Perseptor:
dr. Sri Angraeni, Sp.PD
apt. Lora Somisko, S.Farm
OLEH:
Kelompok 3
PENDAHULUAN
terjadinya gangguan fungsi otak sebagian atau menyeluruh akibat dari gangguan
aliran darah karena sumbatan atau pecahnya pembuluh darah tertentu di otak,
sehingga sel-sel otak kekurangan darah oksigen atau zatzat makanan dan akhirnya
dapat terjadi kematian sel-sel tersebut dalam waktu yang relatif singkat (Dourman,
2013). Menurut Riskesdas tahun 2013, stroke meningkat dari 8,3 per1000 (2007)
peningkatan tiap tahunnya, prevalensi penyakit stroke pada umur >16 tahun di
Sumatera Barat adalah 12, 2 per mil pada tahun 2013, ini merupakan peningkatan
dari tahun 2007 yang hanya mencapai 10,0 per mil (Riskesdas, 2013).
Ada beragam klasifikasi faktor risiko mengenai stroke. Faktor risiko yang
dapat dimodifikasi dan tidak dapat dimodifikasi. Faktor risiko yang tidak dapat
dimodifikasi adalah seperti orientasi berdasarkan jenis kelamin, usia, dan gen.
Selain itu, faktor risiko yang dapat dimodifikasi yaitu seperti hipertensi,
tahun 2016, didapatkan hasil bahwa peningkatan resiko stroke iskemik berkaitan
yang terjadi karena adanya gangguan sekresi insulin atau kerja insulin ataupun
melitus ditegakkan jika konsentrasi darah sewaktu (plasma vena) ≥200 mg/dl atau
1
konsentrasi glukosa darah puasa >126 mg/dl atau konsentrasi glukosa darah >200
mg/dl pada 2 jam sesudah beban glukosa 75 gram pada TTGO (Tes Toleransi
diabetes melitus berjumlah 44.561 jiwa dari 3.427.772 jiwa jumlah penduduk
orang.
ini diperkirakan menyebabkan 4,5% dari beban penyakit secara global dan
(WHO, 2003). Tekanan darah tinggi merupakan masalah kesehatan di dunia yang
melitus adalah < 140/90 mmHg (JNC 8, 2014) sedangkan menurut ADA (2013)
secara umum tekanan darah sistolik harus < 140 mmHg dan diastolik < 80 mmHg.
Tekanan darah terkontrol sesuai target terapi dapat menurunkan risiko penyakit
sebesar 33-50% dan risiko komplikasi mikrovaskuler sebesar 33%. Secara umum
2
berbagai komplikasi diabetes sebesar 12%, sedangkan penurunan tekanan darah
hipertensi adalah obat yang dapat mengontrol tekanan darah, tidak mengganggu
ACE Inhibitor atau angiotensin II receptor blocker, jika dalam penggunaan salah
satu golongan obat tidak dapat ditoleransi maka disubstitusi dengan golongan
yang lainnya” (ADA, 2006). Penurunan tekanan darah secara farmakologis yang
tingkat morbiditas dan mortalitas. Telah banyak tersedia obat yang efektif.
menurunkan tekanan darah (Benowitz, 2001). Kontrol tekanan darah dapat dicapai
pada kebanyakan pasien dengan kombinasi dua atau lebih obat antihipertensi
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Pengertian
metabolisme kronis dengan multi etiologi yang ditandai dengan tingginya kadar
gula darah disertai dengan gangguan metabolisme karbohidrat, lipid dan protein
disebabkan oleh gangguan atau defisiensi produksi insulin oleh sel-sel beta
4
• Pankreatitis
• Trauma/Pankreatektomi
• Neoplasma
• Cistic Fibrosis
• Hemokromatosis
• Pankreatopati fibro kalkulus
D. Endokrinopati:
1. Akromegali
2. Sindroma Cushing
3. Feokromositoma
4. Hipertiroidisme
E. Diabetes karena obat/zat kimia: Glukokortikoid, hormon tiroid,
asam nikotinat, pentamidin, vacor, tiazid, dilantin, interferon
F. Diabetes karena infeksi
G. Diabetes Imunologi (jarang)
H. Sidroma genetik lain: Sindroma Down, Klinefelter, Turner,
Huntington, Chorea, Prader Willi
4. Diabetes Mellitus Gestasional
Diabetes mellitus yang muncul pada masa kehamilan, umumnya bersifat
sementara, tetapi merupakan faktor risiko untuk DM Tipe 2
5. Pra-diabetes:
A. IFG (Impaired Fasting Glucose) = GPT (Glukosa Puasa
Terganggu)
B. IGT (Impaired Glucose Tolerance) = TGT (Toleransi Glukosa
Terganggu)
Diabetes tipe ini merupakan diabetes yang jarang atau sedikit populasinya,
5
Gangguan produksi insulin pada DM Tipe 1 umumnya terjadi karena kerusakan
sel-sel β pulau Langerhans yang disebabkan oleh reaksi otoimun. Namun ada pula
Rubella, CMVirus, Herpes, dan lain sebagainya. Ada beberapa tipe otoantibodi
yang dihubungkan dengan DM Tipe 1, antara lain ICCA (Islet Cell Cytoplasmic
Antibodies), ICSA (Islet cell surface antibodies), dan antibodi terhadap GAD
beberapa tipe sel, yaitu sel β, sel α dan sel δ. Sel-sel β memproduksi insulin, sel-
respons terhadap kerusakan sel-sel β yang terjadi, jadi lebih merupakan akibat,
merupakan penyebab atau akibat, namun titer ICCA makin lama makin menurun
seperti ICCA, titer ICSA juga makin menurun sejalan dengan lamanya waktu.
enzim glutamat dekarboksilase (GAD) ditemukan pada hampir 80% pasien yang
dan ICSA, titer antibodi anti-GAD juga makin lama makin menurun sejalan
6
dengan perjalanan penyakit. Keberadaan antibodi anti-GAD merupakan prediktor
Antibody). IAA ditemukan pada sekitar 40% anak-anak yang menderita DM Tipe
1. IAA bahkan sudah dapat dideteksi dalam darah pasien sebelum onset terapi
insulin.
Diabetes Tipe 2 merupakan tipe diabetes yang lebih umum, lebih banyak
tahun, tetapi akhir-akhir ini penderita DM Tipe 2 di kalangan remaja dan anak-
terungkap dengan jelas. Faktor genetik dan pengaruh lingkungan cukup besar
dalam menyebabkan terjadinya DM tipe 2, antara lain obesitas, diet tinggi lemak
berada pada tahap awal, umumnya dapat dideteksi jumlah insulin yang cukup di
dalam darahnya, disamping kadar glukosa yang juga tinggi. Jadi, awal
karena sel-sel sasaran insulin gagal atau tak mampu merespon insulin secara
normal. Keadaan ini lazim disebut sebagai “Resistensi Insulin”. Resistensi insulin
7
banyak terjadi di negara-negara maju seperti Amerika Serikat, antara lain sebagai
akibat dari obesitas, gaya hidup kurang gerak (sedentary), dan penuaan.
gangguan sekresi insulin dan produksi glukosa hepatik yang berlebihan. Namun
insulin pada penderita DM Tipe 2 hanya bersifat relatif, tidak absolut. Oleh sebab
menjadi 4 kelompok:
DM 1 DM 2
Mula muncul Umumnya masa Pada usia tua, umumnya
kanakkanak dan > 40 tahun
remaja, walaupun ada
juga pada masa dewasa
< 40 tahun
Keadaan klinis saat Berat Ringan
8
diagnosis
Kadar insulin darah Rendah, tak ada Cukup tinggi, normal
Berat badan Biasanya kurus Gemuk atau normal
Pengelolaan yang Terapi insulin, diet, Diet, olahraga,
disarankan olahraga hipoglikemia oral.
Setiap orang yang memiliki satu atau lebih faktor risiko diabetes selayaknya
dokter, apoteker dan petugas kesehatan lainnya pun sepatutnya memberi perhatian
diketahui dan ditangani, makin mudah untuk mengendalikan kadar glukosa darah
9
Hiperlipidemia Kadar HDL rendah <35mg/dl Kadar
lipid darah tinggi >250mg/dl
Faktor-faktor Lain Kurang olah raga
gejala yang harus diwaspadai sebagai isyarat kemungkinan diabetes. Gejala tipikal
yang sering dirasakan penderita diabetes antara lain poliuria (sering buang air
kecil), polidipsia (sering haus), dan polifagia (banyak makan/mudah lapar). Selain
itu sering pula muncul keluhan penglihatan kabur, koordinasi gerak anggota tubuh
terganggu, kesemutan pada tangan atau kaki, timbul gatal-gatal yang seringkali
sangat mengganggu (pruritus), dan berat badan menurun tanpa sebab yang jelas.
• Pada DM Tipe 2 gejala yang dikeluhkan umumnya hampir tidak ada. DM Tipe
sembuh dari luka, daya penglihatan makin buruk, dan umumnya menderita
dan syaraf.
10
2.1.6 Diagnosis
DM berupa poliuria, polidipsia, polifagia, dan penurunan berat badan yang tidak
antara lain badan terasa lemah, sering kesemutan, gatal-gatal, mata kabur,
disfungsi ereksi pada pria, dan pruritus vulvae pada wanita. Apabila ada keluhan
khas, hasil pemeriksaan kadar glukosa darah sewaktu > 200 mg/dl sudah cukup
untuk menegakkan diagnosis DM. Hasil pemeriksaan kadar glukosa darah puasa >
126 mg/dl juga dapat digunakan sebagai patokan diagnosis DM. Untuk lebih
abnormal tinggi (hiperglikemia) satu kali saja tidak cukup kuat untuk menegakkan
mendapatkan paling tidak satu kali lagi kadar gula darah sewaktu yang abnormal
tinggi (>200 mg/dL) pada hari lain, kadar glukosa darah puasa yang abnormal
tinggi (>126 mg/dL), atau dari hasil uji toleransi glukosa oral didapatkan kadar
2.1.7 Komplikasi
11
a. Hipoglikemia
gelap), keluar keringat dingin, detak jantung meningkat, sampai hilang kesadaran.
Apabila tidak segera ditolong dapat terjadi kerusakan otak dan akhirnya kematian.
pada kadar glukosa plasma di atas 50 mg/dl. Kadar glukosa darah yang terlalu
rendah menyebabkan sel-sel otak tidak mendapat pasokan energi sehingga tidak
dapat berfungsi bahkan dapat rusak. Hipoglikemia lebih sering terjadi pada
penderita diabetes tipe 1, yang dapat dialami 1 – 2 kali perminggu. Dari hasil
b. Hiperglikemia
tiba-tiba. Keadaan ini dapat disebabkan antara lain oleh stress, infeksi, dan
polifagia, kelelahan yang parah (fatigue), dan pandangan kabur. Apabila diketahui
disfungsi ereksi, dan infeksi jamur pada vagina. Hiperglikemia yang berlangsung
12
lain ketoasidosis diabetik (Diabetic Ketoacidosis = DKA) dan (HHS), yang
morbiditas dan mortalitas DM, yang secara spesifik ditujukan untuk mencapai 2
13
2.1.9 Terapi Farmakoterapi
a. Terapi Insulin
Tipe 2 tidak memerlukan terapi insulin, namun hampir 30% ternyata memerlukan
Insulin mempunyai peran yang sangat penting dan luas dalam pengendalian
diinfusikan ke dalam hati melalui vena porta, yang kemudian akan didistribusikan
Efek kerja insulin yang sudah sangat dikenal adalah membantu transpor
glukosa dari darah ke dalam sel. Kekurangan insulin menyebabkan glukosa darah
tidak dapat atau terhambat masuk ke dalam sel. Akibatnya, glukosa darah akan
DNA dan replikasi sel. Itu sebabnya, gangguan fungsi insulin dapat menyebabkan
pengaruh negatif dan komplikasi yang sangat luas pada berbagai organ dan
jaringan tubuh.
Untuk terapi, ada berbagai jenis sediaan insulin yang tersedia, yang terutama
berbeda dalam hal mula kerja (onset) dan masa kerjanya (duration). Sediaan
Waktu paruh insulin pada orang normal sekitar 5-6 menit, tetapi memanjang
15
dimetabolisme terutama di hati, ginjal dan otot. Gangguan fungsi ginjal yang berat
lebih efektif.
16
sintesis insulin oleh pankreas
Biguanida Metformin Bekerja langsung pada hati
(hepar), menurunkan
produksi glukosa hati.
Tiazolidindion Rosiglitazone Meningkatkan kepekaan
Troglitazone tubuh terhadap insulin.
Pioglitazone Berikatan dengan PPARγ
(peroxisome proliferator
activated receptor-gamma) di
otot, jaringan lemak, dan hati
untuk menurunkan resistensi
insulin
Inhibitor Acarbose Miglitol Menghambat kerja enzim-
αglukosidase enzim pencenaan yang
mencerna karbohidrat,
sehingga memperlambat
absorpsi glukosa ke dalam
darah
Stroke adalah sindrom yang terdiri dari tanda dan/atau gejala hilangnya
fungsi sistem saraf pusat fokal yang berkembang cepat (dalam detik atau menit).
17
ke otak dan area extravascular diantara cranium. Stroke iskemik disebabkan oleh
dua mekanisme utama, yaitu adanya trombus lokal yang mengakibatkan sumbatan
Stroke iskemik adalah stroke yang timbul akibat trombosis atau embolisis
yang terjadi mengenai pembuluh darah otak yang menyebabkan obstruksi aliran
darah otak yang mengenai satu atau lebih pembuluh darah otak. Sekitar 85% dari
semua stroke disebabkan oleh stroke iskemik. Stroke iskemik pada dasarnya
terjadi akibat kurangnya aliran darah ke otak. Penurunan aliran darah ini jika
semakin parah dapat menyebabkan jaringan otak mati, yang sering disebut sebagai
infark.
2.2.3 Etiologi
penyebab pada sebagian besar kasus stroke trombolitik, dan embolus dari
pembuluh besar atau jantung merupakan penyebab yang paling sering stroke
1. Trombosis
• Atersklerosis (terbanyak)
• Vaskulitis : arteritis temporalis, poliarteritis nodosa
• Robeknya arteri: karotis, vertebralis (spontan atau traumatik)
• Gangguan darah: polisistenia, hemoglobinopati (penyakit sel sabit)
1. Embolisme
• Sumber di jantung : fibrilasi atrium (terbanyak), infark miokardium,
penyakit jantung rematik, penyakit katup jantung, katup prostetik,
kardiomiopati iskemik.
18
• Sumber trombo emboli aterosklerotik di arteri : bifurkatio karotis komunis,
arteri vertebralis distal
• Keadaan hiperkoagulasi : kontrasepsi oral, karsinoma
2. Vasokonstriksi
• Vasospasme serebrum setelah pendarahan subaraknoid
Faktor resiko untuk terjadinya stroke iskemik dibagi menjadi faktor resiko
✓ Usia
✓ Ras
✓ Jenis kelamin
✓ Etnis
✓ Genetikan/keturunan
✓ Hipertensi
✓ Diabetes melitus
✓ Penyakit jantung
✓ Hiperkolesterolemia
✓ Stenosis karotis
✓ Hiperhomosinemia
19
2.2.4 Gejala Stroke
• F (face/wajah)
Saat pasien tersenyum, apakah satu sisi wajah turun ke bawah/ senyum
• A (Arms/lengan)
Bila kedua lengan diangkat, salah satu lengan terkuli lemas jatuh kebawah.
• S (Speech/bicara)
• T (Time/waktu)
Jika mengalami gejala diatas segera datangi rumah sakit terdekat agar dapat
menerima perawatan di unit stroke rumah sakit dalam waktu 3 jam sejak
kedatangan.
20
2.2.7 Patofisiologi Stroke Iskemik
memicu pembentukan suatu bekuan berupa molekul fibrin, platelet dan agregat sel
otak.
menuju ke otak akan mengurangi atau menghentikan aliran darah ke bagian distal
dari sumbatan. Sejalan dengan berkurangnya aliran darah maka fungsi neuron
akan terganggu dalam dua tahap, pertama dengan penurunan aliran darah ke otak
di bawah kritis. Sekitar 20 ml/100 gram otak/menit akan terjadi kehilangan fungsi
elektrisitas neuron dan tahap ini bersifat reversibel. Tahap berikutnya adalah
kerusakan irreversibel, tahap ini terjadi beberapa menit setelah aliran darah ke
otak menurun drastis di bawah titik kritis otak yang kedua yaitu 10 ml/100 gram
21
otak/menit yang mampu mengakibatkan defisit energi hingga menyebabkan
kematian sel.
2.2.8 Penatalaksanaan
darah yang tinggi pada stroke akut agar dilakukan secara hati-hati. Pada pasien
stroke iskemik akut, tekanan darah diturunkan sekitar 15% (sistolik maupun
diastolik) dalam 24 jam pertama setelah awitan apabila TDS > 220 mmHg atau
TDD > 120 mmHg. Selanjutnya tekanan darah harus dipantau hingga TDS < 180
mmHg dan TDD < 105 mmHg selama 24 jam setelah pemberian rtPA. Obat
iskemik.
direkomendasikan.
22
sebagai pengobatan untuk pasien dengan stroke iskemik akut. Antikoagulasi
heparin, LMWH atau heparinoid setelah stroke iskemik akut tidak bermanfaat.
penderita stroke iskemik akut dengan risiko tinggi terjadi reembolisasi, diseksi
4. Pemberian antiplatelet
b. Aspirin tidak boleh digunakan sebagai tindakan intervensi akut pada stroke,
skemik akut tidak dianjurkan, kecuali pada pasien dengan indikasi spesifik,
23
6. Dalam keadaan tertentu, vasopressor terkadang digunakan untuk memperbaiki
sehingga sampai saat ini belum dianjurkan. Namun, citicolin sampai saat ini
masih memberikan manfaat pada stroke akut. Penggunaan citicolin pada stroke
(International Trial in Acute Stroke). Selain itu, pada penelitian yang dilakukan
pada penderita stroke akut berupa perbaikan motorik, score MRS dan Bhartel
index.
24
Terapi aspirin terdahulu dapat mengurangi mortalitas jangka lama dan cacat,
namun pemberian t-PA tidak pernah dilakukan dalam 24 jam karena dapat
meningkatkan risiko pendarahan pada beberapa pasien. Hal ini sangat jelas bahwa
nonkardioembolik. Tiga obat yang kini digunakan, yaitu aspirin, clopidogrel, dan
2.3 Hipertensi
evaluation and treatment of high blood pressure (JNC)” sebagai tekanan yang
lebih tinggi dari 140/90 mmHg dan diklasifikasikan sesuai derajat keparahannya,
mempunyai rentang dari tekanan darah normal tinggi sampai hipertensi maligna.
Keadaan ini dikatagorikan sebagai primer/esensial (hampir 90% dari semua kasus)
atau sekunder, terjadi sebagai akibat dari kondisi patologis yang dapat dikenali
dikatakan hipertensi bila memiliki tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg dan atau
25
diagnosis hipertensi (Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia,
2015).
hipertensi primer). Hipertensi primer ini tidak dapat disembuhkan tetapi dapat di
psikososial dll
natriuretic.
26
• Perubahan dalam ekspresi sistem kallikrein-kinin yang mempengaruhi tonus
• Diabetes mellitus.
• Resistensi insulin.
• Obesitas.
27
Klasifikasi hipertensi menurut A Statement by the American Society of
2. Hipertensi Sekunder
darah yang tinggi, tetapi dapat pula ditemukan perubahan pada retina, seperti
perdarahan, eksudat, penyempitan pembuluh darah, dan pada kasus berat dapat
hipertensi antara lain sakit kepala bagian belakang, kaku kuduk, sulit tidur,gelisah,
kepala pusing, dada berdebar-debar, lemas, sesak nafas, berkeringat dan pusing
(Price, 2005).
maupun pada seseorang dengan tekanan darah yang normal hipertensi yaitu sakit
kepala, gelisah, jantung berdebar, perdarahan hidung, sulit tidur, sesak nafas,
cepat marah, telinga berdenging, tekuk terasa berat, berdebar dan sering kencing
di malam hari. Gejala akibat komplikasi hipertensi yang pernah dijumpai meliputi
28
mengakibatkan kelumpuhan dangangguan kesadaran hingga koma (Cahyono,
2008). Corwin menyebutkan bahwa sebagian besar gejala klinis timbul setelah
kadang disertai mual dan muntah yang disebabkan peningkatan tekanan darah
29
pemeriksaan yang harus dijalani sebelum menentukan terapi atau tatalaksana yang
Hypertension, 2014).
berikut :
- Berhenti merokok.
Modifikasi gaya hidup saja sudah cukup bagi kebanyakan pasien dengan
prehipertensi, tetapi tidak cukup bagi pasien dengan hipertensi dan beberapa
tekanan darah, dan secara umum sangat menguntungkan dalam menurunkan risiko
tanpa faktor risiko kardiovaskular lain, maka strategi pola hidup sehat merupakan
tatalaksana tahap awal, yang harus dijalani setidaknya selama 4 – 6 bulan. Bila
setelah jangka waktu tersebut, tidak didapatkan penurunan tekanan darah yang
diharapkan atau didapatkan faktor risiko kardiovaskular yang lain, maka sangat
30
dianjurkan untuk memulai terapi farmakologi (Perhimpunan Dokter Spesialis
Beberapa pola hidup sehat yang dianjurkan oleh banyak guidelines adalah :
▪ Mengurangi asupan garam. Di negara kita, makanan tinggi garam dan lemak
makanan kaleng, daging olahan dan sebagainya. Tidak jarang, diet rendah
garam ini juga bermanfaat untuk mengurangi dosis obat antihipertensi pada
2 gr/ hari.
▪ Olah raga. Olah raga yang dilakukan secara teratur sebanyak 30 – 60 menit/
sepeda atau menaiki tangga dalam aktifitas rutin mereka di tempat kerjanya.
pola hidup yang umum di negara kita, namun konsumsi alcohol semakin
hidup, terutama di kota besar. Konsumsi alcohol lebih dari 2 gelas per hari
pada pria atau 1 gelas per hari pada wanita, dapat meningkatkan tekanan
31
darah. Dengan demikian membatasi atau menghentikan konsumsi alcohol
▪ Berhenti merokok. Walaupun hal ini sampai saat ini belum terbukti berefek
32
Algoritma terapi Hipertensi untuk pasien dengan komplikasi (Dipiro, 2015).
▪ Berikan obat generic (non-paten) bila sesuai dan dapat mengurangi biaya.
▪ Berikan obat pada pasien usia lanjut ( diatas usia 80 tahun ) seperti pada usia
prinsip, dan dibawah ini adalah algoritme tatalaksana hipertensi secara umum,
33
BAB III
TINJAUAN KASUS
Data Umum
Nama Ny. R
No. Rekam Medik 5581xx
Umur 63 tahun
Jenis Kelamin Perempuan
Tanggal lahir 12-12-1958
Alamat Desa Kampung Manggis, Padang Panjang Barat.
Pekerjaan Mengurus Rumah Tangga
Agama Islam
Ruangan Bangsal Interne
Dokter yang merawat dr. Sri Angraeni, Sp.PD
Farmasis apt. Lora Somisko, S. Farm.
Tanggal Masuk 12 Februari 2021
Tanggal Keluar 18 Februari 2021
- berbicara berat
- badan letih.
- Tidak ada
34
3.3 Pemeriksaan Fisik
35
Trigliserida 183 mg/dl <100 mg/dl Tinggi
Asam urat 5,3 mg/dl Pr: 2,6-6 mg/dl Normal
Netrofil segmen
NLR 1,8 <3,13 Normal
LA 2.998/uL >150/uL Normal
3.6 Diagnosis
Diagnosa:
- Hipertensi
- Dislipidemia
- Stroke Iskemik
- IVFD RL 12 jam/kolf
- Amlodipin 1 x 10 mg (PO)
36
- Clonidin 2 x 0,15 mg (PO)
- Aspirin 1 x 80 mg (PO)
- Simvastatin 1 x 20 mg (PO)
- Novorapid 3 x 12 iu (SC)
▪ Amlodipin 1 x 5 mg (PO)
▪ Glimepiride 1 x 2 mg (PO)
▪ Aspirin 1 x 80 mg (PO)
▪ Candesartan 1 x 8 mg (PO)
▪ Simvastatin 1 x 20 mg (PO)
37
3.8 Follow Up
Tanggal S O A P
12 Februari 2021 ▪ Lemah anggota gerak ▪ Ku: sedang Kadar gula darah tinggi ▪ Berikan terapi untuk gula
sebelah kanan sejak 2 hari ▪ Kesadaran: 15 (CM). Terapi yang diberikan: darahnya dan lakukan
yang lalu. ▪ TD: 204/129 mmHg - Citicolin 2x500 mg (IV) pengecekan HBA 1 c nya.
▪ Bicara berat (normal: 120/80 mmHg). digunakan pada pagi dan Jika diperlukan berikan
▪ Badan letih. ▪ Nadi: 94 kali/menit (normal: malam hari insulin jika tidak berikan
▪ Demam (-), batuk (-). 70-80 kali/menit). - Aspirin 1x80 mg (PO) obat anti diabetes oral.
▪ Pernafasan: 20 kali/menit. digunakan pada pagi ▪ Pantau penggunaan
▪ Suhu: 36,1 oC. hari citicolin karena terdapat
▪ Toraks: normal. - Amlodipin 1x10 mg bahaya jika tidak
▪ Motorik: anggota gerak (PO) digunakan pada memerlukan pengobatan
sebelah kanan lebih lemah pagi hari citicolin namun tetap
dibandingkan anggota gerak ▪ Clonidin 2x0,15 mg (PO) diberikan. Dan perubahan
sebelah kiri. digunakan pada pagi dan dapat dilihat tanpa nilai
▪ GDS: 326 mg/dl (normal: malam hari laboratorium.
<200 mg/dl). ▪ Pada penggunaan aspirin
Terapi yang diberikan: perlu dipantau gangguan
- Citicolin 2x500 mg (IV) pada saluran pencernaan
38
- Aspirin 1x80 mg (PO) pasien karena salah satu
- Amlodipin 1x10 mg (PO) dari efek saping aspirin
- Clonidin 2x0,15 mg (PO). adalah menyebabkan
naiknya asam lambung
atau memperparah gejala
maag. Jika diperlukan
terapi tambahan maka
tambahkan omeprazole
atau obat-obatan antasida.
▪ Untuk mengoptimalkan
efektifitas dari amlodipin
gunakan pada pagi hari
setelah makan dan pada
waktu yang sama setiap
harinya.
▪ Penggunaan clonidin harus
diiringi dengan pola hidup
sehat, seperti menghindari
minum alcohol dan
merokok, melakukan
39
olahraga secara teratur,
dan membatasi konsumsi
makanan tinggi garam dan
tinggi lemak serta pantau
tekanan darah pasien.
13 Februari 2021 ▪ Lemah anggota gerak ▪ GDP: 256 mg/dl (normal: ▪ Karena Gula darah masih ▪ Sliding scale dilakukan
sebelah kanan 70-110 mg/dl). tinggi maka dokter jika gula darah
▪ Badan letih ▪ GDS: 217 mg/dl (normal: menyarankan sliding scale sewaktunya lebih dari 100
▪ Cenderung tidur. <200 mg/dl). tiap 6 jam + dosis insulin mg/dl sebanyak 3 kali
▪ Kolesterol total: 256 md/dl sesuai protap sliding scale berturut-turut
(normal: <200 mg/dl). ▪ Pemeberian atau (Pharmaceutical DM).
▪ LDL: 172 mg/dl (normal: penggunaan simvastatin ▪ Konseling pemberian atau
<100 mg/dl). pada malam hari penggunaan simvastatin
▪ HDL: 47 mg/dl (normal: Pr: ▪ Berikan jarak untuk pada malam hari karena
45-65 mg/dl) penggunaan simvastatin efek saping dari
▪ Kreatinin: 2,0 mg/dl dan amlodipin seperti simvastatin adalah
(normal: Pr 0,6-1,2 mg/dl). gunakan simvastatin pada miopati. Yang mana
Terapi yang diberikan: malam hari dan pagi hari miopati ini merupakan
- Citicolin 2x500 mg (IV) gunakan amlodipin masalah yang terjadi pada
- Aspirin 1x80 mg (PO) otot sehingga sebaiknya
40
- Amlodipin 1x10 mg (PO) digunakan pada saat
- Clonidin 2x0,15 mg (PO) pasien istirahat atau tidak
- Simvastatin 1x20 mg (PO). melakukan aktifitas.
Karena lemak menumpuk
pada malam hari.
▪ Penggunaan amlodipin
dan simvastatin di
jarakkan Karena dapat
meningkatkan
efeksamping dari
simvastatin yaitu miopati.
▪ Monitoring keadaan
pasien dan kadar gula
darah pasien.
14 Februari 2021 ▪ Lemah anggota gerak ▪ GDS: 167 mg/dl (normal: ▪ Gula darah sudah normal ▪ Pantau kadar gula darah
sebelah kanan. <200 mg/dl). sehingga sliding scale pasien secara rutin
▪ Kekakuan otot. ▪ TD: 141/110 mmHg dihentikan ▪ Konseling pemberian atau
Terapi yang diberikan: ▪ Pemberian atau penggunaan simvastatin
- Citicolin 2x500 mg (IV) penggunaan simvastatin pada malam hari karena
- Aspirin 1x80 mg (PO) pada malam hari efek saping dari
41
- Simvastatin 1x20 mg (PO). ▪ Setelah amlodipin dan simvastatin adalah
clonidin dihentikan miopati. Yang mana
tekanan darah mulai turun miopati ini merupakan
dan naik lagi setelah itu masalah yang terjadi pada
otot sehingga sebaiknya
digunakan pada saat
pasien istirahat atau tidak
melakukan aktifitas.
Karena lemak menumpuk
pada malam hari.
▪ Monitoring keadaan
pasien.
15 Februari 2021 ▪ Lemah anggota gerak ▪ TD: 141/110 mmHg Aspirin + Novorapid ▪ Pantau kadar gula darah
sebelah kanan. (normal: 120/80 mmHg). Aspirin dapat meningkatkan pasien jangan sampai
▪ GDS: 159 mg/dl (normal: efek Novorapid. (menurut terjadi hipoglikemia.
<200 mg/dl). pharmaceutical DM) ▪ Pemantauan tekanan darah
▪ Kolesterol total: 262 md/dl pasien
(normal: <200 mg/dl). Setelah amlodipin dan
42
▪ HDL: 53 mg/dl (normal: Pr: pada angka 141/110 mmHg
45-65 mg/dl)
▪ Trigliserida: 105 mg/dl
(normal: <100 mg/dl).
Terapi yang diberikan:
- Citicolin 2x500 mg (IV)
- Aspirin 1x80 mg (PO)
- Simvastatin 1x20 mg (PO).
- Novorapid 3x12 iu (SC).
16 Februari 2021 ▪ Anggota gerak kanan mulai ▪ TD: 179/122 mmHg Aspirin + Novorapid ▪ Pantau kadar gula darah
kuat (normal: 120/80 mmHg). Aspirin dapat meningkatkan pasien jangan sampai
▪ Merasa letih ▪ GDS: 178 mg/dl (normal: efek Novorapid. (menurut terjadi hipoglikemia.
▪ <200 mg/dl). pharmaceutical DM) ▪ Pemantauan tekanan darah
Terapi yang diberikan: pasien
- Citicolin 2x500 mg (IV) Karena tekanan darah
43
17 Februari 2021 ▪ Anggota gerak kanan mulai ▪ TD: 159/94 mmHg (normal: Aspirin + Novorapid ▪ Pantau kadar gula darah
kuat. 120/80 mmHg). Aspirin dapat meningkatkan pasien jangan sampai
▪ Merasa letih ▪ GDS: 180 mg/dl (normal: efek Novorapid. (menurut terjadi hipoglikemia.
▪ Nafsu makan berkurang <200 mg/dl). pharmaceutical DM) ▪ Pemantauan tekanan darah
Terapi yang diberikan: pasien
- Citicolin 2x500 mg (IV) Karena tekanan darah
44
▪ Candesartan 1x8 mg (PO)
▪ Simvastatin 1x 20 mg (PO)
45
3.9 Analisa Terapi
P S S M P S S M P S S M P S S M
O O O O
1. Citicolin 2x500 mg IV √ √ √ √ √ √ √
2. Amlodipin 1x10mg PO √ √
3. Clonidin 1x0,15mg PO √ √ √
4. Aspirin 1x80 mg PO √ √ √
5. Simvastatin 1x20mg PO √ √ √
6. Novorapid 3x12 iu SC √ √ √
46
Tanggal Pemberian Obat
No NamaDagang/ Generik Frekuensi Rute
16/02/2021 17/02/2021 18/02/2021
P S S M P S S M P S S M
O O O
1. Citicolin 2x500 mg IV √ √ √ √
2. Amlodipin 1x10mg PO √ √ √
3. Clonidin 1x0,15mg PO
4. Aspirin 1x80 mg PO √ √
5. Simvastatin 1x20mg PO √ √
6. Novorapid 3x12 iu SC √ √ √ √ √ √
7. Metformin 2x500mg PO √ √
8. Glimepiride 1x2mg PO √
9. Candesartan 1x8mg PO √
47
3.10 Lembaran DRP ( Drug Related Problem)
Check
No Drug Therapy Problem Rekomendasi
List
1. Terapi obat yang tidak diperlukan
Terdapat terapi tanpa indikasi medis Pasien telah mendapatkan terapi sesuai dengan indikasi medis.
- Citicolin 2x500 mg (IV), digunakan untuk memperbaiki sirkulasi darah otak pada stroke
iskemik dan mengatasi penurunan kognitif pada pasien lansia (Indikasi Citicolin: kondisi
akut pada kehilangan kesadaran akibat trauma kepala atau operasi otak, kondisi kronis
paska hemiplegia apoplektik, gangguan serebrovaskular termasuk stroke iskemik,
suplemen untuk menangani penurunan kognitif pada lansia. Dosis sehari 1-2 x 250-500 mg
menurut ISO vol. 46 hal. 345).
-
- Amlodipin 1x10 mg (PO), sebagai antihipertensi (Indikasi Amlodipin: Amlodipin
digunakan untuk pengobatan hipertensi, angina stabil kronik, angina vasospastik.
Amlodipin dapat diberikan sebagai terapi tunggal ataupun dikombinasikan dengan obat
antihipertensi dan antiangina lain (thiazide, ACE inhibitor, beta-bloker, nitrat, nitroglycerin
sublingual. Penggunaan dosis diberikan secara individual, tergantung pada toleransi dan
respon pasien. Dosis awal yang dianjurkan 1 x 5 mg sehari dan dosis maksimal 1 x 10 mg
sehari menurut ISO Vol. 46 hal. 326).
48
- Clonidin 2x0,15 mg (PO), sebagai antihipertensi (Indikasi: Clonidin merupakan golongan
anti adrenergik kerja sentral bekerja menurunkan aktivitas saraf simpatis. Obat golongan
ini merupakan pilihan utama bagi pasien hipertensi yang memiliki aktivitas saraf simpatis
yang tinggi seperti takikardi, gelisah, hiperhidrosis menurut Basic Pharmacology & Drug
Notes hal. 68).
- Aspirin 1x80 mg (PO), digunakan sebagai antiplatelet yaitu untuk mengurangi atau
mencegah kejadian stroke berulang (Indikasi Aspirin: mencegah agregasi platelet pada
infark miokard dan angina tidak stabil, mencegah serangan iskemik otak sepintas. Dosis
sehari 80-160 mg menurut ISO vol. 46 hal. 241).
- Simvastatin 1x20 mg (PO), digunakan untuk pencegahan dislipidemia. (Indikasi
Simvastatin: mengurangi kadar kolesterol total dan LDL menurut ISO vol. 46 hal 343).
Simvastatin 20 mg merupakan gol statin yang berguna untuk pencegahan dislipidemia.
Dislipidemia meningkatkan penyumbatan arteri (aterosklerosis) pada stroke iskemik
menurut Dipiro ed al, 2011).
- Novorapid 3x12 iu (SC), Indikasi: Pengobatan DM tipe I & II .Dosis : 0.5-1 iu/kgBB/hari
(Iso Vol 46 Hal 273).
Pasien mendapatkan terapi tambahan Pasien tidak mendapatkan terapi tambahan yang tidak diperlukan karena telah mendapatkan
-
yang tidak diperlukan terapi sesuai dengan kondisi medis.
Pasien masih memungkinkan menjalani √ - Perbanyak konsumsi air putih dan pasien harus mengontrolkan makan seperti karbohidrat,
49
terapi non farmakologi protein dan lemak yang harus dikonsumsi, serta cara membaginya antara makan pagi, siang
dan malam.
- Menjaga pola makan yang sehat, dan mengurangi asupan makanan yang dapat memicu
kenaikan kolesterol dan mengurangi makanan yang banyak mengandung garam.
- Menjelaskan kepada pasien agar selalu melakukan latihan ringan pada anggota gerak yang
lemah.
Terdapat duplikasi terapi Tidak terdapat duplikasi terapi karena obat yang didapat dengan indikasi yang berbeda.
- Citicolin 2x500 mg (IV), digunakan untuk memperbaiki sirkulasi darah otak pada stroke
iskemik dan mengatasi penurunan kognitif pada pasien lansia (Indikasi Citicolin: kondisi
akut pada kehilangan kesadaran akibat trauma kepala atau operasi otak, kondisi kronis
paska hemiplegia apoplektik, gangguan serebrovaskular termasuk stroke iskemik,
suplemen untuk menangani penurunan kognitif pada lansia. Dosis sehari 1-2 x 250-500 mg
- menurut ISO vol. 46 hal. 345).
- Amlodipin 1x10 mg (PO), sebagai antihipertensi (Indikasi Amlodipin: Amlodipin
digunakan untuk pengobatan hipertensi, angina stabil kronik, angina vasospastik.
Amlodipin dapat diberikan sebagai terapi tunggal ataupun dikombinasikan dengan obat
antihipertensi dan antiangina lain (thiazide, ACE inhibitor, beta-bloker, nitrat, nitroglycerin
sublingual. Penggunaan dosis diberikan secara individual, tergantung pada toleransi dan
respon pasien. Dosis awal yang dianjurkan 1 x 5 mg sehari dan dosis maksimal 1 x 10 mg
50
sehari menurut ISO Vol. 46 hal. 326).
- Clonidin 2x0,15 mg (PO), sebagai antihipertensi (Indikasi: Clonidin merupakan golongan
anti adrenergik kerja sentral bekerja menurunkan aktivitas saraf simpatis. Obat golongan
ini merupakan pilihan utama bagi pasien hipertensi yang memiliki aktivitas saraf simpatis
yang tinggi seperti takikardi, gelisah, hiperhidrosis menurut Basic Pharmacology & Drug
Notes hal. 68).
- Aspirin 1x80 mg (PO), digunakan sebagai antiplatelet yaitu untuk mengurangi atau
mencegah kejadian stroke berulang (Indikasi Aspirin: mencegah agregasi platelet pada
infark miokard dan angina tidak stabil, mencegah serangan iskemik otak sepintas. Dosis
sehari 80-160 mg menurut ISO vol. 46 hal. 241).
- Simvastatin 1x20 mg (PO), digunakan untuk pencegahan dislipidemia. (Indikasi
Simvastatin: mengurangi kadar kolesterol total dan LDL menurut ISO vol. 46 hal 343).
Simvastatin 20 mg merupakan gol statin yang berguna untuk pencegahan dislipidemia.
Dislipidemia meningkatkan penyumbatan arteri (aterosklerosis) pada stroke iskemik
menurut Dipiro ed al, 2011).
- Novorapid 3x12 iu (SC), Indikasi: Pengobatan DM tipe I & II .Dosis : 0.5-1 iu/kgBB/hari
(Iso Vol 46 Hal 273).
Pasien mendapat penanganan terhadap
- Pasien sudah mendapatkan penangan terhadap efek samping.
efek samping yang seharusnya dapat
51
dicegah.
2. Kesalahan obat
Bentuk sediaan tidak tepat Bentuk sediaan telah disesuaikan dengan kondisi pasien karena pasien masih dapat menelan
dengan baik :
Terdapat kontra indikasi - Tidak ditemukan adanya kontra indikasi pada terapi pengobatan.
Kondisi pasien tidak dapat Kondisi pasien dapat disembuhkan oleh obat karena semakin hari kondisi pasien semakin
-
disembuhkan oleh obat membaik.
Obat tidak diindikasikan untuk kondisi Pasien telah mendapatkan terapi sesuai dengan indikasi
-
pasien
Terdapat obat lain yang lebih efektif Pasien tidak mendapatkan terapi yang tidak diperlukan. Terapi yang diberikan sesuai dengan
-
indikasi yang diderita pasien.
52
3. Dosis tidak tepat
Dosis terlalu rendah Semua obat telah tepat dosis:
- Citicolin 500 mg (Dosis Citicolin 1-2 x 250-500 mg sehari menurut ISO vol. 46 hal. 345).
- Amlodipin 5 mg (Dosis awal yang dianjurkan 1 x 5 mg sehari dan dosis maksimal 1 x 10 mg
sehari menurut ISO Vol. 46 hal. 326).
- Clonidin 0,15 mg (Dosis Clonidin oral: 3x50-100 mcg/hari dinaikkan setiap hari kedua atau
- ketiga, dosis maksimum 1,2 mg/hari menurut Basic Pharmacologi & Drug Notes hal 69).
- Aspirin 80 mg (Dosis Aspirin 80-160 mg sehari menurut ISO vol. 46 hal 241).
- Simvastatin 20 mg (Dosis: 10-40 mg sehari diminum pada malam hari menurut ISO vol. 46
hal 343).
- Novorapid 3x12 iu (SC), Indikasi: Pengobatan DM tipe I & II .Dosis : 0.5-1 iu/kgBB/hari (Iso
Vol 46 Hal 273).
Dosis terlalu tinggi Semua obat telah tepat dosis:
- Citicolin 500 mg (Dosis Citicolin 1-2 x 250-500 mg sehari menurut ISO vol. 46 hal. 345).
- Amlodipin 5 mg (Dosis awal yang dianjurkan 1 x 5 mg sehari dan dosis maksimal 1 x 10 mg
- sehari menurut ISO Vol. 46 hal. 326).
- Clonidin 0,15 mg (Dosis Clonidin oral: 3x50-100 mcg/hari dinaikkan setiap hari kedua atau
ketiga, dosis maksimum 1,2 mg/hari menurut Basic Pharmacologi & Drug Notes hal 69).
- Aspirin 80 mg (Dosis Aspirin 80-160 mg sehari menurut ISO vol. 46 hal 241).
53
- Simvastatin 20 mg (Dosis: 10-40 mg sehari diminum pada malam hari menurut ISO vol. 46
hal 343).
- Novorapid 3x12 iu (SC), Indikasi: Pengobatan DM tipe I & II .Dosis : 0.5-1 iu/kgBB/hari (Iso
Vol 46 Hal 273).
Frekuensi penggunaan tidak tepat Frekuensi penggunaan obat sudah tepat karena sudah masuk rentang dosis lazim menurut ISO
-
vol. 46.
Penyimpanan tidak tepat Penyimpanan obat sudah tepat karena disimpan dalam suhu kamar, jauh dari panas dan
terlindung dari cahaya matahari. Penyimpanan insulin disimpan di dalam lemari pendingin
- dengan suhu 2-8℃.
Administrasi obat tidak tepat Administrasi obat sudah tepat.
- Citicolin 2x500 mg (IV)
- Amlodipin 1x10 mg (PO)
- Clonidin 2x0,15 mg (PO)
-
- Aspirin 1x80 mg (PO)
- Simvastatin 1x20 mg (PO)
- Novorapid 3x12 iu (SC)
Terdapat interaksi obat - Aspirin dengan Novorapid Aspirin dapat meningkatkan efek Novorapid, sehingga
√
dapat menyebabkan hipoglikemia. Oleh karena itu penggunaan Aspirin dengan Novorapid
54
harus dijarakkan.
- Simvastatin dengan Amlodipin digunakan secara bersamaan dengan dosis simvastatin lebih
dari 20 mg maka amlodipin dapat meningkatkan kadar simvastatin sehingga dapat
meningkatkan resiko myopati rapdomiolisis menurut medscape, 2018.
4. Reaksi yang tidak diinginkan
Obat tidak aman untuk pasien Obat aman untuk pasien karena pasien tidak ada mengeluhkan tentang reaksi alergi ataupun
-
adanya efek yang tidak diinginkan.
Terjadi reaksi alergi - Tidak terdapat reaksi alergi yang ditunjukkan oleh tubuh pasien.
Terjadi interaksi obat - Aspirin dengan Novorapid Aspirin dapat meningkatkan efek Novorapid, sehingga
dapat menyebabkan hipoglikemia. Oleh karena itu penggunaan Aspirin dengan Novorapid
harus dijarakkan.
√
- Simvastatin dengan Amlodipin digunakan secara bersamaan dengan dosis simvastatin lebih
dari 20 mg maka amlodipin dapat meningkatkan kadar simvastatin sehingga dapat
meningkatkan resiko myopati rapdomiolisis menurut medscape, 2018.
Dosis obat dinaikkan atau diturunkan Tidak ada perubahan dosis obat yang di pakai, dosis obat yang digunakan sama selama
-
terlalu cepat menjalani perawatan .
Muncul efek yang tidak diinginkan Tidak ada muncul efek yang tidak diinginkan jadi tidak ada permasalahan.
-
Ada beberapa efek samping yang mungkin muncul :
55
- Citikolin 500 mg : ruam kulit, insomnia, sakit kepala, pusing, kejang, mual, anoreksia,
sensasi hangat, rasa tidak enak badan, diplopia, perubahan tekanan darah sementara, hasil
tes fungsi hati abnormal (Basic Pharmacology & Drug Notes).
- Amlodipine 5 mg: edema, gangguan tidur, sakit kepala, letih, hipotensi, tremor, aritmia,
takikardia, mual, nyeri perut, ruam kulit, wajah memerah (Basic Pharmacology & Drug
Notes).
- Clonidin 2x0,15 mg: mulut kering, sedasi, depresi, xerostomia, hipotensi postural,
bradikardia, gangguan ereksi, pada pasien tertentu dapat mempresipitasi gagal jantung. Efek
samping tersering adalah rebound hypertension (perhentian tiba-tiba obat akan
menimbulkan peningkatan mendadak tekanan darah yang dapat menimbulkan stroke
hemoragik menurut (Basic Pharmacology & Drug Notes).
- Aspirin 80 mg : broncospasme, mual, muntah, nyeri, ulserasi, pendarahan saluran cerna,
pendarahan lain, trombositopenia, tinnitus (Basic Pharmacology & Drug Notes).
- Simvastatin 20 mg: myositis yang bersifat sementara, sakit kepala, perubahan fungsi ginjal
dan efek saluran cerna, (nyeri lambung, mual dan muntah), perubahan uji fungsi hati,
parestemia, dan efek pada saluran cerna meliputi nyeri abdomen, flatulens, konstipasi, diare,
ruam kulit, efek pada otot (Basic Pharmacology & Drug Notes).
- Novorapid insulin: hipoglikemia.
56
Administrasi obat yang tidak tepat - Administrasi sudah tepat.
5. Ketidak sesuaian kepatuhan pasien
Obat tidak tersedia Tidak ada masalah untuk penyediaan obat pasien. Semua obat yang dibutuhkan pasien telah
-
tersedia di apotek rumah sakit.
Pasien tidak mampu menyediakan Obat - Pasien mampu menyediakan obat. Karena dibantu dengan apoteker dan perawat.
57
BAB V
PEMBAHASAN
5.1 Pembahasan
keluhan lemah pada anggota gerak sebelah kanan sejak 2 hari yang lalu, berbicara
berat dan badan letih. Pasien berasal dari IDG dan masuk ke bangsal interne di
Rumah Sakit Umum Daerah Kota Padang Panjang pada tanggal 12 Februari 2021.
dengan amlodipin 5 mg, riwayat penyakit keluarga tidak ada dan pasien
menyatakan bahwa tidak mengalami alergi terhadap obat maupun makanan. Riwat
sosial dari pasien yaitu pasien bekerja sebagai ibu rumah tangga dan sudah
menikah.
Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan mata normal, wajah normal, toraks
normal, motorik tidak normal ditandakan dengan anggota gerak sebelah kanan
lebih lemah dibandingkan sebelah kiri, mulut sedikit mencong ke kanan, THT
mg/dl, gula darah puasa 256 mg/dl, natrium 138 mEq/L, kalium3,6 mEq/L,
klorida 101 mEq/L, kolesterol total 256 mg/dl, HDL 47 mg/dl, LDL 172 mg/dl,
trigliserida 183 mg/dl dan asam urat 5,3 mg/dl. Berdasarkan hasil pemeriksaan
58
38%, trombosit 411.000/uL, basofil 0%, eosinofil 3%,limfosit 31%, monosit 10%,
1x20 mg (PO), Novorapid 3x12 iu (SC). Terapi pulang pasien adalah Citicolin
Simvastatin 1x 20 mg (PO).
Stroke iskemik adalah stroke yang terjadi akibat obstruksi atau bekuan di
satu atau lebih arteri besar pada sirkulasi serebrum. Obstruksi dapat disebabkan
oleh bekuan (trombus) yang terbentuk didalam suatu pembuluh otak atau organ
distal (Price dan Wilson, 2003). Tujuan pengobatan stroke menurut dipiro adalah
mencegah komplikasi sekunder untuk imobilitas dan disfungsi sistem saraf, serta
59
gumpalan darah yang dapat menyumbat lumen pembuluh darah. Obat ini terutama
dapat digunakan pada pasien yang mengalami stroke iskemik atau TIA (Junaidi,
2011). Aspirin merupakan pengobatan lini pertama dengan dosis sehari 80-160
waktu perdarahan invivo (Katzung, 2007). Pemerian Aspirin pada pasien ini sudah
tepat. Efek samping dari Aspirin adalah tukak peptik dan iritasi gastrointestinal,
phospatidylkolin, konsitituen utama dari membran sel. Mekanisme kerja obat ini
asam arakhidonat, dan digliserida pada tempat kerusakan sel otak. Dosis
penggunaan Citikolin pada stroke iskemik akut yaitu 500-750 mg/ hari. Obat ini
relatif aman, efek samping hampir tidak ada hanya efek samping kecil pada
60
komplikasi GIT (C Clark 1998, 1999; Junaidi, 2011). Pemberian Citicolin pada
pasien ini sudah tepat indikasi dan dosis. Dosis yang diberikan 500 mg 2 x sehari
1 (IV). Citicolin diketahui dapat memperbaiki sirkulasi darah otak pada stroke
iskemik akut. Citicoline bekerja dengan cara meningkatkan senyawa kimia di otak
Pada kasus ini pasien juga mengalami hipertensi dimana hipertensi juga
merupakan faktor resiko dari stroke. Hipertensi memegang peranan penting pada
menyebabkan stroke iskemik oleh karena oklusi trombotik arteri, emboli arteri ke
kelompok CCB dan ARB banyak digunakan karena efek sampingnya lebih rendah
dibandingan antihipertensi lain seperti ACEI dengan efek samping batuk (Aronow
jaringan dan arteri tertentu. Hal ini membuat jaringan dan arteri tersebut lebih
rileks sehingga darah dapat mengalir lebih mudah untuk jantung. Hal ini
jantung atau stroke (Tatro, 2003). Pemberian Amlodipin pada pasien ini sudah
61
tepat indikasi dan dosis. Dosis awal yang dianjurkan 1 x 5 mg sehari dan dosis
saraf simpatis. Obat golongan ini merupakan pilihan utama bagi pasien hipertensi
yang memiliki aktivitas saraf simpatis yang tinggi seperti takikardi, gelisah,
hiperhidrosis menurut Basic Pharmacology & Drug Notes hal. 68). Clonidin 0,15
mg (Dosis Clonidin oral: 3x50-100 mcg/hari dinaikkan setiap hari kedua atau
ketiga, dosis maksimum 1,2 mg/hari menurut Basic Pharmacologi & Drug Notes
hal 69).
sesudah makan. Simvastatin adalah golongan statin yang merupakan obat penurun
lipid yang paling efektif untuk menurunkan kolestrol LDL dan untuk
simvastatin untuk mengurangi resiko stroke dan cardiavaskuler untuk pasien yang
menderita stroke iskemik, jika terjadi peningkatan kadar kolestrol total, kolestrol
koletrol jahat LDL akan terdapatnya plak-plak berupa lemak yang mengendap
dalam pembuluh darah arteri yang berefek pada gangguan sirkulasi darah atau
gangguan pada daerah makro vaskuler dan mikro vaskuler. Pada penderita yang
resiko stroke serangan pertama (Perdossi, 2011). Statin memiliki mekanisme kerja
62
redukatase yakni enzim-enzim yang berperan pada sintesis kolestrol terutama di
dalam hati. Pemberian Simvastatin 20 mg pada pasien ini sudah tepat indikasi dan
dosis. Dosis Simvastatin dalam sehari 10-40 mg diminum pada malam hari
Pasien mendapatkan terapi insulin berupa insulin dengan kerja cepat yaitu
Dari semua terapi yang diberikan terdapat DRP pada pengobatan pasien
63
BAB VI
6.1 Kesimpulan
• Terapi yang diberikan kepada pasien yang menderita diabetes melitus tipe
tepat dosis.
• Dari semua terapi yang diberikan terdapat DRP pada pengobatan pasien
yaitu
6.2 Saran
pengaturan pola makan dan olahraga yang sesuai dengan kebutuhan pasien
terjadi miopati.
64
• Disarankan kepada farmasis untuk menjarakkan penggunaan novorapid
menyebabkan hipoglikemia.
insulin.
65
DAFTAR PUSTAKA
Adams, R., Victor, M., & Ropper, A. 2001. The Principle of Neurology (7th ed).
Singapore: Mc Graw Hill Inc.
66
Lampiran 1. Informasi Obat
Interaksi Obat Interaksi obat mungkin terjadi bila beberapa obat dikonsumsi
secara bersamaan. Jika ingin mengonsumsi obat secara
bersamaan, konsultasikan ke dokter Anda terlebih dahulu, bila
perlu dokter akan mengubah dosis obat atau mengganti obat
dengan alternatif obat lainnya.
Sampai saat ini belum ada informasi mengenai interaksi antara
citicoline dengan obat lainnya.
Informasi yang diberikan bukan sebagai pengganti konsultasi
medis langsung dengan dokter atau mengarahkan pemakaian obat
dengan merek tertentu. Pemakaian obat harus dengan resep
dokter. Ketersediaan obat tergantung pada indikasi yang disetujui
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Perhatian Harus diberikan bersama dengan obat yang menurunkan
tekanan intracranial atau anti hemoragik pada kondisi yang
gawat dan akut. Jaga agar suhu tubuh tetap rendah.
Pemberian secara intravena harus diperikan secara sangat
perlahan.
Efek Samping Ruam kulit, insomnia, sakit kepala, pusing, kejang, mual,
anoreksia, hasil tes fungsi hati abnormal, diplopia, sensasi
hangat, perubahan tekanan darah sementara, rasa tidak enak
badan.
Dosis • Keadaan akut: 250-500 mg, 1-2 kali sehari drip IV atau
bolus IV.
67
• Keadaan kronik: 100-300 mg, 1-2 kali sehari secara IV
dan IM.
• Gangguan serebrovaskular: dapat diberikan IV atau IM
sampai 1000 mg. Pemberian IV harus selambat mungkin.
Sediaan • Ampul 250 mg/2 ml: Beclov, Brainolin, Bralin, Cholimed,
Cholinaar, Cibren, Citicholine, Croline, Lancoline, Neuciti,
Neulin, Neurolin, Nicholin, Zeufor.
• Tablet/kapsul 500 mg: Brainact, Brainolin, Bralin, Cholinaar,
Futalin, Incelin, Neurolin, Recolin, Simciti, Soholin 500,
Takelin, Zeufor
• Kapsul 1000 mg: Brainact, Bralin
68
Sediaan Tablet 5 mg dan 10 mg: Amovask, Quentin, Amlodipine
Besilate, Amlodipine Besylate, Concor AM, Normetec,
Simvask, Zenovask, Comdipin, Norvask.
Kategori C
Keterangan
• Demam,
• Sakit kepala
70
Meningkatkan reaksi hepatorenal, monitor hipoglikemi.Obat
lain : Cotrimoxazole : Trombositopenia Cyclosporin :
Meningkatkan konsentrasi cyclosporin dalam darah
(penyesuaian dosis)
Dosis Transient Ischemic Attacks & Acute Ischemic Stroke :Untuk
mengurangi resiko berulangnya TIA, stroke, kematian : 50 -
325mg/hari, AIS : 160-325mg/hari dimulai dalam waktu 48
jam setelah stroke terjadi, dilanjutkan hingga 2-4 minggu.
Pencegahan AIS sekunder adalah dengan dosis rendah.CAD
&MI :Pencegahan : 160-325mg/hari, dimulai paling lama 24
jam setelah MI terjadi kemudian diteruskan selama 30 hari
paling sedikit. Angina stabil kronis :Dosis : 75-325 mg/hari
segera setelah didiagnosa (kecuali ada kontraindikasi
aspirin). Diminum setelah makan
Sediaan Tablet salut enteric 80 mg
Kategori D
Keterangan
71
simvastatin, bila Anda memiliki alergi terhadap makanan,
obat, maupun bahan lain yang terkandung dalam obat ini.
• Sebelum menggunakan simvastatin, beri tahu dokter jika
Anda menderita penyakit hati, penyakit ginjal,
dan penyakit tiroid.
• Pasien dewasa dapat lebih sensitif terhadap efek samping
simvastatin, terutama efek samping yang berupa masalah
pada otot.
• Hindari mengonsumsi minuman beralkohol saat
menggunakan obat ini, karena dapat meningkatkan
risiko kerusakan organ hati
72
Kategori X
Keterangan
Interaksi Obat
Dosis
Sediaan
Kategori
Keterangan
73
ruam, abnormal taste sensation (metallic taste).
Dosis Hipertensi: dosis awal 1 x 8 mg/hari (gangguan fungsi hati 1 x
2 mg/hari, gangguan fungsi ginjal atau volume deplesi
intravascular 1 x 4 mg/hari), tingkatkan jika perlu pada
interval 4 minggu hingga maksimal 1 x 32 mg/hari
74
fungsi ginjal (GFR 30-60 ml/menit/1,73 m2).
• Hentikan sebelum pembedahan dang anti dengan insulin
• Periksa fungsi ginjal sebelum atau sekali setahun selama
pengobatan dengan metformin
Efek Samping Anoreksia, mual, muntah, diare, nyeri perut, rasa logam,
asidosis laktat, penurunan penyerapan vit B12, eritema,
pruritus, urtikaria dan hepatitis
Dosis 500-3000 mg/hari (diberikan dalam 2-3 dosis terbagi)
75
resiko tinggi hipoglikemia (orang tua, gangguan faal hati,
dan ginjal).
• Glimepiride tidak boleh diberikan sebagai obat tunggal
pada pasien diabetes mellitus juvenile, pasien dengan
kebuttuhan insulin yang tidak stabil, diabetes berat, DM
pada kehamilan, dan pada keadaan gawat
• Hati-hati penggunaan pada alkoholisme akut serta pasien
yang mendapat diuretic thiazid
Efek Samping • Efek saping utama adalah hipoglikemia dan peningkatan
berat badan
• Mual, muntah, diare, konstipasi, gangguan fungsi hati,
hepaits, gagal fungsi hati, reaksi hipersensitivitas,
gangguan darah.
Dosis Dosis harian: 1-8 mg/hari (diberikan 1x sehari)
76
anabolic steroid, fenfluramin, dan klofibrat
Kategori
Keterangan Simpan pada suhu ruang, tempat yang kering, jauh dari sinar
matahari langsung dan jangkauan anak-anak
77