Anda di halaman 1dari 44

Pathopsichologi

& farmako terapi


gangguan depresi

Bambang Hastha Yoga


PENDAHULUAN
1.Depresi dapat mengenai seluruh lapisan masyarakat tanpa membedakan
status sosial, ekonomi dan pendidikan.

2.Ditandai dengan trias depresi (alam perasaan menurun, proses pikir dan
perilaku yang lambat).

3.Kejadian bencana seperti di Tsunami di Aceh, Gempa bumi, erupsi gunung


Merapi, merupakan salah satu faktor risiko yang menyebabkan gangguan
depresi akibat dari proses kehilangan.
PENDAHULUAN

Prevalensi di Indonesia Pada perempuan umur 15 sampai 19 tahun sebesar


32%. Pada laki laki umur 15 sampai 19 tahun sebesar 26 %. pada 20 sampai 29
tahun 29%.
PENGERTIAN

Depresi adalah gangguan mood, kondisi emosional


berkepanjangan yang mewarnai seluruh proses
mental (berpikir, perasaan, aktivitas) seseorang yang
ditandai dengan pikiran negatif diri sendiri, suasana
hati menurun, kehilangan minat atau motivasi,
pikiran lambat serta aktivitas menurun.
Patopsikologis.

Faktor Faktor
Biologik lingkungan
Faktor Biologik
1.Genetik
Transmisi gangguan alam perasaan diteruskan melalui
garis keturunan.

2.Endokrin
Depresi berkaitan dengan gangguan hormon seperti
pada hipotiroidisme dan hipertirodisme, terapi estrogen
eksogen, dan post partum.
3.Neurotransmitter

-Katekolamin : Penurunan dari katekolamin otak


atau aktifitas sistem katekolamin menyebabkan
timbulnya depresi.

-Asetilkolin : Suatu peningkatan asetilkolin dapat


menjadi faktor penyebab depresi.

-Serotonin : Suatu defisit serotonin dapat


merupakan faktor penyebab dari depresi.
Faktor Lingkungan
-Kehilangan orang yang dicintai berkaitan dengan peningkatan
insiden depresi.

-Rasa permusuhan, kemarahan, kekecewaan yang ditujukan pada


suatu objek atau perasaan yang timbul akibat suatu kehilangan
ditujukan pada diri sendiri

-Adanya kerawanan terhadap kehilangan dan suatu kekurangan


sumber adaptasi untuk menyesuaikan dengan tingkat tantangan
pada stressor akut maupun pertengkaran kronik.
-Individu dengan kepribadian dependen, obsesif –kompulsif,
dan histeris juga berisiko tinggi mengalami depresi.

-Psikososial: dimana masalah atau kesulitan hidup dapat


memicu terjadinya depresi.

-Perilaku: perilaku yang didapat dari lingkungan dapat


mengajarkan perilaku tidak berdaya atau dependen.
Dasar Diagnosis
1.Anamnesis
* Kelelahan atau merasa lamban dan lesu
* Kesulitan dalam konsentrasi
* Merasa bersalah, tidak berharga atau putus asa
* Masalah tidur
* Nafsu makan berkurang
* Kehilangan berat badan
Dasar Diagnosis
2.Pemeriksaan psikiatri
* Afek disforik
* Waham berdosa
* Reming
* Agitasi atau retardasi psikomotor
* Hilangnya minat dan kegembiraan
* Penurunan nafsu seks
* Sekurang kurangnya dalam waktu 2minggu
Dasar Diagnosis
3.Pemeriksaan penunjang

* Beck Depresi Inventory


* Hamilton Rating Scale for Depression
* Lab darah
* EEG
Tanda dan Gejala Utama
1.Afek depresif (suasana hati menurun)

2.Kehilangan minat atau motivasi

3.Kurang energy, lelah kronis dan aktivitas menurun.


Tanda dan Gejala
Lainnya
-Konsentrasi dan perhatian kurang

-Harga diri dan kepercayaan diri berkurang

-Suasana hati sedih dan rasa bersalah

-Gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna

-Pandangan masa depan yang suram dan pesimistis.


Tanda dan Gejala
Lainnya

-Kehilangan minat melakukan kegiatan yang biasa dilakukan

-Gagasan atau perbuatan membahayakan diri atau bunuh diri

-Tidur terganggu (susah tidur atau tidur berlebih)

-Nafsu makan berkurang.


Diagnosa.
F32#: DEPRESI
Diagnosa.
Untuk menetapkan diagnosa gangguan Depresi, maka terdapat 3
tanda dan gejala yang dialami oleh pasien yaitu:

1.Afek depresif (suasana hati menurun)

2.Kehilangan minat atau motivasi

3.Kurang energy, lelah kronis dan aktivitas menurun.


Penatalaksanaan
Outcome yang
diharapkan

1.Penderita sembuh dari gejala depresi


2.Penderita lebih tegar dalam menghadapi kenyataan
3.Penderita mau melaksanakan nasehat dokter
4.Penderita mau minum obat
Rawat Inap di RS

1.Bila ada tentamina Suicide


2.Perbaikan Keadaan Umum
3.Rawat bersama dengan bagian terkait
Konsultasi
Psikolog

Sosiolog

Neurolog

Ahli Gizi
Penyulit dan Potensi Masalah
1.Tidak kooperatif
2.Menolak dilakukan psikoterapi
3.Menolak minum obat
4.A P S
Penatalaksanaan
1.Di opname kan di RS

2.ECT

3.Psikoterapi

4.Perubahan Pola hidup

5.Edukasi

6.Peranan Keluarga dan Kerabat

7.Farmakoterapi
di opname di RS
Tindakan

* Perawatan intensif, bila ada usaha bunuh diri


* Jauhkan barang2 yg bisa digunakan utk bunuh diri
* Perbaikan K U

ECT

* Bisa diberikan tiga hari berturut turut


* Diselang seling selama tiga kali
* Enam kali terus menerus
di opname di RS
Psikoterapi

* Suportive Psikoterapi
* Psikoterapi Kelompok

Perubahan Pola hidup

* Olah raga secara teratur


* Berjemur sinar matahari pagi
* Tidur teratur
* Meditasi
edukasi
Penderita diminta kontrol teratur
Bila ada keluhan segera ke dokter
Bila ada masalah, sampaikan ke keluarga atau teman dekat
Peranan Keluarga dan Kerabat
1.Memberikan dukungan moral
2.Membantu mengawasi minum obat
3.Memberikan rasa aman dan nyaman
4.Mendengarkan keluhan penderita
ANTIDEPRESAN
Antidepresan yang terdapat di Indonesia dapat digolongkan
menjadi:
1.Antidepresan trisiklik (TCA) misalnya: Amitriptilin, Imipramin,
Klomipramin.
2.Antidepresan tetrasiklik (Mianserin, Maproptilin)
3.SSRI atau Selective Serotonin Reuptake Inhibitor (Paroxetin,
Fluoxetin, Fluvoxamin, Sertralin).
4.Golongan lainnya (Mirtazapin, Trazodon, Stablon).
Jenis Trisiklik (TCA)
Cara pemberian:
1.Mulai dengan dosis rendah yang ditingkatkan secara bertahap setelah 7-10 hari
tidak ada reaksi.

2.Bila setelah 2 minggu masih tidak ada reaksi, dosis boleh ditingkatkan lagi.

3.Reaksi klinik mungkin terlambat dan dicapai setelah 4 minggu pemberian.

4.Pada usia lanjut dan pasien dengan gagal ginjal dan hepar, berikan dalam dosis
kecil dan bertahap untuk meminimalkan toksisitas.

5.Penghentian obat secara mendadak dapat menyebabkan efek samping


kolinergik, oleh karena itu turunkan dosis secara bertahap sebanyak 25-50 mg
setiap 3-7 hari.
SSRI (Selective Serotonin
Reuptake Inhibitors)

Fluoxetin:
-Dimulai dengan dosis tunggal 10 mg di pagi hari.
-Dosis dapat ditingkatkan secara bertahap setelah 2 minggu pemberian menjadi
20 mg, 40 mg dan dosis maksimal adalah 60 mg.
-Untuk bulimia nervosa dosis awal 60 mg/hari.
SSRI (Selective Serotonin
Reuptake Inhibitors)

Fluvoxamin:
-Dosis awal untuk gangguan obsesif-kompulsif adalah 50 mg/hari, dinaikkan
secara bertahap 50 mg/hari setiap 4-7 hari, dosis maksimum 300 mg/hari.

-Bila diperlukan dosis melebihi 100 mg/hari, maka dosis dibagi dalam 2 kali
pemberian untuk mengurangi efek samping.
SSRI (Selective Serotonin
Reuptake Inhibitors)
Sertralin:
-Dosis awal 50 mg/hari diberikan sebagai dosis tunggal di pagi atau sore hari.
-Bila reaksi belum efektif setelah pemberian 1 minggu atau lebih, dosis dapat
dinaikkan secara bertahap sampai dosis maksimal 200 mg.
-Pada pasien usia lanjut atau gagal ginjal dan hepar, mulai dengan dosis 25 mg di
pagi hari.
Jenis antidepresan lainnya
(Mirtazapin)

Cara pemberian:
-Dosis awal 15-30 mg/hari, ditingkatkan setelah 1-2 minggu dan dosis maksimal 45
mg/hari.
-Pada usia lanjut, dan gagal ginjal, dosis harus dikurangi.
efek pengobatan
Jenis Trisiklik (TCA)

-Merupakan antidepresan generasi pertama untuk mengatasi pasien depresi.


-Belakangan ini kedudukan antidepresan trisiklik telah digeser oleh antidepresan
baru karena alasan obat baru dapat ditolerir dengan lebih baik dan faktor
keamanan.
-Pemberian secara oral diserap dengan baik dan level puncak dalam plasma
dicapai setelah 2-6 jam, namun reaksi klinik optimum setelah 2-4 minggu
pemberian.
SSRI (Selective Serotonin
Reuptake Inhibitors)
- sangat efektif digunakan untuk mengobati depresi dan beberapa jenis gangguan
cemas (misalnya gangguan obsesif kompulsif, gangguan panik dan sosial fobia).
-SSRI juga efektif digunakan pada komorbiditas depresi dengan gangguan fisik,
misalnya penyakit jantung, kejang dan trauma kepala, stroke, demensia, penyakit
Parkinson, asma, glaukoma dan kanker.
Jenis antidepresan lainnya
(Mirtazapin)

Mirtazapin efektif untuk mengatasi depresi, efektivitas lebih cepat bila dibandingkan
dengan antidepresan lain.
efek samping obat
Jenis Trisiklik (TCA)

Sedasi
Mulut kering
Hipotensi ortostatik
Sakit kepala (dizziness)
Konstipasi
Takikardi
Gagal jantung.
SSRI
Dizziness sementara
Mengantuk, tremor
Berkeringat
Sakit kepala
Mulut kering
Diare
Mual dan muntah
Penurunan berat badan (sementara)
Disfungsi seksual.
efek obat tertentu

SSRI tertentu juga menyebabkan efek samping:


Cemas dan insomnia (fluoxetin)
Somnolen atau mengantuk berat (paroxetin)
Diare (sertralin).
jenis anti depresan lain
(Mirtazapin)
Efek samping yang menonjol adalah:
Sedasi
Peningkatan nafsu makan
Peningkatan berat badan
Efek samping antikolinergik, efek yang berkaitan dengan serotonin (mual, muntah,
agitasi, sakit kepala dan diare).
rencana pemulangan
Bila penderita sudah tidak ada gejala
Mulai kooperatif
K U membaik
Dibolehkan pulang oleh bagian lain

Anda mungkin juga menyukai