Anda di halaman 1dari 9

Nama : Etty Sumiyati

Nim ; 2019E1C016

Kelas : 4A

KASUS

1. Seorang wanita 21 tahun dibawa ke UGD RS karena mengalami nyeri kepala hebat,
berdenyut. Ia juga mengeluh rasa tidak enak di perut. Sebenarnya nyeri kepala
seperti ini sudah sering dialami, kira-kira sudah 4 tahun namun baru sekarang ini
dirasakan berat
Jawab :

Subjective

 Nama pasien : Ny.x


 Usia : 21 tahun
 Keluhan : nyeri kepala hebat, berdenyut. dan rasa tidak enak di perut.
 Riwayat penyakit : keluhan di rasakan kurang lebih 4 tahun dan dirasakan semakin
memberat
 Riwayat pengobatan : -
Objectif

 -
Assesment

 Berdasarkan keluhan pasien diduga Ny. x mengalami headache, hal ini di lihat dari
keluhan pasien yaitu mengalami migren
Terapi non farmakologi :

 Kontrol diet
 Akupuntur
 Istirahat total dan mengurangi atau menghindari factor pencetus

Terapi farmakologi :

 Siproheptadin, pizotifen, propanolol, dimetotiazin (sesuai dengan terapi migren)


  Indometazin 25 mg tablet : 75 mg sehari dalam dosis terbagi selama beberapa bulan
 Terapi profilaksis: dikarenakan pasien juga mengeluh tidak enak di perut dan berkaitan
dengan faktor pemicunya dalam hormonal, maka dapat di berikan obat NSAID atau obat
triptan, jika ingin menggunakan obat golongan triptan (Agonis 5HT1) harus sesuai gejala
pasien dan obat triptan digunakan juga sesuai resep dokter.
 Terapi pemeliharaan : Mengkonsumsi obat golongan NSAID. Seperti Paracetamol,
aspirin, ibuprofen dan sebagainya,. Maka pasien akan di berikan Ibuprofen 200 – 300 mg
sebagai penghilang rasa nyeri di kepala dengan dosis terbagi 3-4 kali sehari, maksimal
perhari adalah 3,2 gram.
 Terapi jangka panjang : jika respon klinis membaik di buktikan dengan kondisi pasien
tidak mengalami nyeri kepala lagi, maka penghentian obat dapat dilakukan dengan cara
tidak meminumnya lagi meskipun hanya 1 kali minum saja.

Pengobatan rasional 4T + 1W

 Tepat indikasi
 Tepat obat
 Tepat pasien
 Tepat dosis
 Waspada efek samping
Tepat Indikasi

 Cyproheptadine adalah adalah obat yang bekerja dengan cara menghalangi zat alami
tertentu (histamine) yang tubuh Anda keluarkan selama reaksi alergi. Obat ini juga
menghalangi zat alami lain dari dalam tubuh Anda (serotonin). Obat ini sebaiknya tidak
digunakan pada bayi baru lahir atau prematur.
 Pizotifen merupakan antagonis antihistamin dan serotonin yang secara struktur berkaitan
dengan antidepresan trisiklik. Obat ini dapat memberikan efek pencegahan namun dapat
menyebabkan kenaikan berat badan. Untuk mencegah timbulnya rasa kantuk, terapi dapat
dimulai dengan dosis 500 µg pada malam hari dan ditingkatkan bertahap hingga 3 mg;
biasanya tidak perlu lebih tinggi dari dosis ini. Topiramat efektif untuk profilaksis
migren. Terapi diawasi oleh spesialis
 Propanolol
 dimetotiazin
 metisergid
 prednisom
Tepat obat

 Siproheptadin
 Pizotifen
 Propanolol
 dimetotiazin
 metisergid
 prednisom
Tepat pasien

 Siproheptadin
 Pizotifen
 Propanolol
 dimetotiazin
 metisergid
 prednisom
Tepat dosis

 Cyproheptadine Pengobatan dan pencegahan migraine Dewasa: 4 mg, dan dapat diulang
setelah 30 menit. Dosis maksimal adalah 8 mg, dalam rentang waktu 4-6 jam. Dosis
lanjutan adalah 4 mg tiap 4-6 jam.
 Pizotifen 1,5 mg malam hari atau 500 mcg 3 kali sehari, sesuaikan dengan respon. Dosis
tunggal maksimal 3 mg, dosis maksimal per hari 4,5 mg dengan dosis terbagi. Dosis
ANAK di atas 2 tahun sampai 1,5 mg sehari dalam dosis terbagi. Dosis tunggal maksimal
1 mg malam hari.
 di bawah 30 tahun : metisergid 2 mg tablet dengan dosis 4-8 mg sehari dalam dosis
terbagi selama 3-6 bulan
30-45 tahun ; prednison 5 mg tablet dengan dosis 40 mg sehari dalam dosis terbagi
selama 5 hari dan selanjutnya tapering off dalam 3 minggu
diatas 45 tahun : litium karbonat dengan dosis permulaan 300 mg dan perlahan-lahan
dinaikkan sampai 600-1200 mg sehari dalam dosis tbagi. Zat ini sangat toksik bila
kadarnya dalam darah mencapai 1,2 mg/dl
 Abortif
o  Oksigen : diberikan 7 liter per menit selama 10-15 menit
o Ergotamin : lebih dianjurkan dalam bentuk sublingual atau supositoria ( sesuai
dengan terapi migren)

 Siproheptadin, pizotifen, propanolol, dimetotiazin (sesuai dengan terapi migren)


  Indometazin 25 mg tablet : 75 mg sehari dalam dosis terbagi selama beberapa bulan

Waspada efek samping

1. Analgetikum, misalnya :
o  Asam asetilsalisilat
o  Metampiron
o  Glafenin
o  Asam mefenamat
2. Penenang/ansiolitik, misalnya :
o  Klordiazepoksid
o  Klobazam
3. Antidepresan, misalnya :
o  Maprotiline
o  Amineptine

Monitoring Terapi :

 Memantau gejala efek samping


 Kepatuhan pengobatan ( adberence )
 Timbulnya ganguan perilaku jika obat tiba – tiba dihentikan
KIE

 Mampu mengelola stres, memiliki waktu tidur yang cukup, dan tidak menggunakan obat
antinyeri lebih dari 3 hari per minggu. 
 Pasien hendaknya memilik catatan harian tentang pola munculnya serangan, pola nyeri
dan hilang nyeri dengan penggunaan obat tertentu. Hal ini penting untuk mengkaji ulang
dan mengetahui perkembangan penyakit pasien serta efektifitas regimen pengobatan yang
telah diberikan.

2. Seorang laki-laki 30 tahun, karyawan swasta datang ke poliklinik karena


mengalami nyeri kepala. Nyeri kepala dirasakan hampir setiap hari. Sudah dialami
± 2 tahun
Jawab:

Subjective

 Nama pasien : Tn.X


 Usia : 30 tahun
 Keluhan : nyeri kepala
 Riwayat penyakit : keluhan di rasakan kurang lebih 2 tahun dan dirasakan semakin
memberat
 Riwayat pengobatan : -
Objectif

 -
Assesment
 Berdasarkan keluhan pasien diduga Tn. x mengalami headache, hal ini di lihat dari
keluhan pasien yaitu mengalami nyeri kepala
Terapi non farmakologi :

 Kontrol dieet
 Akupuntur
 Istirahat total dan mengurangi atau menghindari factor pencetus

Terapi farmakologi :

1. Acetaminophen
2. Aspirin
3. NSAIDs

Pengobatan rasional 4T + 1W

 Tepat indikasi
 Tepat obat
 Tepat pasien
 Tepat dosis
 Waspada efek samping
Tepat Indikasi

1. Acetaminophen
2. Aspirin
3. NSAIDs

Tepat obat

1. Acetaminophen
2. Aspirin
3. NSAIDs

Tepat pasien

1. Acetaminophen
2. Aspirin
3. NSAIDs

Tepat dosis

1. Acetaminophen
2. Aspirin
3. NSAIDs Dosis ibuprofen yang disarankan untuk meredakan sakit kepala pada orang
dewasa adalah 200-400 miligram dalam tiga kali sehari. Sementara dosis untuk anak
ditentukan berdasarkan usia dan berat badan anak tersebut. Tanyakan lebih lanjut kepada
dokter anak Anda mengenai penggunaan serta dosis ibuprofen sebagai obat sakit kepala
pada anak.

Waspada efek samping

 Acetaminophen efektif untuk sakit kepala sedang sampai berat dalam dosis tinggi. Efek
samping acetaminophen lebih jarang ditemukan, tetapi penggunaan dalam dosis besar
untuk waktu yang lama bisa menyebabkan kerusakan hati yang berat
 NSAID efektif dalam dosis yang lebih rendah. Efek samping yang ditemukan antara lain
mual, diare atau konstipasi, sakit perut, perdarahan dan ulkus
 Pengobatan kombinasi antara acetaminophen atau aspirin dengan kafein atau obat sedatif
biasa digunakan bersamaan. Cara ini lebih efektif untuk menghilangkan sakitnya, tetapi
jangan digunakan lebih dari 2 hari dalam seminggu dan penggunaannya harus diawasi
oleh dokter

Monitoring Terapi :

 Memantau gejala efek samping


 Kepatuhan pengobatan ( adberence )
 Timbulnya ganguan perilaku jika obat tiba – tiba dihentikan
KIE

 Mampu mengelola stres, memiliki waktu tidur yang cukup, dan tidak menggunakan obat
antinyeri lebih dari 3 hari per minggu. 
 Pasien hendaknya memilik catatan harian tentang pola munculnya serangan, pola nyeri
dan hilang nyeri dengan penggunaan obat tertentu. Hal ini penting untuk mengkaji ulang
dan mengetahui perkembangan penyakit pasien serta efektifitas regimen pengobatan yang
telah diberikan.

3. Seorang wanita umur 55 tahun dibawa ke UGD RS karena tiba-tiba mengalami


nyeri kepala berat karena nyerinya ia tidak dapat melakukan aktifitas. Dialami ± 2
jam sebelumnya.
Jawab :

Subjective

 Nama pasien : Ny.x


 Usia : 55 tahun
 Keluhan : mengalami nyeri kepala berat karena nyerinya ia tidak dapat melakukan
aktifitas
 Riwayat penyakit : keluhan di rasakan kurang lebih 2 jam
 Riwayat pengobatan : -
Objectif

 -
Assesment

 Berdasarkan keluhan pasien diduga Ny.x mengalami headache, hal ini di lihat dari
keluhan pasien yaitu mengalami cluster
Terapi non farmakologi :

 Kontrol dieet
 Akupuntur
 Hindari faktor pencetus
 Hindari pemakaian harian obat analgetik, sedatif dan ergotamin.
 Latihan pengendoran otot-otot, misalnya latihan relaksasi, psikoterapi, yoga, semedi,
ayap balik hayati („biofeedback‟), manipulasi, tusuk jarum, dll

Terapi farmakologi :

1. Analgetikum, misalnya :
o  Asam asetilsalisilat 500 mg tablet dengan dosis 1500 mg/hari
o  Metampiron 500 mg tablet dengan dosis 1500 mg/hari
o  Glafenin 200 mg tablet dengan dosis 600-1200 mg/hari
o  Asam mefenamat 250-500 mg tablet dengan dosis 750-1500 mg/hari
2. Penenang/ansiolitik, misalnya :
o  Klordiazepoksid 5 mg tablet dengan dosis 15-30 mg / hari
o  Klobazam 10 mg tablet dengan dosis 20-30 mg/hari Lorazepam 1-2 mg tablet
dengan dosis 3-6 mg/ hari
3. Antidepresan, misalnya :
o  Maprotiline 25/50/75 mg tablet dengan dosis 25-75 mg/hari
o  Amineptine 100 mg tablet dengan dosis 200 mg/hari

Pengobatan rasional 4T + 1W

 Tepat indikasi
 Tepat obat
 Tepat pasien
 Tepat dosis
 Waspada efek samping
Tepat Indikasi

1. Analgetikum, misalnya :
o  Asam asetilsalisilat
o  Metampiron
o  Glafenin
o  Asam mefenamat
2. Penenang/ansiolitik, misalnya :
o  Klordiazepoksid
o  Klobazam
3. Antidepresan, misalnya :
o  Maprotiline
o  Amineptine

Tepat obat

1. Analgetikum, misalnya :
o  Asam asetilsalisilat
o  Metampiron
o  Glafenin
o  Asam mefenamat
2. Penenang/ansiolitik, misalnya :
o  Klordiazepoksid
o  Klobazam
3. Antidepresan, misalnya :
o  Maprotiline
o  Amineptine

Tepat pasien

1. Acetaminophen
2. sintesa prostaglandin dan leukotriene
3. NSAIDs
4. Triptans

Tepat dosis

1. Acetaminophen

Dewasa 325–650 mg tiap 4–6 jam atau 1.000 mg tiap 6–8 jam. Paracetamol biasanya
tersedia dalam bentuk tablet dengan kandungan 500 mg. Paracetamol 500 mg dapat
diminum tiap 4–6 jam sekali untuk meredakan demam.

Anak < 2 bulan 10–15 mg/kgBB, tiap 6–8 jam sekali atau sesuai dengan anjuran dokter.
Anak 2 bulan–12 tahun 10–15 mg/kgBB, tiap 4–6 jam sekali atau sesuai anjuran dokter.
Dosis maksimal 5 kali pemberian dalam 24 jam.

Anak > 12 tahun 325–650 mg per 4–6 jam atau 1.000 mg tiap 6–8 jam sintesa
prostaglandin dan leukotriene

2. NSAIDs Dosis ibuprofen yang disarankan untuk meredakan sakit kepala pada orang
dewasa adalah 200-400 miligram dalam tiga kali sehari. Sementara dosis untuk anak
ditentukan berdasarkan usia dan berat badan anak tersebut. Tanyakan lebih lanjut kepada
dokter anak Anda mengenai penggunaan serta dosis ibuprofen sebagai obat sakit kepala
pada anak.
3. Triptans Dosis 6 mg dalam sekali suntik. Dosis dapat diulang minimal 1 jam setelah
penyuntikan pertama jika gejala masih ada. Dosis maksimal 12 mg per hari.

Waspada efek samping

 Acetaminophen efektif untuk sakit kepala sedang sampai berat dalam dosis tinggi. Efek
samping acetaminophen lebih jarang ditemukan, tetapi penggunaan dalam dosis besar
untuk waktu yang lama bisa menyebabkan kerusakan hati yang berat
 NSAID efektif dalam dosis yang lebih rendah. Efek samping yang ditemukan antara lain
mual, diare atau konstipasi, sakit perut, perdarahan dan ulkus
 Pengobatan kombinasi antara acetaminophen atau aspirin dengan kafein atau obat sedatif
biasa digunakan bersamaan. Cara ini lebih efektif untuk menghilangkan sakitnya, tetapi
jangan digunakan lebih dari 2 hari dalam seminggu dan penggunaannya harus diawasi
oleh dokter

Monitoring Terapi :

 Memantau gejala efek samping


 Kepatuhan pengobatan ( adberence )
 Timbulnya ganguan perilaku jika obat tiba – tiba dihentikan
KIE

 Mampu mengelola stres, memiliki waktu tidur yang cukup, dan tidak menggunakan obat
antinyeri lebih dari 3 hari per minggu. 
 Pasien hendaknya memilik catatan harian tentang pola munculnya serangan, pola nyeri
dan hilang nyeri dengan penggunaan obat tertentu. Hal ini penting untuk mengkaji ulang
dan mengetahui perkembangan penyakit pasien serta efektifitas regimen pengobatan yang
telah diberikan.

Anda mungkin juga menyukai