PENDAHULUAN
Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah gangguan pada pembuluh darah
yang mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh darah terhambat
sampai ke jaringan tubuh yang membutuhkannya. Hipertensi ditandai dengan
peningkatan tekanan darah sistolik lebih besar atau sama dengan 140/90 mmHg
(Dipiro et al., 2009). Hipertensi diperkirakan menjadi penyebab kematian 7,1 juta
orang di seluruh dunia, yaitu sekitar 13% dari total kematian. Hipertensi dapat
terjadi bersamaan (komorbid) dengan diabetes atau merupakan akibat proses
patologis diabetes. Lebih dari 50% penderita Diabetes Melitus (DM) tipe 2
mengalami hipertensi (Sweetman et al., 2009).
1
peraturan yang berlaku. Dalam Peraturan Menteri Kesehatan No. 74 tahun 2016
disebutkan tujuh tugas pelayanan farmasi klinik yaitu meliputi pengkajian dan
pelayanan resep, Pelayanan Informasi Obat (PIO), konseling, visite (khusus
puskesmas rawat inap), Monitoring Efek Samping Obat (MESO), Pemantauan
Terapi Obat (PTO), Evaluasi Penggunaan Obat (EPO). Mengingat hal tersebut
diatas, sangat penting bagi seorang Apoteker untuk mengerti bagaimana cara
melakukan kegiatan-kegiatan tersebut dengan tepat (Permenkes, 2016).
2
3. Mengetahui kelemahan dan manfaat dalam memberikan pelayanan
kefarmasian kepada pasien.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Hipertensi
3
1. Hipertensi Primer (Esensial/idiopatik) Penyebabnya tidak diketahui
(biasanya genetik, lingkungan, sistem renin angiotensin, sistem saraf
otonom, dan faktor-faktor yang meningkatkan risiko.
2. Hipertensi Sekunder Penyebab spesifik diketahui (biasa disebabkan oleh
penyakit aterosklerosis, ginjal, endokrin, kelainan neurologi, dan obat-
obatan.
2.1.3 Faktor Risiko Hipertensi
4
2.1.5 Patofisiologi
5
Sumber: Team Medical Mini Notes. (2017). Basic Pharmacology & Drug Notes
Edisi. Makasar : MMN Publishing.
Sumber: Team Medical Mini Notes. (2017). Basic Pharmacology & Drug Notes
Edisi. Makasar : MMN Publishing.
2.3.8 Penatalaksanaan Hipertensi dan Dm
6
o Β-Blocker digunakan dengan kombinasi terapi lini I
- DM
o Lini 1 : gol Biguanid dan Sulfonilurea
7
sistem informasi manajemen, dan melaksanakan pengendalian mutu pelayanan.
Kegiatan pengelolaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai meliputi:
a. Perencanaan kebutuhan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai
b. Permintaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai
c. Penerimaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai
d. Penyimpanan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai
e. Pendistribusian Obat dan Bahan Medis Habis Pakai
f. Pengendalian Obat dan Bahan Medis Habis Pakai
g. Pencatatan, pelaporan dan pengarsipan
h. Pemantauan dan evaluasi pengelolaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai
B. Pelayanan Farmasi Klinik
8
kepada dokter, perawat, dan profesi tenaga kesehatan lainnya dan pasien
terkait upaya penggunaan obat yang rasional.
Informasi obat yang diperlukan pasien adalah
1) Waktu penggunaan obat, misalnya berapa kali obat digunakan dalam
sehari, apakah di waktu pagi, siang, sore, atau malam. Dalam hal ini
termasuk apakah obat diminum sebelum atau sesudah makan.
2) Lama penggunaan obat, apakah selama keluhan masih ada atau harus
dihabiskan meskipun sudah terasa sembuh. Obat antibiotika harus
dihabiskan untuk mencegah timbulnya resistensi.
3) Cara penggunaan obat yang benar akan menentukan keberhasilan
pengobatan. Oleh karena itu pasien harus mendapat penjelasan
mengenai cara penggunaan obat yang benar terutama untuk sediaan
farmasi tertentu seperti obat oral obat tetes mata, salep mata, obat tetes
hidung, obat semprot hidung, tetes telinga, suppositoria dan krim/salep
rektal dan tablet vagina.
4) Efek yang akan timbul dari penggunaan obat yang akan dirasakan,
misalnya berkeringat, mengantuk, kurang waspada, tinja berubah
warna, air kencing berubah warna dan sebagainya.
5) Hal-hal lain yang mungkin timbul, misalnya efek samping obat,
interaksi obat dengan obat lain atau makanan tertentu, dan
kontraindikasi obat tertentu dengan diet rendah kalori, kehamilan, dan
menyusui.
9
Jangan meninggalkan obat di dalam mobil untuk jangka waktu lama.
Jauhkan obat dari jangkauan anak-anak.
c. Konseling
Konseling adalah kegiatan dimana proses sistematiknya untuk
mengidentifikasi dan penyelesaian masalah pasien yang berkaitan dengan
pengambilan dan penggunaan obat pasien rawat jalan dan pasien rawat
inap.
Tujuan dari konseling adalah untuk memberikan pemahaman yang
benar mengenai obat kepada pasien dan tenaga kesehatan mengenai nama
obat, tujuan pengobatan, jadwal pengobatan, cara menggunakan obat, lama
penggunaan obat, efek samping obat, tanda-tanda toksisitas, cara
penyimpanan obat dan penggunaan obat-obat lain.
10
6) Pasien pulang sesuai dengan kriteria di atas.
b. Sarana dan prasarana:
1) Ruangan khusus.
2) Kartu pasien/catatan konseling.
Setelah dilakukan konseling, pasien yang memiliki kemungkinan
mendapat risiko masalah terkait Obat misalnya komorbiditas, lanjut usia,
lingkungan sosial, karateristik Obat, kompleksitas pengobatan,
kompleksitas penggunaan Obat, kebingungan atau kurangnya pengetahuan
dan keterampilan tentang bagaimana menggunakan Obat dan/atau alat
kesehatan perlu dilakukan pelayanan kefarmasian di rumah (Home
Pharmacy Care) yang bertujuan tercapainya keberhasilan terapi Obat.
d. Pelayanan Kefarmasian di Rumah (Home Pharmacy Care)
Merupakan kegiatan kunjungan ke rumah pasien yang dilakukan
oleh Apoteker secara mandiri untuk mengamati kondisi pasien secara
langsung, mengkaji masalah obat, memantau terapi obat dan reaksi obat
yang tidak dikehrndaki, dan meningkatkan terapi obat yang rasional.
Kegiatan visite mandiri:
1) Untuk Pasien Baru
Apoteker memperkenalkan diri dan menerangkan tujuan dari
kunjungan.
Memberikan informasi mengenai sistem pelayanan farmasi dan
jadwal pemberian Obat.
Menanyakan Obat yang sedang digunakan dari puskesmas dan
melihat catatan pengobatan pasien.
Mengkaji terapi Obat lama dan baru untuk memperkirakan
masalah terkait Obat yang mungkin terjadi.
2) Untuk pasien lama dengan instruksi baru
Menjelaskan indikasi dan cara penggunaan Obat baru.
Mengajukan pertanyaan apakah ada keluhan setelah pemberian
Obat.
3) Untuk semua pasien
Memberikan keterangan pada catatan pengobatan pasien.
11
Membuat catatan mengenai permasalahan dan penyelesaian
masalah dalam satu buku yang akan digunakan dalam setiap
kunjungan.
e. Monitoring Efek Samping Obat (MESO)
Merupakan kegiatan pemantauan setiap respon terhadap Obat yang
merugikan atau tidak diharapkan yang terjadi pada dosis normal yang
digunakan pada manusia untuk tujuan profilaksis, diagnosis dan terapi atau
memodifikasi fungsi fisiologis.
Tujuan:
a. Menemukan efek samping Obat sedini mungkin terutama yang
berat, tidak dikenal dan frekuensinya jarang.
b. Menentukan frekuensi dan insidensi efek samping Obat yang sudah
sangat dikenal atau yang baru saja ditemukan.
Kegiatan:
Menganalisis laporan efek samping Obat.
Mengidentifikasi Obat dan pasien yang mempunyai resiko tinggi
mengalami efek samping Obat.
Mengisi formulir Monitoring Efek Samping Obat (MESO).
Melaporkan ke Pusat Monitoring Efek Samping Obat Nasional.
f. Pemantauan Terapi Obat (PTO)
merupakan proses yang memastikan bahwa soerang pasien
mendapatkan terapi obat yang efektif, terjangkau dengan memaksimalkan efikasi
dan meminimalkan efek samping.
Tujuan :
1. Mendeteksi masalah yang terkait dengan obat.
2. Memberikan rekomendasi penyelesaian masalah terait dengan obat.
Kriteria pasien :
1. Anak-anak dan lanjut usia, ibu hamil dan menyusui.
2. Menerima obat lebih dari 5 jenis.
3. Adanya multidiagnosa
4. Pasien dengan fungsi ginjal dan hati
5. Menerima obat dengan indeks terapi sempit
12
6. Menerima obat yang sering diketahui menyebabkan reaksi obat yang
merugikan
Kegiatan :
1. Memilih pasien yang memenuhi criteria
2. Membuat catatan awal
3. Memperkenalkan diri pada pasien
4. Memberikan penjelasan pada pasien
5. Mengambil data yang dibutuhkan
6. Melakukan evaluasi
7. Memberikan rekomendasi
g. Evaluasi Penggunaan Obat
Merupakan kegiatan untuk mengevaluasi penggunaan obat secara
terstruktur dan berkesinambungan untuk menjamin obat yang digunakan sesuai
indikasi, efektif, aman, dan terjangkau (rasional).
Tujuan :
1. Mendapatkan gambaran pola penggunaan obat pada kasus tertentu.
2. Melakukan evaluasi secara berkala untuk penggunaan obat tertentu.
Setiap kegiatan pelayanan farmasi klinik, harus dilaksanakan sesuai
standar prosedur operasional. Standar Prosedur Operasional (SPO)
ditetapkan oleh kepala puskesmas. SPO tersebut diletakkan ditempat
yang mudah dilihat.
2.2.4 Aspek yang Harus Dipertimbangkan dalam Penggunaan Obat
a. Efektivitas
Efektivitas suatu senyawa obat pada pemakaian klinik berhubungan
dengan farmakokinetik suatu senyawa dari suatu bentuk sediaan yang
ditentukan oleh ketersediaan hayatinya (bioavaibilitasnya). Berdasarkan
faktor klinis yang dapat mempengaruhi efektivitas suatu senyawa obat
antara lain faktor umur, hal tersebut dapat mempengaruhi regimen dosis.
Efektivitas suatu senyawa obat tidak sama untuk tiap pasien karena
didasarkan juga terhadap faktor fisiologisnya, dimana antara anak-anak
dan orang dewasa berbeda.
b. Keamanan
13
Keamanan ditunjukkan dengan batas-batas dosis yang aman digunakan
oleh pasien, serta tidak menimbulkan terjadinya efek-efek yang tidak
diinginkan apalagi sampai membahayakan nyawa pasien.
c. Mutu
Secara teknis, kriteria mutu obat mencakup identitas, kemurnian, potensi,
keseragaman, dan ketersediaan hayatinya.
d. Rasional
Penggunaan obat yang rasional mensyaratkan bahwa pasien menerima
obat-obatan yang sesuai untuk kebutuhan klinik mereka, dalam dosis yang
memenuhi kebutuhan individu itu sendiri.
e. Harga
Harga merupakan hal yang krusial apalagi bagi sebagian pasien yang
berasal dari golongan menengah kebawah. Sehingga, seorang dokter dapat
melakukan penyesuaian dosis yang memungkinkan keterjangkauan harga
terhadap pasien tersebut.
14
2. Mengurangi atau menunda resiko terjadinya komplikasi yang berpotensi
memberatkan penyakit utama (multimorbiditas).
3. Meningkatkan kepatuhan peserta PRB dalam mengkonsumsi obat yang
digunakan.
4. Meningkatkan pengetahuan dan pemanahan peserta terhadap sediaan,
manfaat dan dampak obat yang digunakan.
2.3.3 Kondisi Penyakit yang dilayani Program Rujuk Balik (PRB)
Peserta yang berhak memperoleh obat PRB adalah seluruh peserta BPJS
aktif yang menderita penyakit kronis dengan kondisi stabil dan masih
membutuhkan pengobatan jangka panjang. Jenis penyakit yang dilayani untuk
PRB ini adalah:
1. Diabetes Mellitus
2. Hipertensi
3. Jantung
4. Asma
6. Epilepsi
7. Stroke
8. Schizophrenia
15
4. Lembar resep obat/salinannya
Setelah itu, pasien berhak mendapatkan pelayanan obat PRB, dengan cara:
5. Jika hasil evaluasi peserta dinyatakan tidak stabil, maka peserta dirujuk
kembali ke Dokter Spesialis/Sub Spesialis.
Obat Utama, yaitu obat-obatan untuk terapi penyakit kronis yang telah
diresepkan Dokter Spesialis/Sub Spesialis di Fasilitas Kesehatan Tingkat
Lanjutan (Rumah Sakit)
Obat Tambahan, yaitu obat yang biasa diberikan bersama obat utama
untuk mengatasi efek samping obat utama atau mengurangi penyakit
16
penyerta, yang telah diresepkan oleh Dokter Spesialis/Sub Spesialis di
Fasilitas Kesehatan Tingkat Lanjutan (Rumah Sakit).
BAB III
PEMBAHASAN
17
Resep R/ Glimepirid tab 2 No XXX
S1dd tab 1
S1dd cap 1
Riwayat
Keluarga: DM
Trimester :
18
Efek Samping
Penyimpanan Obat
Saran
19
3.3 Dialog Konseling
A. Berapa tekanan darah dan gula darah ibu saat diperiksa tadi?
P. Tadi katanya tekanan darah saya 150/90 mmHg dan gula darah 2
jam setelah makan saya 171 mbak.
20
5. Menanyakan diagnosa dari dokter
A. Saat ibu diperiksa dokter, apa yang dikatakan dokter mengenai
penyakit ibu?
P. Dokter mengatakan kepada saya bahwa saya menderita hipertensi
disertai Diabetes mellitus dikarenakan gula darah dan tekanan
darah saya naik.
A. Iya benar bu, berdasarkan resep ini ibu memang hipertensi dan
diabetes melitus tahap 2.
6. Menanyakan riwayat penyakit keluarga
A. Kalau boleh saya tau apakah dikeluarga ibu ada yang memiliki
riwayat hipertensi atau Diabetes?
P. Ada mbak, dulu ayah saya pernah terkena Diabetes
P. iya mbak, saya senang mengkonsumsi teh manis dan kalau makan
pasti ada ikan asin
21
A. Baiklah bu, saya akan jelaskan kembali mengenai obat yang akan
ibu gunakan.
9. Jelaskan kepada pasien : nama obat, indikasi, cara pemakaian, dosis,
frekuensi penggunaan, lama penggunaan obat, interaksi obat, efek
samping, cara penyimpanan.
A. Baiklah bu, saya akanmulai menerangkan obat-obatan yang akan
ibu gunakan, disini ibu mendapatkan 2 macam obat, Obat pertama
ada Glimepirid 2 mg 1 x sehari diminum tiap 24 jam pada pagi
hari sebelum makan untuk menghindari efek samping mual muntah
dari obat ini. Glimepirid ini gunanya untuk mengontrol tingginya
kadar gula darah ibu tadi, kemudian obat kedua ada Amlodipin 5
mg untuk mengontrol tingginya tekanan darah ibu, diminum 1 x
sehari tiap 24 jam pada pagi hari sesudah makan karena Amlodipin
dapat mengambat metabolisme obat Glimepirid sehingga dapat
menghambat efek obat ini maka waktu minum obat kedua obat ini
dijarakkan.
Nah yang harus diperhatikan mengkonsumsi kedua obat ini
selalu minum pada waktu yang sama setiap hari untuk
memaksimalkan efek terapi, jadi kalau misalnya ibu minum pagi
jam 7, maka hari berikutnya jam 7 pagi. Supaya penyakit ibu cepat
sembuh, tidak pusing lagi, dan tidak mengganggu aktivitas ibu
maka saya sarankan ibu minum kedua obat ini rutin sampai habis
selama 30 hari kedepan dan obat ini diminum tepat waktu di jam
yang sama ya bu.
22
samping lainnya kebetulan bisa terjadi seperti pembengkakan pada
tungkai kaki atau tangan, pusing, mudah lelah, mual dan jantung
berdebar. Namun ibu tidak perlu khawatir karena biasanya gejala
ini tidak berlangsung lama, hal ini menandakan bahwa obat ibu
sudah berefek dan nantinya tubuh ibu akan terbiasa dalam waktu
beberapa hari. Jika nanti ibu merasakan hal-hal seperti jantung
berdebar maka sebaiknya ibu konsultasikan kembali ke dokter.
P. Ah iya karena saya banyak kerjaan di kantor jadi waktu tidur saya
berkurang untuk mengatasi ngantuk saya sering minum kopi yang
manis, kalau tidak manis saya tidak minum.
P. saya suka makan ikan asin, setiap kali makan pasti ada menu ikan
asin dipiring saya
A. Lalu jika ibu terlewat minum obat ini, misalnya sampai pada sore
hari menjelang malam, silahkan ibu minum obatnya begitu
teringat, tapi jika waktu terlewatnya sampai mendekati waktu
minum obat berikutnya, maka sebaiknya minum obat ini
dilewatkan saja dan tunggu waktu minum obat selanjutnhya,
jangan sampai minum obatnya digandakan dosisnya ya buk.
23
P. Iya mbak
A. Untuk penyimpanan obatnya, obat ini dapat ibu simpan pada suhu
ruangan dan terhindar dari matahari langsung dan jauhkan dari
jangkauan anak-anak ya buk.
P. Baik mbak obat yang saya gunakan ada 2 macam yaitu obat
pertama ada Glimepirid 2 mg 1 x sehari diminum tiap 24 jam pada
pagi hari sebelum makan untuk menghindari efek samping mual
muntahnya. Obat ini gunanya untuk mengontrol tingginya gula
darah saya, lalu obat kedua ada Amlodipin 5 mg untuk tekanan
darah saya, diminum 1 x sehari sesudah makan setiap 24 jam pada
pagi hari, karena Amlodipin dapat mengambat efek Glimepirid ini
maka waktu minum obat kedua obat ini dijarakkan dan saya harus
minum tepat waktu.
24
Kemudian perlu saya hindari tidak mengkonsumsi kopi berlebihan,
hindari makan ikan asin dan gula berlebihan, tidur yang cukup dan
harus banyak gerak.
Untuk penyimpanan obatnya, obat ini dapat simpan di suhu
ruangan dan terhindar dari matahari langsung dan jauhkan dari
jangkauan anak-anak.
A. Iya bu tepat sekali buk, berarti ibu sudah paham tentang
penggunaan obat dan cara penyimpananya. Jika sakit yang ibu
rasakan tidak kunjung sembuh, saya sarankan ibu hubungi dokter
P. Baiklah mbak
25
3.4 From PIO Pasien Program Rujuk Balik (PRB)
26
4. aktivitas dan pola makan sehari hari?
Jawab: sehari-hari bekerja dikantor dengan pola makan yang suka dengan manis-
manis dan ikan asin.
5. Referensi
Team Medical Mini Notes. (2017). Basic Pharmacology & Drug Notes Edisi.
Makasar : MMN Publishing.
6. Penyampaian Jawaban : Segera/Dalam 24 jam/Lebih dari 24 jam )*
Apoteker yang menjawab :disarankan kepada pasien :
- Sebaiknya sarankan kepada pasien untuk batasi konsumsi ikan asin,
kopi dengan gula yang berlebih dan diimbangi dengan buah dan
sayuran.
- Penurunan berat badan dan menjaga berat badan ideal
- Aktivitas fisik teratur minimal 30-45 menit sehari,
- Hindari stress, tidur tepat waktu
- Sering minum dan istirahat yang cukup.
27
FORM DOKUMENTASI KONSELING
sebelumnya:
Tindak lanjut: Monitoring tekanan darah dan kadar gula darah
Pasien Apoteker
28
I. DATA PASIEN
Nama Pasien : Ny. Lismawati
Jenis kelamin : Perempuan
Nama Dokter : dr. Riza
Umur : 52 th
Berat / Tinggi badan : 80 kg/167 cm
Alamat : Komplek Lapai
Pekerjaan : Pegawai Negeri Sipil
No. Telp : 082379786545
Kondisi Khusus : Hamil
Anak-anak
Ibu Menyusui
PreLansia
Data Laboratorium
Parameter
29
Darah Puasa
30
( ) Anemia ( ) Glaukoma ()jantung
( ) Arthritis ( ) Gangguan Ginjal ( ) Tiroid
( ) Asma ( ) Hipertensi ( ) TBC
( ) Diabetes ( ) Maag
( ) Emfisema ( ) Penyakit Kuning
V. Saran Apoteker :
- Sebaiknya sarankan kepada pasien untuk batasi konsumsi
ikan asin, kopi dengan gula yang berlebih dan diimbangi
dengan buah dan sayuran.
- Penurunan berat badan dan menjaga berat badan ideal
- Aktivitas fisik teratur minimal 30-45 menit sehari,
- Hindari stress, tidur tepat waktu
- Sering minum dan istirahat yang cukup.
31
3.7 Waktu dan Tempat
Pelaksanaan pelayanan kefarmasian di rumah (home pharmacy care)
dilaksanakan pada tanggal 5 Maret 2021 di rumah pasien yang terletak di Jl.
Komplek Lapai Kota Padang Sumateraa Barat.
VISITE 1:
32
Suami Pasien : “Oh boleh Mbak, tunggu sebentar saya panggilkan.”
(ibu Lismawati keluar dari kamarnya)
Apoteker : Selamat siang Ibu, mohon maaf mengganggu waktu nya ibu,
saya mau melihat bagaimana keadaan ibu sekarang?
Pasien : Saya merasa sakit kepala dan nyeri dada saya sudah
berkurang, namun badan tetap sering lemas, namun kaki
saya bengkak setelah mengkonsumsi obat ini sejak tanggal 01
maret kemaren, padahal sebelumnya kaki saya baik-baik saja
dan saya rasa sudah minum obat secara teratur.
Apoteker : boleh saya tau bagaimana ibu selama ini mengkonsumsi obat
hipertensi dan DM ibu:
Pasien : Obat Glimepirid ini untuk gula darah saya minum 1 x 1 pagi
hari sebelum makan dan obat Amlodipin untuk tensi saya
minum 1 x 1 pagi hari sesudah makan
Apoteker : Baik itu sudah benar buk…kalau boleh tau apa ibu pernah
lupa minum obat ini?
Pasien : oh kalau itu, karena saya banyak kerjaan jadi saya sering
melewatkan waktu minum obat saya dan saya sering telat
minum obat ini, namun begitu teringat saya langsung minum
obat ini
Apoteker : jika ibu lupa jam berapa ibu sering mengkonsumsi obat ini?
Pasien : kadang malam kadang mau tidur tapi lebih sering saya minum
obatnya jam 5 subuh pas saya bangun karena jam 7 tersebut
waktu saya dikantor jadi saya sering melupakannya.
Apoteker : kalau boleh saya tau keluhan apa lagi yang sering ibu rasakan
setelah minum obat ini?
Pasien : saya sering makan dan minum bahkan sering buang air
kencing bahkan sampai tengah malam karena saya sering
lapar dan haus
Apoteker : kalau boleh saya tau lagi makanan jenis apa yang sering ibu
makan, apa ibu sering makan makanan berlemak dan manis
33
Pasien : kalau makanan yang saya makan itu bersantan semua, karena
tanpa makanan tersebut saya tidak mau makan kecuali makan
ikan asin sudah saya tinggalkan dan minum kopi juga sudah
saya kontrol.
Apoteker : untuk lebih jelasnya boleh saya periksa tekanan darah ibu dan
gula darah ibu sebentar?
Pasien : iya silahkan mbak
34
minimal 30 menit sehari, karena jika penyakit ibu tidak
tertangani dengan segera, takutnya akan bertambah parah dan
bisa menyebabkan stoke yang sulit disembuhkan,
Pasein : oh begitu ya mbak, baik saya akan dengarkan nasehat mbak
kali ini
Apoteker : baik buk, dan untuk kali ini saya ingin ibu lebih mengontrol
semua yang ibu makan termasuk makanan berlemak ya bu
ya,,, dan supaya ibu tidak lupa jadwal minum obatnya saya
akan membuatkan kartu minum obat ibu, dan kartu ini harus
berada didekat ibu agar ibu bisa mengingat jadwal minum
obat ibu ya...
Pasien : baik mbak, terima kasih ya atas sarannya, saya sangat
berterima kasih karena sudah perduli dan mengunjungi saya
Apoteker : iya bu, dan jika ibu ada waktu dan bersedia 4 hari kedepan
saya akan melakukan pelayanan Home Care lagi lewat media
telephone tekait pemantauan efek terapi dan efek samping
obat ibu apakah ibu bersedia.?
Pasien :iya mbak saya bersedia untuk dilakukan pemantauan efek
terapi obat saya
Apoteker :baik bu terima kasih atas waktunya semoga lekas sembuh,
Pasien : iya mbak terima kasih kembali.
35
Apoteker : Begini ibu, saya ingin bertanya tentang kondisi ibu sekarang,
apakah ibu masih merasakan sakit pada kaki ibu dan apakah
badan ibu masih terasa lemah sampai saat ini?
Pasien : Oh kaki saya sudah tidak bengkak lagi, badan saya juga tidak
terasa lemah lagi sekarang saya sudah bisa beraktifitas seperti
biasanya lagi tanpa ada beban sakit yang saya rasakan,, benar
kata mbak Sofia karena saya telah mengontrol pola makan
saya dengan ketat dan minum obat secara teratur melalui
kartu minum obat, saya sudah tidak merasa sering makan dan
minum lagi, dan saya rasa jika saya mengecek tekanan darah
dan gula darah saya lagi saya yakin sudah turun, terima kasih
mbak atas saran dan edukasinya. Sampai saat ini saya tidak
lagi memakan makanan yang berlemak dan berkarbohidrat
tinggi
Apoteker : Syukurlah ibu, apakah terdapat keluhan lain yang ibu
rasakan? Apa ibu masih jarang olahraga?
Pasien : Tidak ada mbak saya sekarang sudah setiap hari berolahraga
minimal 30 menit, saya merasa badan saya sudah lebih sehat,
dan bisa bekerja dengan nyaman.
Apoteker : Baik ibu, jika ibu sudah tidak mengalami lemas lagi tapi
untuk menjaga agar tekanan darah dan gula darah ibu tetap
terkontrol saya sarankan ibu tetap menjaga asupan makan dan
poha hidup yang sehat ya ibu ya bu,
Pasien : “Baik mbak, terimakasih atas sarannya mbak.”
Apoteker : “Terima kasih kembali ibu, saya tutup teleponnya selamat
siang”
36
FORM DOKUMENTASI HOME PHARMACY CARE
PEMANTAUAN TERAPI OBAT (PTO)
37
Dari hasil pemeriksaan kedua gula darah menggunakan alat Easy Touch
GCU dan tekanan darah menggunakan tensimeter dirumah Ny. Lismawati,
berdasarkan hasil pemeriksaan Ny. Lismawati memiliki kadar gula darah
meningkat menjadi 185 mg/dl dan hasil tekanan darah pasien yang juga tinggi
160/90 mmHg dari hasil sebelumnya, hal ini Karena pasien tidak berhasil
mengontrol tekanan darah dan gula darahnya, namun setelah diedukasi melalui
pelayanan langsung ke rumah pasien, didapatkan setelah hasil pemantauan lagi
lewat media telekomunikasi pasien sudah tidak mengeluhkan penyakitnya lagi
dan sudah dapat menjalankan aktivitas seperti orang normal saat bekerja hal ini
pasien sudah berhasil mengontrol tekanan darah dan gula darahnya sendiri selain
itu hal ini juga dikarenakan terkontrol oleh obat-obatan antihipertensi dan
antidiabetes yang pasien dapatkan, meskipun sudah terkontrol dengan baik namun
tetap disarankan kepada pasien untuk tetap mengontrol tekanan darah dan kadar
gula darah agar tidak terjadi peningkatan komplikasi.
Tabel 1.Hasil Pemeriksaan Fisik Pasien Saat Home Care
Jenis Hasil Nilai Satuan Interpretasi
Pemeriksaan Rujukan
38
3.14 Uraian Mengenai Obat-Obat yang diterima Pasien
No Nama Obat Uraian Keterangan
.
Indikasi Dm tipe 2
39
Interaksi Obat Amlodipin dengan simvastatin dapat
meningkatkan konsentrasi pplasma,
berisiko meningkatkan miopati,
meningkatkan resiko toksisitas
muskuloskletal
40
merugikan tercantum ditabel atas*
S Tgl.1/3/21 Tgl.5/3/21
O
A Saat berobat di puskesmas Saat home care
P
- Hipertensi - Hipertensi
Diabetes mellitus tipe 2 - Diabetes mellitus tipe 2
A
41
- Konseling pasien terkait aturan penggunaan - Konseling pasien untuk
obat hipertensi dan diabetes melitus meningkatkan kepatuhan
- Melanjutkan terapi amlodipin 5 mg dan pasien minum obat, aturan
glimepirid 2 mg dan observasi tanda-tanda minum obat hipertensi dan
P vital normal:
diabetes mellitus
Td : 100/70 mmHg, - Melanjutkan terapi amlodipin
5 mg dan glimepirid 2 mg
N : 80 x /menit,
- observasi tanda-tanda vital
R : 20 x /menit,
Td : 100/70 mmHg,
S : 36.50C. N : 80 x /menit,
R : 20 x /menit,
S : 36.50C.
42
3.16 Dokumentasi Monitoring Efek Samping Obat (MESO)
DOKUMENTASI HOME PHARMACY CARE
(MESO)
43
penyakit ke mendapatkan resep kemudian
dokter resep ditebus di Apotek
Puskesmas Lapai
44
menjaga tekanan darah. Jika tekanan darah tidak
stabil akan merugikan pasien karena respon
tubuh akan menjadi lemas, sakit kepala hebat,
nyeri di daerah dada dan hipertensi merupakan
penyebab utama stroke.
2. Memastikan pasien juga rutin meminum obat
gula darah mengingat pasien memiliki tubuh
yang besar (BB=80kg) terjadi penumpukan
kadar gula darah di tubuh, untuk menjaga gula
darah pada batas normal diperlukan obat penurun
guna darah yakni glimepirid diminum 1 x 1 pagi
hari sebelum makan. jika kadar gula darah
meningkat dapat mengakibatkan gangguan
jantung, ginjal, sampai stroke.
3.17 Formulir Pelaporan Efek Samping Obat.
SIPA : 3105065
45
BAB IV
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
46
DAFTAR PUSTAKA
American Heart Association. (2014). Heart Disease and Stroke Statistics. AHA
Statistical Update, p. 205.
Arifin, M., H., B., M (2016). Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian
Hipertensi Pada Kelompok Lanjut Usia di Wilayah Kerja UPT Puskesmas
Petang I Kabupaten Bandung Tahun 2016.Skripsi. FK Universitas
Udayana. Denpasar.
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan. (2014). Panduan Praktis
Program Rujuk Balik. BPJS Kesehatan, Jakarta.
47
tanggal 5 Maret 2021). Diakses dari:http://care.diabetesjournal.org/cgi;
134-143.
Permenkes. (2016). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 74
Tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan kefarmasian di Puskesmas.
Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
Stockley, I. H. (2010). Drug interaction 9th ed. Blackwell Sci Publ. London.
Sweetman, S.,C. (2009). Martindale The Complete Drug Reference. Thirty Sixth
Edition. Pharmaceutical Press: New York.
Tjay, T. H., & Rahardja, K., 2002, Obat-Obat Penting, Khasiat, Penggunaan dan
Efek-Efek Sampingnya,Halaman 63, 65, 66, Edisi kelima, Jakarta, PT
Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia.
World Health Organization (WHO). (2006). Guidelines for The Prevention
Management and Care of Diabetes Melitus. New York
48