Mekanisme Kerja :
• SSRI ( Selective Serotonin Re-uptake Inhibitor ) : Obat-obat ini
menghambat resorpsi dari serotonin.
• NaSA ( Noradrenalin and Serotonin Antidepressants ): Obat-obat ini
tidak berkhasiat selektif, menghambat re-uptake dari serotonin dan
noradrenalin. Terdapat beberapa indikasi bahwa obat-obat ini lebih
efektif daripada SSRI.
Lanjutan ….
Efek samping :
• Efek seretogenik; berupa mual ,muntah, malaise umum, nyeri kepala,
gangguan tidur dan nervositas, agitasi atau kegelisahan yang
sementara, disfungsi seksual dengan ejakulasi dan orgasme
terlambat.
• Sindroma serotonin; berupa antara lain kegelisahan, demam, dan
menggigil, konvulsi, dan kekakuan hebat, tremor, diare, gangguan
koordinasi. Kebanyakan terjadi pada penggunaan kombinasi obat-
obat generasi ke-2 bersama obat-obat klasik, MAO, litium atau
triptofan, lazimnya dalam waktu beberapa jam sampai 23 minggu.
Gejala ini dilawan dengan antagonis serotonin (metisergida,
propanolol).
• Efek antikolinergik, antiadrenergik, dan efek jantung sangat kurang
atau sama sekali tidak ada
Antidepresan MAO.
Inhibitor Monoamin Oksidase (Monoamine Oxidase Inhibitor, MAOI)
Farmakologi
• Monoamin oksidase merupakan suatu sistem enzim kompleks yang terdistribusi
luas dalam tubuh, berperan dalam dekomposisi amin biogenik, seperti
norepinefrin, epinefrin, dopamine, serotonin.
• MAOI menghambat sistem enzim ini, sehingga menyebabkan peningkatan
konsentrasi amin endogen. Ada dua tipe MAO yang telah teridentifikasi, yaitu
MAO-A dan MAO-B.
• MAO-A cenderungan memiliki aktivitas deaminasi epinefrin, norepinefrin, dan
serotonin, sedangkan MAO-B memetabolisme benzilamin dan fenetilamin.
• Dopamin dan tiramin dimetabolisme oleh kedua isoenzim. Pada jaringan syaraf,
sistem enzim ini mengatur dekomposisi metabolik katekolamin dan serotonin.
MAOI hepatic menginaktivasi monoamin yang bersirkulasi atau yang masuk
melalui saluran cerna ke dalam sirkulasi portal (misalnya tiramin).
• Obat-obat yang termasuk antidepresan
generasi ke-2 : Fluoxetin, Sertralin,
Citalopram, Fluvoxamine, Mianseri,
Mirtazapin , dan Venlafaxine
PERAN FARMASIS DALAM PELAYANAN
KEFARMASIAN
Pelayanan Kefarmasian
Secara prinsip, Pharmaceutical Care atau pelayanan
kefarmasian terdiri dari beberapa tahap yang harus
dilaksanakan secara berurutan:
1. Penyusunan Informasi Dasar Atau Database
Penderita
2. Evaluasi
3. Penyusunan RPK
4. Implementasi RPK
5. Implementasi Monitoring dan Konseling
6. Tindak Lanjut
1. Penyusunan database
– dilakukan dengan menyalin nama, umur, berat badan penderita
serta terapi yang diberikan yang tertera pada resep atau rekam
medik (medical record).
2. Pelaksanaan pengkajian
– dilakukan dengan membandingkan data rekam medik, terapi,
dan database yang telah disusun, kemudian dikaitkan dengan
pengetahuan tentang farmakoterapi, farmakologi dan ilmu
pengetahuan lain yang berkaitan. Kaji apakah penderita
memakai/minum obat-obat yang depresogenik (contoh: steroid
narkotik, sedatif/hipnotik, benzodiazepin, antihipertensi,
histamin-2 antagonis, beta-bloker, antipsikotik, imunosupresif,
sitotoksik).
3. Penyusunan Rencana Pelayanan Kefarmasian (RPK).
a. Rekomendasi terapi
• Apabila di dalam pengkajian resep ditemukan masalah terkait
obat (MTO) maka dibuat rekomendasi terapi yang berisi
saran tentang pemilihan/penggantian obat, perubahan dosis,
interval dan bentuk sediaan.
• Lama Terapi Antidepresan
• Fase Terapi Akut : 3 bulan Fase
• Terapi Lanjutan : 4-9 bulan
• Fase Terapi Rumatan : bervariasi
• Terapi akut dan lanjutan dianjurkan untuk semua penderita
dengan gangguan depresif mayor (misal lama terapi = 7
bulan)
Lanjutan ….
Penghentian Antidepresan (Withdrawl syndrome )
Memburuk dengan paroxetin, venlafaxin
Gejala: pusing, mual, parestesia, cemas/insomnia
Onset: 36-72 jam
Durasi: 3-7 hari
Jadwal penurunan dosis/tapering (untuk penderita yang
menerima terapi jangka lama)