Anda di halaman 1dari 13

PERBEDAAN NILAI KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI

SEBELUM DAN SETELAH DILAKUKAN HIDROTERAPI


RENDAM KAKI AIR HANGAT

MANUSKRIP

G. SATRIA PRAMANTARA
NIM. 13202017

POLTEKKES TANJUNGKARANG KEMENKES RI


JURUSAN KEPERAWATAN TANJUNGKARANG
PRODI DIPLOMA IV KEPERAWATAN
BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2017
PERBEDAAN NILAI KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI
SEBELUM DAN SETELAH DILAKUKAN HIDROTERAPI
RENDAM KAKI AIR HANGAT

G. Satria Pramantara *),


Ririn Sri Handayani **), Nurhayati***)

*)Alumni Program Studi D IV Keperawatan Poltekkes Tanjungkarang


**) Dosen Program Studi D IV Keperawatan Poltekkes Tanjungkarang
***)Dosen Program Studi D III Keperawatan Poltekkes Tanjungkarang

ABSTRAK
Kecemasan merupakan suatu keadaan yang membuat seseorang tidak nyaman dan terbagi
dalam berbagai tingkatan. Pada pasien preoperasi, pasien akan mengalami reaksi emosional
berupa kecemasan. Kecemasan yang tinggi dapat memengaruhi fungsi fisiologis tubuh yang
sangat membahayakan kondisi pasien saat maupun sesudah operasi, sehingga dapat terjadi
pembatalan atau penundaan suatu operasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan
nilai kecemasan pada pasien pre operasi sebelum dan setelah dilakukan hidroterapi rendam kaki
air hangat.
Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian pra eksperimen dengan desain one group
pretest-postest. Jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 30 responden yang diambil dari
seluruh pasien bedah elektif dengan menggunakan teknik purposive sampling. Data nilai
kecemasan dikumpulkan menggunakan kuesioner Zung - Self Rating Anxiety Scale (SAS) yang
diisi oleh responden sebelum dan sesudah dilakukan hidroterapi rendam kaki air hangat.
Penelitian ini untuk mengetahui apakah ada perbedaan nilai kecemasan responden sebelum dan
sesudah dilakukan tindakan hidroterapi rendam kaki air hangat dengan analisis uji Wilcoxon
Signed Ranks Test dengan menggunakan derajat kepercayaan 95%.
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan rata-rata nilai kecemasan sebelum dilakukan tindakan
adalah 48,07 dengan standar deviasi (SD) 1,530 dan rata-rata nilai kecemasan setelah dilakukan
tindakan adalah 46,07 dengan standar deviasi 1,461. Dari hasil analisis uji Wilcoxon Signed
Ranks Test didapatkan nilai ρ value = 0.000, maka dapat disimpulkan ada perbedaan nilai
kecemasan responden sebelum dan sesudah dilakukan tindakan hidroterapi rendam kaki air
hangat. Hidroterapi rendam kaki air hangat meningkatkan efek relaksasi pada tubuh manusia,
sehingga akan meningkatkan ketenangan dan secara langsung menurunkan kecemasan secara
fisiologis.

Kata kunci : Kecemasan, Hidroterapi, Rendam Kaki Air Hangat


ABSTRACT

Anxiety is a condition that make someone feels uncomfortable which is divided into some
various levels. Pre operation patients will have an emotional reaction which is called anxiety.
High anxiety make affect to the body’s physiological functions which are very dangerous to the
patient’s condition even during or after the surgery. This effect can cause the cancellation or
delaying of the patient’s surgery time. This effect can cause the cancellation or delaying of the
patient’s surgery time. This research aims to know the differences in anxiety values in
perioperative patients before and after hydrotherapy soaked the feet with warm water.
This research is using pre experiment research with one group pretest-posttest design. The
sample’s amount of this research are 30 respondents and taken from all of the elective surgical
patients by using purposive sampling technique. Anxiety value’s data is collected by Zung - Self
Rating Scale (SAS) questioner, that filled by the respondents before and after the foot
hydrotherapy with soak of warm water is given. This research’s purpose is to find the differences
of the respondents anxiety’s value before and after the therapy is given by using Wilcoxon
Signed Ranks Test with 95% trust levels.
Based on the research’s result the mean before the therapy was given is 48,07 with standard
deviation (SD) 1,530 and the mean after the therapy is given is 46,07 with standard deviation
1,461. The result of Wilcoxon Signed Ranks Test is ρ value = 0,000, so the conclusion is there is
differences of the respondents anxiety’s value before and after the foot hydrotherapy with soak of
warm water is given. The foot hydrotherapy with soak of warm water is increase the relaxation
effect on human’s body, so this may increase the serenity feelings and decrease the physiological
anxiety directly.

Keywords : Anxiety, Hydrotherapy, Soak foot by warm water

PENDAHULUAN mendiagnosa atau mengobati penyakit, injuri


Keperawatan perioperatif adalah istilah atau deformitas tubuh (Nainggolan, 2013).
yang digunakan untuk menggambarkan Berdasarkan data yang diperoleh dari
keragaman fungsi keperawatan yang berkaitan World Health Organization (WHO) dalam
dengan pengalaman pembedahan pasien. Sartika (2013), jumlah pasien dengan tindakan
Keperawatan perioperatif merupakan operasi mencapai angka peningkatan yang
gabungan dari tiga fase pengalaman sangat signifikan dari tahun ke tahun. Tercatat
pembedahan yaitu : pre operatif, intra operatif, ditahun 2011 terdapat 140 juta pasien
dan post operatif. Fase pre operatif adalah diseluruh rumah sakit didunia, sedangkan pada
waktu sejak keputusan untuk operasi diambil tahun 2012 mengalami peningkatan data
hingga sampai ke meja pembedahan, tanpa sebesar 148 juta jiwa. Berdasarkan data
memandang riwayat atau klasifikasi tabulasi Nasional Departemen Kesehatan
pembedahan (Muttaqin & Kumala, 2009). Republik Indonesia pada tahun 2009, tindakan
Tindakan pembedahan yang sering disebut pembedahan menempati ururan ke-11 dari 50
dengan operasi merupakan penyembuhan pertama penanganan pola penyakit di rumah
penyakit dengan jalan memotong dan mengiris sakit se Indonesia (DEPKES RI, 2009).
anggota tubuh yang sakit. Operasi atau Tindakan operasi di Indonesia pada tahun
pembedahan adalah suatu penanganan medis 2012 mencapai 1,2 juta jiwa (WHO dalam
secara invasive yang dilakukan untuk Sartika, 2013). Berdasarkan hasil laporan
kegiatan di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek dan ekonomi yang rendah, keadaan fisik,
Provinsi Lampung tahun 2014 didapatkan data sosial budaya, lingkungan dan situasi, umur,
tindakan pembedahan dari semua spesialisasi dan jenis operasi. Tindakan pembedahan atau
sebanyak 4.308 jiwa. operasi berisiko pada ancaman jiwa, sehingga
Operasi atau tindakan medis pada tindakan operasi ini merupakan ancaman
umumnya menimbulkan rasa takut pada potensial aktual terhadap integritas seseorang
pasien. Kecemasan praoperatif secara umum yang dapat membangkitkan reaksi stress
akan dialami oleh pasien setelah mengetahui fisiologis maupun psikologis (Lois dalam
dirinya dijadwalkan untuk menjalani prosedur Hasanudin, 2009).
pembiusan atau prosedur bedah dan akan terus Respons fisiologis terhadap
meningkat sampai saat masuk rumah sakit. kecemasan merupakan reaksi yang pertama
Kecemasan didefinisikan sebagai suatu timbul pada sistem saraf otonom, meliputi
perasaan subyektif yang tidak menyenangkan peningkatan frekuensi nadi dan respirasi,
berupa tegang, gugup, khawatir, takut yang pergeseran tekanan darah dan suhu, relaksasi
berhubungan dengan peningkatan aktifitas otot polos pada kandung kemih dan usus, kulit
sistem saraf otonom ketika seseorang dingin, dan lembab. Manifestasi yang khas
dihadapkan pada stimulus atau situasi stress. pada pasien pre operatif tergantung pada
Apapun jenisnya baik operasi besar maupun setiap individu dan dapat meliputi menarik
operasi kecil merupakan suatu stressor yang diri, membisu, mengumpat, mengeluh, dan
dapat menimbulkan reaksi stress, kemudian menangis. Respon psikologis secara umum
diikuti dengan gejala-gejala kecemasan, berhubungan adanya kecemasan menghadapi
ansietas, atau depresi (Mansjoer, 2007). anestesi, diagnosa penyakit yang belum pasti,
Berdasarkan penelitian yang dilakukan keganasan, nyeri, ketidaktahuan tentang
Neno (2013), tentang pengaruh teknik prosedur operasi, dan sebagainya (Videbeck,
relaksasi masase punggung terhadap 2008).
penurunan tingkat kecemasan pada pasien pre Kecemasan atau gejala yang timbul dapat
operasi bedah mayor. Hasil penelitian ringan dan bersifat sementara kemudian
menunjukkan tingkat kecemasan dari 32 menjadi normal kembali bila pasien dapat
responden sebelum mendapatkan perlakuan mengendalikan sendiri dengan baik. Namun
yang mengalami kecemasan ringan 12,5 %, dapat juga berlebihan dan menimbulkan
kecemasan sedang 53.1%, cemas berat gejala-gejala psikis dan somatik yang dapat
33.1%, dan panik sebanyak 3.1%. Berdasarkan berpengaruh terhadap persiapan tindakan
penelitian yang dilakukan Bahsoan (2013), medik operatif. Bahkan bila tidak
tentang hubungan mekanisme koping dengan ditatalaksana dengan baik dapat menyebabkan
kecemasan pada pasien pre operasi di ruang operasi tertunda, atau timbul gangguan selama
perawatan bedah RSUD Prof. Dr. Hi. Aloei operasi dan sesudah operasi, memperlambat
Saboe, Kota Gorontalo didapatkan hasil dari penyembuhan, menimbulkan kendala, dan
44 responden pre operasi, yang mengalami gangguan kualitas hidup pasca operasi
kecemasan ringan 29.5 %, kecemasan sedang (Mansjoer, 2007).
29.5 %, dan kecemasan berat sebanyak 40.9%. Oleh karena itu upaya yang bisa dilakukan
Kecemasan pada pasien pre operasi untuk menurunkan atau mengontrol
biasanya disebabkan oleh berapa faktor. kecemasan pada pada pasien pre operasi yang
Menurut Yuliatun dalam Ningsih (2008), akan menjalani tindakan pembedahan adalah
faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat dengan meningkatkan sensasi relaksasi yang
kecemasan pada pasien pre operasi adalah lebih ditujukan pada pasien yang akan
potensi stressor, maturitas, status pendidikan, menjalani pembedahan dengan tingkat
kecemasan sedang. Sedangkan pada individu kecemasan pada lansia di Desa Sumbersari
yang mengalami tingkat kecemasan berat, Kecamatan Maesan Kabupaten Bondowoso
pasien membutuhkan terapi psikofarmakologi didapatkan hasil bahwa ada pengaruh
dibarengi dengan psikoterapi atau latihan hidroterapi (rendam air hangat) terhadap
relaksasi untuk memberikan efek yang optimal penurunan tingkat kecemasan pada lansia yang
(Gabriella A., 2014). ditunjukan dengan nilai p = 0,021. P < α yaitu
Beberapa peneliti membuktikan bahwa 0,021 < 0,05 sehingga Ho ditolak. Namun
relaksasi dapat menurunkan taraf keluhan fisik peneliti belum menemukan penelitian yang
pada klien yang mengalami kesakitan kronik. meneliti tentang perbedaan nilai kecemasan
Relaksasi sangat berperan dalam mencegah pada pasien pre operasi sebelum dan setelah
kecemasan dan memungkinkan klien untuk dilakukan hidroterapi rendam air hangat.
mengontrol tubuh merespons ketegangan dan Hidroterapi adalah sebuah terapi yang
kecemasan sehingga dapat menurunkan angka bertujuan memberikan dan meningkatkan
kesakitan dan kematian (Kozier, Erb, Berman, sensasi relaksasi bagi tubuh manusia (Pranata
& Snyder, 2010). & Yuwanto, 2014). Menurut Stevenson
Relaksasi merupakan salah satu teknik (2007), hidroterapi adalah sebuah teknik yang
pengelolaan diri yang didasarkan pada cara menggunakan air sebagai media untuk
kerja sistem syaraf simpatetis dan menghilangkan rasa sakit dan mengobati
parasimpatetis. Teknik relaksasi semakin penyakit. Hidroterapi memiliki efek relaksasi
sering dilakukan karena terbukti efektif bagi tubuh, sehingga mampu merangsang
mengurangi ketegangan dan kecemasan, pengeluaran hormon endorphin dalam tubuh
mengatasi insomnia dan asma. Teknik dan menekan hormon adrenalin. Dengan
relaksasi menghasilkan respon fisiologis yang demikian, diharapkan pasien pre operasi yang
terintegrasi dan juga menggangu bagian dari menjalani treatment ini akan merasa tenang,
kesadaran yang dikenal sebagai respon relaks, dan tidak ada beban. Mekanisme kerja
relaksasi benson. Respon relaksasi alat hidroterapi, temperatur air dapat dapat
diperkirakan menghambat sistem saraf otonom diatur bisa hangat, sedang, dingin tergantung
dan sistem saraf pusat dan meningkatkan jenis penyakit yang diderita oleh pasien.
aktivitas parasimpatis yang dikarakteristikan (Sumanto, 2008).
dengan menurunnya otot rangka, tonus otot Berdasarkan masalah dan fenomena yang
jantung, dan mengganggu fungsi dikemukakan diatas, maka peneliti tertarik
neuroendokrin (Triyanto, 2014). melakukan penelitian untuk mengetahui
Berdasarkan penelitian Andi dan Yuwanto perbedaan nilai kecemasan pada pasien pre
(2014), tentang pengaruh hidroterapi (rendam operasi sebelum dan setelah dilakukan
kaki air hangat) terhadap penurunan tingkat hidroterapi rendam kaki air hangat.

METODE PENELITIAN 2017, namun karena keterbatasan waktu,


Penelitian ini merupakan jenis penelitian lokasi, dan jumlah responden yang tidak
eksperimen yang menggunakan rancangan terpenuhi, peneliti akhirnya mengajukan
penelitian pra eksperimen dengan desain one perluasan lokasi penelitian di RSUD Dr. H.
group pretest-postest. Penelitian ini bertujuan Abdul Moeloek Provinsi Lampung pada
untuk mengetahui perbedaan nilai kecemasan tanggal 25 Mei - 24 Juni 2017.
pada pasien pre operasi sebelum dan setelah Populasi yang digunakan dalam penelitian
dilakukan hidroterapi rendam kaki air hangat. ini adalah data hasil pre survey seluruh pasien
Penelitian dilakukan di RSUD Jend. Ahmad pre operasi bedah elektif dari bulan Juli -
Yani Kota Metro pada tanggal 3 April - 3 Mei Desember 2016 di Ruang Bedah RSUD Jend.
Ahmad Yani Kota Metro yaitu sebanyak 504 Anxiety Scale (SAS/SRAS) adalah penilaian
orang pasien dan di Ruang Mawar dan kecemasan pada pasien yang dirancang oleh
Kutilang RSUD Dr. H. Abdul Moeloek William W. K. Zung, dikembangkan
Provinsi Lampung yaitu sebanyak 349 orang berdasarkan gejala kecemasan dalam
pasien. Diagnostic and Statistical Manual of Mental
Menurut Frankel dan Wallen (1993) jumlah Disorders (DSM-II).
sampel minimum yang digunakan dalam Teknik pengumpulan data pada penelitian
penelitian eksperimen yaitu 15 subyek ini yaitu dengan menggunakan angket. Angket
(Kasjono & Yasril, 2009). Dalam menentukan yang digunakan berupa lembar kuisoner Zung
jumlah sampel, peneliti mempertimbangkan Self-Rating Anxiety Scale (SAS/SRAS) untuk
waktu penelitian, kemampuan peneliti, biaya, menilai kecemasan responden yang akan
dan jumlah persentasi pasien yang mengalami menjalani pembedahan elektif, minimal
kecemasan sedang sampai dengan berat pada dilakukan 12 jam sebelum operasi, lalu
penelitian terkait, sehingga dalam penelitian peneliti memberikan intervensi hidroterapi
ini peneliti mengambil jumlah sampel rendam kaki air hangat pada responden yang
sebanyak 30 orang. Teknik sampling yang mengalami tingkat kecemasan sedang-berat,
digunakan adalah tehnik non-rondom kemudian peneliti melakukan pengkajian
sampling (sampel tidak acak) dengan ulang kecemasan responden dengan
purposive sampling. menggunakan lembar kuisoner Zung Self-
Instrumen yang digunakan berupa lembar Rating Anxiety Scale (SAS/SRAS).
kuesioner berdasarkan Zung Self-Rating

HASIL PENELITIAN responden berdasarkan usia sebagai


a. Jenis kelamin berikut.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
Tabel Distribusi frekuensi responden
dilakukan, didapatkan hasil distribusi
4.1: berdasarkan usia
responden berdasarkan jenis kelamin
sebagai berikut. N Me Med Mo SD Min Max
Tabel 4.1: Distribusi frekuensi 30 49,03 50,50 30a 17,07 18 79
responden berdasarkan jenis
kelamin Berdasarkan data pada tabel 4.2, dapat
diketahui jika ukuran tendensi sentral pada
Jenis Jumlah Presentase penelitian ini yaitu rata-rata (mean) usia
kelamin (%) responden adalah 49,03 tahun, nilai tengah
Laki-laki 19 66,3 (median) adalah 50,50, dan modus (mode)
Perempuan 11 36,7 adalah 30a.
Total 30 100
c. Pendidikan
Berdasarkan data pada tabel 4.1, dapat Berdasarkan hasil penelitian yang telah
diketahui jika paling banyak responden dilakukan, didapatkan hasil distribusi
berjenis kelamin laki-laki, dengan jumlah responden berdasarkan pendidikan sebagai
19 orang (66,3%). berikut.
Tabel 4.3: Distribusi frekuensi responden
b. Usia
berdasarkan pendidikan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dilakukan, didapatkan hasil distribusi
Pendidikan Jumlah Presentase
(%) Tabel Distribusi frekuensi responden
Pendidikan 19 63,3 4.5 : berdasarkan nilai kecemasan
dasar sebelum dilakukan hidroterapi
Pendidikan 10 33,3 rendam kaki air hangat.
menengah Nilai kecemasan sebelum tindakan
Pendidikan 1 3,3 n Mean Median SD Min Max
tinggi 30 48,07 48,00 1,530 46 52
Total 30 100
Sumber : UU No. 20 Tahun 2003 tentang Berdasarkan data pada tabel 4.5, dapat
Sistem Pendidikan Nasional diketahui jika rata-rata nilai kecemasan
sebelum dilakukan tindakan hidroterapi
Berdasarkan data pada tabel 4.3, dapat
rendam kaki air hangat adalah 48,07, nilai
diketahui jika paling banyak responden
kecemasan terendah adalah 46, dan nilai
berpendidikan dasar, dengan jumlah 19
kecemasan tertinggi adalah 52 dengan
orang (63,3%). Pendidikan dasar adalah
standar deviasi (SD) 1,530.
pendidikan dari jenjang SD sampai
dengan SMP.
b. Nilai Kecemasan Responden Setelah
Dilakukan Tindakan
d. Pengalaman Operasi
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dilakukan, didapatkan data nilai kecemasan
dilakukan, didapatkan hasil distribusi
responden setelah dilakukan hidroterapi
responden berdasarkan pengalaman
rendam kaki air hangat sebagai berikut.
operasi sebagai berikut.
Tabel 4.4 : Distribusi frekuensi Tabel 4.6 : Distribusi frekuensi
responden berdasarkan responden berdasarkan nilai
pengalaman operasi kecemasan setelah
dilakukan hidroterapi
Pengalaman Jumlah Presentase rendam kaki air hangat.
Operasi (%)
Pertama kali 26 86,7 Nilai kecemasan sebelum tindakan
Sudah pernah n Mean Median SD Min Max
30 46,07 46,00 1,461 44 49
operasi 4 13,3
Jumlah 30 100
Berdasarkan data pada tabel 4.6,
Berdasarkan data pada tabel 4.4, dapat didapatkan hasil bahwa rata-rata nilai
diketahui jika paling banyak responden kecemasan setelah dilakukan tindakan
yang baru pertama kali menjalani operasi, hidroterapi rendam kaki air hangat adalah
dengan jumlah 26 orang (86,7%). 46,07, nilai kecemasan terendah adalah 44,
dan nilai kecemasan tertinggi adalah 49
1. Analisis Univariat dengan standar deviasi (SD) 1,461.
a. Nilai Kecemasan Responden Sebelum
Tindakan 2. Uji Normalitas
Berdasarkan hasil penelitian yang telah Berdasarkan hasil penelitian, dilakukan uji
dilakukan, didapatkan data nilai kecemasan normalitas pada data nilai kecemasan
responden sebelum dilakukan hidroterapi responden sebelum dan setelah dilakukan
rendam kaki air hangat sebagai berikut.
hidroterapi rendam kaki air hangat dengan 3. Analisis Bivariat
hasil sebagai berikut. Berdasarkan hasil analisis uji Wilcoxon
Signed Ranks Test terhadap nilai
Tabel Uji normalitas data nilai
kecemasan sebelum dan sesudah dilakukan
4.7 : kecemasan sebelum dan setelah
tindakan hidroterapi rendam kaki air
dilakukan hidroterapi rendam kaki
hangat pada 30 responden didapatkan hasil
air hangat.
sebagai berikut.
Shapiro-Wilk
Tabel 4.8: Hasil analisis uji Wilcoxon
Statistic df Sig
Signed Ranks Test
Kecemasan 0,919 30 0,025 Variabel Median Nilai p
sebelum tindakan (Min – Max)
Kecemasan setelah 0,921 30 0,029
tindakan Nilai kecemasan 48 (46-52)
sebelum tindakan
(n=30)
Berdasarkan data pada tabel 4.7, 0,000
Nilai kecemasan 46 (44-49)
didapatkan hasil bahwa pada parameter setelah tindakan
penilaian Shapiro-Wilk nilai p pada (n=30)
kecemasan sebelum tindakan 0,025 < 0,05 Berdasarkan tabel 4.8, setelah dilakukan
dan nilai p pada kecemasan setelah uji analisis statistik menggunakan analisis
tindakan 0,029 < 0,05. Sehingga uji Wilcoxon Signed Ranks Test
berdasarkan teori dapat disimpulkan jika didapatkan ρ value adalah (0,000).
distribusi data pada penelitian ini tidak Sehingga dapat diketahui jika ρ value
normal. 0,000 < α 0,05.
PEMBAHASAN orang lain yang mempunyai penyakit
1. Nilai Kecemasan Responden Sebelum yang sama, takut/ngeri menghadapi ruang
Tindakan operasi, peralatan pembedahan dan
Berdasarkan hasil penelitian yang petugas, takut mati saat dibius/tidak sadar
terdapat pada tabel 4.5, didapatkan rata-rata lagi, dan takut operasi gagal.
nilai kecemasan pada 30 respoden sebelum Kecemasan yang tinggi, dapat
diberikan tindakan adalah 48,07, nilai mempengaruhi fungsi fisiologis tubuh yang
kecemasan terendah adalah 46 dan nilai ditandai dengan adanya peningkatan
kecemasan tertinggi adalah 52 dengan frekuensi nadi dan respirasi, pergeseran
standar deviasi (SD) 1,530. tekanan darah dan suhu, relaksasi otot
Menurut Long B.C (2001), pasien polos pada kandung kemih dan usus, kulit
preoperasi akan mengalami reaksi dingin dan lembab, peningkatan respirasi,
emosional berupa kecemasan. Berbagai dilatasi pupil, dan mulut kering. Kondisi ini
alasan yang dapat menyebabkan sangat membahayakan kondisi pasien,
ketakutan/kecemasan pasien dalam sehingga dapat dibatalkan atau ditundanya
menghadapi pembedahan antara lain : takut suatu operasi (Smeltzer & Bare dalam
nyeri setelah pembedahan, takut terjadi Putri, Kristiyawati, & Arif, 2014)
perubahan fisik, menjadi buruk rupa dan
tidak berfungsi normal (body image), 2. Nilai Kecemasan Responden Setelah
takut keganasan (bila diagnosa yang Tindakan
ditegakkan belum pasti), takut/cemas Berdasarkan hasil penelitian yang
mengalami kondisi yang sama dengan terdapat pada tabel 4.6, didapatkan rata-rata
nilai kecemasan setelah dilakukan tindakan mempengaruhi respon neuroendokrin yang
hidroterapi rendam kaki air hangat adalah memodifikasi proses psikofisiologis.
46,07, nilai kecemasan terendah adalah 44,
nilai kecemasan tertinggi adalah 49 dengan 3. Analisis Perbedaan Nilai Kecemasan
standar deviasi (SD) 1,461. Dari data pada Pasien Pre Operasi Sebelum dan
tersebut dapat diketahui jika rata-rata nilai Setelah Dilakukan Hidroterapi Rendam
kecemasan dari 30 responden di RSUD Kaki Air Hangat
Jend. A. Yani Kota Metro dan RSUD Dr. Berdasarkan hasil penelitian, peneliti
H. Abdul Moeloek Prov. Lampung kemudian melakukan uji analisis statistik
mengalami penurunan rata-rata nilai terhadap data nilai kecemasan sebelum dan
kecemasan dari 48,07 menjadi 46,07. sesudah tindakan hidroterapi rendam kaki
Hidroterapi kaki adalah bentuk dari air hangat pada 30 responden. Sebelum
terapi latihan yang mengunakan modalitas melakukan uji analisis statistik, peneliti
air hangat didalam kolam. Air menjadi telah terlebih dahulu melakukan uji
media yang tepat untuk pemulihan cedera normalitas data dan didapatkan hasil
dan meringankan gejala-gejala regular distribusi data tidak normal, dapat dilihat
gangguan persendian kronis. Dasar utama pada tabel 4.7. Sehingga penelitian pada
penggunaan air hangat untuk pengobatan dua kelompok berpasangan ini, peneliti
dalam hidroterapi ini adalah efek menggunakan analisis uji non parametrik
hidrostatik dan hidrodinamik. Secara Wilcoxon Signed Ranks Test karena syarat
ilmiah, air hangat memiliki dampak uji parametrik tidak dapat terpenuhi.
fisiologis bagi tubuh seperti mengurangi Berdasarkan analisis uji Wilcoxon
beban pada sendi-sendi penopang berat Signed Ranks Test didapatkan hasil p-value
badan. Efek tersebut memiliki berbagai sebesar 0,000, sehingga dari hasil tersebut
dampak, pertama pada pembuluh darah dapat diketahui jika nilai p-value (0,000) <
dimana hangatnya air membuat sirkulasi α (0,05) sehingga dapat disimpulkan jika
darah menjadi lancar. Kedua, faktor ada perbedaan nilai kecemasan sebelum
pembebanan didalam air akan menguatkan dan sesudah dilakukan tindakan hidroterapi
otot-otot dan ligamen yang memengaruhi rendam kaki air hangat, namun melihat
sendi tubuh. Ketiga, latihan didalam air ini hasil perubahan rata-rata nilai kecemasan
berdampak positif terhadap otot jantung pasien sebelum (48,07) dan sesudah (46,07)
dan paru-paru, karena membuat sirkulasi dilakukan tindakan hidroterapi rendam kaki
pernafasan menjadi lebih baik. (Setyoadi & air hangat.
Kushariyadi, 2011). Menurut Vinencenz Priesnisz dan Pastor
Berdasarkan penelitian Margaret dan Sebastian Kneipp dalam Permady (2015),
Edward (2010), yang meneliti tentang merendam kaki dengan air hangat yang
pengaruh hidroterapi pada kecemasan, bertemperatur 37°C-39°C bermanfaat
nyeri, respon neuroendrokin, dan kontraksi dalam menurunkan kontraksi otot sehingga
dinamik selama proses persalinan. Metode menimbulkan perasaan rileks yang bisa
ini dilakukan kepada sebelas wanita (rata– mengobati gejala kurang tidur dan infeksi.
rata berumur 24,5 tahun) pada persalinan Adapun manfaat dari terapi air hangat
spotan yang direndam sampai xifoideus adalah produksi perasaan rileks,
dalam suhu 37 oC selama 1 jam, Dari hasil merangsang ujung saraf untuk membuat
penelitian didapatkan kesimpulan bahwa perasaan segar kembali, meningkatkan
dilakukannya hidroterapi selama persalinan sirkulasi darah, peningkatan metabolisme
jaringan, penurunan kekakuan tonus otot,
peningkatan migrasi leukosit, analgesik, kecemasan pada pasien pre operasi
dan efek sedatif. Panas juga meningkatkan sebelum dan setelah diberikan hidroterapi
elastisitas otot sehingga mengurangi rendam kaki air hangat.
kekakuan otot (Intan dalam Permady,
2015). SARAN
Menurut peneliti penurunan rata-rata Setelah melihat hasil dari penelitian yang
nilai kecemasan pada responden terjadi telah didapat, peneliti ingin memberikan saran
karena meningkatnya efek relaksasi setelah dan masukan yang diharapkan dapat diterima
dilakukan hidroterapi rendam kaki air oleh semua pihak yang terkait dalam
hangat. Hal ini terjadi karena efek panas penelitian.
pada air dapat menurunkan ketegangan 1. Bagi Instansi Rumah Sakit
pada otot, memperlancar peredaran darah Diharapkan agar pihak rumah sakit dapat
pada kaki, merangsang syaraf-syaraf pada menjadikan hidroterapi rendam kaki air
kaki, dan meningkatkan hormon endorphin, hangat masukan dalam standar pelayanan
melatonin, dan kortisol yang dapat asuhan keperawatan dan bersedia menguji
memberikan efek bahagia, rileks, kembali serta membuat SOP tentang
mengurangi stress pada responden, dan hidroterapi rendam kaki air hangat dalam
secara langsung menurunkan kecemasan penanganan diagnosa kecemasan
responden secara fisiologis. khususnya pada pasien pre operasi .
2. Bagi Poltekkes Tanjung Karang Jurusan
KESIMPULAN
Keperawatan
Berdasarkan hasil peneltian yang dilakukan
Diharapkan agar dapat memperkaya
peneliti tentang pengaruh hidroterapi rendam
literatur perpustakaan terkait
kaki air hangat terhadap penurunan tingkat
penatalaksanaan kecemasan pre operatif
kecemasan pada pasien pre operasi dapat
khususnya terkait hidroterapi rendam kaki
disimpulkan bahwa:
air hangat.
1. Nilai kecemasan dari 30 responden
sebelum dilakukan hidroterapi rendam 3. Bagi Penelitian Keperawatan
kaki air hangat didapatkan mean (48,07), Untuk penelitian selanjutnya dengan
median (48,00), SD (1,530), nilai minimal menggunakan tema yang sama, peneliti
(46), dan nilai maksimal (52). disarankan untuk mengganti metode
2. Nilai kecemasan dari 30 responden setelah perendaman kaki menggunakan air hangat
dilakukan hidroterapi rendam kaki air secara manual dengan menggunakan alat
hangat didapatkan mean (46,07), median perendam kaki yang dapat diatur suhu
(46,00), SD (1,461), nilai minimal (44), airnya sehingga dapat mempersingkat
dan nilai maksimal (49). waktu persiapan saat melakukan intervensi
3. Setelah dilakukan analisis uji statistik dan kehangatan air perendaman dapat stabil
Wilcoxon Signed Ranks Test didapatkan sehingga tidak perlu dilakukan pengukuran
nilai p-value (0,000) < α (0,05) sehingga derajat kehangatan air perendaman setiap 5
dapat disimpulkan jika ada perbedaan nilai menit dalam 10-15 menit waktu intervensi.

DAFTAR PUSTAKA dan tradisional, volume 7. Jakarta: PT


Buana Ilmu Populer.
Arnot, D. (2009). Pustaka kesehatan Populer Bahsoan, H. (2013). Hubungan Mekanisme
Pengobatan Praktis: perawatan Alternatif Koping Dengan Kecemasan Pada Pasien
Pre Operasi Di Ruang Perawatan Bedah
Rsud Prof. Dr. Hi. Aloei Saboe Kota research.upi.edu/skripsiview/skripsiview.ph
Gorontalo Tahun 2013. p?start=1066. akses 1 Februari 2017.
http://webcache.googleusercontent.com/sea Permady, G. G. (2015). Pengaruh Merendam
Kaki dengan Air Hangat Terhadap
rch?q=cache:
Kualitas Tidur Lansia di Wilayah Kerja
EtphNcrWqKsJ:kim.ung.ac.id/index.php/K Puskesmas Atanalanggar Kecamatan
IMFIKK/article/download/2793/2769+&cd Losari Cirebon Jawa Barat,
=1&hl=ban&ct=clnk&gl=id, akses 9 http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/handle/
Januari 2017. 123456789/28907, akses 1 Februari 2017.
Pranata, A. E., & Yowanto, M. A. (2014).
Benfield, R. D., Hortoba, T., Tanner, C. J., Pengaruh Hidroterapi (Rendam Kaki Air
Swanson, M., Heitkemper, M. M., & Hangat) Terhadap Penurunan Tingkat
Newton, E. R. (2010). The Effects of Kecemasan Pada Lansia Di Desa
Hydrotherapy on Anxiety, Pain, Sumbersari Kecamatan Maesan Kabupaten
Neuroendocrine Responses, and Bondowoso,
Contraction Dynamics During Labor. 31. http://andiekapranata.blogspot.co.id/2015/1
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/ 1/pengaruh-hidroterapi.html, akses 9
PMC3904302/, akses 3 Januari 2017. Januari 2017.
Kasjono, H. S., & Yasril. (2009). Teknik Riyanto, A. (2011). Aplikasi Metodologi
Sampling Untuk Penelitian Kesehatan. Penelitian Kesehatan : Dilengkapi Contoh
Yogyakarta: Graha Ilmu. Kuesioner dan Laporan Penelitian.
Kozier, Erb, Berman, Snyder. (2010). Buku Yogyakarta: Nuha Medika.
Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Setyoadi, & Kushariyadi. (2011). Terapi
Proses, & Praktik (Edisi 7, volume 2). Modalitas : Keperawatan pada Klien
Jakarta: EGC. Psikogeriatrik. Jakarta: Salemba Medika.
Mansjoer, A. (2007). Kedokteran Perioperatif Stuart, G. W. (2013). Buku Saku Keperawatan
: Evaluasi dan Tata Laksana di Bidang Jiwa (Edisi 5). Jakarta: Buku Kedokteran
Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Interna EGC.
Publishing. Sumanto, A. (2008). Buku Kesehatan Manfaat
Muttaqin, A., & Kumala, S. (2009). Asuhan & Terapi Air. Jakarta: Cahaya Media.
Keperawatan Perioperatif. Jakarta: Suyanto. (2011). Metodologi dan Aplikasi
Salemba Medika. Penelitian Keperawatan. Yogyakarta: Nuha
Ningrum, D. A. (2012). Perbandingan Metode Medika.
Hydroterapy Massage dan Massage Videbeck, S. L. (2008). Buku Ajar
Manual Terhadap Pemulihan Kelelahan Keperawatan Jiwa. Jakarta: Buku
Pasca Olahraga Anaerobic Lactacid . 29. Kedokteran EGC.
Universitas Pendidikan Indonesia.
Repository. Upi. Edu. http://a-

Anda mungkin juga menyukai