Oleh:
MEGA AYU SETYA NINGRUM
NIM: 201502022
PRODI KEPERAWATAN
STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN
2019
BAB 1
PENDAHULUAN
Operasi dan anestesi merupakan salah satu tindakan medis yang penting
untuk pelayanan kesehatan. Lebih dari 1 abad perawatan operasi telah menjadi
(2016) Operasi merupakan salah satu dari cara pengobatan medis dan upaya
penyembuhan penyakit denga cara memotong atau mengiris anggota yang sakit.
Operasi yang akan dilakukan bisa menimbulkan banyak kemungkinan buruk yang
tidak jelas disertai oleh perasaan takut, pasien yang akan menjalani operasi
umumnya mengalami cemas dari mulai ringan sampai berat (Syamsuri, 2016).
Dalam dunia kesehatan, rasa sakit saat menjalani operasi atau prosedur kesehatan
Anestesi memiliki arti yakni hilangnya rasa atau sensasi. Anestesi secara
garis besar dibagi tiga macam, yakni anestesi lokal, regional, dan general, ketiga
macam anestesi ini memiliki fungsi yang berbeda-beda. Penelitian yang dilakukan
spinal. Pasien pre operasi general anestesi dapat mengalami beberapa ketakutan,
ketakutan anestesi, takut karena nyeri post operasi, takut tentang ketidak tahuan,
1
selain takut pasien juga mengalmi kecemasan dan kekwatiran lain seperti
efek merugikan pada anestesi general saat induksi serta saat pemulihan pasien
(Juawid, 2018).
kasus insiden dan prevalensi di seluruh dunia tidak diketahui pasti. Tingkat
100 sampai dengan 300 prosedur per 100.000 orang dalam setahun. Di Jawa
Timur terdapat 11.504 kasus operasi yang dilakukan selama periode 2017
(Dinkes, 2017). Catatan rekam medis di RSUD Kota Madiun pada bulan Januari -
Desember 2017 jumlah pasien yang menjalani tindakan operasi jumlah totalnya
sebanyak 3.991 dengan rata-rata 8,3% setiap bulan (operasi umum 1.124, operasi
orthopedic 977, operasi obstetric & ginekgologi 1.364 dan operasi THT 141 serta
operasi mata 385). Data pada bulan Januari - September 2018 jumlah pasien yang
menjalani tindakan operasi (operasi umum 1.169, operasi orthopedic 660, operasi
2
obstetric & ginekgologi 1.019 dan operasi THT 38 serta operasi mata 225 jumlah
2007, Amerika Serikat menganalisis data dari 35.539 pasien operasi dirawat di
unit perawatan intensif antara 1 Oktober 2003 sampai dengan 30 September 2016,
kecemasan (Depkes RI, 2017). Angka kejadian kecemasan di Amerika 28% atau
lebih. Usia yang mengalami kecemasan 9-17 tahun. 13% usia 18-54 tahun, 16%
usia 55 dan lansia 11,4%. Jenis kelamin wanita 2 kali lebih banyak beresiko
Beberapa studi menyatakan 60% - 80% pasien yang akan menjalani operasi akan
sekitar 8-55%, kesadaran selama anestesi sekitar 5-54%, nyeri paska operasi
sekitar 5-65% dan mual muntah paska operasi 5-4% (Ortiz J et al., 2007; Budianti
Nugrahaeni et al., 2018). Catatan rekammedis RSUD Kota Madiun pada bulan
Januari - desember tahun 2017 didapatkan ternik prosedur general anestesi 59,1%,
regional anestesi 15,4% dan lokal anestesi 25,4%. Data kejadian kecemasan
spiritual, social, atau hasil akhir operasi yang di harapkan. Pasien yang akan
3
menjalani perencanaan operasi akan mengalami perasaan cemas dan takut, pada
pasien dewasa dengan operasi dan anestesi akan menyebabkan kecemasan yang
meningkat, karena pada pasien dewasa sebagian besar dari mereka memiliki
peningkatan kebutuhan dosis obat analgesia post operatif yang akan meurunkan
(Juawid, 2018). Masalah psikososial khususnya perasaan takut dan cemas selalu
dialami setiap orang dalam menghadapi operasi dan anestesi, dimana akan
4
pemeriksaan status anestesi sampai informed consert. Persiapan mental atau
karena jika mental pasien tidak siap dapat mempengaruhi terhadap kondisi fisik,
dalam persiapan mental ini dapat dilakukan dengan bantuan keluarga dan juga
perawat guna mengatasi masalah ketakutan dan kecemasan yang dirasakan pasien
pre operasi. Burke & Lemone (2008) menyatakan tindakan untuk mengurangi
untuk mendengar secara aktif baik verbal dan nonverbal sangat penting untuk
diberikan pada hari ketiga atau pertama sebelum dilakukan operasi pada pasien
yang akan menjalani operasi. Pendidikan ini berisi tentang persiapan operasi,
kemudian tinggal di ICU setelah operasi, setelah itu kembali ke bangsal jantung,
dan keluar rumah sakit untuk persiapan rawat jalan. Pendidikan ini disampaikan
secara verbal kepada responden selama 15-20 menit. Selain itu juga disajikan
5
dalam bentuk leaflet dan menyarankan pasien tersebut membawa leaflet ketika
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Virda dan Parka (2014) dengan judul
berdasarkan hasil uji signifikasi data pada dua kelompok intervensi dan intervensi
menggunakan Mann Whitney didapatkan jika nilai p value 0,001 sehingga dapat
disimpulkan ada signifikan. Hasil penelitian oleh Diyono, Herminto, Hana (2014)
kecemasan pasien pre operasi di Rumah Sakit Dr. Oen Surakarta didapatkan hasil
paired T-test menunjukan sebesar 0,000 (< 0,05) sehingga hipotesa di terima atau
dan kelompok lisan didapatkan pada TK-2, TK-3 dan TK-4 (p=0,001, p=0,001
belum diketahuinya angka pasti kecemasan pasien pre operasi dengan general
6
pendidikan kesehatan terhadap tingkat kecemasan pada pasien pre operasi dengan
kecemasan pasien pre operasi dengan general anestesi di RSUD Kota Madiun?”
kecemasan pasien pre operasi dengan general anestesi di RSUD Kota Madiun.
7
1.4 Manfaat penelitian
anestesi.
3. Bagi Peneliti
Bisa mengaplikasikan teori dalam riset dan hasil dari penelitian ini dapat
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Operasi merupakan tindakan operasi pada suatu bagian tubuh. Konsep pre
awal sebelum melakukan tindakan operasi, dalam konsep pre operasi membahas
pengertian pre operasi, persiapan pre operasi, indikasi dan klasifikasi operasi, dan
intervensi operasi dibuat dan berakhir saat pasien dikirim ke meja operasi
operasi sebagai prosedur medis yang bersifat invasif untuk diagnosis, pengobatan
penyakit, trauma dan deformitas. Pre operasi merupakan tahap yang dimulai
ketika ada keputusan untuk dilakukan intervensi operasi dan diakhiri ketika klien
tahap-tahap berikutnya. Kesalahan yang dilakukan pada tahap ini akan berakibat
bersifat invasif dibagian tubuh. Pre operasi merupakan tahap yang dimulai ketika
9
keputusan dilakukan intervensi operasi dan berakhir ketika pasien dikirim ke meja
tahap berikutnya.
kesuksesan suatu operasi, dalam hal ini persiapan sebelum operasi sangat penting
consent. Persiapan psikologis atau persiapan mental merupakan hal yang tidak
kalah pentingnya dalam proses persiapan operasi karena mental pasien yang tidak
siap dapat berpengaruh terhadap kondisi fisik pasien (Smeltzer & Bare, 2008).
10
2) Status nutris: nutrisi harus di koreksi sebelum operasi kondisi gizi
di rumah sakit.
dalam kaitannya dengan input dan output cairan, demikian juga kadar
cairan dan elektrolit terkait erat dengan fungsi ginjal, dimana ginjal
anestesi.
infeksi pada daerah yang dilakukan operasi karena rambut yang tidak
luka.
11
masa pembekuan (clotting time) darah pasien, elektrolit serum,
yang diperlukan untuk menilai sejauh mana resiko anestesi terhadap diri
Anasthesiologist).
proses persiapan operasi karena mental pasien yang tidak siap atau labil
1. Pengertian
12
Jong, 2010). General anestesi merupakan suatu tindakan yang bertujuan
hilangnya ingatan saat dilakukan anestesi dan operasi sehingga saat pasien
2015).
Metode atau teknik general anestesi dibagi menjadi 3 yaitu teknik general
bayi, anak-anak daam bentuk tablet. Respirasi merupakan salah satu jalan
13
a. ASA I: pasien normal/sehat, tidak ada gangguan organic, fisiologis atau
kejiwaan, tidak termasuk sangat muda dan sangat tua, sehat dengan
mempunyai penyakit yang terkontrol dengan baik dari satu sitem tubuh,
utama yang terkendali, tidak ada bahaya kematian, gagal jantung kongesif
tempat tidur saja). Pasien dengan setidaknya satu penyakit berat yang
terkontrol.
14
2.1.4 Jenis Tindakan Keperawatan Pre operasi
3. Hari operasi
15
c. Mengecek inform consent
Kecemasan adalah perasaan tidak nyaman atau ketakutan yang tidak jelas
dan gelisah disertai dengan respon otonom (sumber terkadang tidak spesifik atau
tidak diketahui oleh individu), perasaan yang was-was untuk mengatasi bahaya.
Ini merupakan sinyal peringatan akan adanya bahaya dan memungkinkan individu
mengalami gangguan dalam menilai realitas (Reality Testing Abillity/ RTA, masih
mengatasi suatu masalah atau tidak adanya rasa aman. Perasaan yang tidak
16
Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa
fisiologis dan psikologis, perasaan takut atau tidak tenang yang tidak diketahui
sebabnya. Kecemasan terjadi ketika seseorang merasa terancam baik secara fisik
maupun psikologik seperti harga diri, gambaran diri atau identitas diri.
a. Usia pasien: gangguan kecemasan lebih sering terjadi pada usia dewasa
dan lebih banyak pada wanita. Stuart & Sundeen (2007) Sebagian besar
c. Konsep diri dan peran: konsep diri adalah semua ide, pikiran, kepercayaan
adalah pola, sikap, perilaku dan tujuan yang diharapkan dari seseorang
17
baik di dalam keluarga atau di masyarakat akan cenderung mengalami
pola pikir, pola bertingkah laku dan pola pengambil keputusan. Tingkat
dari tujuan, proses, resiko dan komplikasi serta alternatif tindakan yang
18
psikiatrik yang lebih banyak, dapat disimpulkan bahwa keadaan ekonomi
berfikir. Kecemasan wajar timbul jika anda merasa tidak aman terhadap
lingkungan.
komponen, yaitu:
3. Respon fisiologis berupa perubahan yang terjadi pada fisik seseorang seperti
berkeringat.
4. Respon perilaku berupa perilaku menghindar dari situasi tertentu yang dapat
19
2.2.4 Tingkat Kecemasan
ketegangan, harga diri dan mekanisme koping yang digunakannya (Stuart, 2010).
1. Kecemasan ringan
tinggi, mampu untuk belajar, motivasi meningkat dan tingkah laku sesuai
dengan situasi.
2. Kecemasan sedang
berbeda; individu menjadi gugup atau agitasi. Kecemasan sedang dengan ciri-
ciri lebih tegang, menurunnya konsentrasi dan persepsi, sadar tapi fokusnya
meningkat.
3. Kecemasan berat
Yakni ada sesuatu yang berbeda dan ada ancaman, memperlihatkan respons
20
terganngu, perasaan tentang terganggu atau takut meningkat, komunikasi
4. Panik
dengan peningkatan tanda-tanda vital lebih awal dari tanda panik, tetapi akan
lebih buruk jika intervensi yang dilakukan gagal dapat membahayakan diri
Score dari Spielberger State-Trait Anxiety Inventory (STAI), dan The Amsterdam
praoperatif.
telah divalidasi dan banyak digunakan di seluruh dunia. Metode VAS sangat
kepada pasien untuk memberi tanda pada suatu garis horizontal yang panjangnya
21
100 milimeter. STAI merupakan instrumen berupa kuesioner yang dikembangkan
oleh Spielberger pada tahun 1970 untuk menilai kecemasan. Kuisioner STAI
terdiri dari dua bentuk, yang pertama untuk mengukur kecemasan trait dan yang
kedua untuk mengukur kecemasan state. Setiap bentuk kuesioner. Waktu yang
dibutuhkan relatif lama bagi responden mengisi kuesioner STAI yaitu sekitar 10
kecemasan praoperatif. Secara garis besar ada dua hal yang dapat dinilai melalui
Studi oleh Boker di Canada yang membandingkan APAIS dan STAI untuk
menemukan korelasi positif antara APAIS dan STAI. Pada studi penggunaan
APAIS versi German merupakan instrumen yang valid dan reliabel. Studi di
mempunyai korelasi yang reliabel dengan STAI. Berdasarkan data tersebut dapat
22
2.2.6 Kecemasan pre operasi
operasi dan akan terus meningkat. Istilah kecemasan juga digunakan dalam
cemas sebagai ciri kepribadian, dalam hal ini situasi kecemasanya adalah prosedur
fisik dan memberikan rasa aman pada pasien karena pasien tidak dapat
1. Penatalaksanaan farmakologi
untuk jangka pendek, dan tidak dianjurkan untuk jangka panjang karena
2. Non farmakologi
23
mengakibatkan lebih sedikit stimulus cemas yang ditransmisikan ke otak
3. Pendidikan kesehatan
kesehatan pada pasien dan keluarga pada masa pre operasi seperti peralatan,
betuk pelayanan keperawatan yang dapat dilakukan di rumah sakit maupun di luar
rumah sakit (non klinik) yang dapat dilakukan di tempat ibadah, pusat kesehatan
24
dan unit kesehatan bergerak (mobile). Pendidikan kesehatan adalah suatu upaya
atau kegiatan untuk mempengaruhi orang lain baik individu, kelompok atau
juga suatu kegiatan untuk menjadikan kondisi sedemikian rupa sehingga orang
dan kesepakatan belajar atau aplikasi pendidikan didalam bidang kesehatan. Hasil
atau perilaku untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan yang sesuai oleh
(pelaku pendidikan).
kesehatan).
25
2.3.3 Tujuan Pendidikan Kesehatan
kesehatan secara umum yaitu untuk mengubah perilaku individu atau masyarakat
dalam bidang kesehatan. Selain hal tersebut, tujuan dan manfaat pendidikan
kesehatan ialah:
4. Agar penderita (masyarakat) memilki tanggung jawab yang lebih besar pada
kesehatan.
menular.
6. Membudayakan perilaku hidup bersih dan sehat bagi pribadi, keluarga dan
berbagai penyakit yeng disebabkan oleh perubahan gaya hidup dan perilaku
26
2.3.4 Ruang Lingkup Pendidikan Kesehatan
1. Dimensi sasaran
Sekolah (UKS)
karyawan.
negara berkembang.
27
c. Diagnosa dini dan pengobatan segera (Early Diagnosis and Promt
terjadi pada masyarakat, bahkan masyarakat sulit atau tidak mau diperiksa
yang layak.
mengalami kecacatan.
dianggap penting sampai dengan urutan yang kurang penting, ini bisa
28
dilakukan dengan menggunakan beberapa metode,antara lain dengan
pembobotan.
1) Masyarakat umum
sasaran. Pesan yang disampaikan harus sesuai dengan sasaran yang akan
media dan alat bantu, pemilihan media yang tepat serta dukungan dan
pendidikan kesehatan.
waktu dan terjadwal yang disesuikan dengan sasaran, tujuan, materi, atal
29
2.3.6 Metode Pendidikan Kesehatan
situasi atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekedar tiruan.
a. Kelompok besar
30
b. Kelompok kecil
pendapat.
31
5) Memainkan peran (Role Play): beberapa kelompok ditunjukkan
contohnya:
peserta didik.
kesehatan.
32
2.3.7 Media dan alat bantu Pendidikan Kesehatan
biasanya dengan menggunakan alat peraga pengajaran. Alat peraga pada dasarnya
sebagai berikut:
1. Media auditif, yaitu media yang hanya dapat didengar saja atau media yang
2. Media visual, yaitu media yang hanya dilihat saja, tidak mengandung unsur
suara, seperti film, slide, foto, transparasi, lukisan, gambar, dan berbagai
3. Media audio visual, yaitu jenis media yang selain mengandung unsur suara
a. Alat bantu elektronik yang rumit, Jenis media ini memerlukan alat
33
b. Alat bantu sederhana, Ciri-ciri alat bantu sederhana merupakan mudah
4) Filp chart (lembar balik), brisis gambar peragaan dan di baliknya beisi
pasien yang akan menjalani operasi. Pemberian pendidikan kesehatan pra operasi
34
Informasi yang perlu diberikan saat pendidikan kesehatan pada pasien dan
b. Pasien bisa mendapatkan penjelasan tentang cara atau teknik nafas dalam
pemberian anestesi, dan juga untuk menurunkan resiko mula, muntah pada
terlambat. Keadaan ini terutama bagi pasien operasi rawat jalan harus
35
BAB III
Pendidikan Kesehatan
Pre operasi
Keterangan
: Tidak diteliti
: Diteliti
: Pengaruh
36
Gambar 3.1 menjelaskan bahwa pasien pre operasi pasti akan mengalami
intrinsik yaitu usia pasien, pengalaman, konsep diri dan peran serta juga faktor
tingkat sosial ekonomi, tindakan operasi, lingkungan (Lutfa & Maliya 2008). Dari
tindakan. Diharapkan kecemasan pada pasien pre operasi dengan general anestesi
3.2 Hipotesis
37
BAB IV
METODE PENELITIAN
eksperimen. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah non equivalent
sebelum dan diberikan post test setelah diberikan perlakuan pendidikan kesehatan
dengan lisan dan leaflet, sedangkan kelompok kontrol yang sampel diberikan pre
test sebelum dan diberikan post test sesudah diberikan perlakuan pendidikan
Keterangan :
01 : Pengukuran awal sebelum dilakukan intervensi (pre test).
X : Intervensi (pendidikan kesehatan lisan & leaflet).
- : Kontrol (pendidikan kesehatan lisan).
02 : Pengukuran kedua setelah dilakukan intervensi (post test).
38
4.2 Populasi dan Sampel
4.2.1 Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti yang
target dalam penelitian ini adalah pasien pre operasi dengan general anestesi
pre operasi dengan general anestesi yang dirawat di RSUD Kota Madiun periode
4.2.2 Sample
dari keseluruhan objek penelitian dan dianggap mewakili seluruh populasi. Rumus
jumlah sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus Federer (1963) yang
total kelompok (t) yang digunakan dalam penelitian adalah 2 kelompok maka
(n - 1) x (t - 1) 15 Keterangan :
sampel drop out dari peneliti. Rumus yang digunakan untuk koreksi jumlah
sampel adalah :
39
n` = n Keterangan:
1-f
n’ : besar sampel setelah dikoreksi
n` = 16
1 – 0,1 n : jumlah sampel sebelumnya
sebanyak 36 responden.
mempunyai pengaruh terhadap variabel yang kita teliti. Kriteria sampel dapat
1. Kriteria inklusi
populasi target yang terjangkau dan akan diteliti. Kriteria inklusi dalam
b. Sadar penuh
40
2. Kriteria ekslusi
yang memenuhi kriteria inklusi dari penelitian karena berbagai sebab, seperti:
dengan cara memimilih sampel diantara populasi sesuai dengan yang dikehendaki
penelitian yang akan dilakukan, meliputi siapa yang akan diteliti (subjek
penelitian), variabel yang akan diteliti, dan variabel yang mempengaruhi dalam
41
Populasi
Seluruh pasien pre operasi dengan general anestesi yang dirawat di RSUD Kota Madiun
periode April – Mei 2019.
Sampel
Sebagian pasien pre operasi dengan general anestesi yang dirawat di RSUD Kota Madiun
sebanyak 36 responden.
Teknik Sampling
Purposive sampling
Desain Penelitian
Non equivalent control group design
Pengumpulan Data
Skala tingkat kecemasan APAIS
Pengolahan Data
Editing, Coding, Scoring, Entry, Tabulating
Analisisa Data
Uji Statistik Wilcoxon –Mann Whitney
Variable yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya Variabel
melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau
43
Tabel 4.2. Definisi Operasional Variabel Penelitian Pengaruh Pendidikan
Kesehatan Terhadap Tingkat Kecemasanpasien Pre Operasi Dengan
General Anestesi Di RSUD Kota Madiun
Instrumen atau alat penelitian adalah alat-alat yang akan digunakan untuk
44
(pendidikan kesehatan) dengan menggunakan Satuan Acara Penyuluhan (SAP)
dengan skala Likert. Enam item APAIS dibagi menjadi 3 komponen yaitu:
dan 5), komponen kebutuhan informasi (pertanyaan nomor 3 dan 6). Kombinasi
dengan anestesia dan prosedur operasi (sum C = sum A + sum S). Skor yang
ini dilakukan uji validitas yang tepat (Arikunto, 2010; Rahayu 2017). Uji
reliabilitas adalah uji yang dilakukan untuk mengetahui apakah instrumen yang
digunakan telah reliabel. Suatu alat yang dikatakan reliabel alat itu mengukur
suatu gejala dalam waktu berlainan senantiasa menunjukan hasil yang sama
(Notoatmodjo, 2012).
45
Peneliti tidak melakukan uji validitas dan uji rehabilitas dikarenakan
instrument penilaian skala tingkat kecemasan yang digunakan sudah baku. Skor
Indonesia sama tinggi dibanding dengan uji reliabilitas pada asal instrumen
APAIS dan beberapa studi mengenai APAIS yang pernah dilaporkan sebelumnya
informasi APAIS versi Indonesia relatif lebih tinggi dibanding dengan nilai
yang baik berkisar antara 0,7–0,9 (Tavakol). Penelitian ini berhasil menghasilkan
46
4.8 Lokasi dan waktu penelitian
Madiun.
(Nursalam 2017).
Dalam melakukan penelitian ini prosedur yang ditetapkan adalah sebagai berikut :
1. Mengurus ijin penelitian dengan membawa surat dari STIKES Bhakti Husada
3. Melakukan pendataan pada pasien pre operasi dengan general anestesi sesuai
Madiun.
47
5. Memberikan informed consert, jika bersedia menjadi responden, maka
anestesi.
kesehatan dengan lisan dan media leaflet dan kelompok kontrol diberi
10. Mengukur kecemasan yang kedua pada kelompok kontrol dan kelompok
11. Mengumpulkan kuisioner yang telah disi oleh responden dan memeriksa
48
4.10 Pengolahan Data dan Analisis Data
1. Editing
terbaca
yang tidak lengkap tersebut tidak dioleh atau dimasukan dalam pengolahan
2. Coding
coding, yakni mengubah data berbentuk kalimat atau huruf menjadi data angka
49
a. Kelompok Kontrol : 0
b. Kelompok Intervensi : 1
c. Laki – laki : 1
d. Perempuan : 2
f. Kecemasan ringan : 2
g. Kecemasan sedang : 3
h. Kecemasan berat : 4
3. Scoring
menentukan nilai terendah dan tertinggi (Satiadi, 2007). Tahapan ini dilakukan
setelah ditetapkan kode jawaban atau hasil observasi sehingga setiap jawaban
responden atau hasil observasi dapat diberikan skor (Suyanto & Salamah,
2007).
50
4. Entry atau processing
Entry atau processing data yakni data-data atau jawaban dari masing-masing
program atau software komputer. Proses ini juga dituntut ketelitian saat
melakukan entry data, jika tidak akan terjadi bias (Notoadmodjo, 2012).
Software yang digunakan oleh peneliti untuk entry data adalah program SPSS
16 for windows.
5. Tabulating
penelitian atau yang diinginkan peneliti (Notoatmodjo, 2012). Tabel yang akan
ditabulasi adalah tabel yang berisiskan data yang sesuai dengan kebutuhan
yang telah diajukan (Sugiono, 2011; Rahayu 2017). Analisa data dalam penelitian
ini meliputi :
51
general anastesi. Penyajiannya dalam bentuk distribusi dan prosentase dari
jenis kelamin dan lama hari rawat berbentuk kategori yang dianalisis
2. Analisa Bivariat
melakukan analisa data terlebih dahulu. Peneliti menggunakan uji Statistik t-tes
menjadi dua sumber variasi yaitu variasi dalam kelompok kontrol dan
intervensi. Sampel yang digunakan harus homogen atau kondisi sama dan
berasal dari tabulasi yang telah terdistribusi normal. Perbedaan yang bermakna
ada tidaknya sebelum dan setelah dilakukan intervensi bisa diketahui dengan
dua cara, pertama harga t hitung dibandingkan dengan harga t tabel sehingga
diperoleh interprentasi.
yang dipilih dalam penelitian ini jika data tidak berditribusikan adalah uji
wilcoxon sign tank test untuk pengambilan keputusan menggunakan cara yang
52
tujuan ujinya komperasi perbedaan selisih dan tingkat kecemasan dengan
jumlah sampel dua pasang. Interpretasi data dapat dilihat dari nilai signifikansi
yaitu jika nilai signifikansi < 0,05 berarti ada perbedaan yang signifikansi
antara sebelum dan sesudah intervensi, sebaliknya jika nilai signifikansi > 0,05
intervensi. Itu berarti dari hasil statistik akan didapatkan nilai signifikansi yang
menunjukan bahwa jika nilai signifikansi > 0,05 maka H0 diterima dan Ha
ditolak dan sebaliknya jika nilai signifikansi < 0,05 maka H0 ditolak Ha
53
DAFTAR PUSTAKA
Diana, P., Hamdan,H., Setyo K., Dkk. 2018. Intervensi Nonfarmakologik Untuk
Menurunkan Kecemasan Pada Pasien Preoperasi: Literature Review.
Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes, April 2018, Volume 9 Nomor 2
DINKES Jawa Timur. 2017. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Timur (2017).
Diyono, Budi, H., Dessy, H. 2014. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Pre Bedah
Terhadap Tingkat Kecemasan Pasien Pre Bedah Di Rumah Sakit Dr. Oen
Surakarta. Kosala Jik. Vol. 2 No. 2.
Hawari Dadang. 2011. Manajemen Stress Cemas Dan Depresi Edisi Ke-2,
Cetakan Ke-3. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
M. Fikry Firdaus. 2014. Uji Validasi Konstruksi Dan Reliabilitas Instrumen The
Amsterdam Preoperative Anxiety And Information Scale APAIS Versi
Indonesia.
54
Potter & Perry. 2005. Buju Ajaran Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses
Dan Praktik Edisi 4 Volume 1. Jakarta: ECG.
Sjamsuhidajat, R & Wim, De J. 2010. Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi 3. Jakarta:
ECG.
55