Anda di halaman 1dari 18

UNIVERSITAS 2020

QAMARUL HUDA BADARUDDIN


BAGU

MIGRAIN
CHARISMA YOLANDA : NIM 4820119109
MUH. BIUR AMRUL KALAN : NIM
OPAN HIZWANDI : NIM 4820119104
Definisi Dan Klasifikasi
Migrain berasal dari bahasa Yunani yaitu Secara garis besar migrain di
hemicranias (hemi : setengah, cranium : klasifikasikan menjadi dua oleh
tengkorak kepala) adalah nyeri kepala International Headache Society (IHS)
yang umumnya unilateral yang yaitu migrain tanpa aura atau common
berlangsung selama 4 - 72 jam, sekitar 2/3 migraine dan migrain dengan aura atau
penderita migrain predileksinya classic migraine.
unilateral, dengan sifat nyeri yang
berdenyut dan lokasi nyeri umumnya di
daerah frontotemporal dan diperberat
dengan aktivitas fisik. (Price, et al.,
2003).
Patofisiologi
Ada 3 teori yang diyakini dapat menjelaskan mekanisme
migrain yaitu :
01 Teori Vascular
adanya gangguan vasospasme menyebabkan pembuluh
darah otak berkonstriksi sehingga terjadi hipoperfusi otak
yang dimulai pada korteks visual dan menyebar ke depan.
Penyebaran frontal berlanjutan dan menyebabkan fase
nyeri kepala dimulai.
Teori Neurovascular-Neurokimia
02 (Trigeminovascular)
Adanya vasodilatasi akibat aktivitas NOS dan produksi
NO akan merangsang ujung saraf trigeminus pada
pembuluh darah sehingga melepaskan CGRP (calcitonin
gene related peptide).
03 Teori Cortical Spreading Depresion
Dimana pada orang migrain nilai ambang saraf
menurun sehingga mudah terjadi eksitasi neuron lalu
berlaku short-lasting wave depolarization oleh
pottasium-liberating depression (penurunan pelepasan
kalium) sehingga menyebabkan terjadinya periode
depresi neuron yang memanjang.
Epidemiologi
Berdasarkan hasil penelitian multisenter berbasis rumah sakit pada 5 rumah sakit
di Indonesia, didapatkan prevalensi penderita nyeri kepala sebagai berikut :

Migren tanpa aura 10%, Migren dengan aura 1,8%, Episodik Tension type Headache
31%, Chronic Tension type Headache (CTTH) 24%, Cluster Headache 0.5%, Mixed
Headache 14%. Prevalensi migrain bervariai berdasarkan umur dan jenis kelamin.
Migrain dapat terjadi mulai masa kanak-kanak sampai dewasa. Sekitar 65-75%
penderita migrain adalah wanita. Pada wanita, datangnya serangan berkaitan dengan
datang bulan , selama 3 bulan pertama kehamilan, biasanya tidak mengalami nyeri
kepala. Sejumlah kecil penderita mulai merasakan serangan pada waktu
hamil, umumnya pada trismester I. Selain itu 40 % wanita mengalami sindrom
premenstruasi dengan gejala berupa gangguan mental dan nyeri somatik yang
disebabkan oleh perubahan hormonal.
Manifestasi Klinis
• Umum Migrain adalah jenis sakit kepala yang lazim ditemui, bersifat berat dan kambuhan
(reccurent) yang mempengaruhi fungsi tubuh normal.

• Gejala Sakit kepala migrain biasanya digambarkan sebagai nyeri yang hebat, berdenyut dan
terus menerus yang melibatkan satu pelipis (kadang nyeri berlokasi pada dahi, sekitar mata,
atau pada belakang kepala). Nyeri biasanya unilateral (pada satu sisi kepala), meskipun kira-
kira sepertiga dari waktu nyeri adalah bilateral (pada kedua sisi kepala). Sakit kepala migren
biasanya diperburuk oleh aktivitas-aktivitas harian seperti menaiki tangga. Mual, muntah, diare,
kepucatan muka, tangan-tangan dingin, kaki-kaki dingin, dan kepekaan pada cahaya dan suara,
serangan yang khas berlangsung antara 4 dan 72 jam.
Faktor
Pencetus
Te r j a d i n y a
Migrain
Diagnosis
Diagnosis Diagnosis Banding
Migrain dapat di diagnosis banding dengan penyakit
cephalgia lainnya, baik nyeri kepala primer ataupun nyeri
kepala sekunder yaitu : (Sjahrir, 2004 dan Price, 2003)
1.Tension type headache
2.Cluster headache
3.Tumor Intracranial
4.Infeksi Intracranial

Pemeriksaan Lanjutan
Gejala migrain yang timbul perlu diuji dengan melakukan
pemeriksaan lanjutan untuk menyingkirkan kemungkinan penyakit
lain dan kemungkinan lain yang menyebabkan sakit kepala.
Pemeriksaan lanjutan tersebut adalah : (Liporace, 2006).
1. MRI atau CT Scan, yang dapat digunakan untuk menyingkirkan
tumor dan perdarahan otak.
2. Punksi Lumbal, dilakukan jika diperkirakan ada meningitis atau
perdarahan otak.
Penatalaksanaan
Migrain
Terapi Farmakologi

• Terapi Penghilang Nyeri


Dan Gejala. Dikenal sebagai
tatalaksana akut atau abortif.
Terapi ini dapat diberikan pada
saat serangan dan bertujuan
untuk mengurangi nyeri kepala
dan gejala yang menyertai
migrain.
Terapi Farmakologi

Terapi Profilaksis. Indikasi pemberian


pengobatan profilaksis pada migraine antara lain :
• Serangan migraine yang berat dan
menyebabkan pembatasan aktifitas sehari-hari.
• Frekuensi serangan lebih dari 2 kali perbulan.
• Pasien yang tidak respon dengan baik dengan
terapi abortif pada saat serangan.
• Durasi serangan lebih dari 24 jam.
• Jenis migrain yang respon terhadap
pengobatan preventif dan jenis migrain yang
memiliki resiko menyebabkan kerusakan saraf
permanen.
Algoritma Profilaksis Migrain
Dosis
Te r a p i
Profilaksis
Migrain
Terapi Non-Farmakologi

 Terapi Sikap Dan Perilaku  Istirahat yang cukup, berolahraga


Menghindari faktor pemicu migrain (termasuk Yoga atau meditasi)
seperti alkohol, kopi, stress dan dan makan makanan yang
lain-lain.
bergizi dan teratur (termasuk
 Akupuntur suplemen).
Beberapa penelitian menunujukkan
akupuntur dapat mengurangi nyeri  Menepelkan es di kepala dan
dan frekuensi srengan migrain. beristirahat atau tidur sejenak
diruangan yang agak gelap dan
tenang akan bermanfaat bagi
pasien migrain.
Komplikasi
Komplikasi Migren adalah rebound headache, nyeri kepala
yang disebabkan oleh penggunaan obat – obatan
analgesia seperti aspirin, asetaminofen, dll yang
berlebihan. Status Migren, yaitu nyeri kepala yang lebih
dari 72 jam walaupun telah diobati sebagaimana mestinya.

Prognosis
Prognosis migren dapat sembuh sempurna dengan
menghindari faktor pencetus dan meminum obat yang
teratur. Tetapi berdasarkan penelitian dalam beberapa
tahun terakhir risiko untuk menderita stroke pada pasien
riwayat migren meningkat. Sekitar 19% dari seluruh kasus
stroke terjadi pada orang dengan riwayat migrain.
Kesimpulan Dan
Kesimpulan
Saran
 Menurut International Headache Society (IHS), migrain adalah nyeri kepala dengan serangan nyeri yang berlansung 4 –
72 jam. Nyeri biasanya unilateral, sifatnya berdenyut, intensitas nyerinya sedang sampai berat dan diperhebat oleh
aktivitas, dan dapat disertai mual muntah, fotofobia dan fonofobia.
 Migrain merupakan penyebab nyeri kepala primer kedua terbanyak setelah Tension Type Headache (TTH).
 Migrain dibagi menjadi 2 yaitu migrain tanpa aura (common migraine) dan migrain dengan aura (classic migraine).
 Diagnosis migrain dapat ditegakkan dengan anamnesis yang cermat dengan memperhatikan ciri-ciri khusus dari
beberapa klasifikasi migrain menggunakan kriteria diagnosis International Headache Socety. Jika diperlukan
menggunakan pemeriksaan penunjang seperti CT Scan, MRI atau Lumbal Punksi untuk menyingkirkan diagnosis
banding.
 Penatalaksanaan migrain mencakup abortif yaitu tindakan yang diberikan pada saat serangan dan profilaktis baik secara
farmakologi maupun non-farmakologi. Prinsip pengobatan adalah untuk mengurangi serangan migrain dan mencegah
serangan berikutnya.
Kesimpulan Dan
Saran
Saran
Migrain dapat diatasi dengan menghindari faktor penyebab, manajemen
lingkungan, memperkirakan siklus menstruasi, berolahraga, melakukan yoga atau
meditasi supaya tidak stres serta mengkonsumsi makanan yang sehat bila perlu
mengkonsumsi suplemen atau vitamin lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
DiPiro, J.T., DiPiro, C.V., Schwinghammer, T.L., and Wells, B.G., 2017, Pharmacotherapy
Handbook, Tenth Edition, McGraw-Hill Education, hlm 1-1304.
Deborah, S.K., and Katherina C.H., 2005, Headache Disorder in Pharmacotherapy A
Pathophysiologic Approach, McGraw-Hill Companies.
Liporace, Joyce., 2006, Neurology, United Kingdom: Elsevier Mosby, ch 3-12, hlm. 17-135.
Olesen, Josen., Andre, Bes., Kunkel, Robert., 2004, Headache Classification Subcommitee of the
International Headache Society. The International Headache Classification Disorder: 2nd Edition.
Cephalgia 2004; 24 Suppl 1:1-160.
Price, Sylvia., dan Lorraine M.Wilson., 2003. Patofisiologi edisi 6. Jakarta : EGC.
Reuter, Uwe., 2001, Delayed Inflamation in rat meninges : implication for migraine pathofisiology.
Oxford university press, 124 : 2490 - 2502.
Sjahrir, Hasan., 2004, Nyeri Kepala. Kelompok Studi Nyeri Kepala. Perhimpunan Dokter Spesialis
Saraf Indonesia.
https://www.alomedika.com/penyakit/neurologi/migrain/penatalaksanaan, Diakses Senin, 1 Juni
2020.

Anda mungkin juga menyukai