Oleh:
Bayu Brahmantia
Yuyun Solihatin
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang
• Gagal Ginjal Kronik (GGK) merupakan salah satu masalah
kesehatan yang serius di dunia, dan menjadi salah satu penyakit
kronis dengan prevalensi yang cukup tinggi di berbagai negara
yang menjadi penyebab morbiditas dan mortalitas. Data World
Health Organization (WHO) pada tahun 2015 mengemukakan
bahwa angka kejadian GGK diseluruh dunia mencapai 10% dari
populasi, sementara itu pasien GGK yang menjalani hemodialisa
mencapai 1,5 juta orang diseluruh dunia (Anggeria & Resmita,
2019). Prevalensi dan insidensi GGK di Indonesia mengalami
kenaikan dari tahun ke tahun. Berdasarkan Riset Kesehatan
Dasar (Riskesdas, 2018) prevalensi GGK di Indonesia sebesar 3,8
persen atau naik sebesar 1,8% dibandingkan dengan 2013 yaitu
sebesar 2% (Msn, 2019).
• Selain masalah fisik, pasien gagal ginjal yang menjalani hemodialisis
juga mengalami masalah psikososial seperti kecemasan dan depresi
(Vasilopoulou et al., 2016) (Kurniawati & Asikin, 2018), menyatakan
pasien hemodialisa pada penelitiannya didapatkan tingkat kecemasan
tertinggi berada pada tingkat kecemasan sedang sebanyak 46%,
cemas ringan 29%, cemas berat 20% dan panic sebanyak 5%.
Kecemasan adalah ketegangan rasa tidak aman dan khawatir yang
timbul karena dirasakan terjadi sesuatu yang tidak menyenangkan
tetapi sumbernya sebagian besar tidak diketahui dan berasal dari
dalam. Yustinus (2006) mengatakan faktor predisposisi yang dapat
menimbulkan kecemasan antara lain faktor psikologis, terutama
tentang peraturan prosedur medis yang harus dipatuhi pasien,
peralatan yang dipasang pada pasien, dan sikap tenaga kesehatan
dalam pengobatan pasien.
A. Latar Belakang …………..
Tujuan Umum:
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui Pengaruh Terapi SEFT terhadap
Kecemasan Pada Pasien Hemodialisa di RSUD dr.
Soekardjo Kota Tasikmalaya.
Tujuan Khusus
• Mengidentifikasi usia pasien yang menjalani
hemodialisa di RSUD dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya
• Diketahuinya skala kecemasan sebelum dilakukan
terapi SEFT pada pasien yang menjalani hemodialisa
di RSUD dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya
• Diketahuinya skala kecemasan setelah dilakukan
terapi SEFT pada pasien yang menjalani hemodialisa
di RSUD dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya
Manfaat Penelitian
• Secara akademisi penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan
perkembangan ilmu keperawatan khususnya keperawatan
medikal bedah. Jika ternyata terbukti dengan teknik SEFT dapat
meningkatkan kualitas tidur dan menurunkan kecemasan maka
diharapkan dapat digunakan sebagai alternatif terapi untuk
meningkatkan derajat kesehatan pasien yang menjalani
hemodialisa.
• Secara teknis hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai salah
satu terapi alternatif untuk meningkatkan kualitas tidur dan
menurunkan kecemasan pada pasien yang menjalani
hemodialisa. Terapi SEFT dapat digunakan oleh perawat dalam
meningkatkan dan mempertahankan kesehatan psikologis
pasien yang menjalani hemodialisa.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
Spiritual Emotional Freedom Technique (SEFT)
Definisi
• SEFT adalah salah satu varian dari cabang ilmu baru yang dinamai Energy
Psychology (Muthmainnah, 2013). SEFT adalah gabungan antara Spiritual
power dan Energy Psychology (Zainuddin, 2011). Feinsten dalam Zainuddin
(2009) mengatakan bahwa energy psychology (EP) adalah hasil klinis yang
mempunyai kecepatan, jarak, dan ketahanan yang tidak biasa. (Feinstein,
2011).
• Spiritual Emotional Freedom Technique (SEFT) bekerja dengan prinsip
yang kurang lebih sama dengan akupuntur dan akupressur. Ketiga teknik
ini berusaha merangsang titik – titik kunci di sepanjang 12 jalur energi
(energi meridian) tubuh yang sangat berpengaruh pada kesehatan.
(Zainuddin, 2012). Berdasarkan definisi tersebut, dapat disimpulkan
bahwan SEFT atau Spiritual Emotional Freedom Technique (SEFT) adalah
suatu teknik terapi menggunakan energi tubuh/energy meridian yang
dilakukan dengan memberikan ketukan-ketukan ringan pada titik-titik
tertentu pada meridian tubuh, sehingga dapat mengatasi masalah fisik serta
emosi.
A. Landasan Teori…….
CARA MELAKUKAN SEFT:
• THE SET UP: menekan titik Sore Spot, mengucapkan
kalimat doa sebanyak 3 kali, khusyu dan ikhlas.
1
ANSIETAS RINGAN
ANSIETAS SEDANG
ANSIETAS BERAT
TINGKAT PANIC
Gagal Ginjal Kronik
• Gagal ginjal kronis merupakan gangguan fungsi ginjal yang
progresif dan irreversibel dimana kemampuan tubuh gagal
untuk mempertahankan metabolisme dan keseimbangan
cairan dan elektrolit, sehingga menyebabkan uremia (retensi
urea dan sampah nitrogen lain dalam darah) Runtukahu, R.
F., Rompas, S., & Pondaag, L, 2015; Smelzer & Bare, 2010).
Menurut National Kidney Foundation Kidney Disease
Outcomes Quality Initiative (K/DOQI) Penyakit ginjal
kronis atau Chronic Kidney Disease didefinisikan sebagai
kerusakan ginjal atau penurunan fungsi ginjal atau
Glomerulo Filtration Rate (GFR) <60 mL/menit / 1,73 m2
selama 3 bulan atau lebih (Levey, &Coresh, 2012).
Hemodialisa
• Hemodialisis merupakan salah satu terapi pengganti ginjal dengan
menggunakan selaput membrane semi permiabel (dialiser), yang berfungsi
seperti nefron sehingga dapat mengeluarkan produk sisa metabolisme dan
mengoreksi gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit pada pasien gagal
ginjal (Black & Hawks, 2014; Smeletzer & Bare, 2010).
• Terapi hemodialisis yang dilakukan secara teratur oleh pasien GGK dapat
meningkatkan kualitas hidup pasien, serta dapat mempertahankan
kelangsungan hidup akan tetapi juga merubah pola hidup pasien. perubahan
ini mencakup kondisi fisik, psikologis, kehidupan sosial, dan spiritual pasien.
Salah satu cara yang efektif untuk memperbaiki kualitas hidup pasien yang
menjalani hemodialisis adalah dengan perbaikan tingkat manajemen diri
pasien. Manajemen diri merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang
untuk secara holistik mengatur kondisi sakit dan perubahan pola hidup yang
harus dijalani terkait sakit kronisnya (Veerapan et al., 2012).
D. Hipotesis
• Terapi Spiritual Emotional Freedom Technique
(SEFT) berpengaruh terhadap kecemasan pada
pasien hemodialisa di RSUD dr. Soekardjo Kota
Tasikmalaya.
BAB III METODE PENELITIAN
A.Desain Penelitian
• Penelitian ini didesain menggunakan quasi-
eksperimen dengan tipe Pretest-Posttest Group
Design.
O1 X X2
B. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien
hemodialisa di RSUD dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya.
No Definisi Operasional
1. Terapi SEFT Terapi SEFT yang dilakukan pada pasien hemodialisa sebanyak dua sesi (2
kali putaran)melalui tahapan set up, tune-in, dan tapping. Syarat teknik ini
adalah terapis dan pasien harus khusu`, ikhlas, dan pasrah. SEFT pertama
untuk intervensi nyeri sebanyak satu putaran, SEFT kedua untuk intervensi
cemas satu putaran, untuk satu putaran SEFT berlangsung sekitar 15 menit
F. Instrumen Penelitian
Perbedaan
Variabel Cemas n Mean±SD 95% CI p value
Mean±SD
Sebelum 22 19,59±5,97
Sebelum 22 18,09±4,14