Disusun oleh:
Kelompok III
NELY ALFIANI 70300119017
YUNI 70300119002
DELLA SAFITRA 70300119005
SITI AMINAH 70300119008
MASITA FAJRIATI 70300119011
ANDI AINAYAH KHUSWATUN K. 70300119014
INTAN PUTRI 70300119017
JUNIARTI LISA 70300119020
NURUL HIDAYATI 70300119023
IKA AFRIANI 70300119027
NOFYANI FAHRIKA 70300119030
MELISA PRATIWI 70300119033
2021
ANALISIS JURNAL
A. Judul Artikel
Pengaruh Bimbingan Do’a Terhadap Tingkat Kecemasan Pasien PreOperasi
Di Ruangan Instalasi Bedah Sentral RS Islam Fatimah Cilacap
B. Kata Kunci
Bimbingan Do’a, Cemas, PreOperasi
C. Penulis
Kasron dan Soekeh
D. Publisher
Jurnal Kesehatan Al-Irsyad
E. Instansi Terkait
STIKES Al-Irsyad Al-Islamiyyah Cilacap dan Perawat IBS RSI Fatimah
Cilacap
Cemas merupakan perasaan tidak nyaman maupun ketakutan yang tidak jelas
dan gelisah disertai dengan respon autonom. Kekhawatiran muncul karena
akan dilakukannya pembedahan dan pembisuan sehingga mengundang rasa
takut pasien akan kegagalan.
Comparsion Intervension :
Rencana tindakan ini dimaksud untuk mengkaji tingkat penurunan
kecemasan dengan terapi do’a pada pasien preoperasi di Ruang Instansi Bedah
Sentral RS Islam Fatimah Cilacap.
Hasil analisis menunjukkan ada perbedaan tingkat kecemasan antara
sebelum dan sesudah intervensi pada kelompok intervensi yang dilakukan
pemberian bimbingan berdoa (p-value: 0,001), serta ada perbedaan tingkat
kecemasan setelah intervensi antara kelompok kontrol dan kelompok intevensi
(p-value: 0,001).
Terdapat intervensi pembanding dipenelitian ini yaitu dalam mengatasi
kesemasan preoperasi. Pada penelitian terdahulu lebih menggunakan terapi
non farmakologis berupa relaksasi, distraksi, stimulasi listrik saraf transkutan
(TENS), pendekatan psikologis dan meditasi. Namun pada penelitian ini
memilih menggunakan terapi non farmakologis berupa spiritual yaitu terapi
do'a.
Do'a secara istilah ialah melahirkan kehinaan dan kerendahan diri serta
menyatakan kehajatan dan ketundukan kepada Allah SWT. Manfaat do'a yaitu
dapat terlindung dari bencana atau marabahaya, mendapatkan ridha dari Allah,
serta memperoleh rahmat dari-Nya.
Outcome :
Hasil penelitian menunjukkan ada perbedaan tingkat kecemasan antara
sebelum dan sesudah intervensi pada pasien yang dilakukan intervensi
bimbingan dengan berdo’a serta ada perbedaan tingkat kecemasan setelah
intervensi. Kecemasan pada responden sebelum bimbingan do'a kategori ringan
tidak ada, kategori sedang 5 orang, kategori berat 19 orang. Namun setelah
dilakukan bimbingan do'a, kecemasan pada responden ditingkat ringan 11
orang, tingkat sedang 9 orang dan tingkat berat 4 orang. sehingga terapi
bimbingan do'a ini efektif untuk menurunkan kecemasan pasien pre-operasi.
Kekurangan :
a) Terdapat beberapa bahasa yang digunakan yang mungkin sulit
dimengerti oleh masyarakat umum.
Kelebihan :
The Effect Of Prayer Guidance On Anxiety Level Patients Who Will Surgery In
Central Surgery
Room RS Islam Fatimah Cilacap
Kasron1*; Sokeh .2
1
STIKES Al-Irsyad Al-Islamiyyah Cilacap
2
Perawat IBS RSI Fatimah Cilacap
*kasron@stikesalirsyadclp.ac.id
ABSTRAK
Kecemasan sering terjadi pada pasien yang akan dilakukan tindakan operasi.
Kecemasan sering menyebabkan permasalahan sebelum dilakukan operasi.
Tujuan penelitian untuk mengetahui efektifitas pemberian bimbingan doa
terhadap penurunan kecemasan pasien preoperasi. Penelitian dengan
menggunakan pendekatan quasi eksperimental desain pre-post test design with
control group. Pengambilan responden dilakukan secara accidental sampling
dengan diperoleh 48 responden. The Amsterdam Preoperatif Anxiety and
Information Scale (APAIS) versi Indonesia digunakan untuk mengukur skor
kecemasan. Analisis data menggunakan uji Wilcoxon dan Mann-Whitney. Hasil
penelitian menunjukkan kelompok intervensi sebelum bimbingan doa dengan
tingkat kecemasan berat sebanyak 79,2% dan setelah intervensi bimbingan doa
sebanyak 16,7%. Hasil analisis menunjukan bahwa ada perbedaan tingkat
kecemasan sebelum dan sesudah intervensi pada kelompok intervensi (pvalue:
0,001), dan ada perbedaan tingkat kecemasan setelah intervensi antara
kelompok kontrol dan kelompok intevensi (p-value: 0,001). Hasil penelitian
terdapat perbedaan tingkat kecemasan pasien preoperasi sebelum dan sesudah
intervensi pada kelompok intervensi dan ada perbedaan tingkat kecemasan
setelah intervensi antara kelompok kontrol dan kelompok intevensi.
ABSTRACT
Anxiety occured in the patients who will surgery. Anxiety caused problems
before surgery. This study aimed to evaluate the prayer guidance to decrease
anxiety. The research used quasi-experiment with two group pre-post test
group. The sampling used accidental sampling with 48 respondents. The
Indonesian version of The Amsterdam Preoperative Anxiety and Information
Scale (APAIS) used to measure anxiety scores. Data analysis using the
Wilcoxon and Mann-Whitney tests. The results of the study showed that the
intervention group before prayer guidance with severe anxiety levels was
79.2% and after prayer guidance interventions as much as 16.7%. The results
of the analysis showed that there were differences in anxiety levels before and
after intervention in the intervention group (p-value: 0.001), and there were
differences in anxiety levels after intervention between the control group and
the intervention group (p-value: 0.001). So that it can be concluded that there
are differences in the level of anxiety of preoperative patients before and after
intervention in the intervention group and there are differences in anxiety levels
after intervention between the control group and the intervention group.
METODE
Penelitian dilakukan di IBS RSI Fatimah Cilacap pada bulan Desember 2017.
Jenis penelitian quasi experimental dengan pendekatan pre -post test design with
kontrol group. Instrumen APAIS (Amsterdam Preoperative Anxiety and
Information Scale) digunakan untuk mengukur tingkat kecemasan responden
yang dilakukan 40 menit sebelum operasi dan 10 menit sebelum operasi.
Intervensi pemberian terapi doa dilakukan setelah pengukuran kecemasan
pertama. Sejumlah 48 responden terpilih menjadi responden secara accidental
sampling dengan kriteria pasien preoperasi elektif dalam kondisi sadar, tidak
mendapat obat anti depresan, usia 18-60 tahun, operasi sedang dan besar serta
belum pernah operasi sebelumnya, beragama Islam, mampu mendengar dengan
baik. 24 responden pada masingmasing kelompok kontrol dan intervensi.
Pengambilan data kecemasan menggunakan The Amsterdam Preoperatif Anxiety
and Information Scale (APAIS) versi Indonesia sebelum dan setelah intervensi.
Analisis data menggunakan uji Wilcoxon dan Mann-Whitney.
HASIL
2 Sedang 5 9
(20,8) (37,5)
3 Berat 19 4
(79,2) (16,7)
B Kontrol
3 Berat 21 21
(87,5) (87,5)
p-value** 1,000 0,001
KESIMPULAN
Black, M., & Hawk, J. (2009). Medical Surgical Nursing, Clinical Management
for Positive Outcomes (8 Vol 2). Singapore: Elsevier Pte Ltd.
Chabibah, I. (2011). Bentuk layanan bimbingan rohani pasien dalam membantu
proses kesembuhan pasien di layanan kesehatan cuma-cuma(lkc) ciputat.
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.
Gordon, M. (2014). Manual of nursing diagnosis. Jones & Bartlett
Publishers.
Habibi, A. A., & Hasbi, A. (2015). Kesehatan spiritual dan ibadah shalat dalam
perspektif ilmu dan teknologi kedokteran. Jurnal Medika Islamika, 12(1).
Herdman, T. H., & Kamitsuru, S. (2014). Nursing Diagnoses Definition and
Classification 2015-2017 (6th ed.). Oxford: Wiley Blackwell.
Isnaini, K. (2016). Peranan Bimbingan Rohani Islam Dalam Menurunkan Stres
Pasien Kanker Payudara Di Rumah Sakit Sultan Agung
Semarang. Universitas Islam Negeri Walisongo.
Makmuri, H., & Kamaludin, R. (2007). The correlation between education levels
toward anxiety levels of fracture femur pre operated patient at Prof. Dr.
Margono Soekarjo Hospital of Purwokerto. Jurnal Ilmiah
Kesehatan Keperawatan, 3(2), 108– 115.
Nelson, M. T., Spencer, C. C., & Thompson, A. (2014). 2014 ACC / AHA
Guideline on Perioperative Cardiovascular Evaluation and
Management of Patients Undergoing Noncardiac Surgery. Journal of the
American College of Cardiology, 64(22). https://doi.org/10.1016/j.jacc.2014.07
.944
Reza, I. F. (2016). Implementasi Coping Religious dalam Mengatasi Gangguan
Fisik-Psikis-Sosial-Spiritual pada Pasien Gagal Ginjal Kronik. Intizar, 22(2),
243–280.
Riyadi, A. (2012). Dakwah terhadap Pasien (Telaah terhadap Model Dakwah
melalui Sistem Layanan Bimbingan Rohani Islam di Rumah Sakit). Jurnal
Bimbingan Konseling Islam, 3(2).
Sjamsuhidajat, R., Karnadihardja, W., Prasetyono, T. O. H., & Rudiman, R.
(2010). Buku Ajar Ilmu Bedah.
Jakarta: EGC.