SKRIPSI
Oleh :
FEBY ANSARI MAYANG S.
NIM: 25010114120127
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Judul Skripsi
Penguji
iii
HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI
Judul Skripsi
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STRES KERJA PADA
KARYAWAN BAGIAN KEPESERTAAN DI BADAN PENYELENGGARA
JAMINAN SOSIAL (BPJS) KESEHATAN UNGARAN
Pembimbing Utama
Dr. dr. Daru Lestantyo, M.Si
NIP. 19711007199931001
Pembimbing Pendamping
Bina Kurniawan,SKM, M.Kes
NIP. 197210231998021001
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
“Janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau, janganlah bimbang, sebab Aku
ini Allahmu; Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau; Aku akan
memegang engkau dengan tangan kanan-Ku yang membawa kemenangan.”
(Yesaya 41:10)
Orang yang berjalan maju dengan menangis sambil menabur benih, pasti pulang
dengan sorak-sorai sambil membawa berkas-Nya.”
(Mazmur 126:6)
Penulis panjatkan puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas kasih dan
karunia-Nya yang telah menyertai penulis.
Karya ilmiah ini penulis persembahkan untuk bapak dan ibu tercinta Musa
Surbakti, S.E dan Yan Sribina Bangun, serta adik tercinta Abed Nego Surbakti
yang telah memberikan dukungan, perhatian dan menjadi tonggak doa penulis.
Karya ilmiah ini juga penulis persembahkan untuk sahabat dan orang terdekat
yang selalu memberikan doa, motivasi dan apresiasi dalam penyusunan skripsi
ini.
v
RIWAYAT HIDUP
vi
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas berkat dan kehendak-
Nya sehingga penulis bisa menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul
“Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Stres Kerja pada Karyawan
Bagian Kepesertaan di Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)
Kesehatan Ungaran”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu persyaratan untuk
mencapai gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro
Semarang. Penulis juga mengucapkan dan menyampaikan rasa hormat dan
terimakasih kepada:
1. Hanifa Maher Denny, SKM, MPH, Ph.D selaku Dekan Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Diponegoro Semarang.
2. Bina Kurniawan, SKM, M.Kes selaku Ketua Bagian Keselamatan dan
Kesehatan Kerja serta selaku Pembimbing Pendamping yang telah
membimbing penulis dan memberikan masukan dalam menyelesaikan
penulisan skripsi ini.
3. Dr. Dra. Sulistiyani, M.Kes sebagai Dosen Wali atas dukungan yang diberikan
kepada penulis sejak awal hingga akhir masa perkuliahan.
4. Dr. dr. Daru Lestantyo, M.Si selaku Pembimbing Utama yang selalu
membimbing dengan sabra dan memberikan arahan selama penyusunan
skripsi.
5. Seluruh Dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro yang
telah banyak membimbing dan memberikan ilmu pengetahuan kepada
penulis.
6. Keluarga tercinta (Ayah, Ibu, Abed) yang selalu menopang didalam doa,
memberikan dukungan, motivasi, dan kasih sayang yang tiada henti sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar.
7. BPJS Kesehatan Ungaran yang telah mengizinkan penulis untuk melakukan
penelitian dan segala ilmu yang diberikan sewaktu penelitian.
8. KTB (Kak Jono, Kak Paska, Novita, dan Evi) yang selalu memberi doa,
motivasi serta semangat selama empat tahun perkuliahan hingga skripsi ini
selesai. Terimakasih atas segala doa kalian.
9. KTB Clairine Belle (Lyony, Erentz, dan Deby) yang selalu memberi doa,
motivasi dan semangat selama menyelesaikan skripsi ini.
vii
10. Fani, Ida dan Yohana yang selalau menghadirkan canda tawa kebahagiaan
selama perkuliahan di K3 dam memberikan dukungan serta semangat selama
ini.
11. Teman KKN Desa Pesaren (Yekrita, Shinta, Nita, Anisah, Celica, Irwan, Rizal,
Leo) yang selalu memberi canda tawa, dukungan dan semangat dalam
menyelesaikan skripsi ini dengan lancar.
12. Teman PBL Sambiroto (Deti, Fariza, Sikis, Dita, Vita, Jorghy, Kukuh, Mas
Burhan, Wildan, Anisah, Endang, Nelly, Elsye, Wiwid, Westi dan Endah) yang
sudah mendukung dalam mengerjakan skripsi ini.
13. Grup Sayang (Putri, Yohana, Daud) yang sudah banyak memberi semangat
dan canda tawa selama mengerjakan skripsi ini.
14. Namo Depari yang telah banyak membantu penulis dari awal menulis skripsi
ini sampai terselesaikan dengan baik. Terimakasih banyak atas dukungan,
motivasi, waktu, semangat dan kasih yang diberikan selama ini.
15. Keluarga besar OSH Forum 2017, yang selalu saling memberi semangat dan
dukungan sampai skripsi ini terselesaikan.
16. Semua pihak yang telah banyak membantu Penulis dan tidak dapat
disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan saran dan kritik demi perbaikan skripsi ini. Akhir kata
penulis mengharapkan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan
seluruh Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat serta para pembaca
umumnya.
Penulis
viii
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
PEMINATAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
2018
ABSTRAK
Stres kerja merupakan kondisi fisik maupun mental yang tertekan akibat tuntutan
tugas yang tidak sesuai dengan kemampuan. Setiap pekerjaan memiliki potensi
bahaya terjadinya stres kerja termasuk bekerja sebagai karyawan di pelayanan
jaminan sosial. Tujuan penelitian ini menganalisis faktor-faktor yang berhubungan
dengan stres kerja. Desain penelitian yang digunakan yaitu explanatory research
dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini yaitu karyawan
bagian kepesertaan BPJS Kesehatan Ungaran sebanyak 30 orang. Instrumen
penelitian yang digunakan adalah angket. Pengukuran stres kerja menggunakan
kuesioner GHQ-12. Analisis statistik yang digunakan yaitu uji chi-square. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara tuntutan tugas
(p=0,011) dan hubungan antara peran individu dalam organisasi (p=0,010) dengan
stres kerja, sedangkan tidak terdapat hubungan antara umur (p=0,526), masa
kerja (p=0,151), pengembangan karir (p=0,127), struktur dan iklim organisasi
(p=0,825), dan hubungan dalam pekerjaan (p=0,351) dengan stres kerja. Peneliti
menyarankan agar memberikan sosialisasi tentang risiko bahaya dalam pekerjaan
dan mensosialisasikan transparansi pengambilan keputusan dalam pemecahan
masalah.
ix
FACULTY OF PUBLIC HEALTH
DIPONEGORO UNIVERSITY
SEMARANG
MAJORING IN OCCUPATIONAL SAFETY AND HEALTH
2018
ABSTRACT
Occupational Stress are the condition of physical or mental that came under
pressure due to task demands that not compatible with worker’s ability. Any work
have occupational stress as hazard including working as employees in health care
security. The purpose of this research was to analyze factors that related to
occupational stress. The design of this study was explanatory research with cross-
sectional approach. Population in this research was 30 employees of National
Health Care Security (BPJS) Ungaran. Questionnare was used as an instrument
in this research. The measurement of occupational stress was assessed by GHQ-
12 questionnnare. Statistical analysis used was chi-square test. The result of the
research showed that there was a relation between task demands (p=0,011) and
individual role in organization (p=0,010) with occupational stress, while there was
no relation between age (p=0,526), work period (p=0,151) career development
(p=0,127), organizational structure and climate (p=0,825), and occupational
relations (p=0,351) with occupational stres. Researchers suggest company to
provide socialization of risk and transparency of decision making in problem
solving to their employees.
x
DAFTAR ISI
xi
I. Badan Pelayanan Jasa Sosial (BPJS) Kesehatan Indonesia .................... 27
J. Kerangka Teori .................................................................................................. 29
BAB III METODE PENELITIAN ......................................................................... 30
A. Kerangka Konsep Penelitian ........................................................................... 30
B. Hipotesis Penelitian........................................................................................... 30
C. Jenis dan Rancangan Penelitian .................................................................... 31
D. Populasi Penelitian ............................................................................................ 31
E. Variabel Penelitian ............................................................................................ 32
F. Definisi Operasional .......................................................................................... 33
G. Sumber Data Penelitian.................................................................................... 37
H. Instrumen Penelitian ......................................................................................... 37
I. Pengumpulan Data Penelitian ......................................................................... 38
J. Pengolahan dan Analisis Data ........................................................................ 38
K. Prosedur Penelitian ........................................................................................... 41
BAB IV HASIL PENELITIAN ............................................................................. 43
A. Gambaran Umum .............................................................................................. 43
B. Analisis Univariat ............................................................................................... 45
C. Analisis Bivariat ................................................................................................. 48
D. Rekapan Hasil Uji Statistik ............................................................................... 53
BAB V PEMBAHASAN ..................................................................................... 54
A. Analisis Univariat ............................................................................................... 54
B. Analisis Bivariat ................................................................................................. 59
BAB VI PENUTUP ............................................................................................ 66
A. Kesimpulan ......................................................................................................... 66
B. Saran ................................................................................................................... 67
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 68
LAMPIRAN........................................................................................................ 72
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. 1 Keaslian Penelitian ...........................................................................8
Tabel 4. 9 Hasil Crosstab antara umur dengan stres kerja pada karyawan
Tabel 4. 10 Hasil Crosstab antara masa kerja dengan stres kerja pada
Tabel 4. 11 Hasil Crosstab antara tuntutan tugas dengan stres kerja pada
xiii
Tabel 4. 13 Hasil Crosstab antara peran individu dalam organisasi dengan
stres kerja pada karyawan bagian kepesertaan BPJS Kesehatan Ungaran .......49
stres kerja pada karyawan bagian kepesertaan BPJS Kesehatan Ungaran .......50
stres kerja pada karyawan bagian kepesertaan BPJS Kesehatan Ungaran .......51
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Kerangka Teori .............................................................................29
Gambar 3. 1 Kerangka Konsep .........................................................................30
Gambar 4. 1 Struktur Organisasi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial ..........43
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Dokumentasi ............................................................................. L-1
Lampiran 2 Lembar Hasil Analisis Program SPSS ....................................... L-2
Lampiran 3 Lembar Kesediaan Menjadi Responden ................................... L-3
Lampiran 4 Angket ...................................................................................... L-4
Lampiran 5 Lembar Master Tabel Hasil Entri Data ...................................... L-5
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja atau sering disebut K3 merupakan
segala bentuk upaya dan pemikiran yang mampu menjamin keutuhan dan
kesempurnaan baik dari segi jasmaniah maupun rohaniah pekerja, hasil karya
maupun budaya untuk menuju masyarakat yang adil dan makmur.1
Keselamatan kerja dapat didefinisikan sebagai suatu kondisi yang merdeka
atas risiko celaka yang menimbulkan kerugian di tempat kerja.2 Kesehatan
kerja sendiri dapat diartikan sebagai kondisi dimana bebas terhadap
gangguan fisik, mental, emosi maupun rasa sakit yang disebabkan oleh
lingkungan kerja. Kesehatan kerja merupakan bagian dari ilmu kesehatan
yang memiliki tujuan agar semua pekerja terjamin memperoleh kondisi
kesehatan fisik, mental dan stabilitas emosi yang sempurna.3
Setiap tempat yang merupakan tempat kerja pasti memiliki berbagai
macam risiko atau potensi terhadap bahaya yang nantinya dapat berpengaruh
terhadap kesehatan pekerja dan menyebabkan gangguan berupa
penyakitiakibat keja. Gangguan yang dimaksud dapat berupa gangguanifisik
maupunipsikis. Seringkali gangguanipsikis menjadiipotensi bahayaiyang
diabaikan, padahal potensi bahaya jenis ini merupakanifaktor pentingiyang
berkaitan dengan kesehatan mental pekerja yang apabila tidak diatasi dengan
baik akan mengakibatkan munculnya stres kerja. Reaksi emosional dan fisik
pekerja terhadap tuntutan pekerjaan menjadi sebab utama timbulnya stres
kerja.4
Stres didefinisikan sebagai kondisi ketegangan yang dialami seseorang
dan dapat mempengaruhi emosi serta proses pikirnya, stres yang dialami
merupakan dampak dari tuntutan yang besar, hambatan-hambatan maupun
adanya kesenjangan antara harapan dengan kenyataan.5 Stres dapat dialami
oleh siapa saja termasuk pekerja. Stres yang diakibatkan oleh pekerjaan
dapat disebut sebagai stres kerja.
Stres kerja merupakan kondisi fisik maupun mental yang tertekan akibat
tuntutan pekerjaan yang kurang sesuai dengan kemampuan,
1
2
B. Rumusan Masalah
Setiap tempat kerja memiliki potensi bahaya baik fisik maupun mental,
stres kerja merupakan bahaya yang dapat mempengaruhi mental tenaga
kerja. Stres kerja mungkin saja terjadi pada Karyawan Bagian Kepesertaan
BPJS Kesehatan Ungaran dikarenakan jumlah karyawan yang tidak
5
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang berhubungan
dengan stres kerja pada karyawan di Bagian Kepesertaan Badan
Penyelenggara Jamina Sosial (BPJS) Kesehatan Ungaran.
2. Tujuan Khusus
a. Mendeskripsikan umur pada Karyawan Bagian Kepesertaan BPJS
Kesehatan Ungaran.
b. Mendeskripsikan masa kerja pada Karyawan Bagian Kepesertaan
BPJS Kesehatan Ungaran.
c. Mendeskripsikan tuntutan tugas pada Karyawan Bagian Kepesertaan
BPJS Kesehatan Ungaran.
d. Mendeskripsikan pengembangan karir pada Karyawan Bagian
Kepesertaan BPJS Kesehatan Ungaran.
e. Mendeskripsikan hubungan dalam pekerjaan pada Karyawan Bagian
Kepesertaan BPJS Kesehatan Ungaran.
f. Mendeskripsikan peran individu dalam organisasi pada Karyawan
Bagian Kepesertaan BPJS Kesehatan Ungaran.
g. Mendeskripsikan struktur dan iklim dalam organisasi pada Karyawan
Bagian Kepesertaan BPJS Kesehatan Ungaran.
h. Mendeskrpsikan stres kerja pada Karyawan Bagian Kepesertaan BPJS
Kesehatan Ungaran.
i. Menganalisis hubungan antara umur dengan stres kerja pada
Karyawan Bagian Kepesertaan BPJS Kesehatan Ungaran.
j. Menganalisis hubungan antara masa kerja dengan stres kerja pada
Karyawan Bagian Kepesertaan BPJS Kesehatan Ungaran.
k. Menganalisis hubungan antara tuntutan tugas dengan stres kerja pada
Karyawan Bagian Kepesertaan BPJS Kesehatan Ungaran.
6
D. Manfaat
1. Bagi Instansi BPJS
Memberikan informasi dan saran bagi Instansi BPJS Semarang tentang
gambaran stres kerja yang dialami oleh para Karyawan di Bagian
Kepesertaan BPJS Kesehatan Ungaran.
2. Bagi Fakultas Kesehatan Masyarakat
Pengembangan kepustakaan Fakultas Kesehatan Masyarakat mengenai
Ilmu Keselamatan dan Kesehatan Kerja khususnya terkait faktor-faktor
yang berhubungan dengan stres kerja pada karyawan Bagian
Kepesertaan BPJS Kesehatan Ungaran.
3. Bagi Peneliti
Menambah pengetahuan, pengalaman dan sebagai sarana belajar dalam
Ilmu Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang sudah didapat selama
menjalankan proses perkuliahan di Fakultas Kesehatan Masyarakat.
E. Ruang Lingkup
1. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini merupakan bagian dari Ilmu Kesehatan Masyarakat dengan
memfokuskan pada bagian Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada
karyawan Bagian Kepesertaan BPJS Kesehatan Ungaran.
2. Ruang Lingkup Masalah
Masalah yang diangkat pada penelitianiiniiadalahiFaktor-Faktoriyang
BerhubunganidenganiStresiKerja padaiKaryawan Bagian Kepesertaan di
Badan Pelayanan Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan Ungaran.
3. Ruang Lingkup Tempat
Penelitian ini dilaksanakan di Kantor BPJS Kesehatan Ungaran.
4. Ruang Lingkup Waktu
Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Mei-Juni 2018.
5. Ruang Lingkup Sasaran
Sasaran pada penelitian ini adalah Karyawan Bagian Kepesertaan di
BPJS Kesehatan Ungaran.
8
F. Keaslian Penelitian
10
11
5. Tahap kelelahan
Pada tahap ini tubuh semakin kehilangan kemampuannya untuk pulih
dari kondisi kronis yang dihadapi. Sebagai akibat stres yang
berkepanjangan, maka kelenjar tiroid dan adrenal mulai merasa
kehilangan sumber energi dari dalam tubuh. Individu akan berusaha
mencari sumber energi dari luar tubuh dengan mengkonsumsi alkohol,
kopi, nikotin, dan obat-obatan.
Pada tahap ini kadar kolesterol mengalami peningkatan sehingga
berbagai penyakit kronis timbul, seperti diabetes, kanker, penyakit
jantung, sembelit, alergi dan asma, kelelahan, dan hipoglikemia. Keadaan
berkepanjangan yang seperti ini akan membuat tubuh menjadi rentan
terhadap berbagai macam penyakit bahkan dalam kasus yang lebih
berbahaya dapat mengakibatkan kematian.
2. Performance Measure
Mengukur stres dengan cara ini melihat dan mengobservasi
perubahan yang dialami individu. Misalnya adanya penurunan prestasi
kerja terlihat dari gejala sperti kecenderungan melakukan kesalahan,
cepat melupakan dan menjadi lambat dalam bereaksi. Cara ini tergolong
bagus, tapi dalam pelaksanaannya, orang yang melakukan pengukuran
harus melakukan pengamatan langsung dan tidak cukup hanya dengan
teknik wawancara.
3. Physiological Measure
Teknik pengukuran ini berusaha melihat perubahan apa yang terjadi
pada fisik misalnya perubahan ketegangan otot, tekanan darah, dan lain
sebagainya. Cara ini sering dilihat paling tinggi realibitasnya, tapi sangat
tergantung pada alat yang dipergunakan dan siapa yang melakukan
pengukuran tersebut.
4. Biochemical Measure
Teknik pengukuran ini melihat stres melalui respon biokimia tiap
individu berupa perubahan kadar hormone katekolamin dan kortikosteroid
setelah pemberian stimulus. Realibitas cara ini termasuk tinggi tapi hasil
pengukuran yang didapat mungkin berubah apabila subjek peelitian
adalah perokok, pengonsumsi alkohol, dan kopi. Hal ini dikarenakan
rokok kopi maupun alkoholadapat meningkatkan kadar kedua hormone
tersebut dalam tubuh.
J. Kerangka Teori
Faktor Individu:
1. Umur
2. Masa Kerja
Faktor Lingkungan
Pekerjaan: Stres Kerja
1. Tuntutan Tugas
2. Pengembangan
Karir
3. Peran Individu
dalam Organisasi
4. Struktur dan Iklim
Organisasi
5. Hubungan dalam
Pekerjaan
B. Hipotesis Penelitian
a. Ada hubungan antara umur dengan stres kerja pada Karyawan Bagian
Kepesertaan BPJS Kesehatan Ungaran.
30
31
b. Ada hubungan antara masa kerja dengan stres kerja pada Karyawan
Bagian Kepesertaan BPJS Kesehatan Ungaran.
c. Ada hubungan antara tuntutan tugas dengan stres kerja pada Karyawan
Bagian Kepesertaan BPJS Kesehatan Ungaran.
d. Ada hubungan antara pengembangan karir dengan stres kerja pada
Karyawan Bagian Kepesertaan BPJS Kesehatan Ungaran.
e. Ada hubungan antara peran individu dalam organisasi dengan stres kerja
pada Karyawan Bagian Kepesertaan BPJS Kesehatan Ungaran.
f. Ada hubungan antara struktur dan iklim organisasi dengan stres kerja
pada Karyawan Bagian Kepesertaan BPJS Kesehatan Ungaran.
g. Ada hubungan antara hubungan dalam pekerjaan dengan stres kerja
pada Karyawan Bagian Kepesertaan BPJS Kesehatan Ungaran.
D. Populasi Penelitian
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan elemen atau unsur yang akan diteliti.
Populasi dan sampel prinsipnya sama. Namun pada umumnya dari sisi
aspek kuantitatif berbeda, tetapi secara kualitatif harus sama dalam artian
bahwa sampel harus representatif. Peneliti ini akan meneliti populasi
dikarenakan jumlah populasi sudah mewakili untuk dilakukan uji statistik
yaitu seluruh karyawan bagian kepesertaan BPJS Kesehatan Ungaran
berjumlah 30 orang.34
32
E. Variabel Penelitian
1. Variabel Bebas
Variabel bebas atau variabel independent adalah variabel yang
menjadi penyebab timbulnya suatu variabel terikat. Dalam konsep
variabel bebas ditemukan bahwa variabel ini menjadi sebab hadirnya atau
timbulnya variabel lain. Dalam penelitian ini, yang menjadi variabel bebas
adalah umur, masa kerja, tuntutan tugas, pengembangan karir, peran
individu dalam organisasi, struktur dan iklim organisasi, dan hubungan
dalam pekerjaan.
2. Variabel Terikat
Variabel terikat atau variabel dependent adalah variabel yang
dipengaruhi atau variabel yang menjadi akibat karena adanya variabel
bebas. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah stres
kerja.
33
F. Definisi Operasional
Tabel 3.1 Definisi Operasional dan Skala Data
No Variabel Definisi Hasil Skala Cara
Operasional Ukur Data Ukur
1. Stres Kerja Hasil pengukuran tingkat stres kerja yang dialami Kategori: Nominal General Health
oleh karyawan bagian kepesertaan BPJS 1. Tidak stres (skor 0- Questionnare
Kesehatan Ungaran berdasarkan angket General 12) (GHQ)
Health Questionnare (GHQ).35 2. Stres (skor 13-
36)36
2. Umur Usia responden terhitung mulai dari saat lahir Kategori: Nominal Angket
sampai saat penelitian.37 1. Muda (≤ 30 tahun)
2. Tua (> 30 tahun)37
3. Masa Kerja Waktu kerja responden mulai dari saat pertama Kategori: Nominal Angket
kali bekerja di Bagian Kepesertaan Kantor BPJS 1. Baru (≤ 5 tahun)
Kesehatan Ungaran hingga pada saat 2. Lama (> 5 tahun)38
penelitian.38
34
7. Struktur dan Iklim Persepsi responden tentang kesempatannya Data berdistribusi Nominal Angket
Organisasi untuk berpartisipasi dalam pengambilan tidak normal dengan
keputusan yang dapat menunjang nilai signifikansi
pekerjaannya.26 0,009 (p < 0,05)
Sehingga digunakan
nilai median
36
H. Instrumen Penelitian
1. Angket
Angket merupakan instrument atau alat yang berisi daftar pertanyaan yang
diberi pada orang lain dengan maksud agar orang yang diberi angket
bersedia memberi respon sesuai dengan permintaan. Dalam penelitian ini
angket yang digunakan adalah angket General Health Questionnare
(GHQ-12) untuk mengukur tingkat stres kerja yang dialami responden.
Angket GHQ-12 adalah versi yang paling banyak dipakai untuk mengukur
stres kerja, dengan pertimbangan memiliki validitas yang mapan, bahasa
yang sederhana, ringkas dan waktu pengerjaan relatif cepat. Serta
menggunakan angket untuk mengukur variabel umur, masa kerja, tuntutan
tugas, pengembangan karir, perang individu dalam organisasi, struktur dan
iklim organisasi dan hubungan dalam pekerjaan.39 Angket stres kerja yang
digunakan adalah kutipan dari instrumen penelitian stres kerja yang pernah
dilakukan oleh penelitian sebelumnya, maka tidak dilakukan lagi uji
validitas dan realibilitas karena instrumen sudah dianggap valid dan
reliabel.
2. Kamera
Digunakan sebagai alat dokumentasi selama kegiatan penelitian.
3. Laptop
Digunakan sebagai alat dalam mengolah dan menganalisis data serta
untuk pembuatan dan penyelesaian laporan.
38
4. Alat tulis
Digunakan sebagai alat untuk mencatat hasil penelitian yang diteliti dan
untuk mencatat segala sesuatu yang berhubungan dengan penelitian.
c. Coding
Coding adalah kegiatan memberikan kode numerik terhadap data
yang terdiri dari beberapa kategori. Pemberian kode ini sangat
penting apabila pengolahan dan analisis data menggunakan
bantuan laptop.
d. Entry Data
Merupakan suatu kegiatan memasukkan data jawaban tiap
responden yang telah diberikan kode ke dalam SPSS 19, serta
dikumpulkan ke dalam maste table atau database computer.
40
Jika p-value > 0,05 maka H0 diterima atau tidak ada hubungan
Jika p-value < 0,05 maka H0 ditolak atau ada hubungan.
K. Prosedur Penelitian
1. Tahap Persiapan Penelitian
a. Menentukan tempat dan mengirimkan surat izin terkait survei
pendahuluan ke Kantor BPJS Kesehatan Ungaran.
b. Melakukan survei pendahuluan dengan mewawancarai HRD Kantor
BPJS Keseharan Ungaran, serta pengambilan data sekunder seperti
jumlah karyawan bagian kepesertaan BPJS Kesehatan Ungaran serta
struktur organisasi maupun data lainnya yang berkaitan dengan
penelitian.
c. Melakukan studi pustaka terkait permasalahan yang diangkat dalam
peneliti dalam penelitian ini.
d. Membuat proposal penelitian yang selanjutnya dikonsultasikan kepada
dosen pembimbing.
2. Tahap Pelaksanaan Penelitian
a. Mencetak instrument penelitian sesuai dengan jumlah sasaran
responden.
b. Menentukan hari dan membuat janji untuk bertemu responden.
c. Menjelaskan maksud dan tujuan penelitian serta tata cara pengisian
angket kepada responden.
d. Pengambilan data dilakukan selama seminggu sampai semua
responden mengisi lembar angket dalam pendampingan peneliti.
e. Responden mengisi angket dengan didampingi oleh peneliti dan
peneliti mengambil hasil angket dengan ketentuan apabila ada
pertanyaan dari angket yang belum diisi dan tidak dimengerti oleh
responden, maka dapat ditanyakan langsung pada peneliti.
f. Mengumpulkan dan mencetak hasil angket yang sudah diisi
3. Tahap Penyelesaian Penelitian
a. Data diolah dengan bantuan laptop menggunakan software statistic
SPSS versi 19 dan data yang telah terkumpul dalam penelitian ini
dianalisis secara univariat dan bivariat.
b. Menganalisis dan penyimpulan data.
42
A. Gambaran Umum
Kabupaten Semarang memiliki satu kantor Badan Penyelenggara Jasa
Sosial (BPJS) Kesehatan yaitu BPJS Kesehatan Ungaran yang terletak di
Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. BPJS Kesehatan Ungaran memiliki lima
bidang secara keseluruhan yang meliputi Bidang Perluasan dan Kepesertaan,
Bidang Penjaminan Manfaat Primer, Bidang Penjaminan Manfaat Rujukan,
Bidang Penagihan dan Keuangan, dan Bidang SDM, Umum serta Komunikasi
Publik. Jumlah karyawan secara keseluruhan meliputi lima bidang tersebut
adalah 110 orang karyawan. Wilayah kerja BPJS Kesehatan Ungaran meliputi
daerah Kecamatan Ambarawa, Banyubiru, Bancak, Bawen, Bandungan,
Bergas, Bringin, Getasan, Jambu, Kaliwungu, Pabelan, Pringapus, Susukan,
Suruh, Sumowono, Tengaran, Tuntang, Ungaran Barat, dan Ungaran Timur.
Wilayah kerja yang luas membuat risiko stres semakin tinggi karena semakin
banyak tuntutan tugas yang akan dikerjakan.
Bagian Kepesertaan merupakan salah satu bidang di BPJS Kesehatan
yang khusus melayani peserta. Jumlah karyawan bagian kepesertaan adalah
30 orang karyawan. Tugas yang dijalankan yaitu menangani bagian peserta
dan calon peserta yang akan mendaftar di BPJS Kesehatan Ungaran.
Karyawan bagian kepesertaan dituntut tetap ramah dan tepat waktu yaitu
maksimal tiga menit per peserta dalam memberikan pelayanan, konsultasi
maupun keluhan. Karyawan juga memiliki tuntutan tugas yaitu target
perusahaan yang harus dipenuhi. Hari kerja dimulai dari Senin hingga Jumat
pada pukul 07.00-16.00 dan jika tugas tiap karyawan belum terselesaikan,
tidak jarang karyawan mengambil waktu lembur setelah jam kerja. Namun,
dengan tuntutan tugas yang banyak, BPJS belum memiliki program
pengendalian stres kerja yang dapat berupa rekreasi bersama untuk
meningkatkan kenyamanan dan rasa bahagia karyawan agar dapat
mengerjakan tugas-tugasnya. Namun untuk menghindari bahaya ergonomi,
BPJS sudah memiliki program peregangan selama 10 menit di sela-sela
pekerjaan agar tubuh tidak terlalu kaku karena harus bekerja monoton selama
43
44
berjam-jam. Kondisi lain yang ada di BPJS adalah ketidakjelasan peran atau
jobdesk yang ada di BPJS juga salah satu potensi pemicu terjadinya stres.
Karyawan kerap kali mengerjakan pekerjaan yang seharusnya bukan menjadi
tanggung jawabnya dikarenakan target perusahaan yang besar setiap
bulannya. Meskipun perusahaan memiliki program evaluasi setiap minggu
untuk melihat pencapaian target setiap karyawan, namun sosialisasi tentang
kejelasan peran atau jobdesk karyawan belum dilakukan dalam kegiatan
evaluasi. Sehingga karyawan yang berstatus tidak tetap seringkali mendapat
tugas tambahan di luar tanggung jawabnya. Hal tersebut membuat karyawan
tidak begitu menikmati pekerjaannya dan sering membuat tubuh tidak relaks
dalam bekerja sehingga dapat menimbulkan stres kerja.
Gambaran penelitian ini yaitu dilakukan dengan menggunakan angket
stres kerja yang diberikan pada karyawan bagian kepesertaan BPJS
Kesehatan Ungaran untuk diketahui faktor-faktor penyebab stres kerja yang
ada disana. Angket yang diberikan diisi oleh karyawan dengan pengawasan
dan bimbingan dari peneliti. Penelitian ini dilakukan selama seminggu pada
jam istirahat karyawan BPJS Kesehatan Ungaran.
Dalam bagan struktur organisasi BPJS Kesehatan Ungaran yang terdapat
dalam Gambar 4.1 dibawah menjelaskan bahwa bagian kepesertaan dibawahi
oleh Kepala Cabang. Bidang Kepesertaan membawahi relationship officer,
Staf administrasi kepesertaan, dan staf administrasi pemeriksaan.
Kepala Cabang
Verifikator
Staf Administrasi Staf Pengelolaan Penjaminan Staf Perencanaan Staf Umum dan
Kepesertaan Faskes Primer Manfaat Rujukan dan Pembukuan Kesekretariatan
B. Analisis Univariat
1. Stres Kerja
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Stres Kerja Karyawan Bagian Kepesertaan
BPJS Kesehatan Ungaran Tahun 2018
2. Umur
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Umur Karyawan Bagian Kepesertaan BPJS
Kesehatan Ungaran Tahun 2018
3. Masa Kerja
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Masa Kerja Karyawan Bagian Kepesertaan
BPJS Kesehatan Ungaran Tahun 2018
4. Tuntutan Tugas
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Tuntutan Tugas Karyawan Bagian Kepesertaan
BPJS Kesehatan Ungaran Tahun 2018
Baik 16 53,3
Total 30 100,0
5. Pengembangan Karir
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Pengembangan Karir Karyawan Bagian
Kepesertaan BPJS Kesehatan Ungaran Tahun 2018
Baik 22 73,3
Total 30 100,0
C. Analisis Bivariat
1. Hubungan antara umur dengan stres kerja
Tabel 4.9 Hasil Crosstab antara umur dengan stres kerja pada karyawan
bagian kepesertaan BPJS Kesehatan Ungaran
Stres Kerja
Stres Tidak Total p-value
Umur Kerja Stres
f % f % f % 0,526
Tua 4 57,1 3 42,9 7 100,0
Tabel 4.9 menyatakan tabel hasil uji statistik antara variabel umur dengan
stres kerja menggunakan uji korelasi chi-square. Diketahui karyawan bagian
kepesertaan dengan umur tua (> 30 tahun) sebanyak 4 orang atau 57,1%
mengalami stres kerja, sedangkan karyawan bagian kepesertaan dengan
umur tua (> 30 tahun) sebanyak 3 orang atau 42,9% tidak mengalami stres
kerja. Karyawan bagian kepesertaan dengan umur muda (≤ 30 tahun)
sebanyak 10 orang atau 43,5% mengalami stres kerja, sedangkan karyawan
bagian kepesertaan dengan umur muda (≤ 30 tahun) sebanyak 13 orang atau
56,5% tidak mengalami stres kerja. Hasil uji chi-square memperoleh nilai
signifikansi 0,526 (> 0,05) yang menunjukkan bahwa tidak ada hubungan
antara umur dengan stres kerja pada Karyawan Bagian Kepesertaan BPJS
Kesehatan Ungaran.
Stres Kerja
Stres Tidak Total p-value
Masa Kerja Kerja Stres
f % f % f % 0,151
Lama 6 66,7 3 33,3 9 100,0
Tabel 4.10 menyatakan tabel hasil uji statistik antara variabel masa kerja
dengan stres kerja menggunakan uji korelasi chi-square. Diketahui karyawan
49
bagian kepesertaan dengan masa kerja lama (> 5 tahun) sebanyak 6 orang
atau 66,7% mengalami stres kerja, sedangkan karyawan bagian kepesertaan
dengan masa kerja lama (> 5 tahun) sebanyak 3 orang atau 33,3% tidak
mengalami stres kerja. Karyawan bagian kepesertaan dengan masa kerja
baru (≤ 5 tahun) sebanyak 8 orang atau 38,1% mengalami stres kerja,
sedangkan karyawan bagian kepesertaan dengan masa kerja baru (≤ 5 tahun)
sebanyak 13 orang atau 61,9% tidak mengalami stres kerja. Hasil uji chi-
square memperoleh nilai signifikansi 0,151 (> 0,05) yang menunjukkan bahwa
tidak ada hubungan antara masa kerja dengan stres kerja pada Karyawan
Bagian Kepesertaan BPJS Kesehatan Ungaran.
Stres Kerja
Stres Tidak Total p-value
Tuntutan Tugas
Kerja Stres
f % f % f % 0,011
Kurang Baik 10 71,4 4 28,6 14 100,0
Baik 4 25,0 12 75,0 16 100,0
Tabel 4.11 menyatakan tabel hasil uji statistik antara variabel tuntutan
tugas dengan stres kerja menggunakan uji korelasi chi-square. Diketahui
karyawan bagian kepesertaan dengan tuntutan tugas kurang baik sebanyak
10 orang atau 71,4% mengalami stres kerja, sedangkan karyawan bagian
kepesertaan dengan tuntutan tugas kurang baik sebanyak 4 orang atau 28,6%
tidak mengalami stres kerja. Karyawan bagian kepesertaan dengan tuntutan
tugas yang baik sebanyak 4 orang atau 25,0% mengalami stres kerja,
sedangkan karyawan bagian kepesertaan dengan tuntutan tugas yang baik
sebanyak 12 orang atau 75,0% tidak mengalami stres kerja. Hasil uji chi-
square memperoleh nilai signifikansi 0,011 (< 0,05) yang menunjukkan bahwa
ada hubungan antara tuntutan tugas dengan stres kerja pada Karyawan
Bagian Kepesertaan BPJS Kesehatan Ungaran.
50
Stres Kerja
Pengembangan Stres Tidak Total p-value
Karir Kerja Stres
f % f % f % 0,127
Kurang Baik 10 58,8 7 41,2 17 100,0
Baik 4 30,8 9 69,2 13 100,0
Stres Kerja
Peran Individu
Stres Tidak Total p-value
dalam
Kerja Stres
Organisasi
f % f % f % 0,010
Kurang Baik 11 68,8 5 31,3 16 100,0
Baik 3 21,4 11 78,6 14 100,0
Tabel 4.13 menyatakan tabel hasil uji statistik antara variabel peran
individu dalam organisasi dengan stres kerja menggunakan uji korelasi chi-
51
Stres Kerja
Struktur dan
Stres Tidak Total p-value
Iklim
Kerja Stres
Organisasi
f % f % f % 0,825
Kurang Baik 4 50,0 4 50,0 8 100,0
Baik 10 45,5 12 54,5 22 100,0
Tabel 4.14 menyatakan tabel hasil uji statistik antara variabel struktur dan
iklim organisasi dengan stres kerja menggunakan uji korelasi chi-square.
Diketahui karyawan bagian kepesertaan dengan struktur dan iklim organisasi
kurang baik sebanyak 4 orang atau 50% mengalami stres kerja, sedangkan
karyawan bagian kepesertaan dengan struktur dan iklim organisasi kurang
baik sebanyak 4 orang atau 50% tidak mengalami stres kerja. Karyawan
bagian kepesertaan dengan struktur dan iklim organisasi yang baik sebanyak
10 orang atau 45,5% mengalami stres kerja, sedangkan karyawan bagian
kepesertaan dengan struktur dan iklim organisasi yang baik sebanyak 12
orang atau 54,5% tidak mengalami stres kerja. Hasil uji chi-square
memperoleh nilai signifikansi 0,825 (> 0,05) yang menunjukkan bahwa tidak
ada hubungan antara struktur dan iklim organisasi dengan stres kerja pada
Karyawan Bagian Kepesertaan BPJS Kesehatan Ungaran.
52
Stres Kerja
Hubungan
Stres Tidak Total p-value
dalam
Kerja Stres
Pekerjaan
f % f % f % 0,351
Kurang Baik 1 25,0 3 75,0 4 100,0
Baik 13 50,0 13 50,0 26 100,0
Tabel 4.15 menyatakan tabel hasil uji statistik antara variabel hubungan
dalam pekerjaan dengan stres kerja menggunakan uji korelasi chi-square.
Diketahui karyawan bagian kepesertaan dengan hubungan dalam pekerjaan
kurang baik sebanyak 1 orang atau 25% mengalami stres kerja, sedangkan
karyawan bagian kepesertaan dengan hubungan dalam pekerjaan kurang
baik sebanyak 3 orang atau 75% tidak mengalami stres kerja. Karyawan
bagian kepesertaan dengan hubungan dalam pekerjaan yang baik sebanyak
13 orang atau 50% mengalami stres kerja, sedangkan karyawan bagian
kepesertaan dengan hubungan dalam pekerjaan yang baik sebanyak 13
orang atau 50% tidak mengalami stres kerja. Hasil uji chi-square memperoleh
nilai signifikansi 0,351 (> 0,05) yang menunjukkan bahwa tidak ada hubungan
antara hubungan dalam pekerjaan dengan stres kerja pada Karyawan Bagian
Kepesertaan BPJS Kesehatan Ungaran.
53
A. Analisis Univariat
1. Stres kerja
Secara umum, stres kerja merupakan ketidaksesuaian atau kesenjangan
antara permintaan dan tekanan serta dapat diartikan juga sebagai
ketidaksesuaian dengan pengetahuan dan kemampuan.20 Stres kerja
merupakan tanggapan manusia baik secara fisik maupun mental terhadap
suatu perubahan yang terjadi di lingkungan kerja yang dirasakan sehingga
dirinya merasa terancam. Sedangkan European Commission mengatakan
bahwa stres kerja merupakan suatu bentuk emosional, kognitif, reaksi
fisiologis maupun perilaku terhadap aspek-aspek organisasi kerja, pekerjaan,
dan lingkungan kerja yang bersifat merugikan.21
Untuk mengukur stres kerja, instrumen yang digunakan adalah General
Health Questionnare-12 (GHQ-12), dimana terdiri dari dua belas pertanyaan
sebagai penilai keadaan stres psikologis sendiri (self assessment) oleh
responden. GHQ-12 merupakan versi yang paling banyak dipakai untuk
mengukur stres kerja, dengan pertimbangan memiliki validitas yang mapan,
bahasa yang sederhana, ringkas dan waktu pengerjaan relatif cepat.39
Dari hasil penelitian diketahui bahwa responden yang tidak mengalami
stres kerja yaitu sebesar 53,3%, sedangkan responden yang mengalami stres
kerja yaitu sebesar 46,7%. Persentase responden yang mengalami stres kerja
cukup besar hal ini disebabkan oleh banyak faktor. Kurangnya pengendalian
atau manajemen stres yang diakui sangat efektif untuk mengurangi level stres
yaitu dengan pengelolaan waktu, latihan relaksasi, rekreasi, olahraga seperti
senam juga belum dilakukan di kantor. Pendekatan organisasi seperti
sosialisasi kepada responden terkait kejelasan jobdesk responden terhadap
tugasnya juga sangat berpengaruh dalam menurunkan level stres.33 Namun
BPJS belum menerapkan program sosialisasi yang seharusnya dapat
dilakukan saat evaluasi per minggu. Perbedaan kemampuan mengelola stres
tiap individu membuat tingkat stres tiap individu berbeda-beda. Perbedaan
tingkat stres tersebut dapat terjadi karena dipengaruhi oleh beberapa faktor
54
55
seperti umur, masa kerja, tuntutan tugas, pengembangan karir, peran individu
dalam organisasi, struktur dan iklim organisasi serta hubungan dalam
pekerjaan yang ada pada bagian kepesertaan BPJS Kesehatan Ungaran.
2. Umur
Salah satu faktor yang mempengaruhi pola pikir dan cara melakukan
pekerjaan seseorang adalah umur. Umur adalah lama hidup responden
dihitung berdasarkan tahun lahir hingga tahun dilakukannya penelitian.
Departemen Kesehatan menyatakan bahwa umur produktif adalah antara 15-
64 tahun.40 Umur responden dalam penelitian ini dikelompokkan menjadi dua
yaitu muda (≤ 30 tahun) dan tua (> 30 tahun). Individu berumur tua cenderung
mengalami penurunan kekuatan otot, namun keadaan ini juga didukung
dengan stabilitas emosi yang lebih baik daripada individu dengan umur yang
lebih muda.41 selain itu individu yang berumur tua berpotensi mengalami
penurunan fungsi fisiologis, fisik maupun mental sehingga kemampuan
menyerap ilmu juga menurun jika dibandingkan dengan individu usia muda.42
Apabila pemenuhan kebutuhan individu berumur tua tidak sesuai dengan
harapan maka akan menimbulkan perasaan tidak puas dan cenderung akan
mengalami stres kerja.43
Pada penelitian ini, kisaran umur responden adalah 21-38 tahun. Dari
hasil penelitian dapat diketahui bahwa sebagian besar responden merupakan
kelompok umur muda (≤ 30 tahun) yaitu 76,7%. Perbedaan umur dapat
menjadi faktor yang membedakan cara menanggapi tekanan saat bekerja.
3. Masa Kerja
Salah satu faktor lain yang mempengaruhi pola pikir dan cara bekerja
seseorang merupakan pengalaman dalam bekerja dan masa kerja. Masa
kerja adalah lama kerja seseorang dalam suatu bagian pekerjaannya.
Karyawan yang telah bekerja diatas 5 tahun biasanya memiliki tingkat
kejenuhan yang lebih tinggi dari pada karyawan yang baru bekerja. Sehingga
dengan adanya kejenuhan tersebut dapat menyebabkan stres dalam bekerja.
Namun apabila ditanggapi dengan positif, masa kerja yang lama dapat
56
4. Tuntutan Tugas
Tuntutan tugas merupakan salah satu faktor yang berkaitan dengan
pekerjaan seorang karyawan dan akibatnya dapat memberikan tekanan pada
seseorang jika tuntutan tugas yang didapat dirasa berlebihan.29 Dalam
penelitian ini tuntutan tugas merupakan faktor yang diukur berdasarkan
persepsi responden terkait beban kerja dan waktu kerja yang dirasakan oleh
responden. Tanggung jawab untuk menyelesaikan target perusahaan sesuai
dengan waktu kerja normal dapat mengakibatkan terjadinya stres kerja. Waktu
kerja yang dirasa kurang, dapat membuat responden harus menyelesaikan
pekerjaannya dengan menambah waktu kerja. Hal itu mengakibatkan
kurangnya waktu istirahat bagi responden yang nantinya akan memicu
terjadinya stres kerja.
Pada penelitian ini, dapat diketahui bahwa sebagian besar responden
memiliki tuntutan tugas yang baik, yaitu 53,3%. Persepsi responden tentang
beban kerjanya yang dirasa biasa saja dikarenakan responden sudah terbiasa
dengan pekerjaannya yang banyak sehingga dianggap sudah menjadi hal
biasa dalam pekerjaan. Namun upaya pengendalian stres kerja seharusnya
juga dapat dilakukan oleh BPJS untuk mengurangi tingkat stres kerja
responden dengan tuntutan tugasnya yang sangat banyak.
5. Pengembangan Karir
Dalam menjalankan suatu pekerjaan, stres dapat mencerminkan naik
turunnya karir seseorang. Seseorang yang bekerja pasti memiliki harapan
terkait pekerjaannya, misalnya karir yang selalu mengalami peningkatan.
57
B. Analisis Bivariat
1. Hubungan antara umur dengan stres kerja
Secara umum, karyawan berumur tua biasanya akan merasa lebih cepat
lelah dan tidak dapat bergerak secara gesit saat bekerja, sementara karyawan
berumur muda masih sanggup melakukan pekerjaan yang berat sehingga
secara fisik masih dapat bergerak gesit saat bekerja.45 Karyawan berumur tua
lebih mudah mengalami stres akibat tanggung jawab dan beban kerja yang
besar. Perbedaan tingkat stres berdasarkan umur ini dipengaruhi oleh
kemampuan manajemen stres sehingga menghasilkan tingkat stres yang
berbeda.42
Berdasarkan hasil penelitian hubungan antara umur dengan stres kerja
pada responden dapat diketahui bahwa tidak ada hubungan yang signifikan
antara umur dengan stres kerja. Dari hasil tabulasi silang menunjukkan bahwa
responden berumur tua (> 30 tahun) sebesar 57,1% mengalami stres kerja,
sedangkan responden berumur muda (≤ 30 tahun) sebesar 56,5% tidak
mengalami stres kerja. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian tentang
faktor-faktor yang berhubungan dengan stres kerja pada karyawan bagian
produksi di PT X menunjukkan tidak adanya hubungan antara umur dengan
stres kerja. Hal ini disebabkan karena karyawan berumur muda memiliki
kondisi fisik yang lebih kuat, gerakan yang lebih gesit serta penglihatan dan
pendengaran yang lebih tajam. Sedangkan karyawan yang berumur tua
memiliki potensi penurunan kondisi fisik yang lebih tinggi sehingga
kemampuan menerima ilmu juga menurun. Namun untuk beberapa pekerjaan
lain, faktor umur yang semakin tua semakin menambah pengalaman bekerja
sehingga kemampuan manajemen stres juga semakin baik. Hal ini membuat
faktor umur dapat memicu terjadinya stres.46
Berdasarkan hasil wawancara, responden yang berumur tua merasa
kondisi fisik sudah mulai menurun dan kesulitan dalam mengerjakan target
perusahaan sehingga membebani secara mental, sedangkan responden yang
berumur muda merasa masih sanggup mengerjakan target perusahaan
meskipun terkadang merasa lelah dan bosan dengan pekerjaan yang
monoton.
60
memiliki struktur dan iklim organisasi yang kurang baik sebesar 50%
mengalami stres kerja dan 50% tidak mengalami stres kerja, sedangkan
responden yang memiliki struktur dan iklim organisasi yang baik sebesar
54,5% tidak mengalami stres kerja. Hasil penelitian ini sesuai dengan
penelitian Azizah Musliha Fitri tentang analisis faktor-faktor yang berhubungan
dengan stres kerja pada karyawan bank di Bank BMT menunjukkan tidak
adanya hubungan antara struktur dan iklim organisasi dengan stres kerja.
Peneliti menulis peran serta karyawan dalam pengambilan keputusan di Bank
BMT sudah cukup baik. Karyawan selalu dilibatkan dalam pengambilan
keputusan dan selalu dapat memberikan usulan pada atasan. 4
Berdasarkan hasil wawwancara, responden merasa struktur dan iklim
organisasi yang ada di kantor tidak mengeluarkan peraturan yang membatasi
responden dalam berpartisipasi untuk pengambilan keputusan serta
memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam bekerja. Sehingga hal ini
menunjukkan perusahaan memberikan kesempatan pada responden untuk
berpartisipasi aktif.
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian hasil penelitian dan pembahasan mengenai stres
kerja pada Karyawan Bagian Kepesertaan BPJS Kesehatan Ungaran didapat
kesimpulan sebagai berikut:
1. Sebagian besar kelompok umur Karyawan Bagian Kepesertaan BPJS
Kesehatan Ungaran adalah kelompok umur muda (≤ 30 Tahun) (76,7%).
2. Sebagian besar masa kerja Karyawan Bagian Kepesertaan BPJS Kesehatan
Ungaran adalah masa kerja baru (≤ 5 Tahun) (70%).
3. Tuntutan tugas yang dialami oleh Karyawan Bagian Kepesertaan BPJS
Kesehatan Ungaran baik (53,3%).
4. Pengembangan karir yang dialami oleh Karyawan Bagian Kepesertaan BPJS
Kesehatan Ungaran kurang baik (56,7%).
5. Peran individu dalam organisasi yang dialami oleh Karyawan Bagian
Kepesertaan BPJS Kesehatan Ungaran kurang baik (53,3%).
6. Struktur dan iklim organisasi yang dialami oleh Karyawan Bagian Kepesertaan
BPJS Kesehatan Ungaran baik (73,3%).
7. Hubungan dalam pekerjaan yang dialami oleh Karyawan Bagian Kepesertaan
BPJS Kesehatan Ungaran baik (86,7%).
8. Sebagian besar Karyawan Bagian Kepesertaan BPJS Kesehatan Ungaran
tidak mengalami stres kerja (53,3%).
9. Tidak ada hubungan antara umur dengan stres kerja pada Karyawan Bagian
Kepesertaan BPJS Kesehatan Ungaran (p=0,526).
10. Tidak ada hubungan antara masa kerja dengan stres kerja pada Karyawan
Bagian Kepesertaan BPJS Kesehatan Ungaran (p=0,151).
11. Ada hubungan antara tuntutan tugas dengan stres kerja pada Karyawan
Bagian Kepesertaan BPJS Kesehatan Ungaran (p=0,010).
12. Tidak ada hubungan antara pengembangan karir dengan stres kerja pada
Karyawan Bagian Kepesertaan BPJS Kesehatan Ungaran (p=0,127).
13. Ada hubungan antara peran individu dalam organisasi dengan stres kerja
pada Karyawan Bagian Kepesertaan BPJS Kesehatan Ungaran (p=0,010).
66
67
14. Tidak ada hubungan antara struktur dan iklim organisasi dengan stres kerja
pada Karyawan Bagian Kepesertaan BPJS Kesehatan Ungaran (p=0,825).
15. Tidak ada hubungan antara hubungan dalam pekerjaan dengan stres kerja
pada Karyawan Bagian Kepesertaan BPJS Kesehatan Ungaran (p=0,351).
B. Saran
1. Bagi BPJS Kesehatan Ungaran
a. Melakukan kegiatan rekreasi bersama seperti outbond di hari off yaitu
Sabtu Minggu sebagai bentuk pemulihan untuk mengurangi tingkat stres
karyawan.
b. Memberikan kejelasan peran/jobdesk pada saat kegiatan evaluasi tiap
minggu agar karyawan memahsami dengan jelas peran dan tugasnya.
2. Bagi Karyawan Bagian Kepesertaan BPJS Kesehatan Ungaran
Melakukan olahraga teratur seperti senam di rumah agar kondisi tubuh
karyawan selalu relax saat bekerja dan dapat mengurangi tingkat stres di
tempat kerja.
3. Bagi Peneliti Lain
a. Peneliti selanjutnya dapat menggabungkan metode kuantitatif dan kualitatif
pada penelitian untuk mengetahui lebih mendalam tentang stres kerja yang
dialami oleh karyawan bagian kepesertaan.
b. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat meneliti di bagian/unit lain di BPJS
Kesehatan Ungaran.
c. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat meneliti faktor lain yang dapat
mempengaruhi stres kerja.
DAFTAR PUSTAKA
11. Noor NN, Rahardjo K, Ruhana I. Pengaruh Stres Kerja Dan Kepuasan Kerja
Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Pada Karyawan PT Jasa Raharja
(Persero) Cabang JawaTimur di Surabaya). J Adm Bisnis. 2016;31(1):9–15.
13. Agustiyanti. Peserta BPJS Kesehatan Baru Tembus 181 Juta. CNN
Indonesia. 2017.
14. Dinkes Kota Semarang. Profil Kesehatan Kota Semarang 2016. Dinas
Kesehatan Kota Semarang. 2016.
68
69
19. Lindawati R. Work Stress ( Stres Kerja ). Widyaiswara Pusdiklat Bea dan
Cukai. 2008;20:1–8.
20. World Health Organization. Work organisation and Stress. Prot Work Heal.
2003;(3):1–27.
23. Lumban Gaol NT. Teori Stres: Stimulus, Respons, dan Transaksional. Bul
Psikol [Internet]. 2016;24(1):1. Tersedia pada:
https://jurnal.ugm.ac.id/buletinpsikologi/article/view/11224
24. Dr. Hj. Siti Patimah MP. Manajemen Stres Perspektif Pendidikan Islam.
Bandung: Alfabeta Bandung; 2016. 1-22 hal.
27. Russeng S, Usman M, Saleh L. Stres Kerja pada Perawat di Instalasi Rawat
Inap Rumah Sakit Dr. Tadjuddin Chalid. Media Kesehatan Masyarakat
Indonesia, Vol. 3 No. 1 Juli 2007 Universitas Hasanudin.; 2007.
31. Greenberg JS. Comprehensive Stress Management 8th ed. New York:
McGrawHill; 2004.
35. Sri I, Suhardi. Validitas dan Reliabilitas General Health Questionnaire untuk
Skrining Distres Psikologik dan Disfungsi Sosial di Masyarakat. Penelit
Kesehat. 2006;34(4):161–73.
36. Goldberg DP, Gater R, Sartorius N, Ustun TB, Piccinelli M, Gureje O, et al.
The validity of two versions of the GHQ in the WHO study of mental illness
in general health care. Psychol Med. 1997;27(1):191–7.
43. Saina N. Konfilik, Stres Kerja dan Kepuasan Kerja Pengaruhnya Terhadap
Kinerja Pegawai Pada Universitas Khairun Ternate. J Stres Kerja.
2013;1(3):739–49.
45. Tri W. Pengaruh Stres Kerja Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Pada
Karyawan Majalah Mother and Baby). Ilm Prodi Manaj Univ Pamulang.
2017;4(2):41–55.
46. Prabowo YF. Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Stres Kerja pada
Bagian Produksi Industri Mebel PT. Chia Jiann Indonesia Furniture di
Wedelan Jepara Tahun 2009. Kesehat Masy. 2010;70.
50. Wijono S. Pengaruh Kepribadian Type A dan Peran Terhadap Stres Kerja
Manajer Madya. Psikologi. 2006;8(3):188–97.
51. Runtu DYN, Widyarini MMN. Iklim organisasi, stres kerja, dan kepuasan
kerja pada perawat. Univ Gunadarma. 2010;2(2):150.
55. Lutfiyah. Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi stres kerja pada polisi
lalu lintas. Psikologi. 2011;15(3):117–9.
72
LAMPIRAN
L-1
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Kat_TT
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Kat_PK
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Kat_SIO
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Kat_HDP
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Crosstab
Kat_StresKerja
Tua Count 4 3 7
Crosstab
Kat_StresKerja
Lama Count 6 3 9
Kat_StresKerja
Total Count 14 16 30
Crosstab
Kat_StresKerja
Kat_StresKerja
Total Count 14 16 30
Crosstab
Kat_StresKerja
Total Count 14 16 30
Kat_StresKerja
Tidak
Stres Stres Total
Kurang Count 3 7 10
Baik % within 30.0% 70.0% 100.0%
Kat_HubunganPekerja
an
Median 20.00
Variance 5.338
Minimum 16
Maximum 24
Range 8
Interquartile Range 3
Median 14.00
Variance .783
Minimum 11
Maximum 16
Range 5
Interquartile Range 1
Nama :
Umur :
Alamat :
No. HP :
Semarang, 2018
Peneliti Responden
Lampiran 4 Angket
Petunjuk Pengisian Angket :
A. Karakteristik Responden
1. Nama responden :
2. Umur : tahun
3. Jenis Kelamin : Laki-laki / Perempuan
4. Status Pernikahan : Menkah / Belum Menikah
5. Pendidikan : SD / SMP / SMA / PT / … …
6. Masa Kerja : tahun
B. Tuntutan Tugas16,17