya perubahan konsistensi
tinja menjadi lembek / cair, dengan atau tanpa disertai adanya lendir dan atau darah.
- Perubahan konsistensi tinja menjadi lembek / cair disertai atau tidak disertai
darah dan atau lendir
Lanjutdalam
7.5.2 Bila dehidrasi sedang, pasien diberi oralit dengan dosis 75 ml/KgBB ke halaman
3 jam2
dan dilihat perkembangannya. Bila tidak ada perkembangan maka pasien segera
dirujuk
7.5.3 Bila dehidrasi berat, pasien diinfus dengan RL kemudian segera dirujuk ke RS
7.5.4. Antibiotik maupun antimikroba hanya untuk kasus tersangka kolera, disentri, atau
terbukti giardiasis atau amoebiasis.
Kartu status
pasien
Mulai
Kemungkinan
diagnosa
Dehidrasi Dehidrasi
ringan Dehidrasi berat
sedang
( 75ml/KgBB/3jam)
Ada
perkembangan
Ya
Pasien mengambil ?
obat di unit pelayanan
obat
Tidak
Pasien dirujuk
Selesaii
ke RS
Lanjut ke halaman 3
74. REFERENSI
Pedoman Pelayanan Dasar di Puskesmas,DEPKES-RI, 2007.
12.CATATAN PERUBAHAN
-
PROSEDUR KERJA Penanggung Jawab
004/PK-08/PKM
No. Kode :
PKLMN/2012
No. Revisi : 00
Tgl.Mulai
: 01 Oktober 2012
Berlaku
77. TUJUAN
Membuat diagnosa yang tepat dan terapi yang rasional.
80. DEFINISI
Suatu kegiatan / proses untuk menangani pasien dengan keluhan rasa perih atau nyeri di ulu
hati, kembung atau rasa penuh, kadang disertai mual dan muntah.
7.2 Anamnesis
Lanjut ke halaman 2 23
7.5 Penatalaksanaan
7.5.1 Berikan Antasida 4 x 1 tablet sebelum makan, pada pagi hari, dan menjelang tidur.
7.5.2 Apabila pasien dengan perdarahan hematemesis atau melena, harus dirujuk ke RS,
karena kemungkinan terjadi perdarahan tukak lambung menjadi perforasi
Mulai
Kartu status Pasien
diagnosa
Blangko resep
Petugas menulis
dan memberikan
Gastritis Bukan
resep kepada
Gastritis
pasien
Perdarahan
Pasien mengambil
obat di Unit
Pelayanan Obat
Rujuk ke
Rumah Sakit
Selesai
85. REFERENSI
Pedoman Pelayanan Dasar di Puskesmas, DEPKES-RI, 2007
12 CATATAN PERUBAHAN
-
PROSEDUR KERJA Penanggung Jawab
004/PK-12/PKM
No. Kode :
PMKLN/2012
No. Revisi : 00
Tgl.Mulai
: 01 Oktober 2012
Berlaku
88. TUJUAN
Membuat diagnosa yang tepat dan terapi yang rasional.
91. DEFINISI
Suatu kegiatan / proses mulai dari anamnesis, pemeriksaan sampai dengan terapi pasien
dengan keluhan demam, hidung tersumbat, batuk dan disertai nyeri otot.
7.3 Pemeriksaan
Didapatkan : - badan panas lebih dari 37,2 º C
- tenggorokan merah
8 DIAGRAM ALUR
Pemeriksaanfisikdidapatkan badan
Pasien masuk Unit
PelayananUmum/Lansia Anamnesis panas lebih dari 37,2 º,
diagnosa
Blangko resep
Pasien mengambil
obat di unit
pelayanan obat Selesai
9 REFERENSI
Pedoman Pelayanan dasar di Puskesmas, DEPKES RI 2007.
Lanjut ke halaman 3
10 DOKUMEN TERKAIT
10.1 Kartu status pasien
12.CATATAN PERUBAHAN