UNIVERSITAS
QAMARUL HUDA BADARUDDIN 2020
KASUS MIGRAIN
Ny. CP 36 tahun berkunjung ke klinik neurologi untuk melakukan kontrol
terhadap migrain yang sudah diderita selama 3 tahun terakhir. Ny. CP mengalami
migrain 2 kali sebulan, namun saat ini terjadi peningkatan serangan menjadi 4
sampai 5 kali sebulan karena Ny. CP baru saja dipecat dari pekerjaan lamanya dan
sedang menjalani pekerjaan barunya. Migrain biasanya terjadi pada pagi hari dan
tidak terkait dengan menstruasi. Nyeri kepala yang dirasakan berkembang cepat
(dalam 1 jam) berdenyut-berdenyut pada unilateral dengan sifatnya temporal dan
didahului dengan aura. Sering disertai fotophobia dan mual, pada nyeri yang hebat
disertai dengan muntah. Ny. CP juga mempunyai riwayat hipertensi yang sudah
diderita sejak 3 tahun yang lalu.
ANALISIS KASUS
Lanjutan
Terapi Non-Farmakologi :
1. Istirahat yang cukup, berolahraga dan makan makanan yang
bergizi dan teratur.
2. Menepelkan es di kepala dan beristirahat atau tidur sejenak
diruangan yang agak gelap dan tenang akan bermanfaat
bagi pasien migrain.
3. Menghindari faktor pemicu migrain seperti alkohol, kopi,
stress dan lain-lain (Dipiro et al., 10th edition).
Lanjutan
Gambar 1. Dosis Terapi Migrain Akut (Abortif) (Dipiro et al., 10th edition)
Gambar 2. Algoritma Profilaksis Migren Karena Hipertensi (Dipiro et al., 10th edition)
Gambar 3. Terapi Farmakologi Profilaksis Pada Migrain
(Dipiro et al., 10th edition)
MONITORING
1. Monitoring frekuensi, intensitas dan durasi nyeri kepala
atau migrain
2. Monitoring Efek Samping Obat (ESO)
3. Monitoring mual dan muntah
4. Monitoring tekanan darah
5. Monitoring outcome terapi dan komplikasi.
DAFTAR PUSTAKA
DiPiro, J.T., DiPiro, C.V., Schwinghammer, T.L., and Wells, B.G., 2017,
Pharmacotherapy Handbook, Tenth Edition, McGraw-Hill
Education, hlm 1-1304.