NURTY K GEA
Nurty K Gea
ABSTRAK
Saat menghadapi pembedahan, klien akan mengalami berbagai stresor, diantaranya yaitu rasa takut dan
cemas. Kecemasan pada pasien pre operasi harus diatasi, penanganan kecemasan pada pasien pre operasi salah
satunya dengan tindakan tehnik relaksasi nafas dalam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
relaksasi nafas dalam terhadap penurunan tingkat kecemasan pasien pre operasi di RSUD Kota Bekasi tahun
2013. Adapun metode penelitian ini menggunakan desain penelitian quasi eksperimen dengan pendekatan one
group pretest-posttes. Jumlah sampel sebanyak 30 responden. Sampel yang digunakan yaitu pasien pre operasi
yang mengalami kecemasan di RSUD Kota Bekasi 2013.Sebelum di berikannya relaksasi nafas dalam rata-rata
tingkat kecemasan responden berada pada kategori cemas sedang dengan persentase 70 %, setelah diberikannya
relaksasi nafas dalam rata-rata tingkat kecemasan responden berada pada kategori cemas ringan dengan
persentase 70 %. Hasil uji statistik menunjukan nilai p-value pada penelitian adalah 0. 00 lebih kecil dari nilai
alpha (0.05), artinya ada pengaruh yang signifikan antara pemberian relaksasi nafas dalam terhadap penurunan
tingkat kecemasan pasien pre operasi. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa setelah dilakukannya
relaksasi nafas dalam kecemasan pada pasien pre operasi mengalami penurunan.
ABSTRACT
When facing surgery, the client will experience a variety of stressors, among which fear and anxiety.
The anxiety of patient pre operative must be overcome, the treatment of anxiety in patients pre operative one of
which is the deep breath relaxation techniques.The aim of this research is to knows The effect of deep breathing
relaxation to decrease pre operative anxiety levels of patients at RSUD Bekasi City 2013. While the method of
this research was used quasi eksperiment with one group pretest-posttest design. The number of sampel are 30
respondens. The sample is pre operative patient who experienced a anxiety at RSUD Bekasi City 2013.Before
given it deep breath relaxation was alone means of anxiety level respondent was on moderate anxiety the
precentage of 70%. After the deep relaxation breath handle means of the anxiety level is on low anxiety the
precentage of 70%. The result of statistic test shown p value 0.00<0.05 which means there is a significant effect
The effect of deepbreath relaxation to decrease anxiety level of pre operative patients.From these resultsit can
be concludedthatafterdoingdeep breathingrelaxationanxietyin patients withpreoperativedecrease.
Adapun penelitian yang dilakukan oleh dilakukan kepada salah satu pasien pre operasi
Novarizki Galuh Ayudianningsih (2010) pada tanggal 22 september 2011 di ruang tulip
menunjukan bahwa sebelum dilakukannya teknik RSUD Kota Bekasi menyatakan bahwa dia
relaksasi nafas dalam pada kelompok eksperimen cemas karena takut terjadi kecacatan pada bagian
terdapat sebagian besar nyeri berat yaitu tubuhnya.
sebanyak 12 responden (60%) sedangkan pada Berdasarkan uraian diatas dan
kelompok kontrol sebagian besar juga informasi-informasi yang telah didapatkan
mengalami nyeri berat yaitu sebanyak 14 sebelumnya terkait dengan pasien pre operasi
responden (70%). Dan setelah dilakukan yang setiap tahunnya mengalami peningkatan,
relaksasi nafas dalam terjadi perbedaan tingkat menunjukan bahwa pasien pre operasi
nyeri pada kedua kelompok penelitian. Pada memerlukan tehnik untuk menurunkan rasa
kelompok eksperimen sebagian besar responden cemas, studi pendahuluan yang dilakukan
mengalami nyeri pada tingkat nyeri ringan dan sebelumnya di RSUD Kota Bekasi menunjukan
sedang, sedangkan pada kelompok kontrol jumlah pasien pre operasi yang cukup besar,
sebagian besar responden mengalami nyeri hebat pasien pre operasi yang didapatkan pada bulan
yaitu sebanyak 9 responden (45%).9 Juli s/d Agustus 2011 sebanyak 171 orang
Relaksasi merupakan kebebasan mental Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu
dan fisik dari ketegangan dan stress, karena dapat untuk mengetahui pengaruh relaksasi nafas
mengubah persepsi kognitif dan motivasi afektif dalam terhadap tingkat kecemasan pada pasien
pasien. Teknik relaksasi membuat pasien dapat pre operasi di ruang bedah RSUD Kota Bekasi.
mengontrol diri ketika terjadi rasa tidak nyaman
atau nyeri, stress fisik dan emosi pada nyeri.4 METODE
Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa Penelitian ini menggunakan desain
relaksasi nafas dalam sangat efektif dalam penelitian Quasi Eksperimen dengan pendekatan
menurunkan kecemasan dan nyeri pasca operasi. One Group pre-post test design yaitu dengan
(Brunner &Suddart, 2001dalam Novarizki, cara memberikan pre test (pengamatan awal)
2010).9 terlebih dahulu sebelum diberikan intervensi,
Prevalensi gangguan kecemasan di setelah diberikan intervensi kemudian dilakukan
Amerika Serikat, lebih dari 23 juta penduduk kembali post test (pengamatan akhir).10 Populasi
(kira-kira satu dari 4 individu) terkena dalam penelitian ini adalah pasien pre operasi di
kecemasan. Kurang dari 25% penduduk yang ruang bedah RSUD Kota Bekasi dengan jumlah
mengalami gangguan panik mencari bantuan keseluruhan populasi yang akan diambil oleh
terutama karena mereka tidak menyadari bahwa peneliti mulai tanggal 11 – 25 Desember 2011.
gejala fisik yang mereka alami (misal: palpitasi Sampel dalam penelitian ini yaitu pasien pre
jantung, nyeri dada, sesak nafas) disebabkan oleh operasi sebanyak 30 responden. Sampel dalam
masalah kecemasan.6 penelitian ini dipilih dengan metode
Di Indonesia, prevalensi gangguan pengambilan sampel non random (non
kecemasan berkisar pada angka 6-7% dari probability sampling) dengan teknik purposive
populasi umum (perempuan lebih banyak sampling.11
dibandingkan prevalensi laki-laki). Menurut Jenis data yang digunakan dalam
Arifah & Trise, 2012, di Rumah Sakit Umum penelitian ini adalah data primer dan data
Daerah (RSUD) Sleman menunjukan bahwa dari sekunder. Data primer akan didapatkan oleh
31 responden didapatkan pasien pre operasi yang peneliti dengan cara berhadapan langsung
mengalami kecemasan 54,8%. Sedangkan dari dengan responden dan melakukan pengkuran
hasil wawancara yang dilakukan kepada 17 tingkat kecemasan sebelum dilakukan intervensi
orang pasien di ruang Bougenville pada tanggal relaksasi napas dalam dan akan mengukur
7 januari 2012, pasien menyatakan bahwa tingkat kecemasan setelah dilakukan intervensi
penyebab dari kecemasan berbeda-beda, antara relaksasi napas dalam. Data sekunder akan
lain : belum mengerti tentang operasi yang akan diperoleh dengan cara melihat hasil dokumentasi
dilakukan, untuk apa dilakukan puasa sebelum data dari RSUD Kota Bekasi terkait jumlah
operasi, takut dengan situasi di ruang operasi, pasien pre operasi yang di rawat di RSUD Kota
serta bagaimana nanti perawatan setelah operasi.6 Bekasi selama tiga bulan terakhir.12
Di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)
Kota Bekasi berdasarkan studipendahuluan yang
dilakukan oleh penulis pada bulan Juli s/d
Agustus 2012 terdapat 171 pasien pre operasi.
Dan hasil wawancara yang dilakukan kepada
perawat menyatakan bahwa sebagian besar
pasien pre operasi mengalami kecemasan, dan
hampir tidak pernah dilakukan relaksasi nafas
dalam kepada pasien selama menjalani fase pre
operasi, sedangkan hasil wawancara yang
5
HASIL
A. Analisa Univariat 2. Distribusi Frekuensi Tingkat Kecemasan
Sebelum dilakukan Relaksasi Nafas Dalam
1. Distribusi Frekuensi Tingkat di Ruang Bedah RSUD Kota Bekasi
Kecemasan Sebelum dilakukan Tahun2013
Relaksasi Nafas Dalam di Ruang
Bedah RSUD Kota Bekasi Tahun2013 Tabel 2
Distribusi Frekuensi Tingkat Kecemasan
Tabel 1 Sebelum dilakukan Relaksasi Nafas Dalam di
Distribusi Frekuensi Tingkat Kecemasan Ruang Bedah RSUD Kota Bekasi Tahun2013
Sebelum dilakukan Relaksasi Nafas Dalam di Tingkat Frekuensi Persentase
Ruang Bedah RSUD Kota Bekasi Tahun 2013 Kecemasan (f) (%)
B. Analisa Bivariat
Pengaruh Relaksasi Nafas Dalam Terhadap Penurunan Tingkat Kecemasan Pasien Pre Operasi Di
RSUD Kota Bekasi Tahun 2013
Tabel 3
Pengaruh Relaksasi Nafas Dalam Terhadap Penurunan Tingkat Kecemasan Pasien Pre Operasi Di RSUD
Kota Bekasi Tahun 2013
T Df Pretest Posttest P-value
M Sd M Sd
14,000 0,000
29 1,90 5,48 0,97 5,56
Hasil analisa bivariat melalui uji tingkat kecemasan pada pasien pre operasi di
perbedaan paired sample T-test, terbukti ada RSUD Kota Bekasi 2013.
perbedaan tingkat kecemasan pada pasien pre
operasi sebelum dan setelah diberikan relaksasi PEMBAHASAN
nafas dalam dengan t (14,000) = 29, 0.00 < 0.05. Relaksasi merupakan suatu metode dan
Data pretest (M=1,90 ; sd 5,48) memiliki rata- cara yang dapat digunakan dan diberikan kepada
rata lebih besar dari posttest (M=0,97 ; sd 5,56), pasien pre operasi sebelum dilakukannya
dengan demikian disimpulkan bahwa Ho ditolak tindakan pembedahan dengan relaksasi pasien
yang berarti H1 diterima ada pengaruh pemberian dapat melepaskan rasa ketegangan, dan stress
relaksasi nafas dalam terhadap penurunana yang dialaminya karena dengan melakukan
relaksasi, pasien akan mengalihkan rasa
6
cemasnya.13 Pernyataan ini didukung oleh teori Dalam Terhadap Penurunan Tingkat Kecemasan
yang dikemukakan oleh Potter & Perry (2006) Pasien Pre Operasi di Ruang Bedah RSUD Kota
menyatakan bahwa teknik nafas dalam juga Bekasi Tahun 2013” dapat disimpulkan sebagai
dapat memberikan individu kontrol diri ketika berikut :
terjadi rasa ketidaknyamanan atau cemas, stres 1. Distribusi frekuensi tingkat kecemasan pada
fisik dan emosi yang disebabkan oleh pasien pre operasi sebelum diberikan
kecemasan. Teknik ini tidak hanya digunakan relaksasi nafas dalam menunjukan tingkat
pada individu yang sakit tetapi bisa juga kecemasan sedang sejumlah 21 orang (70%),
digunakan pada individu yang sehat. Pelaksanaan tingkat kecemasan ringan sejumlah 6 orang
teknik relaksasi bisa berhasil jika pasien (20%), tingkat kecemasan berat sejumlah 3
kooperatif. orang (10%) dan tidak ada pasien yang
Hasil analisa yang dilakukan oleh mengalami tingkat kecemasan berat
peneliti menunjukan bahwa sebelum sekali/panik dan tidak ditemukan responden
diberikannya intervensi relaksasi nafas dalam yang tidak mengalami kecemasan sebelum
tingkat kecemasan terbesar berada pada diberikan relaksasi nafas dalam.
kecemasan sedang dengan jumlah 21 orang ( 2. Distribusi frekuensi tingkat kecemasan pada
70%), sedangkan setelah diberikannya intervensi pasien pre operasi setelah diberikan relaksasi
relaksasi nafas dalam tingkat kecemasan terbesar nafas dalam menunjukan tingkat kecemasan
berada pada kecemasan ringan yaitu dengan ringan adalah sejumlah 21 orang (70%),
jumlah 21 orang (70%), Pengaruh pemberian tingkat kecemasan sedang sejumlah 4 orang
relaksasi nafas dalam dapat dilihat dari hasil (13,3%), pada kategori tingkat kecemasan
analisa uji bivariat dengan metode uji Paired T- tidak cemas adalah sejumlah 5 orang
test diperoleh nilai t sebesar 14,000 dengan nilai (16,7%), dan tidak ditemukannya tingkat
p sebesar 0. 00 dimana p < 0.05, selisih rerata kecemasan pada kategori kecemasan berat
(mean) tingkat kecemasan pasien pre operasi dan panik pada responden setelah dilakukan
sebelum dan sesudah diberikannya relaksasi relaksasi nafas dalam.
nafas dalamdiperoleh perbedaan sebesar 0.933 3. Berdasarkan hasil bivariat terdapat nilai t
dengan hasil tersebut dapat diartikan bahwa ada (14,000) = 29, 0.00 < 0.05. dengan demikian
pengaruh yang signifikan antara tingkat disimpulkan bahwa Ho ditolak yang berarti
kecemasan sebelum dan setelah diberikannya H1 diterima ada pengaruh pemberian
relaksasi nafas dalam. relaksasi nafas dalam terhadap penurunana
Hal ini sejalan dengan penelitian yang tingkat kecemasan pada pasien pre operasi di
dilakukan oleh Siti Indah Mutiara dengan judul RSUD Kota Bekasi 2013.
“Pengaruh Teknik Relaksasi Pernafasan
Diafragma Terhadap Perubahan Kecemasan DAFTAR PUSTAKA
Pasien Pre Operasi Di Bangsal Bedah RSUP. Dr. 1. Nursalam. 2008. Proses dan Dokumentasi
M. Djamil Padang Tahun 2012” setelah Keperawatan Konsep dan Praktik. Edisi 2.
diberikan relaksasi nafas dalam kepada 33 Jakarta. Salemba Medika
responden menunjukan 90,9 % mengalami 2. Maryunani Anik. 2012. Asuhan
penurunan tingkat kecemasan dengan analisa uji Keperawatan Perioperatif – Pre Operasi.
marginal homogenity dengan nilai p sebesar Jakarta : TIM
0.000 dimana p < 0.05, hal ini dapat diartikan 3. Larasati, Yulistia Indah. 2009. Efektifitas
bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara Pre Operative Teaching Terhadap
hasil pengukuran kecemasan pasien pre operasi Penurunan Tingkat Kecemasan Pasien Pre
sebelum dan sesudah diberikannya relaksasi Operasi di Ruang Rawat Inap RSUD
nafas dalam.14 Karanganyar. Media Ners. Volume 3.
Teknik relaksasi nafas dalam Universitas Diponegoro
merupakan suatu bentuk asuhan keperawatan, (http://eprints.undip.ac.id/Efektifitas_Prope
yang dalam hal ini perawat mengajarkan kepada rasi_Teaching.pdf diakses pada tanggal
klien bagaimana cara melakukan nafas dalam, 08/08/2012 pukul 22.34 wib)
nafas lambat (menahan inspirasi secara 4. Potter & Perry. 2006. Buku Ajar
maksimal) dan bagaimana menghembuskan Fundamental Keperawatan. Volume 1.
nafas secara perlahan.15 Selain dapat Jakarta : EGC
menurunkan intensitas nyeri, teknik relaksasi 5. Yuniar. 2012. Hubungan Praktek
nafas dalam juga dapat meningkatkan ventilasi Keselamatan Pasien pada Tindakan
paru dan meningkatkan oksigenasi darah Pembedahan dengan Surgical Safety
(Smeltzer dan Bare, 2002).16 Checklist(SSC) WHO Terhadap Terjadinya
Luaran Klinis di RSUD Muntilan
PENUTUP Kabupaten Magelang. Thesis. Universitas
Berdasarkan penelitian yang telah Gajah Mada
dilakukan oleh peneliti bahwa dari hasil (http://etd.ugm.ac.id/index.php/chapter1.pdf
penelitian tentang “Pengaruh Relaksasi Nafas
7
diakses pada tanggal 28/08/2012 pukul 15. Lukman, Trullyen Vista. 2012. Pengaruh
13.36 wib) Teknik Relaksasi Nafas Dalam terhadap
6. Arifah, Trise Ida N. 2012. Pengaruh Intensutas Nyeri Pada pasien Post-Operasi
Pemberian Informasi Tentang Persiapan Sectio Caesaria di RSUD Prof. Dr. Hi.
Operasi dengan Pendekatan Komunikasi Aloei Saboe Kota Gorontalo. Skripsi.
Terapeutik Terhadap Tingkat Kecemasan Universitas Negri Gorontalo
Pasien Pre Operasi di Ruang Bougenville 16. Smeltzer dan Bare. 2002. Buku Ajar
RSUD Sleman. Jurnal Kebidanan. Volume Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8.
IV. Poltekes Kemenkes Semarang Volume 1. Jakarta : EGC
(http://journal.akbideub.ac.id/index.php/jke
b/article/viewdi akses pada tanggal
20/08/2012 pukul 09.46 wib)
7. Nurarifin. 2012. Faktor-faktor Yang
Berhubungan Dengan Tingkat Kecemasan
Pasien GGT Yang Menjalani Terapi
Hemodialisa di BPK RSU Tidar Kota
Magelang. Skripsi. Universitas
Muhammadiyah Semarang
(http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/107/j
tptunimus-gdl-nurarifing-bab1.pdf diakses
pada tanggal 07/08/2012 pukul 12.48 wib)
8. Suwardianto, Heru. 2011. Pengaruh Terapi
Relaksasi Napas Dalam (Deep Breathing)
Terhadap Perubahan Tekanan Darah Pada
Penderita Hipertensi Di Puskesmas Kota
Wilayah Selatan Kota Kediri. Jurnal
STIKes RS Baptis Kediri. Volume 4.
STIKes RS Baptis Kediri
9. Ayudianningsih, Novarizki. 2010.
Pengaruh Teknik Relaksasi Nafas Dalam
Terhadap Penurunan Tingkat Nyeri Pada
Pasien Pasca Operasi Fraktur Femur Di
Rumah Sakit Karima Utama Surakarta.
Jurnal. FIK UMS
(http://download.portalgaruda.org/article.ph
p?article diakses pada tanggal 15/01/2012
pukul 13.45 wib)
10. Dharma, Kelana Kusuma. 2011.
Metodologi Penelitian Keperawatan.
Jakarta : TI
11. Hastono Sutanto P, Sabri Luknis. 2011.
Statistik Kesehatan. Jakarta : Rajawali Pers
12. Septiyani, Ernaria. 2012. Pengaruh Story
Telling Terhadap Tingkat Kecemasan
Akibat Hospitalisasi Pada Anak Usia
Prasekolah di RSUD Kota Bekasi 2012.
Skripsi. STIKes Medistra Indonesia
13. Ghofur, Abdul dkk. 2007. Pengaruh Teknik
Nafas Dalam Terhadap Perubahan Tingkat
Kecemasan Pada Ibu Persalinan Kala I Di
Pondok Bersalin Ngudi Saras Trikilan Kali
Jambe Sragen. Jurnal. Universitas
Airlangga
14. Mutiara Siti Indah. 2012. Pengaruh Teknik
Relaksasi Pernafasan Diafragma Terhadap
Perubahan Kecemasan Pasien Pre Operasi
di Bangsal Bedah RSUP. Dr.M. Djamil
Padang Tahun 2012. Penelitian.
Universitas Andalas Padang
(http://repository.unand.ac.id/17863/1/
isi.pdf diakses pada tanggal 08/08/2012
pukul 16.56 wib)