Anda di halaman 1dari 13

PENGARUH EFEKTIVITAS TEHNIK RELAKSASI GUIDET IMAGERY TERHADAP

TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RSUD PESANGGRAHAN


JAKARTA SELATAN TAHUN 2020

Ilham Pratama, Ayu Pratiwi


STIKes YATSI Tangerang, Banten, Indonesia
Email: ilhamtama11@gmail.com dan ayu06pratiwi@gmail.com

INFO ARTIKEL ABSTRAK


Tanggal diterima: 2 Oktober Tujuan: untuk mengetahui pengaruh efektivitas teknik
2020 relaksasi guided imagery terhadap tingkat kecemasan pasien
Tanggal revisi: 10 Oktober pre operasi di RSUD Pesanggrahan Jakarta Selatan tahun
2020 2020. Desain penelitian: quasi experiment menggunakan
Tanggal yang diterima: 25 rancangan One Group Pretest – Posttest. Sampel diambil
Oktober 2020 dengan menggunakan rumus Slovin dengan jumlah sampel
Kata kunci: sebanyak 114 responden. Pengambilan sampel
Guided imagery; Pre Operasi; menggunakan tehnik Purposive sampling. Penelitian ini
post Operasi Operasi. menggunakan analisis univariat dan bivariat dengan uji
Wilcoxon. Hasil: berdasarkan analisis univariat dari 114
orang, pada pasien pre operasi yang belum diberikan teknik
relaksasi guided imagery mayoritas mengalami cemas berat
sebesar 39,5%) dan yang sudah diberikan mayoritas cemas
ringan sebesar 41,2%. Berdasarkan hasil uji Wilcoxon
diketahuii bahwa p value 0,000 yang berarti terdapat
perbedaan bermakna antara kelompok pre test dan post test.
Kesimpulan: pasien pre operasi yang mengalami kecemasan
setelah diberikan teknik relaksasi guided imagery mengalami
penurunan tingkat kecemasan. Saran: bagi responden
diharapkan dapat menerapkan relaksasi guided imagery
sebelum dilakukannya operasi, dikarenakan sudah banyak
penelitian yang membuktikan bahwa relaksasi guided
imagery dapat menurunkan tingkat kecemasan pasien.

Pendahuluan klien akan mengalami berbagai stressor.


Pada masa moderenisasi saat ini, Pembedahan yang ditunggu
pengobatan dengan cara pembedahan pelaksanaannya akan menyebabkan rasa
banyak sekali dilakukan. Pembedahan atau takut dan kecemasan pada klien yang
operasi merupakan semua tindakan menghubungkan pembedahan dengan rasa
pengobatan yang menggunakan cara invasif nyeri, kemungkinan cacat, menjadi
dengan membuka atau menampilkan bagian bergantung pada orang lain dan mungkin
tubuh yang akan ditangani. Pembukaan kematian. Ketakutan dan kecemasan yang
bagian tubuh pada umumnya dilakukan mungkin dialami pasien dapat dilihat dari
dengan membuka sayatan. Setelah bagian tanda dan gejala seperti: meningkatnya
yang akan ditangani tampak, dilakukan frekuensi jantung, gerakan-gerakan tangan
tindakan perbaikan yang diakhiri dengan yang tidak terkontrol, telapak tangan yang
penutupan dan penjahitan luka. Operasi lembab, gelisah, menanyakan pertanyaan
memiliki tiga tahapan yaitu pre operasi, yang sama berulang kali, susah tidur, sering
intra operasi dan post operasi. Pre operasi berkemih (Carpenito, Vezzoli, &
merupakan tahapan awal dari keperawatan Calamandrei, 2011).
perioperatif. Saat menghadapi pembedahan, Data WHO (Word Health

195
Ilham Pratama dan Ayu Pratiwi

Organisasion) tahun 2015 menunjukkan sebagai hasil penilaian terhadap suatu objek
bahwa selama lebih dari satu abad, atau keadaan. Ansietas timbul sebagai
perawatan bedah telah menjadi komponen respon terhadap stres, baik stres fisik dan
penting dari perawatan kesehatan di seluruh fisiologis. Artinya, ansietas terjadi ketika
dunia. Diperkirakan setiap tahun ada 230 seorang merasa terancam baik fisik maupun
juta tindakan bedah dilakukan di seluruh psikologis (Asmadi, 2013).
dunia. Data Tabulasi Nasional Departemen Tindakan operasi atau pembedahan
Kesehatan Republik Indonesia Tahun 2016, merupakan pengalaman yang sulit bagi
menjabarkan bahwa tindakan bedah hampir semua pasien, berbagai
menempati urutan ke-11 dari 50 pola kemungkinan buruk bisa saja terjadi yang
penyakit di Indonesia dengan persentase akan membahayakan pasien. Maka tak
12,8% dan diperkirakan 32% diantaranya heran jika sering kali pasien dan
merupakan bedah mayor, dan 25,1% keluarganya menunjukkan sikap yang agak
mengalami kondisi kejiwaan serta 7% berlebihan dengan kecemasan yang mereka
mengalami kecemasan. Sedangkan untuk alami. Kecemasan yang mereka alami
Propinsi Banten prevelensi bedah sebesar biasanya terkait dengan segala macam
13,7% (Kemenkes RI, 2016). prosedur asing yang harus dijalani pasien
Kecemasan (ansietas) merupakan dan juga ancaman terhadap keselamatan
respon individu terhadap suatu keadaan jiwa akibat prosedur pembedahan dan
yang tidak menyenangkan dan dialami oleh pembiusan (Depkes, 2013).
semua makhluk hidup dalam kehidupan Respon kecemasan merupakan
sehari-hari. Kecemasan merupakan sesuatu yang sering muncul pada pasien
pengalaman subjektif dari individu dan yang akan menjalani operasi (pre operasi).
tidak dapat diobservasi secara langsung Karena pre operasi merupakan pengalaman
serta merupakan suatu keadaan emosi tanpa baru bagi pasien yang akan menjalani
objek yang spesifik. Kecemasan pada operasi. Kecemasan pasien pre operasi
individu dapat memberikan motivasi untuk disebabkan oleh berbagai faktor, salah
mencapai sesuatu dan merupakan sumber satunya adalah dari faktor pengetahuan dan
penting dalam usaha memelihara sikap perawat dalam mengaplikasikan
keseimbangan hidup. Kecemasan terjadi pencegahan ansietas pada pasien pre operasi
sebagai akibat dari ancaman terhadap harga di ruang rawat inap.
diri atau identitas diri yang sangat mendasar Kecemasan pasien pre operasi
bagi keberadaan individu. Kecemasan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu usia,
dikomunikasikan secara interpersonal dan pengalaman pasien menjalani operasi,
merupakan bagian dari kehidupan sehari- konsep diri dan peran, tingkat pendidikan,
hari, menghasilkan peringatan yang tingkat sosial ekonomi, kondisi medis,
berharga dan penting untuk upaya akses informasi, proses adaptasi, jenis
memelihara keseimbangan diri dan tindakan medis dan komunikasi terapeutik
melindungi diri (Sulistyawati & (kaplan dan sudock 2014).
Kumalaningsih, 2012). Kesuksesan tindakan pembedahan
Kecemasan merupakan hal yang secara keseluruhan sangat tergantung pada
akrab dalam hidup manusia. Kecemasan fase pre operatif. Keperawatan pre operatif
bukanlah hal yang aneh karena setiap orang merupakan tahapan awal dari keperawatan
pasti pernah mengalami kecemasan. perioperatif. Hal ini disebabkan fase pre
Kecemasan sangat berhubungan dengan operatif merupakan awal yang menjadi
perasaan tidak pasti dan ketidakberdayaan landasan untuk kesuksesan tahapan-tahapan

196
Pengaruh Efektivitas Tehnik Relaksasi Guidet Imagery Terhadap Tingkat Kecemasan Pasien
Pre Operasi

berikutnya. Kesalahan yang dilakukan pada Operasi Mayor Di Ruang Bedah RSUD
tahap ini akan berakibat fatal pada tahap Karanganyar. Hasil penelitian menyebutkan
berikutnya. Pengkajian secara integral dari ada pengaruh terhadap tingkat kecemasan
fungsi pasien meliputi fungsi fisik biologis pasien pre operasi bedah mayor diruang
dan psikologis sangat diperlukan untuk bedah RSUD Karanganyar. Hasil penelitian
keberhasilan dan kesuksesan suatu operasi ini dibuktikan melalui uji statistik wilcoxon
(Mirianti, 2011). dimana diperoleh p value 0,000 yang berarti
Menurut (Mirianti, 2011), efek p-value < α (0,05). Hasil penelitian ini juga
kecemasan pada pasien pre operasi selaras dengan penelitian yang dilakukan
berdampak pada jalannya operasi. Sebagai (Wijayanti & Prasetianti, 2018) dimana
contoh, pasien dengan riwayat hipertensi ditemukan adanya pengaruh teknik
jika mengalami kecemasan maka akan relaksasi imajinasi terbimbing terhadap
berdampak pada sistem kardiovaskulernya tingkat kecemasan pada pasien pre operasi
yaitu tekanan darahnya akan tinggi di RSUD Patut Patuh Patju Gerung. Hasil
sehingga operasi dapat dibatalkan. Pada uji statistik diperoleh p value 0,000.
wanita efek kecemasan dapat Berdasarkan studi awal peneliti pada
mempengaruhi menstruasinya menjadi bulan Januari tahun 2020 di RSUD
lebih banyak, itu juga memungkinkan Pesanggrahan Jakarta Selatan menunjukkan
operasi ditunda hingga pasien benar-benar data terdapat 160 pasien operasi, yang
siap untuk menjalani operasi. sebagian besar 135 orang (84,4%)
Kecemasan pada pasien pre operasi mengeluh cemas menghadapi proses
dapat dicegah dengan menggunakan teknik operasi dan mengalami peningkatan di
relaksasi. Beberapa jenis relaksasi di bulan Februari menjadi 180 pasien dan yang
antaranya adalah relaksasi imajinasi mengalami kecemasan menjadi 157 orang
terbimbing dan relaksasi nafas dalam. (87,2%). Berdasarkan latar belakang
Relaksasi pernafasan adalah relaksasi masalah tersebut, maka peneliti tertarik
dengan menggunakan nafas yang pelan, melakukan penelitian tentang pengaruh
sadar dan dalam. Relaksasi meditasi efektivitas teknik relaksasi guided imagery
(attention-focussing exerses) yaitu teknik terhadap tingkat kecemasan pasien pre
relaksasi untuk menjernihkan pikiran dan operasi di RSUD Pesanggrahan Jakarta
hanyut dalam moment yang sedang Selatan tahun 2020.
berlangsung dan relaksasi perilaku
merupakan psikoterapi yang didasarkan Metode Penelitian
pada pengamatan, asumsi, kepercayaan dan Design penelitian yang akan
perilaku yang mempengaruhi emosi. digunakan dalam penelitian ini adalah quasi
National Safety Council mengatakan, experiment. Desain penelitian merupakan
guided imagery adalah salah satu teknik bentuk rancangan yang digunakan dalam
distraksi yang dapat digunakan untuk melakukan prosedur penelitian. Penelitian
mengurangi stres dan meningkatkan ini menggunakan rancangan One Group
perasaan tenang dan damai serta merupakan Pretest – Posttest, di mana rancangan ini
obat penenang untuk situasi yang sulit tidak ada kelompok pembanding (kontrol),
dalam kehidupan (Smeltzer & Bare, 2013). tetapi paling tidak sudah dilakukan
Hasil penelitian (Daryanti, observasi pertama (pretest) yang
Widiyanto, & Sudirman, 2020) tentang memungkinkan menguji perubahan-
Pengaruh Terapi Guide Imagery Terhadap perubahan setelah adanya intervensi
Tingkat Kecemasan Pasien Pre Bedah (perlakuan) (Notoatmodjo, 2015).

197
Ilham Pratama dan Ayu Pratiwi

Penelitian ini dilaksanakan di RSUD membuat distribusi frekuensi sederhana


Pesanggrahan Jakarta Selatan. Penelitian atau bisa juga dengan membuat tabel
dilaksanakan pada bulan April – Agustus kontingensi. Peneliti memasukan setiap data
2020. ke dalam data set yaitu variabel view dan
Populasi dalam penelitian ini adalah data view sebelum data tersebut diolah; (4)
pasien pre operasi di RSUD Pesanggrahan Entry : Pada tahap ini data yang telah ada
Jakarta Selatan pada bulan Juni – Agustus diperiksa kembali untuk memastikan bahwa
2020 sebanyak 160 orang. Sampel diambil data bersih dari kesalahan. Pada penelitian
dengan menggunakan rumus Slovin, dan ini peneliti mengkoreksi kembali data-data
diperoleh jumlah sebanyak 114 orang. yang telah di entry dan mengubah setiap
Teknik pengambilan sampel dalam kesalahan atau kekeliruan yang terjadi pada
penelitian ini adalah non probability saat melakukan entry data. Peneliti
sampling dengan cara Purposive sampling memeriksa kembali data yang telah di entry
yaitu unsur (anggota) populasi untuk dipilih ke dalam komputer dengan mencocokkan
sebagai anggota sampel. Jenis instrumen data yang ada pada kuesioner; (5)
yang digunakan dalam penelitian ini adalah Processing : Tahap ini merupakan tahap
kuesioner pada variabewl kecemasan, akhir dari pengolahan data, data yang sudah
sedangkan untuk teknik relaksasi guided ada akan diproses dengan komputer. Dalam
imagery adalah sebuah intervensi. penelitian ini peneliti menggunakan dua
Pengolahan data dilakukan dengan analisis data yaitu analisis univariat dan
langkah-langkah sebagai berikut : (1) analisis bivariat. Peneliti akan memproses
Editing merupakan upaya memeriksa kembali setiap data sesuai dengan tujuan
kembali kebenaran data yang diperoleh atau yang diinginkan yaitu menganalisis data
dikumpulkan. Editing dapat dilakukan pada univariat dan bivariat.
tahap pengumpulan data atau setelah data Analisis data dalam penelitian ini
terkumpul. Peneliti mengecek kembali dilakukan meliputi analisis univariat dan
setiap data dan jawaban dari setiap bivariat. Dengan dibantu program SPSS
pertanyaan pada kuesioner yang telah (Statistical Product and Service Solution)
dikumpulkan; (2) Coding merupakan versi 21.0.
kegiatan pemberian numerik (angka) Analisis Univariat dilakukan untuk
terhadap data yang terdiri atas beberapa mengetahui distribusi frekuensi dan
kategori. Pemberian kode sangat penting gambaran dari setiap variabel sehingga
dilakukan bila pengolahan data dan analisa analisis berikutnya dapat berjalan lebih
data menggunakan komputer. Dalam mudah. Dengan menggunakan rumus
pembuatan kode dibuat pula daftar kode dan sebagai berikut:
artinya dalam suatu buku (kode book) untuk
mempermudah melihat kembali lokasi dan
arti suatu kode dari suatu variabel. Peneliti
memberikan kode pada setiap item untuk Keterangan :
P = Presentasi
mempermudah dalam pengolahan data yang
f = frekuensi
menggunakan perangkat lunak komputer
yaitu perangkat lunak; (3) Entry data adalah N = responden
kegiatan memasukan data yang telah Analisis bivariat yang dilakukan
dikumpulkan ke dalam master tabel atau dengan 3 langkah, yaitu : 1) uji normalitas;
2) uji t (bila berdistribusi normal dan 3) uji
data base komputer dengan menggunakan
non paramatrik / uji wilcoxon (bila
program perangkat lunak, kemudian

198
Pengaruh Efektivitas Tehnik Relaksasi Guidet Imagery Terhadap Tingkat Kecemasan Pasien
Pre Operasi

berdistribusi tidak normal). independen, tetapi Wilcoxon Z test


Uji normalitas adalah untuk digunakan untuk menganalisis data yang
menentukan data berdistribusi normal atau tidak harus berdistribusi normal. Uji
tidak, dengan membandingkan t hitung Wilcoxon yang digunakan adalah :
(nilai sig) terhadap nilai alpha (0,05).
Apabila nilai sig. > alpha, maka H0 ditolak
dan Ha diterima yang berarti data
berdistribusi tidak normal, dan apabila nilai
Keterangan:
sig. < alpha, maka H0 diterima dan Ha
N : Jumlah sampel
ditolak yang berarti data berdistribusi
T : Jumlah jenjang (selisih) terkecil antara
normal. Pada data yang berdistribusi normal
nilai pre dan pos test
maka akan dilakukan uji t, dan apabila data
berdistribusi tidak normal, maka uji t tidak Hasil dan Pembahasan
dapat dilakukan, dan uji yang dilakukan A. Hasil Penelitian
adalah uji wilcoxon. 1. Karakteristik Pasien Pre Operasi
Uji t dependen sering kali disebut uji Tabel 1 Distribusi Frekuensi
paired/related atau pasangan. Uji t Karakteristik Pasien Pre Operasi (Umur,
dependen sering di gunakan untuk pada Pendidikan) di RSUD Pesanggrahan
analisis data penelitian eskperimen. Analisis Jakarta Selatan Tahun 2020.
bivariat dalam penelitian ini dilakukan Frekuensi
Variabel
untuk mengetahui perbedaan pemberian asi N %
dan susu formula terhadap hiperbilirubin 1. Umur
pada bayi usia 0-2, digunakan uji statistic uji < 20 tahun 17 14,9
20-35 tahun 87 76,3
t berpasangan (paired t-test) digunakan > 35 tahun 10 8,8
untuk melihat perubahan perlakuan dengan 2. Pendidikan
membandingkan kondisi sebelum dan SD-SMP 3 2,3
sesudah intervensi. Rumus umum paired t- SMA 70 61,4
Test adalah : PT 41 36
Berdasarkan tabel 1, diketahui
bahwa dari 114 pasien pre operasi di
Keterangan : RSUD Pesanggrahan Jakarta Selatan
T : Nilai Hitung tahun 2020, diketahui mayoritas dengan
D : Rata – rata selisih pengukuran 1 dan 2 umur 20-35 tahun yaitu sebanyak 87
Sd : Standar Deviasi selisih pengukuran 1 orang (76,3%), berdasarkan pendidikan
dan 2 mayoritas pendidikan SMA sebanyak 70
N : Jumlah Sampel. orang (61,4%).
Apabila uji t tidak dapat dilakukan 2. Analisa Univariat
karena tidak memenuhi syarat maka 1. Pre Test
dilakukan uji Wilcoxon. Tabel 2
Uji Wilcoxon Z test adalah uji Distribusi Frekuensi Tingkat
statistik non parametrik untuk menguji Kecemasan Pasien Pre Operasi
adakah pengaruh dari perbedaan mean 2 Sebelum Diberikan Teknik
kelompok sampel independen atau tidak Relaksasi Guided Imagery di
terkait (mandiri). Uji Wilcoxon Z test mirip RSUD Pesanggrahan Jakarta
dengan Independent-Sample t Test yaitu Selatan Tahun 2020.
melibatkan mean 2 kelompok sampel No Kecemasan Frekuensi

199
Ilham Pratama dan Ayu Pratiwi

f % Tabel 4
1 Tidak Cemas 0 0 Uji Normalitas
2 Cemas Kolmogorov- Shapiro-Wilk
12 10,5
Ringan Smirnova
3 Cemas
40 35,1 Statis Df Sig. Stati df Sig.
Sedang
4 Cemas Berat 45 39,5 tic stic
5 Panik 17 14,9 Pre_T 0,226 11 0,0 0,87 11 0,00
Jumlah 114 100
est 4 00 5 4 0
Berdasarkan tabel 2, diketahui
Post_ 0,214 11 0,0 0,80 11 0,00
bahwa pada pasien pre operasi yang
belum diberikan teknik relaksasi Test 4 00 6 4 0
guided imagery mayoritas mengalami
Lilliefors Significance Correction
cemas berat sebanyak 45 orang
n > 50 : Kolmogrorov-Sminov(a)
(39,5%), dan yang minoritas pada
n < 50 : Shapiro-Wilk
cemas ringan sebanyak 12 orang
Ho : asumsi kenormalan terpenuhi
(10,5%).
Ha : asumsi kenormalan tidak terpenuhi
2. Post Test
Tabel 3 Distribusi Frekuensi Tabel 5
Tingkat Kecemasan Pasien Pre Wilcoxon
Kecemas
Operasi Sesudah Diberikan Teknik No
n Mean SD
Mi Ma
an Z Sig.
Relaksasi Guided Imagery di n x
11 3,59 0,8 2 5
RSUD Pesanggrahan Jakarta 1 Pre Test
4 70
-
0,00
Selatan Tahun 2020. 9,43
11 1,94 0,7 1 3 0
2 Post Test 4 68 6
Frekuensi
No Kecemasan Pengaruh Efektivitas Teknik Relaksasi
F %
1 Tidak Cemas 37 32,5 Guided Imagery Terhadap Tingkat
2 Cemas Kecemasan Pasien Pre Operasi Di RSUD
47 41,2 Pesanggrahan Jakarta Selatan.
Ringan
3 Cemas
30 26,3
Sedang 3. Analisa Bivariat
4 Cemas Berat 0 0 a. Normalitas
5 Panik 0 0 Berdasarkan tabel 4 di atas
Jumlah 114 100 dimana sampel yang dipergunakan
Berdasarkan tabel 3, diketahui bahwa adalah sebanyak 114 orang maka
pada pasien pre operasi yang sudah uji yang dipakai yaitu uji
diberikan teknik relaksasi guided imagery Kolmogrorov-Sminov. Pada uji
mayoritas mengalami cemas ringan Kolmogrorov-Sminov dapat
sebanyak 47 orang (41,2%), dan yang dilihat bahwa nilai sig. pada pada
minoritas pada cemas sedang sebanyak 30 pasien pre operasi baik sebelum
orang (26,3%). maupun yang sudah diberikan
teknik relaksasi guided imagery
lebih kecil dari 0,05 (nilai sig. <
alpha) yaitu 0,000 artinya H0 gagal
ditolak, maka dapat disimpulkan
bahwa semua data sudah tidak

200
Pengaruh Efektivitas Tehnik Relaksasi Guidet Imagery Terhadap Tingkat Kecemasan Pasien
Pre Operasi

memenuhi asumsi kenormalan pasien pre operasi. Pengaruh


atau berdistribusi tidak normal, efektivitas tersebut ditandai
dan uji t tidak dapat dilakukan, dengan adanya penurunan tingkat
maka uji statistik yang dilakukan kecemasan setelah dilakukan
adalah uji Wilcoxon. teknik relaksasi guided imagery
b. Uji Wilcoxon pada pasien pre oeprasi di RSUD
Berdasarkan tabel 5.5 Pesanggrahan Jakarta Selatan
tentang uji Wilcoxon, dapat dilihat tahun 2020.
hasil bahwa pada pasien pre
operasi yang belum diberikan B. Pembahasan
teknik relaksasi guided imagery 1. Analisis Univariat
mendapat nilai mean 3.59 dengan a. Pre Test
standar deviasi 0,870 dan Berdasarkan hasil
kecemasan minimum adalah 2 penelitian diketahui Hasil
yaitu cemas ringan, serta penelitian menunjukkan
kecemaan maksimum 5 yaitu bahwa pada pasien pre operasi
panik. yang belum diberikan teknik
Namun hasilnya berbeda relaksasi guided imagery
setelah pasien pre operasi yang mayoritas mengalami cemas
sudah diberikan teknik relaksasi berat sebanyak 45 orang
guided imagery dengan (39,5%), dan yang minoritas
mendapatkan nilai nilai mean 1,94 pada cemas ringan sebanyak
dengan standar deviasi 0,768 dan 12 orang (10,5%).
kecemasan minimum adalah 1 Hasil penelitian ini
yaitu tidak cemas, serta kecemaan sesuai dengan penelitian yang
maksimum 3 yaitu cemas sedang. dilakukan Daryanti dkk
Berdasarkan hasil dari (2016) tentang Pengaruh
perhitungan Wilcoxon Signed Terapi Guide Imagery
Rank Test, maka nilai Z yang Terhadap Tingkat Kecemasan
didapat sebesar -9,436 dengan p Pasien Pre Bedah Operasi
value (Asymp. Sig 2 tailed) Mayor Di Ruang Bedah
sebesar 0,000 di mana kurang dari RSUD Karanganyar. Hasil
nilai α = 0,05 sehingga dapat penelitian menunjukkan
diketahui hipotesis adalah bahwa dari 54 orang yang
menerima H1 atau yang berarti diteliti sebagian besar
terdapat perbedaan bermakna responden mengalami
antara kelompok pre test dan post kecemasan sedang sebanyak
test. 22 responden (40,7%),
Berdasarkan hasil penelitian kecemasan ringan sebanyak
di atas dapat disimpulkan bahwa 17 responden (31,3%) dan
ada pengaruh efektivitas tehnik kecemasan berat sebanyak 15
relaksasi guidet imagery yang responden (27,8%).
signifikan sebelum dan sesudah Berdasarkan hasil
dilakukan intervensi (teknik penelitian dari (Widyastuti,
relaksasi guided imagery) 2015) gambaran kecemasan
terhadap tingkat kecemasan pada pada pasien pre operasi

201
Ilham Pratama dan Ayu Pratiwi

fraktur femur di Rs Ortopedi pasien pre operasi yang sudah


Prof. Dr. Soeharso Surakarta diberikan teknik relaksasi
responden paling banyak guided imagery mayoritas
mengalami kecemasan sedang mengalami cemas ringan
yaitu 21 responden dengan sebanyak 47 orang (41,2%),
prosentase 65,62%. dan yang minoritas pada
Hasil penelitian ini cemas sedang sebanyak 30
sesuai dengan teori (Asmadi, orang (26,3%).
2013) bahwa kecemasan Hasil penelitian ini
sangat berhubungan dengan sesuai dengan penelitian yang
perasaan tidak pasti dan dilakukan (Daryanti et al.,
ketidakberdayaan sebagai 2016) tentang Pengaruh
hasil penilaian terhadap suatu Terapi Guide Imagery
objek atau keadaan. Ansietas Terhadap Tingkat Kecemasan
timbul sebagai respon Pasien Pre Bedah Operasi
terhadap stres, baik stres fisik Mayor Di Ruang Bedah
dan fisiologis. Artinya, RSUD Karanganyar. Hasil
Ansietas terjadi ketika penelitian menunjukkan
seorang merasa terancam baik bahwa dari 54 orang yang
fisik maupun psikologis. diteliti setelah diberikan terapi
Hasil penelitian ini juga Terapi Guide Imagery
sesuai dengan teori Smeltzer mayoritas responden tidak
& Bare (2013) bahwa mengalami kecemasan
kecemasan (Ansietas) sebanyak 19 responden
merupakan reaksi emosional (35,2%).
terhadap penilaian individu Berdasarkan hasil
yang subyektif, yang penelitian dari (Wijayanti &
dipengaruhi oleh alam bawah Prasetianti, 2019) tentang
sadar dan tidak diketahui penurunan kecemasan pada
secara khusus penyebabnya. pasien pre operasi setelah
Menurut peneliti pelaksanaan relaksasi
banyaknya pasien pre operasi imajinasi terbimbing di
yang mengalami kecemasan RSUD Patut Patuh Patju
hal ini dikarenakan pada Gerung, menunjukkan bahwa
pasien pre operasi kecemasan dari 30 responden sesudah
merupakan kekhawatiran diberikan relaksasi imajinasi
yang dirasakan, kekhawatiran terbimbing paling banyak
ini timbul karena pasien tidak mengalami kecemasan ringan
mengetahui tentang yaitu 20 responden (66,67%).
konsekuensi proses operasi, Hasil ini menunjukkan
dan apa saja yang akan terjadi setelah diberikan intervensi
saat operasi juga pasca terapi guide imagery tingkat
operasi. kecemasan mengalami
b. Post Test penurunan. Hasil ini sesuai
Hasil penelitian dengan teori (Videbeck, 2013)
menunjukkan bahwa pada yang menyatakan bahwa

202
Pengaruh Efektivitas Tehnik Relaksasi Guidet Imagery Terhadap Tingkat Kecemasan Pasien
Pre Operasi

kecemasan merupakan suat nilai mean 3.59 dengan


perasaan tidak nyaman standar deviasi 0,870 dan
sebagai ungkapan atau dread kecemasan minimum adalah 2
yang menunjukkan respon yaitu cemas ringan, serta
baik akibat stimulus internal kecemaan maksimum 5 yaitu
maupun ekternal yang panik.
ditunjukkan dengan gejala Namun hasilnya
fisik, emosi, kognitif dan berbeda setelah pasien pre
perilaku. operasi yang sudah diberikan
Hasil penelitian ini juga teknik relaksasi guided
sesuai dengan teori (Fortinash imagery dengan mendapatkan
& Patricia, 2012) yang nilai nilai mean 1,94 dengan
menjelaskan bahwa standar deviasi 0,768 dan
kecemasan secara fisiologis kecemasan minimum adalah 1
dapat ditunjukkan dalam skala yaitu tidak cemas, serta
normal, meningkat, menurun kecemaan maksimum 3 yaitu
atau fight or flight. Oleh cemas sedang.
karena itu, dari hal tersebut di Berdasarkan hasil dari
atas dapat diketahui bahwa perhitungan Wilcoxon Signed
betapa pentingnya informasi Rank Test, maka nilai Z yang
pre operasi yang gunanya didapat sebesar -9,436 dengan
untuk mengurangi rasa cemas p value (Asymp. Sig 2 tailed)
pada pasien. sebesar 0,000 di mana kurang
Menurut peneliti dari nilai α = 0,05 sehingga
banyaknya penurunan dapat diketahui hipotesis
kecemasan setelah diberikan adalah menerima H1 atau
terapi relaksasi guided yang berarti terdapat
imagery, dikarenakan guided perbedaan bermakna antara
imagery telah menjadi terapi kelompok pre test dan post
standar untuk mengurangi test.
kecemasan dan memberikan Berdasarkan hasil
relaksasi pada orang dewasa penelitian di atas dapat
atau anak-anak, dapat juga disimpulkan bahwa ada
untuk mengurangi nyeri pengaruh efektivitas tehnik
kronis dan menurunkan relaksasi guidet imagery yang
tekanan darah. Hal ini juga signifikan sebelum dan
sudah terbukti oleh beberapa sesudah dilakukan intervensi
penelitian yang sudah (teknik relaksasi guided
membuktikannya. imagery) terhadap tingkat
c. Analisis Bivariat kecemasan pada pasien pre
Hasil penelitian operasi. Pengaruh efektivitas
menunjukkan, dari Wilcoxon, tersebut ditandai dengan
dapat dilihat hasil bahwa pada adanya penurunan tingkat
pasien pre operasi yang belum kecemasan setelah dilakukan
diberikan teknik relaksasi teknik relaksasi guided
guided imagery mendapat imagery pada pasien pre

203
Ilham Pratama dan Ayu Pratiwi

oeprasi di RSUD gambaran yang riil berkaitan


Pesanggrahan Jakarta Selatan dengan kesulitan danmasalah-
tahun 2020. masalah yang mungkin akan
Berdasarkan hasil dihadapi oleh klien,
perbedaan tingkat kecemasan meningkatkan motivasi,
sebelum dan setelah diberikan memvisualisasikan atau
terapi hipnosis lima jari di melatih mental berkaitan
RSUD Pesanggrahan Jakarta dengan kegiatan yang akan
Selatan diketahui bahwa dilakukan.
sebelum diberikan terapi Teori di atas diperkuat
teknik relaksasi guided dengan teori lain yang
imagery mayoritas mengalami dikemukakan oleh (Martin,
cemas berat sebanyak 45 2012) bahwa Guided imagery
orang (39,5%), lalu diikuti merupakan metode menuju
dengan cemas sedang rileks dengan fokus pemikiran
sebanyak 40 orang (35,1%), pada imajinasi positif yang
dan tingkat panik sebanyak 17 bertujuan untuk mengurangi
orang (14,9%), serta cemas sakit, stres, dan lain
ringan sebanyak 12 orang sebagainya. Dimana dalam
(10,5%). Namun setelah melakukan teknik tersebut
diberikan terapi hipnosis lima menghasilkan keadaan
jari diperoleh hasil mayoritas tenang, fokus, kesiapan energi
mengalami cemas ringan untuk mengurangi
sebanyak 47 orang (41,2%), ketidaknyamanan yang
lalu diikuti dengan tidak menawarkan dukungan
cemas sebanyak 37 orang emosional dan rasa percaya
(32,5%), dan cemas sedang diri dalam tubuh. Guided
sebanyak 30 orang (26,3%). imagery mengombinasikan
Hasil penelitian ini implikasi verbal, teknik
sesuai dengan teori (Potter, pernapasan, dan visualisasi
Perry 2011) yang menyatakan untuk masuk ke alam bawah
bahwa manfaat guided sadar. Guided imagery dapat
imagery, sebagai berikut: dilakukan oleh siapa saja,
mengurangi stress dan karena pada dasarnya
kecemasan, mengurangi membayangkan merupakan
nyeri, mengurangi efek suatu keterampilan yang dapat
samping, mengurangi tekanan dilatih. Dalam latihannya,
darah tinggi, mengurangi peserta harus menggunakan
level gula darah (diabetes), postur, isyarat/gerakan yang
mengurangi alergi dan gejala sama dalam setiap sesi
gangguan pernapasan, sehingga terbentuk “anchor”
mengurangi sakit kepala, dengan respon segera dan
mengurangi biaya rumah santai dalam postur tersebut.
sakit, meningkatkan Imagery sering disebut
penyembuhan luka dan dengan guided imagery,
tulang, untuk menciptakan visualization, latihan mental,

204
Pengaruh Efektivitas Tehnik Relaksasi Guidet Imagery Terhadap Tingkat Kecemasan Pasien
Pre Operasi

atau self hypnosis. Imagery kelompok intervensi dan


adalah teknik yang biasa kontrol diperoleh nilai
digunakan oleh psikolog signifikasi p-value =0,000 (p-
olahraga untuk membantu value< α(0,05), maka dapat
seseorang memvisualisasikan disimpulkan bahwa terdapat
atau melatih mental berkaitan pengaruh teknik guided
dengan kegiatan yang akan imagery dalam penurunan
dilakukan. Dalam konteks tingkat kecemasan pada
olahraga, imagery digunakan pasien pre-operasi di RS.
untuk membantu atlet Permana Sari Bandar
membuat visualisasi yang Lampung Tahun 2017.
lebih nyata berkaitan dengan Begitu pula dengan
pertandingan atau kompetisi hasil penelitian yang
yang akan dijalaninya. dilakukan oleh (Daryanti &
Hal ini diperkuat Markhamah, 2016) tentang
dengan teori (Purnama, Gan, Pengaruh Terapi Guide
Wong, & Lew, 2015) yang Imagery Terhadap Tingkat
menyatakan bahwa Guided Kecemasan Pasien Pre Bedah
imagery merupakan salah satu Operasi Mayor Di Ruang
metode yang dapat digunakan Bedah RSUD Karanganyar.
untuk menurunkan kecemasan Hasil penelitian melalui uji
dengan cara membayangkan Wilcoxon diperoleh p value
suatu keadaan atau 0,000 < 0,05. Hasil tersebut
serangkaian pengalaman yang berarti ada pengaruh terhadap
menyenangkan secara tingkat kecemasan pasien pre
terbimbing dengan operasi bedah mayor diruang
melibatkan indera. Beberapa bedah RSUD Karanganyar.
istilah yang berbeda namun Hasil penelitian ini juga
sejenis yang merujuk pada sesuai dengan penelitian
persiapan mental seorang atlet (Wijayanti & Prasetianti,
untuk kompetisi, selain 2019) tentang penurunan
guided imagery termasuk juga kecemasan pada pasien pre
imagery, visualization, mental operasi setelah pelaksanaan
rehearsal, symbolicrehearsal, relaksasi imajinasi terbimbing
covert practice, imagery, and di RSUD Patut Patuh Patju
mental practice. Gerung, menunjukkan hasil
Hasil penelitian ini perhitungan dengan uji
sesuai dengan penelitian yang wilcoxon pada sistem
dilakukan (Antoro & komputerisasi SPSS, untuk
Amatiria, 2017) tentang perubahan tingkat kecemasan
pengaruh tehnik relaksasi sebelum dan sesudah
guide imagery terhadap dilakukan teknik relaksasi
tingkat kecemasan pasien imajinasi terbimbing dengan
preoperasi katarak, hasil uji analisis statistik diperoleh
paired sample ttest pada hasil nilai ñ = 0,000 yang artinya ñ
skore tingkat kecemasan pada < á (á= 0,05), maka Ho ditolak

205
Ilham Pratama dan Ayu Pratiwi

dan H1 diterima yang berarti dapat menurunkan tingkat


bahwa ada pengaruh teknik kecemasan pasien terhadap
relaksasi imajinasi terbimbing operasi yang dilakukan,
terhadap tingkat kecemasan dengan menurunkan tingkat
pada pasien pre operasi di kecemasan pasien dapat
RSUD Patut Patuh Patju mendukung kesuksesan
Gerung Tahun 2018. tindakan pembedahan yang
Berdasarkan hasil akan dilakukan dan
perbandingan antara tingkat pengobatan pasien.
kecemasan sebelum dengan
sesudah diberikan terapi BIBILIOGRAFI
relaksasi guided imagery,
peneliti dapat mengambil Antoro, Budi, & Amatiria, Gustop. (2018).
Pengaruh Tehnik Relaksasi Guide
kesimpulan bahwa tingkat
Imagery terhadap Tingkat Kecemasan
kecemasan dapat diturunkan Pasien Preoperasi Katarak. Jurnal
melalui pemberian terapi Ilmiah Keperawatan Sai Betik, 13(2),
relaksasi guided imagery. Hal 239–243.
ini dikarenakan kecemasan
adalah respon-respon yang Asmadi, Erwin. (2013). Pembuktian tindak
terkait psikologis yaitu pidana terorisme: analisa putusan
pengadilan pada kasus perampokan
perasaan kecewa, perasaan tak
Bank CIMB Niaga Medan. PT.
berdaya dan perasaan tidak Sofmedia.
berharga (takut ditolak).
Untuk respon yang terkait Carpenito, Lynda Juall, Vezzoli, Fabrizio, &
dengan faktor psikomotor Calamandrei, Carlo. (2011). Manuale
atau respon tubuh seperti: tascabile delle diagnosi
tidak selera makan, susah infermieristiche. CEA.
tidur, sulit dapat diatasi Daryanti, Daryanti, & Markhamah, M.
melalui sebuah stimulus atau (2019). Karakter unggul dan gaya
terapi yang dapat diberikan penulisan dalam Buku teks biografi
salah satunya yaitu relaksasi indonesia bangga. Universitas
guided imagery. Muhammadiyah Surakarta.
Menurut analisis
Daryanti, Daryanti, Widiyanto, Budi, &
peneliti tingkat kecemasan
Sudirman, Sudirman. (2020).
pasien pre operasi dapat Literature Review: Faktor Yang
diturunkan melalui pemberian Berhubungan Dengan Rheumatoid
terapi relaksasi guided Artritis Pada Lansia. Nursing Arts,
imagery. Hal yang perlu 14(1), 7–12.
dilakukan oleh pasien adalah
dengan melaksanakan terapi Depkes, R. I. (2013). Riset kesehatan dasar.
Jakarta: Badan Penelitian Dan
relaksasi guided imagery
Pengembangan Kesehatan
dengan sebaik mungkin dan Kementrian Kesehatan RI.
sikap pasien yang kooperatif.
Dengan pemberian terapi Fortinash, K., & Patricia, A. H. (n.d.).
relaksasi guided imagery pada Worret.(2012). Psychiatric Mental
pasien pre operasi, diharapkan Health Nursing. Philadelphia: Mosby

206
Pengaruh Efektivitas Tehnik Relaksasi Guidet Imagery Terhadap Tingkat Kecemasan Pasien
Pre Operasi

Elsevier Inc. Sulistyawati, Wignyanto, &


Kumalaningsih, Sri. (2012). Produksi
Joudi, Marjan, Fathi, Mehdi, Harati, Hadi, tepung buah lindur (Bruguiera
Joudi, Mitra, Izanloo, Azra, Rahdari, gymnorrhiza LAMK.) rendah tanin
Ali, & Soltani, Ghasem. (2014). dan HCN sebagai bahan pangan
Evaluating the incidence of cognitive alternatif. Jurnal Teknologi Pertanian,
disorder following off-pump coronary 13(3), 187–198.
artery bypasses surgery and its
predisposing factors. Anesthesiology Videbeck, Sheila, & Videbeck, Sheila.
and Pain Medicine, 4(4). (2013). Psychiatric-mental health
nursing. Lippincott Williams &
Martin, Ron. (2012). Regional economic Wilkins.
resilience, hysteresis and recessionary
shocks. Journal of Economic
Geography, 12(1), 1–32. Widyastuti, Rany. (2015). Proses berpikir
siswa dalam menyelesaikan masalah
Mirianti, Dimi Pipi. (2011). Hubungan matematika berdasarkan teori Polya
Pengetahuan dan Tingkat Kecemasan ditinjau dari adversity quotient tipe
Klien Pre Operasi Katarak di Poli climber. Al-Jabar: Jurnal Pendidikan
Klinik Mata Rumah Sakit Islam Siti Matematika, 6(2), 183–194.
Khodijah Palembang. Diakses.
Wijayanti, G. A. Sri Puja Warnis, &
Notoatmodjo, S. (2015). Promosi Kesehatan Prasetianti, Putu Ayu Suryantini.
dan Perilaku Kesehatan (Cetakan V). (2019). Penurunan Kecemasan Pada
Jakarta: Rineka Cipta. Pasien Pre Operasi Setelah
Pelaksanaan Relaksasi Imajinasi
Potter, Patricia A., Perry, Anne Griffin Ed, Terbimbing di RSUD Patut Patuh Patju
Hall, Amy Ed, & Stockert, Patricia A. Gerung. Jurnal Keperawatan Terpadu
(2009). Fundamentals of nursing. (Integrated Nursing Journal), 1(2),
Elsevier mosby. 39–46.

Purnama, Indra, Gan, Wei Liang, Wong, De


Wei, & Lew, Wen Siang. (2015).
Guided current-induced skyrmion
motion in 1D potential well. Scientific
Reports, 5, 10620.

Copyright holder:
Ilham Pratama, Ayu Pratiwi (2020)

First publication right:


Jurnal Health Sains

This article is licensed under:

207

Anda mungkin juga menyukai