INSTALASI FARMASI
Perseptor:
Apt. Rahmi Safyanti, M. Farm
Apt. Delli Syam, S. Farm
OLEH:
KELOMPOK 3
ANGKATAN XXVII
2021
1
BAB I
PENDAHULUAN
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Standar
kepada pasien yang berkaitan dengan sediaan farmasi dengan maksud mencapai
hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien. Instalasi Farmasi
harus memiliki Apoteker dan Tenaga Teknis Kefarmasian yang sesuai dengan
beban kerja dan petugas penunjang lain agar tercapai sasaran dan tujuan
2
Pemusnahan dan penarikan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan
Medis Habis Pakai yang tidak dapat digunakan harus dilaksanakan dengan cara
sukarela oleh pemilik izin edar (voluntary recall) dengan tetap memberikan
penggunaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai.
Habis Pakai dapat dilakukan oleh Instalasi Farmasi harus bersama dengan
Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai dan kegiatan pelayanan farmasi klinik.
Kegiatan tersebut harus didukung oleh sumber daya manusia, sarana, dan
peralatan.
juga harus mempertimbangkan faktor risiko yang terjadi yang disebut dengan
manajemen risiko.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
RSUD Kota Padang Panjang bermula dari Poliklinik yang didirikan oleh
Belanda pada tahun 1940 yang beralamat di Jl. KH.A Dahlan No.5 Kota Padang
Panjang. Kemudian pada tahun 1943 Poliklinik tersebut dikuasai oleh Jepang.
Tahun 1946 Poliklinik diambil alih oleh TNI sampai dengan tahun 1969. Pada
Pada tahun 1980 RSU ini dijadikan menjadi RSU kelas D, selanjutnya
Suwardjono Surjaningrat sebagai rumah sakit kelas C. Pada tahun 2007 RSUD
Kota Padang Panjang pindah bangunan ke Jl.Tabek Gadang Kel. Ganting kec.
Padang Panjang Timur Kota Padang Panjang. Pada tahun 2008 dengan SK
2.2.1 Pengertian
4
maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien.
yang sesuai dengan beban kerja dan petugas penunjang lain agar tercapai
sasaran dan tujuan Instalasi Farmasi. Ketersediaan jumlah tenaga Apoteker dan
klasifikasi dan perizinan Rumah Sakit yang ditetapkan oleh Menteri (Permenkes
72, 2016).
Bahan Medis Habis Pakai yang efektif, aman, bermutu dan efisien;
Pelayanan Kefarmasian;
5
2.3 Pengelolaan Perbekalan Farmasi
Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai di Rumah Sakit yang menjamin seluruh
Medis Habis Pakai sesuai dengan ketentuan yang berlaku serta memastikan
Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai merupakan suatu siklus kegiatan,
proses yang efektif untuk menjamin kendali mutu dan kendali biaya. Dalam
dan Bahan Medis Habis Pakai di Rumah Sakit harus dilakukan oleh Instalasi
2.3.1 Pemilihan
periode pengadaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis
6
Pakai sesuai dengan hasil kegiatan pemilihan untuk menjamin terpenuhinya
tersedia.
2.3.3 Pengadaan
jumlah, dan waktu yang tepat dengan harga yang terjangkau dan sesuai standar
2.3.4 Penerimaan
spesifikasi, jumlah, mutu, waktu penyerahan dan harga yang tertera dalam kontrak
atau surat pesanan dengan kondisi fisik yang diterima. Semua dokumen terkait
2.3.5 Penyimpanan
dan keamanan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai
7
sesuai dengan persyaratan kefarmasian. Persyaratan kefarmasian yang dimaksud
ventilasi, dan penggolongan jenis Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan
a. Obat dan bahan kimia yang digunakan untuk mempersiapkan Obat diberi label
yang secara jelas terbaca memuat nama, tanggal pertama kemasan dibuka,
dilengkapi dengan pengaman, harus diberi label yang jelas dan disimpan pada
kurang hati-hati.
d. Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai yang dibawa
Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai yang harus
a. Bahan yang mudah terbakar, disimpan dalam ruang tahan api dan diberi tanda
8
b. Gas medis disimpan dengan posisi berdiri, terikat, dan diberi penandaaan untuk
medis kosong terpisah dari tabung gas medis yang ada isinya. Penyimpanan
sediaan, dan jenis Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis
Pakai dan disusun secara alfabetis dengan menerapkan prinsip First Expired First
Out (FEFO) dan First In First Out (FIFO) disertai sistem informasi manajemen.
Penyimpanan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai
yang penampilan dan penamaan yang mirip (LASA, Look Alike Sound Alike)
tidak ditempatkan berdekatan dan harus diberi penandaan khusus untuk mencegah
a. jumlah dan jenis Obat sesuai dengan daftar Obat emergensi yang telah
ditetapkan;
9
2.3.6 Distribusi
dengan tetap menjamin mutu, stabilitas, jenis, jumlah, dan ketepatan waktu.
Pakai untuk persediaan di ruang rawat disiapkan dan dikelola oleh Instalasi
Farmasi.
2) Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai yang
disimpan di ruang rawat harus dalam jenis dan jumlah yang sangat
dibutuhkan.
3) Dalam kondisi sementara dimana tidak ada petugas farmasi yang mengelola
4) Setiap hari dilakukan serah terima kembali pengelolaan obat floor stock
interaksi Obat pada setiap jenis Obat yang disediakan di floor stock.
10
b. Sistem Resep Perorangan
Pakai berdasarkan Resep perorangan/pasien rawat jalan dan rawat inap melalui
Instalasi Farmasi.
Pakai berdasarkan Resep perorangan yang disiapkan dalam unit dosis tunggal atau
ganda, untuk penggunaan satu kali dosis/pasien. Sistem unit dosis ini digunakan
d. Sistem Kombinasi
Habis Pakai bagi pasien rawat inap dengan menggunakan kombinasi a + b atau b
+ c atau a + c.
pasien rawat inap mengingat dengan sistem ini tingkat kesalahan pemberian Obat
11
2.3.7 Pemusnahan dan Penarikan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan
Medis Habis Pakai yang tidak dapat digunakan harus dilaksanakan dengan cara
sukarela oleh pemilik izin edar (voluntary recall) dengan tetap memberikan
Penarikan Alat Kesehatan dan Bahan Medis Habis Pakai dilakukan terhadap
b. telah kadaluwarsa;
a. membuat daftar Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis
12
c. mengoordinasikan jadwal, metode dan tempat pemusnahan kepada pihak
terkait;
2.3.8 Pengendalian
penggunaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai.
Habis Pakai dapat dilakukan oleh Instalasi Farmasi harus bersama dengan
c. memastikan persediaan efektif dan efisien atau tidak terjadi kelebihan dan
Habis Pakai.
b. melakukan evaluasi persediaan yang tidak digunakan dalam waktu tiga bulan
13
c. Stok opname yang dilakukan secara periodik dan berkala.
2.3.9 Administrasi
Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai yang meliputi perencanaan
Bahan Medis Habis Pakai. Pelaporan dibuat secara periodik yang dilakukan
atau pertahun).
berlaku.
4) dokumentasi farmasi.
14
2) penyiapan laporan tahunan yang komprehensif mengenai kegiatan di Instalasi
Farmasi; dan
3) laporan tahunan.
b. Administrasi Keuangan
rutin atau tidak rutin dalam periode bulanan, triwulanan, semesteran atau tahunan.
c. Administrasi Penghapusan
Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai yang tidak
terpakai karena kadaluwarsa, rusak, mutu tidak memenuhi standar dengan cara
membuat usulan penghapusan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis
Habis Pakai kepada pihak terkait sesuai dengan prosedur yang berlaku.
15
BAB III
PEMBAHASAN
bahan medis habis pakai di Rumah Sakit adalah Permenkes RI No. 72 Tahun 2016
Daerah (RSUD) Kota Padang Panjang sesuai dengan proses yang dipaparkan
Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai yang tidak dapat digunakan,
karena kadaluarsa, rusak, mutu tidak memenuhi standar dengan cara membuat
usulan pemusnahan kepada pihak terkait sesuai dengan prosedur dan peraturan
Bahan Medis Habis Pakai yang sudah tidak memenuhi syarat dikelola sesuai
16
Penarikan Sediaan Farmasi yang tidak memenuhi standar atau ketentuan
sukarela oleh pemilik izin edar (voluntary recall) dengan tetap memberikan
Penarikan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai
dilakukan terhadap produk yang izin edarnya dicabut oleh Menteri. Pemusnahan
dilakukan untuk Sediaan Farmasi, Alat Kasehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai
bila :
Telah kadaluarsa
Membuat daftar Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis
terkait
17
Di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Padang Panjang sistem pemusnahan
dan penarikan kembali Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis
dan penarikan barang oleh PBF atau distributor dilakukan 3 bulan sebelum
distributor dan pihak rumah sakit dalam hal pemesanan dan penerimaan.
dikembalikan.
Apa bila barang tidak dapat dilakukan retur, barang di data dan
atau memusnahkan sampah – sampah infeksius. Pihak ketiga ini terdiri dari
Bagian Keuangan, Tenaga Kefarmasian yang diketahui oleh Kepala Rumah Sakit,
setelah pihak ketiga ini terbentuk selanjutnya akan mengirimkan surat kepada
Setelah proses pemusnahan pihak ketiga akan memebrikan surat berita acara ke
18
3.3 Pengendalian
berakibat perlunya digunakan antibiotik jenis baru dengan spektrum lebih luas.
Infeksi mikroorganisme yang tidak dapat diobati akan berakibat pada peningkatan
angka morbiditas dan mortalitas. Penggunaan antibiotik jenis yang lebih baru juga
meningkatkan biaya perawatan yang harus dibayar oleh pasien. Akibat lainnya
adalah perubahan ekologi infeksi rumah sakit serta efek toksik yang tinggi, juga
yang dimiliki oleh suatu antibiotik, seperti tidak mudah mengalami resistensi,
dan relatif murah. Sebaiknya dihindari duplikasi antibiotik sehingga efisien dalam
pengadaannya.
19
c. Antibiotik disusun menurut pembatasan penggunaanya, dimulai dari
antibiotik yang dapat digunakan secara luas hingga antibiotik yang hanya dapat
antibiotik yang tepat akan meningkatkan kualitas kesehatan pada pasien. Dari
Pada tahun 2020 RSUD Padang Panjang menyediakan kurang lebih 300
item antibiotik yang terdiri dari berbagai golongan dan bentuk sedian. Pada sedian
oral terdapat 150 item antibiotik dapat dosis yang berbeda-beda dan golonganya,
sedangkan untuk sedian injeksi 89 item dan untuk topikal 46 item. Sesuai dengan
melakukan evaluasi persediaan yang tidak digunakan dalam waktu tiga bulan
berturut-turut (death stock), c. Stok opname yang dilakukan secara periodik dan
berkala. Maka dari itu kami melakukan evaluasi terhadap pemakaian antibiotik
pada tahun 2020 dengan waktu empat bulan berturut turut dan menjadi 3
kelompok.
20
Pada awal bulan januari- april terdapat pemakaian antibiotik keselurahan
80.719 item dengan rincian 74.541 item untuk pemakain oral dengan presentase
92,35 % , untuk pemakaian antibiotik injeksi 5.600 item dengan presentase 6,93%
sedangkan untuk sedian topikal sebanyak 347 item dengan prensemtase 0,43 %.
keselurahan 53.145 item dengan rincian 49.145 item untuk pemakaian oral dengan
prensentase 5,96% sedangkan untuk sedian topikal sebanyak 558 item dengan
prensentase 1.05%.
keseluhan 69.117 item dengan rincian 66.078 item antibiotik yang digunakan
secara oral dengan presentasi 95,60 %, untuk pemakaian antibiotik injeksi 2.473
injeksi dan yang terakhir secara topikal. Maka dari itu tujuan dari pengendalian
dengan Formularium Rumah Sakit, penggunaan Obat sesuai dengan diagnosis dan
terapi, dan memastikan persediaan efektif dan efisien atau tidak terjadi kelebihan
21
3.4 Administrasi
Pencatatan
transaksi Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai yang
keluar dan masuk dilingkungan Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS). Adanya
Fungsi :
2. Tiap lembar kartu stok hanya diperuntukkan mencatat data mutasi 1 (satu)
farmasi bersangkutan
22
3. Setiap terjadi mutasi perbekalan farmasi (penerimaan, pengeluaran, hilang,
Jumlah Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai
Jumlah Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai
yang diterima
Jumlah Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai
yang keluar
Jumlah Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai
23
Bagian judul pada kartu induk Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan
Kolom – kolom pada Kartu Stok Induk persedian Sediaan Farmasi, Alat
3. Dari siapa diterima Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis
4. Jumlah Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai
5. Jumlah Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai
yang dikeluarkan
6. Sisa stok Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai
dalam persediaan
24
Di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Padang Panjang sistem
pencatatan stok Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai
di gudang sudah sangat baik memenuhi peraturan yang telah di tetapkan dengan
menggunakan kartu stok atau kartu control untuk setiap jenis Sediaan Farmasi,
Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai satu kartu control, diisi setiap
barang datang dan barang keluar. Namun pengendalian di Apotek RSUD Kota
Pelaporan
Tujuan :
25
dibuat
Untuk keperluan audit dan
5 Stock opname
perencanaan, wajib dibuat
Pendistribusian, berupa Untuk keperluan audit dan
6
jumlah dan rupiah perencanaan, wajib dibuat
Untuk keperluan audit dan
7 Penggunaan obat program
perencanaan, wajib dibuat
Jaminan kesehatan bagi
Terapi)
Untuk keperluan
Terapi)
Untuk keperluan
perencanaan, informasikan
12 Penggunaan antibiotik
untuk KFT (Komite Farmasi
Terapi)
13 Kinerja Untuk audit
B. Administrasi Keuangan
26
merupakan pengaturan anggaran, pengendalian dan analisa biaya, pengumpulan
dengan semua kegiatan Pelayanan Kefarmasian secara rutin atau tidak rutin dalam
dari PBF atau Distributor pihak PBF akan menitipkan faktur barang kebagian
bagian keuangan akan melakukan pembayaran kepada pihak PBF atau Distributor
C. Administrasi Pemusnahan
yaitu:
2. Nama dan jumlah Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis
Pakai
4. Nama saksi dalam pemusnahan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan
Habis Pakai
27
Pemusnahan atau penghapusan dilakukan oleh pihak ketiga yang mendapat
surat tugas dari Kepala Rumah Sakit. Setelah tim terbentuk selanjutnya tim
pemusnahan yang diketahui oleh kepala rumah sakit dan kepala instalasi farmasi
rumah sakit dengan beberapa saksi telah dilakukan pemusnahan di Rumah Sakit
BAB IV
KESIMPULAN
28
Berdasarkan hasil pengamatan, serangkaian kegiatan yang telah dilakukan,
dan wawancara dengan tenaga teknis kefarmasian, Apoteker, dan tenaga terkait
Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai yang dilakukan oleh
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Padang Panjang memenuhi standar
DAFTAR PUSTAKA
29
Perbekalan Farmasi di Rumah Sakit. Dirjen Bina Kefarmasian dan
Alkes Depkes RI: Jakarta
Lampiran
30
Barang diletak di gudang
karantina
Barangian administrasi
merangkum barang
Gambar. Bagan Alur Pemusnahan Obat dan BHP di RSUD Padang Panjang
31
TIM pihak ketiga juga melakukan
pemusnahan sampah infeksius
Dilakukan pemusnahan di
incinerator RSUD PP
32
Barang dihitung inventarisir
konfirmasi
33
34
Gambar. SOP Pemusnahan Sediaan Farmasi yang Rusak dan Kadaluarsa.
35
Gambar. SOP Sistem Penarikan Obat Kadaluarsa
36
Gambar. SOP Sistem Penarikan Obat
37
Gambar. Incenerator RSUD Padang Panjang
38
39
Gambar. Berita Acara Pemusnahan Obat Kadaluarsa/Rusak
40
Gambar. Berita Acara Pemusnahan Resep
41
Gambar. Formulir Pemakaian Pemakaian Narkotika
42
Gambar. Formulir Pelaporan Pemakaian Psikotropika
43
44