Anda di halaman 1dari 10

e-ISSN : 2540-961

p-ISSN : 2087-8508

T
IN
GG
I ILM
U
K
E

Jurnal Kesehatan Medika Saintika

S
EH
A
S EKO L

AT A N
SY E
D Z A SA I
NT I K A
Volume 9 Nomor 1 | https://jurnal.syedzasaintika.ac.id
HUBUNGAN SPRITUALITAS DENGAN TINGKAT KECEMASAN
PADA PASIEN PRE OPERASI
RELATIONSHIP SPRITUALITY WITH AN ANXIETY RATE IN PRE
OPERATION PATIENTS

Rhona Sandra
Stikes Syedza Saintika Padang
(sandra.rhona@yahoo.com,085375137395)

ABSTRAK

Preoperasi merupakan tindakan sebelum dilakukannya pembedahan di meja operasi, yang


menimbulkan masalah psikologis yaitu kecemasan. Kecemasan adalah gangguan alam sadar
ditandai perasaan ketakutan atau kehawatiran yang mendalam dan berkelanjutan. Mengurangi
kecemasan dengan pendampingan spiritual untuk beradaptasi. Tujuan penelitian melihat hubungan
spiritualitas dengan tingkat kecemasan pada pasien pre operasi di Rumah Sakit Islam Ibnu Sina
Padang.Jenis penelitian deskriptif analitik , desain survey cross sectional dilaksanakan di Rumah
Sakit Islam Ibnu Sina Padang bulan Agustus 2015. Populasi semua pasien yang akan dilakukan
operasi dan belum pernah operasi sebelumnya sebanyak 868 orang. Teknik sampling purposive
sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner. Data diolah dengan analisis univariat
mengggunakan statistik deskriptif dan analisis bivariat uji chi-square (α = 0,05)Hasil penelitian
(51,0%) pasien pre operasi memiliki spiritualitas yang terpenuhi. (54,2%) mengalami kecemasan
sedang. Ada hubungan spiritualitas pasien dengan tingkat kecemasan pasien pre operasi (p =
0,000). Disimpulkan ada hubungan spiritualitas dengan tingkat kecemasan pasien pre operasi.
Diharapkan perawat ruangan pre operasi memberikan nilai spiritualitas dan pendampinga, health
education, sebagai konselor dan terapis pengalihan.

Kata Kunci : Spiritualitas; Kecemasan; Preoperasi

ABSTRACT
Preoperative is an action before surgery at the operating table, which raises the psychological problem of
anxiety. Anxiety is a conscious disorder characterized by feelings of fear or deep and sustained worry.
Reduce anxiety with spiritual accompaniment to adapt. The objectives of the study looked at the
relationship of spirituality with anxiety levels in preoperative patients at Ibnu Sina Padang Islamic
Hospital.The type of descriptive analytic research, cross sectional survey design was conducted at Ibnu
Sina Padang Islamic Hospital in August 2015. Population of all patients to be performed surgery and
never had previous surgery as many as 868 people. Sampling technique purposive sampling. Data
collection using questionnaires. The data were processed by univariate analysis using descriptive statistic
and bivariate analysis of chi-square test (α = 0,05).The results of the study (51.0%) of preoperative
patients had a fulfilled spirituality. (54.2%) had moderate anxiety. There is a relation between the patient's
spirituality and the preoperative patient's anxiety level (p = 0,000). It was concluded that there was a
relationship of spirituality with preoperative patient anxiety level. It is expected that the preoperative room
nurse provides spirituality and counseling value, health education, as a counselor and transfer therapist.
Keywords: Spirituality; Worry; Preoperative

24
e-ISSN : 2540-961
p-ISSN : 2087-8508

T
IN
GG
I ILM
U
K
E

Jurnal Kesehatan Medika Saintika

S
EH
A
S EKO L

AT A N
SY E
D Z A SA I
NT I K A
Volume 9 Nomor 1 | https://jurnal.syedzasaintika.ac.id

PENDAHULUAN dalam kondisi kecemasan berat (Hawari,


Preoperasi merupakan masa sebelum 2006).
dilakukannya tindakan pembedahan yang Menurut Arwani, dkk 2013
dimulai sejak ditentukannya persiapan munculnya kecemasan berat tersebut dapat
pembedahan dan berakhir sampai pasien disebabkan karena tindakan operasi pada
berada di meja bedah. Keadaan seperti ini, pengalaman operasi yang pertama. Hal ini
bagi individu berbeda, ada yang menganggap sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
hal tersebut menjadi hal yang biasa dan ada Roomruangwong, Tangwongchai, dan
yang menjadikan keadaan tersebut menjadi Chokchainon (2012) dalam Arwani, dkk
sebuah masalah (Hidayat, 2006). 2013 bahwa klien yang akan dioperasi untuk
Setiap masalah yang akan dialami pertama kalinya memiliki tingkat kecemasan
oleh seseorang ketika sakit adalah sebelum operasi yang lebih tinggi
kecemasan, apalagi seseorang tersebut harus dibandingkan dengan yang telah memiliki
menjalani tindakan pembedahan medis yaitu pengalaman operasi sebelumnya.
operasi dan berperan sebagai pasien. Berdasarkan penelitian oleh
Berbagai kemungkinan buruk bisa saja terjadi Wijayanti (2009), dalam doni RSUD Dr.
yang akan membahayakan bagi pasien. Maka Soeraji Tirto Negoro Klaten Jawa Tengah
tak heran jika seringkali pasien dan ditemukan bahwa 20 (64,5%) pasien
keluarganya menunjukkan sikap yang agak mengalami cemas ringan dan 11 (35,5%)
berlebihan ketika mereka mengalami mengatakan cemas berat. Pada studi
kecemasan (Kuraesin, 2009). pendahuluan yang dilakukan oleh Pratiwi
Kecemasan adalah gangguan alam (2008) di RS PKU Yogyakarta menyebutkan
sadar (effective) yang ditandai dengan bahwa 60% pasien mengalami kecemasan
perasaan ketakutan atau kehawatiran yang dari tingkat ringan hingga berat dimana jika
mendalam dan berkelanjutan, tidak diperinci 30% pasien mengalami cemas
mengalami gangguan dalam menilai realitas ringan, 30 % mengalami cemas berat, dan
(Reality Testing Ability/RTA),masih baik, 10% lagi dilakukan pembatalan operasi
kepribadian masih tetap utuh (tidak karena pasien mengalami cemas atau stres
mengalami keretakan kepribadian/ splitting of berat. juga dilaporkan bahwa 70% perawat
personality), perilaku dapat terganggu tapi jarang menanyakan dan mengurusi masalah
masih dalam batas normal namun tidak jika

25
e-ISSN : 2540-961
p-ISSN : 2087-8508

T
IN
GG
I ILM
U
K
E

Jurnal Kesehatan Medika Saintika

S
EH
A
S EKO L

AT A N
SY E
D Z A SA I
NT I K A
Volume 9 Nomor 1 | https://jurnal.syedzasaintika.ac.id
psikis dan spiritual pasien dan hanya pasien fraktur yang dirawat diruang bedah
berfokus pada kondisi fisik saja. yang diberikan tindakan spiritual didapatkan
Selain tingkat kecemasaan mulai bahwa tidak cemas adalah 33,3 %, cemas
dari ringan hingga panik, pasien yang ringan adalah 10% dan cemas sedang adalah
mengalami kecemasan dapat menunjukan 56,7%, bahwa pasien fraktur yang akan
kondisi seperti kepala pusing, berkeringat, dilakukan operasi sebagian besar mengalami
nafas pendek, pekanan darah meningkat, kecemasan (Asikin, 2012).
sehingga akan menyebabkan pembatalan Aspek spiritual tidak lepas dari bagian
dalam melakukan operasi sampai pasien integral integrasi prawat dengan klien.
dalam kondisi stabil lagi (Hawari, 2006 ). Kebutuhan spiritual merupakan kebutuhan
Untuk mengurangi kecemasan pelayanan dasar yang dibutuhkan oleh setiap manusia.
kesehatan menyelenggarakan spiritual yang Apabila seseorang dalam keadaan sakit,
suportif dan penuh arti. Spiritualitas maka hubungan dengan tuhan pun semakin
memberikan individu energi yang dekat, mengingat seseorang dalam kondisi
dibutuhkan untuk menemukan diri mereka, sakit menjadi lemah dalam segala hal, tidak
untuk beradaptasi dengan situasi yang sulit, ada yang mampu membangkitkannya dari
dan untuk memelihara kesehatan dirinya kesembuhan, kecuali Sang Pencipta. Dalam
sendiri (Alimul, 2009). pelayanan kesehatan, perawat sebagai
Spiritualitas (spirituality) merupakan petugas kesehatan harus memiliki peran
sesuatu yang dipercayai oleh Seseorang utama dalam memenuhi kebutuhan spiritual
dalam hubungannya dengan kekuatan yang (Hidayat, 2008).
lebih tinggi (Tuhan), yang menimbulkan Dari data yang diperoleh pada data
suatu kebutuhan serta kecintaan terhadap kunjungan kamar operasi dari Rumah Sakit
adanya Tuhan, dan permohonan maaf atas Islam Ibnu Sina padang. Pada tahun 2013
segala kesalahan yang pernah diperbuat didapatkan sebanyak 2.468 dan pada tahun
dengan cara berdo’a (Alimul, 2014 didapatkan sebanyak 4.124 pasien.
2009).Pendekatan spiritual dalam doa akan Sedangkan pada bulan januari sampai
mendorong seseorang berbuat sesuai dengan Febuari 2015 didapatkan sebanyak 868
yang didoakan, meminta kesembuhan dan pasien.
ketika rasa percaya diri, rasa optimisme Hasil survey pendahuluan di rumah
(harapan kesembuhan), mendatangakan Sakit Islam Ibnu Sina Padang Pada bulan
ketenangan, damai dan merasakan kehadiran maret 2015. Terhadap 10 orang pasien yang
Tuhan Yang Esa penelitian dilakukan oleh akan dilakukan pertama kali operasi yang

26
e-ISSN : 2540-961
p-ISSN : 2087-8508

T
IN
GG
I ILM
U
K
E

Jurnal Kesehatan Medika Saintika

S
EH
A
S EKO L

AT A N
SY E
D Z A SA I
NT I K A
Volume 9 Nomor 1 | https://jurnal.syedzasaintika.ac.id
telah mendapatkan pendampingan sebelumnya setelah diberikan bimbingan
rohaniawan sebelumnya. Mengatakan bahwa spiritualitas dirumah Sakit Islam Ibnu Sina
8 pasien cemas dan takut (pucat) apabila padang, yang berjumlah 868 orang, sampel
operasinya gagal dan serta pertama kali 96 orang, teknik sampling purposive
operasi dilakukannya. Selain itu dengan sampling, teknik pengumpulan data dari data
melihat ekspresi wajah yang tampak tegang, primer dari responden yang akan dilakukan
gelisah dan pasien juga mengatakan jarang operasi dan data sekunder dari rumah sakit
berdoa selama sakit meskipun sudah ada islam Ibnu Sina padang untuk pasien yang
rohaniawan yang mendampinginya. akan dilakukan operasi, analisa data
Sedangkan 2 pasien mengatakan tidak cemas univariate dengan distribusi frekuensi dengan
karena pasien selalu berdoa kepada sang menggunakan nilai mean dan analisa
pencipta untuk kelancaran, keberhasilan bivariate dengan menggunakan uji Chi-
serta tidak ada kendala dalam operasi. Square.

BAHAN DAN METODE HASIL


Jenis penelitian yang digunakan adalah Berdasarkan hasil penelitian yang telah
deskriptif analitik dengan pendekatan survey dilakukan tentang hubungan spiritualitas
cross sectional, yang dilakukan di Rumah dengan tingkat kecemasan pada pasien pre
Sakit Islam Ibnu Sina padang, dengan operasi di Rumah Sakit Islam Ibnu Sina
populasi semua pasien yang akan dilakukan Padang, didapatkan hasil penelitian sebagai
pre operasi dan belum pernah operasi berikut :
Analisis Univariat
Tabel .1
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Spiritualitas
di Rumah Sakit Islam Ibnu Sina padang
Tahun 2015
No. Spiritualitas f %
1. Tidak Terpenuhi 47 49,0
2. Terpenuhi 49 51,0
Jumlah 96 100
Berdasarkan table.1 didapatkan bahwa dari di Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Padang
96 responden terdapat 49 (51,0%) pasien pre tahun 2015.
operasi memiliki spiritualitas yang terpenuhi
Tabel.2

27
e-ISSN : 2540-961
p-ISSN : 2087-8508

T
IN
GG
I ILM
U
K
E

Jurnal Kesehatan Medika Saintika

S
EH
A
S EKO L

AT A N
SY E
D Z A SA I
NT I K A
Volume 9 Nomor 1 | https://jurnal.syedzasaintika.ac.id
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Kecemasan di Rumah Sakit Islam
Ibnu Sina padang
Tahun 2015
No. Tingkat Kecemasan f %
1. Sedang 52 54,2
2. Ringan 44 45,8
Jumlah 96 100

Berdasarkan tabel 4.2 didapatkan bahwa dari dioperasi di Rumah Sakit Islam Ibnu Sina
96 responden terdapat 52 (54,2%) pasien Padang tahun 2015.
mengalami kecemasan sedang sebelum
Analisis Bivariat
Tabel.3
Hubungan Spiritualitas Pasien dengan Tingkat Kecemasan Pasien Pre Operasi diRumah
Sakit Islam Ibnu Sina Padang
Tahun 2015
Tingkat Kecemasan
p
No. Spiritualitas Sedang Ringan Total %
value
F % f %
1. Tidak Terpenuhi 35 74,5 12 25,5 47 100
0,000
2. Terpenuhi 17 34,7 32 65,3 49 100
Jumlah 52 54,2 44 45,8 96 100
PEMBAHASAN

Berdasarkan tabel 4.3 dapat dilihat bahwa Univariat


pasien pre operasi yang mengalami tingkat 1. Spritualitas
kecemasan sedang lebih banyak ditemukan Berdasarkan hasil penelitian,
pada pasien yang memiliki spiritualias tidak didapatkan bahwa pasien pre operasi
terpenuhi yaitu (74,5%) dibandingkan dengan memiliki spiritualitas yang terpenuhi di
pasien yang memiliki spiritualias yang Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Padang. Hasil
terpenuhi yaitu (34,7%). Hasil uji statistik uji penelitian ini sejalan dengan penelitian
Chi-Square menunjukkan p value = 0,000 (p Kinasih (2011) tentang peran pendamping
< 0.05), artinya ada hubungan spiritualitas spiritual terhadap motivasi kesembuhan pada
pasien dengan tingkat kecemasan pasien pre pasien lanjut usia di Instalasi Rawat Inap
operasi di Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Dewasa Rumah Sakit Baptis Kediri,
Padang tahun 2015. ditemukan 90% spiritual responden baik.

28
e-ISSN : 2540-961
p-ISSN : 2087-8508

T
IN
GG
I ILM
U
K
E

Jurnal Kesehatan Medika Saintika

S
EH
A
S EKO L

AT A N
SY E
D Z A SA I
NT I K A
Volume 9 Nomor 1 | https://jurnal.syedzasaintika.ac.id
Spiritualitas (spirituality) merupakan sang pencipta. Sebesar 18,8% pasien
sesuatu yang dipercayai oleh seseorang menyatakan merasa tidak percaya bahwa
dalam hubungannya dengan kekuatan yang Tuhan melihat dan memudahkan proses
lebih tinggi (Tuhan), yang menimbulkan operasi. Sebesar 30,2% pasien menyatakan
suatu kebutuhan serta kecintaan terhadap tidak yakin bahwa do’a suatu penenang saat
adanya Tuhan, dan permohonan maaf atas operasi. Tidak terpenuhinya spiritualitas
segala kesalahan yang pernah diperbuat pasien juga disebabkan oleh kurangnya
dengan cara berdo’a (Alimul, 2009). Tanpa keyakinan pasien terhadap Tuhan Yang Maha
memandang agama yang dianutnya, Esa terhadap operasi yang akan dijalaninya,
kepercayaan spiritual dapat menjadi medikasi sehingga pasien merasa bahwa operasi yang
terapeutik, , oleh karena itu kepercayaan yang akan dijalani merupakan suatu masalah yang
dimiliki oleh setiap pasien harus dihargai dan terlalu berat. Spiritual pasien yang telah
didukung. (Muttaqin, 2009). terpenuhi juga disebabkan oleh adanya
Kebutuhan spiritual merupakan keyakinan pasien terhadap Tuhan Yang Maha
kebutuhan dasar yang dibutuhkan oleh setiap Esa terhadap operasi yang akan dijalaninya,
manusia. Apabila seseorang dalam keadaan dimana sebelum pasien dioperasi pasien
sakit, maka hubungan dengan tuhan pun berdoa’a atas keberhasilan operasi yang akan
semakin dekat, mengingat seseorang dalam dijalaninya. Hal ini juga dibuktikan dari hasil
kondisi sakit menjadi lemah dalam segala kuesioner penelitian, dimana 44,8% pasien
hal, tidak ada yang mampu merasa bahwa do’a akan membantu
membangkitkannya dari kesembuhan, kecuali mengatasi kecemasan mengenai operasi yang
Sang Pencipta. Dalam pelayanan kesehatan, akan dijalani.
perawat sebagai petugas kesehatan harus
2. Kecemasan
memiliki peran utama dalam memenuhi
kebutuhan spiritual (Hidayat, 2008). Berdasarkan hasil penelitian, pasien
Asumsi peneliti, tidak terpenuhinya mengalami kecemasan tingkat sedang
spiritualitas pasien terlihat dari hasil sebelum dioperasi di Rumah Sakit Islam Ibnu
kuesioner penelitian, dimana 55,2% pasien Sina Padang . Hasil penelitian ini berbeda
menyatakan sering merasa bimbang apakah dengan penelitian yang telah dilakukan oleh
operasi yang dijalani nanti berjalan baik Wijayanti (2009), dalam Dodi (2011) RSUD
karena tidak pernah berdoa. Sebesar 14,6% Dr. Soeraji Tirto Negoro Klaten Jawa Tengah
pasien menyatakan merasa terlalu banyak ditemukan bahwa 20 (64,5%) pasien
berpikir tentang operasi sehingga lupa kepada mengalami cemas ringan.

29
e-ISSN : 2540-961
p-ISSN : 2087-8508

T
IN
GG
I ILM
U
K
E

Jurnal Kesehatan Medika Saintika

S
EH
A
S EKO L

AT A N
SY E
D Z A SA I
NT I K A
Volume 9 Nomor 1 | https://jurnal.syedzasaintika.ac.id
Kecemasan adalah reaksi yang berkurang. Hal ini terlihat dari hasil
muncul atau dirasakan oleh setiap pasien dan kuesioner, dimana 54,2% pasien mengalami
keluarganya disaat pasien harus dirawat gejala ringan.
mendadak atau tanpa rencanaan begitu pula
masuk rumah sakit, kecemasan akan terus Analisis Bivariat
disertai pasien dan keluarganya dalam setiap Berdasarkan hasil penelitian,
tindakan perawatan terhadap penyakit yang didapatkan bahwa pasien pre operasi yang
dideritanya (Nursalam, 2014). mengalami tingkat kecemasan sedang lebih
Asumsi peneliti, lebih dari separuh banyak ditemukan pada pasien yang memiliki
pasien mengalami kecemasan sedang, karena spiritualias tidak terpenuhi. Uji statistik
adanya perasaan cemas, jantung berdebar- dengan Chi-Square menunjukkan p value =
debar dan sering menarik napas. Seseorang 0,000 (p < 0.05), artinya ada hubungan
yang akan dioperasi sebenarnya menghadapi spiritualitas pasien dengan tingkat kecemasan
situasi sama dengan pasien lain yaitu pasien pre operasi di Rumah Sakit Islam
kecemasan. Perasaan cemas merupakan hal Ibnu Sina Padang.
yang wajar dihadapi pasien ketika akan Hasil penelitian ini sejalan dengan
melakukan tindakan operasi. Meskipun penelitian yang telah dilakukan oleh
penyebab harus dilakukannya tindakan Bambang (2014) tentang hubungan
operasi adalah untuk menyelamatkan nyawa spiritualitas dengan kecemasan pasien
pasien. Jika kecemasan pasien tidak preoperasi RSU dr. Pringadi Medan,
diminimalkan maka akan berdampak buruk ditemukan adanya hubungan spiritualitas
kepada pasien tersebut, misalnya pendarahan dengan kecemasan preoperasi.
pasca operasi, mobilisasi yang kurang dan Kepercayaan spiritual memainkan
proses penyembuhan luka yang lambat. Oleh peranan penting dalam menghadapi ketakutan
sebab itu petugas kesehatan dapat dan kecemasaan, tanpa memandang agama
memberikan informasi tentang prosedur yang di anut pasien. Kepercayaan spiritual
tindakan yang akan dilakukan untuk dapat dapat menjadi medikasi terapeutik. Segala
meminimalkan respon dari kecemasan upaya harus dilakukan untuk membantu
pasien. Pasien yang mengalami kecemasan pasien mendapatkan bantuan spiritual yang di
ringan juga disebabkan oleh adanya pasien inginkan. Keyakinan mempunyai kekuatan
berdoa sebelum dioperasi sehingga membuat yang sangat besar. Oleh karena itu
perasaan pasien tenang dan kecemasan yang kepercayaan yang dimiliki oleh setiap pasien
dialami oleh pasien sebelum operasi menjadi harus dihargai dan didukung. Menghormati

30
e-ISSN : 2540-961
p-ISSN : 2087-8508

T
IN
GG
I ILM
U
K
E

Jurnal Kesehatan Medika Saintika

S
EH
A
S EKO L

AT A N
SY E
D Z A SA I
NT I K A
Volume 9 Nomor 1 | https://jurnal.syedzasaintika.ac.id
nilai budaya dan kepercayaan pasien dapat Pada kenyataan yang ada, peran
mendukung terciptanya hubungan dan saling perawat disini kurang ideal dari yang
percaya (Muttaqin 2009). seharusnnya. Saat penelitian, peneliti melihat
Adanya ketakutan atau kecemasan bahwa tidak adanya pendampingan, atau
dapat menimbulkan perasaan kacau, yang sebagai advokat bagi pasien yang akan
dapat memuat pasien membutuhan ketenagan melakukan operasi saat berada di ruang
pada dirinya, dan ketenagan yang paling tunggu “pre-operation”. Akibatnya keadaan
besar adalah bersama tuhan. Untuk yang seperti ini akan membuat pasien
mengurangi kecemasan pelayanan kesehatan bertambah cemasnya dan khawatir dengan
menyelenggarakan spiritual yang suportif dan keadaan dirinya pasca operasi maupun post
penuh arti. Spiritualitas memberikan operasi nanti. Seharusnya disini sangat
individu energi yang dibutuhkan untuk diperlukan peran perawat yang sangat tinggi
menemukan diri mereka, untuk beradaptasi untuk menemani pasien sebelum dilakukan
dengan situasiy yang sulit, dan untuk operasi. Saat penelitian, peneliti melihat
memelihara kesehatan dirinya sendiri peran yang diberikan perawat dalam
(Alimul, 2009). mengurangi kecemasan pada pasien pre
Idealnya peran perawat mencangkup operasi yaitu menjaga kenyamanan
tidak hanya biologis saja tetapi merangkum lingkungan terapeutik. Padahal seharusnya
dalam bio-psiko-sosial-spiritual. Dalam perawat dapat memberikan arahan dalam
kondisi ini disaat pasien memasuki ruangan bentuk health education dan mampu sebagai
operasi sangat dibutuhkan peran perawat konselor maupun terapis pengalihan. Namun,
untuk menurunkan kecemasan Pasien pada kenyataannya yang peneliti temui,
sebelum dilakukan operasi. Peran tersebut perawat tidak memberikan arahan tersebut.
diantaranya: bekerjasama dengan lembaga Asumsi peneliti, terdapatnya
kesehatan mental, konsultasi dengan hubungan spiritualitas dengan tingkat
kesejahteraan, memberikan pelayan kepada kecemasan pasien karena pasien kecemasan
klien di luar klinik, selalu melakukan yang dialami oleh pasien preoperasi
evaluasi tindakan, memberikan arahan dalam disebabkan oleh kurangnya pendekatan
bentuk health education, menjaga kenyaman spiritual yang dilakukan pasien seperti
lingkungan terapeutik, mampu sebagai berdoa, dimana dengan berdoa kepada Tuhan
konselor maupun terapis pengalihan (Direja, Yang Maha Esa dapat membuat perasaan
2011). lebih tentang dan tentram sehingga dapat
menjalani operasi dengan baik. Hasil

31
e-ISSN : 2540-961
p-ISSN : 2087-8508

T
IN
GG
I ILM
U
K
E

Jurnal Kesehatan Medika Saintika

S
EH
A
S EKO L

AT A N
SY E
D Z A SA I
NT I K A
Volume 9 Nomor 1 | https://jurnal.syedzasaintika.ac.id
penelitian juga ditemukan 34,7% pasien yang dukungan Spritual pada pasien yang akan di
merasa terpenuhi spiritualitasnya juga operasi.
merasakan kecemasan sedang. Hal ini DAFTAR PUSTAKA
disebabkan pasien merasa tidak yakin bahwa
Alimul H, Aziz. 2008. Riset
do’a suatu penenang saat operasi nanti Keperawatan dan Teknik
sehingga menambah kegelisahan dan Penulisan Ilmiah . Jakarta :
Salemba Medika
kecemasan terhadap operasi yang akan
. 2009. Pengatar
dilakukannya. Hasil penelitian juga Kebutuhan Dasar Manusia.
ditemukan 25,5% spiritualitas pasien yang Jakarta : Salemba Medika
tidak terpenuhi mengalami kecemasan
.2009. Metode penelitian
ringan, hal ini karena pada saat pasien akan Keperawatan dan Teknik
dioperasi, pasien merasa menyakini bahwa Analisa Data. Jakarta: Salemba
Medika
tuhan memberikan yang terbaik saat operasi.
Hasil penelitian juga ditemukan 65,3% .2011. Metode Penelitian
Keperawatan dan Teknik
spiritualitas pasien yang terpenuhi mengalami
Analisa Data .Jakarta : Salemba
kecemasan ringan, ini karena sebelum pasien Medika
dioperasi pasien selalu berdoa untuk
Direja, S. H Ade. 2011. Buku Ajar
kelancaran operasi yang akan dijalani.
Asuhan Keperawatan Jiwa.
Medika
KESIMPULAN DAN SARAN
Asmadi. 2008. Kebutuhan dasar
Berdasarkan hasil penelitan pasien manusia. Jakarta : Salemba
preoperasi memiliki kecemasan pada tingkat Medika.
sedang, dan spritualitas yang terpenuhi, dapat Arawani, Dkk. 2013. Pengaruh
disimpulkan bahwa ada hubungan spritualitas Pemberian Aromaterapi
Terhadap Tingkat Kecemasan
dengan kecemasan pasien preoperasi. Melalui
Pasien Sebelum Operasi Dengan
bidang perawatan Rumah Sakit Ibnu Sina Anestesi Spinal. DI RS Tugu
Padang di harapkan hasil penelitian ini dapat Semarang
meningkatkan mutu dan pelayanan rumah
Bambang permadi. 2014. Hubungan
sakit dengan meningkatkan kinerja dan Spiritualitas Dengan Kecemasan Pasien
motivasi perawat, khususnya perawat yang Preoperasi.RSU
dr.Pirngadi Medan.
bekerja diruangan bedah dan kamar operasi
dalam memberikan Health Education dan Depkes RI. 2012. Indonesia sehat 2015.
Jakarta

32
e-ISSN : 2540-961
p-ISSN : 2087-8508

T
IN
GG
I ILM
U
K
E

Jurnal Kesehatan Medika Saintika

S
EH
A
S EKO L

AT A N
SY E
Volume 9 Nomor 1 | https://jurnal.syedzasaintika.ac.id
D Z A SA I
NT I K A

Dodi, Nalaliza. 2011. Pengaruh juli 2015 Melalui Web. Master


Pelayanan Kebutuhan Spiritual Oleh http// Stikes_Smart@ymail.com
Perawat Terhadap Tingkat
Kecemasan Pasien Pre Operasi Diruang Muttaqin arif, Kumala sari. 2009. Asuhan
Rawat RSI Siti Rahmah. Padang. Keperawatan Perioperatif
Diakses pada tanggal 29 Agustus. Konsep, Proses, dan Aplikasi.
Jakarta: Salemba Mendika
Hawari, Dadang. 2006. Manajemen
Stres, Cemas, dan Depresi. Jakarta: FKUI Nursalam, 2014. Manajemen
Hastono, Sutanto P. 2007. Analisis Data keperawatan. Jakarta: Salemba
Kesehatan. Depok : FKM UI Mendika

Hamid, A.Y. 2008. Asuhan Keperawatan Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi


Kesehatan Jiwa. Jakarta: EGC Penelitian Kesehatan. Jakarta :
Rineka Cipta
. 2008. Aspek Spiritual
Dalam Keperawatan. Jakarta : Potter, Patricia . 2005 Fundamental Of
Widya Medika Nursing: Conceps, Process,
Practice . Jakarta: EGC
Kinasih. 2011. Peran Pendamping
Spiritual Terhadap Motivasi Qur’ana, Wahyu. 2012. Hubungan
Kesembuhan pada Pasien Lanjut Pemenuhan Kebutuhan Spiritual Dengan
Usia di Instalasi Rawat Inap Tingkat Kecemasan
Dewasa Rumah Sakit Baptis Pasien Pre Operasi Di Rumah Sakit
Kediri. Diakses tanggal 28 Daerah dr.Soebandi JEMBER.
agustus 2015. Jember : Jawa Timur. 23/5/2015
Setiadi. 2007. Konsep dan Penulisan
Kuraesin, N, 2009. Faktor-faktor yang Riset Keperawatan. edisi 1, Yogyakarta :
berhubungan dengan tingkat kecemasan Graha Ilmu
pasien yang akan menjalani Stuart, Gail W. 2007. Buku Saku
operasi mayor elektif diruang rawat Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC
bedah Saintika Syedza. 2014. Buku Panduan
RSUPFatmawati.http//perpus.fkik Penulisan Propoasal / Skiripsi. Syedza
.uinjkt.ac.id/file_digital/nyi%20kuraesin. Padang
pdf,27/03/2015.
Yulnico, F 2010. Hubungan pendidikan
Mega Pratiwi, Ni Putu. 2008. Pengaruh dan peran perawat dengan tingkat
Terapi Psikospiritual Terhadap kecemasan pada pasien pre
Tingkat Kecemasan Pada Pasien operasi di ruang seruni RSUP. M. Yumus
Pre Operasi di Ruang Rawat bengkulu.Http:/www.library.unpn
Inap Kelas II dan III di Rumah v,ac,id/pdf/5fikess1.Keperawatan/10107
Sakit PKU Muhammadiyah 1207/bab%20ii.pdf, 23/04/2015
Yogyakarta. Diakses tanggal 27

33

Anda mungkin juga menyukai