Oleh :
Vivit Mufidah (1151040268)
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
tingkat mobilitas perubahan yang tinggi dan dapat mengganggu kestabilan emosi
seseorang. Hal ini karena perubahan yang dialami oleh seseorang tidak sesuai
dengan ekspektasi atau tidak menyenangkan, dan ada kalanya muncul situasi yang
mulai memikirkan tentang masa depan lebih serius. Rasa tanggungjawab atas diri
sendiri akan semakin besar. Pemikiran tentang karier pun menjadi salah satu pokok
permasalah utama.
mengenai judul yang belum diterima oleh dosen pembimbing, sulit ditemuinya
dosen pembimbing, mencari permasalahan untuk skripsinya. Selain itu, karir juga
Adapun beberapa kesulitan yang dihadapi oleh mahasiswa tingkat akhir itu
sendiri dalam mengerjakan tugas akhirnya atau disebut dengan skripsi, dapat
tegang dan tertekan, emosi tidak stabil, yang bisa menimbulkan reaksi lebih parah
seperti stres, depresi dan lain sebagainya. Maka dari itu diperlukannya rasa sabar
pada mahasiswa tingkat akhir, agar lebih tenang dan tidak menimbulkan reaksi
dari cemas, lisan dari mengeluh, dan organ tubuh dari menampar pipi, merobek-
sabar yaitu menahan dan mencegah diri dari hal-hal yang dimurkai Allah SWT
Menurut Imam Al-Ghazali, jika dilihat dari sudut pandang sabar sebagai
pengekangan tuntutan nafsu dan amarah dinamakan kesabaran jiwa (ash-shabr an-
nafs).3
yang ampuh. Ketika mendapat ujian berupa sakit, baik fisik maupun psikis
termasuk kecemasan dan emosi yang tidak stabil. Sabar atas segala keputusannya,
sehingga dengan adanya ujian tersebut menjadi sarana untuk mendekatkan diri
1
Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah, Sabar Perisai Seorang Mukmin, terj. Fadli, (Jakarta: Pustaka
Azzam, 2002), hlm. 12.
2
Yusuf Al-Qordhowi, Al-Qur’an Menyuruh Kita Sabar, terj. Abdul Azis Salim Basyarahil,
(Jakarta: Gema Insani Press, 1999), hlm. 12.
3
M.Solihin dan Rosihon Anwar, Ilmu Tasawuf, (Bandung: Pustaka Setia, 2008),hlm.80.
kepada Allah dan memahami betapa besar kekuasaannya.4 Adapun untuk mengatasi
merupakan sesuatu yang batini atau dengan pendekatan kejiwaan, berdasarkan pada
kepasrahan terhadap kekuatan yang lebih tinggi dan mengatasi keterasingan dengan
sang pencipta. 5
dijadikan sarana penyembuhan penyakit, baik fisik maupun mental. Melalui pola
dunia medis, baik klasik maupun modern, dapat dipahami bahwa berbagai aktivitas
dalam maqamat dan ahwal, dapat ditarik menjadi suatu proses penyembuhan, baik
fisik maupun mental. Maqamat dan ahwal yang terdapat dalam sufisme, jika
dihubungkan dengan teori kesadaran, maka akan dapat ditemukan secara rasional
tersebut diperlukan terapi yaitu dengan terapi SEFT (Spiritual Emotional Freedom
tenang, menerima dengan ikhlas kepada Allah SWT menjadikan kecemasan dan
emosi yang tidak stabil itu kembali dalam situasi yang aman karena sudah tertuang
4
Amin Syukur, Sufi Healing, (Semarang: Walisongo Press, 2011), hlm. 56.
5
Amin Syukur, Sufi Healing... hlm. 91.
Terapi Spiritual Emotional Freedom Technique (SEFT) dapat menjadi
sebuah terapi yang berhasil karena beberapa aspek yang ada di dalamnya berkaitan
dengan unsur dalam mengatasi gejala kecemasan. Adapun tahap dalam terapi
menyadari bahwa segala permasalahan dan sesuatu yang terjadi agar diterima ikhlas
serta rasa syukur. Salah satu aspek dari terapi SEFT yaitu ikhlas. Ikhlas yaitu suatu
sikap bathiniah seseorang (muslim) yang mempunyai prinsip bahwa setiap amal
dan perbuatannya dilakukan karena Allah SWT.6 Aspek lain yang terdapat dalam
terapi SEFT ialah rasa syukur yang berkaitan dengan emosi yang baik (positif).
Selain itu, rasa syukur dapat memberikan kekuatan pada seseorang dalam
memandang masa yang akan datang. Maka dari itu, seseorang yang selalu merasa
bersyukur akan selalu percaya dan mempunyai harapan yang lebih baik.
merupakan terapi yang efektif untuk penyembuhan penyakit fisik dan psikis dan
tertarik untuk melakukan penelitian mengenai terapi SEFT, karena penelitian ini
suatu pengembangan dari berbagai mata kuliah, yaitu Sufi Healing, Inovasi
mahasiswa tingkat akhir itu terkait pada mata kuliah psikologi abnormal. Dimana
6
Ramadhan, Muhammad, Quantum Ikhlas, terj. Alek Mahya Sofa, (Solo: Abyan, 2009),
hlm 9.
terapi SEFT itu didalamnya ada unsur terapi dan juga sufistik yang terkait dengan
yang terjadi pada mahasiswa tingkat akhir, peneliti tertarik untuk menggunakan
permasalahan yang dihadapi oleh mereka, maka dari itu peneliti mengambil judul
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka dapat dirumuskan
SEFT?
2. Bagaimana proses terapi SEFT dalam meningkatkan rasa sabar pada mahasiswa
tingkat akhir?
C. Tujuan Penelitian
Dari latar belakang dan rumusan permasalahan yang telah dijelaskan di atas,
3. Mengetahui hasil Terapi SEFT yang dilakukan kepada beberapa orang untuk
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
dan sabar.
2. Manfaat Praktis
luas tentang terapi SEFT sebagai salah satu terapi penyembuh masalah
psikis. Karena terapi SEFT ini masih tergolong penemuan baru dan belum
melengkapi tulisan ini, Adapun beberapa sumber referensi terkait judul penelitian
ini, yaitu :
penyakit fisik dan psikis yang sedang dialami. Dibuktikan dalam penelitian
ini bahwa klien menjadi tenang, bersyukur, menerima dengan segala yang
terjadi dan meyakini bahwa Allah selalu memberikan yang terbaik untuk
hamba-Nya.
Spesifik, oleh Amal Lia Solihah Musfiroh. Hasil dari penelitian ini bahwa
terhadap objek phobia yang mereka takuti. Adapun kunci keberhasilan dari
terapi SEFT ini berada dalam spiritualitasnya, yang ditekankan dalam terapi
ditulis Sari Sudarimiati, S.Kp,. M.Kep., Sp.Mat dan Yunitia Aulianita. Hasil
Perbedaan dengan skripsi yang penulis lakukan adalah jika dalam penelitian
yang dilakukan oleh Endah Wahidah yaitu untuk meningkatkan kepasrahan diri
dengan teknik terapi SEFT, lalu penelitian yang dilakukan oleh Amal Lia
sedangkan yang dilakukan oleh Sari Sudarimiati dan Yunitia Aulianita yaitu
saya lakukan dalam skripsi ini yaitu lebih fokus untuk meningkatkan kesabaran
F. Kerangka Pemikiran
penyakit, baik mental, spiritualitas, moral maupun fisik dengan menggunakan al-
penyembuhan spiritual pada zaman Nabi Muhammad, SAW. Pernah dilakukan oleh
beliau dan juga para sahabat, selain dengan cara medis pula menggunakan madu
psikoterapi islam dan barat dimana sebuah pengobatan baik fisik ataupun psikis
yang cara pengobatannya dengan melakukan do’a dengan cara ikhlas, pasrah, dan
juga menyerahkan atas segala yang terjadi pada seseorang tersebut kepada Allah
SWT.
ilmu baru yang dinamakan dengan energi psikologi.8 SEFT (Spiritual Emotinal
Power yang merupakan pemanfaatan dari sistem energi tubuh bertujuan untuk
dapat memperbaiki emosi dan tingkah laku, dan juga kondisi pikiran
seseorang.9
7
Drs. Mas Rahim Salaby,Mengatasi Kegoncangan Jiwa, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2002), hlm 71.
8
Zainuddin, Spiritual Emotional Freedom Technique (SEFT), Cet. I, (Jakarta: Afzan
Fublishing), hlm 41.
9
Yunitia Aulianita, Sari Sudarmiati, Pengaruh Spiritual Emotional Freedom Technique
(SEFT) Terhadap Kecemasan Wanita Klimakterium Di RW 6 Kelurahan Pedalangan Kecamatan
Banyumanik Kota Semarang Jawa Tengah, (Jurnal: Semarang, 7 November 2015), hlm 179.
Di dalam SEFT terdapat nilai spiritual diantaranya yaitu dengan adanya doa
yang diafirmasikan oleh klien ketika hendak dimulai hingga terapi tersebut
berakhir, diantaranya ada beberapa fase yang ada dalam SEFT yaitu fase set-
up, tune-in,dan tapping. Dalam fase set-up, klien diminta untuk berdoa kepada
tuhan yang maha esa dengan rasa ikhlas dalam menerima permasalahan yang
ada dan juga memasrahkan kesembuhannya kepada Allah SWT, serta khusyu’.
pikiran ke tempat rasa sakit yang sedang dirasakan, dan secara bersamaan
disertai dengan doa. Dalam tune-in ini dilakukan juga fase ketiga yaitu teknik
tapping. Pada saat ini (tune-in yang dilakukan bersamaan dengan tapping),
yang akan meredakan rasa sakit fisik atau rasa emosi yang negatif. Klien pun
diminta untuk berdo’a dengan kalimat tertentu disertai dengan mengetuk ringan
dari cemas, lisan dari mengeluh, dan organ tubuh dari menampar pipi, merobek-
Pandangan kaum sufi mengenai sabar bahwa musuh terberat bagi orang-
orang beriman ialah dorongan hawa nafsunya sendiri, yang setiap saat datang
10
Mellisa Fitri Ardityani dan Galindra Raka Permana, Penyuluhan Spiritual Emotional
Freedom Technique (SEFT) sebagai Solusi Kesehatan pada Warga Dusun Babadan, Selomirah,
Ngablak, Magelang Jawa Tengah. (UII: Jurnal Inovasi dan Kewirausahaan, 2014), hlm 202.
11
Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah, Sabar Perisai Seorang Mukmin, terj. Fadli, (Jakarta: Pustaka
Azzam, 2002), hlm. 12.
yang diberikan oleh Allah yang lebih besar, mendekatkan diri kepada-Nya,
mungkin dicapai.12
“maha” yang disematkan pada mereka seakan semakin menuntut timbal balik
perkuliahan.
dihadapi oleh mahasiswa saat menyusun tugas akhir sering dirasakan sebagai
suatu beban yang berat, akibatnya yaitu berdampak menjadi sikap yang negatif,
berbagai permasalahan yang dialami oleh mahasiswa tingkat akhir, salah satunya
12
Media Zainul Bahri, Menembus Tirai Kesendirian-Nya; Mengurai Maqamat dan Ahwal
Dalam Tradisi Sufi, cet.1, (Jakarta: Perdana Media, 2005), hlm 67-68.
yaitu kecemasan karena kecemasan masuk kedalam permasalahan kondisi psikis.
Adapun paparan diatas dapat digambarkan melalui skema berfikir sebagai berikut:
Permasalahan Mahasiswa
Tingkat Akhir
Konseling
Terapi SEFT
1. Set Up
2. Tune In
3. Tapping
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Peranan
mengenai hak dan kewajiban tertentu, sedangkan hak dan kewajiban tersebut
diartikan sebagai peran. Oleh karena itu, ketika seseorang mempunyai kedudukan
tertentu dapat dikatakan sebagai pemegang pemegang peran (role accupant). Suatu
hak sebenarnya merupakan wewenang untuk berbuat atau tidak berbuat, sedangkan
tindakan yang dilaksanakan oleh seseorang yang menempati atau memangku suatu
akan berharap bahwa apa yang dijalankan sesuai dengan keinginan diri
lingkungannya.14
13
R. Suyoto Bakir, Kamus lengkap Bahasa Indonesia, (Tangerang: Karisma Publishing
Group, 2009), hlm. 348.
14
Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta : Rajawali Press, 2002), hlm.
242.
Dari beberapa pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa peran adalah
suatu perilaku atau tindakan yang diharapkan oleh sekelompok orang dan/atau
atau lembaga yang karena status atau kedudukan yang dimiliki akan memberikan
dan kewajiban atau disebut subyektif. Peran dimaknai sebagai tugas atau
a. Peranan normatif yaitu sebuah peran yang dilakukan oleh seseorang atau
b. Peranan ideal yaitu peranan yang didasarkan pada nilai-nilai ideal atau yang
15
Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar,... hlm. 243
B. Terapi SEFT (Spiritual Emotional Freedom Technique)
diagnosis. Dalam KBBI, terapi yaitu usaha untuk memulihkan kesehatan orang
Terapi SEFT ini menurut Zainuddin mirip dengan teori akupuntur, namun
seperti diketahui bahwa akupuntur adalah sesuatu yang sangat rumit yang tidak
semua orang bisa menguasainya. Disamping itu, akupuntur itu sendiri memerlukan
waktu untuk bisa menimbulkan efek seperti yang diharapkan selain juga membuat
pasien tergantung kepada terapisnya. Akupuntur terdiri dari ratusan titik yang harus
dihapal satu persatu. Sedang SEFT, hanya terdiri dari 18 titik yang hanya
membutuhkan ketukan perlahan tanpa perlu penusukan jarum, dan dalam beberapa
Terapi SEFT merupakan teknik gabungan dari sistem energi tubuh (energy
menggunakan metode tapping pada beberapa titik tertentu pada tubuh. Terapi
SEFT bekerja dengan prinsip yang hampir sama dengan akupuntur dan akupresur.
16
Suroso, dan Abdul Muhid, Efektifitas Terapi SEFT (Spiritual Emotional Freedom
Technique) untuk Mengurangi Perilaku Merokok Remaja Madya, (Surabaya: Jurnal Psikologi,
2014), vol. 9, no.1, hlm. 89-90
adalah teknik SEFT (Spiritual Emotional Freedom Technique) menggunakan
unsur spiritual, cara yang digunakan lebih aman, lebih mudah, lebih cepat dan lebih
SEFT bisa dilakukan sendiri oleh setiap orang (karena begitu mudahnya)
bahkan anak berusia 5 tahun pun dapat diajari menggunakan terapi ini. Banyak
yang meragukan efektifitas terapi ini, yang mereka bilang too good to be true,
karena terlihat begitu simple dan (terkesan) seperti main-main. Memang, terkadang
banyak orang lebih tertarik kepada sesuatu yang rumit dan mahal dibandingkan
sebagai sebuah metode terapi mengatasi masalah psikis dan fisik, yaitu dengan
melakukan tapping pada titik syaraf atau meridian tubuh. Spiritual dalam terapi
SEFT ini adalah do’a yang diafirmasikan oleh klien ketika akan dimulai sampai
bersifat universal, yang berarti bisa untuk semua kalangan tanpa harus membeda-
dan gerakan sederhana yang mengarahkan pada perbaikan kondisi emosi, kognisi
dan perilaku atau yang disebut dengan terapi SEFT (Spiritual Emotional Freedom
17
Ahmad Faiz Zainuddin, Spiritual Emotional Freedom Technique (SEFT ),...hlm. 15
18
Ahmad Faiz Zainuddin, Spiritual Emotional Freedom Technique (SEFT),... hlm. 87
Technique). Pengubahan kondisi emosi yang stabil dan pikiran yang positif,
memungkinkan seseorang untuk lebih aktif dan produktif dalam menyikapi suatu
mulanya dari akupuntur dan akupresur yang mana akupuntur dan akupresur
tersebut berasal dari kedokteran China. Awal mula adanya Akupuntur dan
akupresur yaitu pada bulan September 1991. Pada saat itu Erika dan Helmut Simon
sedang jalan-jalan mereka menemukan mayat yang masih utuh dan terendam
dalam glasier (sungai dengan suhu di bawah titik beku). Di tubuh mayat tersebut
terdapat tatto yang menandai titik-titik utama meridian tubuh. Kemudian mayat
tersebut diuji dengan carbon dating test, dan diduga berusia 5300 tahun. Para ahli
akupuntur berpendapat, bahwa titik-titik tatto tersebut dibuat oleh ahli akupuntur
fisik. Ahli akupuntur menancapkan jarum ke beberapa titik yang kadang terletak
jauh dari tempat rasa sakit, dan hasilnya, rasa sakit itu hilang. Ahli akupresur dan
19
Suroso, dan Abdul Muhid, Efektifitas Terapi SEFT..., hlm.90
20
Ahmad Faiz Zainuddin, Spiritual Emotional Freedom Technique (SEFT) Cara Tercepat
dan Termudah Mengatasi Berbagai Masalah Fisik dan Emosi, (Jakarta: PT. Arga Publishing, 2009),
hal. 27-28
reflexology menekan beberapa titik di kaki untuk menyembuhkan penyakit yang
“jauh” dari kaki, seperti sakit ginjal, hipertensi, nyeri punggung, dsb. Mereka
melakukan ini dengan hasil yang efektif karena mengetahui dengan tepat dimana
Adapun perbedaannya, terapi SEFT itu sendiri menggunakan cara yang aman,
lebih mudah, lebih cepat dan lebih sederhana dibanding pendahulunya (akupuntur
dan akupresur). Selain itu, spektrum masalah yang dapat diatasi dengan SEFT juga
lebih luas. 21
mulai melakukan penelitian berupa hubungan antara organ, kekuatan otot dan
dikenal dengan muscle testing dan memperkenalkan pada dunia apa yang ia sebut
pionerr yang menulis mengenai hubungan “sistem energi tubuh” dan gangguan
perilaku. Teori tersebut menjadi pondasi bagi lahirnya Tought Field Therapy (TFT)
21
Ahmad Faiz Zainuddin, Spiritual Emotional Freedom Technique (SEFT),... hlm.28-29
yang dipelopori oleh Roger Callahan, dikenal dengan terapi kontroversialnya yang
Mary seorang klien dari Roger Callahan, mempunyai keluhan yaitu aqua
phobia (sangat takut air). Mary merasakan sakit kepala berkepanjangan dan
tanpa ada perkembangan yang signifikan. Kemudian Callahan mencoba satu cara
penghabisan di luar batas ilmu psikoterapi. Dengan didorong rasa ingin tahu atas
(tapping) dengan ujung jarinya ke bagian bawah kelopak mata Mary, dalam waktu
kurang dari satu menit Mary mengatakan rasa tidak enak di perutnya akibat dari
phobia itu hilang. Dan setelah pulang, Mary melaporkan bahwa phobia-nya hilang
sama sekali, ia telah mencoba mendekati kolam renang yang selama ini sangat
ditakutinya, bahkan telah menyentuh air dan memercikkan air kolam renang ke
mukanya tanpa ada rasa takut atau sakit kepala, mimpi buruknya pun tak pernah
Adapun Gary Craig (murid dari Roger Callahan) melahirkan istilah EFT. Ia
menyederhanakan TFT hingga menjadi teknik yang lebih mudah tetapi tetap
efektif hasilnya. Gary telah menguji efektivitas EFT secara ekstensif, baik pada
22
Ahmad Faiz Zainuddin, Spiritual Emotional Freedom Technique (SEFT),... hlm. 30-32
kasus berat maupun ringan, dan merumuskan tekniknya secara sistematis, mudah
menjadi teknik yang lebih mudah namun tetap efektif hasilnya. Kegigihannya
penemuan Callahan yakni TFT. Saat itu ia menghabiskan USD 110.000 agar dilatih
langsung oleh penemunya dan membeli alat voice technology TFT. Namun,
metode yang diajarkan Callahan masih rumit dan tidak praktis, sehingga ia
dimengerti oleh orang awam. Maka terlahirlah EFT dari jerih payah sang Maestro
sehingga anda bisa bebas memiliki, melakukan atau menjadi apa pun yang anda
inginkan.24
orang, ia hadir di acara-acara sosial seperti arisan, club gathering dan kebaktian di
PTSD (Post Traumatic Disorder). Para veteran perang yang malang ini selama
belasan tahun telah ditangani oleh belasan psikoterapis tanpa menunjukkan hasil
23
Triantoro Safira dan Nofrans Eka Saputra, Manajemen Emosi: Sebuah Panduan Cerdas
Bagaimana Mengelola Emosi Positif dalam Hidup Anda, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009), hal. 181
24
Aswar Saputra, Healing Code, (Yogjakarta: Immortal Publisher, 2013), hal. 77-78
positif yang signifikan. Ajaibnya, dalam 6 hari, Gary Craig berhasil membebaskan
20 orang veteran dari penderitaan emosi yang mereka derita selama puluhan tahun.
psikolog klinis dari Australia, Steve Wells mengembangkan EFT lebih jauh lagi.
EFT yang ditangan Gary Craig lebih banyak digunakan untuk penyembuhan, oleh
performance). Sebelum mengenal EFT, Steve adalah psikolog klinis yang lebih
banyak bekerja untuk anak-anak. Setelah belajar EFT dari Gary Craig, ia menjadi
salah satu pelatih mental bagi atlet nasional Australia, memberikan jasa executive
Adapun SEFT itu sendiri didirikan oleh Ahmad Faiz Zainuddin. SEFT
pertama kali secara spontan, dan ternyata berhasil. Lalu beliau melakukannya
ratusan orang, dan hasilnya sangat bagus. Ketika orang-orang yang beliau bantu
untuk mengatasi masalahnya dengan EFT versi Gary Craig atau SEFT versi
Ahmad Faiz Zainuddin, kebanyakan dari mereka lebih menyukai SEFT dibanding
dengan EFT.
di Singapura untuk berguru pada John Hartung dan Joseph Guan, ada konselor dari
Singapura yaitu Ritta Haq dan Rodney Woulfe yang telah menggunakan EFT
25
Ahmad Faiz Zainuddin, Spiritual Emotional Freedom Technique (SEFT),... hlm. 35
selama tiga tahun dalam praktik konselingnya, mengakui bahwa SEFT lebih efektif
dan powerful dibanding EFT versi original. Pengakuan yang sama juga
SEFT yang dikembangkan mulai tahun 2006 masih relatif muda sehingga tidak
heran jika SEFT masih berpusat di negara asalnya (Indonesia) dan belum banyak
digunakan di sebagian besar penjuru dunia.5 Meskipun begitu, praktisi SEFT tidak
mancanegara.26
Larry Dosey MD., adalah seorang dokter ahli penyakit dalam yang melakukan
penelitian ekstensif tentang efek doa terhadap kesembuhan pasien. Penelitian yang
sempat mengguncang dunia kedokteran barat ini dijelaskan secara rinci dan
meyakinkan dalam bukunya The Healing Words: The Power of Prayer and The
Practice of Medicine. Inti pesan yang ingin disampaikan oleh dokter Dossey adalah
bahwa doa dan spiritualitas, terbukti dalam penelitian ilmiah, ternyata memiliki
26
Andar Ifazatul Nurlatifah, Spiritual Emotional Freedom Technique Sebagai Terapi
dalam Konseling, (IAIN Salatiga: Jurnal Madaniyah, 2016), hlm. 321
3. Teknik-teknik dalam melakukan SEFT (Spiritual Emotional Freedom
Technique)
Menurut Faiz Zainuddin, ada dua versi dalam melakukan SEFT. Yang pertama,
merupakan versi lengkap, dan yang kedua adalah versi ringkas (short-cut).
Keduanya terdiri dari tiga langkah sederhana. Perbedaannya hanya pada langkah
ketiga (The Tapping). Pada versi singkat, langkah ketiga dilakukan hanya pada 9
titik, dan pada versi lengkap tapping dilakukan pada 18 titik. Sebaiknya anda
kuasai dulu versi lengkap ini sebelum versi ringkasnya, agar mendapatkan hasil
a. The Set-Up
The Set-Up bertujuan untuk memastikan agar aliran energi tubuh kita
d) Saya tidak bisa menghindari rasa bersalah yang terus menghantui hidup
saya.
27
Muthmainnah Zakiyah, Pengaruh Terapi Spiritual Emosional Freedom Technique
(SEFT) Terhadap Penanganan Nyeri Dismenorea, (Probolinggo: Jurnal sain med, 2013), hlm 67.
e) Saya marah dan kecewa pada istri/suami saya karena dia tidak seperti
Jika keyakinan atau pikiran negatif seperti contoh diatas terjadi, maka obatnya
“Ya Allah... meskipun saya......... (keluhan anda), saya ikhlas menerima sakit/
Kalimat diatas merupakan The Set-Up Words, yaitu beberapa kata yang
Reversal (keyakinan dan pikiran negatif). Dalam bahasa religius, the set-up
words adalah “doa kepasrahan” kita pada Allah SWT. Bahwa apapun masalah
dan rasa sakit yang kita alami saat ini, kita ikhlas menerimanya dan kita
mengucapkan kalimat seperti diatas penuh dengan rasa khusyu’, ikhlas dan
pasrah sebanyak tiga kali. Dan yang kedua adalah, sambil mengucapkan
dengan penuh perasaan, kita menekan dada kita, tepatnya di bagian “Sore Spot”
(Titik Nyeri= daerah di sekitar dada atas yang jika ditekan terasa agak sakit)
Gambar 1 Set- Up
kebahagiaan saya.
Yaa Allah... Meskipun detak jantung saya tidak teratur, saya ikhlas
b. The Tune-In
Gambar 2 Tune- In
mengembangkan emosi negatif yang ingin kita hilangkan. Ketika terjadi reaksi
negatif (marah, sedih, takut, dsb.) hati dan mulut mengatakan, “Yaa Allah..
sakit yang kita alami, lalu mengarahkan pikiran kita ke tempat rasa sakit,
dibarengi dengan hati dan mulut kita mengatakan, “Yaa Allah.. saya ikhlas..
saya pasrah”.
Pada proses inilah (Tune-in yang dibarengi tapping) kita menetralisir emosi
c. The Tapping
Tapping adalah mengetuk ringan dengan dua ujung jari pada titik-titik
tertentu di tubuh kita sambil terus tune-in. Titik-titik ini adalah kunci dari “The
Major Energy Meridians”, yang jika kita ketuk beberapa kali akan berdampak
pada ternetralisirnya gangguan emosi atau rasa sakit yang kita rasakan. Karena
28
Ahmad Faiz Zainuddin, Spiritual Emotional Freedom Technique (SEFT),... hlm. 64
Gambar 3 The Tapping
8. UA = Under the Arm, dibawah ketiak sejajar dengan puting susu (pria)
telapak tangan
telapak tangan
13. IF = Index Finger, jari telunjuk disamping luar bagian bawah kuku
14. MF = Middle Finger, jari tengah samping luar bagian kuku (dibagian
15. RF = Ring Finger, jari manis disamping luar bagian bawah kuku
16. BF = Baby Finger, jari kelingking disamping luar bagian bawah kuku
18. GS = Gamut Spot, dibagian antara perpanjangan tulang jari manis dan
mengulang lagi tapping dari titik pertama hingga ke-tujuh belas (berakhir di
29
Ahmad Faiz Zainudin, SEFT (Spiritual Emotional Freedom Technique),...hal 63-70
4. Nilai-nilai Spiritual dalam SEFT
a. Yakin
Lafadz al-yaqin adalah lawan dari kata al-syakku asal katanya terdiri dari
huruf ya’, qaf, dan nun yakni yaqina-yayqunu-yaqinan artinya jelas, pasti,
sungguh sehingga merasa pasti. Jika kita yakin ditambah imbuhan ke-an
manusia dalam keadaan fitrah dengan hati yang suci. Disaat ini pula Allah
30
Ahmad Warson Munawwir, Al-munawwir : Kamus Arab-Indonesia (Surabaya: Pustaka
Progresif, 1997), hlm 1590.
31
M. Quraish Shihab, Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah : Pesan, Kesan dan Keserasian al-
Quran, (Jakarta: Lentera Hati, 2006), hlm 93.
32
Kamus Besar Bahasa Indonesia, menjadikan agar tidak berbeda, hlm. 319.
33
Jusuf Syarief Badudu, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan,
1994), hlm. 1634.
sehingga keyakinan yang sudah tertanam di dalam hati berubah menjadi
keraguan.34
Dalam terapi SEFT diperlukan hanya yakin pada Maha Kuasanya Tuhan
dan Maha Sayangnya Tuhan. SEFT tersebut akan tetap efektif walaupun kita
ragu, tidak percaya diri, malu kalau tidak berhasil terhadap diri sendiri dan
terapi SEFT tersebut, asalkan kita yakin dengan kuasa Allah, SEFT tetap
efektif.
b. Khusyu’
kepasrahan dan kesadaran akan kehinaan diri. Kekhusyukan hati akan diikuti
ekspresi dan indikatornya terlihat pada anggota badan. Orang yang shalatnya
Allah yang diikuti sikap penuh kerendahan dan kehinaan, perasaan takut yang
selalu ada di dalam hati, dan terpusatnya pikiran.36 Khusyuk bisa timbul dari
34
Khalid Abu Syadzi, Yakin: Agar Hati Selalu Yakin dengan Allah, terj. Muhammad
Misbah, (Jakarta: Amzah, 2012), hlm.9.
35
Abad Badruzaman, Sudah Sholat Masih Maksiat, (Solo: Ziyad Visi Media, 2011), hlm.
132-133
36
Ibnu al-Qayyim al-Jauziyah, Madariju as-Salikin, (Riyadh: Dar as-S{ami’i, 2011), hlm.
1322.
tentang keagungannya serta tentang kekurangan diri hamba dalam
pikiran, dan tunduknya kemauan yang rendah yang disebabkan oleh hawa
nafsu dan hati yang menangis ketika berada di hadapan Allah sehingga hilang
segala kesombongan yang ada di dalam hati. Dengan kata lain, dalam kondisi
khusyu’. Memfokuskan pikiran kita pada saat melakukan Set-Up (berdoa) pada
“Sang Maha Penyembuh”, salah satu penyebab tidak terkabulnya doa adalah
karena kita tidak khusyu’, pikiran dan hati kita tidak ikut hadir saat berdoa,
tidak sepenuhnya sampai ke dalam hati. Jadi ketika selama proses terapi
c. Ikhlas
37
Abu Hamid al-Gazali, Ihya’ Ulum Ad-Din, (Indonesia: Dar al-Ihya al-Kutub
alArabiyyah, T.Th), Jilid I, hlm. 171.
38
Lina Kushidayati, Khusyu Dalam Perspektif Dosen dan Pegawai STAIN Kudus, (STAIN
Kudus: Esoterik Jurnal Akhlak dan Tasawuf,2016), vol.2, no.1, hlm.58.
39
Muhammad al-Ghazali, Khulu’ al-Muslim : [terj] Akhlak Seorang Muslim, (Semarang:
Wicaksana, 1993), hlm. 139
ikhlas adalah ikhlas beragama untuk Allah SWT. dengan selalu manghadap
bukan dengan tujuan khusus seperti menghindarkan diri dari malapetaka atau
sebagai pelindung.40
Adapun ciri-ciri dari orang yang ikhlas. Pertama, senantiasa beramal dan
orang banyak, baik ada pujian ataupun celaan. Perjalanan waktulah yang akan
menentukan seorang itu ikhlas atau tidak dalam beramal. Dengan melalui
berbagai macam ujian dan cobaan, baik yang suka maupun duka, seorang akan
Kedua, Terjaga dari segala yang diharamkan Allah SWT., baik dalam
keadaan bersama manusia atau jauh dari manusia. Tujuan yang hendak dicapai
orang yang ikhlas adalah ridha Allah SWT., bukan ridha manusia. Sehingga,
mereka senantiasa memperbaiki diri dan terus beramal, baik dalam kondisi
sendiri atau ramai, dilihat orang atau tidak, mendapat pujian atau celaan.
Karena mereka yakin Allah Maha melihat setiap amal baik dan buruk sekecil
apapun.
Ketiga, Dalam dakwah, akan terlihat bahwa seorang dai yang ikhlas akan
sebagaimana dia juga merasa senang jika terlaksana oleh tangannya. Para dai
40
Muhammad Rasyid Ridha, Tafsir al-Qur’an as-Syahir bi Tafsir al-Manar, (Beirut : Dar
alFikr, 1973), Jilid 5, hlm. 475
yang ikhlas akan menyadari kelemahan dan kekurangannya. Oleh karena itu
selama proses terapi itu dilaksanakan yaitu tepatnya ketika set-up, tune-in yang
d. Pasrah
tawakkal adalah pasrah diri kepada kehendak Allah dan percaya sepenuh hati
berarti jika segala usaha sudah dilakukan maka harus orang menyerahkan diri
Menurut ulama tasawuf, tawakal adalah salah satu dari beberapa maqam
(tahapan) yang harus ditempuh oleh seorang sufi dalam usahanya mendekatkan
41
Hasiah, Peranan Ikhlas Dalam Perspektif Al-Qur’an, (Padangsidimpuan: Jurnal Darul
‘Ilmi, 2013), Vol. 01, No. 02, hlm. 37-38.
42
W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Balai Pustaka, Jakarta, 1976),
hlm.1026.
43
Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Balai Pustaka, Jakarta, 2002), hlm.1150.
44
Sutan Muhammad Zain, Kamus Modern Bahasa Indonesia, (Grafika: Jakarta, 2008),
hlm. 956.
diri kepada Allah SWT, di samping tahapan-tahapan lain, seperti; taubat,
Dalam ajaran Islam sikap tawakal terbagi dalam tiga macam yaitu. Pertama,
Tawakal pada pekerjaan yang mempunyai sebab dan ‘illat. Kedua, Tawakal
dalam urusan yang tidak ber’illat. Ketiga, Tawakal dalam meraih apa yang
untuk berusaha, tetapi pada saat yang sama dituntut juga untuk berserah diri
Tawakal menjadi tumpuan terakhir dalam suatu usaha. Di mana suatu usaha
tanpa tawakal akan membangun jiwa yang selalu gelisah, dibayang bayangi
oleh rasa cemas, dan gelisah. Sebaliknya suatu usaha yang dilengkapi dengan
tawakal, akan membangun ruhani yang tenang karena puncak dari segala
Dalam terapi SEFT ini, dalam do’a Set-Up itu sendiri ada kalimat yang
berupa “saya ikhlas, saya pasrah..” bahwa ketika proses terapi berlangung, kita
45
Harun Nasution, Falsafah dan Mistisisme dalam Islam (Jakarta: Bulan Bintang, 1973),
hlm. 67.
46
Yunasril Ali, Pilar-Pilar Tasawuf, (Jakarta: Kalam Mulia, 2005), hlm. 134.
47
Gulam Reza Sultani, Hati yang bersih: Kunci Ketenangan Jiwa, (Jakarta: Zahra, 2006),
hlm. 155
48
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah: Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Qur’an, vol.5,
(Jakarta: Lentera Hati, 2002), hlm. 616-617.
diharuskan untuk membayangkan memasrahkan semua permasalahan yang
sedang terjadi.
e. Syukur
meyakini bahwa semua nikmat berasal dari Allah swt, sehingga akan selalu
memuji Allah swt dan tidak akan muncul keinginan memuji yang lain.
Kedua, Hal (kondisi spiritual), yaitu karena pengetahuan dan keyakinan tadi
nikmat yaitu Allah swt membuatnya senantiasa senang dan mencintai yang
Ketiga, Amal perbuatan, ini berkaitan dengan hati, lisan, dan anggota badan,
menampakkan rasa syukur dengan pujian kepada Allah swt dan anggota badan
49
Muhammad Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur’an: Tafsir Maudhu’i atas Pelbagai
Persoalan Umat, (Bandung: Mizan, 1996), h. 216
50
Imam Ghazali, Taubat, Sabar dan Syukur, Terj. Nur Hichkmah. R. H. A Suminto,
(Jakarta: PT. Tintamas Indonesia, 1983), hlm. 197-203
yang menggunakan nikmat-nikmat Allah swt dengan melaksanakan perintah
mensyukuri yang masih baik dan sehat, masalah dan sakit pun hilang dengan
sendirinya. Seperti halnya alumni dari Ahmad Faiz Zainuddin yang menderita
tumor otak, tiba-tiba tumornya tidak mengganggu dia lagi ketika hati dan
mengeluhkan bagian tubuh yang sakit, setelah hampir kurang lebih tiga bulan
sengaja. Begitulah dampak positif dari bersyukur yang ada dalam terapi SEFT
ini.51
Jadi, kunci keberhasilan terapi SEFT terletak pada setiap individu itu sendiri,
jika seseorang tersebut tidak memiliki niatan yang kuat untuk sembuh atau
terbebas dari masalah yang sedang dihadapinya, maka hal tersebut mustahil bagi
orang tersebut untuk sembuh, maka dari itu jika ingin kesembuhan seseorang
harus memiliki niat untuk ingin benar-benar sembuh. Setelah meyakinkan diri dan
saat ini, kemudian yang terakhir harus memasrahkan segala kesembuhan hanya
kepada Allah SWT., karena segala sesuatu yang terjadi pada diri kita semua itu
51
Ahmad Faiz Zainuddin, Spiritual Emotional Freedom Technique (SEFT)..., hlm. 79.
5. Manfaat Terapi SEFT
a. Individu
kita hadapi dan juga dapat mengembangkan potensi diri agar terlepas dari
konflik batin yang belum terselesaikan. Sehingga setelah bebas dari lingkaran
optimal.
b. Kelompok
sering timbul di dalam keluarga seperti rasa marah, kecemburuan, rasa takut
c. Sekolah
belajar, murid yang bandel, sulit konsentrasi ketika belajar, dan lain
sebagainya.
d. Kesehatan
fisik tanpa pemberian obat-obatan ataupun dengan operasi, karena dengan cara
tapping dititik meridian yang tepat dapat memperbaiki dengan memanfaatkan
52
energi tubuh dan kekuatan psikologi.
Dapat ditarik kesimpulan dari uraian manfaat di atas bahwa SEFT mampu
C. KESABARAN
1. Pengertian Kesabaran
Secara terminologi sabar berarti menahan dari segala sesuatu yang tidak disukai
sabar adalah menahan jiwa dari cemas, lisan dari mengeluh, dan organ tubuh dari
52
Ahmad Faiz Zainuddin, Spiritual Emotional Freedom Technique..., hlm.7
53
Mas’ud Hasan Abdul Qohar, Kamus Ilmiah Populer, (Jakarta: Bintang Pelajar, tt), hlm.
184
54
Yunahar Ilyas, Kuliah Akhlaq, (Yogyakarta: LIPPI, 2000) cet.11, hlm. 34
55
Ahmad Musthafa Al-Maraghi, Tafsir Al-Maraghi, terj. Bahran Abu Bakar, dkk.
(Semarang: Toha Putra, 1992), hlm. 10
56
Ibnu Qayyim Al-Jauziyah, Sabar Perisai seorang Mukmin, terj. Fadli, (Jakarta: Pustaka
Azzam, 2002), hlm. 12
Dalam Ensiklopedi Muslim disebutkan bahwa sabar ialah menahan diri
terhadap apa yang dibencinya atau menahan sesuatu yang dibencinya dengan rida
dan rela, maksudnya menahan diri terhadap ujian yang menimpanya dengan tidak
membiarkannya berkeluh kesh atau marah sebab keluh kesah terhadap sesuatu yang
telah hilang adalah penyakit dan keluh kesah yang akan terjadi adalah tidak ridha,
sedangkan tidak ridha terhadap takdir berarti mengancam Allah Yang Maha Esa.
Dalam bersabar terhadap itu semua, orang Muslim bersenjatakan diri dengan ingat
pahala ketaatan yang besar dari Allah dan ingat siksa pedih Allah untuk orang yang
hamba sabar atau tidak dalam menerima takdir dari Allah swt.
Karena sabar dan tidak sabar adalah akhlak yang didapatkan dengan pelatihan
dan mujahadah (usaha maksimal), maka setelah orang muslim meminta Allah
memberinya sifat sabar, ia ingat sifat sabar dengan ingat perintah kepada sabar dan
Dalam istilah syariat, sabar berarti menahan diri untuk melakukan keinginan
dan meninggalkan larangan Allah swt. Ketika seorang hamba mampu melakukan
hal ini dengan ikhlas, maka Allah swt. Memberikan kompensasi berupa pahala yang
besar dan membalasnya dengan surga. Jadi sabar adalah sikap tegar dan kukuh
ketegaran yang dibangun di atas landasan Kitab dan Sunnah, karena hamba yang
57
Abu Bakar Jabir al-Jazairi, Ensiklopedi Muslim, terj. Fadhli Bahri, Lc., (Jakarta: Darul
Falah, 2000), cet.1, hlm. 220-221
berpegang teguh dengan al-Qur’an dan Hadits mampu bersabar terhadap beragam
menahan diri dan mencegah dari keluhan. Oleh karenanya mereka tetap tenang
dan tindakan) serta mengatasi berbagai kesulitan dan secara komprehensif dan
integratif. Adapun kesabaran menurut sahl yaitu pengharapan akan lipuran dari
tuhan, kesabaran merupakan kebaktian tertinggi dan paling mulia, dan kesabaran
2. Macam-macam sabar
Kesabaran tersebut antara lain meliputi tempat dan situasi dan membagi sabar
Tingkat yang paling tinggi adalah sabar atas ketaatan. Inilah sabar yang
58
Syekh Muhammad Shalih al-Munajjid, Jagalah Hati: Raih Ketenangan, terj. Saat
Mubarak, (Jakarta: Cakrawala Pubishing, 2006), cet.1, hlm. 214-215
59
Al-Kalbazi, Ajaran Kaum Sufi, (Bandung: Mizan, 1995), hlm 116-117.
diperintahkan, kamu bersabar atas perintah itu dan bersabar untuk mengerjakannya
kewajiban yang ditetapkan Allah Swt kepada manusia harus dilakukan dengan
sabar seperti: puasa, hajji, berzakat dan lainnya. Bagi mereka yang selalu sabar dan
teguh pendirian dan keimanan kepada Allah SWT, akan sangat mudah dan ringan
untuk mengerjakannya.
Taat kepada Allah SWT merupakan suatu kewajiban. Karena, hal tersebut terasa
musuhnya yang nyata, sehingga ia kokoh dalam pendirian dan menjadikan nafsunya
pengorbanan dan usaha yang gigih. Tidak diragukan lagi bahwa orang yang mampu
menahan nafsunya sehingga sesuai dengan apa yang diridhai Allah, yang tercermin
Contohnya yaitu seperti orang yang melaksanakan shalat setiap waktu, maka ia
melihat Allah Swt, namun ia sadar bahwa Allah Swt senantiasa bersamanya dan
Kehilangan orang yang dicintai, gagal dalam usaha, mengalami penyakit, dan
sebagainya. Ujian dan cobaan sering membuat manusia gelap mata. Akibatnya,
60
Ibnu Qayyim al-Jauziyyah, Membeli Surga dengan Sabar dan Syukur, (Yogyakarta:
Golden Books, 2010), cet. ke-1, hlm. 12.
mereka bisa stress dan kehilangan akal sehat, mengamuk dan kemudian bunuh diri.
Semua bentuk cobaan tersebut harus diterima dengan sabar. Dalam hal ini manusia
harus bersikap sabar dalam menghadapi cobaan hidupnya. “ Sikap sabar yang
dimaksud adalah sikap yang diawali dengan ikhtiar lalu diakhiri dengan ridha dan
menjadi lemah, sehingga keyakinannya kepada Allah Swt bertambah dan tetap
Contohnya seperti dengan bersabar kita dapat berfikir positif atas sebuah hal
yang terjadi dalam kehidupan kita. Orang yang mempunyai sifat sabar akan selalu
Hawa nafsu manusia selalu mendorong kearah keburukan dalam dimensi psikis
manusia dan mengarah untuk kenikmatan hidup dan kemegahan dunia Akan tetapi
yang berpotensi untuk mengejar kenikmatan dan menghindarkan diri dari hal-hal
61
Istarani dan Muhammad Siddik, Jiwa dan Kepribadian Muslim, (Medan: Iscom, 2015),
cet. ke-1, hlm. 40.
62
5 Ibn Taimiyyah, Gerak-gerik Qalbu: dilengkapi analisis tentang penyakit-penyakit hati
dan pengobatannya, (Bandung: Pustaka Hidayah, 2005), hlm.64
yang mencelakakan. Dimensi ini, jika tidak terkendali akan mengantarkan manusia
bergaya hidup hedonistic, seks, material, dan lain-lain.63 “Rasulullah Saw menjadi
Contohnya seperti hawa nafsu kita menginginkan kita buat benda yang mungkar,
kita lawan dengannya tidak ikut buat yang disuruh oleh nafsu itu dikatakan nama
d. Sabar dalam mengajak manusia untuk taat kepada Allah Swt (berdakwah kepada
umat)
dakwah, yakni agama yang harus didakwahkan kepada umat manusia.65 Dakwah
untuk menegakkan agama Islam terkadang harus ditempuh dengan perjuangan yang
penuh dengan rintangan dan tantangan. Karena itulah, maka dalam berdakwah
Alquran Surat Luqman (31) ayat 17 bahwa kita diperintahkan untuk mendirikan
shalat dan mengerjakan perbuatan baik dan mencegah perbuatan munkar, kemudian
kita diperintahkan untuk bersabar terhadap segala sesuatu yang menimpa diri kita.
63
Baharuddin, Paradigma Psikologi Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004), cet. ke-1,
hlm. 165.
64
Imam Abu Syaikh Al-Ashbahani, Meneladani Akhlak Nabi, (Jakarta: Qishti Press, 2011),
cet. ke-2, hlm. 63.
65
Faizah dan Lalu Muchsin Effendi, Psikologi Dakwah, (Jakarta: Kencana, 2006), cet. ke-
1, hlm. 8
Sebagai aktivitas muslim, kita tahu bahwa kita harus tetap berusaha
menyampaikan berita gembira dan peringatan (amar ma’ruf nahi munkar) kepada
lingkungan sekitar.
Contohnya seperti yang telah diperintahkan oleh Allah Swt. kita harus
menyadari, diingat-ingat dalam pikiran dan terus dihujamkan ke dalam jiwa, bahwa
dakwah akan tetap terus berjalan mesti bersama atau pun tanpa diri kita.
kesabaran dalam peperangan merupakan salah satu ciri dari orang yang bertakwa.
Allah Swt.
Dalam Surat al-Baqarah (2) ayat 177 menegaskan bahwa sabar bukanlah
musuh yang lebih banyak atau lebih kuat. sebagaimana yang kita pahami dalam
perang maka pasti kita akan terbunuh dan tidak pernah menang. Karena niscayanya
perang kalau tidak membunuh pasti terbunuh. Tapi sabar dalam peperangan
maksudnya adalah walau kita ada dalam medan peperangan maka seorang mukmin
66
Muhammad Husain Haekal, Sejarah Hidup Muhammad, (Jakarta: Litera Antar Nusa,
2009), cet. ke-38, hlm. 241.
f. Sabar dalam kehidupan sosial
Manusia yang merupakan makhluk sosial, yang saling berhubungan antara satu
dengan yang lain, baik dengan keluarganya sendiri maupun dengan orang lain.
ketidaksenangan, selama dalam jalan yang haq. Rasulullah SAW adalah orang yang
senantiasa sabar dengan apa yang telah dilakukan orang-orang Quraisy yang sangat
membenci beliau. Tidak jarang beliau disakiti baik secara lisan atau ucapan bahkan
secara fisik.
karna boleh jadi hal itu ternyata akan mendatangkan banyak kebaikan bagi diri kita.
atau atau menyinggung perasaan. Oleh sebab itu dalam pergaulan sehari-hari
Contonya seperti seorang teman diingatkan untuk bersabar terhadap hal-hal yang
tidak disukai pada orang lain, karena boleh jadi yang dibenci itu ternyata
mudah daripada sabar menghadapi akibat dari syahwat, karena akibatnya itu bisa
berupa:
1. Siksaan dan penderitaan.
4. Kehormatan diri yang terkoyak, yang andaikan kehormatan itu dijaga akan
5. Harta yang melayang, yang andaikan harta ituntetap ada akan lebih baik bagi
hamba.
6. merendahkan kedudukan, yang andaikan kedudukan itu terjaga akan lebih baik
7. Menghilangkan nikmat, yang andaikan nikmat itu tetap ada akan lebih baik
8. Membuka jalan kea rah kehinaan, yang tidak pernah dilalui sebelumnya.
13. Mendatangkan aib yang sifatnya sulit dihilangkan. Karena amal itu tentu akan
SWT., padahal ia berada dalam desakan hawa nafsunya. Imam ‘ali bin Abi Thalib
berkata, “Sabar adalah tirai untuk menutupi, dan akal adalah pedang yang tajam.
67
Asfa Davi Bya, Jejak langkah mengenal Allah, (Jakarta: Maghfirah, 2005), hlm.409-410
Karena itu simpanlah kelemahan dalam perilaku Anda dengan kesabaran dan
Adapun Imam Al-Ghazali membagi sabar dalam dua bagian. Pertama, sabar
yang berkaitan dengan tubuh, yaitu menanggung beban yang berat dengan anggota
tubuh, baik seecara pekerjaan, seperti mengerjakan pekerjaan yang berat dalam
beribadah dan lainnya maupun menanggung beban yang berat dengan ketabahan
(hati), seperti sabar dalam menghadapi kesulitan, sakit yang parah, dan cobaan berat
lainnya.
keinginan syahwat dan hawa nafsu. Sabar dalam menghadapi syahwat perut dan
kemaluan disebut dengan iffah (menjaga diri), sabar dalam menghadapi musibah
disebut dengan shabr (sabar), sabar dalam menghadapi kelapangan rezeki disebut
dengan syuja’ah (keberanian), sabar ketika marah disebut dengan hilm (kasih
sayang), sabar dalam dalam menghadapi problema hidup disebut dengan si’at ash-
shadr (lapang dada), sabar dalam menyimpan omongan orang lain disebut dengan
kitman assir (menjaga rahasia), sabar dalam menghadapi kelebihan rezeki disebut
denan zuhud, sabar ketika memperoleh rezeki yang sedikit disebut dengan qona’ah
(puas hati).69
Adapun dari segi hukum, sabar dibagi menjadi beberapa bagian diantaranya,
fardhu, sunnah, makruh, dan haram. Sabar atas perkara yang haram hukumnya
68
Asfa Davi Bya, Jejak langkah mengenal Allah,... hlm.411- 412
69
Ismail Yakub, Ihya’ Al-Ghazali, (CV. Faizan: Jakarta Selatan, 1989) hlm 284-285
fardhu, sedangkan sabar atas perkara yang makruh hukumnya sunnah. Namun,
ketika istri ingin melakukan perbuatan yang tidak baik, kemudian suami sabar
untuk tidak menunjukan rasa cemburu, maka seperti ini hukumnya haram,
sedangkan sabar atas kejahatan orang lain kepadanya dan ia mampu untuk
menolaknya, maka sabar seperti ini hukumnya makruh. Oleh karena itu, perkataan
yang menyatakan sabar adalah sebagian dari iman tidak diartikan semua sikap
3. Tingkatan Sabar
Sebagian ulama ahli ma’rifat membagi tingkatan orang yang senantiasa sabar
Taubat adalah meninggalkan maksiat dalam segala hal, menyesali dosa yang
71
pernah di perbuat dan tidak mengulanginya kembali. Ketika seseorang
melakukan kesalahan (dosa) sangat dianjurkan bagi orang yang melakukan dosa
tersebut untuk segera bertaubat pada Allah Ta’ala. Ibn Qayyim al-Jauziyah
70
Sa’id Hawwa, Tazkiyatun Nafs Kajian Lengkap Penyucian jiwa-intisari ihya’ ulumuddin,
(Pena: kota, ), hlm 390-391.
71
Burhan Djamaluddin, Konsepsi Taubat, Pintu Pengampunan Dosa Besar dan Syirik
(Surabaya: Dunia Ilmu, 1996), hlm. 3
berdosa dan dia harus bertaubat atas penundaan taubat yang dia lakukan.72 Maka
b. Ridhlo dengan apa yang diberikan Allah SWT kepadanya, tingkatan ini adalah
Zuhud adalah sikap sesorang yang lebih mencintai urusan akhirat dari pada
urusan dunia. Tidak tertarik untuk mencintai dan menikmati kenikmatan dunia.
Orang yang melakukan praktek zuhud mengganggap materi dunia sesuatu hal
yang rendah dan menjadi hijab atau penghalang untuk menuju ma'rifat pada Allah.
Tujuan utama hidup manusia bukan untuk berlomba-lomba mencari meteri dunia,
c. Mahaban (mencintai) apa saja yang Allah SWT lakukan dan perintahkan, dan
Salah satu tanda orang yang mahabbah (cinta) pada Allah dalam pandangan
Dzunnun Al-Misri adalah dia tidak punya kebutuhan selain Allah. Salah satu tanda
orang yang cinta pada Allah adalah mengikuti kekasih Allah Nabi Muhammad
jalan (Islam) ini ada empat perkara: cinta pada Yang Agung, benci kepada yang
Ibn Qayyim al-Jauziyah, At-Taubah Wal inabah, ter Abdul Hayyie al –Kattani, (Jakarta:
72
kesesatan).75
Adapun tingkatan orang sabar ada tiga macam. Pertama, orang yang dapat
menekan habis dorongan hawa nafsu hingga tidak ada perlawanan sedikitpun, dan
orang itu bersabar secara konstan. Mereka adalah orang yang sudah mencapai
tingkat shiddiqin. Kedua, Orang yang tunduk total kepada dorongan hawa nafsunya
sehingga motivasi agama sama sekali tidak dapat muncul. Mereka termasuk
kategori orang-orang yang lalai (alghofilun). Ketiga, Orang yang senantiasa dalam
Secara psikologis, tingkatan orang sabar dapat dibagi menjadi tiga, yaitu:
(senang/puas) menerima apa pun yang ia terima dari Tuhan, mereka termasuk
kategori zahid. Ketiga, orang yang mencintai apa pun yang diperbuat Tuhan untuk
4. Hikmah Sabar
akan menyelamatkan seseorang dari bahaya, baik bahaya dunia terlebih lagi bahaya
75
Ibtihadj Musyarof, Biografi Tokoh Islam (Yogyakarta: Tugu Publisher, 2010), hlm. 147
akhirat. Ketika seseorang dapat berlaku sabar saat mengemudikan kendaraan
misalnya, dengan tetap berhati-hati dan menaati rambu-rambu lalu lintas, maka ia
akan selamat dari kecelakaan dan selamat dari kejaran polisi. Orang lain pun akan
selamat dari ulahnya kalau saja ia tidak sabar akibat terlalu cepat.
nelayan, petani, pegawai, guru, tukang ojek, bahkan para pengemis dan pengamen,
Tidak ada yang perlu diragukan dari janji Allah Swt. karena Allah tidak
pernah dan tidak akan mengingkari janji-Nya. Tidak ada yang perlu dibimbangkan
lagi dari keberuntungan bagi orang-orang yang beriman yang sabar dan bertakwa,
keberuntungan itu pasti datang dan diterima, baik di dunia maupun di akhirat. Kalau
Ketiga, akan mendapat tempat yang baik di akhirat. Kesudahan yang baik
adalah kehidupan setelah dunia. Kehidupan ini secara umum ada dua kelompok;
dunia dan akhirat. Disebut dunia sebab di alam dunia orang melewati dua alam,
yaitu alam rahim dan alam dunia. Sedang kelompok akhirat, karena di sana ada
Ibarat orang yang melamar pekerjaan, kalau ada di antara calon yang
memiliki skill khusus, lalu ia dijanjikan oleh sang direktur untuk posisi tertentu
karena kemampuannya tersebut, maka meskipun menjalani proses tes, bisa saja tes
itu hanya formalitas saja. Kemungkinan besar ia akan dinyatakan langsung lulus
dan diterima sebagai pegawai. Demikian halnya orang sabar, proses melalui alam
itu biasa. Tetapi kalau pedagang yang beruntung besar, merupakan keistimewaan
tersendiri. Inilah yang dinyatakan Allah Swt. dalam al-Qur’an bahwa keuntungan
yang besar akan dapat diraih oleh hamba-hamba-Nya yang sabar. Sabar dalam
menjalankan perintah Allah Swt. meskipun dalam keadaan kesulitan. Tetap kokoh
dalam menjauhi segala yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya, serta tahan uji
Allah Swt. dengan baik dan benar, bertahan dan konsisten dalam menjauhi
tempat segala kenikmatan yang tak pernah terbayangkan sebelumnya dan hanya
Firman Allah Swt dalam Surat Ali Imran (3) ayat 146
76
Zulhammi, Tingkah Laku Sabar Relevansinya Dengan Kesehatan Mental, (Jurnal Darul
‘Ilmi: IAIN Padangsidimpuan, 2016), Vol. 04, No. 01, hlm. 46
َصا ِب ِريْن
َّ َوهللاُ يُ ِحبُّ ال
”...Allah menyukai orang-orang yang sabar.” (QS. 3 : 146)
Ujian demi ujian hendaknya justru menimpa kepribadian agar menjadi hamba
yang semakin dicintai oleh Allah Swt, yang bersyukur bila mendapat nikmat,
bertaubat bila berdosa dan bersabar dalam ketaatan, dalam menghindari maksiat
Rahmat Allah Swt meliputi semua makhluk-Nya, meski sebagian mereka tak
Orang yang sabar menghadapi ujian dari Allah Swt akan memperoleh pahala
mungkin saja ada dosa yang kita melakukannya secara tidak sadar, yang bias
Orang yang sabar akan memperoleh balasan yang sempurna dari Allah Swt.
menghadapi segala ketetapan Allah Swt karena Allah Swt akan memberikan
77
Agus Suryana, Sabar Itu Indah, (Jakarta: Lintas Pustaka, 2008), cet. ke- 1, hlm. 149.
78
Ahmad Muhammad Yusuf, Ensiklopedi Tematis Ayat Alquran dan Hadits, (Jakarta:
Widya Cahaya, 2009), Jilid 4, cet. ke-1, hlm. 343.
79
Ahmad Hadi Yasin, Dahsyatnya Sabar, (Jakarta: Qultum Media, 2012), cet. ke-2, hlm.
69
c. Memperoleh rahmat dan petunjuk
Allah Swt berfirman dalam surat al- Baqarah (2) ayat 157
َوت ّم ْن َّربّ ِه ْم َو َر ْح َمةٌ قلى َو اُولَئِ َك ُه ُم ْال ُم ْهتَد ُْون َ اُولَئِ َك َعلَ ْي ِه ْم
ٌ َصل
”Mereka Itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari
QS.(2): 157).
Adapun ciri-ciri orang yang bersabar dalam Al-Qur’an dijelaskan dalam QS.
sejumlah besar dari pengikutnya yang bertaqwa. Mereka tidak menjadi lemah
(mental) kerana bencana yang menimpa di jalan Allah tidak lesu (dalam
Dari ayat 146 surah Ali Imran (seperti di atas), menunjukkan sekurang-
Pertama, “Maa Wahanu” (Tidak pengecut atau tidak lemah mental) Apabila
berhadapan dengan kesulitan hidup, dia memiliki ‘kontrol diri’. Dia segera
orang lain agar dia bersabar hanya berperanan sebagai ‘faktor tambahan’ bagi
stabiliti dirinya.
Kedua, “Ma Dha’ufuu” (Tidak lesu dari segi penampilan) Seseorang yang
sabar tidak pernah merasa perlu menampilkan kesedihan atau kesulitan masalahnya
kepada orang lain. Dia pantang menampilkan kelesuan di raut wajahnya, betapa
sulit pun masalah yang dihadapi. Dia sedar betul bahawa tiada manusia di dunia
yang luput dari masalah. Secanggih mana pun seorang pakar psikiatri atau psikologi
dalam menangani masalah orang lain, nescaya dia juga tidak terlepas dari bebanan
masalah. Walaupun mungkin orang sabar harus menampilkan kelemahan diri, maka
dia sampaikan kepada Allah subhanahu wa ta'ala di kesunyian malam melalui salat
(shalat) Tahajud.
Ketiga, “Mas takaanuu” (Tidak menyerah atau tunduk dari segi aktivitas)
Seorang yang sabar sentiasa memelihara ketekunan dan ketahanan dirinya. Dia
sentiasa gigih dalam usaha mencapai sasarannya. Dia seorang yang tak kenal
perkataan putus asa. Tidak ada dalam kamus hidupnya putus harapan. Dia tak
dalam hidupnya. Jika dia menemui kegagalan hari ini, dia akan cuba sekali lagi
keesokan harinya. Jika esoknya dia masih gagal, dia cuba kembali pada hari
lusanya. Bila setelah sekian kali menemui kegagalan, maka dia akan membuat
keputusan untuk mengubah usahanya ke bidang yang lain. Yang pasti dia tak akan
dewasa awal. Mahasiswa berada dalam usia antara 19 tahun sampai dengan 26
tahun, mengalami transisi dari masa perkembangan remaja akhir ke pada tahapan
yaitu individu berada di masa perkembangan remaja akhir dan menuju tahapan
rentang usia 20 tahun sampai 40 tahun. Masa transisi ini tentunya individu
menempuh SKS semester demi semester terkait dengan jurusan yang dipilihnya.
Setelah sampai pada tingkat akhir dan telah mencapai jumlah SKS yang dijadikan
tahap terakhir dalam dunia perkuliahan, yaitu tugas akhir atau yang disebut dengan
80
Indrawati, Gambaran Stres Mahasiswa Tingkat Akhir Dalam Penyusunan Skripsi Di
Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan Uin Alauddin Makassar, (Skripsi: UIN Alauddin
Makasar, 2018)
skripsi. Skripsi adalah syarat wajib untuk mahasiswa meraih gelar sarjana. Skripsi
merupakan karya ilmiah yang ditulis oleh mahasiswa program sarjana akhir masa
mengeksplorasi berbagai gaya hidup dan nilai sosial selain kesuksesan secara
peran yang nyata. Wujud peran nyata mahasiswa yaitu melalui pelaksanakan nilai
dan norma yang ada didalam masyarakat dengan baik. Prestasi secara akademik
dituntut untuk menyelesaikan studinya dalam jangka waktu yang telah ditentukan.
Baik itu tuntutan dari orang tua yang ingin segera melihat putra-putrinya
memperoleh gelar yang dapat mereka banggakan, tuntutan dari pihak akademik,
81
Shahnaz Roellyana, dan Ratih Arruum Listyandini, Peranan Optimisme terhadap
Resiliensi pada Mahasiswa Tingkat Akhir yang mengerjakan Skripsi, (Universitas YARSI: Jurrnal
Prosiding Konferensi Nasional Peneliti Muda Psikologi Indonesia, 2016), vol.1, No. 1,hlm 29
82
Erwan Cristiyanto, Hubungan Efikasi Diri Dengan Kecemasan Pada Mahasiswa Skripsi
Fakultas Ekonomika Dan Bisnis Di Universitas Kristen Satya Wacana, (Salatiga: Skripsi, 2017),
Hlm.1.
dorongan dari teman, dosen, maupun keinginan dari diri sendiri. Tuntutan,
30/1990 pasal 15 ayat (2) yaitu: Ujian dapat diselenggarakan melalui ujian
semester, ujian akhir program studi, ujian skripsi, ujian tesis dan ujian disertasi.
Pernyataan tersebut ditegaskan kembali pada pasal 16 ayat (1) yaitu ujian skripsi
diadakan dalam rangka penilaian hasil belajar pada akhir studi untuk memperoleh
bahwa penyusunan skripsi sebagai tugas akhir bukanlah syarat mutlak kelulusan
prasyarat penyusunan skripsi adalah salah satu ciri suatu perguruan tinggi.
Mahasiswa dituntut pula untuk lebih dewasa dalam pemikiran, tindakan, serta
rasa optimis, semangat hidup yang tinggi, mencapai prestasi optimal dan berperan
pada kenyataannya, tidak sedikit mahasiswa yang merasa terbebani dan mengalami
kesulitan dalam hal mencari tema, judul, sampel, alat ukur yang digunakan,
berulang-ulang, dosen pembimbing yang sibuk dan sulit ditemui, lamanya umpan
Sedangkan faktor penyebab stres pada mahasiswa penulis skripsi terdiri atas
dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor Internal meliputi
Stres pada mahasiswa karena menyusun skripsi yaitu berkeluh kesah, sering
merasa lelah, pusing, terlihat cemas dan tidak bersemangat, bahkan ada beberapa
yang merasa ingin mengakhiri studinya begitu saja atau membuat status di media
83
Shahnaz Roellyana, dan Ratih Arruum Listyandini, Peranan Optimisme terhadap
Resiliensi pada Mahasiswa Tingkat Akhir yang mengerjakan Skripsi, (Universitas YARSI: Jurrnal
Prosiding Konferensi Nasional Peneliti Muda Psikologi Indonesia, 2016), vol.1, No. 1, hlm 30
84
Indrawati, Gambaran Stres Mahasiswa Tingkat Akhir Dalam Penyusunan Skripsi Di
Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan Uin Alauddin Makassar,... Hlm. 4.
sosial berisi keluhan tentang perasaannya ketika mengalami kendala dalam
skripsi karena tidak ingin merasa terbebani sehingga lebih memilih mencari
pembimbing.85
luar batas kemampuan seseorang yang menyebabkan rasa cemas dan tegang. Stres
merupakan ancaman bagi kesehatan mental dan fisik yang menyebabkan gangguan
Studi
sehingga mahasiswa dapat menyelesaikan studi sesuai dengan waktu yang telah
ditetapkan.
85
Witrin, Mahardianisa dan Isop, Self Disclosure dan Tingkat Stres pada Mahasiswa yang
sedang Mengerjakan Skripsi, (UIN Bandung: Jurnal Ilmiah Psikologi, 2018), Vol.05, No.1,
hlm.115-116.
86
Giyarto, Stres Pada Mahasiswa Tingkat Akhir Fakultas Psikologi Universitas
Muhammadiyah Surakarta Dalam Mengerjakan Skripsi, (Surakarta: Skripsi, 2018), hlm.4
Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar secara umum pada garis besarnya
a. Faktor intern
3. Faktor kelelahan
1. Faktor keluarga mencakup, cara orang tua mendidik, relasi antar anggota
universitas, alat mata kuliah, waktu kuliah, standar mata kuliah di atas
sendiri, faktor akademik yang bisa menimbulkan stres bagi mahasiswa yaitu
87
Nor Amira, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Terlambatnya Penyelesaian Studi Pada
Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Riau, (Riau: Jurnal Jom Fisip, 2016),
Vol.3, No.2, Hlm.5-6.
untuk mengatur diri sendiri dan mengembangkan kemampuan berpikir yang
lebih baik. Stres pada mahasiswa semester akhir yaitu untuk membuat karya
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
deskriptif dimana berupa lisan dari orang-orang yang dapat diamati atau kata-
kata tertulis.88
experimental design.89
B. Desain Penelitian
Desain penelitian ini adalah One-Shot Case Study (Studi Kasus Bentuk
dimana peneliti hanya mengadakan treatment satu kali yang diperkirakan sudah
88
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2008), hlm 4.
89
John W. Creswell, Research Design (Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed),
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), hlm.125
mempunyai pengaruh sehingga kurang bernilai ilmiah karena sangat sederhana
C. Lokasi Penelitian
jadwal dosen dan sebagian dari mereka ada yang pulang pergi dari rumah, jadi
penelitian ini dilakukan di tempat kos masing-masing subjek, dan juga sebagian
D. Subjek Penelitian
E. Jenis Data
90
Nur Lindah Aisyah , Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X Jasa Boga pada Kompetensi Dasar Potongan Bahan
Makanan di SMK Negeri 1 Cerme, Gresik, (Universitas Surabaya: E-journal Boga, 2015), hlm. 145
memandu bagaimana mengumpulkan data, menganalisis data, dan membuat
F. Sumber Data
Sumber data sekunder yaitu berasal dari beberapa data atau sumber
referensi, dan sumber data lainnya yang bisa menunjang terhadap penelitian
ini.
1. Tahap Perencanaan
91
Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods), (Bandung: Alfabeta, 2015), hlm 295.
terapi SEFT (Spiritual Emotional Freedom Technique) untuk
2. Tahap Pelaksanaan
b. Tahap perlakuan
permasalahannya.
c. Pasca- Perlakuan
a. Observasi
aktivitas dan tingkah laku seseorang yang terlibat dalam situs penelitian dan
b. Wawancara
c. Memberikan Treatment
kesabaran.
d. Dokumentasi
92
John W. Creswell, Research Design (Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed),
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013), hlm 351.
93
Ibid,.
Technique (SEFT) untuk meningkatkan kesabaran pada mahasiswa tingkat
akhir.
e. Analisis Data
yang digunakan yaitu dengan mencari mean atau nilai rata-rata dari hasil
dengan cara tertentu dan dapat sebagai jumlah semua angka dibagi oleh
Keterangan
M = Mean (rata-rata)
𝑁 = Jumlah Subjek
I. Sistematika Penulisan
Pada bab kedua, berisi pembahasan yaitu mengenai landasan teori tentang
terapi SEFT (Spiritual Emotional Freedom Technique), dan juga tentang sabar.
Pada bab ketiga, berisi metode penelitian mengenai lokasi penelitian, subjek
penelitian, sumber data, jenis data, teknik pengumpulan data, dan lain
sebagainya.
Pada bab keempat, berisi tentang hasil penelitian yaitu berupa proses terapi
yang dilakukan terhadap objek penelitian dan juga mengenai hasil dari ke
Pada bab kelima, merupakan penutup yang berisi tentang kesimpulan dari
A. Gambaran Umum
Pendidikan Fisika Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sunan
Gunung Djati Bandung, objek yang di teliti berjumlah tujuh orang. Sebelum masuk
1 NH 24 tahun Ciamis
2 ZA 22 tahun Sukabumi
3 SN 21 tahun Indramayu
4 WN 21 tahun Bandung
5 LN 23 tahun Subang
6 GN 21 tahun Purwakarta
7 ES 22 tahun Bandung
Pada tahap ini merupakan tahap awal, dimana tahap awal merupakan tahap
didapatkan dari hasil dialog yang dilakukan.94 Kemudian ditahap ini untuk
terhadap subjek, untuk mengetahui tingkat kesabaran yang dialami oleh subjek
dalam menghadapi semester akhir ini. Adapun indikator dari kesabaran itu sendiri
terhindar dari rasa cemas, mengeluh, melukai diri, merasa kesal, dsb. Berikut
a. Cemas
kecemasan, diantaranya NH, ZA, SN, WN, LN, GN, ES. Berikut penjelasannya.
Subjek 1 (NH)
merupakan anak kedua dari tiga bersaudara, subjek berasal dari Ciamis, dan saat ini
subjek tinggal bersama kakak nya di daerah Rancasari, untuk berangkat ke kampus
biasanya subjek pulang pergi menggunakan motor, dan terkadang ketika ada acara
94
Sofyan Willis, Konseling Individual Teori dan Praktek, (Bandung: Alfabeta, 2014), Cet-
7, hlm.239
Tinggal bersama saudara kandungnya yang berada di Rancasari membuat subjek
sulit untuk membagi waktu, terutama dalam mengerjakan skripsi. Karena subjek
merasa tidak enak jika waktunya banyak untuk mengerjakan skripsi, sedangkan
pekerjaan di rumahnya sangat banyak dan subjek merasa jika membantu pekerjaan
rumah itu sebuah keharusan, dan itu menyebabkan pengerjaan skripsi subjek
menjadi terhambat.
terkadang saking cemasnya NH menangis dan merasa stres. Selain itu sulit
ditemuinya dosen pembimbing, banyaknya revisi yang harus dikerjakan, dan juga
melihat orang lain mampu sidang terlebih dahulu dibanding NH, itu yang
Subjek 2 (ZA)
ZA berasal dari Sukabumi, usia ZA saat ini 22 tahun. Merantau di kota Bandung
ZA menyewa kos-kosan yang berada di daerah Manisi, lokasinya tidak jauh dengan
sembilan dari sepuluh bersaudara. Namun, kedua orangtua subjek sudah tiada, dan
kakak-kakaknya sudah menikah, saat ini biaya kuliah subjek ditanggung oleh kakak
nya. subjek hatinya sangat sensitif dan terkadang membuat subjek menjadi lemah
ketika orangtuanya sudah tiada, karena sudah tidak ada lagi penopang hidup.
95
Hasil wawancara dengan subjek NH di Kosan Putri milik peneliti Vivit Mufidah, pada
tanggal 23 Mei 2019, pada pukul 13:02 WIB.
Berkaitan dengan latar belakang kehidupannya itu, membuat subjek sering
merasakan cemas yang berlebih sampai nangis dan subjek juga sering sakit sampai
pingsan. Namun permasalahannya dalam semester akhir ini, kesulitan subjek dalam
pengerjaan skripsi yaitu dalam mencari referensi. Dimana ketika itu subjek sudah
subjek lebih dari itu, saking stres nya subjek pun sempat dibawa ke dokter.
Selain itu ketika merasakan cemas yang berlebih ketika mengerjakan skripsi atau
selesai bimbingan, subjek terkadang sampai nangis, dan pernah sampai muntah-
muntah karena saking cemas dan pusingnya yang dirasakan oleh subjek dalam
Dan seringkali subjek merasakan cemas yang berlebih karena beberapa hal
belum selesai, seperti tahsin sebagai persyaratan untuk ujian komprehensif. Subjek
mempunyai target untuk sidang dalam waktu dekat, namun skripsi belum selesai
Subjek 3 (SN)
persyaratan pun belum semua terpenuhi seperti tahsin yang belum juga selesai,
tetapi teman-teman yang lain bebannya hanya tinggal dalam pengerjaan skripsi.
Selain itu kendala yang di alami dalam penelitian jarak yang ditempuh lumayan
jauh dan juga adanya kekurangan info dari pihak sekolah, yang menyebabkan
96
Hasil wawancara dengan subjek ZA, dikosan milik ZA subjek, oleh Vivit Mufidah,
pada tanggal 23 Mei 2019, pukul 21:24 WIB
penelitian itu sempat ditunda, karena permasalahan itu SN sampai nangis dan takut
jika penelitian itu bisa dilaksanakan di tahun depan, yang mana jika pelaksanaanya
skripsi selalu di akhir-akhir waktu, oleh karena itu subjek selalu menyalahkan
dirinya sendiri.97
Subjek 4 (WN)
WN merupakan anak kedua dari tiga bersaudara, dia berasal dari Cileunyi
subjek juga mengajar di madrasah yang ada didekat rumahnya. Dan itu menjadi
salah satu alasan subjek kurang bisa mengatur waktu untuk mengerjakan skripsi.
Sama halnya dengan subjek yang lain WN pun seringkali merasa cemas, gelisah.
Karena waktu sudah semakin dekat dengan sidang, sedangkan pengerjaan skripsi
target untuk segera cepat-cepat lulus karena ada tuntutan setelah lulus untuk
karena teman-teman seusianya sudah berkeluarga, hanya subjek saja yang belum.
Tuntutan dari dosen pun menjadi penyebab subjek merasakan gelisah yang
berlebihan, dosen pembimbing selalu menargetkan bahwa harus tuntas di hari yang
97
Hasil wawancara dengan subjek SN, dikosan milik subjek SN, oleh Vivit Mufidah,
pada tanggal 23 Mei 2019, pukul 21:58 WIB
telah ditentukan oleh dosennya. Dan itu menjadi beban, karena subjek takut tidak
selesai tepat waktu. Selain itu, dosen pembimbing selalu meceritakan mahasiswa
yang dibimbing olehnya selesai dalam waktu yang cepat, subjek merasa dibanding-
bandingkan, terkadang itu membuat subjek merasa sakit hati dan patah semangat.
dan lain sebagainya dia selalu merasa kebingungan. Ketika merasa kebingungan
Subjek 5 (LN)
merupakan guru sekaligus kepala sekolah, subjek termasuk orang yang pintar dan
aktif. Sejak dibangku Taman Kanak-Kanak hingga ia SMA selalu menjadi juara,
Yang subjek rasakan di semester akhir ini, yaitu dari dosen pembimbing nya.
subjek, sedangkan dosen pembimbing keduanya sulit ditemui bahkan saat ini dosen
bagaimana ia harus melakukan bimbingan serta meminta tanda tangan, subjek pun
98
Hasil wawancara dengan subjek WN, dikosan milik peneliti Vivit Mufidah, pada
tanggal 5 Juli 2019, pukul 15:01 WIB
merasa kesal ketika dosen tersebut sulit untuk dihubungi, sedangkan waktu untuk
melaksanakan sidang sudah semakin dekat hanya tinggal beberapa minggu lagi.
pun terlihat santai dalam pengerjaan skripsinya. Subjek harus selalu ada orang yang
mengajak untuk mengerjakan skripsi agar ia semangat. Selain itu penelitian juga
masuk. Sedangkan jadwal masuk sekolah dekat dengan waktu pendaftaran sidang
akhir.
Selain itu subjek juga merasa bahwa di semester akhir ini terlalu banyak waktu
luang, subjek ingin ada kegiatan selain mengerjakan skripsi, karena ia tinggal dikos-
kosan sendiri, adapun penghuni kosan lainnya semester bawah yang mana mereka
masih libur kuliah, subjek merasa cemas dan ketakutan tinggal di kos-kosan
bimbingan.
Subjek ingin mencari pekerjaan, karena untuk maju mengerjakan skripsi pun
dosen pembimbing kedua sulit ditemui, adapun ketika subjek sering menemui
pembimbing yang pertama, mendapat respon yang kurang baik dan diperintahkan
99
Hasil wawancara dengan subjek LN, dikosan milik subjek LN, oleh Vivit Mufidah, pada
tanggal 8 Juli 2019, pukul 17:02
Subjek 6 (GN)
GN merupakan anak tunggal, dia berasal dari Purwakarta. Ibu nya seorang ibu
disananya sudah habis, jadi ia mencari kos-kosan perbulan, dan saat ini ia tinggal
di Cibiru Hilir.
Beban yang dirasakan oleh subjek di semester akhir ini yaitu pertanyaan-
mengenai hal-hal atau pertanyaan-pertanyaan seperti itu, padahal orang lain tidak
tahu seberapa jauh usaha subjek untuk mencapai semua hal itu, dan pertanyaan-
Bahkan jikalau sudah lulus pun subjek masih kebingungan, kedepannya ia akan
kerja apa, dan skill apa yang ia bisa, subjek merasa bahwa ia merasa banyak tidak
bisanya, minder, dan tidak percaya diri terhadap dirinya sendiri. Adapun skill sesuai
jurusan subjek yaitu dibidang pendidikan, dan itu kerjaannya tidak jauh menjadi
tenaga pendidik (guru). Sedangkan jika pekerjaannya seperti itu, subjek berpikiran
bahwa orang-orang disekitarnya akan menganggap bahwa pekerjaan seperti itu gaji
nya tidak banyak tidak sesuai dengan pendidikan yang telah mengeluarkan biaya
banyak.
Hal lain yang membuat subjek merasa cemas yaitu ketika teman-teman sebaya
yang disekitar rumahnya itu sudah banyak yang berkeluarga. Sedangkan orang-
orang disekitarnya banyak yang bertanya, “kapan nikah?”. Apalagi tinggal
Selain itu subjek sempat melamar kerja, sebenarnya subjek kurang percaya diri
dan merasa takut kalau dirinya tidak bisa, namun subjek tetap mencobanya, ketika
tes selesai dan mengumpulkan hasilnya, subjek mendapat perkataan dari panitianya
yang membuat subjek merasa sangat rendah, dan itu ketakutan yang dirasakan
ketika sebelum tes, dan itu membuat ia merasakan cemas yang sangat berlebih. Dan
ia merasa malu dan malas untuk datang lagi ke tempat kerja itu.100
Subjek 7 (ES)
untuk biaya kosan yang ia keluarkan 500.000 per bulan. Ibu nya seorang Ibu Rumah
Tangga, sedangkan Bapak nya yaitu seorang supir yang mengantarkan sayur-
sayuran ke pasar. Jadi semua biaya kebutuhan keluarga dan juga biaya sekolah
tetapi kurang memahami, kadang sudah mengerti tetapi masih butuh pencerahan
lagi. Subjek sering merasa cemas ketika sedang sendiri terkadang pusing sampai
nangis. Adapun ketika sedang bersama teman-temannya ES merasa tidak suka jika
100
Hasil wawancara dengan subjek GN, dikosan milik subjek LN, oleh Vivit Mufidah, pada
tanggal 8 Juli 2019, pukul 18:51
Persyaratan untuk menuju sidang pun subjek belum selesai, seperti tahfidz.
Padahal waktu untuk sidang akhir tinggal satu bulan lagi, dan skripsi pun masih di
bab awal, itu menyebabkan subjek cemas, “bisakah saya lulus di tahun ini?”.
Adapun saya sebagai konseli meyakinkan subjek bahwa subjek akan mampu untuk
selesai ditahun ini. Seringkali subjek mengeluh, dan merasa down. Apalagi ketika
Tuntutan dari keluarga pun menjadi beban, karena subjek merupakan anak dan
pulangpun seringkali keluarganya menanyakan perihal skripsi, dan wisuda, dan itu
mengerjakan skripsi, tetapi tidak ada tempat untuk menanyakan perihal itu, namun
meskipun banyak tempat untuk bertanya perihal skripsinya. Subjek tidak mau
mengecewakan orangtua, karena jika tidak selesai tahun ini harus mengeluarkan
Dosen pembimbing subjek selalu memberi semangat, dan baik. Bahkan subjek
selalu diperintahkan oleh pembimbingnya agar cepat selesai, tetapi dalam diri
subjek nya yang kurang bersemangat. Selain itu dalam pengerjaan skripi dosen
pembimbing nya kurang memberikan solusi, dan revisi nya selalu sedikit. Jadi
subjek pun jika menghadapi sidang takut, takut banyak yang salah dalam
pengerjaan skripsinya.
karena perkataan dari dosen pengujinya tersebut kurang mengenakan di hati subjek
dan juga seperti meremehkan judul dan penelitian subjek, jadi untuk ingin
Berdasarkan hasil wawancara terhadap subjek, bahwa semua subjek yang saya
dimulai dari tuntutan dari dosen, kesulitannya dalam mengerjakan skripsi dan
b. Mengeluh
Sama halnya dengan cemas, semua subjek pun hampir sering mengeluh ketika
Subjek NH
bingung harus memulai dari mana. Subjek lebih sering mengeluh hanya terhadap
WhatsApp nya.
Subjek ZA
dia untuk menambah referensi teori di thesis. Padahal dia sudah berusaha mencari
101
Hasil wawancara dengan subjek ES, dikosan milik subjek ES, oleh Vivit Mufidah, pada
tanggal 10 Juli 2019, pukul 15:21 WIIB
kemanapun, dan itu cukup sulit mencari referensinya. Subjek pun sering mengeluh,
baik itu terhadap diri sendiri, maupun mengeluh terhadap orang lain.
Subjek SN
skripsi selalu di akhir-akhir waktu, oleh karena itu subjek selalu menyalahkan
dirinya sendiri. Dan SN sering merasa kesal ketika ada orang yang bertanya
mengeluh nya lebih terhadap diri sendiri seperti menyalahkan diri sendiri,
dibanding ke orang lain. Dan sampai saat ini SN belum merasa sabar dalam
Subjek WN
menyelesaikan skripsi tersebut. Sedangkan yang menjadi beban, dia kurang mampu
terkadang itu membuat subjek merasa sakit hati dan patah semangat. Subjek juga
Subjek LN
sedangkan dosen pembimbing keduanya sulit ditemui bahkan saat ini dosen
bagaimana ia harus melakukan bimbingan serta meminta tanda tangan. Dan terlihat
Subjek GN
Subjek seringkali mengeluh, apalagi ketika dosen kurang memahami apa yang
menjadi kendala dalam pengerjaan skripsi subjek, subjek sendiri ingin cepat-cepat
lulus. Tetapi sulitnya menemukan referensi menjadi beban untuk subjek dan itu
membuat subjek merasa pusing, stres. Kendala lain dalam pengerjaan skripsi yang
Subjek ES
dirinya kurang paham bagaimana cara penulisan, penyusunan kalimat dan lain
sebagainya, setiap ingin mengerjakan selalu ada perasaan takut salah, dan ketakutan
karena perkataan dari dosen pengujinya tersebut kurang mengenakan di hati subjek
dan juga seperti meremehkan judul dan penelitian subjek, jadi untuk ingin
mengeluh karena kesalahan dirinya sendiri yang sulit untu semangat, banyaknya
c. Melukai Diri
yaitu melukai diri, dari tujuh subjek yang saya wawacarai hanya ada satu subjek
mengerjakan skripsi dan tuntutan dari dosen pembimbing yang sulit, beberapakali
Dari hasil wawancara tersebut bahwa yang melukai diri hanya ada satu subjek,
SN sering merasa kesal terhadap dirinya sendiri, karena merasa dirinya tidak ada
yang lain sudah hampir selesai, tetapi SN masih jauh dan masih dalam tahap
pengerjaan, SN pun sering merasa kesal ketika ada orang yang bertanya terhadap
SN mengenai skripsi dan wisuda. Dan sampai saat ini SN belum merasa sabar dalam
Selain SN, yang terkadang merasa kesal itu subjek LN, dimana subjek pun
merasa kesal ketika dosen tersebut sulit untuk dihubungi, sedangkan waktu untuk
melaksanakan sidang sudah semakin dekat hanya tinggal beberapa minggu lagi.
Berdasarkan hasil wawancara tersebut, bahwa ada beberapa subjek yang merasa
kesal ketika menghadapi permasalahannya, seperti kesal terhadap diri sendiri, dan
Kesabaran
Tahap selanjutnya yaitu tahap kerja atau tahap treatment, dimana dalam tahap
102
Sofyan Willis, Konseling Individual Teori dan Praktek,... hlm.239
Berdasarkan permasalahan yang terjadi, saya memberikan treatment berupa
terapi SEFT (Spiritual Emotional Freedom Technique). Adapun proses terapi yang
1. Subjek 1 (NH)
Adapun yang sedang dirasakan oleh NH ketika dilakukan wawancara ini, dia
bimbingan selalu ada revisi dari dosen pembimbing. Tingkat kecemasan yang
dahulu saya memberi intruksi terhadap subjek untuk duduk dengan relaks, tetapi
NH sebelumnya tidak minum terlebih dahulu, karena pada saat itu subjek sedang
jam tangan dan lain sebagainya, lalu membaca basmalah. Kemudian saya
Technique).
a. The Set-Up
Saya memulai menekan di dada sebelah kiri NH , Sore Spot (titik nyeri)
diulang secara terus menerus dan diikuti oleh subjek di dalam hati.
b. The Tune-In
Tahap selanjutnya, yaitu tune-in dimana dalam tahap ini seseorang harus
skripsi, dan membayangkan dampak negatif bahwa jika tidak segera selesai
c. The Tapping
Tapping atau disebut dengan ketukan ringan pada titik meridian dalam
tubuh. Saya mengetukkan jari telunjuk dan jari tengah pada titik-titik
tapping terhadap subjek. Adapun beberapa titik yang saya ketuk yaitu
sugesti “Ya Allah, saya ikhlas, saya pasrahkan semuanya pada Mu” dan di
ucapkan nya dalam hati. Setelah selesai, kemudian tapping nya diulang lagi
dari yang terakhir sampai ke awal pada titik dibagian atas kepala (Crown),
dan menurut subjek titik tapping ternyaman pada titik permulaan alis (Eye
Brow). Dan saya melakukan tapping lagi dibagian tersebut sampai selesai.
nafas sambil menarik energi-energi negatif yang ada pada dirinya lalu
2. Subjek 2 (ZA)
Adapun yang sedang dirasakan oleh ZA ketika dilakukan wawancara ini, dia
sidang tugas akhir sudah semakin dekat. Tingkat kecemasan yang dirasakan oleh
103
Proses terapi terhadap subjek NH di Kosan Putri milik peneliti Vivit Mufidah, pada
tanggal 23 Mei 2019, pada pukul 13:20 WIB.
Sebelum masuk ke tahap terapi, terlebih dahulu saya memberi intruksi
terhadap subjek untuk duduk dengan relaks, menghindari energi toksin dengan
a. The Set-Up
Saya memulai menekan di dada sebelah kiri ZA, yaitu Sore Spot (titik
“Ya Allah meskipun saya merasakan cemas karena tuntutan dari dosen
yang sulit untuk saya lakukan, saya pasrahkan ketenangan ini kepada-Mu
ya Allah.” Sambil diulang secara terus menerus dan diikuti oleh subjek di
dalam hati.
b. The Tune-In
Tahap selanjutnya, yaitu tune-in dimana dalam tahap ini seseorang harus
yang sedang dialami seperti kesulitannya dalam mencari referensi dan lain
energi negatif itu, dan berusaha agar mengikhlaskan permasalahan itu dan
Tapping atau disebut dengan ketukan ringan pada titik meridian dalam
tubuh. Saya mengetukkan jari telunjuk dan jari tengah pada titik-titik
tapping terhadap subjek. Adapun beberapa titik yang saya ketuk dengan
sugesti “Ya Allah, saya ikhlas, saya pasrahkan semuanya pada Mu” dan di
ucapkan nya dalam hati. Setelah selesai, kemudian tapping nya diulang lagi
dari yang terakhir sampai ke awal pada titik dibagian atas kepala (Crown),
dan menurut subjek titik tapping ternyaman pada titik di ujung tempat
bertemunya tulang dada, collar bone dan tulang rusuk pertama (Collar
Bone). Dan saya melakukan tapping lagi dibagian tersebut sampai selesai
dengan terus menuntun do’a “Ya Allah, saya ikhlas, saya pasrahkan
104
Proses terapi terhadap subjek ZA, dikosan milik ZA subjek, oleh Vivit Mufidah, pada
tanggal 23 Mei 2019, pukul 21:35 WIB
3. Subjek 3 (SN)
Dari penjelasan diatas telah dipaparkan bahwa SN belum mampu untuk sabar
selain itu belum selesai tahsin. Yang mana tahsin tersebut merupakan salah satu
persyaratan untuk melaksanakan sidang, jika tahsin belum selesai maka sidang
pun belum bisa dilakukan. Adapun tingkat kecemasan yang SN rasakan dari
saya memberi intruksi terhadap subjek untuk duduk dengan relaks, menghindari
energi toksin dengan melepaskan perhiasan, jam tangan dan lain sebagainya,
minum terlebih dahulu, lalu membaca basmalah. Kemudian saya memulai untuk
a. The Set-Up
Saya memulai menekan di dada sebelah kiri, Sore Spot (titik nyeri)
semester akhir ini saya ikhlas, saya pasrahkan ketenangan ini kepada-Mu ya
Allah.” Sambil diulang secara terus menerus dan diikuti oleh subjek di
dalam hati.
b. The Tune-In
Tahap selanjutnya, yaitu tune-in dimana dalam tahap ini seseorang harus
c. The Tapping
Tapping atau disebut dengan ketukan ringan pada titik meridian dalam
tubuh. Saya mengetukkan jari telunjuk dan jari tengah pada titik-titik
tapping terhadap subjek. Adapun beberapa titik yang saya ketuk dengan
sugesti “Ya Allah, saya ikhlas, saya pasrahkan semuanya pada Mu” dan di
ucapkan nya dalam hati. Setelah selesai, kemudian tapping nya diulang lagi
dari yang terakhir sampai ke awal pada titik dibagian atas kepala (Crown),
dan menurut subjek titik tapping ternyaman pada titik permulaan alis (Eye
Brow). Dan saya melakukan tapping lagi dibagian tersebut sampai selesai.
nafas sambil menarik energi-energi negatif yang ada pada dirinya lalu
4. Subjek 4 (WN)
adapun ketika dilakukan wawancara ini ia lebih merasa cemas, karena takut tidak
selesai tepat waktu. Tingkat kecemasan yang dirasakan oleh WN dari skala 1-10
yaitu 9.
intruksi terhadap subjek agar duduk dengan keadaan relaks, menghindari energi
toksin dengan melepaskan perhiasan, jam tangan dan lain sebagainya, meminum
105
Proses terapi terhadap subjek SN, dikosan milik subjek SN, oleh Vivit Mufidah, pada
tanggal 23 Mei 2019, pukul 22:12 WIB
saya memulai untuk melakukan terapi SEFT (Spiritual Emotional Freedom
Technique).
a. The Set-Up
Saya memulai menekan di dada sebelah kiri, Sore Spot (titik nyeri)
“Ya Allah meskipun saya merasakan cemas karena takut tidak selesai
tepat waktu sesuai tuntutan dosen, saya ikhlas, saya pasrahkan ketenangan
ini kepada-Mu ya Allah.” Sambil diulang secara terus menerus dan diikuti
b. The Tune-In
Tahap selanjutnya, yaitu tune-in dimana dalam tahap ini seseorang harus
yang sedang dialami yaitu tuntutan dari dosen yang mengharuskan subjek
cemas.
itu, dan berusaha agar mengikhlaskan permasalahan itu dan pasrah terhadap
Allah SWT,.
c. The Tapping
Tapping atau disebut dengan ketukan ringan pada titik meridian dalam
tubuh. Saya mengetukkan jari telunjuk dan jari tengah pada titik-titik
tapping terhadap subjek. Adapun beberapa titik yang saya ketuk dengan
sugesti “Ya Allah, saya ikhlas, saya pasrahkan semuanya pada Mu” dan di
ucapkan nya dalam hati. Setelah selesai, kemudian tapping nya diulang lagi
dari yang terakhir sampai ke awal pada titik dibagian atas kepala (Crown),
dan menurut subjek titik tapping ternyaman pada titik dibagian atas kepala
selesai.
nafas sambil menarik energi-energi negatif yang ada pada dirinya lalu
5. Subjek 5 (LN)
106
Proses terapi terhadap subjek WN, dikosan milik peneliti Vivit Mufidah, pada tanggal
5 Juli 2019, pukul 15:16 WIB
dan mengeluh belum bisa untuk bersabar. Adapun tingkat kecemasan yang
terhadap subjek agar relaks tidak tegang, duduk yang nyaman, meminum
tangan dan lain sebagainya, lalu membaca basmalah. Kemudian saya memulai
a. The Set-Up
Saya memulai menekan di dada sebelah kiri LN, Sore Spot (titik nyeri)
Allah.” Sambil diulang secara terus menerus dan diikuti oleh subjek di
dalam hati.
b. The Tune-In
Tahap selanjutnya, yaitu tune-in dimana dalam tahap ini seseorang harus
Allah SWT,.
bisa ikhlas terhadap permasalahan yang terjadi, agar ia tidak lagi merasakan
c. The Tapping
Tapping atau disebut dengan ketukan ringan pada titik meridian dalam
tubuh. Saya mengetukkan jari telunjuk dan jari tengah pada titik-titik
tapping terhadap subjek. Adapun beberapa titik yang saya ketuk yaitu
sugesti “Ya Allah, saya ikhlas, saya pasrahkan semuanya pada Mu” dan
di ucapkan nya dalam hati. Setelah selesai, kemudian tapping nya diulang
lagi dari yang terakhir sampai ke awal pada titik dibagian atas kepala
(Crown), dan menurut subjek titik tapping ternyaman pada titik di ujung
tempat bertemunya tulang dada, collar bone dan tulang rusuk pertama
(Collar Bone). Dan saya melakukan tapping lagi dibagian tersebut sampai
selesai.
nafas sambil menarik energi-energi negatif yang ada pada dirinya lalu
mengeluarkannya sambil mengucapkan “Alhamdulillah...” secara
6. Subjek 6 (GN)
wisuda, selain itu GN juga sering mengeluh ketika dosen kurang memahami apa
merasa cemas dan juga mengeluh. Adapun ketika diwawanca yang sedang GN
saya memberi intruksi terhadap subjek agar duduk dengan keadaan relaks,
menghindari energi toksin dengan melepaskan perhiasan, jam tangan dan lain
a. The Set-Up
107
Proses terap terhadap subjek LN, dikosan milik subjek LN, oleh Vivit Mufidah, pada
tanggal 8 Juli 2019, pukul 18:34
Saya memulai menekan di dada sebelah kiri GN, Sore Spot (titik nyeri)
orang yang menanyakan perihal skripsi dan tuntutan dari dosen, saya
diulang secara terus menerus dan diikuti oleh subjek di dalam hati.
b. The Tune-In
Tahap selanjutnya, yaitu tune-in dimana dalam tahap ini seseorang harus
c. The Tapping
Tapping atau disebut dengan ketukan ringan pada titik meridian dalam
tubuh. Saya mengetukkan jari telunjuk dan jari tengah pada titik-titik
diantaranya:
Ketika melakukan tapping sambil menuntun subjek dengan do’a atau
sugesti “Ya Allah, saya ikhlas, saya pasrahkan semuanya pada Mu” dan di
ucapkan nya dalam hati. Setelah selesai, kemudian tapping nya diulang lagi
dari yang terakhir sampai ke awal pada titik dibagian atas kepala (Crown),
saya bertanya kepada subjek titik mana yang paling terasa nyaman, dan
menurut subjek titik tapping ternyaman pada titik dibagian atas kepala
selesai.
nafas sambil menarik energi-energi negatif yang ada pada dirinya lalu
7. Subjek 7 (ES)
kedalam indikator, yaitu cemas dan mengeluh. Adapun tingkat kecemasan yang
dahulu saya memberi intruksi terhadap subjek untuk duduk dengan relaks,
menghindari energi toksin dengan melepaskan perhiasan, jam tangan dan lain
108
Proses terapi terhadap subjek GN, dikosan milik subjek LN, oleh Vivit Mufidah, pada
tanggal 8 Juli 2019, pukul 19:11
sebagainya, lalu membaca basmalah. Kemudian saya memulai untuk melakukan
a. The Set-Up
Saya memulai menekan di dada sebelah kiri, Sore Spot (titik nyeri)
“Ya Allah meskipun saya merasakan cemas karena takut tidak selesai
Allah.” Sambil diulang secara terus menerus dan diikuti oleh subjek di
dalam hati.
b. The Tune-In
Tahap selanjutnya, yaitu tune-in dimana dalam tahap ini seseorang harus
yang sedang dialami seperti belum selesai tahfidz, tuntutan dari keluarga
Tapping atau disebut dengan ketukan ringan pada titik meridian dalam
tubuh. Saya mengetukkan jari telunjuk dan jari tengah pada titik-titik
diantaranya:
sugesti “Ya Allah, saya ikhlas, saya pasrahkan semuanya pada Mu” dan
di ucapkan nya dalam hati. Setelah selesai, kemudian tapping nya diulang
lagi dari yang terakhir sampai ke awal pada titik dibagian atas kepala
(Crown) , saya bertanya kepada subjek titik mana yang paling terasa
nyaman, dan menurut subjek titik tapping ternyaman pada titik permulaan
alis (Eye Brow). Dan saya melakukan tapping lagi dibagian tersebut sampai
selesai.
nafas sambil menarik energi-energi negatif yang ada pada dirinya lalu
Adapun yang telah dijelaskan dalam Bab II yaitu mengenai kesabaran menurut
109
Proses terapi terhadap subjek ES, dikosan milik subjek ES, oleh Vivit Mufidah, pada
tanggal 10 Juli 2019, pukul 15:58 WIB
dengan penuh ketabahan dan ketenangan. Oleh karena itu, orang yang sabar mereka
Setelah dilakukan tahap awal dan tahap kerja, selannjutnya yaitu tahap akhir.
Tahap akhir itu sendiri merupakan tahap kesimpulan yang dengan tujuan agar klien
dapat merubah perilaku dan emosi yang negatif menjadi tindakan-tindakan yang
positif.110 Adapun hasil dari treatment yang diberikan berupa terapi SEFT
berikut:
1. Subjek 1 NH
Kondisi yang dirasakan oleh NH ketika telah diberikan terapi SEFT (Spiritual
sedang ia alami, dan dia ikhlas terhadap permasalahannya yang terjadi yang
minggu dilakukan terapi pun dia mengatakan bahwa kecemasannya berkurang dan
110
Sofyan Willis, Konseling Individual Teori dan Praktek,... hlm. 240
111
Hasil terapi yang dilakukan terhadap subjek NH di Kosan Putri milik peneliti Vivit
Mufidah, pada tanggal 23 Mei 2019, pada pukul 13:25 WIB.
sudah tidak sering mengeluh, dapat disimpulkan bahwa tingkat kesabaran NH
2. Subjek 2 (ZA)
dilakukan terapi yaitu subjek merasa tenang, ketika diterapi raut wajah subjek
terlihat begitu sedih namun tidak sampai menangis. Dan ia mengatakan bahwa ia
menerima segala permasalahan yang terjadi, termasuk tuntutan dosen yang cukup
sulit ia lakukan. Dia akan berusaha sekeras mungkin agar pengerjaan skripsinya
dilihat juga dari beberapa minggu setelahnya bahwa subjek mampu menyelesaikan
skripsi lebih cepat, seiring dengan itu beban yang dirasakan oleh subjek juga
berkurang. Subjek sempat meminta bantuan saya untuk dilakukan lagi terapi,
karena ketika itu subjek merasa kebingungan, cemas tidak bisa membagi waktu
dengan baik. Setelah itu dia merasa tenang dan juga dia tidak pernah lagi melukai
112
Hasil terapi yang dilakukan terhadap subjek ZA, dikosan milik ZA subjek, oleh Vivit
Mufidah, pada tanggal 23 Mei 2019, pukul 21:40 WIB
Berdasarkan indikator ketika seseorang merasa tenang dan ikhlas terhadap
3. Subjek 3 (SN)
rasakan bukan karena lingkungan sekitar, atau pun dosen. Tetapi dirinya sendiri
yang kurang bersemangat, dan terlihat beberapa hari setelah dilakukan terapi ia
mampu bersemangat, selain itu karena melihat teman-teman nya juga sudah sidang
lebih awal, dia pun tidak mau kalah dengan temannya yang lain, terbukti juga
bahwa tahfidz nya telah selesai dan juga tidak terlalu banyak mengeluh. 113
Berdasarkan indikator kesabaran orang yang merasa tenang dan juga mampu
kehidupan sehari-sehari.
4. Subjek 4 (WN)
113
Hasil terapi yang dilakukan terhadap subjek SN, dikosan milik subjek SN, oleh Vivit
Mufidah, pada tanggal 23 Mei 2019, pukul 22:18 WIB
Kondisi yang ia rasakan setelah dilakukan terapi SEFT (Spiritual Emotional
berkurang menjadi 2, awal sebelum dilakukan terapi yaitu 9. Selain itu, ia juga
mampu menerima permasalahan yang ada seperti dilingkungan rumahnya, dan juga
tuntuan dari dosen nya. Ia kembali bersemangat setelah dilakukan terapi yang
Berdasarkan indikator kesabaran orang yang merasa tenang dan juga mampu
subjek meningkat.
5. Subjek 5 (LN)
merasa lebih tenang, terlebih ketika di tapping dan juga proses tune-in karena disana
subjek lebih bermuhasabah diri, bahwa dia yakin dia ikhlas dan pasrah terhadap
segala sesuatu yang terjadi. Dia merasa nyaman ketika diketuk dibagian Collar
Bone yaitu titik di ujung tempat bertemunya tulang dada, collar bone dan tulang
rusuk pertama. Dan untuk saat ini, dia juga tidak terlihat sering mengeluh, yang
mana biasanya ia sering terlihat mengeluh di status Whatsapp nya, dan kecemasan
juga sudah berkurang secara berangsur-angsur. Ia sudah terlihat ceria dan juga
114
Hasil terapi yang dilakukan terhadap subjek WN, dikosan milik peneliti Vivit
Mufidah, pada tanggal 5 Juli 2019, pukul 15:20 WIB
menerima segala beban yang terjadi di semester akhir ini, meskipun dosen
berangkat keluar kota selama beberapa bulan, dia terlihat lebih tenang. Dan dia akan
6. Subjek 6 (GN)
Freedom Technique) ia merasa tenang dan juga merasa nyaman ketika di tapping
menjadi 4. Selain itu, ia juga ikhlas, mampu menerima permasalahan yang ada
seperti dilingkungan rumahnya, dan juga tuntuan dari dosen nya. Ia kembali
bersemangat setelah dilakukan terapi yang awalnya terlihat sangat cemas dan
lelah.116
115
Hasil terapi yang dilakukan terhadap subjek LN, dikosan milik subjek LN, oleh Vivit
Mufidah, pada tanggal 8 Juli 2019, pukul 18:39 WIB
116
Hasil terapi yang dilakukan terhadap subjek GN, dikosan milik subjek LN, oleh Vivit
Mufidah, pada tanggal 8 Juli 2019, pukul 19:15 WIB
Berdasarkan indikator ketika seseorang merasa tenang dan ikhlas terhadap
7. Subjek 7 (ES)
ketika dalam proses tune-in, subjek menangis tersedu-sedu. Dia mengatakan bahwa
membuat dia bersemangat dalam segala hal, subjek tidak mau sampai
mengalami trauma, dia berjanji bahwa ke depannya dia akan bersemangat dalam
mengerjakan skripsi, karena yang lebih dia takutkannya itu menghadapi sidangnya.
Subjek tidak peduli waktu sidangnya sedikit telat di banding temannya yang lain,
dia bisa menerima keadaan itu, tekad dia yang penting tetap semangat dan sidang
ditahun ini, meskipun tidak tepat waktu. Dan terlihat juga dari kesehariannya saat
ini, dia lebih menerima segala yang terjadi dengan tetap berusaha dan
bersemangat.117
117
Hasil terapi yang dilakukan terhadap subjek ES, dikosan milik subjek ES, oleh Vivit
Mufidah, pada tanggal 10 Juli 2019, pukul 16:04 WIB
bahwa tingkat kesabaran subjek meningkat dan dapat mengimplementasikan
NH 7 3
ZA 7 5
SN 6 4
WN 9 2
LN 6 3
GN 7 4
ES 7 3
Jumlah 49 24
𝑋
M=
𝑁
Keterangan
M = Mean (Rata-rata)
N = Jumlah Subjek
Diketahui.
X = 49
N=7
M=?
49
M=
7
M=7
tersebut, adalah:
Diketahui.
X = 24
N=7
M=?
24
M=
7
M = 3,4
mengalami tingkat penurunan dari permasalahan yang sedang mereka alami, dan
dari hasil wawancara bahwa semua subjek setelah dilakukan terapi merasa tenang
dan juga bisa menerima permasalahannya, dan dari hal tersebut seiring dengan
kesabarannya karena bisa merasa tenang dan juga bisa menerima dengan ikhlas.
BAB V
A. Kesimpulan
Jurusan Pendidikan Fisika Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Gunung Djati Bandung,
masih rendah, karena masih sering merasakan cemas, mengeluh, dan ada yang
sampai melukai diri. Sangat bertolak belakang dengan teori kesabaran menurut Ibnu
Qayyim Al-Jauziyah, yaitu bahwa sabar itu terhindarnya jiwa dari cemas, lisan dari
mengeluh, dan organ tubuh dari menampar pipi, merobek-robek baju dan
seterusnya.
internal dan juga eksternal yang menghambat mahasiswa dalam pengerjaan skripsi.
Seperti tuntutan dari dosen yang mempersulit mahasiswa, tuntutan orangtua untuk
perihal skripsi, dan juga karena dirinya sendiri yang sulit memahami, dan lambat
dalam pengerjaannya.
kemudian dilanjutkan terapi dengan tiga tahap yaitu, pertama The Set-Up, yang
mana dalam tahap ini subjek harus memasrahkan dan juga mengikhlaskan
permasalahannyya, dengan mengucap do’a yang dituntun oleh saya yaitu, “Ya Allah
meskipun saya merasakan cemas, saya ikhlas, saya pasrahkan ketenangan ini pada
Mu Ya Allah”, do’a tersebut sesuai dengan permasalahan yang dialami oleh subjek,
kedua The-Tune in, dalam tahap ini subjek harus memfokuskan terhadap
permasalahannya, dalam tahap ini beberapa subjek ada yang sampai menangis
sampai berakhirnya terapi, kemudian tahap yang ketiga Tapping, yang dilakukan
25. CB = Collar Bone, Titik di ujung tempat bertemunya tulang dada, collar bone
26. UA = Under the Arm, dibawah ketiak sejajar dengan puting susu (pria) atau
27. BN = Bellow Nipple, 2,5cm dibawah puting susu (pria) atau tepat dibagian
Adapun hasil rata-rata skala permasalahan yang dialami oleh subjek yaitu 7,
sedangkan hasil rata-rata setelah dilakukan terapi yaitu turun menjadi 3,4.
Setelah dilakukan terapi subjek merasa tenang dan juga menerima permasalahan
yang terjadi dalam menghadapi semester akhir ini. Sesuai dengan teori menurut Ibnu
B. Saran
1. Bagi klien yang menjadi subjek penelitian, semoga klien bisa meningkatkan
tenang dan menerima segala ketentuan yang telah ditetapkan oleh Allah
SWT,.
2. Bagi peneliti selanjutnya, yang akan melakukan penelitian berupa terapi
menggunakan sampel dan populasi yang lebih banyak, serta tindakan terapi
baik lagi.