POLI ANAK
PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER (PKPA)
DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) KOTA PADANG PANJANG
“EPILEPSI”
Preseptor:
dr. Yunira Yunirman, Sp. A
apt. Wenna Syukri Yenni S. Farm.
Disusun oleh :
Prastika Purnama Sari, S.Farm 31 05 063
Rahmad Hidayat, S. Farm 31 05 071
Atika Sri Indriyani ,S. Farm 31 05 075
Anamnesis
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan - EEG
penunjang - CT scan
- Dan lain-lain
Penatalaksanaan Epilepsi
Terapi Non Farmakologi
Terapi diet ketogenik sangat dianjurkan untuk penderita epilepsi,
pertama kali diperkenalkan pada tahun 1920. Diet ketogenik
merupakan diet rendah gula dan protein namun mengandung lemak
yang tinggi. Komposisi nutrisi yang terdapat dalam diet ketogenik
menyebabkan pembakaran lemak yang tinggi sehingga dapat
meningkatkan kadar keton dalam darah. Telah diketahui sebelumnya
bahwa keton dapat meminimalkan rangsangan pada sistem saraf
pusat. Kelemahan dari terapi diet ini adalah sering terjadi gangguan
pencernaan seperti mual dan diare, malnutrisi dan pembentukan batu
saluran kemih karena diet ini seringkali mengandung asam urat
tinggi. Terapi diet ini dapat menurunkan kejadian kejang sebesar 25-
50 %.
Terapi bedah epilepsi
Tujuan terapi bedah epilepsi adalah
mengendalikan kejang dan
meningkatkan kualitas hidup pasien
epilepsi yang refrakter. Pasien
epilepsi dikatakan refrakter apabila
kejang menetap meskipun telah
diterapi selama 2 tahun dengan
sedikitnya 2 OAE yang paling sesuai
untuk jenis kejangnya atau jika terapi
medikamentosa menghasilkan efek
samping yang tidak dapat diterima.
Terapi bedah epilepsi dilakukan
dengan membuang atau memisahkan
seluruh daerah epileptogenik tanpa
mengakibatkan risiko kerusakan
Terapi Farmakologi
Pengobatan epilepsi bertujuan untuk menyembuhkan atau bila tidak
mampu menyembuhkan, paling tidak membatasi gejala-gejala dan
mengurangi efek samping pengobatan. Pengobatan dihentikan secara
berangsur dengan menurunkan dosisnya (Low, 1998).
Menurut Basjirudin (1992) tujuan utama pengobatan adalah agar
tidak terjadi bangkitan berulang dan tidak mengganggu fungsi normal
susunan saraf pusat, sehingga penderita epilepsi dapat hidup seperti
orang normal. Pada dasarnya prinsip penanggulangan epilepsi adalah
dengan pemberian OAE sebagai upaya menekan timbulnya bangkitan,
mengatasi penyebab, faktor pencetus dan meningkatkan kesehatan
sosial, fisik, maupun psikis.
Tinjauan Kasus
Nama : Anak T