Preseptor :
dr. Yunira Yunirman, Sp. A
apt. Wena Syukri Yenni, S. Farm
Disusun Oleh :
KELOMPOK 2
DESSY KURNIA RISMA (31 05 015)
GHENY SELWITRA INSANI (31 05 077)
SOFIA NOFIANTI (31 05 065)
PADANG PANJANG
2021
BAB I
PENDAHULUAN
1
untuk mencegah gangguan pertumbuhan akibat diare. Terapi rehidrasi efektif
menurunnkan angka kematian akibat diare, namun pencegahan diare tetap
diperlukan dalam menurunkan tingginya angka kejadian. Panduan tatalaksana
diare pada balita merujuk pada panduan WHO, menetapkan lima pilar
penatalaksanaan diare bagi semua kasus diare yang diderita balita yaitu rehidrasi
dengan menggunakan oralit, pemberian zink selama 10 hari berturut-turut, ASI
dan makanan diteruskan, antibiotik selektif dan nasihat kepada orang tua (Sudoyo
et al., 2006).
Penatalaksanaan penanganan dehidrasi dilakukan berdasarkan derajat
dehidrasi. Salah satu derajat dehidrasi yang sering dialami balita adalah diare akut
dengan dehidrasi ringan-sedang dengan gejala keadaan umum, gelisah, mata
cekung, rasa haus dan ingin minum banyak, turgor kembali lambat. Untuk
melaksanakan terapi diare secara komprehensif, efisien dan efektif harus
dilakukan secara rasional. Pemakaian cairan rehidrasi oral secara umum efektif
dalam mengkoreksi dehidrasi. Pemberian cairan intravena diperlukan jika terdapat
kegagalan oleh karena tingginya frekuensi diare, muntah yang tak terkontrol.
Selain itu, pemberian suplementasi zink dan probiotik bersamaan pada diare cair
akut berpengaruh dalam memberikan perlindungan terhadap konsistensi feses,
frekuensi diare, durasi diare, dan lama rawat inap (Subagyo & Santoso, 2010).
Berdasarkan paparan diatas laporan ini akan membahas tentang
karakteristik diare akut dehidrasi sedang pada pasien anak. Tujuan praktek kerja
profesi apoteker ini untuk mengetahui dan memahami lebih dalam mengenai diare
akut pada anak di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Padang Panjang.
BAB II
2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Diare
Diare adalah suatu kondisi dimana seseorang buang air besar dengan
konsistensi lembek atau cair, bahkan dapat berupa air saja dan frekuensinya lebih
sering (biasanya tiga kali atau lebih) dalam satu hari. Secara klinis penyebab diare
dapat dikelompokan dalam 6 golongan besar yaitu infeksi disebabkan oleh
bakteri, virus atau invasi parasit, malabsorbsi, alergi, keracunan, imunodefisiensi
dan sebab-sebab lainya. Menurut Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK UI defenisi
diare berbeda pada nonatus dan bayi > 1 bulan serta anak. Neonates dikatakan
diare bila frekuensi BAB > 4 kali sedangkan bayi > 1 bulan dan anak dikatakan
diare bila frekuensi BAB > 3 kali (Depkes RI, 2011).
2.1.2 Etiologi
Diare terjadi karena adanya Infeksi (bakteri, protozoa, virus, dan parasit)
alergi, malabsorpsi, keracunan, obat dan defisiensi imun adalah kategori besar
penyebab diare. Pada balita, penyebab diare terbanyak adalah infeksi virus
terutama Rotavirus (Permatasari, 2012). Sebagian besar dari diare akut
3
disebabkan oleh infeksi. Banyak dampak yang dapat terjadi karena infeksi saluran
cerna antara lain: pengeluaran toksin yang dapat menimbulkan gangguan sekresi
dan reabsorpsi cairan dan elektrolit dengan akibat dehidrasi, gangguan
keseimbangan elektrolit dan gangguan keseimbangan asam basa. Invasi dan
destruksi pada sel epitel, penetrasi ke lamina propria serta kerusakan mikrovili
yang dapat menimbulkan keadaan malabsorpsi. Dan bila tidak mendapatkan
penanganan yang adekuat pada akhirnya dapat mengalami invasi sistemik. Secara
klinis penyebab diare dapat dikelompokan dalam 6 golongan besar yaitu infeksi
(disebakan oleh bakteri, virus atau infestasi parasit), malabsorbsi, alergi,
keracunan, imunodefisiensi dan sebab-sebab lainya (Depkes RI, 2011). Penyebab
diare sebagian besar adalah bakteri dan parasit, disamping sebab lain seperti
racun, alergi dan dispepsi (Djamhuri, 1994).
Virus
Bakteri
Parasit
Heliminths
4
Strongyloides sterocoralis, Schitosoma spp., Capilaria
philippinensis, Trichuris trichuria.
Non Infeksi
Tabel I. Gejala dan atau penyebab Diare akut dan kronis (Stein, 2001).
Diare Akut :
No Gejala Penyebabnya
1. Diare tidak berdarah, Infeksi (enteropatigenic dan enterotoksigenic
gejala penyakit E.coli, cryptosporidium, giardia, virus).
sistemik
2. Diare Infeksi (shigella, campylobacter,
berdarah, enteroinvasif dan enterohemoragik, E.coli,
gejala salmonella, yersinia, E.histolistica),
penyakit penyakit radang usus besar, colitis iskemik,
sitemik colitis dan pseudomembranosa.
3. Diare berdarah, Infeksi prokitis ulseratif, prokitis radiasi, dan
tanpa gejala
karsinoma rektosigmamoid.
sistemik.
4. Diare tidak Infeksi atau keracunan makanan (seperti
5
berdarah, tanda disebutkan sebelumnya), sindrom usus besar
gejala sistemik yang mudah teriritasi, impaksi fektal, obat-
obatan (antasida, antibiotika, NSAID,
kolsisin, kuinidin, digitalis, metildopa,
hidratazin, laktosa).
Diare Kronis :
6
eritromin, rifampisin, dan seforoksim), kolkisin, senyawa-senyawa sitotoksik,
Antasida yang mengandung magnesium,OAINS (Wiffen et al, 2014).
2.1.3 Patofisiologi
7
Osmotic diarrhoe, yang terjadi karena isi usus menarik air dari mukosa.
Hal ini ditemukan malabsorbsi, dan defisiensi laktase.
Secretori diarrhoea, pada keadaan ini usus halus, dan usus besar tidak
menyerap air dan garam, tetapi mengsekresikan air dan elektrolit. Fungsi
yang terbalik ini dapat disebabkan pengaruh toksin bakteri, garam
empedu, prostaglandin, dan lain-lain. Cara terjadinya, melalui rangsangan
oleh cAMP (cyclic AMP) pada sel mukosa usus.
Exudative diarrhoea, ditemukan pada inflamasi mukosa seperti pada
colitis ulcerativa, atau pada tumor yang menimbulkan adanya serum,
darah, dan mukus.
Diare akut
8
Diare akut adalah diare yang terjadinya mendadak dan berlangsung
kurang dari 2 minggu. Gejalanya antara lain: tinja cair, biasanya
mendadak, disertai lemah dan kadang-kadang demam atau muntah.
Biasanya berhenti atau berakhir dalam beberapa jam sampai beberapa hari.
Diare akut dapat terjadi akibat infeksi virus, infeksi bakteri, akibat
makanan.
Diare kronis
Diare kronis adalah diare yang melebihi jangka waktu 15 hari sejak
awal diare. Berdasarkan ada tidaknya infeksi, diare dibagi menjadi 2 yaitu
diare spesifik dan diare non spesifik. Diare spesifik adalah diare yang
disebabkan oleh infeksi virus, bakteri, atau parasit. Diare non spesifik
adalah diare yang disebabkan oleh makanan (Wijaya, 2010). Diare kronik
atau diare berulang adalah suatu keadaan bertambahnya kekerapan dan
keenceran tinja yang berlangsung berminggu-minggu atau berbulan-bulan
baik secara terus menerus atau berulang, dapat berupa gejala fungsional
atau akibat suatu penyakit berat. Tanda-tanda diare kronik seperti: demam,
berat badan menurun, malnutrisi, anemia, dan meningginya laju endap
darah. Demam disertai defense otot perut menunjukan adanya proses
radang pada perut. Diare kronik seperti yang dialami seseorang yang
menderita penyakit crohn yang mula-mula dapat berjalan seperti serangan
akut dan sembuh sendiri. Sebaliknya suatu serangan akut seperti diare
karena infeksi dapat menjadi berkepanjangan. Keluhan penderita sendiri
dapat diarahkan untuk memebedakan antara diare akut dengan diare
kronik.
9
dehidrasi
Bila terdapat dua Bila terdapat dua Bila terdapat dua
tidak sadar
Mata Tidak Cekung Cekung Cekung
Keinginan Normal, tidak Ingin minum Malas minum
untuk Minum ada rasa terus, ada
haus rasa
Haus
Turgor Segera kembali Kembali Kembali sangat
lambat
Lambat
(Depkes RI, 2011).
10
tercampur dengan empedu. Anus dan daerah sekitarnya lecet karena seringnya
defekasi dan tinja makin lama makin asam sebagai akibat banyaknya asam laktat
yang berasal darl laktosa yang tidak dapat diabsorbsi oleh usus selama diare.
Gejala muntah dapat terjadi sebelum atau sesudah diare dan dapat disebabkan
oleh lambung yang turut meradang atau akibat gangguan keseimbangan asam-
basa dan elektrolit (Kliegman, 2006). Bila penderita telah kehilangan banyak
cairan dan elektrolit, maka gejala dehidrasi mulai tampak. Berat badan turun,
turgor kulit berkurang, mata dan ubun-ubun besar menjadi cekung, selaput lendir
bibir dan mulut serta kulit tampak kering (Hasan dkk, 1985).
11
ada penghasilan urin, mata dan ubun-ubun besar menjadi sangat cekung,
tidak ada produksi air mata, tidak mampu minum dan keadaannya mulai
apatis, kesadarannya menurun dan juga masa pengisian kapiler sangat
memanjang (≥ 3 detik) dengan kulit yang dingin dan pucat (Kliegman et
al, 2006).
12
malabsorbsi, dan infeksi intestinal akut atau subakut dan gangguan-
gangguanya. Diare dapat juga merupakan efek yang tidak dikehendaki pada
banyak obat (Wiffen et al, 2014).
13
5. ELISA (Enzym linked imunosorbent assay) bila memungkinkan, untuk
etiologi virus.
b) Darah
Pada pasien yang mengalami dehidrasi atau toksisitas berat atau diare
berlangsung lebih dari beberapa hari, diperlukan beberapa pemeriksaan
penunjang. tersebut yaitu:
1. Pemeriksaan daeah tepi lengkap ( hemoglobin, hematokrit, leukosit, hitung
jenis leukosit)
2. Dapat terjadi gangguan elektrolit atau gangguan asam bassa dilihat dari
kadar Na, K, Ca, Cl, PO4, dan Mg.
3. Analisa gas darah dapat berupa pH, PaCO2, PaO2, HCO3, O2 Sat, BE
(basae excess), dan total CO2.
4. Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin untuk mengetahui fungsi ginjal
berupa kadar kreatinin darah, asam urat, dan ureum darah.
14
1. Tepat indikasi
2. Tepat dosis
3. Tepat penderita
4. Tepat obat
15
1. Terapi Non Farmakologi Diare
Pencegahan Diare dapat diupayakan melalui berbagai cara
umum dan khusus/imunisasi. Termaksut cara umum antara lain
adalah peningkatan higiene dan sanitasi karena peningkatan higiene
dan sanitasi dapat menurunkan insiden diare, jangan makan
sembarangan terlebih makanan mentah, mengonsumsi air yang
bersih dan sudah direbus terlebih dahulu, mencuci tangan setelah
BAB dan atau setelah bekerja. Memberikan ASI ekslusif selama 6
bulan dan diteruskan sampai 2 tahun. Memberikan makanan
pendamping ASI sesuai umur, untuk mencegah dehidrasi bila perlu
diberikan infus cairan untuk dehidrasi. Buang air besar dijamban,
Membuang tinja bayi dengan Dengan benar Memberikan imunisasi
campak (Kasaluhe et al, 2015).
16
menjagakehilangan cairan yang sedang berlangsung. Bahkan pada
kondisi diare berat, air dan garam diserap terus menerus melaui
absorbsi aktif natrium yang ditingkatkan oleh glukosa dalam usus
halus. Larutan-larutan pengganti oral akan efektif jika mengandung
natrium, kalium, glukosa, dan air dalam jumlah yang seimbang,
glukosa diperlukan untuk meningkatkan absorbsi elektrolit (Wiffen,
2014).
17
1-5 3 gelas 1 gelas
>5 6 gelas 4 gelas
18
Antibiotik diindikasikan pada diare dengan gejala dan tanda diare dengan
infeksi, feses berdarah, leukosit pada feses, mengurangi eksresi dan
kontaminasi lingkungan. Antibiotik spesifik diberikan berdasarkan kultur
dan resistensi kuman (Mansjoer, 2009). Pada anak tidak perlu diberikan
obat antidiare, karena saat diare akan terjadi peningkatan motilitas dan
peristaltik usus. Anti diare akan menghambat gerakan itu sehingga
kotoran yang seharusnya dikeluarkan, justru dihambat keluar. Selain itu
anti diare dapat menyebabkan komplikasi yang disebut prolapsus pada
usus terlipat/terjepit (Maliny, 2014). Beberapa obat antidire yang dapat
digunakan sebagai pertolongan saat terjadi diare :
Anti motilitas
Pemberian Zinc
19
Zinc merupakan salah satu mikronutrien yang penting dalam
tubuh. Lebih dari 90 macam enzim dalam tubuh memerlukan zinc
sebagai kofaktornya, termasuk enzim superoksida dismutase
(Linder,1999). Enzim ini berfungsi untuk metabolisme radikal bebas
superoksida sehingga kadar radikal bebas ini dalam tubuh berkurang.
Pada proses inflamasi, kadar radikal bebas superoksida meningkat,
sehingga dapat merusak berbagai jenis jaringan termasuk jaringan
epitel dalam usus (Cousins et al, 2006). Zinc yang ada dalam tubuh
akan hilang dalam jumlah besar pada saat seorang anak menderita
diare. Dengan demikian sangat diperlukan pengganti zinc yang
hilang dalam proses kesembuhan seorang anak dan untuk menjaga
kesehatannya di bulan-bulan mendatang.
Pemberian Probiotik
Probiotik adalah suatu suplemen makanan, yang mengandung
bakteri atau jamur yang tumbuh sebagai flora normal dalam saluran
pencernaan manusi. Probiotik dapat mengurangi keparahan diare
melalui efek kompetisi dengan patogen, imunomodulator,
meningkatkan sekresi IgA mukosa usus, dan mengurangi kejadian
intoleransi laktosa.
Komplikasi Diare
1. Kehilangan cairan (dehidrasi)
Dehidrasi terjadi karena output air lebih banyak dari pada input air.
2. Gangguan keseimbangan asam-basa (metabolik asidosis)
Metabolik asidosis terjadi karena :
a. Kehilangan Na-bikarbonat bersama feses
b. Adanya ketosis kelaparan. Metabolisme lemak yang tidak sempurna
sehingga benda keton tertimbun dalam tubuh.
c. Terjadi penimbunan asam laktat karena adanya anoksia jaringan.
d. Produk metabolisme yang bersifat asam meningkat karena tidak
dapat dikeluarkan oleh ginjal.
e. Pemindahan ion Na dari cairan ekstraselular ke dalam cairan
intraselular.
Secara klinis asidosis dapat diketahui dengan memperhatikan pernapasan,
pernapasan bersifat cepat, teratur dan dalam yang disebut pernapasan kuszmaull.
Pernapasan ini merupakan homeostasis respiratorik yaitu usaha dari tubuh untuk
mempertahankan pH darah.
3. Hipoglikemia
Pada anak-anak dengan gizi baik/cukup, hipoglikemia ini jarang terjadi,
lebih sering terjadi pada anak yang sebelumnya sudah menderita KEP. Hal ini
terjadi karena :
21
a. Penyimpanan/persediaan glikogen dalam hati terganggu
b. Adanya gangguan absorbsi glukosa.
Gejala hipoglikemia dapat muncul jika kadar glukosa darah menurun
sampai 40 mg% pada bayi dan 50 mg% pada anak-anak. Gejala hipoglikemia
tersebut berupa: lemas, apatis, peka rangsang, tremor, pucat, berkeringat, syok,
kejang sampai koma.
4. Gangguan gizi
Sewaktu anak menderita diare, sering terjadi gangguan gizi dengan akibat
terjadinya penurunan berat badan dalam waktu singkat. Hal ini disebabkan:
a. Makanan sering dihentikan oleh orang tua karena takut diare dan/atau
muntahnya akan bertambah berat.
b. Walaupun susu diteruskan, sering diberikan dengan pengenceran.
c. Makanan yang diberikan sering tidak dapat dicerna dan diabsorbsi
dengan baik karena adanya hiperperistaltik.
5. Gangguan sirkulasi
Sebagai akibat diare dengan/tanpa disertai muntah, dapat terjadi gangguan
sirkulasi darah berupa rejatan (shock) hipovolemik. Akibatnya perfusi jaringan
berkurang dan terjadi hipoksia dan asidosis bertambah berat. Kemudian dapat
mengakibatkan perdarahan di otak yang menimbulkan turunnya kesadaran
(soporokomatusa) dan bila tidak segera ditangani penderita dapat meninggal.
BAB III
TINJAUAN KASUS
22
No MR: 999xxx
Nama Pasien An. SAM
Jenis Kelamin Perempuan
Umur 4 tahun 6 Bulan
Berat badan (BB) 14 Kg
Agama Islam
Alamat Ngalau Koto Padang Panjang
Pekerjaan -
Ruangan Rawatan Anak
Dokter yang merawat dr. Yunira Yunirman, Sp. A
Farmasis apt. Wena Syukrina, S.Farm
Mulai Perawatan 15 Februari 2021
Keluar RS 18 Februari 2021
23
(kesadaran penuh)
(Normal 80-90x/i)
HT Normal Normal
24
15/02/2021
Leukosit 7.080 /uL 5000-10.000 Normal
Hematokrit 40% Pr: 37-43% Normal
Trombosit 341.000/uL 150-400.000/uL Normal
Hitung jenis
Basofil 0% 0-1% Normal
Eosinofil 0% 1-3% Tidak Normal
N batang 59% 50-70% Normal
N segmen
3.5 Diagnosis
Diagnosa
- Diare akut dehidrasi sedang
- Kolik abdomen
3.6 Penatalaksanaan
25
1. Terapi di Bangsal Anak
- IVFD RL 20 tpm/menit/ 3 jam pertama, selanjutnya IVFD RL 12
tpm/menit makro.
- Parasetamol Syr 3 x 1 ½ cth (PO)
- Lacto B 2 x 1 Sach (PO)
- Zinc syr 1 x 1 Cth (PO)
- Domperidon 3 x 1/3 tab (puyer)
3.7 Follow Up
Nama : Nn. SAM Diagnosa Diare akut Dokter : dr. Yunira Yunirman,
dehidrasi sedang, kolik Sp. A
abdomen
Tanggal S O A P
15 Februari 2021 - Mencret lebih - Ku : sedang - diare akut - Cek Hb, Ht, L, T, Hu, NLR,
dari 5 kali - Kes: CMC dehidrasi sedang LA
18.10 WIB
sejak 2 hari - HR: 110x/i - kolik abdomen - cek feses
yang lalu, - RR: 22 x/i - Ro. Thorax PA
O
muntah, nyeri - T: 37,6 C - IVFD RL 20 tpm 3 jam
perut, demam - Mata : cekung +/+ pertama, lanjut 12 tpm
- Thorax: Cor & makro
Pulmo dibagian - Paracetamol Syr 3x 1 ½ cth
dada, - Domperidon syr 3x1/2 cth
- Abdomen: BU (+) - Lacto B 2x 1
meningkat, turgor - Zinc syr 1x1 cth
(+) lambat - ML DSP 1200 kkal
26
- ekstermitas: akral - Rawat ruang rawatan anak
hangat
PEMERIKSAAN
HEMATOLOGI
- Hb 14 g/dL
(<200mg/dL) diatas
normal
- Leukosit 7.080/uL
(5000-10.000)
- Ht 40 % (Pr.37%-
43%)
- Trombosit
341.000/Ul (150-
400.000/uL)
- Basofil 0% (0-1%)
- Eosinofil 0% (1-
3%)
- N batang & segmen
59% (50-70%)
- Limfosit 29% (20-
40%)
- Monosit 12% (2-
8%) diatas normal
- NLR 2.03 (≤3.13)
- LA 2.053
(<200mg/dL) diatas
normal.
PEMERIKSAAN
URINE
- warna kuning
muda
- kekeruhan
jernih
- leukosit: 1-
2LPB (<5)
27
- benda keton (+)
- Urobilinogen
(normal)
16 Februari 2021 - Mencret (+), - Suhu: 37OC (08.00 - Diare - Managemen cairan IVFD RL
muntah (-), WIB), - Defisit volume 12 tpm
08.00 WIB
O
demam (-), - Suhu 36,3 C cairan
14.00 WIB nafsu makan (14.00 WIB)
(ada) - mencret ada
- muntah (-)
- nafsu makan (+),
- Pemeriksaan feses:
warna kuning,
konsistensi: cair
28
(normal 150-
400.000/uL)
29
3.8 Analisa Terapi
P S SO M P S SO M P S SO M P S SO M OBAT PULANG
PASIEN
IV 19.30
1 IVFD RL 20 Henti
. tpm/3jam √
IV 04.30
2 IVFD RL 12 tpm Henti
selanjutnya √
.
PO 20.00 07.00 13.00 20.0 13.00 06.00 12.00
3 Parasetamol 3x1 ½Cth Henti
√ 0
. Syr √ √ √ √ √
PO 20.00 13.00
√
08.2 13.00
4 Domperidone 3x 1/3tab Henti
√ 0
. √ √
5 Lacto B 2 x 1 sach PO 20.00 √
20.0 18.00 06.00 12.00
Lanjut
√ 0 √ √ √
√
PO 20.00 20.0
6 Zink 1x1 cth Lanjut 10 hari
√ 0
√
22
BAB IV
23
1. Terapi obat yang tidak diperlukan
Terdapat terapi tanpa indikasi medis Pasien telah mendapatkan terapi sesuai dengan indikasi, dimana pasien
mendapatkan terapi:
- IVFD RL dengan komposisi Na+ 130 mmol/L, K+ 5,4 mmol/L, Cl-
112 mmol/L, Ca++ 1,8 mmol/L, Laktat 27 mmol/L yang digunakan
untuk mengatasi dehidrasi berat pada pasien.
- Paracetamol syr untuk mengurangi nyeri kolik abdomen dan untuk
mengurangi demam karena aksinya yang langsung ke pusat
pengatur panas di hipotalamus yang berdampak vasodilatasi serta
pengeluaran keringat. Paracetamol digunakan bila suhu di atas
normal saja.
- Domperidon tab/ syr digunakan untuk mengatasi mual dan
- muntah.
- Lacto-B adalah probiotik bentuk bubuk yang memiliki fungsi
utama untuk membantu mempercepat penyembuhan diare pada
anak-anak dan orang dewasa.
- Zinc syr mampu menggantikan zinc alami tubuh yang hilang dan
mempercepat penyembuhan diare. Zinc juga juga dapat
meningkatkan sistem kekebalan tubuh sehingga dapat mencegah
terulangnya diare selama 2-3 bulan setelah anak sembuh dari diare.
- ML DSP 1200 kkal (makanan lunak diet saluran pencernaan)
untuk pasien yang mengalami gangguan pencernaan agar
meringankan kerja saluran pencernaan dan tidak memperburuk
keadaan pasien.
Pasien mendapatkan terapi tambahan - Pasien tidak memerlukan terapi tambahan, pasien telah mendapatkan terapi
yang tidak diperlukan sesuai dengan kondisi medis.
Pasie didiagnosa diare akut dehidrasi sedang dan kolik abdomen.
24
- IVFD RL dengan komposisi Na+ 130 mmol/L, K+ 5,4 mmol/L, Cl-
112 mmol/L, Ca++ 1,8 mmol/L, Laktat 27 mmol/L yang digunakan
untuk mengatasi dehidrasi berat pada pasien.
- Paracetamol syr untuk mengurangi nyeri kolik abdomen dan untuk
mengurangi demam karena aksinya yang langsung ke pusat
pengatur panas di hipotalamus yang berdampak vasodilatasi serta
pengeluaran keringat. Paracetamol digunakan bila suhu di atas
normal saja.
- Domperidon tab/ syr digunakan untuk mengatasi mual dan
muntah.
- Lacto-B adalah probiotik bentuk bubuk yang memiliki fungsi
utama untuk membantu mempercepat penyembuhan diare pada
anak-anak dan orang dewasa.
- Zinc syr mampu menggantikan zinc alami tubuh yang hilang dan
mempercepat penyembuhan diare. Zinc juga juga dapat
meningkatkan sistem kekebalan tubuh sehingga dapat mencegah
terulangnya diare selama 2-3 bulan setelah anak sembuh dari diare.
- ML DSP 1200 kkal (makanan lunak diet saluran pencernaan)
untuk pasien yang mengalami gangguan pencernaan agar
meringankan kerja saluran pencernaan dan tidak memperburuk
keadaan pasien.
Pasien masih memungkinkan menjalani - pasien tidak memungkinkan menjalani terapi farmakologi karena diare
terapi non farmakologi yang dialami pasien adalah diare akut semenjak 2 hari sebelum masuk
-
rumah sakit.
Terdapat duplikasi terapi - Tidak terdapat duplikasi terapi karena obat dengan mekanisme kerja yang
berbeda-beda.
25
- IVFD RL yang digunakan untuk mengatasi dehidrasi berat pada
pasien.
- Paracetamol syr untuk mengurangi nyeri kolik abdomen dan untuk
mengurangi demam karena aksinya yang langsung ke pusat
pengatur panas di hipotalamus yang berdampak vasodilatasi serta
pengeluaran keringat. Paracetamol digunakan bila suhu di atas
normal saja.
- Domperidon tab/ syr digunakan untuk mengatasi mual dan
muntah.
- Lacto-B adalah probiotik bentuk bubuk yang memiliki fungsi
utama untuk membantu mempercepat penyembuhan diare pada
anak-anak dan orang dewasa.
- Zinc syr mampu menggantikan zinc alami tubuh yang hilang dan
mempercepat penyembuhan diare. Zinc juga juga dapat
meningkatkan sistem kekebalan tubuh sehingga dapat mencegah
terulangnya diare selama 2-3 bulan setelah anak sembuh dari diare.
- ML DSP 1200 kkal (makanan lunak diet saluran pencernaan)
untuk pasien yang mengalami gangguan pencernaan agar
meringankan kerja saluran pencernaan dan tidak memperburuk
keadaan pasien.
Pasien mendapat penanganan terhadap - - pasien tidak mendapatkan penanganan terhadap efek samping yang
efek samping yang seharusnya dapat seharusnya dapat dicegah, karena pasien tidak mengalami efek samping
dicegah. yang signifikan.
- Paracetamol bersifat reaksi hematologi, reaksi kulit, reaksi alergi
dan lainya serta kerusakn hati pada penggunaan jangka panjang
- Zinc penurunan konsentrasi lipoprotein plasma dalam absorbsi
26
tembaga
- Domperidone: kadar prolaktin naik (kemungkinan galaktorea dan
ginekomasti), ruamdan reaksi lain, reaksi distonia akut.
2. Kesalahan obat
Bentuk sediaan tidak tepat - Bentuk sediaan yang diberikan pada saat rawatan telah sesuai yaitu:
- Paracetamol syr secara oral 3x 1 ½ cth
- Domperidone Syr 3 x 1/3 tab
- Lacto –B dalam bentuk peroral
- Zinc syr 1x1 cth
Terdapat kontra indikasi Tidak ditemukan adanya kontra indikasi pada terapi pengobatan. Tetapi ada
beberapa obat yang memungkinkan terjadinya kontra indikasi:
- Paracetamol dikontraindikasikan pada penderita yang
hipersensitifitas terhadap obat ini dan penderita gangguan fungsi
- hati yang berat.
- Zinc dikontraindikasikan pada penderita yang hipersensitifitas
terhadap mineral zinc.
- Domperidone jika stimulasi terhadap motilitas lambung dianggap
membahayakan, tumor hipofisis dan prolactinoma.
Kondisi pasien tidak dapat - Pasien telah mengalami perbaikan pada hari kedua dimana pasien sudah
disembuhkan oleh obat tidak mengalami suhu tubuh yang tinggi, berkurangnya frekuensi diare dan
muntah dan saat pulang pasien tidak lagi mengalami demam dan nyeri
abdomen, sehingga terapi yang diberikan untuk dibawa pulang yaitu Zinc
dan Lacto-B.
Obat tidak diindikasikan untuk kondisi - Setiap obat yang diberikan sudah sesuai dengan indikasi suatu penyakit
pasien yang diderita pasien
- IVFD RL yang digunakan untuk mengatasi dehidrasi berat pada
pasien.
27
- Paracetamol syr untuk mengurangi nyeri kolik abdomen dan untuk
mengurangi demam karena aksinya yang langsung ke pusat
pengatur panas di hipotalamus yang berdampak vasodilatasi serta
pengeluaran keringat. Paracetamol digunakan bila suhu di atas
normal saja.
- Domperidon tab/ syr digunakan untuk mengatasi mual dan
muntah.
- Lacto-B adalah probiotik bentuk bubuk yang memiliki fungsi
utama untuk membantu mempercepat penyembuhan diare pada
anak-anak dan orang dewasa.
- Zinc syr mampu menggantikan zinc alami tubuh yang hilang dan
mempercepat penyembuhan diare. Zinc juga juga dapat
meningkatkan sistem kekebalan tubuh sehingga dapat mencegah
terulangnya diare selama 2-3 bulan setelah anak sembuh dari diare.
- ML DSP 1200 kkal (makanan lunak diet saluran pencernaan)
untuk pasien yang mengalami gangguan pencernaan agar
meringankan kerja saluran pencernaan dan tidak memperburuk
keadaan pasien.
Terdapat obat lain yang lebih efektif Terapi obat yang diberikan telah efektif dalam proses penyembuhan dimana
- terapi obat yang diberikan telah sesuai dengan literatur pada diare akut
dehidrasi sedang dan kolik abdomen.
3. Dosis tidak tepat
Dosis terlalu rendah Tidak ditemukan dosis yang terlalu rendah, karena dosis sudah sesuai
dengan range l yang terdapat pada IDAI.
Dosis terlalu tinggi Tidak ada obat yang dosisnya terlalu tinggi digunakan untuk anak berusia 4
√
tahun sesuai dengan dosis yang terdapat pada IDAI
Frekuensi penggunaan tidak tepat - Frekuensi penggunaan obat yang diberikan sudah tepat
28
- Paracetamol 3x 1 ½ cth
- Domperidone 3x 1/3 tab
- Zinc 1x 1 cth
- Lacto-B 2x 1 sach
Penyimpanan tidak tepat Proses penyimpanan obat sudah diletakan pada tempat yang sesuai pada
- tempatnya. Dimana obat disimpan dalam tempat obat pasien.
Administrasi obat tidak tepat Administrasi sudah tepat.
- IVFD RL diberikan secara Intra Vena
- Paracetamol syr digunakan secara peroral
-
- Domperidon tab digunakan secara peroral
- Lacto-B digunakan secara peroral
- Zinc syr digunakan secara peroral
Terdapat interaksi obat - Tidak ditemukan adanya interaksi obat yang diberikan pada pasien.
4. Reaksi yang tidak diinginkan
Obat tidak aman untuk pasien - Obat yang diberikan telah aman digunakan pada pasien. Pemberian terapi
pada pasien telah disesuaikan dengan dosis yang tepat untuk pasien
- IVFD RL yang digunakan untuk mengatasi dehidrasi berat pada
pasien.
- Paracetamol syr untuk mengurangi nyeri kolik abdomen dan untuk
mengurangi demam karena aksinya yang langsung ke pusat
pengatur panas di hipotalamus yang berdampak vasodilatasi serta
pengeluaran keringat. Paracetamol digunakan bila suhu di atas
normal saja.
- Domperidon tab digunakan untuk mengatasi mual dan muntah
dengan cara menghambat aksi dopamine dengan menginhibisi
dopamine pada reseptornya.
- Lacto-B sebagai probiotik yang mengandung bakteri baik, bekerja
29
dengan cara membantu menghambat bakteri merugikan sehingga
dapat membantu memperbaiki ketidak seimbangan flora usus pada
diare. bentuk bubuk yang memiliki fungsi utama untuk membantu
mempercepat penyembuhan diare pada anak-anak dan orang
dewasa.
- Zinc syr mampu menggantikan zinc alami tubuh yang hilang dan
mempercepat penyembuhan diare dengan cara bekerja pada tigh
junction level untuk mencegah, mencegah pelepasan histamine oleh
sel mash dan respon kontraksi serta sekt\retori terhadap histamine
dan serotonin pada usus dan mencegah meningkatnya permeabilitas
endotel yang diprakarsai TNFα yang juga merangsang kerusakan
permeabilitas epitel usus. Zinc juga juga dapat meningkatkan sistem
kekebalan tubuh sehingga dapat mencegah terulangnya diare
selama 2-3 bulan setelah anak sembuh dari diare (Tjay dan
Rahardja, 2002)
Terjadi reaksi alergi Pasien tidak mengalami alergi.
-
5. Ketidak sesuaian kepatuhan pasien
Obat tidak tersedia Tidak ada masalah untuk penyediaan obat pasien. Semua obat yang
-
dibutuhkan pasien telah tersedia di apotek rumah sakit
Pasien tidak mampu menyediakan Obat Pasien mampu menyediakan obat. Karena dibantu dengan apoteker dan
-
perawat.
Pasien tidak bisa menelan atau
- Pasien bisa menelan obat.
menggunakan obat
Pasien tidak mengerti intruksi
- Pasien mengerti intruksi penggunaan obat.
penggunaan obat
30
Pasein tidak patuh atau memilih untuk
- Pasien patuh menggunakan obat untuk diare dan nyeri abdomen.
tidak menggunakan obat
6. Pasien membutuhkan terapi tambahan
Terdapat kondisi yang tidak diterapi Pasien telah mendapatkan terapi sesuai indikasi, karena obat yang
-
digunakan telah tepat untuk terapi penyakit
Pasien membutuhkan obat lain yang Terapi obat yang diberikan telah sinergis sehingga tidak perlukan lagi terapi
-
sinergis lain.
Pasien membutuhkan terapi profilaksis Pasien tidak membutuhkan terapi profilaksis
Tidak
31
BAB IV
PEMBAHASAN
Domperidon tab digunakan untuk mengatasi mual dan muntah dengan cara
menghambat reseptor dopamine perifer pada CTZ (Chemoreseptop trigger zone)
yang berada pada bagian luar sawar darah otak sehingga meningkatkan peristaltik
dan mengurangi waktu transit usus halus. Dosis domperidon 3 x 1 1/3 c sudah
tepat karena sudah masuk dalam rentang dosis domperidon yaitu 0,2-0,5
mg/kgBB selama 4-8 jam untuk anak dalam IDAI 2016.
31
Lacto-B adalah probiotik bentuk bubuk yang memiliki fungsi utama untuk
membantu mempercepat penyembuhan diare pada anak-anak bekerja dengan cara
menghambat bakteri merugikan sehingga dapat membantu memperbaiki
ketidakseimbangan antara mikroorganisme baik dan buruk sehingga fungsi tubuh
kembali normal. Dosis Lacto-B pada pasien sebanyak 2 x sehari 1 sachet yang
digunakan kapan perlu pada pasien, dosis yang digunakan sudah tepat karena
merupakan probiotik baik yang membantu penyembuhan diare pasien dan sudah
sesuai dalam anjuran dokter (Sari Pediatri, 2015).
Zinc syr mampu menggantikan zinc alami tubuh yang hilang dan
mempercepat penyembuhan diare. Zinc juga juga dapat meningkatkan sistem
kekebalan tubuh sehingga dapat mencegah terulangnya diare selama 2-3 bulan
setelah anak sembuh dari diare. Zinc bekerja dengan cara meningkatkan regenerasi
epitel usus dan respon imun local dengan membatasi bacterial overgrowth
sehingga mencegah meningkatnya permeabilitas endotel yang diprakarsai TNFα
yang merangsang kerusakan permeabilitas epitel usus, selain itu zinc juga
mencegah pelepasan histamine oleh sel mash dan respon kontraksi serta sektretori
terhadap histamine dan serotonin pada usus (Tjay dan Rahardja, 2002). Dosis
Zinc syr pada pasien sebanyak 1 x sehari 1 sendok teh (10mg/5mL), dosis yang
digunakan sudah tepat karena merupakan zat gizi mikro yang baik yang
membantu mempercepat penyembuhan diare pasien dan sudah sesuai (Sari
Pediatri, 2015).
32
BAB VI
6.1 Kesimpulan
6.2 Saran
33
DAFTAR PUSTAKA
34
Tjay dan Rahardja. (2002). Obat-Obat Penting, Khasiat, Penggunaan dan Efek
Sampingnya, Edisi V, PT. Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia:
Jakarta.
Wiffen Philip, Marc Mitchell, Melanie Snelling, Nicola Stoner. (2104). Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC. Hal. 330-331.
Zein Umar, Khalid H., Segala, Josia Ginting. (2004). Diare Akut Infeksius pada
Dewasa. Fakultas Kedokteran Divisi Penyakit Tropik dan Infeksi Bagian
Ilmu Pennyakit Dalam Universitas Sumatera Utara.
35