Anda di halaman 1dari 35

Terapi Somatik &

Psikofarmaka
Maulidiyah Junnatul A. H, s.Kep.,Ns
Terapi Somatik 
 Terapi somatik adalah terapi yg diberikan
kepada klien dengan gangguan jiwa dengan
tujuan mengubah perilaku yang maladaptif
menjadi perilaku adaptif dgn melakukan
tindakan yang ditujukan pada kondisi fisik
klien.
Jenis-jenis terapi somatik
pengikat
an isolasi

Terapi Kejang Foto


Listrik (ECT) terapi
Terapi
deprivasi
tidur
Foto terapi
 Foto terapi atau terapi sinar dilakukan
dengan cara memaparkan klien pada sinar 5-
20x lebih terang dari sinar ruangan, klien
biasanya duduk, mata terbuka, 1,5 meter
klien diletakkan lampu setinggi mata.
 Dengan kekuatan cahaya sebesar 2500 lux

yang diberikan selama 2 jam /hari= 10.000


lux selama 30 mnt/hari
 Cara kerja: dengan adanya cahaya terang
terpapar pada mata akan merangsang sistem
neurotransmiter serotonin dan dopamin.
 Efek samping: ketegangan mata, sakit kepala,

insomnia, kelelahan, mual, mata kering,


sekresi hidung dan sinus
Terapi deprivasi tidur
 Terapi deprivasi tidur dengan cara
mengurangi jam tdur= 3,5 jam.
 Indikasi= klien depresi
 Mekanisme kerja= mengubah neuroendokrin

yang berdampak anti depresan


PSIKOFARMAKA

 Psikofarmaka adalah berbagai jenis obat yang


bekerja pada susunan saraf pusat. Efek
utamanya pada aktivitas mental dan perilaku,
yang biasanya digunakan untuk pengobatan
gangguan kejiwaan.

 Berdasarkan efek klinik, obat psikotropika dibagi


menjadi golongan antipsikotik, antidepresan,
antiansietas, dan antimanik (mood stabilizer).
Antips •Obat ini dahulu disebut neuroleptika atau
major tranqullizer
•Indikasi utama obat golongan ini adalah

ikotik
untuk penderita gangguan psikotik
(skizofrenia atau psikotik lainnya).

Efek utama obat antipsikotik


adalah menyupresi gejala
psikotik seperti gangguan
proses pikir (waham), gangguan
persepsi (halusinasi), aktivitas
psikomotor yang berlebihan
(agresivitas), dan juga memiliki
efek sedatif serta efek samping
ekstrapiramidal.
Antidepresan

 Merupakan golongan obat-obatan yang


mempunyai khasiat mengurangi atau
menghilangkan gejala depresif. Pada umumnya
bekerja meningkatkan neurotransmitter
norepinefrin dan serotonin.

 Untuk gangguan depresi berat dengan


kecenderungan bunuh diri, perlu
dipertimbangkan penggunaan ECT sebagai
pendamping pemberian antidepresan.
Antiansietas (Anxiolytic Sedative)
 Obat golongan ini dipakai untuk mengurangi
ansietas/kecemasan yang patologis tanpa banyak
berpengaruh pada fungsi kognitif. Secara umum, obat-obat
ini berefek sedatif dan berpotensi menimbulkan
toleransi/ketergantungan terutama pada golongan
Benzodiazepin.

 Obat-obat golongan Benzodiazepam paling banyak


disalahgunakan karena efek hipnotiknya dan terjaminnya
keamanan dalam pemakaian dosis yang berlebih. Obat-obat
golongan ini tidak berefek fatal pada overdosis kecuali bila
dipakai dalam kombinasi dengan antisiolitik jenis lain atau
dicampur alkohol
Antimanik (Mood Stabilizer)

 Merupakan kelompok obat yang berkhasiat untuk


kasus gangguan afektif bipolar terutama episodik
mania dan sekaligus dipakai untuk mencegah
kekambuhannya

 Hal yang penting untuk diperhatikan pada


pemberian obat golongan ini adalah kadarnya dalam
plasma. Misalnya pada pemberian lithium karbonat,
dosis efektif antara 0,8–1,2 meq/L. Hal ini perlu
selalu dimonitor karena obat ini bersifat toksik
terutama terhadap ginjal.
PERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN
PSIKOFARMAKA
1. Mengumpulkan data sebelum pengobatan.
2. Mengoordinasikan obat dengan terapi modalitas.
3. Pendidikan kesehatan
4. Memonitor efek samping obat.
5. Melaksanakan prinsip-prinsip pengobatan
psikofarmakologi
6. Melaksanakan program pengobatan
berkelanjutan
7. Menyesuaikan dengan terapi nonfarmakologi
8. Ikut serta dalam riset interdisipliner

Anda mungkin juga menyukai