Anda di halaman 1dari 10

T

IN
GG
I ILM
U
K
E

Jurnal Kesehatan Medika Saintika e-ISSN : 2540-961


p-ISSN : 2087-8508

S
EH
A
S EK O L

AT A N
Volume 11 nomor 2 (Desember 2020) | https://jurnal.syedzasaintika.ac.id
DOI: http://dx.doi.org/10.30633/jkms.v11i1.777

PERBANDINGAN TEKNIK DISTRAKSI DAN RELAKSASI


TERHADAP INTENSITAS NYERI PERAWATAN LUKA
OPERASI DI RUANG BEDAH

COMPARISON OF DISTRACTION AND RELAXATION


TECHNIQUES TO THE INTENSITY OF PAIN IN OPERATING
WOUND TREATMENTIN THE SURGERY ROOM
Ibrahim1*, Dewi Fransisca2,Nia Febdina Sari3
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Syedza Saintika Padang
1,2,3

*Email : anggabhaim@gmail.com

Submitted : 2020-10-25, Reviewed : 2020-11-23, Accepted : 2020-11-24

ABSTRAK

Berdasarkan data Evaluasi Standar Pelayanan Minimal (SPM) Ruang Bedah RSUD Dr. M.
Zein Painan didapatkan jumlah pasien yang dilakukan tindakan pembedahan pada tahun 2016
sebanyak 200 tindakan, pada tahun 2017 meningkat menjadi 223 tindakan dan pada tahun
2018 dari bulan Januari sampai dengan bulan September sudah tercatat sebanyak 300
tindakan pembedahan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan teknik
distraksi dan relaksasi terhadap intensitas nyeri selama perawatan luka operasi. Penelitian ini
dilakukandi Ruang Bedah RSUD M. Zein Painan. Jenis penelitian kuantitatif dengan metode
Quasy Experiment meggunakan pendekatan two group pre-test and posttestt design. Populasi
pada penelitian ini adalah semua pasien post operasi soft tissue tumor di Ruang Bedah RSUD
M. Zein Painan. Jumlah sampel sebanyak 10 orang diambil dengan teknik purposive
sampling (5 orang sampel distraksi dan 5 orang sampel relaksasi). Analisa pada penelitian ini
yaitu analisa univariat dan bivariat dengan uji T-Test. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan
rata-rata intensitas nyeri sebelum diberikan teknik distraksi adalah 5,60, sesudah diberikan
teknik distraksi adalah 2,80. Rata-rata intensitas nyeri sebelum diberikan teknik relaksasi
adalah 5,60 sesudah diberikan teknik relaksasi adalah 4,20. Hasil uji hipotesis didapatkan
nilai P Value 0,000 < 0,05, artinya ada perbedaan yang signifikan. Hasil penelitian ini dapat
disimpulkan ada perbedaan tingkat nyeri pada kelompok distraksi dan kelompok relaksasi.
Hal ini diharapkan menjadi pertimbangan oleh pihak manajemen Rumah sakit untuk
membuatkan panduan/standar prosedur operasional termasuk peraturan untuk menjaga
ketenangan selama pasien dilakukan kombinasi distraksi dan teknik relaksasi serta
menyediakan fasilitas/ruangan khusus yang diperlukan untuk intervensi.
Kata Kunci : Luka, Operasi, Nyeri, Distraksi, Relaksasi

ABSTRACT

Based on the evaluation data of Minimum Service Standards (SPM) Surgery Room Dr. M.
Zein Painan found that the number of patients undergoing surgery in 2016 was 200
procedures, in 2017 it increased to 223 procedures and in 2018 from January to September
there were 300 surgeries recorded. This study aims to determine the comparison of
distraction and relaxation techniques to pain intensity during surgical wound care. This
research was conducted in the Surgical Room of RSUD M. Zein Painan. This type of
quantitative research with the Quasy Experiment method uses a two group pre-test and

Jurnal Kesehatan Medika Saintika


Desember 2020 |Vol 11 Nomor 2
T
IN
GG
I ILM
U
K
E

Jurnal Kesehatan Medika Saintika e-ISSN : 2540-961


p-ISSN : 2087-8508

S
EH
A
S EK O L

AT A N
Volume 11 nomor 2 (Desember 2020) | https://jurnal.syedzasaintika.ac.id
DOI: http://dx.doi.org/10.30633/jkms.v11i1.777

posttestt design approach. The population in this study were all postoperative soft tissue
tumor patients in the Surgical Room at RSUD M. Zein Painan. The number of samples was 10
people taken by purposive sampling technique (5 samples of distraction and 5 people of
relaxation samples). The analysis in this research is univariate and bivariate analysis with
the T-Test. Based on the research results, the average pain intensity before being given the
distraction technique was 5.60, after being given the distraction technique was 2.80. The
average pain intensity before being given relaxation techniques was 5.60 after being given
relaxation techniques was 4.20. Hypothesis test results obtained P value 0.000 <0.05,
meaning that there is a significant difference. The results of this study can be concluded that
there are differences in the level of pain in the distraction group and the relaxation group.
This is expected to be a consideration by the hospital management to make guidelines /
standard operating procedures including regulations to maintain calm during a combination
of distraction and relaxation techniques as well as providing special facilities / rooms needed
for intervention.
Keywords: Wounds, Operation, Pain, Distraction, Relaxation

PENDAHULUAN Data World Health Organization


(WHO), diperkirakan setiap tahun ada
Pembedahan atau operasi adalah 230 juta operasi utama dilakukan di
semua tindakan pengobatan yang seluruh dunia, satu untuk setiap 25 orang
menggunakan cara invasif membuat hidup. Penelitian di 56 negara dari 192
sayatan, penutupan dan penjahitan luka. negara anggota WHO diperkirakan
Sayatan atau luka yang dihasilkan 234,2 juta prosedur pembedahan
merupakan suatu trauma bagi penderita dilakukan setiap tahun berpotensi
dan bisa menimbulkan berbagai keluhan mengalami nyeri post operasi (WHO,
dan gejala seperti nyeri (Sjamsuhidajat, 2017).
2015). Data kasus nyeri post operasi di
Luka yang dihasilkan dari Indonesia belum ada, namun menurut
adanya suatu pembedahan akan penelitian yang dilakukan Sommer
dilakukan perawatan. Perawatan (2017) di 10 rumah sakit yang ada di
lukamerupakan tindakan untuk Indonesia, didapatkan prevalensi pasien
mencegah infeksi dan mempercepat post operasi yang mengalami nyeri
proses penyembuhan luka, tetapi dalam sedang sampai berat sebanyak 41%
pelaksanaannya dapat meningkatkan pasien. Hari ke 0, (30 %) pasien, pada ke
intensitas nyeri (Swarihadiyanti, 2014). 1, (19 %) pasien, pada hari ke 2, (16 %)
Rasa nyeri pada saat perawatan pasien, pada hari ke 3,(14%) pasien dan
lukadisebabkan karena prosedur pada hari ke 4, (21%). Hal ini sejalan
pelepasan balutan atau verban, dengan penelitian yang dilakukan
rangsangan mekanik akibat pembersihan Sandika (2015) yang menyatakan bahwa
luka, selain itu nyeri dapat juga 50% pasien post operasi mengalami
disebabkan karena luka masih dalam nyeri berat dan 10% pasien mengalami
fase inflamasi. Variasi intensitas nyeri nyeri sedang sampai berat.
yang dirasakan pasien dapat terjadi, hal Kasus nyeri post operasi di
ini disebabkan karena kemampuan Sumatera Barat, khususnya di RSUD Dr.
setiap individu berbeda dalam merespon M. Zein Painan yang merupakan salah
dan mempersepsikan nyeri yang dialami satu rumah sakit daerah yang ada di
(Swarihadiyanti, 2014). Kabupaten Pesisir Selatan didapatkan
data pasien yang mengalami nyeri post

Jurnal Kesehatan Medika Saintika


Desember 2020 |Vol 11 Nomor 2
T
IN
GG
I ILM
U
K
E

Jurnal Kesehatan Medika Saintika e-ISSN : 2540-961


p-ISSN : 2087-8508

S
EH
A
S EK O L

AT A N
Volume 11 nomor 2 (Desember 2020) | https://jurnal.syedzasaintika.ac.id
DOI: http://dx.doi.org/10.30633/jkms.v11i1.777

operasi pada tahun 2017 tercatat resiko yang sangat rendah. Tindakan
sebanyak 890 kasus dari 1468 kasus. tersebut diperlukan untuk
Nyeri merupakan salah satu mempersingkat episode nyeri yang
keluhan tersering pada pasien setelah berlangsung hanya beberapa detik atau
mengalami suatu tindakan perawatan menit. Tindakan non farmakologis dapat
luka (Smeltzer and Bare, 2012). Nyeri dilakukan dengan menggunakan teknik
pasca bedah termasuk masalah keluhan relaksasi dan distraksi. Teknik relaksasi
pasien tersering di Rumah Sakit. dapat digunakan saat individu dalam
Sebanyak 77% pasien pasca bedah (pada kondisi sehat atau sakit dan merupakan
hari ke 2) mendapat pengobatan anti upaya pencegahan untuk membantu
nyeri yang tidak adekuat dengan 71% tubuh segar kembali dengan
pasien masih mengalami nyeri setelah meminimalkan rasa nyeri (Potter &
diberi obat dan 80%nya mendiskripsikan Perry, 2015).
masih mengalami nyeri sedang hingga Menurut Zen Zainul, dengan
berat (Agung, 2013). proses relaksasi atau pengenduran,
Nyeri yang dirasakan pasien post penyegaran kembali (Refreshing)
bedah merupakan pengalaman yang organ-organ tubuh akan sesekali
bersifat subjektif atau tidak dapat mengalami fase istirahat. Berdasarkan
dirasakan oleh orang lain (Potter & pengertian di atas, maka dapat
Perry, 2015). Nyeri sangat mengganggu disimpulkan bahwa teknik relaksasi
dan menyulitkan lebih banyak orang adalah salah satu bentuk terapi yang
dibanding suatu penyakit manapun. berupa pemberian intruksi kepada
Pasien yang merasakan nyeri akan seseorang dalam bentuk
merasa menderita atau tertekan dan gerakan-gerakan yang tersusun secara
mencari upaya untuk mengurangi nyeri sistematis untuk merilekskan pikiran dan
yang dirasakannya (Enda, 2011). Salah anggota tubuh seperti otot-otot dan
satu tindakan yang dilakukan oleh mengembalikan kondisi dari keadaan
perawat akan melakukan intervensi tegang keadaan rileks, normal dan
nyeri atau menghilangkan nyeri untuk terkontrol, mulai darigerakan tangan
mengembalikan pasien dalam keadaan sampai kepada gerakan kaki (Zainul,
nyaman (Potter&Perry, 2015). Zen, 2007).
Upaya yang dapat dilakukan Distraksi adalah megalihkan
untuk mengatasi nyeri yaitudengan perhatian pasien pada sesuatu selain
manajemen nyeri yang di bagi dalam pada nyeri dapat menjadi strategi yang
dua tindakan, yaitu tindakan sangat berhasil dan mungkin merupakan
farmakologi dan non farmakologi. mekanisme terhadap teknik kognitif
Tindakan farmakologi merupakan efektif lainnya. Distraksi diduga dapat
tindakan kolaborasi antara perawat menurunkan persepsi nyeri dengan
dengan dokter, yang menekankan pada menstimulasi sistem kontrol desenden,
pemberian obat analgesik. yang mengakibatkan lebih sedikit
Penatalaksanaan nyeri dengan tindakan stimuli nyeri yang ditransmisikan ke
non farmakologi merupakan metode otak (Smeltzer and Bare, 2012).
yang lebih sederhana, murah, praktis, Teknik relaksasi yang digunakan
dan tanpa efek yang merugikan (Potter dalam mengatasi nyeri yaitu dengan
& Perry, 2015). nafas dalam. Keuntungan dari teknik
Metode pereda nyeri non relaksasi nafas dalam antara lain dapat
farmakologis biasanya mempunyai dilakukan setiap saaat di mana saja dan

Jurnal Kesehatan Medika Saintika


Desember 2020 |Vol 11 Nomor 2
T
IN
GG
I ILM
U
K
E

Jurnal Kesehatan Medika Saintika e-ISSN : 2540-961


p-ISSN : 2087-8508

S
EH
A
S EK O L

AT A N
Volume 11 nomor 2 (Desember 2020) | https://jurnal.syedzasaintika.ac.id
DOI: http://dx.doi.org/10.30633/jkms.v11i1.777

kapan saja, caranya sangat mudah dan Terapi distraksi mendengarakan


dapat dilakukan secara mandiri oleh musik klasik dengan keteraturan irama
pasien tanpa suatu media. Teknik yang benar mampu mendatangkan
relaksasi nafas dalam merupakan salah ketenangan dan meminimalkan
satu tindakan yang dapat menstimualsi kecemasan 97% bagi mereka yang
tubuh untuk mengeluarkan opioid mendengarnya (Wahida, 2015). Menurut
endogen yaitu endorphin dan enfekalin Potter & Perry (2012) mengatakan
yang memiliki sifat seperti morfin bahwa waktu yang dibutuhkan dalam
dengan efek analgetik. auditoris therapy (terapi pendengaran)
Teknik relaksasi nafas dalam supaya dapat memberikan efek
dipercaya dapat menurunkan intensitas terapeutik adalah minimal selama 10
nyeri melalui mekanisme yaitu dengan menit.
merelaksasikan otot-otot skelet yang Penelitian yang dilakukan oleh
mengalami spasme yang disebabkan Ervatamia (2017) tentang perbandingan
oleh peningkatan prostaglandin sehingga efektifitas teknik relaksasi dan teknik
terjadi vasodilatasi pembuluh darah dan distraksi terhadap penurunan intensitas
akan meningkatkan aliran darah ke nyeri pada pasien fraktur di ruangan
daerah yang mengalami spasme dan bedah RSUD Prof. dr. W. Z. Johannes
iskemik. Pernyataan lain menyatakan Kupang, menemukan bahwa ada
bahwa penurunan nyeri oleh teknik perbedaan rata-rata antara intensitas
relaksasi nafas dalam disebabkan ketika nyeri pasien fraktur sebelum dan
seseorang melakukan relaksasi nafas sesudah dilakukan tindakan relaksasi
dalam untuk mengendalikan nyeri yang dan distraksi.
dirasakan, maka tubuh akan Berdasarkan data Evaluasi
meningkatkan komponen saraf Standar Pelayanan Minimal (SPM)
parasimpatik secara stimulan, maka ini Ruang Bedah RSUD Dr. M. Zein Painan
menyebabkan terjadinya penurunan didapatkan jumlah pasien yang
kadar hormon kortisol dan adrenalin dilakukan tindakan pembedahan pada
dalam tubuh yang mempengaruhi tahun 2016 sebanyak 200 tindakan, pada
tingkat stress seseorang sehingga dapat tahun 2017 meningkat menjadi 223
meningkatkan konsentrasi dan membuat tindakan dan pada tahun 2018 dari bulan
klien merasa tenang untuk mengatur Januari sampai dengan bulan September
ritme pernafasan menjadi teratur sudah tercatat sebanyak 300 tindakan
(Smeltzer & Bare, 2012). pembedahan.
Selain teknik nafas dalam juga Berdasarkan hasil survey awal
bisa dilakukan dengan menggunakan yang peneliti lakukan pada bulan
teknik distraksi yaitu dengan November 2018 di Ruang Bedah RSUD
mendengarkan musik M.Zein Painan, didapatkan informasi
klasik.Mendengarkan musik klasik dapat bahwa penatalaksanaan nyeri pada
menstimulus gelombang delta di otak pasien biasanya dengan pemberian obat
yang menyebabkan pendengar dalam yang mampu menghilangkan sensasi
keadaan tenang, tentram dan nyeri, sementara manajemen nyeri
nyaman.Seseorang dapat menoleransi, secara non farmakologi jarang dilakukan.
menahan nyeri atau pain tolerance atau Hasil wawancara peneliti dengan 10
dapat mengenali jumlah stimulus nyeri orang pasien post operasisoft tissue
(Ekawati, 2013). tumor, didapatkan 3 orang diantaranya
mengatakan nyeri berada pada skala

Jurnal Kesehatan Medika Saintika


Desember 2020 |Vol 11 Nomor 2
T
IN
GG
I ILM
U
K
E

Jurnal Kesehatan Medika Saintika e-ISSN : 2540-961


p-ISSN : 2087-8508

S
EH
A
S EK O L

AT A N
Volume 11 nomor 2 (Desember 2020) | https://jurnal.syedzasaintika.ac.id
DOI: http://dx.doi.org/10.30633/jkms.v11i1.777

berat pada hari pertama post operasi, 5 operasi sebelum dan sesudah pemberian
orang dengan skala nyeri sedang pada teknik distraksi dan relaksasi dengan
hari kedua post operasi, dan 2 orang cara observasi dan intervensi. Data yang
pada skala nyeri ringan hari ketiga post mendukung penelitian ini adalah
operasi. berskala nominal. Setelah dilakukan uji
Berdasarkan uraian diatas maka normalitas didapatkan nilai p>0,05 yang
penelitimelakukan penelitian tentang menunjukkan bahwa data berdistribusi
perbandingan teknik distraksi dan normal dan uji hipotesis yang digunakan
relaksasi terhadap intensitas nyeri adalah uji parametric yaitu uji
perawatan luka operasi di Ruang Bedah. independen t-test.

BAHAN DAN METODE HASIL

Penelitian ini merupakan penelitian A. Karakteristik Responden


kuantitatif dengan metode Quasy
Karakteristik responden
Experiment meggunakan pendekatan
berdasarkan umur bahwa pada
two groupposttestt design yang terdiri
kelompok distraksi paling banyak
dari 2 kelompok yang masing-masing
responden berumur pada kategori
kelompok diberikan intervensi yang
dewasa akhir (36-45 tahun) yaitu
berbeda. Kelompok pertama diberikan
sebanyak 2 orang (40,0%), sedangkan
intervensi distraksi dan kelompok kedua
pada kelompok relaksasi paling
diberikan relaksasi (Nursalam, 2016).
banyak responden berumur pada
Jumlah sampel sebanyak 10 orang kategori dewasa akhir (36-45 tahun)
kelompok distraksi dan relaksasi diambil yaitu sebanyak 2 orang (40,0%).
dengan teknik purposive sampling. Karakteristik responden berdasarkan
Adapun kriteria sampel pada penelitian pendidikan didapatkan bahwa pada
ini adalah sebagai berikut kriteria kelompok distraksi paling banyak
inklusi : mengalami nyeri post operasi responden berpendidikan SMA
soft tissue tumor, post operasi hari 2 – 3, (60,0%), sedangkan pada kelompok
mendapatkan terapi analgesik, usia 17 – relaksasi paling banyak responden
68 tahun, jenis kelamin laki-laki, skala berpendidikan SMP (60,0%).
nyeri ringan – sedang(skala 4-7), dapat
diajak berkomunikasi, dan bersedia B. Hasil Penelitian
menjadi responden. 1. Analisa Univariat
Analisa pada penelitian ini yaitu analisa Rerata intensitas nyeri pada
univariat dan bivariat. Analisis univariat kelompokdistraksi, didapatkan bahwa
digunakan untuk mengetahui rata-rata intensitas nyeri sesudah
masing-masing variabel yang diteliti, diberikan teknik distraksi adalah 2,80.
bertujuan untuk menjelaskan atau Rerata Intensitas Nyeri pada
mendiskripsikan setiap variabel kelompok Relaksasi, didapatkan
penelitian. Analisis univariat pada bahwa rata-rata intensitas nyeri
penelitian ini untuk melihat nilai sesudah diberikan teknik relaksasi
rata-rata skala nyeri pasien post operasi. adalah 4,20.
Analisa bivariat adalah Analisis ini
untuk melihat ada atau tidaknya
perbedaan nyeri pada pasien post

Jurnal Kesehatan Medika Saintika


Desember 2020 |Vol 11 Nomor 2
T
IN
GG
I ILM
U
K
E

Jurnal Kesehatan Medika Saintika e-ISSN : 2540-961


p-ISSN : 2087-8508

S
EH
A
S EK O L

AT A N
Volume 11 nomor 2 (Desember 2020) | https://jurnal.syedzasaintika.ac.id
DOI: http://dx.doi.org/10.30633/jkms.v11i1.777

2. Analisa Bivariat nyeri, sedangkan manajemen


nonfarmakologi merupakan manajemen
Perbedaan Teknik Distraksi dan untuk menghilangkan nyeri dengan
Relaksasi Terhadap Intensitas Nyeri menggunakan teknik manajemen nyeri
Selama Perawatan Luka Operasi meliputi, stimulus dan massage kutaneus,
berdasarkan hasil uji independent t terapi es dan hangat (pemberian
test dalam tabel 4.7, nilai p (sig kompres dingin atau hangat), stimulus
(2-tailed)) = 0,000 lebih kecil dari saraf elektris transkutan, distraksi,
nilai α (0,05), maka Haditerima yang imajinasi terbimbing, hipnotis, dan
artinya ada perbedaan tingkat nyeri teknik relasasi (Chandra, 2013).
pasien distraksi dan relaksasi. Namun, Menurut (Smletzer dan Bare,
penurunan rata-rata nyeri dari kedua 2012), distraksi yang mencakup
kelompok diketahui bahwa distraksi memfokuskan perhatian pasien pada
2,80 dan relaksasi 4,20 sehingga sesuatu selain pada nyeri, dapat menjadi
teknik distraksi lebih efektif dalam strategi yang sangat berhasil dan
menurunkan nyeri (2,80<4,20 = 1,4) mungkin merupakan mekanisme yang
dibandingkan dengan teknik relaksasi. bertanggung jawab terhadap teknik
kognitif efektif lainnya. Keefektifan
PEMBAHASAN
distraksi tergantung pada kemampuan
A. Analisa Univariat pasien untuk menerima dan
1. Rerata Intensitas Nyeri Pada membangkitkan input sensori selain
Kelompok Distraksi nyeri. Sedangkan Relaksasi otot skeletal
Hasil penelitiandidapatkan di percaya dapat menurunkan nyeri
bahwa rata-rata intensitas nyeri pada dengan merilekskan ketegangan otot
kelompok distraksi adalah 2,80 dengan yang menunjang nyeri. Teknik relaksasi
intensitas terendah adalah 2 dan yang sederhana terdiri atas napas
intensitas tertinggi adalah 4. abdomen dengan frekuensi lambat,
Hasil penelitian ini sejalan berirama. Periode relaksasi yang teratur
dengan penelitian sebelumnya yang dapat membantu untuk melawan
dilakukan oleh Ervatamia (2017) keletihan dan ketegangan otot yang
tentang perbandingan efektifitas teknik terjadi dengan nyeri kronis dan yang
relaksasi dan teknik distraksi terhadap meningkatkan nyeri menurut.
penurunan intensitas nyeri pada pasien Tehnik distraksi merupakan
fraktur di ruangan bedah RSUD Prof. dr. metode untuk menghilangkan nyeri
W. Z. Johannes Kupang, menemukan dengan cara mengalihkan perhatian
bahwa intensitas nyeri pasien fraktur pasien pada hal-hal lain sehingga pasien
sesudah distraksi adalah 4,0 dengan akan lupa terhadap nyeri yang dialami.
intensitas terendah adalah 3 dan tertinggi Dasar teori distraksi adalah teori gate
adalah 6. control (Cummings, 2006). Teori ini
Secara garis besar ada dua menjelaskan bahwa pada spina cord,
manajemen untuk mengatasi nyeri yaitu sel-sel reseptor yang menerimastimulasi
manajemen farmakologi dan manajemen nyeri periferal dihambat oleh stimulasi
nonfarmakologi. Manajemen dariserabut-serabut saraf yang lain. Jika
farmakologi merupakan manajemen seseorang menerima input sensori yang
kolaborasi antara dokter dengan perawat berlebihan dapat menyebabkan
yang menekankan pada pemberian obat terhambatnya impuls nyerike otak (nyeri
yang mampu menghilangkan sensasi berkurang ataudirasakan oleh klien).

Jurnal Kesehatan Medika Saintika


Desember 2020 |Vol 11 Nomor 2
T
IN
GG
I ILM
U
K
E

Jurnal Kesehatan Medika Saintika e-ISSN : 2540-961


p-ISSN : 2087-8508

S
EH
A
S EK O L

AT A N
Volume 11 nomor 2 (Desember 2020) | https://jurnal.syedzasaintika.ac.id
DOI: http://dx.doi.org/10.30633/jkms.v11i1.777

Stimulasi yang menyenangkan dari luar bahwa intensitas nyeri pasien fraktur
juga dapat merangsang sekresi endorfin, sebelum relaksasi adalah 4,90 dengan
sehingga stimulasi nyeri yang dirasakan intensitas terendah adalah 3 dan tertinggi
oleh klien menjadi berkurang. adalah 7.
Menurut asumsi peneliti bahwa Teknik relaksasi yang
responden pada penelitian ini nyeri yang digunakan dalam mengatasi nyeri yaitu
dialami setiap responden berbeda-beda dengan nafas dalam. Keuntungan dari
mulai dari sebelum operasi peneliti teknik relaksasi nafas dalam antara lain
mengkaji respon nyeri pasien dengan dapat dilakukan setiap saat di mana saja
pengalaman nyeri yang berbeda. Setelah dan kapan saja, caranya sangat mudah
dilakukan teknik distraksi relaksasi dan dapat dilakukan secara mandiri oleh
pasien diambil skala nyeri dan hasilnya pasien tanpa suatu media.
kebanyakan dari mereka menyatakan Teknik relaksasi nafas dalam
nyeri berkurang, tetapi ada juga dari merupakan salah satu tindakan yang
responden menyatakan nyeri masih dapat menstimualsi tubuh untuk
menetap. Dalam penelitian ini mengeluarkan opioid endogen yaitu
pengurangan nyeri dilakukan dengan endorphin dan enfekalin yang memiliki
cara distraksi. sifat seperti morfin dengan efek
Hal ini sejalan dengan teori analgetik.Teknik relaksasi nafas dalam
menurut Hartanti (2015) distraksi adalah dipercaya dapat menurunkan intensitas
metode untuk mengalihkan perhatian nyeri melalui mekanisme yaitu dengan
pasien pada hal-hal yang lain sehingga merelaksasikan otot-otot skelet yang
pasien akan lupa terhadap yang dialami, mengalami spasme yang disebabkan
salah satunya dengan cara oleh peningkatan prostaglandin sehingga
mendengarkan musik. Musik merupakan terjadi vasodilatasi pembuluh darah dan
salah satu teknik distraksi yang akan meningkatkan aliran darah ke
dapatmenjadikan nyaman dan tenang, daerah yang mengalami spasme dan
memiliki tempo 60-80beats per menit iskemik. Pernyataan lain menyatakan
dan sangat tepat digunakan karena bahwa penurunan nyeri oleh teknik
selaras dengan detak jantung manusia relaksasi nafas dalam disebabkan ketika
yaitu musik klasik. seseorang melakukan relaksasi nafas
dalam untuk mengendalikan nyeri yang
2. Rerata Intensitas Nyeri Pada dirasakan, maka tubuh akan
Kelompok Relaksasi meningkatkan komponen saraf
Berdasarkan hasil penelitian parasimpatik secara stimulan, maka ini
didapatkan bahwa rata-rata intensitas menyebabkan terjadinya penurunan
nyeri pada kelompok relaksasi adalah kadar hormon kortisol dan adrenalin
4,20 dengan intensitas terendah adalah 3 dalam tubuh yang mempengaruhi
dan intensitas tertinggi adalah 5. tingkat stress seseorang sehingga dapat
Hasil penelitian ini sejalan meningkatkan konsentrasi dan membuat
dengan penelitian sebelumnya yang klien merasa tenang untuk mengatur
dilakukan oleh Ervatamia (2017) ritme pernafasan menjadi teratur
tentang perbandingan efektifitas teknik (Smeltzer & Bare, 2012).
relaksasi dan teknik distraksi terhadap Menurut asumsi peneliti bahwa
penurunan intensitas nyeri pada pasien responden mengalami perubahan skala
fraktur di ruangan bedah RSUD Prof. dr. nyeri setelah dilakukan relaksasi karena
W. Z. Johannes Kupang, menemukan responden merasa otot-otot tubuh

Jurnal Kesehatan Medika Saintika


Desember 2020 |Vol 11 Nomor 2
T
IN
GG
I ILM
U
K
E

Jurnal Kesehatan Medika Saintika e-ISSN : 2540-961


p-ISSN : 2087-8508

S
EH
A
S EK O L

AT A N
Volume 11 nomor 2 (Desember 2020) | https://jurnal.syedzasaintika.ac.id
DOI: http://dx.doi.org/10.30633/jkms.v11i1.777

menjadi rileks dan nyaman apalagi lebih merasakan akibat trauma langsung
setelah nafas dalam nyeri semakin (langsung terbentur dengan benda keras)
berkurang. Dengan demikian dapat akan lebih nyeri. Gaya koping
disimpulkan bahwa dengan teknik masing-masing responden dalam
relaksasi, nyeri pasien pasien post mempersepsikan nyeri juga
operasi dapat berkurang. Pemberian mempengaruhi nyeri yang dialami
distraksi relaksasi diberikan tidak hanya responden.
sekali tetapi berkali-kali hingga Semakin responden
responden merasa nyeri berkurang. menyesuaikan diri dengan keadaan
lingkungan sekitar, maka relaksasi
B. Analisis Bivariat dibandingkan teknik distraksi dalam
Perbandingan Teknik Distraksi dan menurunkan intensitas nyeri pada pasien
Relaksasi Terhadap Intensitas Nyeri dikarenakan pada kelompok distraksi,
Selama Perawatan Luka Operasi tindakan bertujuan untuk mengalihkan
Berdasarkan hasil uji perhatian responden ke hal lain sehingga
independent t test dalam tabel 4.7, nilai menurunkan kewaspadaan terhadap
p (sig (2-tailed)) = 0,000 lebih kecil dari nyeri. Namun, keefektifan teknik
nilai α (0,05), maka Ha diterima yang distraksi (mendengarkan musik)
artinya ada perbedaan tingkat nyeri tergantung pada kemampuan responden
pasien sesudah tindakan distraksi dan untuk menerima input sensori selain
relaksasi. Namun, penurunan rata-rata nyeri, dalam hal ini apakah responden
nyeri dari kedua kelompok diketahui menikmati musik yang didengarkan,
bahwa distraksi 2,80 dan relaksasi 4,20 ataukah responden tidak menikmati atau
sehingga teknik distraksi lebih efektif tidak menyukai music tersebut.
dalam menurunkan nyeri (2,80 < 4,20 = Pada kelompok relaksasi (napas
1,4) dibandingkan dengan teknik dalam), responden melakukan periode
relaksasi. menarik dan menghembuskan napas
Hasil penelitian ini sejalan secara teratur sesuai instruksi peneliti
dengan penelitian yang dilakukan oleh dan dapat memberikan perasaan rileks
Ervatamia (2017) tentang perbandingan atau nyaman yang pada akhirnya akan
efektifitas teknik relaksasi dan teknik meningkatkan toleransi persepsi
distraksi terhadap penurunan intensitas responden dalam menurunkan rasa nyeri
nyeri pada pasien fraktur di ruangan yang dialami. Jika seseorang mampu
bedah RSUD Prof. dr. W. Z. Johannes nyeri karena kesulitan saat
Kupang, menemukan bahwa ada menggerakkan tubuh.
perbedaan rata-rata antara intensitas Menurut asumsi peneliti,
nyeri pasien fraktur sebelum dan adanya perbedaan rata-rata setelah
sesudah dilakukan tindakan relaksasi dilakukan teknik relaksasi dan teknik
dan distraksi. distraksi, dan lebih efektifnya teknik
Tidak homogennya penyebab, distraksi karena meningkatkan
lokasi dan jenis fraktur yang dialami toleransinya terhadap nyeri, maka
responden pun mempengaruhi intensitas seseorang akan mampu beradaptasi
nyeri yang dirasakan responden. Luka dengan nyeri, dan juga akan memiliki
operasi yang dialami responden pertahanan diri yang baik pula.
dibandingkan dengan trauma tidak Penurunan nyeri setelah teknik relaksasi
langsung. Responden yang mengalami dan distraksi juga dipengaruhi oleh
luka operasi pada area ekstremitas akan beberapa faktor, seperti jenis kelamin,

Jurnal Kesehatan Medika Saintika


Desember 2020 |Vol 11 Nomor 2
T
IN
GG
I ILM
U
K
E

Jurnal Kesehatan Medika Saintika e-ISSN : 2540-961


p-ISSN : 2087-8508

S
EH
A
S EK O L

AT A N
Volume 11 nomor 2 (Desember 2020) | https://jurnal.syedzasaintika.ac.id
DOI: http://dx.doi.org/10.30633/jkms.v11i1.777

usia, pendidikan, gaya koping, penyebab mahasiswa keperawatan tentang


operasi, lokasi operasi. Jenis kelamin penerapan teknik distraksi dan
tidak berbeda secara bermakna dalam relaksasi terhadap penurunan
berespon terhadap nyeri. Usia seseorang intensitas nyeri pasien.
merupakan variabel penting yang akan 3. Bagi Peneliti Selanjutnya
mempengaruhi reaksi dan ekspresi Peneliti selanjutnya dapat melakukan
terhadap nyeri. Semakin tinggi tingkat penelitian tentang kombinasi terapi
pendidikan responden, maka semakin distraksi dan teknik relaksasi yang
baik respon responden dalam bekerja dikembangkan lebih lanjut dengan
sama dengan peneliti saat diberikan jumlah sampel yang lebih besar, dan
tindakan relaksasi dan distraksi akan dalam jangkawaktu yang lebih lama
membantu proses penurunan nyeri saat pada pasien post operasi atau tindakan
diberikan tindakan. invasiveyang lain yang mempunyai
masa rawat inap yang lebih panjang
KESIMPULAN DAN SARAN (minimal satu minggu).
A. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
1. Rata-rata intensitas nyeri pada
kelompok distraksi adalah 2,80. Agung S, Andriyani A, Dewi SK.
2. Rata-rata intensitas nyeri pada Pengaruh Pemberian Teknik
kelompok relaksasi adalah 4,20. Relaksasi Nafas Dalam Terhadap
3. Terdapat perbedaan tingkat nyeri Tingkat Nyeri Pada Pasien Post
pasien kelompok distraksi dan Operasi Dengan Anestesi Umum di
relaksasi (2,80 < 4,20) RSUD dr. Moewardi Surakarta.
dibandingkan dengan teknik 2013 : (3) 1.
relaksasi. Endah EN, Herniyatun, Safarudin ANS.
Pengaruh Teknik Distraksi
B. Saran Relaksasi Terhadap Penurunan
1. Bagi Rumah Sakit Intensitas Nyeri Pada Pasien Post
Terapi komplementer berupa Operasi Laparatomi Di PKU
kombinasi terapi distraksi dan Muhammadiyah Gombong. 2011 :
relaksasi dalam menurunkan intensitas (7) 1.
nyeri pada pasien bisa diterapkan Ervatamia H, Sakti O. Batubara, MYB.
sebagai intervensi keperawatan Perbandingan Efektifitas Teknik
mandiri. Hal ini diharapkan menjadi Relaksasi Dan Teknik Distraksi
pertimbangan oleh pihak manajemen Terhadap Penurunan Intensitas
Rumah sakit untuk membuatkan Nyeri Pada Pasien Fraktur Di
panduan/standar prosedur operasional Ruangan Bedah RSUD Prof. dr. W.
termasuk peraturan untuk menjaga Z. Johannes Kupang. 2017. CHMK
ketenangan selama pasien dilakukan Applied Scientific Journal, 1 (1),
kombinasi distraksi dan teknik 27-31.
relaksasi sertamenyediakan fasilitas Ekawati. Perbedan Nyeri Persalinan
atau ruangan khusus yang diperlukan Pada Kala 1 Fase Aktif Sebelum
untuk intervensi. Dan Seesudah Mendengarkan Ayat
2. Bagi Institusi Pendidikan Suci Al-Qur’an. Jurnal Ilmiah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat Kesehatan Keperawatan. 2013; (3)
menambah wawasan dan pengetahuan XIX.

Jurnal Kesehatan Medika Saintika


Desember 2020 |Vol 11 Nomor 2
T
IN
GG
I ILM
U
K
E

Jurnal Kesehatan Medika Saintika e-ISSN : 2540-961


p-ISSN : 2087-8508

S
EH
A
S EK O L

AT A N
Volume 11 nomor 2 (Desember 2020) | https://jurnal.syedzasaintika.ac.id
DOI: http://dx.doi.org/10.30633/jkms.v11i1.777

Nurhayati, Herniyatun, Safrudin. Musik Klasik Terhadap Nyeri Saat


Pengaruh Teknik Distraksi Wound Care pada Pasien Post Op
Relaksasi Terhadap Penurunan di Ruang Mawar RSUD Dr.
Intensitas Nyeri Pada Pasien Post Soediran Magun Sumarso
Operasi Laparatomi. Jurnal Ilmiah Wonogiri. 2014.
Kesehatan Keperawatan. 2011; (7) Smeltzer, Bare. Buku Ajar Keperawatan
1. Medikal Bedah Brunner &
Nursalam. Metodologi Penelitian Ilmu Suddarth.EGC : Jakarta. 2012; (8).
Keperawatan. Salemba Medika. WHO. Priority Medicine for Europe
Jakarta. 2016 ; (4) And The World “ A Public Health
Potter, Perry. Buku Ajar Fundamental Approach To Innovation”. 2017.
Keperawatan: Konsep, Proses, Dan Zainul, Zen. Kekuatan Metode Lafidzi.
Praktik. Jakarta: EGC. 2012; (4) 2. Jakarta: Qultum Media. 2007. hlm.
Sjamsuhidajat. Buku Ajar Ilmu Bedah. 65.
Jakarta: EGC. 2015; (3).
Swarihadiyanti. Pengaruh Pemberian
Terapi Musik Instrumental dan

Jurnal Kesehatan Medika Saintika


Desember 2020 |Vol 11 Nomor 2

Anda mungkin juga menyukai