Anda di halaman 1dari 156

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN

PARTISIPASI KADER DALAM


PENYELENGGARAAN KELAS IBU HAMIL DI
KELURAHAN NGESREP KOTA SEMARANG

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat


untuk mencapai gelas Sarjana Kesehatan Masyarakat
dengan Peminatan Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku

Oleh :
LINDA AGUSTINAWATI
NIM : 25010113130216

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2017
© 2017
Hak cipta ada pada penulis

ii
HALAMAN PENGESAHAN

Nama : LINDA AGUSTINAWATI


NIM : 25010113130216

Judul Skripsi

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PARTISIPASI KADER


DALAM PENYELENGGARAAN KELAS IBU HAMIL DI KELURAHAN
NGESREP KOTA SEMARANG

Skripsi Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro ini


telah selesai dibuat tanggal 11 September 2017 dan dinyatakan sah karena telah
dipertahankan dihadapan penguji pada tanggal 18 September 2017.

Pembimbing Pendamping Pembimbing Utama

drs. Syamsulhuda BM, M.Kes


NIP. 196610191993031001 Besar Tirto Husodo, S.Sos, M.Kes
NIP. 197003062001121002

Penguji

Dr. dr. Bagoes Widjanarko, MPH


NIP. 196211021991031002

Semarang, 18 September 2017


Dekan
Fakultas Kesehatan Masyarakat

Hanifa Maher Denny, SKM., MPH, Ph.D.


NIP. 196901021994032001
iii
HALAMAN PERSETUJUAN

Nama : LINDA AGUSTINAWATI


NIM : 25010113130216

Judul Skripsi

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PARTISIPASI KADER


DALAM PENYELENGGARAAN KELAS IBU HAMIL DI KELURAHAN
NGESREP KOTA SEMARANG

Skripsi Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro ini


telah selesai dibuat tanggal 11 September 2017 dan pada tanggal 13 September
2017 disetujui Pembimbing Utama dan Pembimbing Pendamping untuk diujikan.

Pembimbing Utama

Besar Tirto Husodo, S.Sos, M.Kes


NIP. 197003062001121002

Pembimbing Pendamping

drs. Syamsulhuda BM, M.Kes


NIP. 196610191993031001

iv
HALAMAN PERSEMBAHAN

“Pemilik Hari Pembalasan.”


(Al Fatihah : 4)

“Konsekuensi tahu adalah beramal.”

Penulis mempersembahkan karya ini kepada orang-orang yang selalu


mengalirkan doa, cinta, dan kasih sayang kepada penulis
1. Ibu Iswati dan Bapak Sarwono yang selalu memberikan doa dan restu kepada
penulis.
2. Beny Kiswanto dan Sri Nuraini Aisyiyahti yang selalu memberikan doa dan
dukungan kepada penulis.
3. Choirun Raja Akhyarulloh dan Nuraini Nala Ratu Beny yang selalu menjadi
kegembiraan dan curahan sayang bagi penulis.

v
RIWAYAT HIDUP

Nama : Linda Agustinawati


Tempat/ Tanggal Lahir : Blora, 01 Agustus 1995
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Jalan Dumai No.55 Balun, Cepu
Pendidikan
1. 2001-2007 : SD Negeri 3 Cepu
2. 2007-2010 : SMP Negeri 3 Cepu
3. 2010-2013 : SMA Negeri 1 Semarang
4. 2013-2017 : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Diponegoro Semarang

vi
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanahu wa ta ala yang


telah melimpahkan cinta dan ridho-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi yang berjudul “Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Partisipasi Kader
dalam Penyelenggaraan Kelas Ibu Hamil di Kelurahan Ngesrep Kota Semarang”.
Penulis menyadari bahwa tanpa adanya do’a dan dukungan dari berbagai pihak
skripsi ini tidak akan terselesaikan dengan baik. Oleh karena itu pada kesempatan
ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada :
1. Ibu Hanifa Maher Denny, SKM., MPH, Ph.D. selaku Dekan Fakultas
Kesehatan Masyarakat
2. Bapak Besar Tirto Husodo, S.Sos, M.Kes selaku dosen pembimbing utama
yang telah memberikan bimbingan, arahan, saran, dan dukungan dalam
penyusunan skripsi.
3. Bapak drs. Syamsulhuda BM, M.Kes selaku dosen pembimbing pendamping
yang telah memberikan bimbingan, arahan, saran, dan dukungan dalam
penyusunan skripsi.
4. Bapak Dr. dr. Bagoes Widjanarko, MPH selaku penguji yang telah
memberikan saran dan bimbingan untuk perbaikan dan kesempurnaan
skripsi.
5. Segenap dosen dan staf Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Diponegoro yang telah memberikan ilmu dan dukungan kepada penulis.
6. Puskesmas Ngesrep dan Kelurahan Ngesrep yang memberikan izin penelitian
dan bantuan kepada penulis.
7. Seluruh responden penelitian yang telah bersedia untuk diwawancara oleh
penulis.
8. Orang tua tercinta (Ibu Iswati dan Bapak Sarwono) yang selalu memberikan
doa, semangat, dan motivasi kepada penulis dalam penyusunan skripsi.
9. Keluarga tersayang Beny Kiswanto, Sri Nuraini Aisyiyahti, Choirun Raja
Akhyarulloh, dan Nuraini Nala Ratu Beny yang selalu memberikan doa,
semangat, dan motivasi kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.
10. Sahabat terbaik, Maulida Dewi Firdaus Abdullah, yang selalu memberikan
dukungan dan doa kepada penulis dalam penyusunan skripsi serta selalu
menjadi pendengar bagi penulis.
vii
11. Sahabat Delapan (Erika Kusuma Hastuti, Ratnaningtyas Ayu Mardani, Devita
Nur Aprilia, Ummi Khairunisa, Nova Adiani Priastari, Yayan Adhanudin, dan
Muhammad D. Habibie) yang memberikan dukungan, tempat bermain, dan
berbagi cerita selama di Semarang.
12. Sahabat Wisuda 2017 (Dita Roykhana Nabella Nur, Anik Widyastuti, dan
Hanna Nur Islami) yang selalu memotivasi penulis dalam penyusunan skripsi
dan tempat bertukar cerita.
13. Sahabat Zalfa (Teh Hani, Ummi, PU, Finna, dan Hillary) yang menjadi
lingkaran pertama penulis.
14. Sahabat Ekspresif (Mba Fasyiah, Ummi, Ayu, Zya, Silma, dan Kirana) yang
menjadi lingkaran kedua penulis.
15. Sahabat Menunggu Ajal (Mba Fasyiah, Ayu, Zya, Nana, Lirih, dan Dhita) yang
menjadi lingkaran ketiga penulis.
16. Sahabat Muntijah (Bu Maya, Nana, Lirih, Ayu, Lilis, Lisanti, Endang, Tu’ti, dan
Ryan) yang menjadi lingkaran keempat penulis.
17. Erika Kusuma Hastuti, Tatha Anggraini, Dita Roykhana NN, Febri Iswanto,
Ratnaningtyas Ayu M dan 16 Revolution Maker PKIP FKM UNDIP serta
teman-teman seperjuangan FKM UNDIP 2013, yang memberikan dukungan
kepada penulis.
18. LEGOKSARI TERSENYUM (Mei Fadillah, Rahmawati, Khifdiatullutfiah, Nurul
Muawanah, Zio Zulkarnaein, Rifqi Rieza, Samsir Amrudin, dan Yoga Winantyo
Wismono) yang memberikan dukungan kepada penulis.
19. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
memberikan dukungan dalam penyusunan skripsi.

Semarang, 18 September 2017


Penulis

viii
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
PEMINATAN PENDIDIKAN KESEHATAN DAN ILMU PERILAKU
2017

ABSTRAK
LINDA AGUSTINAWATI
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PARTISIPASI KADER
DALAM PENYELENGGARAAN KELAS IBU HAMIL DI KELURAHAN
NGESREP KOTA SEMARANG
xvii + 101 halaman + 41 tabel + 3 gambar + 5 lampiran

Kelas Ibu Hamil merupakan sarana belajar kelompok tentang kesehatan ibu yang
tidak terlepas dari peran kader. Berdasarkan hasil penelitian terdapat 34
responden (52,3%) yang berpartisipasi aktif dalam penyelenggaraan Kelas Ibu
Hamil dan sebanyak 31 responden (42,7%) kurang aktif berpartisipasi dalam
penyelenggaraan Kelas Ibu Hamil. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan partisipasi kader dalam
penyelenggaraan Kelas Ibu Hamil. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan partisipasi kader dalam
penyelenggaraan Kelas Ibu Hamil. Hipotesis yang diajukan yaitu ada hubungan
antara variabel bebas dan variabel terikat dalam penelitian. Subjek dalam
penelitian ini adalah kader posyandu yang ada di wilayah kerja Kelurahan Ngesrep
berjumlah 65 orang. Metode pengumpulan data adalah dengan menggunakan
kuesioner. Penelitian ini menggunakan analisis data univariat, bivariat dan
multivariat. Teknik analisis data yang digunakan adalah uji Chi Square (taraf
signifikasi=0,05). Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor yang
berhubungan dengan partisipasi kader dalam penyelenggaraan Kelas Ibu Hamil
adalah usia (p=0,034), sikap (p=0,000), ketersediaan informasi (p=0,004),
dukungan keluarga (p=0,000), dukungan tokoh masyarakat (p=0,019), dan
dukungan petugas kesehatan (p=0,023). Variabel yang berpengaruh terhadap
partisipasi kader dalam penyelenggaraan Kelas Ibu Hamil adalah dukungan
keluarga (p=0,001) dan (OR=30,985). Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa
terdapat 6 dari 13 variabel terikat yang berhubungan dan 1 variabel yang
berpengaruh dengan partisipasi kader dalam penyelenggaraan Kelas Ibu Hamil
dan sebagian besar responden (52%) aktif berpartisipasi dalam penyelenggaraan
Kelas Ibu Hamil. Saran untuk penelitian ini adalah perlu adanya dukungan dari
keluarga baik dukungan emosional, instrumental, maupun penghargaan.

Kata Kunci : Kelas Ibu Hamil, Kader, Partisipasi


Kepustakaan : 67 (1996-2017)

ix
FACULTY OF PUBLIC HEALTH
DIPONEGORO UNIVERSITY
SEMARANG
MAJORING IN HEALTH EDUCATION AND BEHAVIOR SCIENCE
2017

ABSTRACT

LINDA AGUSTINAWATI
FACTORS RELATED TO THE PARTICIPATION OF CADRES IN THE
PROMOTION OF ANTENATAL CLASSES
xvii + 101 pages + 41 tables + 3 images + 5 attachments

Antenatal Classes are a group learning facilities about maternal health that can not
be separated from the role of cadres. Based on the result of the research, there
were 52,3% respondents who actively participated in the implementation of
Antenatal Classes and 42,7% respondents less actively participated in the
implementation of Antenatal Classes. The purpose of this research is to know the
factors related to the participation of cadres in the implementation of the Antenatal
Classes. The purpose of this study was to analyze factors related to cadre
participation in the implementation of Antenatal Classes. The hypothesis proposed
that there is a relationship between independent variables and dependent variable
in research. Subjects in this study were posyandu cadres in the work area of
Ngesrep Village amounted to 65 people. The method of data collection used is a
questionnaire. This study was using univariate, bivariate, and multivariate data
analysis. Data analysis technique used is a Chi-Square test (significance
level=0,05). The results showed that factors related to the participation of cadres
in the implementation of Antenatal Classes were age (p=0,034), attitude (p=0,000),
availability of information (p=0,004), family support (p=0,000), community support
(p=0,019), and health officer support (p=0,023). The variables that influence the
participation of cadres in the implementation of Antenatal Classes is family support
(p=0,001) and (OR=30,985). From this research, it can be concluded that there are
6 of 13 related dependent variables and 1 variable influencing the participation of
cadres in the implementation of Antenatal Classes and most respondents (52%)
actively participate in the implementation of Antenatal Classes. Suggestions for
this research are the need for support from family either emotional support,
instrumental, or award.

Keywords : Antenatal Classes, Cadre, Participation


Literature : 67 (1996-2017)

x
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i


HALAMAN HAK CIPTA........................................................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................................. iii
HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................................iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................... v
RIWAYAT HIDUP ................................................................................................vi
KATA PENGANTAR ........................................................................................... vii
ABSTRAK ............................................................................................................ix
ABSTRACT ......................................................................................................... x
DAFTAR ISI .........................................................................................................xi
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xvi
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xvii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................................... 1
B. Perumusan Masalah ................................................................................ 8
C. Tujuan Penelitian...................................................................................... 8
D. Manfaat Penelitian.................................................................................... 9
E. Ruang Lingkup ....................................................................................... 10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kelas Ibu Hamil ...................................................................................... 11
1. Pengertian ......................................................................................... 11
2. Tujuan ............................................................................................... 11
3. Sumber Daya Program ...................................................................... 12
4. Tahapan Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil ............................................. 13
5. Persiapan Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil ........................................... 14
6. Saran Prasarana................................................................................ 14
7. Indikator Keberhasilan Kelas Ibu Hamil ............................................. 15
B. Kehamilan Risiko Tinggi ......................................................................... 15
1. Pengertian ......................................................................................... 16
2. Kriteria Kehamilan Risiko Tinggi ........................................................ 16

xi
C. Kader ..................................................................................................... 17
1. Pengertian ......................................................................................... 17
2. Persyaratan Kader Posyandu ............................................................ 17
3. Peran Kader Posyandu sebagai Pelaku Penggerakan Masyarakat.... 17
4. Peran Tambahan ............................................................................... 18
5. Fungsi Kader ..................................................................................... 18
6. Tugas Kader di Luar Kegiatan Posyandu ........................................... 18
7. Peran Kader dalam Kelas Ibu Hamil .................................................. 19
D. Partisipasi .............................................................................................. 19
1. Pengertian ........................................................................................ 19
2. Tingkat Partisipasi ............................................................................ 19
3. Faktor Penyebab Rendahnya Partisipasi .......................................... 20
E. Perilaku .................................................................................................. 20
1. Pengertian ....................................................................................... 20
2. Perilaku Kesehatan ......................................................................... 21
3. Ranah Perilaku ................................................................................ 21
F. Teori Perilaku ......................................................................................... 23
G. Kerangka Teori....................................................................................... 25
H. Kerangka Aplikasi .................................................................................. 26
BAB III METODE PENELITIAN
A. Kerangka Konsep................................................................................... 27
B. Hipotesis Penelitian ................................................................................ 28
C. Jenis dan Rancangan Penelitian ............................................................ 28
D. Populasi dan Sampel ............................................................................. 29
E. Variabel Penelitian ................................................................................. 31
F. Definisi Operasional ............................................................................... 33
G. Sumber Data Penelitian ......................................................................... 39
H. Instrumen Penelitian .............................................................................. 39
I. Uji Coba Kuesioner ................................................................................ 39
J. Pengumpulan Data ................................................................................ 40
K. Pengolahan dan Analisis Data ............................................................... 40
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ....................................................... 42
1. Kondisi Geografis .............................................................................. 42
xii
2. Kondisi Demografi ............................................................................. 42
3. Sarana Kesehatan ............................................................................. 42
B. Analisis Univariat.................................................................................... 42
C. Analisis Bivariat ...................................................................................... 58
D. Analisis Multivariat ................................................................................. 68
BAB V PEMBAHASAN
A. Partisipasi Kader dalam Penyelenggaraan Kelas Ibu Hamil ................... 70
B. Karakteristik Responden ........................................................................ 72
C. Variabel yang Berhubungan ................................................................... 73
D. Variabel yang Tidak Berhubungan.......................................................... 86
BAB VI KESIMPULAN SARAN
A. Kesimpulan ............................................................................................ 95
B. Saran ..................................................................................................... 96
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

xiii
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Pembagian sampel penelitian setiap posyandu di Kelurahan Ngesrep


Kota Semarang .................................................................................. 31
Tabel 3.2 Definisi Operasional .......................................................................... 33
Tabel 4.1 Distiribusi Frekuensi Kategori Usia Responden ................................. 43
Tabel 4.2 Distiribusi Frekuensi Pendidikan Responden .................................... 43
Tabel 4.3 Distiribusi Frekuensi Kategori Pendidikan Responden ...................... 44
Tabel 4.4 Distiribusi Frekuensi Pekerjaan Responden ...................................... 44
Tabel 4.5 Distiribusi Frekuensi Kategori Pekerjaan Responden ........................ 44
Tabel 4.6 Distiribusi Frekuensi Kategori Masa Responden ............................... 45
Tabel 4.7 Distiribusi Frekuensi Kategori Keiktsertaan di Organisasi Lain .......... 45
Tabel 4.8 Distiribusi Frekuensi Kategori Pengetahuan Responden ................... 46
Tabel 4.9 Distiribusi Frekuensi Jawaban Pengetahuan Responden .................. 46
Tabel 4.10 Distiribusi Frekuensi Kategori Sikap Responden ............................. 48
Tabel 4.11 Distiribusi Frekuensi Jawaban Sikap Responden ............................ 49
Tabel 4.12 Distiribusi Frekuensi Kategori Keterjangkauan Akses ..................... 50
Tabel 4.13 Distiribusi Frekuensi Jawaban Keterjangkauan Akses .................... 50
Tabel 4.14 Distiribusi Frekuensi Kategori Keterjangkauan Biaya ...................... 51
Tabel 4.15 Distiribusi Frekuensi Jawaban Keterjangkauan Biaya ..................... 51
Tabel 4.16 Distiribusi Frekuensi Kategori Ketersediaan Informasi .................... 51
Tabel 4.17 Distiribusi Frekuensi Jawaban Ketersediaan Informasi ................... 52
Tabel 4.18 Distiribusi Frekuensi Kategori Dukungan Keluarga.......................... 52
Tabel 4.19 Distiribusi Frekuensi Jawaban Dukungan Keluarga......................... 53
Tabel 4.20 Distiribusi Frekuensi Kategori Dukungan Tokoh Masyarakat ........... 53
Tabel 4.21 Distiribusi Frekuensi Jawaban Dukungan Tokoh Masyarakat .......... 54
Tabel 4.22 Distiribusi Frekuensi Kategori Dukungan Petugas Kesehatan ......... 54
Tabel 4.23 Distiribusi Frekuensi Jawaban Dukungan Petugas Kesehatan ........ 55
Tabel 4.24 Distiribusi Frekuensi Kategori Partisipasi ........................................ 56
Tabel 4.25 Distiribusi Frekuensi Jawaban Partisipasi ....................................... 56
Tabel 4.26 Analisis hubungan antara usia responden dengan partisipasi kader
dalam penyelenggaraan Kelas Ibu Hamil......................................... 58
Tabel 4.27 Analisis hubungan antara pendidikan responden dengan partisipasi
kader dalam penyelenggaraan Kelas Ibu Hamil ............................... 59
xiv
Tabel 4.28 Analisis hubungan antara pekerjaan responden dengan partisipasi
kader dalam penyelenggaraan Kelas Ibu Hamil ............................... 60
Tabel 4.29 Analisis hubungan antara masa kerja responden dengan partisipasi
kader dalam penyelenggaraan Kelas Ibu Hamil ............................... 60
Tabel 4.30 Analisis hubungan antara keikutsertaan di organisasi lain dengan
partisipasi kader dalam penyelenggaraan Kelas Ibu Hamil .............. 61
Tabel 4.31 Analisis hubungan antara pengetahuan responden dengan partisipasi
kader dalam penyelenggaraan Kelas Ibu Hamil ............................... 62
Tabel 4.32 Analisis hubungan antara sikap responden dengan partisipasi kader
dalam penyelenggaraan Kelas Ibu Hamil......................................... 62
Tabel 4.33 Analisis hubungan antara keterjangkauan akses responden dengan
partisipasi kader dalam penyelenggaraan Kelas Ibu Hamil .............. 63
Tabel 4.34 Analisis hubungan antara keterjangkauan biaya responden dengan
partisipasi kader dalam penyelenggaraan Kelas Ibu Hamil .............. 64
Tabel 4.35 Analisis hubungan antara ketersediaan informasi responden dengan
partisipasi kader dalam penyelenggaraan Kelas Ibu Hamil .............. 64
Tabel 4.36 Analisis hubungan antara dukungan keluarga responden dengan
partisipasi kader dalam penyelenggaraan Kelas Ibu Hamil .............. 65
Tabel 4.37 Analisis hubungan antara dukungan tokoh masyarakat dengan
partisipasi kader dalam penyelenggaraan Kelas Ibu Hamil .............. 66
Tabel 4.38 Analisis hubungan antara dukungan petugas kesehatan dengan
partisipasi kader dalam penyelenggaraan Kelas Ibu Hamil .............. 66
Tabel 4.39 Analisis bivariat faktor-faktor yang berhubungan dengan partisipasi
kader dalam penyelenggaraan Kelas Ibu Hamil ............................... 67
Tabel 4.40 Analisis multivariat faktor-faktor yang berhubungan dengan partisipasi
kader dalam penyelenggaraan Kelas Ibu Hamil ............................... 68

xv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Teori Precede-Proceed .................................................. 25


Gambar 2.2 Kerangka Teori Perubahan Perilaku Lawrence Green ................... 26
Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian .......................................................... 27

xvi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Informed Consent .............................................................................. L1


Lampiran Kuesioner ........................................................................................... L2
Lampiran Surat Ijin Penelitian ............................................................................ L3
Lampiran Output ................................................................................................ L4
Lampiran Dokumentasi ...................................................................................... L5

xvii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Angka Kematian Ibu di Provinsi Jawa Tengah pada Tahun 2015
Triwulan Ke 3 ditemukan sebanyak 437 kasus. Jumlah kematian ibu di Kota
Semarang pada tahun 2015 sebanyak 35 kasus dari 27.334 jumlah kelahiran
hidup atau sekitar 128,05 per 100.000 KH.1 Angka Kematian Ibu mengalami
kenaikan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya sehingga Kota
Semarang menduduki peringkat kedua tertinggi kematian ibu se-Jawa Tengah
pada tahun 2015.2
Faktor penyebab dari kematian ibu dapat dibagi menjadi dua kelompok
yaitu penyebab langsung dan penyebab tidak langsung. Penyebab langsung
kematian ibu yaitu faktor yang berhubungan dengan komplikasi kehamilan,
persalinan, dan nifas seperti perdarahan, eklampsia atau gangguan akibat
tekanan darah tinggi selama kehamilan, partus lama, komplikasi aborsi, dan
infeksi. Penyebab tidak langsung kematian ibu yaitu faktor-faktor yang dapat
memperberat keadaan saat hamil seperti anemia, penyakit menular,
kekurangan energi kronis (KEK), tingkat sosial ekonomi, tingkat pendidikan,
faktor budaya, dan akses terhadap sarana kesehatan dan transportasi.3
Selain itu terdapat faktor empat terlalu (terlalu muda, terlalu tua, terlalu
sering melahirkan dan terlalu dekat jarak kelahiran) dan faktor tiga terlambat
(terlambat mengenali tanda bahaya dan mengambil keputusan, terlambat
mencapai fasilitas kesehatan dan terlambat dalam penanganan
kegawatdaruratan) yang menjadi penyebab tidak langsung terhadap kematian
ibu.4
Penyebab kematian ibu di Kota Semarang adalah eklampsia sebesar
34%, perdarahan sebesar 28%, karena penyakit sebesar 26% dan penyebab
lain sebesar 12% selain itu penyebab kematian ibu di Kota Semarang
dikarenakan meningkatnya jumlah ibu hamil dan ibu nifas yang memiliki risiko
tinggi yaitu meningkat menjadi 46% pada tahun 2015.1 Kehamilan risiko tinggi
adalah kehamilan yang dapat menyebabkan ibu hamil dan bayi menjadi sakit

1
2

dan/ atau meninggal, sebelum persalinan berlangsung.5 Kehamilan risiko


tinggi dapat memengaruhi optimalisasi ibu maupun janin pada kehamilan yang
dihadapi.6 Selain itu, rendahnya pengetahuan ibu dalam perawatan kesehatan
ibu saat hamil juga menjadi penyebab tingginya AKI di Indonesia.7
Berdasarkan data, penyebab kematian ibu karena eklampsia merupakan yang
terbanyak di Kota Semarang, pemantauan kehamilan secara teratur dapat
dilakukan untuk menjamin akses terhadap perawatan sederhana dan murah
sehingga dapat mencegah kematian ibu karena eklampsia.3
Sejak tahun 1990 Kementerian Kesehatan telah mencanangkan adanya
Safe Motherhood Initiative sebagai upaya dalam penurunan AKI di Indonesia.
Program tersebut bertujuan agar semua wanita mendapatkan perawatan agar
kehamilan dan persalinan selamat dan sehat. Upaya tersebut juga diharapkan
agar ibu dapat mengakses pelayanan kesehatan yang berkualitas. Adanya
upaya sarana kesehatan yang memadai adalah salah satu indikator derajat
kesehatan suatu negara. Sarana kesehatan dapat terdiri dari fasilitas
pelayanan kesehatan, sarana kefarmasian dan alat kesehatan, dan institusi
pendidikan kesehatan milik pemerintah yang menghasilkan tenaga
kesehatan.8
Selain itu, ada empat strategi utama bagi upaya penurunan AKI yaitu
meningkatkan akses dan cakupan pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru
lahir yang berkualitas dan cost effective; membangun kemitraan yang efektif
melalui kerjasama lintas program, lintas sektor, dan mitra lainnya; mendorong
pemberdayaan wanita dan keluarga melalui peningkatan pengetahuan dan
perilaku sehat; serta mendorong keterlibatan masyarakat dalam menjamin
penyediaan dan pemanfaatan pelayanan ibu dan bayi baru lahir.3
Upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan AKI yaitu
melalui pelayanan antenatal atau pelayanan kesehatan ibu saat selama masa
kehamilan di fasilitas kesehatan yang dilaksanakan secara komprehensif dan
terpadu yang mencakup upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.
Salah satu jenis pelayanan antenatal terpadu adalah kegiatan Komunikasi,
Informasi dan Edukasi (KIE). KIE yang efektif termasuk konseling yang
merupakan bagian dari pelayanan antenatal terpadu. KIE dapat diberikan
sejak kontak pertama untuk membantu penurunan AKI.4
3

Salah satu bentuk media KIE yang diharapkan dapat digunakan untuk
membantu ibu hamil dalam mengatasi masalahnya adalah Buku Kesehatan
Ibu dan Anak (KIA). Manfaat dari Buku KIA adalah memberi informasi tentang
kesehatan ibu dan anak mencakup imunisasi, pemenuhan kebutuhan gizi,
stimulasi perumbuhan dan perkembangan, serta upaya promotif dan preventif
deteksi dini masalah kesehatan ibu dan anak.9 Menurut penelitian Sandra di
Tangerang menyatakan bahwa 50% ibu membaca sedikit bagian buku KIA
dan 13,5% ibu telah membaca setengah bagian buku KIA.10
Penelitian Kusumayati dalam Sistiarani menyatakan bahwa 40% ibu di
Tanah Datar dan 57% di Padang Pariaman belum pernah membaca, atau
telah membaca setiap bagian buku KIA, atau hanya membaca sebagian kecil.
Selain itu, sekitar 22,4% ibu di Tanah Datar dan sekitar 27% ibu di Padang
Pariaman yang telah membaca buku KIA menemukan kesulitan dalam
memahami buku KIA.11 Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh
Sandra dan Kusumayati diketauhi bahwa masih terdapat ibu yang menemui
kesulitan dalam memahami buku KIA oleh karena itu salah satu strategi KIE
yang efektif dapat dilakukan dengan cara yang sistematis, menyeluruh, dan
dilakukan secara berkala serta berkesinambungan yaitu Kelas Ibu Hamil.10,11
Kelas Ibu Hamil adalah program yang digunakan untuk meningkatkan
pengetahuan ibu.7 Menurut Bloom pengetahuan adalah hasil tahu dari
penangkapan indera manusia. Pengetahuan termasuk domain yang penting
untuk terbentuknya perilaku manusia.12 Kelas Ibu Hamil yang merupakan
sarana untuk belajar bersama tentang kesehatan bagi ibu hamil, dalam bentuk
tatap muka secara kelompok yang bertujuan untuk meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan ibu tentang kehamilan, persalinan, nifas, KB
pasca persalinan, pencegahan komplikasi, perawatan bayi baru lahir dan
aktifitas fisik/ senam ibu hamil. Kegiatan yang dilakukan pada Kelas Ibu Hamil
adalah belajar bersama antar ibu hamil, berdiskusi dan bertukar pengalaman.7
Adanya Kelas Ibu Hamil memberikan manfaat yaitu meningkatkan
pengetahuan ibu sehingga dapat mengubah sikap dan tindakan tentang
pemeriksaan kehamilan agar nantinya ibu dan janin sehat; melakukan
persalinan yang aman, masa nifas yang nyaman, ibu selamat, bayi sehat;
pencegahan penyakit, komplikasi kehamilan, persalinan, dan nifas agar ibu
4

dan bayi sehat; perawatan bayi baru lahir agar tumbuh kembang optimal; dan
aktifitas fisik ibu hamil.7
Wanita yang mengalami kehamilan untuk pertama kali atau primigravida
dapat mengalami kecemasan baik selama masa hamil, saat menghadapi
persalinan, maupun saat setelah persalinan. Berbagai hal yang mereka
rasakan dari mulai khawatir tidak dapat menjaga kehamilannya hingga
komplikasi pada saat persalinan yang dapat menimbulkan kematian.13 Kelas
Ibu Hamil dapat dijadikan sarana belajar bagi ibu hamil untuk menambah
pengetahuan seputar kehamilan sehingga diharapkan dapat mengurangi
kecemasan yang dirasakan selama kehamilan. Sasaran Kelas Ibu Hamil
adalah ibu hamil dengan usia kehamilan seawal mungkin, suami/ keluarga,
kader, dan atau dukun yang ada di wilayah kerja setiap Kelas Ibu Hamil.7
Kelas Ibu Hamil memberikan manfaat bagi pesertanya, hal tersebut
dibuktikan oleh hasil penelitian Wijayanti yang menyatakan bahwa Kelas Ibu
Hamil efektif meningkatkan kemampuan dalam deteksi dini tanda bahaya
kehamilan dengan p value 0,000 pada α 0,05 dengan korelasi yang erat 0,765
dimana kemampuan ibu hamil dalam deteksi dini tanda bahaya kehamilan
meningkat setelah mengikuti Kelas Ibu Hamil dengan peningkatan sebanyak
33,3%.14 Selain itu, hasil penelitian dari Fibriana dan Azinar menyatakan
bahwa praktik pencegahan risiko dan komplikasi kehamilan oleh ibu hamil
menjadi lebih baik dan peserta Kelas Ibu Hamil di wilayah Kecamatan
Singorojo Kabupaten Kendal menjadi lebih intensif melakukan kunjungan
ANC setiap bulan ke Bidan Desa setempat.15
Jumlah Kelas Ibu Hamil yang ada di Kota Semarang menurut Dinas
Kesehatan Kota Semarang (DKK) teradapat di 37 puskesmas yang ada di
Kota Semarang dan terdapat di 177 kelurahan yang ada di Kota Semarang.
Kelas Ibu Hamil yang dibentuk oleh DKK dimulai pada tahun 2010.
Puskesmas Ngesrep adalah salah satu puskesmas yang memiliki jumlah ibu
hamil dengan risiko tinggi cukup banyak. Pada tahun 2016 ibu hamil dengan
risiko tinggi yang ada di wilayah kerja Puskesmas Ngesrep berjumlah 204
orang dimana jumlah tersebut melebihi target yang telah ditentukan oleh
Puskesmas Ngesrep yang berjumlah 138 orang. Puskesmas Ngesrep
memiliki tiga wilayah kerja yaitu Kelurahan Ngesrep, Kelurahan Sumurboto,
dan Kelurahan Tinjomoyo.
5

Kelurahan Ngesrep adalah kelurahan yang memiliki jumlah ibu hamil


dengan risiko tinggi terbanyak. Pada bulan Januari hingga April Tahun 2017
terdapat 82 ibu hamil dimana 26 ibu hamil mengalami kehamilan risiko tinggi.
Kelas Ibu Hamil yang diselenggarakan oleh Kelurahan Ngesrep dilakukan
setiap 3 bulan sekali dan di Puskesmas Ngesrep setiap 1 bulan sekali. Kelas
Ibu Hamil ini memiliki inovasi dalam pelaksanaannya yaitu selain adanya
senam ibu hamil juga diadakan senam yoga di setiap pelaksanaannya yang
dipimpin oleh petugas kesehatan dari Puskesmas Ngesrep.
Senam yoga yang diadakan adalah inovasi dari petugas yang telah
melakukan pelatihan senam yoga sehingga melalui pelatihan tersebut
petugas kesehatan berinovasi untuk memadukan senam yoga dengan senam
ibu hamil karena senam yoga pada ibu hamil bermanfaat untuk meningkatkan
kelenturan tubuh, mengurangi sakit punggung, mengurangi stress dan dapat
mengobati insomnia pada saat masa kehamilan. Pelatihan fasilitator Kelas Ibu
Hamil yang ada di wilayah kerja Puskesmas Ngesrep sudah pernah
dilaksanakan untuk membekali kemampuan fasilitator dalam memberikan
materi pada Kelas Ibu Hamil selain itu Puskesmas Ngesrep pernah
mengadakan pelatihan untuk kader supaya kader dapat ikut berperan dalam
pelaksanaan Kelas Ibu Hamil sehingga dapat mencapai tujuan dari
pelaksanaan Kelas Ibu Hamil.16
Kelas Ibu Hamil adalah program dari Kementerian Kesehatan yang
dalam penyelenggaraannya dapat dilaksanakan oleh Pemerintah, Swasta,
LSM, dan Masyarakat dimana apabila dilaksanakan oleh Pemerintah maka
mencakup beberapa level yaitu Provinsi, Kabupaten, dan Puskesmas.
Puskesmas adalah level yang memiliki peran dalam mengkoordinir
pelaksanaan Kelas Ibu Hamil yang ada di wilayahnya dimana dalam tahapan
pelaksanaannya mengajak semua unsur masyarakat untuk mendukung
pelaksanaan Kelas Ibu Hamil.7 Peningkatan derajat kesehatan masyarakat
memerlukan partisipasi dari semua komponen masyarakat. Salah satu upaya
pengelolaan kesehatan yaitu melalui peran serta dan pemberdayaan
masyarakat.17
Pemberdayaan masyarakat adalah proses pemberian informasi kepada
individu, keluarga atau kelompok secara terus menerus dan
berkesinambungan agar dapat merubah dari aspek pengetahuan, sikap, dan
6

praktik. Oleh karena itu, untuk memperkuat proses pemberdayaan maka


diperlukan peran kader dalam upaya mencapai tujuan dari pemberdayaan
masyarakat. Kegiatan dari pemberdayaan masyarakat salah satunya adalah
pembinaan kesehatan ibu. Salah satu bentuk upaya pembinaan kesehatan
ibu adalah penyelenggaraan Kelas Ibu Hamil yang dalam
penyelenggaraannya tidak terlepas dari peran kader.18
Kader adalah anggota masyarakat yang bersedia dan mampu untuk
melakukan pelayanan sosial dasar masyarakat secara sukarela serta memiliki
waktu, dimana kader adalah orang yang paling memahami kondisi dan
kebutuhan dari masyarakat yang ada di wilayahnya. Kader memiliki peran dan
fungsi dalam penggerakan masyarakat yaitu melakukan pengamatan
terhadap masalah kesehatan yang ada di wilayahnya dimana dalam hal ini
adalah melakukan upaya peningkatan kesehatan ibu, selain itu kader memiliki
fungsi untuk membantu mengidentifikasi dan melaporkan kejadian di
masyarakat yang dapat berdampak pada masyarakat.19
Kader diharapkan dapat turut serta berperan sebagai panutan dalam
mempraktikan perilaku untuk meningkatkan derajat kesehatan dan turut
menyebarluaskan informasi kesehatan serta dapat berperan sebagai
kelompok penekan (pressure group) guna mempercepat terbentuknya
perilaku yang dapat meningkatkan derajat kesehatan.18 Selain itu tugas kader
adalah menggerakkan dan memotivasi masyarakat untuk dapat berpartisipasi
aktif dalam kegiatan pembangunan di wilayahnya.20 Di Kelas Ibu Hamil peran
dan fungsi kader selain mendata ibu hamil kader juga memiliki fungsi
melakukan sosialisasi Kelas Ibu Hamil untuk mendapatkan respon dan
dukungan serta kader juga memiliki tugas untuk mendampingi ibu hamil
selama pelaksanaan Kelas Ibu Hamil.7,18
Indikator keberhasilan dari Kelas Ibu Hamil telah ditentukan oleh
Kementerian Kesehatan dimana salah satu indikator yang tercantum adalah
kader yang terlibat dalam penyelenggaraan Kelas Ibu Hamil.7 Keterlibatan
kader dalam penyelenggaraan Kelas Ibu Hamil bertujuan agar kader
memahami kondisi dari ibu hamil diwilayahnya selain itu apabila kader aktif
berpartisipasi dalam penyelenggaraan Kelas Ibu Hamil diharapkan dapat
meningkatkan perilaku ibu hamil untuk lebih peduli pada kesehatan
7

kehamilannya sehingga nantinya dapat meningkatan cakupan pelayanan


KIA.7
Partisipasi kader adalah peran aktif yang meliputi proses perencanaan,
pelaksanaan, pembiayaan, pemanfaatan, pemeliharaan dan pengembangan
hasil pembangunan.20 Penelitian Wijanarko di Kabupaten Limapuluh Kota
Sumatera Barat menunjukkan bahwa dukungan eksternal yang diperoleh dari
kader kesehatan dapat meningkatkan kesadaran ibu hamil untuk mengikuti
Kelas Ibu Hamil.21 Berdasarkan studi pendahuluan diketahui bahwa kader
yang ikut berperan dalam penyelenggaraan Kelas Ibu Hamil adalah kader
posyandu namun tidak semua kader berpartisipasi dalam penyelenggaraan
Kelas Ibu Hamil seperti halnya dalam melakukan sosialisasi tentang Kelas Ibu
Hamil.
Menurut gasurkes (Petugas Surveilans Kesehatan) salah satu
penyebab tidak semua kader berpartisipasi dalam Kelas Ibu Hamil adalah
terdapat kader yang memiliki kegiatan lain diluar menjadi kader posyandu
dimana ada beberapa kader yang merangkap tugas sebagai kader di bidang
lain, selain itu wawancara yang dilakukan dengan beberapa ibu hamil yang
tinggal di wilayah Kelurahan Ngesrep, salah satu ibu mengatakan bahwa
informasi dan pengingat Kelas Ibu Hamil hanya didapatkan dari gasurkes.
Kader tidak mengingatkan tentang pelaksanaan Kelas Ibu Hamil dan tidak
memotivasi ibu hamil untuk datang ke Kelas Ibu Hamil.
Dampak partisipasi kader dalam pelaksanaan Kelas Ibu Hamil dapat
memberikan akibat bagi sasaran Kelas Ibu Hamil. Dampak yang dapat
dirasakan oleh sasaran apabila kader tidak berpartisipasi adalah kurangnya
informasi yang diberikan tentang Kelas Ibu Hamil sehingga sasaran tidak
mendapatkan informasi tentang kesehatan kehamilannya selain itu
penyelenggaraan Kelas Ibu Hamil akan mengalami kesulitan karena
kurangnya sumber daya manusia dalam pelaksanaannya. Dampak lain bagi
kader adalah kader tidak dapat mengetahui kondisi dari ibu hamil yang ada di
wilayahnya sehingga kesehatan ibu tidak terpantau dengan baik.
Berdasarkan data maka penelitian tentang faktor-faktor yang
berhubungan dengan partisipasi kader dalam penyelenggaraan Kelas Ibu
Hamil di Kelurahan Ngesrep layak untuk dilakukan.
8

B. Perumusan Masalah
Salah satu upaya untuk menurunkan Angka Kematian Ibu adalah
diadakannya Program Kelas Ibu Hamil sebagai sarana untuk meningkatkan
pengetahuan ibu, mengubah sikap dan tindakan tentang pemeriksaan
kehamilan. Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil memerlukan partisipasi semua
unsur masyarakat untuk mendukung pelaksanaan Kelas Ibu Hamil dimana
salah satu unsur masyarakat adalah kader. Partisipasi kader sangat
diperlukan dalam keberjalaan Kelas Ibu Hamil karena partisipasi kader juga
termasuk dalam indikator keberhasilan Kelas Ibu Hamil.7
Studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti diketahui bahwa tidak
semua kader berpartisipasi dalam penyelenggaraan Kelas Ibu Hamil seperti
halnya dalam melakukan sosialisasi tentang Kelas Ibu Hamil. Dampak yang
dapat dirasakan oleh sasaran apabila kader tidak berpartisipasi adalah
kurangnya informasi yang diberikan tentang Kelas Ibu Hamil sehingga
sasaran tidak mendapatkan informasi tentang kesehatan kehamilannya selain
itu penyelenggaraan Kelas Ibu Hamil akan mengalami kesulitan karena
kurangnya sumber daya manusia dalam pelaksanaannya. Dampak lain bagi
kader adalah kader tidak dapat mengetahui kondisi dari ibu hamil yang ada di
wilayahnya sehingga kesehatan ibu tidak terpantau dengan baik.
Berdasarkan data maka penelitian tentang faktor-faktor yang
berhubungan dengan partisipasi kader dalam penyelenggaraan Kelas Ibu
Hamil di Kelurahan Ngesrep layak untuk dilakukan.

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan partisipasi
kader dalam penyelenggaraan Kelas Ibu Hamil di Kelurahan Ngesrep Kota
Semarang
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui karakteristik responden (yang meliputi usia, pendidikan,
pekerjaan, masa kerja, dan keikutsertaan di organisasi lain).
b. Mengidentifikasi pengetahuan, sikap, keterjangkauan akses Kelas Ibu
Hamil, keterjangkauan biaya, ketersediaan informasi, dukungan
keluarga, dukungan tokoh masyarakat dan dukungan petugas
9

kesehatan terkait partisipasi kader dalam penyelenggaraan Kelas Ibu


Hamil di Kelurahan Ngesrep Kota Semarang.
c. Menganalisis hubungan antara karakteristik responden dengan
partisipasi kader dalam penyelenggaraan Kelas Ibu Hamil di Kelurahan
Ngesrep Kota Semarang.
d. Menganalisis hubungan antara tingkat pengetahuan responden dengan
partisipasi kader dalam penyelenggaraan Kelas Ibu Hamil di Kelurahan
Ngesrep Kota Semarang.
e. Menganalisis hubungan antara sikap responden dengan partisipasi
kader dalam penyelenggaraan Kelas Ibu Hamil di Kelurahan Ngesrep
Kota Semarang.
f. Menganalisis hubungan antara keterjangkauan akses Kelas Ibu Hamil
dengan partisipasi kader dalam penyelenggaraan Kelas Ibu Hamil di
Kelurahan Ngesrep Kota Semarang.
g. Menganalisis hubungan antara keterjangkauan biaya dengan partisipasi
kader dalam penyelenggaraan Kelas Ibu Hamil di Kelurahan Ngesrep
Kota Semarang.
h. Menganalisis hubungan antara ketersediaan informasi dengan
partisipasi kader dalam penyelenggaraan Kelas Ibu Hamil di Kelurahan
Ngesrep Kota Semarang.
i. Menganalisis hubungan antara dukungan keluarga dengan partisipasi
kader dalam penyelenggaraan Kelas Ibu Hamil di Kelurahan Ngesrep
Kota Semarang.
j. Menganalisis hubungan antara dukungan tokoh masyarakat dengan
partisipasi kader dalam penyelenggaraan Kelas Ibu Hamil di Kelurahan
Ngesrep Kota Semarang.
k. Menganalisis hubungan antara dukungan petugas kesehatan dengan
partisipasi kader dalam penyelenggaraan Kelas Ibu Hamil di Kelurahan
Ngesrep Kota Semarang.

D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Institusi Akademik
Manfaat penelitian ini bagi Institusi Akademik adalah sebagai tambahan
referensi kepustakaan terkait dengan faktor-faktor yang berhubungan
10

dengan partisipasi kader dalam penyelenggaraan Kelas Ibu Hamil di


Kelurahan Ngesrep Kota Semarang.
2. Bagi Peneliti
Manfaat penelitian ini bagi peneliti lain adalah dapat digunakan untuk
menambah informasi terkait partisipasi kader dalam penyelenggaraan
kelas ibu hamil sehingga dapat digunakan untuk pengembangan
penelitian selanjutnya.
3. Bagi Pemerintah
Manfaat penelitian ini bagi pemerintah adalah sebagai bahan masukan
atau informasi yang dapat digunakan sebagai kajian dalam menetapkan
kebijakan terkait partisipasi kader dalam Kelas Ibu Hamil.

E. Ruang Lingkup Penelitian


Batasan-batasan dalam penelitian yang akan dilaksanakan sebagai
berikut
1. Lingkup Keilmuan
Penelitian ini merupakan salah satu bagian dari ilmu Kesehatan
Masyarakat di bidang Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku.
2. Lingkup Masalah
Penelitian ini terbatas pada faktor-faktor yang berhubungan dengan
partisipasi kader dalam penyelenggaraan Kelas Ibu Hamil di Kelurahan
Ngesrep Kota Semarang.
3. Lingkup Lokasi
Penelitian ini akan dilaksanakan di Kelurahan Ngesrep Kota Semarang.
4. Lingkup Sasaran
Sasaran yang dituju adalah kader posyandu di Kelurahan Ngesrep Kota
Semarang.
5. Lingkup Metode
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif
dengan desain cross sectional.
6. Lingkup Waktu
Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2017 sampai dengan Agustus
2017.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Penulisan tinjauan pustaka merupakan salah satu hal penting dalam


suatu penelitian yaitu sebagai bahan rujukan terhadap pemecahan masalah yang
ditemukan, dan dapat dijadikan dasar memperoleh ketajaman dalam menganalisa
masalah yang akan diteliti.22 Berkaitan dengan hal tersebut maka tinjauan pustaka
yang akan diuraikan dalam bab ini adalah Kelas Ibu Hamil, kehamilan risiko tinggi,
kader, partisipasi, perubahan perilaku, dan teori perilaku.

A. Kelas Ibu Hamil

Rendahnya pengetahuan ibu dalam perawatan kesehatan saat hamil


menjadi penyebab tingginya Angka Kematian Ibu di Indonesia. Sejak tahun
1990 Pemerintah melakukan upaya-upaya untuk menanggulangi melonjaknya
AKI di Indonesia. Salah satu upaya pemerintah yang digunakan untuk
meningkatkan pengetahuan ibu tersebut dilakukan melalui Program Kelas Ibu
Hamil.8

1. Pengertian
Kelas Ibu Hamil merupakan sarana belajar bagi ibu hamil tentang
kesehatan yang berbentuk tatap muka dalam kelompok dengan tujuan
untuk meningkatkan keterampilan serta pengetahuan ibu tentang
kehamilan, persalinan, nifas, KB pasca persalinan, pencegahan
komplikasi, perawatan bayi baru lahir dan aktivitas fisik/ senam ibu hamil.
Jumlah peserta dalam Kelas Ibu Hamil maksimal adalah 10 orang.7

2. Tujuan

Tujuan diadakannya Kelas Ibu Hamil adalah untuk meningkatkan


pengetahuan dari ibu, mengubah sikap dan perilaku dari ibu sehingga ibu
mampu memahami terkait dengan pemeriksaan kehamilan, persalinan
aman, nifas nyaman ibu selamat, bayi sehat, pencegahan penyakit fisik dan
jiwa, gangguan gizi dan komplikasi kehamilan, persalinan, dan nifas agar
ibu dan bayi sehat, perawatan bayi baru lahir agar tumbuh kembang
optimal, serta aktivitas fisik ibu hamil selain itu tujuan diadakannya Kelas

11
12

Ibu Hamil agar terjadinya interaksi antar ibu hamil sehingga ibu hamil dapat
saling berbagi informasi dan bertukar pengalaman.7

3. Sumber Daya Program


a. Tenaga Pelaksana
Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil dapat dilakukan oleh Pemerintah,
Swasta LSM, dan masyarakat. Setiap level memiliki fungsi dan peran
masing-masing.7
1) Fungsi dan Peran
a) Provinsi
Fungsi dan peran dari provinsi yaitu menyiapkan tenaga pelatih
untuk melatih fasilitator Kelas Ibu Hamil, mendukung
pelaksanaan Kelas Ibu Hamil berupa sarana dan prasaran, serta
melakukan monitoring dan evaluasi.
b) Kabupaten
Fungsi dan peran dari kabupaten adalah menyiapkan tenaga
fasilitator untuk Kelas Ibu Hamil, bertanggung jawab atas
pelaksanaan Kelas Ibu Hamil mulai dari dana, sarana, dan
prasanan serta melakukan monitoring dan evaluasi.
c) Puskesmas
Fungsi dan peran dari puskesmas adalah sebagai
penanggungjawab dan melakukan koordinasi dalam
pelaksanaan Kelas Ibu Hamil di wilayah kerja puskesmas
tersebut dimana peran tersebut dilakukan oleh Kepala
Puskesmas, pelaksanaan Kelas Ibu Hamil mulai dari identifikasi
calon peserta, melakukan koordinasi dengan stake holder
terkait, mengurus fasilitasi pertemuan, monitoring, evaluasi dan
pelaporan dilakukan oleh bidan/ tenaga kesehatan.

2) Fasilitator dan Narasumber


Bidan atau petugas kesehatan yang telah mendapatkan pelatihan
sebagai fasilitator dapat melakukan fasilitasi pada saat Kelas Ibu
Hamil. Fasilitator dapat meminta bantuan dari narasumber dalam
penyampaian materi bidang tertentu. Narasumber yang dimaksud
13

adalah tenaga kesehatan yang memiliki keahlian di bidang tertentu


yang dapat mendukung pelaksanaan Kelas Ibu Hamil.

b. Sasaran
Sasaran dari Kelas Ibu Hamil adalah semua ibu hamil yang berada
di wilayah kerja tersebut dengan jumlah peserta setiap kelasnya adalah
10 orang. Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil dapat melibatkan kader dan
dukun yang ada di wilayah kerja setiap Kelas Ibu Hamil serta diharapkan
dari suami/ keluarga dapat mengikuti minimal 1 materi Kelas Ibu Hamil
agar mengetahui hal-hal penting terkait kehamilan.7

c. Sumber dana
Sumber dana dalam kegiatan Kelas Ibu Hamil adalah dari BOK
(Biaya Operasional Kesehatan).

4. Tahapan Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil


Berikut adalah tahapan yang dilakukan dalam pelaksanaan Kelas Ibu
Hamil, yaitu
a. Pelatihan bagi pelatih (TOT)
Peserta pelatihan TOT Kelas Ibu Hamil adalah bidan/ petugas
kesehatan yang telah mengikuti sosialisasi terkait Buku KIA dan
mengikuti pelatihan fasilitator. TOT Kelas Ibu Hamil memiliki tujuan
dalam pelaksanaannya yaitu untuk melatih fasilitator agar mampu
melaksanakan serta mengembangkan pelaksanaan Kelas Ibu Hamil
dimana pelatihan tersebut dilaksanakan secara berjenjang dari mulai
tingkat provinsi ke tingkat Kabupaten/ Kota.

b. Pelatihan bagi fasilitator


Fasilitator dalam Kelas Ibu Hamil adalah bidan atau petugas yang
telah mendapat pelatihan menjadi fasilitator Kelas Ibu Hamil agar
fasilitator menguasai materi medis dan non medis dalam praktiknya di
Kelas Ibu Hamil. Beberapa materi non medis diantaranya komunikasi
interaktif, presentasi yang baik, dan menciptakan suasana kondusif.

c. Sosialisasi Kelas Ibu Hamil pada tokoh agama, tokoh masyarakat, dan
stakeholder
14

Sosialisasi ini bertujuan agar semua unsur masyarakat dapat


memberikan respon dan dukungan terhadap pelaksanaan Kelas Ibu
Hamil sehingga Kelas Ibu Hamil dapat berjalan sesuai dengan tujuan
dan dapat dikembangkan menjadi lebih baik. Materi sosialisasi yang
diberikan antara lain tentang buku KIA, apa itu Kelas Ibu Hamil, tujuan
pelaksanaan Kelas Ibu Hamil, manfaat Kelas Ibu Hamil, peran setiap
unsur masyarkat seperti tokoh agama/ masyarakat dan stakeholder.

5. Persiapan Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil


Hal-hal yang perlu dilakukan sebelum pelaksanaan Kelas Ibu Hamil
adalah identifikasi semua ibu hamil yang ada di wilayah kerja sehingga
dapat dipertimbangkan jumlah kelas yang akan diadakan saat Kelas Ibu
Hamil, mempersiapkan tempat dan sarana pelaksanaan Kelas Ibu Hamil,
mempersiapkan materi dan alat bantu penyuluhan serta jadwal Kelas Ibu
Hamil, persiapan peserta dan mengundang ibu hamil di wilayah kerja, serta
menyiapkan tim pelaksana. Kelas Ibu Hamil dilaksanakan minimal 4 kali
pertemuan selama hamil atau sesuai kesepakatan antara peserta dan
fasilitator. Materi Kelas Ibu Hamil disesuaikan dengan kebutuhan dan
kondisi ibu hamil namun tetap mengutamakan materi pokok.7
Pelaksanaan pertemuan sebaiknya dilakukan pada ibu hamil dengan
usia kehamilan seawal mungkin. Pada akhir pertemuan dapat dilakukan
aktifitas fisik/ senam ibu hamil. Waktu pertemuan Kelas Ibu Hamil
disesuaikan dengan peserta dan lama waktu pertemuan 120 menit
termasuk senam hamil 15-20 menit. Aktifitas fisik dapat dilakukan bagi ibu
hamil dengan umur kehamilan <20 minggu sedangkan senam hamil dapat
dilakukan bagi ibu hamil dengan umur kehamilan 20-32 minggu.
Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil dilaksanakan sesuai dengan kesepakat yang
dibuat antara petugas kesehatan dengan ibu hamil.7

6. Sarana prasarana
Pada saat pelaksanaan Kelas Ibu Hamil dibutuhkan sarana dan
prasarana untuk menunjang keberjalanan Kelas Ibu Hamil. Sarana dan
prasarana yang dibutuhkan pada saat Kelas Ibu Hamil yaitu7
a. Ruang belajar untuk kapasitas 10 orang kira-kira berukuran 4 m x 5 m
dengan ventilasi dan pecahayaan yang cukup
15

b. Alat tulis seperti papan tulis, kertas, spidol, bolpoin


c. Buku KIA
d. Lembar balik Kelas Ibu Hamil
e. Buku pedoman pelaksanaan Kelas Ibu Hamil
f. Buku pegangan fasilitator
g. Alat peraga seperti KB kit, food model, boneka, metode kangguru, dan
lain-lain apabila ada
h. Tikar/ karpet
i. Bantal, kursi apabila ada
j. CD aktifitas fisik/ senam hamil jika ada

7. Indikator Keberhasilan Kelas Ibu Hamil7


a. Jumlah ibu yang memiliki buku KIA
b. Adanya pedoman dan paket Kelas Ibu Hamil
c. Petugas kesehatan sebagai fasilitator Kelas Ibu Hamil
d. Tersedianya anggaran Kelas Ibu Hamil
e. Jumlah ibu hamil yang mengikuti Kelas Ibu Hamil
f. Jumlah suami/ keluarga yang hadir mengikuti Kelas Ibu Hamil
g. Kader yang terlibat dalam penyelenggaraan Kelas Ibu Hamil
h. Fasilitator yang melaksanakan Kelas Ibu Hamil
i. Jumlah Kelas Ibu Hamil
j. Cakupan K1
k. Cakupan K4
l. Ibu/ keluarga dengan perencanaan persalinan oleh tenaga kesehatan
m. Cakupan Kf
n. Cakupan Kn

B. Kehamilan Risiko Tinggi


Salah satu penyebab tingginya Angka Kematian Ibu di Indonesia adalah
tingginya jumlah ibu hamil dan ibu nifas yang memiliki risiko tinggi. Ibu hamil
yang memiliki risiko tinggi memiliki risiko lebih besar melahirkan bayi sakit dan
atau meninggal. Hal tersebut yang membuat pemerintah berupaya untuk
menurunkan AKI dengan diadakannya Kelas Ibu Hamil yang sasaran
16

utamanya adalah ibu hamil dengan risiko tinggi karena pada dasarnya semua
kehamilan adalah risiko.1,7
1. Pengertian
Kehamilan risiko tinggi adalah kehamilan yang dapat menyebabkan
ibu hamil dan bayi menjadi sakit dan/ atau meninggal, sebelum persalinan
berlangsung. Ibu hamil dapat dikatakan mengalami risiko tinggi bila pada
saat pemeriksaan ditemukan satu atau lebih faktor risiko.
2. Kriteria Kehamilan Risiko Tinggi
Menurut Puji Rochyati (1998) kriteria kehamilan dapat dikatakan
risiko tinggi adalah23
a. Primipara muda umur kurang dari 16 tahun
b. Primipara tua umur diatas 35 tahun
c. Primipara sekunder dengan umur anak terkecil diatas 5 tahun
d. Tinggi badan kurang dari 145 cm
e. Adaya riwayat kehamilan buruk seperti
1) Pernah keguguran
2) Persalinan prematur, lahir mati
3) Riwayat persalinan dengan tindakan
4) Pre-eklampsia sampai eklmpsia
5) Gravida serotinus
6) Kehamilan dengan perdarahan antepartum
7) Kehamilan dengan kelainan letak
f. Kehamilan dengan penyakit ibu yang mempengaruhi kehamilan
Selain kriteria diatas faktor risiko pada kehamilan dapat dikategorikan
menjadi 3 kelompok yaitu24
a. Kelompok 1
1) Terlalu muda dengan usia <20 tahun
2) Terlalu tua dengan usia >35 tahun
3) Primi tua
4) Jarak kelahiran kurang dari 2 tahun
5) Jumlah kehamilan 4 kali atau lebih
6) Tinggi ibu hamil kurang dari 145 cm
7) Memiliki riwayat abortus, obstetri jelek dan bedah caesar
b. Kelompok 2
17

1) Penyakit ibu hamil


2) Hipertensi
3) Kelainan letak
4) Kehamilan ganda
5) Hidramnion
6) IUFD
7) Serotinus
c. Kelompok 3
1) Perdarahan
2) Kejang
C. Kader
Keaktifan kader sangat dibutuhkan dalam pelaksanaan Kelas Ibu Hamil
karena kader adalah orang yang paling dekat dan memahami kondisi yang
ada di wilayahnya.19
1. Pengertian
Kader adalah anggota masyarakat yang bersedia dan mampu untuk
melakukan pelayanan sosial dasar masyarakat secara sukarela serta
memiliki waktu dimana kader adalah orang yang paling memahami kondisi
dan kebutuhan dari masyarakat yang ada di wilayahnya. Kader yang ikut
berperan dalam penyelenggaraan Kelas Ibu Hamil di Kelurahan Ngesrep
adalah kader posyandu dimana jumlah posyandu yang ada di Kelurahan
Ngesrep berjumlah 13 posyandu.
2. Persyaratan Kader Posyandu
Persyaratan menjadi kader posyandu apabila memenuhi persyaratan
sebagai berikut, yaitu
a. Dapat membaca dan menulis
b. Berjiwa sosial dan mau bekerja secara relawan
c. Mengetahui adat istiadat serta kebiasaan masyarakat
d. Mempunyai waktu yang cukup
e. Bertempat tinggal di wilayah Posyandu
f. Berpenampilan ramah dan simpatik
g. Mengikuti pelatihan-pelatihan sebelum menjadi kader posyandu
3. Peran Kader sebagai Pelaku Penggerakan Masyarakat dalam hal:
a. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
18

b. Pengamatan terhadap masalah kesehatan di desa


c. Upaya penyehat lingkungan
d. Peningkatan kesehatan ibu, bayi, dan anak balita
e. Pemasyarakatan Kadarzi
4. Peran Tambahan dalam hal:
a. Membantu petugas kesehatan dalam penanggulangan kedaruratan
kesehatan sehari-hari
b. Membantu petugas kesehatan dalam penyiapan masyarakat
menghadapi bencana
c. Membantu petugas kesehatan dalam pengelolaan obat di Poskesdes
5. Fungsi Kader
a. Membantu tenaga kesehatan dalam pengelola desa siaga melalui
kegiatan UKBM termasuk poskesdes secara umum
b. Membantu memantau kegiatan dan evaluasi Desa Siaga seperti
mengisi register ibu dan anak, mengisi KMS dan lain-lain
c. Membantu mengembangkan dan mengelola UKBM lain serta hal yang
terkait seperti
1) PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat)
2) Pengamatan kesehatan berbasis masyarakat
3) Penyehatan lingkungan
4) Kesehatan ibu, bayi, dan anak balita
5) Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi)
6) JPKM (Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat)
d. Membantu mengidentifikasi dan melaporkan kejadian di masyarakat
yang dapat berdampak kepada masyarakat
e. Membantu dalam memberikan pemecahan masalah kesehatan yang
sederhana kepada masyarakat
6. Tugas Kader di Luar Kegiatan Posyandu
a. Melakukan kunjungan rumah.
b. Menggerakkan masyarakat untuk mengikuti kegiatan posyandu dapat
langsung ke tengah masyarakat atau melalui tokoh masyarakat dan
pemuka agama/ adat.
c. Membantu petugas kesehatan dalam pendaftaran, penyuluhan, dan
berbagai usaha kesehatan masyarakat.
19

7. Peran Kader dalam Kelas Ibu Hamil


Peran kader dalam penyelenggaraan Kelas Ibu Hamil adalah
melakukan sosialisasi Kelas Ibu Hamil kepada masyarakat agar ibu hamil
dan suami/ keluarga bersedia untuk mengikuti Kelas Ibu Hamil. serta
menggerakan masyarakat agar dapat mengikuti kegiatan dengan meminta
dukungan dari tokoh masyarakat, pemuka agama maupun pemuka adat.7
D. Partisipasi
Pasrtisipasi masyarakat dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan
sangat diperlukan. Masyarakat harus ikut andil dalam berbagai upaya untuk
meningkatkan kesehatan mereka sendiri, hal tersebut dikarenakan
masyarakat sendiri yang mengetahui dan memahami apa yang terjadi pada
dirinya. Melakukan pengembangan dan pembinaan partisipasi terhadap
masyarakat memerlukan strategi pendekatan tertentu. Kenyataan yang terjadi
di masyarakat sekarang ini bahwa partisipasi terjadi karena berbagai macam
alasan.
1. Pengertian
Partisipasi adalah kontribusi sukarela atau keterlibatan dari
masyarakat kepada proyek pembangunan diri, kehidupan dan lingkungan
yang dilakukan secara aktif oleh mereka. Partisipasi dimulai dari
melakukan persiapan, pelaksanaan, monitoring, agar supaya memperoleh
informasi mengenai konteks lokal dan dampak sosial.25
Masyarakat memiliki hak dan kewajiban untuk memberikan
kontribusinya untu tujuan kelompok sehingga masyarakat memiliki
kesempatan ikut serta dalam pembangunan dengan cara menyumbangkan
inisiatif dan kreatifitasnya. Sumbangan inisiatif dan kreatifitas dapat dilihat
dari adanya rapat kelompok atau pertemuan-pertemuan.26

2. Tingkat partisipasi27
a. Tingkat partisipasi masyarakat karena paksaan
b. Tingkat partisipasi masyarakat karena imbalan
c. Tingkat partisipasi masyarakat karena identifikasi atau ingin meniru
d. Tingkat partisipasi masyarakat karena kesadaran
e. Tingkat partisipasi masyarakat karena tuntutan akan hak asasi dan
tanggung jawab
20

Menurut Notoatmodjo (2005) yang mengutip pendapat Chapin,


partisipasi dapat diukur melalui28

a. Kehadiran individu dalam pertemuan-pertemuan


b. Memberikan bantuan dan sumbangan keuangan
c. Keanggotaan dan kepanitiaan
d. Posisi kepemimpinan
3. Faktor yang menyebabkan rendahnya partisipasi
Menurut Mikkelsen (2003), rendahnya partisipasi disebabkan oleh28
a. Adanya penolakan secara internal dikalangan anggota dan eksternal
terhadap pemerintah
b. Kurangnya dana
c. Terbatasnya informasi, pengetahuan atau pendidikan masyarakat
d. Kurang sesuai dengan kebutuhan
E. Perilaku
1. Pengertian
Menurut Skiner seorang ahli psikologi, perilaku adalah suatu respon
atau reaksi seseorang terhadap suatu stimulus atau rangsangan dari luar.
Skiner menjelaskan bahwa respon seseorang dibagi menjadi dua jenis,
yaitu12

a. Respondent respons
Respon yang timbul karena adanya rangsangan tertentu yang disebut
eliciting stimulus karena menimbulkan respon yang relatif tetap.

b. Operant respons
Respon yang timbul dan berkembang kemudian diikuti dengan stimulus
lainnya. Perangsang yang terakhir disebut dengan reinforcing stimuli
karena memperkuat suatu respon.

Berdasarkan teori S-O-R (Stimulus-Organisme-Respons) perilaku


manusia dibagi menjadi dua yaitu

1) Perilaku tertutup (covert behavior)


Perilaku tertutup adalah suatu perilaku yang belum dapat diamati
oleh orang lain secara jelas. Respon ini masih terbatas dalam
bentuk pengetahuan dan sikap.
21

2) Perilaku terbuka (overt behavior)


Perilaku terbuka adalah suatu perilaku yang berupa tindakan atau
praktik sehingga dapat diamati oleh orang lain dari luar.

2. Perilaku Kesehatan
Perilaku kesehatan adalah kegiatan seseorang yang dapat diamati
maupun yang tidak dapat diamati dimana hal tersebut berkaitan dengan
pemeliharaan dan peningkatan kesehatan.12

3. Ranah (Domain) Perilaku


Perilaku sebenarnya memiliki pemahaman yang sangat kompleks
dimana perilaku merupakan keseluruhan dari aktivitas serta pemahaman
seseorang yang merupakan hasil bersama dari faktor internal dan faktor
eksternal. Benyamin Bloom (1908) seorang ahli psikologi membedakan
perilaku menjadi tiga area yaitu12

a. Pengetahuan (Knowledge)
Pengetahuan adalah hasil tahu dari penangkapan indera manusia.
Pengetahuan seseorag terhadap objek mempunyai tingkatan yang
berbeda dimana dibagi menjadi 6 tingkat pengetahuan

1) Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai recall (memanggil) memori yang sebelumnya
setelah mengamati sesuatu.

2) Memahami (comprehension)
Memahami adalah suatu interpretasi secara benar suatu obyek yang
diketahui dimana tidak sekedar tahu dan dapat menyebutkan.

3) Aplikasi (application)
Aplikasi adalah memahami suatu objek kemudian dapat
mengaplikasikan prinsip yang diketahui tersebut pada situasi lain.

4) Analisis (analysis)
Analisis adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan dan atau
memisahkan kemudian mencari hubungan antara komponen-
komponen yang terdapat dalam suatu masalah atau objek yang
diketahui.
22

5) Sintesis (synthesis)
Sintesis adalah menunjukkan suatu kemapuan untuk merangkum
suatu hubungan yang logis dari komponen-komponen pengetahuan
yang dimiliki.

6) Evaluasi (evaluation)
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk melakukan
penilaian terhadap suatu obyek.

b. Sikap (attitude)
Sikap adalah respon tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus
dimana faktor pendapat dan emosi dapat dilibatkan. Menurut Allport
(1954) sikap terdiri dari tiga komponen yaitu

1) Kepercayaan atau keyakinan, ide, dan konsep terhadap objek.


2) Kehidupan emosional atau evaluasi orang terhadap objek.
3) Kecenderungan untuk bertindak.
c. Tindakan atau Praktik (practice)
Sikap adalah kecenderungan seseorang untuk bertindak namun belum
tentu terwujud karena suatu tindakan memerlukan faktor lain seperti
sarana dan prasarana atau fasilitas. Praktik terbagi menjadi tiga menurut
kualitasnya yaitu

1) Praktik Terpimpin
Praktik terpimpin adalah apabila seseorang melakukan sesuatu
namun masih terpacu atau tergantung pada panduan.

2) Praktik secara Mekanisme


Praktik secara mekanisme adalah saat seseorang melakukan suatu
tindakan secara otomatis.

3) Adopsi
Adopsi adalah tindakan yang sudah berkembang dimana sesuatu
dilakukan karena tidak hanya suatu rutinitas namun sudah menjadi
perilaku yang berkualitas.
23

F. Teori Perilaku

Pencapaian tujuan dalam suatu rencana dimana dalam hal ini tujuan
yang akan dicapai adalah peningkatan perilaku maka perlu adanya
perencanaan untuk menetapkan dimensi kebutuhan dan prioritas kebutuhan
dimana dapat dilihat dari model precede-proceed.

Model ini dikembangkan oleh Green dan Kreuter (1991) pada tahun
1980 dimana model ini dapat diterapkan dalam perencanaan dan evaluasi
promosi kesehatan yang selanjutnya dikenal dengan model PREECEDE
(Predisposing, Reinforcing, dan Enabling Causes in Educational Diagnosis
and Evaluation). PRECEDE-PROCEED dilakukan bersama-sama dalam
proses perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. PRECEDE digunakan pada
fase diagnosis masalah, penetapan prioritas, dan tujuan program, sedangkan
pada PROCEED untuk menetapkan sasaran dan kriteria kebijakan,
pelaksanaan, dan evaluasi. Fase komponen PRECEDE mengidentifikasi
prioritas dan objektif sementara PROCEED membahas kriteria untuk
kebijakan, implementasi, serta evaluasi.29,30

Selanjutnya Green melakukan analisis dimana perilaku terbentuk dari 3


faktor yaitu12

1. Faktor Predisposisi atau Pemudah (predisposing factor) yaitu faktor yang


terwujud dalam pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai
dan sebagainya.

2. Faktor Pemungkin (enabling factor) yaitu faktor yang terwujud dalam


lingkungan fisik, tersedia atau tidaknya fasilitas atau sarana kesehatan,
misalnya puskesmas, obat-obatan, alat kontrasepsi, jamban, dan
sebagainya.

3. Faktor Penguat atau Pendorong (reinforcing factor) yaitu faktor yang


terwujud dalam sikap dan perilaku petugas kesehatan, tokoh masyarakat
atau petugas lain yang merupakan kelompok referensi dan perilaku
masyarakat.

Partisipasi merupakan keterlibatan dari masyarakat untuk berperan


secara aktif dalam suatu kegiatan. Perubahan perilaku masyarakat tersebut
24

dipengaruhi oleh 3 faktor yaitu faktor predisposisi/ pemudah, faktor


pemungkin, dan faktor penguat/ pendorong. Oleh karena itu maka peneliti
menggunakan teori dari Lawrence Green yaitu teori perubahan perilaku untuk
mengikuti faktor-faktor yang berhubungan dengan partisipasi dari masyarakat.
25

G. Kerangka Teori

Phase 5 Phase 4 Phase 3 Phase 2 Phase 1


Administrative Educational and Behavioral and Epidemiologic Social
and Policy Organizational Environmental al Diagnosis Diagnosis
Diagnosis Diagnosis Diagnosis
Predisposing
Factors

Health
Education Behaviour
Reinforcing and
Factors Lifestyle

Policy, Health
Quality of
Regulation, Life
Organization Environment
Enabling
Factors

Phase 6 Phase 7 Phase 8 Phase 9


Implementation Process Impact Outcome

Gambar 2.1 Kerangka Teori Precede-Proceed Lawrence Green31


26

H. Kerangka Aplikasi

Predisposing Factor (Faktor


Pendorong)
1. Variabel demografi tertentu
2. Pengetahuan
3. Sikap
4. Kepercayaan
5. Keyakinan
6. Nilai-nilai tradisi/ sosial budaya

Reinforcing Factor (Faktor


Penguat)
1. Suami/ pasangan Partisipasi Kader
2. Keluarga dalam
3. Teman sebaya Penyelenggaraan
4. Tokoh masyarakat/ kader Kelas Ibu Hamil
kesehatan
5. Pengambil keputusan
6. Petugas kesehatan

Enabling Factor (Faktor


Pemudah)
1. Ketersediaan sumber daya
2. Keterjangkauan sumber daya
3. Keterampilan yang terkait
kesehatan
4. Ketersediaan informasi
5. Peraturan atau hukum

Gambar 2.2 Kerangka Teori Perubahan Perilaku Lawrence Green


BAB III
METODE PENELITIAN

A. Kerangka Konsep

Predisposing Factor (Faktor


Pendorong)
1. Karakteristik responden
meliputi usia, pendidikan,
pekerjaan, masa kerja, dan
keikutsertaan di organisasi lain
2. Pengetahuan
3. Sikap

Reinforcing Factor (Faktor


Penguat) Partisipasi Kader dalam
Penyelenggaraan Kelas Ibu
1. Keluarga Hamil
2. Tokoh masyarakat
3. Petugas kesehatan

Enabling Factor (Faktor


Pemudah)
1. Keterjangkauan Kelas Ibu
Hamil
2. Keterjangkauan biaya
3. Ketersediaan informasi

Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian

27
28

B. Hipotesis

1. Ada hubungan antara karakteristik responden dengan partisipasi kader


dalam penyelenggaraan Kelas Ibu Hamil di Kelurahan Ngesrep Kota
Semarang.

2. Ada hubungan antara tingkat pengetahuan responden dengan partisipasi


kader dalam penyelenggaraan Kelas Ibu Hamil di Kelurahan Ngesrep Kota
Semarang.

3. Ada hubungan antara sikap responden dengan partisipasi kader dalam


penyelenggaraan Kelas Ibu Hamil di Kelurahan Ngesrep Kota Semarang.

4. Ada hubungan antara keterjangkauan akses Kelas Ibu Hamil dengan


partisipasi kader dalam penyelenggaraan Kelas Ibu Hamil di Kelurahan
Ngesrep Kota Semarang.

5. Ada hubungan antara keterjangkauan biaya dengan partisipasi kader


dalam penyelenggaraan Kelas Ibu Hamil di Kelurahan Ngesrep Kota
Semarang.

6. Ada hubungan antara ketersediaan informasi dengan partisipasi kader


dalam penyelenggaraan Kelas Ibu Hamil di Kelurahan Ngesrep Kota
Semarang.

7. Ada hubungan antara dukungan keluarga dengan partisipasi kader dalam


penyelenggaraan Kelas Ibu Hamil di Kelurahan Ngesrep Kota Semarang.

8. Ada hubungan antara dukungan tokoh masyarakat dengan partisipasi


kader dalam penyelenggaraan Kelas Ibu Hamil di Kelurahan Ngesrep Kota
Semarang.

9. Ada hubungan antara dukungan petugas kesehatan dengan partisipasi


kader dalam penyelenggaraan Kelas Ibu Hamil di Kelurahan Ngesrep Kota
Semarang.

C. Jenis dan Rancangan Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Desain penelitian yang


digunakan adalah deskriptif analitik. Rancangan penelitian yang digunakan
29

adalah studi potong lintang/ cross sectional yaitu pengukuran variabel tidak
terbatas pada satu waktu bersamaan, tetapi memiliki makna bahwa setiap
subyek hanya dikenai satu kali pengukuran, tanpa adanya tindak lanjut atau
pengulangan pengukuran.32

D. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek/ subyek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
peneliti.33
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kader posyandu yang
ada di Kelurahan Ngesrep Kota Semarang sebanyak 132 orang.

2. Sampel
Sampel adalah bagian dari elemen populasi yang dapat mewakili
populasi.34 Sehingga sampel yang diambil dari populasi harus benar-benar
representatif.33
Kriteria sampel yang akan diteliti adalah
a. Tercatat sebagai kader posyandu di Kelurahan Ngesrep Kota
Semarang
b. Berada di wilayah penelitian pada saat penelitian dilakukan
c. Bersedia menjadi responden
Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah simple
random sampling yaitu teknik sampling yang bersifat sederhana karena
setiap sampel memiliki probabilitas sama untuk terpilih dari populasi.35
Besaran sampel menggunakan rumus sampel minimal dengan proporsi
populasi 0,5 tingkat kepercayaan 95% dan presisi 0,1. Penentuan jumlah
sampel pada penelitian ini melalui perhitungan dengan menggunakan
rumus Lemeshow:

𝑍 2 (1−𝑎/2). 𝑝(1 − 𝑝)𝑁


𝑛=
𝑑2 (𝑁 − 1) + 𝑍 2 (1−𝑎/2). 𝑝(1 − 𝑝)

Keterangan:
n = Jumlah sampel
N = jumlah populasi
30

P = Proporsi
Z = Harga kurva normal berdasarkan harga alpha
d = Derajat ketepatan menggunakan 95%
α = tingkat kepercayaan (5%)

𝑍 2 (1−𝑎/2). 𝑝(1 − 𝑝)𝑁


𝑛= 2
𝑑 (𝑁 − 1) + 𝑍 2 (1−𝑎/2). 𝑝(1 − 𝑝)

(1,96)2 .0,5(1−0,5)132
𝑛 = (0,1)2 (132−1)+(1,96)2 .0,5(1−0,5)
3,8416.33
𝑛 =
1,31+0,9604
126,7728
𝑛 =
2,2704

𝑛 = 55,83

Perhitungan sampel menunjukkan bahwa sampel minimal yaitu


berjumlah 56 orang.
3. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan berdasar pada
proporsi masing-masing wilayah agar pembagian sampel setiap wilayah
dibuat seimbang sesuai dengan jumlah populasinya.36
Pembagian sampel penelitian menggunakan rumus sebagai berikut
𝑥
Ni = x𝑛
𝑁
Keterangan:
Ni : Jumlah sampel yang diambil di setiap RW
X : Jumlah populasi setiap Posyandu
N : Jumlah populasi seluruhnya
n : Jumlah sampel

Berdasarkan rumus tersebut maka pembagian sampel penelitian


setiap Posyandu yang ada di Kelurahan Ngesrep sebagai berikut
31

Tabel 3.1 Pembagian sampel penelitian setiap posyandu di Kelurahan


Ngesrep Kota Semarang
No Posyandu Jumlah Perhitungan Sampel Sampel
Kader
1. Maya RW I 10 10 5
x 56
132
2. Puspsita RW I 10 10 5
x 56
132
3. Melati I RW II 11 11 5
x 56
132
4. Melati II RW II 10 10 5
x 56
132
5. Anggrek RW III 10 10 5
x 56
132
6. Kuncup Sekar RW 10 10 5
x 56
IV 132
7. Melati RW V 10 10 5
x 56
132
8. Tri Sari RW VI 10 10 5
x 56
132
9. Kartika Paksi RW VI 11 11 5
x 56
132
10. Ananda RW VII 10 10 5
x 56
132
11. Kuncup Mekar RW 10 10 5
x 56
VIII 132
12. Kasih Ibu RW IX 10 10 5
x 56
132
13. Flamboyan RW X 10 10 5
x 56
132
Jumlah 132 65

Berdasarkan perhitungan jumlah sampel didapatkan jumlah sampel


minimal adalah 56 responden. Pengambilan sampel pada penelitian ini
adalah 65 responden untuk mengantisipasi apabila terdapat data yang
tidak valid.

E. Variabel Penelitian

1. Variabel Penelitian

a. Variabel Bebas (Independent Variable)

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel terikat/


dependent variabel.32 Variabel bebas dalam penelitian ini adalah
32

karakteristik responden, pengetahuan, sikap, keterjangkauan akses


Kelas Ibu Hamil, keterjangkauan biaya, dan dukungan eksternal.

b. Variabel Terikat (Dependent Variable)

Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi. Variabel terikat


disebut juga kejadian, luaran, manfaat, efek, atau dampak. 32 Variabel
terikat dalam penelitian ini adalah partisipasi kader dalam
penyelenggaraan Kelas Ibu Hamil.
33

F. Definisi Operasional

Tabel 3.2 Definisi Operasional Variabel Penelitian


No. Variabel Definisi Operasional Indikator Kategori Skala
Variabel Dependen/ Terikat
1. Partisipasi kader Keikutserataan 1. Pendataan ibu Terdapat 18 pertanyaan dengan Nominal
responden dalam hamil jawaban
penyelenggaraan 2. Sosialisasi tentang 1. Ya
Kelas Ibu Hamil Kelas Ibu Hamil 2. Tidak
3. Mempersiapkan
sarana Total skor: 18
4. Mendampingi Median: 7
peserta Kelas Ibu Data berdistribusi tidak normal
Hamil maka
5. Kegiatan di Kelas 1. Aktif, skor ≥ 7
Ibu Hamil 2. Kurang Aktif, skor < 7

Variabel Independen/ Bebas


Faktor Pendorong (Predisposing Factor)
1. Usia Lama hidup Berdasarkan uji normalitas Nominal
responden dalam Nilai Mean : 47
tahun yang dihitung
sejak responden 1. Dewasa, skor < 47
lahir sampai saat 2. Tua, skor ≥ 47
dilakukan penelitian
34

Lanjutan Tabel 3.2


Faktor Pendorong (Predisposing Factor)
2. Pendidikan Jenis pendidikan 1. Tamat SD 1. Pendidikan Rendah (SD/ Nominal
formal terakhir yang 2. Tamat SMP SMP)
diselesaikan oleh 3. Tamat SMA 2. Pendidikan Tinggi (SMA,
responden 4. Tamat Pendidikan Perguruan Tinggi)
Tinggi
3. Pekerjaan Kegiatan responden 1. Bekerja Nominal
yang menghasilkan 2. Tidak Bekerja
uang

3. 4. Masa kerja Lama kerja 1. Ya Nominal


responden dalam 2. Tidak
tahun sejak
responden pertama Median: 5
kali menjadi seorang Data berdistribusi tidak normal
kader sampai saat jika
dilakukan penelitian 1. Masa kerja lama, skor ≥ 5
2. Masa kerja baru, skor < 5
4. 5. Keikutsertaan di Keikutsertaan 1. Mengikuti Nominal
organisasi lain responden di 2. Tidak Mengikuti
organisasi selain
sebagai kader
posyandu
35

Lanjutan Tabel 3.2

Faktor Pendorong (Predisposing Factor)


5. 6. Pengetahuan Pemahaman dari 1. Pengertian Kelas Ibu Terdapat 18 pertanyaan dengan Nominal
responden Hamil jawaban
mengenai hal-hal 2. Tujuan Kelas Ibu Hamil 1. Ya
yang berkaitan 3. Sasaran Kelas Ibu 2. Tidak
dengan Hamil
penyelenggaraan 4. Tugas kader Total skor: 18
dalam Kelas Ibu Median: 14
Hamil Data berdistribusi tidak normal
jika
1. Baik, skor ≥ 14
2. Kurang, skor < 14
6. 7. Sikap Tanggapan atau 1. Sikap tentang Terdapat 10 pertanyaan dengan Nominal
respon responden penyelenggaraan Kelas jawaban
terhadap partisipasi Ibu Hamil 1. Setuju
kader dalam 2. Sikap tentang tugas 2. Tidak Setuju
penyelenggaraan kader
Kelas Ibu Hamil Total skor: 10
Median: 5

Data berdistribusi tidak normal


jika
1. Mendukung, skor ≥ 5
2. Kurang mendukung, skor < 5
36

Lanjutan Tabel 3.2


Faktor Pemudah (Enabling Factor)
1. Keterjangkauan Kemudahan untuk 1. Waktu tempuh menuju Terdapat 4 pertanyaan dengan Nominal
Kelas Ibu Hamil mengakses Kelas Kelas Ibu Hamil jawaban
Ibu Hamil 2. Sarana transportasi 1. Ya
3. Jarak tempuh 2. Tidak

Total skor: 4
Median: 3

Data berdistribusi tidak normal


jika
1. Mudah, skor ≥ 3
2. Sulit, skor < 3
2. Keterjangkauan Kemudahan dalam Terdapat 2 pertanyaan dengan Nominal
biaya pembiayaan yang jawaban
dikeluarkan terkait 1. Ya
penyelenggaraan 2. Tidak
Kelas Ibu Hamil
yang meliputi biaya Total skor: 2
transportasi menuju Median: 1
Kelas Ibu Hamil Data berdistribusi tidak normal
jika
1. Terjangkau, skor ≥ 1
2. Kurang terjangkau, skor < 1
37

Lanjutan Tabel 3.2

Faktor Pemudah (Enabling Factor)


3. Ketersediaan Kemudahan dalam Terdapat 1 pertanyaan dengan
informasi mendapatkan jawaban
informasi terkait 1. Ya
Kelas Ibu Hamil 2. Tidak

Total skor: 1
Median: 1
Data berdistribusi tidak normal
jika
1. Tersedia, skor ≥ 1
2. Kurang Tersedia, skor < 1
Faktor Penguat (Reinforcing Factor)
1. Dukungan Sikap dan tindakan 1. Ada tidaknya ijin yang Terdapat 3 pertanyaan dengan Nominal
Keluarga dari keluarga diberikan jawaban
responden mulai 2. Ada tidaknya motivasi 1. Ya
dari keluarga inti yang diberikan 2. Tidak
maupun kerabat 3. Ada tidaknya bantuan
dekat terkait yang diberikan Total skor: 3
partisipasi Median: 1
responden dalam
Kelas Ibu Hamil Data berdistribusi tidak normal
jika
a. Mendukung, skor ≥ 1
b. Kurang mendukung, skor < 1
38

Lanjutan Tabel 3.2


Faktor Penguat (Reinforcing Factor)
2. Dukungan Tokoh Sikap dan tindakan 1. Ada tidaknya motivasi Terdapat 3 pertanyaan dengan Nominal
Masyarakat dari perangkat desa yang diberikan jawaban
terkait partisipasi 2. Ada tidaknya bantuan 1. Ya
responden dalam yang diberikan 2. Tidak
Kelas Ibu Hamil
Total skor: 3
Median: 1

Data berdistribusi tidak normal


jika
a. Mendukung, skor ≥ 1
b. Kurang mendukung, skor < 1
3. Dukungan Sikap dan tindakan 1. Ada tidaknya Terdapat 6 pertanyaan dengan Nominal
Petugas dari petugas pembekalan kader jawaban
kesehatan kesehatan terkait 2. Ada tidaknya motivasi 1. Ya
partisipasi yang diberikan 2. Tidak
responden dalam 3. Ada tidaknya bantuan
Kelas Ibu Hamil yang diberikan Total skor: 3
Median: 2

Data berdistribusi tidak normal


jika
a. Mendukung, skor ≥ 2
b. Kurang mendukung, skor < 2
39

G. Sumber Data Penelitian


Jenis dan sumber penelitian32
1. Data Primer
Data yang diambil dan didapat secara langsung dari subjek penelitian
dengan menggunakan alat pengukuran sebagai sumber informasi.
Responden dalam penelitian ini adalah kader yang ada di wilayah kerja
Puskesmas Ngesrep.

2. Data Sekunder
Data yang didapat dari pihak lain, secara tidak langsung diperoleh
dari subjek penelitiannya dapat berupa data dokumentasi atau data laporan
yang telah tersedia. Data sekunder dalam penelitian ini didapat dari
insatansi terkait seperti Kementerian Kesehatan, Dinas Kesehatan Kota
Semarang, Puskesmas Ngesrep, studi pustaka, jurnal ilmiah, dan internet.

H. Alat Penelitian/ Instrumen Penelitian


Instrumen penelitian yang digunakan sebagai alat bantu penelitian
dalam pengumpulan data adalah
1. Kuesioner
2. Alat tulis untuk mencatat
3. Kamera untuk dokumentasi
4. Perangkat komputer beserta software untuk mengelola dan menganalisis
data

I. Uji Coba Kuesioner


Sebelum kuesioner digunakan sebagai instrumen dalam penelitian,
peneliti melakukan uji coba kuesioner kepada 10 kader yang memiliki
karakteristik sama dalam penelitian ini. Uji coba kuesioner dilakukan pada
kader yang ada di wilayah kerja Puskesmas Rowosari. Uji coba kuesioner
dilakukan untuk mengetahui apakah pertanyaan yang ada di kuesioner
penelitian dipahami oleh responden. Apabila dalam uji coba kuesioner
terdapat pertanyaan yang tidak dipahami oleh responden maka peneliti akan
melakukan perbaikan.
40

J. Pengumpulan Data
Pengumpulan data yang dilakukan terdiri dari data primer dan data
sekunder. Pengumpulan data primer dilakukan dengan wawancara kepada
responden dimana responden dalam penelitian ini adalah kader. Wawancara
yang dilakukan yaitu dengan cara mengisi kuesioner. Sebelum penelitian
dimulai, peneliti mengajukan lembar informed consent kepada responden dan
meminta responden untuk menandatangani informed consent tersebut.
Pengumpulan data sekunder dilakukan melalui insatansi terkait seperti
Kementerian Kesehatan, Dinas Kesehatan Kota Semarang, Puskesmas
Ngesrep, studi pustaka, jurnal ilmiah, dan internet.

K. Pengolahan dan Analisis Data


1. Pengelolaan Data
Berikut adalah tahap dalam melakukan pengelolaan data33
a. Editing
Proses editing adalah data yang telah dikumpulkan dilakukan
pemeriksaan data dimana yang dimaksud dengan pemeriksaan data
ialah menjumlah dan melakukan koreksi.
b. Koding
Proses koding adalah pemberian kode pada variabel terutama pada
data klasifikasi. Tujuan dari koding adalah untuk mempermudah
pengolahan. Pemberian kode dapat dilakukan sebelum atau sesudah
pengumpulan data dilaksanakan.
c. Scoring
Tahap ini meliputi pemberian nilai untuk masing-masing pertanyaan
dan penjumlahan hasil scoring dari semua pertanyaan.
d. Entri Data
Data yang sudah diberi kode kemudian dimasukan ke dalam komputer
adapun program yang digunakan adalah SPSS.
e. Tabulasi Data

Tabulasi atau penyusunan data merupakan pengorganisasian data


sehingga mudah untuk dijumlah, disusun, dan ditata untuk disajikan
dan dianalisis.
41

2. Analisis Data
Data yang diperoleh dari responden dianalisis secara kuantitatif
menggunakan perangkat lunak SPSS. Analisis data yang dilakukan adalah
a. Analisis Univariat
Analisis univariat adalah cara untuk menganalisis variabel tunggal
dimana perhitungan menggunakan tabel distribusi frekuensi.37
Perhitungan menggunakan tabel distribusi frekuensi disertai dengan
penjelasan untuk mendeskripsikan masing-masing variabel penelitian
yang diteliti.
b. Analisis Bivariat
Analisis bivariat adalah analisis data metode statistik deskriptif dan
inferensial yang digunakan untuk menguji perbedaan atau mengukur
hubungan antara dua variabel.38 Analisis bivariat menggunakan uji Chi-
Square karena merupakan data kategorik.39 Uji Chi-Square adalah alat
analisis yang digunakan untuk menguji pengaruh antara dua variabel
apabila skala data bersifat nominal dan ordinal. Pada penelitian
kesehatan mengunakan batas kemaknaan (α) sebesar 0,05 dan 95%
confidance interval dengan ketentuan sebagai berikut
1) p value < 0,05 maka Ho ditolak (p value < α). Uji statistik
menunjukan ada hubungan yang signifikan.
2) p value > 0,05 maka Ho diterima (p value > α). Uji statistik
menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan.
c. Analisis Multivariat
Analisis multivariat adalah metode statistik yang bertujuan
melakukan analisis terhadap lebih dari dua variabel pada setiap objek
atau orang. Analisis multivariat digunakan untuk menganalisis multi
40
variabel dalam satu atau lebih hubungan. Analisis multivariat dibagi
menjadi dua yaitu analisis regresi linier dan analisis regresi logistik.
Analisis regresi logistik ditentukan apabila variabel terikatnya adalah
variabel kategorik dan analisis regresi linier ditentukan apabila variabel
terikatnya adalah variabel numerik. Menyeleksi variabel untuk
dimasukkan dalam analisis multivariat adalah variabel yang pada
analisis bivariat memiliki nilai p < 0,25.39
BAB IV
HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Tempat Penelitian


1. Profil Kelurahan Ngesrep, Kecamatan Banyumanik
a. Kondisi Geografi

Kelurahan Ngesrep terletak di Kecamatan Banyumanik, Kota


Semarang, Provinsi Jawa Tengah dengan luas wilayah sebesar 235.877
Ha. Kelurahan Ngesrep memiliki batas wilayah sebagai berikut :
Sebelah Utara : Kelurahan Jatingaleh
Sebelah Timur : Kelurahan Jangli
Sebelah Selatan : Kelurahan Sumurboto
Sebelah Barat : Kelurahan Tinjomoyo
b. Kondisi Demografi
Berdasarkan data monografi Kelurahan Ngesrep, Kecamatan
Banyumanik diketahui keadaan masyarakatnya adalah sebagai berikut
1) Jumlah Penduduk
Kelurahan Ngesrep Kecamatan Banyumanik Kota Semarang
memiliki 10 RW dengan jumlah penduduk sebanyak 14.479 jiwa.
Jumlah penduduk laki-laki sebanyak 7.201 jiwa dan jumlah
penduduk perempuan sebanyak 7.278 jiwa dengan kepala keluarga
terdiri dari 3133 KK.
c. Sarana Kesehatan
Kelurahan Ngesrep termasuk dalam wilayah kerja dari Puskesmas
Ngesrep dimana Kelurahan Ngesrep memiliki 13 unit posyandu dan 1
Kelas Ibu Hamil.

B. Analisis Univariat
Analisis univariat dilakukan untuk mengetahui distribusi frekuensi dari
variabel bebas dan variabel terikat. Variabel yang diukur dalam penelitian ini
adalah karakteristik responden, pengetahuan responden, sikap responden,
keterjangkauan akses Kelas Ibu Hamil, keterjangkauan biaya, ketersediaan
informasi, dukungan keluarga, dukungan tokoh masyarakat, dukungan petugas
42
43

kesehatan, dan partisipasi responden dalam penyelenggaraan Kelas Ibu Hamil


di Kelurahan Ngesrep.

1. Karakteristik Responden

Karakteristik responden dalam penelitian ini terdiri dari usia, pendidikan,


pekerjaan, masa kerja, dan keikutsertaan responden di organisasi lain. Hasil
analisis univariat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

a. Usia Responden
Berdasarkan hasil uji normalitas kolmogorov-smirnov diketahui
bahwa data berdistribusi normal dimana usia responden dikategorikan
menjadi dua yaitu kategori dewasa jika scoring < mean dan kategori tua
jika scoring ≥ mean. Berdasarkan hasil diketahui nilai mean adalah 47.
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Kategori Usia Responden
Jumlah
Usia
Frekuensi %
Dewasa (<47 tahun) 32 49,2
Tua (≥47 tahun) 33 50,8
Total 65 100

Berdasarkan tabel 4.1 diketahui bahwa responden paling banyak


berada pada kategori tua (≥47 tahun) sebanyak 50,8% responden dan
sebagian lainnya berada pada usia kategori dewasa (<47 tahun)
sebanyak 49,2% responden. Responden dalam penelitian ini adalah
kader posyandu yang ada di Kelurahan Ngesrep dimana responden
dengan usia termuda adalah 29 tahun dan usia tertua adalah 64 tahun.
Pada penelitian ini usia terbanyak adalah pada usia 46 tahun dan rata-
rata usia responden dalam penelitian ini adalah 47 tahun.

b. Pendidikan Responden
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Pendidikan Responden
Jumlah
Pendidikan
Frekuensi %
Tamat SD 8 12,3
Tamat SMP 12 18,5
Tamat SMA 37 56,9
Tamat Perguruan Tinggi 8 12,3
Total 65 100
44

Berdasarkan tabel 4.2 diketahui bahwa pendidikan responden


paling banyak adalah tamat SMA sebanyak 56,9% responden.

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Kategori Pendidikan Responden


Jumlah
Usia
Frekuensi %
Pendidikan Rendah (SD-
20 30,8
SMP)
Pendidikan Tinggi (SMA-
45 69,2
Perguruan Tinggi)
Total 65 100

Berdasarkan tabel 4.3 diketahui bahwa pendidikan responden


paling banyak adalah responden yang memiliki pendidikan dengan
kategori pendidikan tinggi sebanyak 69,2% responden.

c. Pekerjaan Responden
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Pekerjaan Responden
Jumlah
Pekerjaan
Frekuensi %
IRT 49 75,4
PNS 5 7,7
Wiraswasta 8 12.3
Lainnya 3 4,6
Total 65 100

Berdasarkan tabel 4.4 diketahui bahwa pekerjaan responden paling


banyak adalah Ibu Rumah Tangga (IRT) sebanyak 75,4% responden dan
responden paling sedikit adalah lainnya sebanyak 4,6% responden.
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Kategori Pekerjaan Responden
Jumlah
Pekerjaan
Frekuensi %
Tidak Bekerja 49 75,4
Bekerja 16 24,6
Total 65 100

Berdasarkan tabel 4.5 diketahui bahwa sebagian besar responden tidak


bekerja yaitu sebanyak 75,4% responden dan sebagian lainnya masuk
dalam kategori bekerja sebanyak 24,6% responden.
45

d. Masa Kerja Responden

Berdasarkan hasil uji normalitas kolmogorov-smirnov diketahui


bahwa data berdistribusi tidak normal dimana masa kerja responden
dikategorikan menjadi dua yaitu kategori baru jika scoring < median dan
kategori lama jika scoring ≥ median. Berdasarkan hasil diketahui nilai
median adalah 5.
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Kategori Masa Kerja Responden
Jumlah
Masa Kerja
Frekuensi %
Baru 29 44,6
Lama 36 55,4
Total 65 100

Berdasarkan tabel 4.6 diketahui bahwa sebagian besar responden


memiliki masa kerja lama yaitu sebanyak 55,4% responden dan sebagian
lainnya masuk dalam kategori baru yaitu sebanyak 44,6% responden.
Masa kerja responden paling baru dalam penelitian ini adalah 1 tahun dan
masa kerja paling lama adalah 37 tahun sebanyak 1 responden. Masa
kerja responden paling banyak adalah 3 tahun yaitu sebanyak 12
responden.
e. Keikutsertaan di Organisasi Lain
Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Kategori Keikutsertaan di Organisasi Lain
Keikutsertaan di Jumlah
Organisasi Lain Frekuensi %
Tidak Mengikuti 26 40
Mengikuti 39 60
Total 65 100

Berdasarkan tabel 4.7 diketahui bahwa sebagian besar responden


memiliki keikutsertaan di organisasi lain yaitu sebanyak 60% responden
dan sebagian lainnya tidak mengikuti organisasi lain sebanyak 40%
responden.

2. Pengetahuan Responden

Berdasarkan hasil uji normalitas kolmogorov-smirnov diketahui


bahwa data berdistribusi tidak normal dimana pengetahuan responden
dikategorikan menjadi dua yaitu kategori kurang jika scoring < median dan
46

kategori baik jika scoring ≥ median. Berdasarkan hasil diketahui nilai


median adalah 14.

Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Kategori Pengetahuan Responden


Jumlah
Pengetahuan
Frekuensi %
Kurang 22 33,8
Baik 43 66,2
Total 65 100

Berdasarkan tabel 4.8 diketahui bahwa responden yang memiliki


pengetahuan kurang baik tentang partisipasi kader dalam
penyelenggaraan Kelas Ibu Hamil sebanyak 33,8% responden dan
sebagian lainnya memiliki pengetahuan baik sebanyak 66,2% responden.

Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Jawaban Pengetahuan Responden


mengenai partisipasi kader dalam penyelenggaraan Kelas Ibu Hamil
Kategori Jawaban
No. Pertanyaan Benar Salah
f % f %
1. Kelas Ibu Hamil 64 98,5 1 1,5
merupakan sarana
belajar bagi ibu hamil
tentang kesehatan
2. Kelas Ibu Hamil adalah 36 55,4 29 44,6
kelas dengan jumlah
peserta minimal 10 orang
3. Kelas Ibu Hamil boleh 18 27,7 47 77,3
dilakukan tanpa melalui
tatap muka antara
petugas kesehatan
dengan ibu hamil
4. Kelas Ibu Hamil
dilaksanakan sebanyak 3 44 67,7 21 32,3
kali selama kehamilan
5. Tujuan dari Kelas Ibu
Hamil adalah merubah 62 95,4 3 4,6
sikap ibu agar memahami
tentang pemeriksaan
kehamilannya
6. Tujuan diadakannya
Kelas Ibu Hamil adalah 58 89,2 7 10,8
agar terjadi interaksi
antar ibu hamil untuk
dapat bertukar
pengalaman
47

Lanjutan Tabel 4.9


Kategori Jawaban
No. Pertanyaan Benar Salah
f % f %
7. Senam hamil dapat
dilakukan pada usia 30 46,2 35 53,8
kehamilan <4 bulan
Keluarga ibu hamil
8. termasuk sasaran 43 66,2 22 33,8
Kelas Ibu Hamil
Kader termasuk
9. sasaran Kelas Ibu 49 75,4 16 24,6
Hamil
Keluarga ibu hamil
10. diharapkan 47 72,3 18 27,7
mengikuti Kelas Ibu
Hamil minimal 1 kali
Sasaran Kelas Ibu
11. Hamil hanya 13 20 52 80
ditujukan kepada ibu
hamil yang memiliki
risiko tinggi
Kehamilan risiko
12. tinggi pada ibu hamil 59 90,8 6 9,2
dapat menyebabkan
ibu meninggal
Kehamilan di usia
13. kurang dari 16 tahun 61 93,8 4 6,2
adalah kriteria
kehamilan risiko
tinggi
Kehamilan di usia
14. lebih dari 35 tahun 16 24,6 49 75,4
tidak termasuk
kriteria kehamilan
risiko tinggi
Sasaran Kelas Ibu
15. Hamil adalah ibu 35 53,8 30 46,2
hamil yang memiliki
usia kehamilan >4
bulan
Ibu dengan
16. hipertensi tidak 9 13,8 56 86,2
termasuk kelompok
ibu hamil risiko tinggi
48

Lanjutan Tabel 4.9


Kategori Jawaban
No. Pertanyaan Benar Salah
f % f %
17. Tugas kader dalam
penyelenggaraan 56 86,2 9 13,8
Kelas Ibu Hamil
adalah melakukan
sosialisasi tentang
Kelas Ibu Hamil
Tugas kader dalam
18. penyelenggaraan 49 75,4 16 24,6
Kelas Ibu Hamil
adalah mendampingi
ibu hamil pada saat
pelaksanaan

Berdasarkan tabel 4.9 diketahui bahwa pada pertanyaan peserta


Kelas Ibu Hamil sebanyak 55,4% responden belum mengetahui jumlah
maksimal peserta di Kelas Ibu Hamil, sebanyak 53,8% belum mengetahui
bahwa sasaran Kelas Ibu Hamil adalah ibu dengan usia kehamilan seawal
mungkin dan sebanyak 33,8% responden belum mengetahui bahwa
keluarga ibu hamil termasuk dalam sasaran Kelas Ibu Hamil, serta pada
pertanyaan tentang senam hamil sebanyak 46,2% responden belum
mengetahui usia kehamilan yang diperbolehkan melakukan senam hamil.

3. Sikap Responden

Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Kategori Sikap Responden


Jumlah
Sikap
Frekuensi %
Kurang Mendukung 26 40
Mendukung 39 60
Total 65 100

Berdasarkan tabel 4.10 diketahui bahwa responden yang memiliki


sikap mendukung dalam partisipasi kader dalam penyelenggaraan Kelas
Ibu Hamil sebanyak 60% responden dan sebagian lainnya memiliki sikap
kurang mendukung sebanyak 40% responden.
49

Tabel 4.11 Distribusi Frekuensi Jawaban Sikap Responden mengenai


partisipasi kader dalam penyelenggaraan Kelas Ibu Hamil
Kategori Jawaban
No. Pertanyaan Setuju Tidak Setuju
f % f %
1. Saya akan melakukan 40 61,5 25 38,5
sosialisasi Kelas Ibu
Hamil kepada keluarga
ibu hamil
2. Saya akan menemani ibu 37 56,9 28 43,1
hamil pada saat
pelaksanaan Kelas Ibu
Hamil
3. Saya akan menyiapkan 29 44,6 36 55,4
sarana yang diperlukan
untuk Kelas Ibu Hamil
sebelum pelaksanaan
Kelas Ibu Hamil dimulai
4. Saya tidak melakukan 26 40 39 60
sosialisasi Kelas Ibu
Hamil apabila gasurkes
sudah melakukannya
5. Saya akan mengikuti 29 44,6 36 55,4
Kelas Ibu Hamil di setiap
pertemuan
6. Saya akan mengingatkan 46 70,8 19 29,2
kembali jadwal Kelas Ibu
Hamil sebelum
pelaksanaan
7. Saya akan menanyakan 27 41,5 38 58,5
ibu hamil yang tidak hadir
saat pelaksanaan Kelas
Ibu Hamil
8. Apabila suami atau 23 35,4 42 64,6
keluarga tidak ada di
rumah, saya akan
mengantar ibu hamil ke
Kelas Ibu Hamil
9. Saya tetap mengingatkan 35 53,8 30 46,2
ibu hamil datang ke Kelas
Ibu Hamil walaupun ibu
hamil tidak menuruti
saran saya
10. Imbalan/ gaji sebaiknya 37 56,9 28 43,1
diberikan kepada kader
dalam pelaksanaan tugas
50

Berdasarkan tabel 4.11 diketahui bahwa sebanyak 64,6%


responden yang tidak setuju apabila mengantar ibu hamil ke Kelas Ibu
Hamil jika suami/ keluarga tidak ada di rumah, selain itu sebanyak 58,5%
responden yang tidak setuju apabila menanyakan alasan ibu yang tidak
hadir di Kelas Ibu Hamil serta 56,9% responden mendukung pemberian
ibalan/ gaji untuk kader dalam pelaksanaan tugas.

4. Keterjangkauan Akses

Tabel 4.12 Distribusi Frekuensi Kategori Keterjagkauan Akses


Jumlah
Keterjangkauan Akses
Frekuensi %
Kurang Terjangkau 24 36,9
Terjangkau 41 63,1
Total 65 100

Berdasarkan tabel 4.12 diketahui bahwa responden yang memiliki


keterjangkauan akses baik menuju Kelas Ibu Hamil sebanyak 63,1%
responden dan sebagian lainnya masuk dalam kategori kurang terjangkau
sebanyak 36,9% responden.

Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Jawaban Keterjangkauan Akses mengenai


partisipasi kader dalam penyelenggaraan Kelas Ibu Hamil
Kategori Jawaban
No. Pertanyaan Ya Tidak
f % f %
1. Apakah tersedia sarana
transportasi untuk 52 80 13 20
menuju Kelas Ibu Hamil?
2. Apakah jalan yang
2 3,1 63 96,9
ditempuh rusak?
3. Apakah waktu tempuh
menuju lokasi Kelas Ibu 34 52,3 31 47,7
Hamil ≤9 menit?
4. Apakah jarak antara
tempat tinggal menuju
41 63,1 24 36,9
lokasi Kelas Ibu Hamil
≤0,75 km?

Berdasarkan tabel 4.13 diketahui bahwa sebanyak 47,7% responden


memiliki waktu tempuh menuju Kelas Ibu Hamil ≥9 menit, selain itu
51

sebanyak 36,9% responden memiliki jarak tempuh menuju Kelas Ibu Hamil
≥0,75 km.

5. Keterjangkauan Biaya

Tabel 4.14 Distribusi Frekuensi Kategori Keterjangkauan Biaya


Jumlah
Keterjangkauan Biaya
Frekuensi %
Kurang Terjangkau 24 36,9
Terjangkau 41 63,1
Total 65 100

Berdasarkan tabel 4.14 diketahui bahwa responden yang merasa


biaya untuk dan sebagian lainnya masuk dalam kategori kurang terjangkau
sebanyak 36,9% responden dimana distribusi frekuensi jawaban tentang
keterjangkauan biaya sebagai berikut

Tabel 4.15 Distribusi Frekuensi Jawaban Keterjangkauan Biaya mengenai


partisipasi kader dalam penyelenggaraan Kelas Ibu Hamil
Kategori Jawaban
No. Pertanyaan Ya Tidak
f % f %
1. Apakah biaya
transportasi menuju
39 60 26 40
lokasi Kelas Ibu Hamil
≤4000 rupiah?
2. Apakah ada biaya
pengganti dari
11 16,9 54 83,1
puskesmas untuk menuju
lokasi Kelas Ibu Hamil?

Berdasarkan tabel 4.15 diketahui bahwa sebanyak 40% responden


mengeluarkan biaya >4000 rupiah untuk menuju Kelas Ibu Hamil dan
sebanyak 83,1% responden tidak mendapatkan biaya pengganti dari
puskesmas.
6. Ketersediaan Informasi
Tabel 4.16 Distribusi Frekuensi Kategori Ketersediaan Informasi
Jumlah
Ketersediaan Informasi
Frekuensi %
Kurang Tersedia 10 15,4
Tersedia 55 84,6
Total 65 100
52

Berdasarkan tabel 4.16 diketahui bahwa responden yang memiliki


ketersediaan informasi Kelas Ibu Hamil yang baik sebanyak 84,6%
responden dan sebagian lainnya masuk dalam kategori kurang tersedia
sebanyak 15,4% responden.

Tabel 4.17 Distribusi Frekuensi Jawaban Keterjangkauan Informasi


mengenai partisipasi kader dalam penyelenggaraan Kelas Ibu Hamil
Kategori Jawaban
No. Pertanyaan Ya Tidak
f % f %
1. Apakah anda
mendapatkan informasi
55 84,6 10 15,4
tentang Kelas Ibu Hamil?

(Lingkari darimana
informasi di dapatkan)

a. Petugas kesehatan 30 54,6 25 45,4


b. Kader 26 47,2 29 52,8
c. Lainnya,........ 14 25,4 41 74,6

Berdasarkan tabel 4.17 diketahui bahwa sebanyak 15,4% responden


tidak menerima informasi tentang kelas ibu hamil, sebanyak 52,8%
responden belum mendapatkan informasi dari kader.

7. Dukungan Keluarga

Tabel 4.18 Distribusi Frekuensi Kategori Dukungan Keluarga


Jumlah
Dukungan Keluarga
Frekuensi %
Kurang Mendukung 27 41,5
Mendukung 38 58,5
Total 65 100

Berdasarkan tabel 4.18 diketahui bahwa keluarga responden yang


mendukung responden dalam partisipasi kader dalam penyelenggaraan
Kelas Ibu Hamil sebanyak 58,5% responden dan sebagian lainnya masuk
dalam kategori kurang mendukung sebanyak 41,5% responden.
53

Tabel 4.19 Distribusi Frekuensi Jawaban Dukungan Keluarga terhadap


partisipasi kader dalam penyelenggaraan Kelas Ibu Hamil
Kategori Jawaban
No. Pertanyaan Ya Tidak
f % f %
1. Apakah keluarga
mengingatkan anda
8 12,3 57 87,7
menghadiri Kelas Ibu
Hamil?
2. Apakah keluarga
memberikan dukungan
dalam menjalankan tugas
38 58,5 27 41,5
anda sebagai kader?
(Lingkari dukungan yang
di dapat)
a. Dana 16 42,1 22 57,9
b. Barang 1 2,7 37 97,3
c. Pendapat/ ide 11 29,1 27 70,9
d. Semangat 22 57,9 16 42,1
e. Lainnya,..................... 8 21,1 30 78,9
3. Apakah keluarga
memotivasi anda untuk
9 13,8 56 86,2
hadir dalam Kelas Ibu
Hamil?

Berdasarkan tabel 4.19 diketahui bahwa sebanyak 87,7%


responden tidak mendapat pengingat dari keluarga untuk hadir di Kelas Ibu
hamil, sebanyak 41,5% responden tidak mendapatkan dukungan keluarga
terkait tugas sebagai kader, dan sebanyak 86,2% responden tidak
mendapatkan motivasi dari keluarga untuk hadir di kelas ibu hamil.
8. Dukungan Tokoh Masyarakat

Tabel 4.20 Distribusi Frekuensi Kategori Dukungan Tokoh Masyarakat


Dukungan Tokoh Jumlah
Masyarakat Frekuensi %
Kurang Mendukung 30 46,2
Mendukung 35 53,8
Total 65 100

Berdasarkan tabel 4.20 diketahui bahwa tokoh masyarakat di


lingkungan responden memberikan dukungan kepada responden terkait
partisipasi kader dalam penyelenggaraan Kelas Ibu Hamil sebanyak 53,8%
54

responden dan sebagian lainnya kurang memberikan dukungan yaitu


sebanyak 46,2% responden.

Tabel 4.21 Distribusi Frekuensi Jawaban Dukungan Tokoh Masyarakat


terhadap partisipasi kader dalam penyelenggaraan Kelas Ibu Hamil
Kategori Jawaban
No. Pertanyaan Ya Tidak
f % f %
1. Apakah terdapat
perangkat desa yang 28 43,1 37 56,9
menjabat sebagai kader
posyandu?
2. Apakah tokoh
masyarakat membantu
27 41,5 38 58,5
anda dalam sosialisasi
Kelas Ibu Hamil?
3. Apakah tokoh
masyarakat memberikan
dukungan dalam 25 38,5 40 61,5
penyelenggaraan Kelas
Ibu Hamil?
(Lingkari dukungan yang
di dapat)
a. Dana 14 56 11 44
b. Barang 2 8 23 92
c. Pendapat/ ide 12 48 13 52
d. Semangat 14 56 11 44
e. Lainnya,..................... 8 32 17 68

Berdasarkan tabel 4.21 diketahui bahwa sebanyak 61,5%


responden tidak mendapatkan dukungan dalam penyelenggaraan Kelas
Ibu Hamil dari tokoh masyarakat dan sebanyak 58,5% responden tokoh
mayarakat tidak membantu sosialisasi Kelas Ibu Hamil di wilayahnya.
9. Dukungan Petugas Kesehatan
Tabel 4.22 Distribusi Frekuensi Kategori Dukungan Petugas Kesehatan
Dukungan Petugas Jumlah
Kesehatan Frekuensi %
Kurang Mendukung 15 23,1
Mendukung 50 76,9
Total 65 100

Berdasarkan tabel 4.22 diketahui bahwa petugas kesehatan


memberikan dukungan kepada responden terkait partisipasi kader dalam
55

penyelenggaraan Kelas Ibu Hamil sebanyak 76,9% responden (dan


sebagian lainnya kurang mendukung sebanyak 23,1% responden.

Tabel 4.23 Distribusi Frekuensi Jawaban Dukungan Petugas Kesehatan


terhadap partisipasi kader dalam penyelenggaraan Kelas Ibu Hamil
Kategori Jawaban
No. Pertanyaan Ya Tidak
f % f %
1. Apakah petugas
kesehatan memberikan
32 49,2 33 50,8
pembekalan kader
sebelum menjadi kader?
2. Apakah anda mengikuti
20 30,8 45 69,2
pembekalan kader?
3. Apakah anda memahami
tugas anda sebagai
kader dalam
17 26.2 48 73,8
penyelenggaraan Kelas
Ibu Hamil setelah
mengikuti pembekalan?
4. Apakah petugas
kesehatan memberikan
dukungan dalam 29 44,6 36 55,4
penyelenggaraan Kelas
Ibu Hamil?
(Lingkari dukungan yang
di dapat)
a. Dana 8 27,6 21 72,4
b. Barang 7 24,1 22 75,9
c. Pendapat/ ide 8 27,6 21 72,4
d. Semangat 14 48,2 15 51,8
e. Lainnya,..................... 3 10,3 26 89,7
5. Apakah petugas
kesehatan mengingatkan
tugas anda sebagai
27 41,5 38 58,5
kader dalam
pelaksanaan Kelas Ibu
Hamil?
6. Apakah ada
penghargaan yang
8 12,3 57 87,7
diberikan dari petugas
kesehatan?

Berdasarkan tabel 4.23 diketahui bahwa sebanyak 87,7% responden


belum pernah menerima penghargaan dari petugas, sebanyak 69,2%
responden belum mengikuti pembekalan kader, dan sebanyak 26,2%
56

responden yang memahami tugas sebagai kader setelah mengikuti


pembekalan.

10. Partisipasi

Tabel 4.24 Distribusi Frekuensi Kategori Partisipasi


Dukungan Petugas Jumlah
Kesehatan Frekuensi %
Kurang Aktif 31 47,7
Aktif 34 52,3
Total 65 100

Berdasarkan tabel 4.24 diketahui bahwa responden yang


berpartisipasi aktif dalam penyelenggaraan Kelas Ibu Hamil sebanyak
52,3% responden dan sebagian lainnya kurang berpartisipasi aktif
sebanyak 42,7% responden.
Tabel 4.25 Distribusi Frekuensi Jawaban Partisipasi Responden dalam
penyelenggaraan Kelas Ibu Hamil
Kategori Jawaban
No. Pertanyaan Ya Tidak
f % f %
1. Saya medata ibu hamil
59 90,8 6 9,2
baru di wilayah saya
2. Setiap ada ibu hamil baru
saya melaporkannya 56 86,2 9 13,8
kepada gasurkes
3. Saya menyampaikan
jadwal pelaksanaan
Kelas Ibu Hamil kepada 42 64,6 23 35,4
ibu hamil pada saat
sosialisasi
4. Saya menyampaikan
jadwal pelaksanaan
Kelas Ibu Hamil kepada 20 30,8 45 69,2
keluarga ibu hamil pada
saat sosialisasi
5. Saya menyampaikan
tujuan Kelas Ibu Hamil
40 61,5 25 38,5
kepada ibu hamil pada
saat sosialisasi
6. Saya menyampaikan
tujuan Kelas Ibu Hamil
kepada keluarga ibu 17 26,2 48 73,8
hamil pada saat
sosialisasi
57

Lanjutan Tabel 4.25

7. Saya menyampaikan
jadwal pelaksanaan
Kelas Ibu Hamil kepada 22 33,8 43 66,2
tokoh masyarakat pada
saat sosialisasi
8. Saya menyampaikan
tujuan Kelas Ibu Hamil
kepada tokoh 16 24,6 49 75,4
masyarakat pada saat
sosialisasi
9. Saya menyiapkan
sarana yang dibutuhkan
selama pelaksanaan 15 23,1 50 76,9
Kelas Ibu Hamil
10. Kelas Ibu Hamil di
Kelurahan Ngesrep
dilaksanakan setiap tiga 24 36,9 41 63,1
bulan sekali
11. Kelas Ibu Hamil di
Kelurahan Ngesrep
dilaksanakan di balai 44 67,7 21 32,3
Kelurahan Ngesrep
12. Saya mengikuti Kelas
Ibu Hamil dengan
materi pemeriksaan 9 13,8 56 86,2
kehamilan
13. Saya mengikuti Kelas
Ibu Hamil dengan
materi persalinan aman, 11 16,9 54 83,1
nifas nyaman ibu
selamat, bayi sehat
14. Saya mengikuti Kelas
Ibu Hamil dengan
materi pencegahan
penyakit fisik dan jiwa,
gangguan gizi dan 14 21,5 51 78,5
komplikasi kehamilan,
persalinan, dan nifas
agar ibu dan bayi sehat
15. Saya mengikuti Kelas
Ibu Hamil dengan
materi perawatan bayi 11 16,9 54 83,1
baru lahir agar tumbuh
kembang optimal
58

Lanjutan Tabel 4.25

16. Saya mengikuti Kelas


Ibu Hamil dengan
materi cara pengisian 51 78,5 14 21,5
Buku KIA milik ibu hamil
17. Saya mengingatkan
ibu hamil untuk
membawa buku KIA
pada saat 25 38,5 40 61,5
pelaksanaan Kelas
Ibu Hamil
18. Saya mengunjungi
rumah ibu hamil
yang tidak hadir 20 30,8 45 69,2
dalam pelaksanaan
Kelas Ibu Hamil

Berdasarkan tabel 4.24 diketahui bahwa sebanyak 76,9% responden


tidak membantu dalam mempersiapkan sarana yang dibutuhkan saat Kelas
Ibu Hamil, sebanyak 73,8% responden tidak menyampaikan tujuan Kelas
Ibu Hamil kepada keluarga ibu hamil, dan sebanyak 69,2% tidak
menyampaikan jadwal pelaksanaan Kelas Ibu Hamil kepada keluarga ibu
hamil pada saat sosialisasi.

C. Analisis Bivariat
Analisis bivariat adalah analisis data metode statistik deskriptif dan
inferensial yang digunakan untuk menguji perbedaan atau mengukur hubungan
antara dua variabel.38 Analisis bivariat menggunakan uji Chi-Square karena
merupakan data kategorik.39
1. Hubungan antara usia responden dengan partisipasi kader dalam
penyelenggaraan Kelas Ibu Hamil di Kelurahan Ngesrep Kota Semarang
Tabel 4.26 Analisis hubungan antara usia responden dengan partisipasi
kader dalam penyelenggaraan Kelas Ibu Hamil

Partisipasi kader dalam


Usia penyelenggaraan Kelas Ibu Hamil Jumlah
Responden
Kurang Aktif Aktif
f % f % f %
Dewasa 11 34,4 21 65,6 32 100
Tua 20 60,6 13 39,4 33 100
α=0,05 p=0,034 Ho= ditolak
59

Berdasarkan tabel 4.26 diketahui bahwa responden yang kurang aktif


berpartisipasi dalam penyelenggaraan Kelas Ibu Hamil adalah responden
yang memiliki usia kategori tua yaitu 60,6% lebih besar dibandingkan
dengan responden usia kategori dewasa yaitu 34,4%. Hasil pengujian
hipotesis dengan menggunakan Chi Square Test antara variabel usia
responden dengan partisipasi dalam penyelenggaraan Kelas Ibu Hamil
menunjukkan bahwa nilai p-value sebesar 0,034 < 0,05 yang artinya Ho
ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara usia
responden dengan partisipasi dalam penyelenggaraan Kelas Ibu Hamil.
2. Hubungan antara pendidikan responden dengan partisipasi kader dalam
penyelenggaraan Kelas Ibu Hamil di Kelurahan Ngesrep Kota Semarang

Tabel 4.27 Analisis hubungan antara pendidikan responden dengan


partisipasi kader dalam penyelenggaraan Kelas Ibu Hamil

Partisipasi kader dalam


Pendidikan penyelenggaraan Kelas Ibu Hamil Jumlah
Responden
Kurang Aktif Aktif
f % f % f %
Pendidikan 10 50 10 50 20 100
Rendah
Pendidikan 21 46,7 24 53,3 45 100
Tinggi
α=0,05 p=0,804 Ho= diterima

Berdasarkan tabel 4.27 diketahui bahwa responden yang kurang aktif


berpartisipasi dalam penyelenggaraan Kelas Ibu Hamil adalah responden
yang memiliki kategori pendidikan rendah yaitu 50% lebih besar
dibandingkan dengan kategori pendidikan tinggi yaitu 46,7%. Hasil
pengujian hipotesis dengan menggunakan Chi Square Test antara variabel
pendidikan responden dengan partisipasi dalam penyelenggaraan Kelas
Ibu Hamil menunjukkan bahwa nilai p-value sebesar 0,804 > 0,05 yang
artinya Ho diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada
hubungan antara pendidikan responden dengan partisipasi dalam
penyelenggaraan Kelas Ibu Hamil.
3. Hubungan antara pekerjaan responden dengan partisipasi kader dalam
penyelenggaraan Kelas Ibu Hamil di Kelurahan Ngesrep Kota Semarang
60

Tabel 4.28 Analisis hubungan antara pekerjaan responden dengan


partisipasi kader dalam penyelenggaraan Kelas Ibu Hamil
Partisipasi kader dalam
penyelenggaraan Kelas Ibu
Pekerjaan Hamil Jumlah
Responden
Kurang Aktif Aktif
f % f % f %
Tidak Bekerja 20 40,8 29 59,2 49 100
Bekerja 11 68,8 5 31,2 16 100
α=0,05 p=0,052 Ho= diterima

Berdasarkan tabel 4.28 diketahui bahwa responden yang kurang aktif


berpartisipasi dalam penyelenggaraan Kelas Ibu Hamil adalah responden
yang bekerja yaitu 68,8% lebih besar dibandingkan dengan responden
tidak bekerja yaitu 40,8%. Hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan
Chi Square Test antara variabel pekerjaan responden dengan partisipasi
dalam penyelenggaraan Kelas Ibu Hamil menunjukkan bahwa nilai p-value
sebesar 0,052 > 0,05 yang artinya Ho diterima, sehingga dapat disimpulkan
bahwa tidak ada hubungan antara pekerjaan responden dengan partisipasi
dalam penyelenggaraan Kelas Ibu Hamil.
4. Hubungan antara masa kerja responden dengan partisipasi kader dalam
penyelenggaraan Kelas Ibu Hamil di Kelurahan Ngesrep Kota Semarang

Tabel 4.29 Analisis hubungan antara masa kerja responden dengan


partisipasi kader dalam penyelenggaraan Kelas Ibu Hamil
Partisipasi kader dalam
penyelenggaraan Kelas Ibu
Masa Kerja Hamil Jumlah
Responden
Kurang Aktif Aktif
f % f % f %
Lama 15 41,7 21 58,3 36 100
Baru 16 55,2 13 44,8 29 100
α=0,05 p=0,279 Ho= diterima

Berdasarkan tabel 4.29 diketahui bahwa responden yang kurang aktif


berpartisipasi dalam penyelenggaraan Kelas Ibu Hamil adalah responden
yang memiliki masa kerja baru yaitu 55,2% lebih besar dibandingkan
dengan responden yang memiliki masa kerja lama yaitu 41,7%. Hasil
pengujian hipotesis dengan menggunakan Chi Square Test antara variabel
61

masa kerja responden dengan partisipasi dalam penyelenggaraan Kelas


Ibu Hamil menunjukkan bahwa nilai p-value sebesar 0,279 > 0,05 yang
artinya Ho diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada
hubungan antara masa kerja responden dengan partisipasi dalam
penyelenggaraan Kelas Ibu Hamil.
5. Hubungan antara keikutsertaan di organisasi lain dengan partisipasi kader
dalam penyelenggaraan Kelas Ibu Hamil di Kelurahan Ngesrep Kota
Semarang
Tabel 4.30 Analisis hubungan antara keikutsertaan di organisasi lain
responden dengan partisipasi kader dalam penyelenggaraan Kelas Ibu
Hamil
Partisipasi kader dalam
Keikutsertaan di penyelenggaraan Kelas Ibu
Hamil Jumlah
organisasi lain
Responden
Kurang Aktif Aktif
f % f % f %
Tidak Mengikuti 13 50 13 50 31 100
Mengikuti 18 46,2 21 53,8 34 100
α=0,05 p=0,761 Ho= diterima

Berdasarkan tabel 4.30 diketahui bahwa responden yang kurang aktif


berpartisipasi dalam penyelenggaraan Kelas Ibu Hamil adalah responden
yang tidak mengikuti organisasi lain selain kader posyandu yaitu 50% lebih
besar dibandingkan dengan responden yang mengikuti organisasi lain
selain kader posyandu yaitu 46,2%. Hasil pengujian hipotesis dengan
menggunakan Chi Square Test antara variabel keikusertaan organisasi lain
responden dengan partisipasi dalam penyelenggaraan Kelas Ibu Hamil
menunjukkan bahwa nilai p-value sebesar 0,761 > 0,05 yang artinya Ho
diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara
keikutsertaan di organisasi lain dengan partisipasi dalam penyelenggaraan
Kelas Ibu Hamil.

6. Hubungan antara pengetahuan dengan partisipasi kader dalam


penyelenggaraan Kelas Ibu Hamil di Kelurahan Ngesrep Kota Semarang
62

Tabel 4.31 Analisis hubungan pengetahuan responden dengan partisipasi


kader dalam penyelenggaraan Kelas Ibu Hamil
Partisipasi kader dalam
penyelenggaraan Kelas Ibu
Pengetahuan Hamil Jumlah
Responden
Kurang Aktif Aktif
f % f % f %
Kurang Baik 14 63,6 8 36,4 22 100
Baik 17 39,5 26 60,5 43 100
α=0,05 p= 0,066 Ho= diterima

Berdasarkan tabel 4.31 diketahui bahwa responden yang kurang aktif


berpartisipasi dalam penyelenggaraan Kelas Ibu Hamil adalah responden
yang memiliki pengetahuan kurang baik yaitu 63,6% lebih besar
dibandingkan dengan responden yang memiliki pengetahuan baik yaitu
39,5%. Hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan Chi Square Test
antara variabel pengetahuan responden dengan partisipasi dalam
penyelenggaraan Kelas Ibu Hamil menunjukkan bahwa nilai p-value
sebesar 0,066 > 0,05 yang artinya Ho diterima, sehingga dapat disimpulkan
bahwa tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan partisipasi dalam
penyelenggaraan Kelas Ibu Hamil.

7. Hubungan antara sikap dengan partisipasi kader dalam penyelenggaraan


Kelas Ibu Hamil di Kelurahan Ngesrep Kota Semarang

Tabel 4.32 Analisis hubungan sikap responden dengan partisipasi kader


dalam penyelenggaraan Kelas Ibu Hamil
Partisipasi kader dalam
penyelenggaraan Kelas Ibu
Sikap Hamil Jumlah
Responden
Aktif Kurang Aktif
f % f % f %
Kurang 20 76,9 6 23,1 26 100
Mendukung
Mendukung 11 28,2 28 71,8 39 100

α=0,05 p= 0,000 Ho= ditolak

Berdasarkan tabel 4.32 diketahui bahwa responden yang kurang aktif


berpartisipasi dalam penyelenggaraan Kelas Ibu Hamil adalah responden
63

yang memiliki sikap kurang mendukung yaitu 76,9 % dibandingkan dengan


responden yang memiliki sikap mendukung yaitu 28,2%. Hasil pengujian
hipotesis dengan menggunakan Chi Square Test antara variabel sikap
responden dengan partisipasi dalam penyelenggaraan Kelas Ibu Hamil
menunjukkan bahwa nilai p-value sebesar 0,000 < 0,05 yang artinya Ho
ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara sikap
dengan partisipasi dalam penyelenggaraan Kelas Ibu Hamil.

8. Hubungan antara keterjangkauan akses dengan partisipasi kader dalam


penyelenggaraan Kelas Ibu Hamil di Kelurahan Ngesrep Kota Semarang

Tabel 4.33 Analisis hubungan keterjangkauan akses responden dengan


partisipasi kader dalam penyelenggaraan Kelas Ibu Hamil
Partisipasi kader dalam
Keterjangkauan penyelenggaraan Kelas Ibu
Hamil Jumlah
akses
Responden
Kurang Aktif Aktif
f % f % f %
Kurang
12 50 12 50 24 100
Terjangkau
Terjangkau 19 46,3 22 53,7 41 100
α=0,05 p= 0,776 Ho= diterima

Berdasarkan tabel 4.33 diketahui bahwa responden yang kurang aktif


berpartisipasi dalam penyelenggaraan Kelas Ibu Hamil adalah responden
yang akses menuju Kelas Ibu Hamil kurang terjangkau yaitu 50%
dibandingkan dengan responden yang akses menuju Kelas Ibu Hamil
terjangkau yaitu 46,3%. Hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan
Chi Square Test antara variabel keterjangkauan akses responden dengan
partisipasi dalam penyelenggaraan Kelas Ibu Hamil menunjukkan bahwa
nilai p-value sebesar 0,776 > 0,05 yang artinya Ho diterima, sehingga dapat
disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara keterjangkauan akses
dengan partisipasi dalam penyelenggaraan Kelas Ibu Hamil.

9. Hubungan antara keterjangkauan biaya dengan partisipasi kader dalam


penyelenggaraan Kelas Ibu Hamil di Kelurahan Ngesrep Kota Semarang
64

Tabel 4.34 Analisis hubungan keterjangkauan biaya responden dengan


partisipasi kader dalam penyelenggaraan Kelas Ibu Hamil
Partisipasi kader dalam
Keterjangkauan penyelenggaraan Kelas Ibu
Hamil Jumlah
biaya
Responden
Kurang Aktif Aktif
f % f % f %
Kurang
11 45,8 13 54,2 24 100
Terjangkau
Terjangkau 20 48,8 21 51,2 41 100
α=0,05 p= 0,818 Ho= diterima

Berdasarkan tabel 4.34 diketahui bahwa responden yang kurang aktif


berpartisipasi dalam penyelenggaraan Kelas Ibu Hamil adalah responden
yang biaya menuju Kelas Ibu Hamil terjangkau yaitu 48,8% lebih besar
dibandingkan dengan responden yang biaya menuju Kelas Ibu Hamil
kurang terjangkau yaitu 45,8%. Hasil pengujian hipotesis dengan
menggunakan Chi Square Test antara variabel keterjangkauan biaya
responden dengan partisipasi dalam penyelenggaraan Kelas Ibu Hamil
menunjukkan bahwa nilai p-value sebesar 0,818 > 0,05 yang artinya Ho
diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara
keterjangkauan biaya dengan partisipasi dalam penyelenggaraan Kelas
Ibu Hamil.
10. Hubungan antara ketersediaan informasi dengan partisipasi kader dalam
penyelenggaraan Kelas Ibu Hamil di Kelurahan Ngesrep Kota Semarang
Tabel 4.35 Analisis hubungan ketersediaan informasi responden dengan
partisipasi kader dalam penyelenggaraan Kelas Ibu Hamil
Partisipasi kader dalam
Ketersediaan penyelenggaraan Kelas Ibu
Hamil Jumlah
Informasi
Responden
Kurang Aktif Aktif
f % f % f %
Kurang Tersedia 9 90 1 10 10 100
Tersedia 22 40 33 60 55 100
α=0,05 p= 0,004 Ho= ditolak
Berdasarkan tabel 4.35 diketahui bahwa responden yang kurang aktif
berpartisipasi dalam penyelenggaraan Kelas Ibu Hamil adalah responden
yang kurang tersedia informasi tentang Kelas Ibu Hamil yaitu 90% lebih
65

besar dibandingkan dengan responden yang tersedia informasi Kelas Ibu


Hamil yaitu 40%. Hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan Chi
Square Test antara variabel ketersediaan informasi responden dengan
partisipasi dalam penyelenggaraan Kelas Ibu Hamil menunjukkan bahwa
nilai p-value sebesar 0,004 < 0,05 yang artinya Ho ditolak, sehingga dapat
disimpulkan bahwa ada hubungan antara ketersediaan informasi dengan
partisipasi dalam penyelenggaraan Kelas Ibu Hamil.

11. Hubungan antara dukungan keluarga dengan partisipasi kader dalam


penyelenggaraan Kelas Ibu Hamil di Kelurahan Ngesrep Kota Semarang

Tabel 4.36 Analisis hubungan dukungan keluarga responden dengan


partisipasi kader dalam penyelenggaraan Kelas Ibu Hamil
Partisipasi kader dalam
Dukungan penyelenggaraan Kelas Ibu
Hamil Jumlah
Keluarga
Responden
Kurang Aktif Aktif
f % f % f %
Kurang
24 88,9 3 11,1 27 100
Mendukung
Mendukung 7 18,4 31 81,6 38 100
α=0,05 p= 0,000 Ho= ditolak

Berdasarkan tabel 4.36 diketahui bahwa responden yang kurang aktif


berpartisipasi dalam penyelenggaraan Kelas Ibu Hamil adalah responden
yang mendapatkan dukungan dari keluarga kurang yaitu 88,9% lebih besar
dibandingkan dengan responden yang mendapat dukungan dari keluarga
yaitu 18,4%. Hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan Chi Square
Test antara variabel dukungan keluarga responden dengan partisipasi
dalam penyelenggaraan Kelas Ibu Hamil menunjukkan bahwa nilai p-value
sebesar 0,000 < 0,05 yang artinya Ho ditolak, sehingga dapat disimpulkan
bahwa ada hubungan antara dukungan keluarga dengan partisipasi dalam
penyelenggaraan Kelas Ibu Hamil.
12. Hubungan antara dukungan tokoh masyarakat dengan partisipasi kader
dalam penyelenggaraan Kelas Ibu Hamil di Kelurahan Ngesrep Kota
Semarang
66

Tabel 4.37 Analisis hubungan dukungan tokoh masyarakat dengan


partisipasi kader dalam penyelenggaraan Kelas Ibu Hamil
Partisipasi kader dalam
Dukungan penyelenggaraan Kelas Ibu
Hamil Jumlah
Tokoh
Masyarakat
Kurang Aktif Aktif
f % f % f %
Kurang
19 63,3 11 36,7 30 100
Mendukung
Mendukung 12 34,3 23 65,7 35 100

α=0,05 p= 0,019 Ho= ditolak

Berdasarkan tabel 4.37 diketahui bahwa responden yang kurang aktif


berpartisipasi dalam penyelenggaraan Kelas Ibu Hamil adalah responden
yang kurang mendapatkan dukungan dari tokoh masyarakat yaitu 63,3%
lebih besar dibandingkan dengan responden yang mendapat dukungan
dari tokoh masyarakat yaitu 34,3%. Hasil pengujian hipotesis dengan
menggunakan Chi Square Test antara variabel dukungan tokoh
masyarakat responden dengan partisipasi dalam penyelenggaraan Kelas
Ibu Hamil menunjukkan bahwa nilai p-value sebesar 0,019 > 0,05 yang
artinya Ho ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada ada hubungan
antara dukungan tokoh masyarakat dengan partisipasi dalam
penyelenggaraan Kelas Ibu Hamil.

13. Hubungan antara dukungan petugas kesehatan dengan partisipasi kader


dalam penyelenggaraan Kelas Ibu Hamil di Kelurahan Ngesrep Kota
Semarang
Tabel 4.38 Analisis hubungan dukungan petugas kesehatan dengan
partisipasi kader dalam penyelenggaraan Kelas Ibu Hamil
Partisipasi kader dalam
Dukungan penyelenggaraan Kelas Ibu
Hamil Jumlah
Petugas
Kesehatan
Kurang Aktif Aktif
f % f % f %
Kurang
11 73,3 4 26,7 15 100
Mendukung
Mendukung 20 40 30 60 50 100
α=0,05 p= 0,023 Ho= ditolak
67

Berdasarkan tabel 4.38 diketahui bahwa responden yang kurang aktif


berpartisipasi dalam penyelenggaraan Kelas Ibu Hamil adalah responden
yang kurang mendapatkan dukungan dari petugas kesehatan yaitu 73,3%
lebih besar dibandingkan dengan responden yang mendapat dukungan
dari petugas kesehatan yaitu 40%. Hasil pengujian hipotesis dengan
menggunakan Chi Square Test antara variabel dukungan petugas
kesehatan dengan partisipasi dalam penyelenggaraan Kelas Ibu Hamil
menunjukkan bahwa nilai p-value sebesar 0,023 < 0,05 yang artinya Ho
ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara
dukungan petugas kesehatan dengan partisipasi dalam penyelenggaraan
Kelas Ibu Hamil.

14. Rekapitulasi Analisis Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Partisipasi


Kader dalam Penyelenggaraan Kelas Ibu Hamil di Kelurahan Ngesrep Kota
Semarang

Tabel 4.39 Analisis Bivariat Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan


Partisipasi Kader dalam Penyelenggaraan Kelas Ibu Hamil di Kelurahan
Ngesrep Kota Semarang
Variabel Bebas p-value Keterangan
Usia 0,034 Ada Hubungan
Pendidikan 0,804 Tidak Ada Hubungan
Pekerjaan 0,052 Tidak Ada Hubungan
Masa Kerja 0,279 Tidak Ada Hubungan
Keikutsertaan di 0,761 Tidak Ada Hubungan
Organisasi Lain
Pengetahuan 0,066 Tidak Ada Hubungan
Sikap 0,000 Ada Hubungan
Keterjangkauan Akses 0,776 Tidak Ada Hubungan
Keterjangkauan Biaya 0,818 Tidak Ada Hubungan
Ketersediaan Informasi 0,004 Ada Hubungan
Dukungan Keluarga 0,000 Ada Hubungan
Dukungan Tokoh 0,019 Ada Hubungan
Masyarakat
Dukungan Petugas 0,023 Ada Hubungan
Kesehatan

Berdasarkan tabel 4.39 dapat diketahui bahwa terdapat 6 variabel


yang memiliki hubungan dengan partisipasi kader dalam penyelenggaraan
Kelas Ibu Hamil di Kelurahan Ngesrep Kota Semarang, yaitu Usia
68

responden (p-value = 0,034), Sikap (p-value = 0,000), ketersediaan


informasi (p-value = 0,004), dukungan keluarga (p-value = 0,000),
dukungan tokoh masyarakat (p-value = 0,019), dan dukungan petugas
kesehatan (p-value = 0,023) sedangkan variabel yang tidak berhubungan
yaitu usia, pendidikan, pekerjaan, masa kerja, keikutsertaan di organisasi
lain, pengetahuan, keterjangkauan akses, dan keterjangkauan biaya.

D. Analisis Multivariat
Analisis multivariat adalah metode statistik yang bertujuan melakukan
analisis terhadap lebih dari dua variabel pada setiap objek atau orang. Analisis
multivariat digunakan untuk menganalisis multi variabel dalam satu atau lebih
hubungan. 40
Tabel 4.40 Analisis Multivariat Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan
Partisipasi Kader dalam Penyelenggaraan Kelas Ibu Hamil di Kelurahan
Ngesrep Kota Semarang
95% C.I.for
Variable B S.E. Wald df Sig. Exp(B) EXP(B)
Lower Upper
.
Usia ,822 ,150 1 ,699 1,374 ,275 6,881
318
.
Pekerjaan 1,042 ,674 1 ,411 2,354 ,305 18,150
856
-
Pengetahuan 1,017 ,958 1 ,328 ,370 ,050 2,712
,995
.
Sikap ,994 ,216 1 ,642 1,587 ,226 11,138
462
Ketersediaan 3
1,727 3,017 1 ,082 20,099 ,680 593,701
Informasi ,001
Dukungan 3
1,004 11,698 1 ,001 30,985 4,331 221,648
Keluarga ,433
Dukungan .
,822 ,476 1 ,490 1,763 ,352 8,828
Toma 567
Dukungan 1
,885 1,448 1 ,229 2,899 ,512 16,420
Nakes ,064
1
Constant ,787 ,930 3,697 1 ,055 5,973

Berdasarkan tabel 4.40 dapat diketahui bahwa variabel dukungan keluarga


memiliki pengaruh signifikan terhadap partisipasi kader dalam
penyelenggaraan kelas ibu hamil dengan p value 0,001 dan besar risiko 30,985
untuk variabel dukungan keluarga. Dari hasil tersebut diperoleh dukungan
69

keluarga yang kurang mendukung akan memiliki risiko kurang aktif


berpartisipasi dalam penyelenggaraan kelas ibu hamil lebih tinggi yaitu 30,985
kali dibanding responden yang memiliki dukungan keluarga mendukung.

Probabilitas partisipasi kader dalam penyelenggaraan Kelas Ibu Hamil


karena faktor dukungan keluarga adalah sebagai berikut

𝑒 (0,787+0,433)
𝑝=
1 + 𝑒 (0,787+0,433)
2,7(1,22)
𝑝=
1 + 2,7(1,22)
3,3594
𝑝=
4,3594
𝑝 = 0,7706 ≈ 78
Besar probabilitas kader untuk berpartisipasi dalam penyelenggaraan
Kelas Ibu Hamil sebesar 78% dipengaruhi oleh dukungan keluarga sedangkan
sisanya yaitu 22% dipengaruhi oleh faktor lain.
BAB V
PEMBAHASAN

A. Partisipasi Kader dalam Penyelenggaraan Kelas Ibu Hamil


Penyelenggaraan Kelas Ibu Hamil yang dalam penyelenggaraannya tidak
terlepas dari peran kader. Partisipasi kader di Kelas Ibu Hamil adalah mendata
ibu hamil, melakukan sosialiasi Kelas Ibu Hamil untuk mendapatkan respon dan
dukungan, mendampingi ibu hamil selama pelaksanaan Kelas Ibu Hamil selain
itu partisipasi kader juga termasuk dalam indikator keberhasilan Kelas Ibu Hamil
menurut Kementerian Kesehatan.7,18
Partisipasi adalah kontribusi sukarela atau keterlibatan dari masyarakat
kepada proyek pembangunan diri, kehidupan dan lingkungan yang dilakukan
secara aktif oleh mereka. Partisipasi dimulai dari melakukan persiapan,
pelaksanaan, monitoring, agar supaya memperoleh informasi mengenai
konteks lokal dan dampak sosial. Berdasarkan hasil penelitian responden yang
berpartisipasi aktif sebanyak 52,3% responden dan sebanyak 90,8%
responden berpartisipasi dalam medata ibu hamil di wilayahnya, selain itu
64,6% responden menyampaikan jadwal pelaksanaan Kelas Ibu Hamil kepada
ibu hamil pada saat sosialisasi dan sebanyak 61,5% responden menyampaikan
tujuan diadakannya Kelas Ibu Hamil pada saat sosialisasi dimana hal tersebut
adalah salah satu upaya menggerakkan dan memotivasi masyarakat untuk
dapat berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembangunan di wilayahnya. Hal
tersebut juga sesuai dengan hasil penelitian Wijanarko di Kabupaten Limapuluh
Kota Sumatera Barat dimana dukungan eksternal yang diperoleh dari kader
kesehatan dapat meningkatkan kesadaran ibu hamil untuk mengikuti Kelas Ibu
Hamil.20,21,25
Akan tetapi berdasarkan hasil penelitian hanya 13,8% responden yang
mengikuti materi pemeriksaan kehamilan; 16,9% responden yang mengikuti
materi persalinan aman, nifas nyaman ibu selamat, bayi sehat; 21,5%
responden yang mengikuti materi pencegahan penyakit fisik dan jiwa,
gangguan gizi dan komplikasi kehamilan, persalinan, dan nifas agar ibu dan
bayi sehat; dan 16,9% responden yang mengikuti materi perawatan bayi baru
lahir agar tumbuh kembang optimal dimana apabila dirangkum maka hanya

70
71

29,2% responden yang pernah hadir di Kelas Ibu Hamil padahal kehadiran
kader termasuk indikator keberhasilan Kelas Ibu Hamil menurut Kementerian
Kesehatan. Selain itu, sebanyak 76,9% responden tidak membantu dalam
mempersiapkan sarana yang dibutuhkan saat Kelas Ibu Hamil, sebanyak
73,8% responden tidak menyampaikan tujuan Kelas Ibu Hamil kepada keluarga
ibu hamil, dan sebanyak 69,2% tidak menyampaikan jadwal pelaksanaan Kelas
Ibu Hamil kepada keluarga ibu hamil pada saat sosialisasi.7
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti, responden
mengatakan bahwa kehadiran di Kelas Ibu Hamil biasa dilakukan oleh ketua
kader sehingga responden yang dalam jabatannya memegang peran anggota
tidak merasa perlu hadir di Kelas Ibu Hamil selain itu responden yang tidak
menyampaikan jadwal Kelas Ibu Hamil ke keluarga ibu hamil mengatakan
bahwa cukup ibu hamil yang mengetahui karena ibu hamil adalah sasaran
utama dan yang berkepentingan dalam Kelas Ibu Hamil. Menurut ibu hamil
yang berada di Kelurahan Ngesrep mengatakan bahwa informasi
penyelenggaraan Kelas Ibu Hamil hanya didapatkan dari informasi gasurkes,
selain itu kader juga tidak memotivasi ibu hamil untuk datang ke Kelas Ibu
Hamil. Menurut petugas puskesmas, kader di Kelurahan Ngesrep dirasa kurang
dalam partisipasi penyelenggaraan Kelas Ibu Hamil hal ini dilihat dari kehadiran
kader di Kelas Ibu Hamil. Berdasarkan pengamatan pelaksanaan Kelas Ibu
Hamil di Kelurahan Ngesrep dipersiapkan oleh gasurkes mulai dari
mengundang ibu hamil hingga persiapan sarana yang dibutuhkan di Kelas Ibu
Hamil.
Menurut Skiner seorang ahli psikologi, perilaku adalah suatu respon atau
reaksi seseorang terhadap suatu stimulus atau rangsangan dari luar.
Rangsangan dari luar yang dapat menimbukan suatu respon ini dapat dilihat
dari teori perilaku Lawrence Green untuk mengetahui faktor-faktor yang
berhubungan dengan partisipasi kader dalam peyelenggaraan Kelas Ibu Hamil
di Kelurahan Ngesrep Kota Semarang. Menurut teori perilaku dari Lawrencen
Green perilaku seseorang terbentuk dari tiga faktor yaitu faktor predisposisi
(pemudah), faktor enabling (pemungkin), dan faktor reinforcing (pendorong).
Partisipasi kader merupakan perilaku kesehatan yang dipengaruhi oleh faktor
predisposisi meliputi karakteristik responden, pengetahuan, dan sikap. Faktor
enabling meliputi keterjangkauan akses, keterjangkauan biaya, dan
72

ketersediaan informasi. Faktor reinforcing meliputi dukungan keluarga,


dukungan tokoh masyarakat, dan dukungan petugas kesehatan.12
B. Karakteristik Responden
Pada penelitian ini karakteristik responden yang diteliti meliputi usia,
pendidikan, pekerjaan, masa kerja, dan keikutsertaan responden di organisasi
lain selain menjadi kader posyandu.
1. Usia Responden
Usia responden adalah lama hidup responden dalam tahun yang
dihitung sejak responden lahir sampai saat dilakukan penelitian. Usia
responden dalam penelitian ini dikategorikan menjadi dua yaitu kategori
dewasa (<47 tahun) dan kategori tua (≥47 tahun). Berdasarkan hasil
penelitian diketahui bahwa responden paling banyak berada pada kategori
tua sebesar 50,8% dan kategori muda sebesar 49,2% dengan usia termuda
adalah 29 tahun dan usia tertua adalah 64 tahun.
2. Pendidikan Responden
Pendidikan responden adalah jenis pendidikan formal terakhir yang
diselesaikan oleh responden. Pendidikan responden dalam penelitian ini
dikategorikan menjadi dua yaitu kategori pendidikan renda (SD-SMP) dan
kategori pendidikan tinggi (SMA-Perguruan Tinggi). Berdasarkan hasil
penelitian diketahui bahwa responden yang memiliki pendidikan dengan
kategori pendidikan tinggi sebesar 69,2% dan responden yang memiliki
kategori rendah adalah 30,8%. Pendidikan responden yang tamat SD
sebanyak 12,3% responden, tamat SMP sebanyak 18,5% responden,
tamat SMA sebanyak 56,9% responden, dan tamat perguruan tinggi
sebanyak 12,3% responden.
3. Pekerjaan responden
Pekerjaan responden adalah kegiatan responden yang
menghasilkan uang. Pekerjaan responden dalam penelitian ini
dikategorikan menjadi dua yaitu kategori bekerja dan kategori tidak bekerja.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa responden tidak bekerja
yaitu sebesar 75,4% dan responden yang bekerja sebesar 24,6%.
Responden yang tidak bekerja (Ibu Rumah Tangga) sebanyak 75,4%
resoponden, bekerja sebagai PNS sebanyak 7,7% responden, wiraswasta
sebanyak 12,3% responden, dan lainnya sebanyak 4,6% responden.
73

4. Masa Kerja
Masa kerja responden adalah lama kerja responden dalam tahun
sejak responden pertama kali menjadi seorang kader sampai saat
dilakukan penelitian. Masa kerja responden dalam penelitian ini
dikategorikan menjadi dua yaitu masa kerja lama (≥ 5 tahun) dan masa
kerja baru (<4 tahun). Berdasarkan hasil penelitian berdasarkan uji
normalitas kolmogorov-smirnov diketahui bahwa data berdistribusi tidak
normal maka perhitungan dilakukan menggunakan nilai median yaitu 5.
Kategori masa kerja responden dikatakan lama apabila skor ≥ 5 dan
dikatakan masa kerja baru apabila skor < 5. Responden yang memiliki
masa kerja lama sebanyak 55,4% responden dan responden yang memiliki
masa kerja baru sebanyak 44,6% responden.
5. Keikutsertaan di Organisasi lain
Keikutsertaan di Organisasi lain adalah Keikutsertaan responden di
organisasi selain sebagai kader posyandu. Berdasarkan hasil penelitian
diketahui bahwa responden yang mengikuti organisasi lain selain menjadi
kader posyandu sebanyak 60% responden dan responden yang tidak
mengikuti organisasi lain selain menjadi kader posyandu sebanyak 40%
responden. Organisasi yang diikuti responden diantaranya ada yang
mengikuti organisasi bidang olahraga, menjadi perangkat desa, mengikuti
organisasi keagamaan, mengikuti organisasi partai politik, dan kelompok
tani.
C. Variabel yang Berhubungan dengan Partisipasi Kader dalam
Penyelenggaraan Kelas Ibu Hamil di Kelurahan Ngesrep Kota Semarang
1. Usia
Usia adalah lamanya hidup seseorang dalam tahun yang dihitung
sejak dilahirkan. Pada penelitian ini usia dikategorikan menjadi dua yaitu
usia dewasa (<47 tahun) dan usia tua (≥47 tahun). Hasil penelitian
menyatakan bahwa responden paling banyak berada pada kategori tua
(≥47 tahun) sebesar 50,8% dengan usia termuda adalah 29 tahun dan usia
tertua adalah 64 tahun. Pada penelitian ini usia terbanyak adalah pada usia
46 tahun. Pada dimensi dewasa kematangan seorang individu lebih
diutamakan dan menurut Anderson dalam Psychology of Development and
Personal Adjusment (1951) kematangan seseorang dilihat dari 1) Minat
74

untuk selalu berorientasi pada tugas yang dikerjakan, serta tidak mengarah
pada perasaan diri sendiri atau untuk kepentingan pribadi. 2) Tujuan yang
dikembangkan dalam konsep diri tergambar jelas dan memiliki kebiasaan
kerja yang efisien. 3) Kemampuan dalam mengendalikan perasaan pribadi
selalu mempertimbangkan pribadinya dalam bergaul dengan orang lain. 4)
Memiliki pandangan yang obyektif terhadap keputusan yang diambil. 5)
Dalam proses peningkatan diri, individu siap menerima kritik ataupun
saran. 6) Memiliki rasa tanggung jawab.7) Dapat menyesuaikan diri dengan
situasi baru.41
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa responden yang
kurang aktif berpartisipasi dalam penyelenggaraan Kelas Ibu Hamil adalah
responden yang memiliki usia kategori tua yaitu 60,6% lebih besar
dibandingkan dengan responden usia kategori dewasa yaitu 34,4%. Hasil
pengujian hipotesis dengan menggunakan Chi Square Test antara variabel
usia responden dengan partisipasi dalam penyelenggaraan Kelas Ibu
Hamil menunjukkan bahwa p-value sebesar 0,034 < 0,05 yang artinya Ho
ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara usia
responden dengan partisipasi dalam penyelenggaraan Kelas Ibu Hamil.
Hal tersebut sesuai dengan teori Anderson yang menyatakan bahwa
usia dewasa memiliki minat untuk selalu berorientasi pada tugas yang
dikerjakan, serta tidak mengarah pada perasaan diri sendiri atau untuk
kepentingan pribadi. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Irtianti yang
menyatakan bahwa ada hubungan yang signifikan antara umur dan
keaktifan kader RW Siaga dengan p value 0,012 pada α 0,05.42
2. Sikap
Pada penelitian ini sikap responden terhadap partisipasi kader dalam
penyelenggaraan Kelas Ibu Hamil dibagi menjadi dua kategori yaitu sikap
yang mendukung dan sikap yang kurang mendukung. Responden yang
memiliki sikap mendukung sebesar 60% responden dan sikap yang
kurang mendukung sebesar 40% responden. Sikap responden yang
mendukung dalam penelitian ini adalah responden setuju apabila
mengingatkan kembali jadwal Kelas Ibu Hamil sebelum pelaksanaan
Kelas Ibu Hamil yaitu sebanyak 70,8% responden, sebanyak 61,5%
responden setuju apabila sosialisasi Kelas Ibu Hamil juga ditujukan
75

kepada keluarga ibu hamil, dan sebanyak 56,9% responden setuju apabila
menemani ibu hamil pada saat pelaksanaan Kelas Ibu Hamil.
Hal tersebut sesuai dengan pedoman Kelas Ibu Hamil dari
Kementerian Kesehatan bahwa suami/ keluarga ibu hamil termasuk dalam
sasaran dari Kelas Ibu Hamil selain itu kehadiran kader dalam Kelas Ibu
Hamil termasuk indikator keberhasilan dari Kelas Ibu Hamil tersebut selain
itu responden mengatakan bahwa suami ibu hamil juga harus mengikuti
Kelas Ibu Hamil agar siap menjadi suami siaga. Suami dari ibu hamil harus
memahami kondisi kehamilan dari ibu hamil dan salah satu cara yang
dapat dilakukan adalah melalui Kelas Ibu Hamil. Hal tersebut juga sesuai
dengan teori dari Lawrence Green dimana sikap merupakan salah satu
faktor pembentuk perilaku yang mana sikap masuk dalam faktor
predisposisi/ pemudah.7,12
Sikap kurang mendukung dari responden diantaranya adalah
64,6% responden tidak setuju apabila mengantar ibu hamil ke Kelas Ibu
Hamil jika suami/ keluarga tidak ada di rumah, terdapat 58,5% responden
yang tidak setuju apabila menanyakan alasan ibu yang tidak hadir di
Kelas Ibu Hamil, dan sebesar 56,9% responden setuju apabila ada
imbalan/ gaji yang diberikan kepada kader.
Berdasarkan hasil wawancara diketahui responden mengatakan
bahwa ibu hamil sudah terbiasa berangkat sendiri dan sudah ada
gasurkes yang menjemput ibu hamil sehingga responden merasa tidak
perlu mengantar ibu hamil jika berangkat ke Kelas Ibu Hamil. Mengantar
ibu hamil ke Kelas Ibu Hamil adalah salah satu bentuk dukungan
emosional yang dapat diberikan kepada ibu hamil. Dukungan emosional
dapat ditujukan melalui bentuk kepedulian/ perhatian. Berdasarkan hasil
wawancara dengan ibu hamil diketahui bahwa ibu hamil belum pernah
hadir di Kelas Ibu Hamil karena suami yang bekerja dan tidak ada inisiatif
dari kader untuk mengajak dan mengantar ibu hamil ke Kelas Ibu Hamil.
Selain itu responden tidak pernah menanyakan alasan
ketidakhadiran ibu hamil ke Kelas Ibu Hamil karena hal tersebut biasanya
dilakukan oleh ketua kader dan responden merasa bahwa hal tersebut
adalah tugas ketua kader dan ada beberapa responden yang merasa
malas jika harus menanyakan alasan ketidakhadiran ibu hamil di Kelas
76

Ibu Hamil. Salah satu dukungan emosional dalam bentuk perhatian yang
dapat ditunjukkan oleh kader kepada ibu hamil dapat dilakukan dengan
menanyakan alasan ketidakhadiran ibu hamil di Kelas Ibu Hamil sehingga
dengan alasan tersebut dapat segera dilaporkan kepada petugas
kesehatan karena hal tersebut dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi
untuk program Kelas Ibu Hamil selanjutnya, selain itu kader memiliki
fungsi untuk membantu mengidentifikasi dan melaporkan kejadian di
masyarakat yang dapat berdampak pada masyarakat dimana salah
satunya dapat dilakukan dengan cara menanyakan alasan ketidakhadiran
ibu hamil di Kelas Ibu Hamil.19
Responden merasa perlu adanya imbalan/ gaji yang diberikan
kepada kader walaupun kader mengetahui bahwa menjadi kader adalah
pekerjaan sosial namun kader merasa perlu adanya imbalan/ gaji karena
kader telah meluangkan waktu dan tenaga untuk melakukan pelayanan
tersebut.
Hal tersebut tidak sesuai dengan pengertian kader dari
Kementerian Kesehatan dimana Kader adalah anggota masyarakat yang
bersedia dan mampu untuk melakukan pelayanan sosial dasar
masyarakat secara sukarela serta memiliki waktu, dimana kader adalah
orang yang paling memahami kondisi dan kebutuhan dari masyarakat
yang ada di wilayahnya.19 Berdasarkan hasil wawancara dengan petugas
kesehatan, Kelas Ibu Hamil memiliki sumber dana yang berasal dari BOK
(Bantuan Operasional Kesehatan) yang digunakan untuk konsumsi
selama pelaksanaan Kelas Ibu Hamil dan tidak ada dana khusus yang
diberikan kepada kader saat pelaksanaan Kelas Ibu Hamil.
Adanya sikap kader yang meminta imbalan/ gaji sesuai dengan
penelitian Yanti, dkk yang menyatakan bahwa ada hubungan antara dana
insentif dengan partisipasi kader dalam pelaksanaan posyandu dengan p
value 0,001 pada α 0,05 dimana menurut penelitian tersebut semakin
tinggi dana insentif semakin tinggi partisipasi kader dalam pelaksanaan
posyandu.43 Penelitian yang dilakukan oleh Mahendra menyatakan
bahwa saat seorang pekerja merasa cukup dengan upah yang diterima
maka produktivitasnya dalam bekerja diharapkan akan meningkat.44
77

Berdasarkan hasil diketahui bahwa responden yang kurang aktif


berpartisipasi dalam penyelenggaraan Kelas Ibu Hamil adalah responden
yang memiliki sikap kurang mendukung yaitu 76,9 % dibandingkan
dengan responden yang memiliki sikap mendukung yaitu 28,2%. Hasil
pengujian hipotesis dengan Chi-Square test diperoleh p-value sebesar
0,000 < 0,05 yang artinya Ho ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa
ada hubungan antara sikap dengan partisipasi dalam penyelenggaraan
Kelas Ibu Hamil.
Hasil dari penelitian ini sejalan dengan penelitian dari Armydewi, dkk
yang menyatakan bahwa ada hubungan antara sikap kader dengan
kinerja kader posyandu balita dengan p value 0,001 pada α 0,05 dimana
kader memiliki sikap baik sebesar 56,8%.45 Menurut Sudarsono sikap
merupakan cerminan persepsi kader terhadap tugas kader. Semakin baik
sikap kader posyandu maka akan memiliki persepsi yang positif terhadap
tugasnya sehingga dapat meningkatkan kinerja kader.46
Sikap ditentukan melalui kognisi, afeksi, dan perilaku. Kognisi adalah
apa yang diketahui oleh individu dan suatu proses secara sadar dalam
memperoleh pengetahuan. Terbentuk dan berubahnya sikap karena
individu memiliki pengetahuan, pengalaman, intelegensi, dan
bertambahnya umur.30 Berdasarkan hasil pengujian diketahui bahwa ada
hubungan antara pengetahuan dengan sikap responden terkait partisipasi
dalam penyelenggaraan Kelas Ibu Hamil dengan p-value 0,001 pada α
0,05. Selain itu sikap merupakan penentu dari perilaku karena sikap
47
berhubungan dengan persepsi, kepribadian, perasaan, dan motivasi.
Hal tersebut dibuktikan dengan uji multivariat yang menyatakan bahwa
sikap memiliki pengaruh yang signifikan terhadap partisipasi kader dalam
penyelenggaraan Kelas Ibu Hamil dengan p value 0,001 dan nilai OR
sebesar 7,841. Dari hasil tersebut diperoleh sikap yang kurang
mendukung akan memiliki risiko kurang aktif berpartisipasi dalam
penyelenggaraan Kelas Ibu Hamil lebih tinggi yaitu 7,841 kali dibanding
dengan responden yang memiliki sikap mendukung.
Oleh karena itu responden yang berpartisipasi secara aktif adalah
responden yang memiliki sikap mendukung karena responden memahami
bahwa dengan mengingatkan kembali jadwal Kelas Ibu Hamil sebelum
78

pelaksanaan dapat membantu ibu hamil agar tidak lupa untuk hadir di
Kelas Ibu Hamil selain itu kader setuju apabila menemani ibu hamil pada
saat pelaksanaan Kelas Ibu Hamil adalah salah satu tugas dari kader.
3. Ketersediaan Informasi
Pada saat ini dukungan informasi diperlukan untuk dapat mencapai
tujuan yang direncakan sehingga dapat mencapai tujuan secara efektif dan
efisien. Informasi kesehatan memiliki hubungan yang erat dengan nilai,
kepercayaan, nuansa budaya, persoalan geografis, dan atribut pribadi lain.
Menurut WHO perubahan perilaku dapat diperoleh dengan adanya
pemberian informasi karena informasi akan meningkatkan pengetahuan
dan menimbulkan kesadaran diri hingga akhirnya akan menyebabkan
48–50
seseorang berperilaku sesuai dengan pengetahuan yang dimiliki.
Pada penelitian ini ketersediaan informasi dibagi menjadi dua
kategori yaitu kategori tersedia dan kategori kurang tersedia. Kategori
tersedianya informasi pada penelitian ini sebanyak 84,6% responden dan
kategori kurang tersedianya informasi pada penelitian ini sebanyak 15,4%
responden. Informasi tentang Kelas Ibu Hamil dimana 54,6% responden
mendapatkan informasi dari petugas kesehatan, sebesar 47,2% responden
mendapatkan informasi dari sesama kader, dan 25,4% mendapatkan
informasi dari selain petugas kesehatan dan kader.
Berdasarkan hasil diketahui bahwa responden yang kurang aktif
berpartisipasi dalam penyelenggaraan Kelas Ibu Hamil adalah responden
yang kurang tersedia informasi tentang Kelas Ibu Hamil yaitu 90% lebih
besar dibandingkan dengan responden yang tersedia informasi Kelas Ibu
Hamil yaitu 40%. Hasil pengujian hipotesis dengan Chi-Square test
diperoleh p-value sebesar 0,004 < 0,05 yang artinya Ho ditolak, sehingga
dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara ketersediaan informasi
dengan partisipasi dalam penyelenggaraan Kelas Ibu Hamil.
Berdasarkan hasil wawancara informasi yang didapatkan responden
adalah informasi tentang jadwal pelaksaan Kelas Ibu Hamil, informasi
tujuan diadakannya Kelas Ibu Hamil, gambaran pelaksanaan Kelas Ibu
Hamil, dan pelatihan yang diberikan oleh pihak puskesmas terkait
peningkatan pengetahuan kader tentang ibu hamil. Hal tersebut sesuai
dengan teori dari Lawrence Green dimana ketersediaan informasi
79

merupakan salah satu faktor pembentuk perilaku yang mana ketersediaan


informasi masuk dalam faktor enabling/ pemungkin.12
Keberhasilan penerapan jaminan mutu suatu layanan kesehatan
sangat bergantung pada ketersediaan informasi yang tepat waktu dan
akurat dimana dengan adanya ketersediaan informasi dapat
mempengaruhi suatu keputusan baru karena keputusan baru dapat dibuat
setelah mendapatkan adanya informasi.51 Selain itu, ketersediaan
informasi kesehatan yang akurat, tepat waktu dan lengkap dapat
digunakan sebagai bahan dalam pembuatan keputusan dan pengelolaan
pembangunan kesehatan serta dapat digunakan dalam menyediakan
perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi program.27 Akan tetapi
hasil penelitian dari Irtiani menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara
informasi dengan keaktifan kader RW Siaga di Kecamatan Jatisampurna
Kota Bekasi dengan p value 0,071 pada α 0,05.42
Oleh karena itu responden yang aktif berpartisipasi adalah
responden yang memiliki informasi yang tersedia dimana informasi yang
didapatkan oleh responden terkait tentang informasi jadwal pelaksaan
Kelas Ibu Hamil, informasi tujuan diadakannya Kelas Ibu Hamil, gambaran
pelaksanaan Kelas Ibu Hamil, dan pelatihan yang diberikan oleh pihak
puskesmas terkait peningkatan pengetahuan kader tentang ibu hamil.
4. Dukungan Keluarga
Menurut teori WHO, perilaku seseorang lebih banyak dipengaruhi
oleh orang-orang yang dianggap penting, apabila seseorang dianggap
penting maka perkataan atau perbuatan orang tersebut cenderung untuk
dicontoh. Pada penelitian ini dukungan keluarga dibagi menjadi dua
kategori yaitu kategori mendukung dan kategori kurang mendukung.
Kategori mendukung sebanyak 58,5% responden dan kategori kurang
mendukung sebanyak 41,5% responden. Dukungan keluarga yang
diberikan kepada responden yaitu adanya pengingat dari keluarga dimana
responden yang mendapatkan sebanyak 12,3%, adanya dukungan
keluarga dalam menjalankan tugas sebagai kader sebanyak 58,5%, dan
adanya motivasi untuk hadir di Kelas Ibu Hamil sebanyak 13,8%.50
Berdasarkan hasil wawancara dengan responden didapatkan bahwa
dukungan yang diberikan oleh keluarga ada yang berupa dana sebanyak
80

42,1%, barang sebanyak 2,7% berupa makanan, pendapat/ ide sebanyak


29,1% berupa semangat sebanyak 57,9%, dan lainnnya sebanyak 21,1%
berupa adanya bantuan keluarga mengantarkan responden ke Kelas Ibu
Hamil, pengingat untuk tidak lupa mengajak ibu hamil untuk berangkat
bersama, dan pendapat keluarga terkait imbalan/ gaji yang seharusnya
diberikan kepada kader.
Pemberian motivasi yang diberikan keluarga untuk hadir di Kelas Ibu
Hamil adalah anak responden memotivasi responden untuk hadir di Kelas
Ibu Hamil agar responden sebagai kader memahami tentang kehamilan
sehingga dapat menambah pengetahuan kader dan pengalaman kader
yang juga dapat diberikan kepada keluarga. Responden yang kurang
mendapatkan dukungan dari keluarga dikarenakan masih ada beberapa
responden yang tidak mendapat ijin dari keluarga apabila sering
melakukan kegiatan diluar rumah selain itu terdapat responden yang
tinggal sendiri karena suami responden yang telah meninggal dunia dan
anak responden yang telah berkeluarga.
Berdasarkan hasil diketahui bahwa responden yang kurang aktif
berpartisipasi dalam penyelenggaraan Kelas Ibu Hamil adalah responden
yang mendapatkan dukungan dari keluarga kurang yaitu 88,9% lebih besar
dibandingkan dengan responden yang mendapat dukungan dari keluarga
yaitu 18,4%. Hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan Chi Square
Test antara variabel dukungan keluarga responden dengan partisipasi
dalam penyelenggaraan Kelas Ibu Hamil menunjukkan bahwa p-value
sebesar 0,000 < 0,05 yang artinya Ho ditolak, sehingga dapat disimpulkan
bahwa ada hubungan antara dukungan keluarga dengan partisipasi dalam
penyelenggaraan Kelas Ibu Hamil.
Responden yang aktif berpartisipasi dalam penyelenggaraan Kelas
Ibu Hamil adalah responden yang mendapatkan dukungan dari keluarga
yaitu 81,6% dibandingkan dengan responden yang kurang mendapat
dukungan dari keluarga yaitu 11,1%. Selain itu diketahui bahwa variabel
dukungan keluarga memiliki pengaruh signifikan terhadap partisipasi kader
dalam penyelenggaraan kelas ibu hamil dengan p value 0,001 dengan
besar risiko 30,985 untuk variabel dukungan keluarga. Dari hasil tersebut
diperoleh dukungan keluarga yang kurang mendukung akan memiliki risiko
81

kurang aktif berpartisipasi dalam penyelenggaraan kelas ibu hamil lebih


tinggi yaitu 30,985 kali dibanding responden yang memiliki dukungan
keluarga mendukung. Hal tersebut sesuai dengan teori dari Lawrence
Green dimana dukungan keluarga merupakan salah satu faktor pembentuk
perilaku yang mana dukungan keluarga masuk dalam faktor reinforcing/
penguat.12
Menurut Sarafino dukungan sosial terbagi menjadi lima bentuk
yaitu52
a. Dukungan emosional yaitu dukungan yang melibatkan ekspresi
dari empati, kepedulian, dan perhatian.
b. Dukungan Penghargaan yaitu dukungan melalui ungkapan
penghargaan positif dan dorongan maju.
c. Dukungan Instrumental yaitu dukungan yang berupa pemberian
bantuan secara langsung seperti materi.
d. Dukungan Informasi yaitu dukungan pemberian nasihat, arahan,
saran, atau umpan balik.
e. Dukungan Jaringan Sosial yaitu dukungan yang menimbulkan
perasaan memiliki pada individu sehingga ia merasa diterima
oleh kelompok.
Menurut Friedman dukungan keluarga dapat berupa sikap, tindakan,
dan penerimaan dari keluarga dimana keluarga juga memiliki fungsi
sebagai sistem pendukung bagi anggotanya serta keluarga anggota
memandang bahwa keluarga akan selalu siap memberikan pertolongan
dan bantuan.53
Penelitian ini sejalan dengan penelitian Harisman dan Nuryani, D
yang meyatakan bahwa ada pengaruh yang signifikan dukungan keluarga
terhadap keaktifan kader posyandu di Desa Mulang Maya Kecamatan
Kotabumi Selatan Kabupaten Lampung Utara tahun 2012 dengan p value
0,015 pada α 0,05 dimana dukungan keluarga sangat berarti bagi seorang
kader untuk aktif dalam kegiatan posyandu, semakin baik dukungan yang
diberikan oleh keluarga maka diharapkan dapat meningkatkan keaktifan
kader posyandu tersebut.54 Akan tetapi, penelitian ini tidak sejalan dengan
penelitian Roesli, dkk dimana dengan p value 0,287 pada α 0,05
82

menyatakan tidak ada hubungan antara dukungan keluarga dan


masyarakat dengan keaktifan kader posyandu.55
Selain itu, berdasarkan Program Indonesia Sehat yang merupakan
suatu program peningkatan kualitas hidup manusia yang salah satu
tujuannya adalah peningkatan status kesehatan ibu dimana strategi yang
digunakan salah satunya adalah meningkatkan promosi kesehatan dan
pemberdayaan masyarakat. Peningkatan jangkauan sasaran terutama
pada keluarga yang telah dilaksanakan adalah UKBM (Upaya Kesehatan
Berbasis Masyarakat) yang dalam pelaksanaannya tidak terlepas dari
peran kader. Konsep pendekatan keluarga adalah salah satu cara untuk
meningkatkan jangkauan sasaran dimana meliputi kegiatan pemantauan
data dan informasi untuk pemberdayaan masyarakat.56
Pendekatan keluarga yang digunakan untuk memperkuat UKBM
bertujuan untuk mengenali masalah yang dihadapi keluarga secara
keseluruhan. Pengembangan desa dan kelurahan tidak terlepas dari peran
seluruh lapisan masyarakat khususnya dari setiap keluarga yang menjadi
fokus pemberdayaan untuk mampu berperan aktif dalam mewujudkan
kesehatan masyarakat. Begitu pula dengan keluarga dari kader sendiri
dimana perlu adanya dukungan dari keluarga untuk meningkatkan peran
kader di masyarakat karena keluarga memiliki fungsi sosialisasi yaitu
proses perkembangan dan perubahan individu yang menghasilkan
interaksi sosial dalam berperan dilingkungan sosialnya.56
Oleh karena itu responden yang aktif berpartisipasi adalah
responden yang mendapatkan dukungan dari keluarga dimana dukungan
tersebut ada yang berbentuk emosional berupa peduli kepada responden
dengan mengantarkan respoden ke Kelas Ibu Hamil, dukungan
penghargaan yaitu pemberian semangat dan motivasi, dukungan
instrumental yaitu dana/ barang, serta dukungan informasi berupa
pendapat/ ide.
5. Dukungan Tokoh Masyarakat
Menurut Miriam Budiarjo tokoh masyarakat ialah orang yang
mempunyai peranan yang besar dalam suatu kelompok masyarakat dan
memiliki kekuasaan yaitu kemampuan mempengaruhi orang atau
kelompok lain sesuai dengan keinginan dirinya. Tokoh masyarakat orang-
83

orang yang dihormati dan disegani dalam masyarakatnya karena aktifitas


dalam kelompok serta kecakapan dan sifat tertentu yang dimiliki. Orang-
orang yang dianggap penting ini sering disebut kelompok referensi
(reference group). 50,57
Pada penelitian ini dukungan tokoh masyarakat dibagi menjadi dua
kategori yaitu kategori mendukung dan kategori kurang mendukung.
Kategori mendukung sebanyak 53,8% responden dan kategori kurang
mendukung sebanyak 46,2% responden. Berdasarkan hasil penelitian
diketahui bahwa 43,1% perangkat desa yang ada di lingkungan responden
menjadi kader posyandu, namun terdapat 58,5% perangkat desa yang ada
di lingkungan responden tidak membantu sosialisasi Kelas Ibu Hamil,
selain itu hanya terdapat 38,5% responden yang mendapatkan dukungan
dari perangkat desa dalam penyelenggaraan Kelas Ibu Hamil.
Dukungan yang diberikan kepada responden yaitu dana sebanyak
56% responden berupa pemberian dana untuk transportasi, barang 8%
responden, pendapat/ ide sebanyak 48% responden berupa pemberian
arahan tentang kinerja kader, semangat sebanyak 56% responden, dan
lainnya sebanyak 32% responden berupa bantuan tenaga. Responden
yang kurang medapatkan dukungan dari tokoh masyarakat menyatakan
bahwa di wilayah responden tugas tokoh masyarakat yang menjabat
sebagai perangkat desa tidak ikut campur dalam kegiatan kader karena
menganggap memiliki tugas yang berbeda.
Berdasarakan hasil penelitian diketahui bahwa responden yang
kurang aktif berpartisipasi dalam penyelenggaraan Kelas Ibu Hamil adalah
responden yang kurang mendapatkan dukungan dari tokoh masyarakat
yaitu 63,3% lebih besar dibandingkan dengan responden yang mendapat
dukungan dari tokoh masyarakat yaitu 34,3%. Hasil pengujian hipotesis
dengan menggunakan Chi Square Test antara variabel dukungan tokoh
masyarakat responden dengan partisipasi dalam penyelenggaraan Kelas
Ibu Hamil menunjukkan bahwa p-value sebesar 0,019 < 0,05 yang artinya
Ho ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada ada hubungan antara
dukungan tokoh masyarakat dengan partisipasi dalam penyelenggaraan
Kelas Ibu Hamil. Hal tersebut sesuai dengan teori dari Lawrence Green
dimana dukungan tokoh masyarakat merupakan salah satu faktor
84

pembentuk perilaku yang mana dukungan tokoh masyarakat masuk dalam


faktor reinforcing/ penguat.12
Dukungan dari masyarakat dimana melalui kerjasama dengan
berbagai lapisan soial serta adanya komitmen kuat untuk mencapai target
yang telah ditetapkan dapat memengaruhi kesehatan. Pemecahan
masalah kesehatan perlu adanya peningkatan kemampuan masyarakat
dengan menggali dan menggerakkan sumber daya diantaranya adalah
melalui pedekatan kepada tokoh masyarakat agar tokoh masyarakat dapat
memberika dukungan, menghimbau, dan mengajak masyarakat untuk ikut
serta.58 Akan tetapi penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Nafisah,
dkk yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara dukungan tokoh
masyarakat dengan partisipasi kader dalam sosialisasi Kelas Ibu Hamil
dengan p value 0,055 pada α 0,05.46,59
Oleh karena itu responden yang aktif berpartisipasi adalah
responden yang mendapatkan dukungan dari tokoh masyarakat dimana
dukungan tersebut ada yang berbentuk emosional berupa peduli kepada
responden dengan membantu dalam sosialisasi Kelas Ibu Hamil, dukungan
penghargaan yaitu pemberian semangat dan motivasi, dukungan
instrumental yaitu dana/ barang, serta dukungan informasi berupa
pemberian arahan tentang kinerja kader.
6. Dukungan Petugas Kesehatan
Pada penelitian ini dukungan petugas kesehatan dibagi menjadi dua
kategori yaitu kategori mendukung dan kategori kurang mendukung.
Kategori mendukung sebanyak 76,9% responden dan kategori kurang
mendukung sebanyak 23,1% responden. Berdasarkan hasil penelitian
diketahui bahwa sebanyak 49,2% responden mengatakan bahwa petugas
kesehatan telah memberikan pembekalan kader sebelum responden
menjadi kader, sebanyak 30,8% responden mengikuti pembekalan kader,
sebanyak 44,6% responden yang mengatakan mendapatkan dukungan
dari petugas kesehatan, dan sebanyak 12,3% responden yang
mendapatkan penghargaan dari petugas kesehatan selama menjadi kader,
selain itu hanya 30,8 % kader yang mengikuti pembekalan kader.
Bantuan yang diberikan oleh petugas kesehatan yaitu dana
sebanyak 27,6% responden, barang sebanyak 24,1% responden,
85

pendapat/ ide sebanyak 27,6% responden, semangat sebanyak 48,2%


responden, dan lainnya sebanyak 10,3% responden berupa bantuan antar
jemput responden ke Kelas Ibu Hamil. Sebanyak 41,5% responden
mengatakan bahwa petugas kesehatan mengingatkan tugas sebagai kader
dalam pelaksanaan Kelas Ibu Hamil sebanyak 12,3% responden
mendapatan penghargaan dari petugas berupa piagam.
Hasil wawancara dengan responden, responden yang mengatakan
bahwa dukungan petugas kesehatan tidak didapatkan oleh semua
responden, melainkan hanya ketua kader atau kader yang biasa menjadi
perwakilan dari setiap wilayah. Penghargaan juga hanya diberikan kepada
ketua kader. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa responden yang
kurang aktif berpartisipasi dalam penyelenggaraan Kelas Ibu Hamil adalah
responden yang kurang mendapatkan dukungan dari petugas kesehatan
yaitu 73,3% lebih besar dibandingkan dengan responden yang mendapat
dukungan dari petugas kesehatan yaitu 40%. Hasil pengujian hipotesis
dengan menggunakan Chi Square Test antara variabel dukungan petugas
kesehatan dengan partisipasi dalam penyelenggaraan Kelas Ibu Hamil
menunjukkan bahwa p-value sebesar 0,023 < 0,05 yang artinya Ho ditolak,
sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara dukungan
petugas kesehatan dengan partisipasi dalam penyelenggaraan Kelas Ibu
Hamil.
Hal tersebut sesuai dengan teori dari Lawrence Green dimana
dukungan tokoh masyarakat merupakan salah satu faktor pembentuk
perilaku yang mana dukungan petugas kesehatan masuk dalam faktor
reinforcing/ penguat.12 Perilaku hidup sehat yang dilakukan oleh
masyarakat tidak hanya perlu pengetahuan dan dukungan fasilitas namun
juga perlu adanya keteladanan dari toma, toga, dan petugas kesehatan. 49
Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Nafisah, dkk yang
menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara dukungan bidan dengan
partisipasi kader dalam sosialisasi Kelas Ibu Hamil dimana nilai p value
0,208 pada α 0,05.46
Oleh karena itu responden yang aktif berpartisipasi dalam Kelas Ibu
Hamil adalah kader yang mendapatkan dukungan dari petugas kesehatan
berbentuk emosional berupa pengingat terhadap tugas-tugas kader,
86

dukungan penghargaan yaitu pemberian semanga dan motivasi serta


piagam, dukungan instrumental yaitu dana/ barang, serta dukungan
informasi berupa pembekalan dan sarana pelatihan dimana hal tersebut
dapat memberikan informasi kepada responden tentang kesehatan ibu.
D. Variabel yang Tidak Berhubungan dengan Partisipasi Kader dalam
Penyelenggaraan Kelas Ibu Hamil di Kelurahan Ngesrep Kota Semarang
1. Pendidikan
Indonesia menerapkan sistem wajib belajar 9 tahun dimana
pemerintah menjamin terselenggaranya wajib belajar minimal pada jenjang
pendidikan dasar. Jenjang pendidikan dasar adalah jenjang pendidikan
yang dimulai dari Sekolah Dasar/ sederajat hingga Sekolah Menengah
Pertama/ sederajat. Jenjang pendidikan menengah adalah pendidikan
Sekolah Menengah Atas/ sederajat dan jenjang pendidikan tinggi yaitu
perguruan tinggi.60
Pada penelitian ini tingkat pendidikan dibagi menjadi dua kategori
yaitu kategori rendah (SD-SMP) dan kategori tinggi (SMA-Perguruan
Tinggi). Kategori pendidikan tinggi sebanyak 69,2% responden dan
kategori pendidikan rendah sebanyak 30,8% responden dimana responden
yang memiliki pendidikan tamat SD sebanyak 12,3% responden, tamat
SMP sebanyak 18,5% responden, tamat SMA sebanyak 56,9% responden,
dan tamat perguruan tinggi sebanyak 12,3% responden.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa responden yang
kurang aktif berpartisipasi dalam penyelenggaraan Kelas Ibu Hamil adalah
responden yang memiliki kategori pendidikan rendah yaitu 50% lebih besar
dibandingkan dengan kategori pendidikan tinggi yaitu 46,7%. Hasil
pengujian hipotesis dengan menggunakan Chi Square Test antara variabel
pendidikan responden dengan partisipasi dalam penyelenggaraan Kelas
Ibu Hamil menunjukkan bahwa p-value sebesar 0,804 > 0,05 yang artinya
Ho diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara
pendidikan responden dengan partisipasi dalam penyelenggaraan Kelas
Ibu Hamil.
Hal tersebut tidak sesuai dengan teori dari Lawrence Green dimana
pendidikan merupakan salah satu faktor pembentuk perilaku yang mana
masuk dalam faktor predisposisi/ pemudah. Menurut Frederick J Mc
87

Donald, pendidikan adalah proses yang diarahkan untuk merubah tabiat


(behavior) manusia. Behavior disini adalah setiap tanggapan atau
perbuatan seseorang.12,61
Peneitian ini sejalan dengan penelitian Maretha yang menyatakan
bahwa tidak ada hubungan antara pendidikan dengan keaktifan kader
posyandu dimana nilai p value 0,355 nilai pada α 0,05.62 Hal tersebut
dikarenakan responden memahami tugasnya sebagai kader selain itu
pengalaman dalam bermasyarakat menjadi lebih utama dibandingkan
tingkat pendidikan karena dengan memperoleh pengalaman maka
seseorang akan mengetahui seluk beluk pekerjaan mereka.47
2. Pekerjaan
Menurut Notoatmodjo, pekerjaan adalah aktivitas atau kegiatan yang
dilakukan oleh responden sehingga memperoleh penghasilan. Pekerjaan
dalam penelitian ini dikategorikan menjadi dua yaitu kategori bekerja dan
kategori tidak bekerja. Hasil penelitian menyatakan bahwa sebanyak
75,4% responden tidak bekerja atau Ibu Rumah Tangga dan kategori
bekerja yaitu sebanyak 7,7% responden bekerja sebagai PNS, sebanyak
12,3% responden bekerja sebagai wiraswasta, dan pekerjaan lainnya
sebanyak 4,6% responden, pekerjaan lainnya disini adalah ada responden
yang menjadi pembantu rumah tangga dan menjaga koperasi
12
puskesmas.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa responden yang
kurang aktif berpartisipasi dalam penyelenggaraan Kelas Ibu Hamil adalah
responden yang bekerja yaitu 68,8% lebih besar dibandingkan dengan
responden tidak bekerja yaitu 40,8%. Hasil pengujian hipotesis dengan
menggunakan Chi Square Test antara variabel pekerjaan responden
dengan partisipasi dalam penyelenggaraan Kelas Ibu Hamil menunjukkan
bahwa p-value sebesar 0,052 > 0,05 yang artinya Ho diterima, sehingga
dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara pekerjaan responden
dengan partisipasi dalam penyelenggaraan Kelas Ibu Hamil.
Hal tersebut tidak sesuai dengan teori dari Lawrence Green dimana
pekerjaan merupakan salah satu faktor pembentuk perilaku yang mana
masuk dalam faktor predisposisi/ pemudah.12 Hasil penelitian ini sejalan
dengan penelitian Irtiani yang menyatakan bahwa tidak ada perbedaan
88

antara kader RW Siaga yang bekerja maupun tidak bekerja dimana nilai p
value 1,000 pada α 0,05.42 Hal tersebut dapat terjadi karena responden
yang masuk dalam kategori bekerja sebagian besar adalah wiraswasta
dimana pekerjaan terebut tidak terikat oleh jam kerja sehingga masih dapat
melakukan tugasnya sebagai kader.
3. Masa kerja
Masa kerja dapat diartikan sebagai jumlah waktu seoarang pegawai
untuk bekerja.63 Masa kerja pada penelitian ini dibagi menjadi dua kategori
yaitu kategori lama (≥5 tahun) dan kategori baru (<5 tahun). Hasil penelitian
menunjukan responden yang masuk kategori lama sebanyak 55,4%
responden dan responden yang masuk kategori baru sebanyak 44,6%
responden. Masa kerja responden paling baru dalam penelitian ini adalah
1 tahun dan masa kerja paling lama adalah 37 tahun. Masa kerja
responden paling banyak adalah 3 tahun.
Hasil penelitian menyatakan bahwa responden yang kurang aktif
berpartisipasi dalam penyelenggaraan Kelas Ibu Hamil adalah responden
yang memiliki masa kerja baru yaitu 55,2% lebih besar dibandingkan
dengan responden yang memiliki masa kerja lama yaitu 41,7%. Hasil
pengujian hipotesis dengan menggunakan Chi Square Test antara variabel
masa kerja responden dengan partisipasi dalam penyelenggaraan Kelas
Ibu Hamil menunjukkan bahwa p-value sebesar 0,279 > 0,05 yang artinya
Ho diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara
masa kerja responden dengan partisipasi dalam penyelenggaraan Kelas
Ibu Hamil.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Nafisah yang
menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara lama menjadi kader dengan
partisipasi kader di sosialisasi Kelas Ibu Hamil dimana p value 0, 260 pada
α 0,05.46 Hal tersebut dapat terjadi karena responden yang memiliki masa
kerja baru memiliki sarana dan prasarana yang baik sehingga dapat
memudahkan kader untuk berpartisipasi. Sukiarko dalam Sandiyani
menyatakan bahwa lama menjadi kader perlu didukung adanya sarana dan
prasarana yang memadai.63
Selain itu berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti,
responden menyatakan bahwa telah menjadi kader dalam waktu yang
89

cukup lama dimana responden menjadi jenuh dan ingin berhenti namun
karena kurangnya minat menjadi kader sehingga responden tetap menjadi
perwakilan kader di wilayah tersebut.
4. Keikutsertaan di Organisasi Lain
Keikutsertaan kader dalam organisasi lain adalah kader aktif
mengikuti kegiatan organisasi lain selain menjadi kader, sehingga dapat
mempengaruhi partisipasinya dalam penyelenggaraan Kelas Ibu Hamil,
apalagi kegiatan dalam organisasi lain tersebut dapat mendatangkan nilai
ekonomi yang cukup besar bagi kader.
Hasil penelitian menyatakan bahwa sebanyak 60% responden
mengikuti organisasi lain selain kader dan sebanyak 40% responden tidak
mengikuti organisasi lain selain kader. Organisasi yang diikuti responden
diantaranya ada yang mengikuti organisasi di bidang olahraga, menjadi
perangkat desa, mengikuti organisasi keagamaan, mengikuti organisasi
politik, dan kelompok tani.
Penelitian menyatakan bahwa responden yang kurang aktif
berpartisipasi dalam penyelenggaraan Kelas Ibu Hamil adalah responden
yang tidak mengikuti organisasi lain selain kader posyandu yaitu 50% lebih
besar dibandingkan dengan responden yang mengikuti organisasi lain
selain kader posyandu yaitu 46,2%. Hasil pengujian hipotesis dengan
menggunakan Chi Square Test antara variabel keikusertaan organisasi lain
responden dengan partisipasi dalam penyelenggaraan Kelas Ibu Hamil
menunjukkan bahwa p-value sebesar 0,761 > 0,05 yang artinya Ho
diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara
keikutsertaan di organisasi lain dengan partisipasi dalam penyelenggaraan
Kelas Ibu Hamil.
Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan Suhat dan Hasanah yang
menyatakan bahwa ada hubungan antara keikutsertaan kader pada
organisasi lain dengan keaktifan kader dalam kegiatan posyandu di wilayah
kerja Puskesmas Palasari Kecamatan Ciater Kabupaten Subang dimana
nilai p value 0,00 pada α 0,05.64 Menurut Leny dan Suyasa dalam Nafisah
menyatakan bahwa adanya kompetensi interpersonal dapat dipengaruhi
oleh keaktifan berorganisasi. Kompetensi interpersonal adalah
90

kemampuan individu untuk melakukan hubungan antarpribadi yang efektif


dan menuntun ke arah komunikasi secara berhasil.46
Keikutsertaan kader dalam organisasi berkaitan dengan
pengetahuan kader dimana hal tersebut berhubungan dengan informasi
yang dapat.64 Hal tersebut dapat terjadi karena walaupun tidak mengikuti
organisasi lain tetapi responden tetap mendapatkan informasi yang sama
dengan responden yang mengikuti organisasi lain begitu pula sebaliknya
selain itu tidak timbul adanya jiwa kompetensi dalam diri responden yang
mengikuti organisasi lain selain menjadi kader.
5. Pengetahuan
Pengetahuan dalam penelitian ini dibagi menjadi dua kategori yaitu
kategori baik dan kategori kurang baik. Kategori baik sebanyak 66,2%
responden dan kategori kurang baik sebanyak 33,8% responden.
Responden yang berada pada kategori baik terdapat 98,5% responden
yang sudah memahami tentang pengertian Kelas Ibu Hamil, sebanyak
95,4% responden telah mengetahui tujuan diadakannya Kelas Ibu Hamil,
dan 80% responden telah mengetahui bahwa sasaran Kelas Ibu Hamil
tidak hanya ditujukan kepada ibu hamil yang memiliki resiko tinggi.
Responden yang berada pada kategori kurang baik terdapat 55,4%
responden yang belum mengetahui jumlah maksimal peserta di Kelas Ibu
Hamil, terdapat 53,8% responden yang belum mengetahui bahwa sasaran
Kelas Ibu Hamil adalah ibu dengan usia kehamilan seawal mungkin, dan
terdapat 33,8% responden yang belum mengetahui bahwa keluarga ibu
hamil termasuk sasaran Kelas Ibu Hamil.
Dengan mengetahui usia kehamilan dari ibu hamil maka kader dapat
mendata ibu hamil untuk ikut serta dalam Kelas Ibu Hamil. Kader
diharapkan mengetahui bahwa sasaran dari Kelas Ibu Hamil adalah ibu
hamil dengan usia kehamilan seawal mungkin sehingga sasaran yang
dituju sesuai dengan tujuan pelaksanaan Kelas Ibu Hamil selain itu dengan
mengetahui keluarga ibu hamil termasuk sasaran Kelas Ibu Hamil dapat
membantu mencapai tujuan dari Kelas Ibu Hamil yaitu keluarga diharapkan
mengikuti Kelas Ibu Hamil minimal satu kali agar keluarga dapat
memahami kondisi ibu hamil selain itu diharapkan adanya bentuk
91

dukungan dari keluarga sehingga dapat memotivasi ibu hamil untuk datang
ke Kelas Ibu Hamil.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa responden yang
kurang aktif berpartisipasi dalam penyelenggaraan Kelas Ibu Hamil adalah
responden yang memiliki pengetahuan kurang baik yaitu 63,6% lebih besar
dibandingkan dengan responden yang memiliki pengetahuan baik yaitu
39,5%. Hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan Chi Square Test
antara variabel pengetahuan responden dengan partisipasi dalam
penyelenggaraan Kelas Ibu Hamil menunjukkan bahwa p-value sebesar
0,066 > 0,05 yang artinya Ho diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa
tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan partisipasi dalam
penyelenggaraan Kelas Ibu Hamil. Hal tersebut tidak sesuai dengan teori
dari Lawrence Green dimana pengetahuan merupakan salah satu faktor
pembentuk perilaku yang mana pengetahuan masuk dalam faktor
predisposisi/ pemudah.12
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Yanti, dkk yang
menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan
partisipasi kader dimana nilai p value 0,512 pada α 0,05. Astuti dalam Yanti,
dkk menyatakan bahwa pengetahuan tidak ada hubungan dengan
partisipasi kader karena kader adalah seseorang yang partisipasinya
bersifat sukarela sehingga hal tersebut tidak menjamin bahwa kader akan
tetap menjalankan fungsinya dengan baik walaupun pengetahuannya lebih
dari yang lain. Pengetahuan seseorang dapat meningkat seiring dengan
pengalaman yang dimilikinya dimana hal tersebut meningkatkan kualitas
mutu pelayanan kesehatan di masyarakat.43
6. Keterjangkauan Akses
Keterjangkauan akses dalam penelitian ini dibagi menjadi dua
kategori yaitu kategori terjangkau dan kurang terjangkau. Kategori
terjangkau dalam penelitian ini sebanyak 63,1% responden dan kurang
terjangkau 36,9% responden. Keterjangkauan akses dapat dilihat bahwa
sebanyak 96,9% responden yang jalan tempuh menuju Kelas Ibu Hamil
tidak mengalami kerusakan, sebanyak 52,3% responden waktu tempuh
menuju lokasi Kelas Ibu Hamil ≤9 menit, dan 63,1% responden jarak antara
tempat tinggal menuju lokasi Kelas Ibu Hamil ≤0,75 km.
92

Kategori kurang terjangkau masih terdapat 47,7% responden yang


memiliki waktu tempuh menuju Kelas Ibu Hamil ≥9 menit dimana jumlah
responden tersebut tidak terlalu jauh dari jumlah responden yang memiliki
waktu tempuh ≤9 menit dan terdapat 36,9% responden yang memiliki jarak
tempuh menuju Kelas Ibu Hamil ≥0,75 km.
Berdasarkan penelitian diketahui bahwa responden yang kurang aktif
berpartisipasi dalam penyelenggaraan Kelas Ibu Hamil adalah responden
yang akses menuju Kelas Ibu Hamil kurang terjangkau yaitu 50%
dibandingkan dengan responden yang akses menuju Kelas Ibu Hamil
terjangkau yaitu 46,3%. Hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan
Chi Square Test antara variabel keterjangkauan akses responden dengan
partisipasi dalam penyelenggaraan Kelas Ibu Hamil menunjukkan bahwa
p-value sebesar 0,776 > 0,05 yang artinya Ho diterima, sehingga dapat
disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara keterjangkauan akses
dengan partisipasi dalam penyelenggaraan Kelas Ibu Hamil.
Hal tersebut tidak sesuai dengan teori dari Lawrence Green dimana
keterjangkauan akses merupakan salah satu faktor pembentuk perilaku
yang mana keterjangkauan akses masuk dalam faktor enabling/
pemungkin.12 Akses disini dapat meliputi jarak, waktu, dan sarana
transportasi. Sarana transportasi akan memudahkan masyarakat untuk
mencapai fasilitas kesehatan. Penelitian ini sejalan dengan penelitian
Maretha yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara jarak tempat
tinggal dengan tanggapan kader terhadap kunjugan masyarakat di
posyandu Puskesmas Jatimulyo dimana nilai p value 0,861 pada α 0,05.65
Hal tersebut dapat terjadi karena walaupun jarak dan waktu yang
ditempuh terjangkau namun ada faktor lain yang menyebabkan tidak ada
hubungan antara keterjangkauan akses dengan partisipasi dalam
penyelenggaraan Kelas Ibu Hamil seperti kelelahan karena responden
yang masuk dalam kategori terjangkau ada beberapa responden yang
mengakses Kelas Ibu Hamil dengan berjalan kaki selain itu terdapat alasan
lain seperti tidak ada minat untuk hadir di Kelas Ibu Hamil karena adanya
aktivitas lain. Menurut Anderson faktor yang memungkinkan dan
mendukung dalam pelayanan kesehatan adalah faktor alat dan sarana
transportasi.66
93

7. Keterjangkauan Biaya
Keterjangakaun biaya dalam penelitian ini dibagi menjadi dua
kategori yaitu kategori terjangkau dan kategori kurang terjangkau. Kategori
biaya terjangkau sebanyak 63,1% responden dan kategori kurang
terjangkau sebanyak 36,9% responden. Berdasarkan hasil penelitian
sebanyak 40% responden yang mengeluarkan biaya >4000 rupiah untuk
menuju Kelas Ibu Hamil dan terdapat 83,1% responden yang tidak
mendapatkan biaya pengganti dari puskesmas.
Hasil penelitian menyatakan bahwa responden yang kurang aktif
berpartisipasi dalam penyelenggaraan Kelas Ibu Hamil adalah responden
yang biaya menuju Kelas Ibu Hamil terjangkau yaitu 48,8% lebih besar
dibandingkan dengan responden yang biaya menuju Kelas Ibu Hamil
kurang terjangkau yaitu 45,8%. Hasil pengujian hipotesis dengan
menggunakan Chi Square Test antara variabel keterjangkauan biaya
responden dengan partisipasi dalam penyelenggaraan Kelas Ibu Hamil
menunjukkan bahwa p-value sebesar 0,818 > 0,05 yang artinya Ho
diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara
keterjangkauan biaya dengan partisipasi dalam penyelenggaraan Kelas
Ibu Hamil. Hal tersebut tidak sesuai dengan teori dari Lawrence Green
dimana keterjangkauan biaya merupakan salah satu faktor pembentuk
perilaku yang mana keterjangkauan biaya masuk dalam faktor enabling/
pemungkin.12
Berdasarkan hasil wawancara, beberapa responden menyatakan
bahwa ada biaya pengganti yang didapatkan dari puskesmas dan ada
beberapa responden yang menyatakan ada pemberian biaya pengganti
yang diambil dari kas RT/ RW. Biaya adalah pengorbanan untuk
mendapatkan suatu tujuan. Menurut Teori WHO sumber daya yang
mencakup fasilitas, uang, waktu, tenaga, dan sebagainya dapat
berpengaruh terhadap perilaku. Motivasi kerja adalah salah satu cara untuk
meningkatkan kinerja seseorang. Menurut Stoner kinerja seseorang
dipengaruhi oleh motivasi, kemampuan, dan faktor persepsi. Salah satu
alat motivasi adalah materiil. Materiil adalah apa yang diberikan kepada
seseorang untuk meningkatkan kinerjanya dapat berupa uang atau barang
yang memiliki nilai jual.50
94

Hasil penelitian ini sejalan dengan Wowor, dkk yang menyatakan


bahwa tidak ada hubungan antara pemberian insentif dengan keaktifan
kader posyandu dimana p value 0,51 pada α 0,05. Hal tersebut dapat terjadi
karena responden merasa bahwa ada atau tidaknya biaya pengganti
pekerjaan kader adalah pekerjaan sosial dimana dilakukan secara sukarela
tanpa mengharapkan imbalan. Selain itu meskipun responden kurang aktif
hadir dalam Kelas Ibu Hamil namun responden tetap menjalankan tugas
lainnya sebagai seorang kader.67
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan terkait faktor-faktor yang
berhubungan dengan partisipasi kader dalam penyelenggaraan Kelas Ibu
Hamil di Kelurahan Kota Semarang, maka dapat disimpulkan bahwa variabel
yang berhubungan dengan partisipasi kader dalam penyelenggaraan Kelas
Ibu Hamil di Kelurahan Ngesrep Kota Semarang sebagai berikut:
1. Responden berpartisipasi aktif dalam penyelenggaraan Kelas Ibu Hamil
(52,3%) dimana partisipasi aktif responden dibuktikan dengan mendata ibu
hamil yang ada di wilayah responden (90,8%), menyampaikan jadwal
pelaksanaan Kelas Ibu Hamil pada saat sosialisasi (64,6%), dan responden
menyampaikan tujuan diadakannya Kelas Ibu Hamil pada saat sosialisasi
(61,5%) namun masih terdapat responden yang belum mengetahui jadwal
pelaksanaan Kelas Ibu Hamil (63,1%), responden tidak membantu dalam
mempersiapkan sarana untuk Kelas Ibu Hamil (76,9%), dan responden
tidak menyampaikan jadwal pelaksanaan Kelas Ibu Hamil kepada keluarga
ibu hamil (69,5%).
2. Variabel yang memiliki pengaruh signifikan terhadap partisipasi kader
dalam penyelenggaraan Kelas Ibu Hamil adalah variabel dukungan
keluarga dengan p value 0,001 dan besar risiko 30,985 untuk variabel
dukungan keluarga. Besar probabilitas kader untuk berpartisipasi dalam
penyelenggaraan Kelas Ibu Hamil sebesar 78% dipengaruhi oleh
dukungan keluarga sedangkan sisanya yaitu 22% dipengaruhi oleh faktor
lain.
3. Variabel yang berhubungan dengan partisipasi kader dalam
penyelenggaraan Kelas Ibu Hamil adalah usia (p=0,034), sikap (p=0,000),
ketersediaan informasi (p=0,004), dukungan keluarga (p=0,000), dukungan
tokoh masyarakat (p=0,019), dan dukungan petugas kesehatan (p=0,023).

95
96

B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan kesimpulan diperoleh,
dapat ditemukan beberapa saran sebagai berikut :
1. Bagi Institusi Akademik
Institusi akademik dapat menanamkan jiwa pengabdian masyarakat
kepada mahaiswa sehingga nantinya mahasiswa ketika terjun di
masyarakat dapat berpartisipasi dalam proses pemberdayaan di
wilayahnya selain itu hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan
sebagai bahan referensi yang nantinya dapat di aplikasikan dengan wujud
ilmu pengabdian masyarakat seperti Pengalaman Belajar Lapangan.
2. Bagi Peneliti
Penelitian tentang Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Partisipasi
Kader dalam Penyelenggaraan Kelas Ibu Hamil dapat terus dikembangkan
lebih lanjut agar nantinya diketahui faktor lain yang dapat memengaruhi
kinerja kader.
3. Bagi Pemerintah
Kelurahan dapat memperbaharui data kader serta menghimbau tokoh
masyarakat untuk lebih aktif berpartisipasi dan memberikan himbauan
kepada masyarakat dan untuk puskesmas dapat memberikan dukungan
baik secara emosional, penghargaan, informasi dan instrumental kepada
kader serta adanya pembagian tugas kader secara jelas selain itu perlu
adanya dukungan puskesmas untuk melakukan pendekatan kepada
keluarga kader agar keluarga kader memahami tugas dan peran kader.
4. Bagi Keluarga Kader
Diharapkan keluarga kader memahami tugas dari kader di masyarakat
serta memberikan dukungan baik secara emosional, instrumental, dan
penghargaan kepada kader.
DAFTAR PUSTAKA

1. Dinas Kesehatan Kota Semarang. Profil Kesehatan Kota Semarang Tahun


2015. 2015.
2. Dinas Kesehatan Kota Semarang. Buku Saku Kesehatan Triwulan Ke 3
Tahun 2015. 2015.
3. BAPPENAS. Laporan Perkembangan Pencapaian Tujuan Pembangunan
Milenium Indonesia.
http://www.bappenas.go.id/index.php/download_file/view/7450/1266/.
4. Indonesia. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 97
Tahun 2014 tentang Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum Hamil, Masa
Hamil, Persalinan, dan Masa Sesudah Melahirkan, Penyelenggaraan
Pelayanan Kontrasepsi, serta Pelayanan Kesehatan Seksual. Indonesia;
2014:31.
5. Sinsin I. Masa Kehamilan dan Persalinan. Jakarta: PT Elex Media
Komputindo; 2008.
6. Manuaba IAC, Manuaba IBGF, Manuaba IBG. Buku Ajar Patologi Obstetri
untuk Mahasiswa Kebidanan. Jakarta: Penerbit EGC; 2008.
7. Kementrian Kesehatan. Pedoman Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil. Jakarta;
2014. doi:351.077 Ind r.
8. Kementrian Kesehatan. Profil Data Kesehatan Indonesia Tahun 2015.;
2015. doi:351.770.212 Ind P.
9. Kementrian Kesehatan. Petunjuk Teknis Penggunaan Buku Kesehatan Ibu
dan Anak. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI; 2015.
10. Sandra AR. Hubungan Antara Pemanfaatan Buku KIA dan Kepatuhan
Imunisasi di Puskesmas Ciputat Timur Kota Tangerang Selatan Tahun
2011. 2011.
11. Sistiarani C, Gamelia E, Sari DUP. Fungsi Pemanfaatan Buku KIA
terhadap Pengetahuan Kesehatan Ibu dan Anak pada Ibu. Kesehat Masy
Nas. 2014;8(8):356.
12. Notoatmodjo S. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta; 2010.
13. Aprillia Y. Hipnostetri: Rileks, Nyaman, dan Aman Saat Hamil &
Melahirkan. Jakarta: Gagas Media; 2010.
14. Wijayanti T, Setiyaningsih A. Efektivitas Kelas Ibu Hamil terhadap Deteksi
Dini Tanda Bahaya Kehamilan. Akad Kebidanan Estu Utomo Boyolali.
2014.
15. Febriana AI, Azinar M. Model Kelas Ibu Hamil untuk Pemetaan Risiko
Kehamilan dan Pencegahan Komplikasi Persalinan. Abdimas Univ Negeri
Semarang. 2016;20(e-ISSN 2503-1252).
16. Indivara N. The Mom’s Secret. Yogyakarta: Penerbit Pustaka Anggrek;
2009.
17. Indonesia. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2012
Tentang Sistem Kesehatan Nasional. Indonesia:
http://binfar.kemkes.go.id/?wpdmact=process&did=MTE0LmhvdGxpbms=;
2012.
18. Kementrian Kesehatan. Promosi Kesehatan Di Daerah Bermasalah
Kesehatan. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI Pusat Promosi
Kesehatan; 2011.
19. Kementrian Kesehatan. Buku Paket Pelatihan Kader Kesehatan dan
Tokoh Masyarakat dalam Pengembangan Desa Siaga. Jakarta:
97
98

Kementerian Kesehatan RI; 2009.


20. Indonesia. Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 7 Tahun 2007 tentang
Kader Pemberdayaan Masyarakat. Indonesia; 2007:4.
http://binapemdes.kemendagri.go.id/produkhukum/download/11/Permenda
gri_No._7_Th_._2007_Ttg_._Kader_Pemberdayaan_Masyarakat_.pdf.
21. Wijanarko AW. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Partisipasi Ibu
Hamil Berisko Tinggi dalam mengikuti Program Kelas Ibu Hamil di
Kabupaten Limapuluh Kota. 2014.
22. Suwarsono. Analisis Peran dan Tugas Kader Posyandu dalam
Pelaksanaan Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Kabupaten
Temanggung. 2011.
23. Manuaba IBG. Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana untuk
Pendidikan Bidan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 1998.
24. Utama B, Soeharto BP. Gambaran Ibu Hamil Risiko Tinggi di Desa
Rowosari, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang. Media Med Muda.
2015;4(3):201.
25. Mikkelsen B. Metode Penelitian Partisipatoris dan Upaya Pemberdayaan.
Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia; 2011.
26. Finna R. Partisipasi Masyarakat dalam Implementasi Kebijakan
Pendidikan. 2010.
27. Efendi F, Makhfudli. Keperawatan Kesehatan Komunitas Teori dan Praktik
dalam Keperawatan. Jakarta: Penerbit Salemba Medika; 2009.
28. Anonim. No Title.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/32272/Chapter
II.pdf?sequence=3&isAllowed=y.
29. Bastable SB. Perawat sebagai Pendidik Prinsip-Prinsip Pengajaran dan
Pembelajaran. Jakarta: Penerbit EGC; 2002.
30. Maulana HD. Promosi Kesehatan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC; 2007.
31. Green J, Tones K, Cross R, Woodall J. Health Promotion Planning and
Strategies. 3 ed. UK: SAGE; 2015.
https://books.google.co.id/books?id=oyGJCwAAQBAJ&pg=PA558&dq=gre
en+and+kreuter+health+promotion+planning&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwj
I7ZWenfzTAhUHNo8KHZyWBXQQ6AEINjAC#v=onepage&q=precede&f=f
alse.
32. Anggraeni MDS. Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif dalam
Bidang Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika; 2013.
33. Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta; 2014.
34. Swarjana IK. Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: ANDI; 2012.
https://books.google.co.id/books?id=NOkOS2V7vVcC&printsec=frontcover
&hl=id#v=onepage&q&f=false.
35. Harianti A, Veronica MS, Nur, Setiawan S, Iskandar D. Statistika II.
Yogyakarta: ANDI; 2012.
https://books.google.co.id/books?id=mfZHtSc06WMC&pg=PA27&dq=sam
pel+proporsi+adalah&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwjs1Ov0qf7TAhWLNI8KH
bVyCvsQ6AEIPzAH#v=onepage&q=sampel proporsi adalah&f=false.
36. Maryati K, Suryawati J. Sosiologi. Jakarta: Penerbit Erlangga; 2001.
https://books.google.co.id/books?id=-
VPNS5CbDhYC&pg=PT129&dq=cara+pengambilan+sampel+representatif
99

&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwjkop22qP7TAhVIKY8KHQwFBOQQ6AEIKzA
B#v=onepage&q=cara pengambilan sampel representatif&f=false.
37. Lapau B. Metode Penelitian Kesehatan: Metode Ilmiah Penulisan Skirpsi,
Tesis, dan Disertasi. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia; 2012.
38. Alhamda S. Buku Ajar Metlit dan Statistik. Yogyakarta: Deepublish; 2016.
39. Dahlan MS. Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan. 3 ed. Jakarta:
Salemba Medika; 2008.
40. Santoso S. Statistik Multivariat. Jakarta: PT Elex Media Komputindo; 2010.
41. FIP-UPI TPIP. Ilmu dan Aplikasi Pendidikan. Jakarta: PT Imperial Bhakti
Utama; 2017.
42. Irtiani FK. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Keaktifan Kader
Rukun Warga Siaga di Wilayah Kecamatan Jatisampurna Kota Bekasi
Tahun 2009. 2009.
43. Yanti, Mulyadi, Usman S. Pengetahuan, Dana Insentif, Sarana Dan
Prasarana Dengan Partisipasi Kader Dalam Pelaksanaan Posyandu. J
Ilmu Keperawatan. 2016;13(2338–6371).
44. Mahendra AD. Analisis Pengaruh Pendidikan, Upah, Jenis Kelamin, Usia
dan Pengalaman Kerja terhadap Produktivitas Tenaga Kerja. 2014.
45. Armydewi NR, Djarot HS, Puwanti IA. Faktor-Faktor yang Berhubungan
dengan Kinerja Kader Posyandu Balita dalam Pelaksanaan Posyandu di
Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak Tahun 2011. 2011:5.
46. Nafisah L, Sistiarani C, Masfiah S. Faktor-Faktor yang Berhubungan
dengan Partisipasi Kader dalam Kelas Ibu Hamil di Kecamatan Sokaraja
Kabupaten Banyumas. 2015:13.
47. Ivancevich JM, Konopaske R, Matteson MT. Perilaku dan Manajemen
Organisasi. 7 ed. Jakarta: Penerbit Erlangga; 2007.
48. Amsyah Z. Manajemen Sistem Informasi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama; 2005.
49. Bensley RJ, Fisher JB. Metode Pendidikan Kesehatan Masyarakat.
Jakarta: Penerbit Erlangga; 2008.
50. Notoatmodjo S. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: PT Rineka
Cipta; 2007.
51. Pohan IS. Jaminan Mutu Layanan Kesehatan. Jakarta: Penerbit EGC;
2006.
52. Dariyo A. Journal Provitae. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia;
2004.
53. Muhith A, Siyoto S. Pendidikan Keperawatan Gerontik. Yogyakarta: ANDI;
2016.
54. Harisman, Nuryani DD. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keaktifan
Kader Posyandu di Desa Mulang Maya Kecamatan Kotabumi Selatan
Kabupaten Lampung Utara Tahun 2012. Fak Kesehat Masy Univ
Malahayati B Lampung. 2012:12.
55. Roesli AM, Maramis F, Kolibu FK. Faktor-Faktor yang Berhubungan
dengan Keaktifan Kader Posyandu Balita di Wilayah Kerja Puskesmas
Tumpaan Kabupaten Minahasa Selatan. Fak Kesehat Masy Univ Sam
Ratulangi Manad. 2017;5.
56. Kementrian Kesehatan. Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan
Keluarga. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI; 2016.
57. Porawouw R. Peran Tokoh Masyarakat dalam Meningkatkan Partisipasi
Pembangunan. 2016.
100

58. Effendy N. Dasar-Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. 2 ed.


Jakarta: Penerbit EGC; 1998.
59. GKIA. 1001 Langkah Selamatkan Ibu dan Anak. Jakarta: Pustaka Bunda;
2016.
60. Indonesia. Undang-Undang Republik Indonesia Tentang Sistem
Pendidikan Nasional. Indonesia; 2003.
61. Saifuddin. Pengelolaan Pembelajaran Teoretis dan Praktis. Yogyakarta:
Deepublish; 2014.
62. Hapsari HT. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Keaktifan Kader
Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Slawi Tahun 2015. Fak Kesehat
Univ Dian Nuswantoro. 2015.
63. Hardikriyawan A. Pengaruh Pelatihan dan Masa Kerja Terhadap Kinerja
Pegawai ( Studi Pada Kantor Badan Pusat Statistik Kota Probolinggo ). Jur
Manajemen, Fak Ekon dan Bisnis, Univ Brawijaya. 2011;3.
64. Suhat, Hasanah R. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Keaktifan
Kader dalam Kegiatan Posyandu. Kesehat Masy Nas. 2014;10(ISSN
1858-1196).
65. Maretha F. Tanggapan Kader terhadap Kunjungan Masyarakat di
Posyandu serta Faktor-Faktor yang Berhubungan di Puskesmas Jatimulya
Kecamatan Tambun Selatan Kabupaten Bekasi Tahun 2011. 2011.
66. Azwar A. Menjaga Mutu Pelayanan Kesehatan. Jakarta: Pusat Sinar
Harapan; 1996.
67. Wowor GGF, Kolibu FK, Rumayar AA. Hubungan Motivasi dan Pemberian
Insentif dengan Keaktifan Kader Posyadu di Wilayah Kerja Puskesmas
Sonder. Kesehat Masy. 2017;9.
LAMPIRAN

101
L-1

Formulir Informed Consent


(SURAT KESEDIAAN MENJADI RESPONDEN)

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : ................................................................
Alamat : ................................................................

Menyatakan bahwa saya (Bersedia/ Tidak Bersedia) menjadi responden


penelitian skripsi atas nama mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Diponegoro Semarang.

Nama : Linda Agustinawati


NIM : 25010113130216
Judul Skripsi : Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Partisipasi Kader dalam
Penyelenggaraan Kelas Ibu Hamil di Kelurahan Ngesrep Kota
Semarang

Peneliti akan menjaga kerahasiaan setiap jawaban yang disampaikan oleh


responden. Dengan surat keterangan ini dibuat untuk dapat dipergunakan
sebagaimana mestinya.

Semarang, 2017

Responden

(.................................................)
L-2

KUESIONER PENELITIAN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PARTISIPASI KADER


DALAM PENYELENGGARAAN KELAS IBU HAMIL DI KELURAHAN NGESREP
KOTA SEMARANG

No. Responden :
Hari, Tanggal Wawancara :
Alamat :

A. Karakteristik Responden
1. Nama :
2. Usia : Tahun
3. Pendidikan :
a. Tamat SD
b. Tamat SMP
c. Tamat SMA
d. Tamat Perguruan Tinggi
4. Pekerjaan :
b. IRT
c. PNS
d. Swasta
e. Wiraswasta
f. Lainnya,................................................
5. Masa Kerja : Tahun
6. Keikutsertaan di Organisasi Lain :
a. Ya
b. Tidak
B. Pengetahuan
No. Pernyataan B S
1. Kelas ibu hamil merupakan sarana belajar bagi
ibu hamil tentang kesehatan
L-2

2. Kelas ibu hamil adalah kelas dengan jumlah


peserta minimal 10 orang
3. Kelas ibu hamil boleh dilakukan tanpa melalui
tatap muka antara petugas kesehatan dengan
ibu hamil
4. Kelas ibu hamil dilaksanakan sebanyak 3 kali
selama kehamilan
5. Tujuan dari kelas ibu hamil adalah merubah sikap
ibu agar memahami tentang pemeriksaan
kehamilannya
6. Tujuan diadakannya kelas ibu hamil adalah agar
terjadi interaksi antar ibu hamil untuk dapat
bertukar pengalaman
7. Senam hamil dapat dilakukan pada usia
kehamilan <4 bulan
8. Keluarga ibu hamil termasuk sasaran kelas ibu
hamil
9. Kader termasuk sasaran kelas ibu hamil
10. Keluarga ibu hamil diharapkan mengikuti kelas
ibu hamil minimal 1 kali
11. Sasaran kelas ibu hamil hanya ditujukan kepada
ibu hamil yang memiliki risiko tinggi
12. Kehamilan risiko tinggi pada ibu hamil dapat
menyebabkan ibu meninggal
13. Kehamilan di usia kurang dari 16 tahun adalah
kriteria kehamilan risiko tinggi
14. Kehamilan di usia lebih dari 35 tahun tidak
termasuk kriteria kehamilan risiko tinggi
15. Sasaran kelas ibu hamil adalah ibu hamil yang
memiliki usia kehamilan >4 bulan
16. Ibu dengan hipertensi tidak termasuk kelompok
ibu hamil risiko tinggi
L-2

17. Tugas kader dalam penyelenggaraan kelas ibu


hamil adalah melakukan sosialisasi tentang kelas
ibu hamil
18. Tugas kader dalam penyelenggaraan kelas ibu
hamil adalah mendampingi ibu hamil pada saat
pelaksanaan

C. Sikap
No. Pernyataan S TS
1. Saya akan melakukan sosialisasi kelas ibu hamil
kepada keluarga ibu hamil
2. Saya akan menemani ibu hamil pada saat
pelaksanaan kelas ibu hamil
3. Saya akan menyiapkan sarana yang diperlukan
untuk kelas ibu hamil sebelum pelaksanaan kelas
ibu hamil dimulai
4. Saya tidak melakukan sosialisasi kelas ibu hamil
apabila gasurkes sudah melakukannya
5. Saya akan mengikuti kelas ibu hamil di setiap
pertemuan
6. Saya akan mengingatkan kembali jadwal kelas
ibu hamil sebelum pelaksanaan
7. Saya akan menanyakan ibu hamil yang tidak
hadir saat pelaksanaan kelas ibu hamil
8. Apabila suami atau keluarga tidak ada di rumah,
saya akan mengantar ibu hamil ke kelas ibu hamil
9. Saya tetap mengingatkan ibu hamil datang ke
kelas ibu hamil walaupun ibu hamil tidak menuruti
saran saya
10. Imbalan/ gaji sebaiknya diberikan kepada kader
dalam pelaksanaan tugas
L-2

D. Keterjangkauan akses kelas ibu hamil


No. Pertanyaan Ya Tidak
1. Apakah tersedia sarana transportasi untuk menuju
kelas ibu hamil?
2. Apakah jalan yang ditempuh rusak?
3. Apakah waktu tempuh menuju kelas ibu hamil ≤9
menit?
4. Apakah jarak tempuh menuju kelas ibu hamil ≤0,75
km?

E. Keterjangkauan biaya
No. Pertanyaan Ya Tidak
1. Apakah biaya transportasi menuju kelas ibu hamil
≤4000 rupiah?
2. Apakah ada biaya pengganti dari puskesmas
untuk menuju lokasi kelas ibu hamil?

F. Ketersediaan Informasi
No. Pertanyaan Ya Tidak
1. Apakah anda mendapatkan informasi tentang
kelas ibu hamil? (Lingkari darimana informasi di
dapatkan)

a. Petugas kesehatan
b. Kader
c. Lainnya,...................................

G. Dukungan keluarga
No. Pertanyaan Ya Tidak
1. Apakah keluarga mengingatkan anda menghadiri
kelas ibu hamil?
2. Apakah keluarga memberikan dukungan dalam
menjalankan tugas anda sebagai kader?
L-2

(Lingkari dukungan yang di dapat)

a. Dana
b. Barang
c. Pendapat/ ide
d. Semangat
e. Lainnya,.......................................
3. Apakah keluarga memotivasi anda untuk hadir
dalam kelas ibu hamil?

H. Dukungan tokoh masyarakat (perangkat desa)


No. Pertanyaan Ya Tidak
1. Apakah terdapat perangkat desa yang menjabat
sebagai kader posyandu?
2. Apakah tokoh masyarakat membantu anda dalam
sosialisasi kelas ibu hamil?
3. Apakah tokoh masyarakat memberikan dukungan
dalam penyelenggaraan kelas ibu hamil?
(Lingkari dukungan yang di dapat)

a. Dana
b. Barang
c. Pendapat/ ide
d. Semangat
e. Lainnya,.......................................

I. Dukungan petugas kesehatan


No. Pertanyaan Ya Tidak
1. Apakah petugas kesehatan memberikan
pembekalan kader sebelum menjadi kader?
2. Apakah anda mengikuti pembekalan kader?
L-2

3. Apakah anda memahami tugas anda sebagai


kader dalam penyelenggaraan kelas ibu hamil
setelah mengikuti pembekalan?
4. Apakah petugas kesehatan memberikan
dukungan kepada anda dalam penyelenggaraan
kelas ibu hamil? (Lingkari dukungan yang di dapat)

a. Dana
b. Barang
c. Pendapat/ ide
d. Semangat
e. Lainnya,.......................................
5. Apakah petugas kesehatan mengingatkan tugas
anda sebagai kader dalam pelaksanaan kelas ibu
hamil?
6. Apakah ada penghargaan yang diberikan dari
petugas kesehatan?

J. Partisipasi
No. Pernyataan Ya Tidak
1. Saya medata ibu hamil baru di wilayah saya
2. Setiap ada ibu hamil baru saya melaporkannya
kepada gasurkes
3. Saya menyampaikan jadwal pelaksanaan kelas
ibu hamil kepada ibu hamil pada saat sosialisasi
4. Saya menyampaikan jadwal pelaksanaan kelas
ibu hamil kepada keluarga ibu hamil pada saat
sosialisasi
5. Saya menyampaikan tujuan kelas ibu hamil
kepada ibu hamil pada saat sosialisasi
6. Saya menyampaikan tujuan kelas ibu hamil
kepada keluarga ibu hamil pada saat sosialisasi
L-2

7. Saya menyampaikan jadwal pelaksanaan kelas


ibu hamil kepada tokoh masyarakat pada saat
sosialisasi
8. Saya menyampaikan tujuan kelas ibu hamil
kepada tokoh masyarakat pada saat sosialisasi
9. Saya menyiapkan sarana yang dibutuhkan
selama pelaksanaan kelas ibu hamil
10. Kelas ibu hamil di Kelurahan Ngesrep
dilaksanakan setiap tiga bulan sekali
11. Kelas ibu hamil di Kelurahan Ngesrep
dilaksanakan di balai Kelurahan Ngesrep
12. Saya mengikuti kelas ibu hamil dengan materi
pemeriksaan kehamilan
13. Saya mengikuti kelas ibu hamil dengan materi
persalinan aman, nifas nyaman ibu selamat, bayi
sehat
14. Saya mengikuti kelas ibu hamil dengan materi
pencegahan penyakit fisik dan jiwa, gangguan
gizi dan komplikasi kehamilan, persalinan, dan
nifas agar ibu dan bayi sehat
15. Saya mengikuti kelas ibu hamil dengan materi
perawatan bayi baru lahir agar tumbuh kembang
optimal
16. Saya mengikuti kelas ibu hamil dengan materi
cara pengisian Buku KIA milik ibu hamil
17. Saya mengingatkan ibu hamil untuk membawa
buku KIA pada saat pelaksanaan kelas ibu hamil
18. Saya mengunjungi rumah ibu hamil yang tidak
hadir dalam pelaksanaan kelas ibu hamil
L-3

LAMPIRAN SURAT PERIJINAN


L-3
L-3
L-3
L-4

LAMPIRAN OUTPUT
HASIL ANALISIS DENGAN IBM SPSS STATISTICS 20

A. UJI NORMALITAS
Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Pengetahuan 65 100.0% 0 0.0% 65 100.0%

Sikap 65 100.0% 0 0.0% 65 100.0%

Akses 65 100.0% 0 0.0% 65 100.0%

Biaya 65 100.0% 0 0.0% 65 100.0%

Info 65 100.0% 0 0.0% 65 100.0%

DukunganKeluarga 65 100.0% 0 0.0% 65 100.0%

DukunganToma 65 100.0% 0 0.0% 65 100.0%

DukunganNakes 65 100.0% 0 0.0% 65 100.0%

Partisipasi 65 100.0% 0 0.0% 65 100.0%

Descriptives

Statistic Std. Error

Mean 13.6923 .36223

Lower Bound 12.9687


95% Confidence Interval for
Mean
Pengetahuan Upper Bound 14.4160

5% Trimmed Mean 13.9145

Median 14.0000
L-4

Variance 8.529

Std. Deviation 2.92042

Minimum 5.00

Maximum 18.00

Range 13.00

Interquartile Range 4.00

Skewness -1.095 .297

Kurtosis .924 .586

Mean 5.1231 .39559

95% Confidence Interval for Lower Bound 4.3328

Mean Upper Bound 5.9134

5% Trimmed Mean 5.1368

Median 5.0000

Variance 10.172

Sikap Std. Deviation 3.18938

Minimum .00

Maximum 10.00

Range 10.00

Interquartile Range 6.00

Skewness -.160 .297

Kurtosis -1.304 .586

Mean 2.92 .132

95% Confidence Interval for Lower Bound 2.66

Akses Mean Upper Bound 3.19

5% Trimmed Mean 2.99

Median 3.00
L-4

Variance 1.135

Std. Deviation 1.065

Minimum 0

Maximum 4

Range 4

Interquartile Range 2

Skewness -.563 .297

Kurtosis -.621 .586

Mean .77 .084

95% Confidence Interval for Lower Bound .60

Mean Upper Bound .94

5% Trimmed Mean .74

Median 1.00

Variance .462

Biaya Std. Deviation .679

Minimum 0

Maximum 2

Range 2

Interquartile Range 1

Skewness .321 .297

Kurtosis -.798 .586

Info Mean .85 .045

95% Confidence Interval for Lower Bound .76

Mean Upper Bound .94

5% Trimmed Mean .88

Median 1.00
L-4

Variance .132

Std. Deviation .364

Minimum 0

Maximum 1

Range 1

Interquartile Range 0

Skewness -1.964 .297

Kurtosis

Mean .85 .112

95% Confidence Interval for Lower Bound .62

Mean Upper Bound 1.07

5% Trimmed Mean .77

Median 1.00

Variance .820

DukunganKeluarga Std. Deviation .905

Minimum 0

Maximum 3

Range 3

Interquartile Range 1

Skewness .966 .297

Kurtosis .273 .586

Mean 1.2308 .15928

95% Confidence Interval for Lower Bound .9126

DukunganToma Mean Upper Bound 1.5490

5% Trimmed Mean 1.2009

Median 1.0000
L-4

Variance 1.649

Std. Deviation 1.28415

Minimum .00

Maximum 3.00

Range 3.00

Interquartile Range 3.00

Skewness .328 .297

Kurtosis -1.636 .586

Mean 2.4308 .22250

95% Confidence Interval for Lower Bound 1.9863

Mean Upper Bound 2.8753

5% Trimmed Mean 2.4060

Median 2.0000

Variance 3.218

DukunganNakes Std. Deviation 1.79382

Minimum .00

Maximum 6.00

Range 6.00

Interquartile Range 3.00

Skewness .309 .297

Kurtosis -1.237 .586

Mean 7.6308 .54489

Lower Bound 6.5422


95% Confidence Interval for
Mean
Partisipasi Upper Bound 8.7193

5% Trimmed Mean 7.5000

Median 7.0000
L-4

Variance 19.299

Std. Deviation 4.39307

Minimum 1.00

Maximum 17.00

Range 16.00

Interquartile Range 6.00

Skewness .525 .297

Kurtosis -.571 .586

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Pengetahuan .203 65 .000 .902 65 .000

Sikap .153 65 .001 .925 65 .001

Akses .244 65 .000 .840 65 .000

Biaya .264 65 .000 .788 65 .000

DukunganKeluarga .248 65 .000 .795 65 .000

DukunganToma .293 65 .000 .766 65 .000

DukunganNakes .187 65 .000 .895 65 .000

Partisipasi .122 65 .018 .945 65 .006

a. Lilliefors Significance Correction


L-4

B. DISTRIBUSI FREKUENSI

KategoriPartisipasi

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Aktif 34 52.3 52.3 52.3

Valid Kurang Aktif 31 47.7 47.7 100.0

Total 65 100.0 100.0

KategoriUsia

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Dewasa 60 92.3 92.3 92.3

Valid Tua 5 7.7 7.7 100.0

Total 65 100.0 100.0

KategoriPendidikan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Pendidikan Rendah 20 30.8 30.8 30.8

Valid Pendidikan Tinggi 45 69.2 69.2 100.0

Total 65 100.0 100.0

KategoriPekerjaan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent
L-4

Bekerja 16 24.6 24.6 24.6

Valid Tidak Bekerja 49 75.4 75.4 100.0

Total 65 100.0 100.0

KategoriMasaKerja

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Lama 36 55.4 55.4 55.4

Valid Baru 29 44.6 44.6 100.0

Total 65 100.0 100.0

Keikutsertaan di Organisasi Lain

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Mengikuti 39 60.0 60.0 60.0

Valid Tidak Mengikuti 26 40.0 40.0 100.0

Total 65 100.0 100.0

KategoriPengetahuan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Baik 43 66.2 66.2 66.2

Valid Kurang 22 33.8 33.8 100.0

Total 65 100.0 100.0


L-4

KategoriSikap

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Mendukung 39 60.0 60.0 60.0

Valid Kurang Mendukung 26 40.0 40.0 100.0

Total 65 100.0 100.0

KategoriAkses

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Terjangkau 41 63.1 63.1 63.1

Valid Kurang Terjangkau 24 36.9 36.9 100.0

Total 65 100.0 100.0

KategoriBiaya

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Terjangkau 41 63.1 63.1 63.1

Valid Kurang Terjangkau 24 36.9 36.9 100.0

Total 65 100.0 100.0

KategoriInfo

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent
L-4

Tersedia 55 84.6 84.6 84.6

Valid Kurang Tersedia 10 15.4 15.4 100.0

Total 65 100.0 100.0

KategoriKeluarga

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Mendukung 38 58.5 58.5 58.5

Valid Kurang Mendukung 27 41.5 41.5 100.0

Total 65 100.0 100.0

KategoriToma

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Mendukung 35 53.8 53.8 53.8

Valid Kurang Mendukung 30 46.2 46.2 100.0

Total 65 100.0 100.0

KategoriNakes

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Mendukung 39 60.0 60.0 60.0

Valid Kurang Mendukung 26 40.0 40.0 100.0

Total 65 100.0 100.0


L-4

C. TABULASI SILANG

KategoriUsia * KategoriPartisipasi Crosstabulation

KategoriPartisipasi Total

Aktif Kurang Aktif

Count 31 29 60
Dewasa
% within KategoriUsia 51.7% 48.3% 100.0%
KategoriUsia
Count 3 2 5
Tua
% within KategoriUsia 60.0% 40.0% 100.0%

Count 34 31 65
Total
% within KategoriUsia 52.3% 47.7% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
sided) sided) sided)

Pearson Chi-Square .128a 1 .720

Continuity Correctionb .000 1 1.000

Likelihood Ratio .130 1 .719

Fisher's Exact Test 1.000 .545

Linear-by-Linear Association .127 1 .722

N of Valid Cases 65

a. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2,38.

b. Computed only for a 2x2 table


L-4

KategoriPendidikan * KategoriPartisipasi Crosstabulation

KategoriPartisipasi Total

Aktif Kurang Aktif

Count 10 10 20

Pendidikan
% within
Rendah
KategoriPendidi 50.0% 50.0% 100.0%
kan
KategoriPendidikan
Count 24 21 45

Pendidikan
% within
Tinggi
KategoriPendidi 53.3% 46.7% 100.0%
kan

Count 34 31 65

Total % within
KategoriPendidi 52.3% 47.7% 100.0%
kan

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
sided) sided) sided)

Pearson Chi-Square .062a 1 .804

Continuity Correctionb .000 1 1.000

Likelihood Ratio .062 1 .804

Fisher's Exact Test 1.000 .508

Linear-by-Linear Association .061 1 .805

N of Valid Cases 65

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 9,54.
L-4

b. Computed only for a 2x2 table

KategoriPekerjaan * KategoriPartisipasi Crosstabulation

KategoriPartisipasi Total

Aktif Kurang Aktif

Count 5 11 16
Bekerja
% within KategoriPekerjaan 31.2% 68.8% 100.0%
KategoriPekerjaan
Count 29 20 49
Tidak Bekerja
% within KategoriPekerjaan 59.2% 40.8% 100.0%

Count 34 31 65
Total
% within KategoriPekerjaan 52.3% 47.7% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
sided) sided) sided)

Pearson Chi-Square 3.773a 1 .052

Continuity Correctionb 2.736 1 .098

Likelihood Ratio 3.830 1 .050

Fisher's Exact Test .083 .049

Linear-by-Linear Association 3.715 1 .054

N of Valid Cases 65

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 7,63.

b. Computed only for a 2x2 table

KategoriMasaKerja * KategoriPartisipasi Crosstabulation

KategoriPartisipasi Total
L-4

Aktif Kurang Aktif

Count 21 15 36
Lama
% within KategoriMasaKerja 58.3% 41.7% 100.0%
KategoriMasaKerja
Count 13 16 29
Baru
% within KategoriMasaKerja 44.8% 55.2% 100.0%

Count 34 31 65
Total
% within KategoriMasaKerja 52.3% 47.7% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
sided) sided) sided)

Pearson Chi-Square 1.174a 1 .279

Continuity Correctionb .695 1 .404

Likelihood Ratio 1.177 1 .278

Fisher's Exact Test .324 .202

Linear-by-Linear Association 1.156 1 .282

N of Valid Cases 65

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 13,83.

b. Computed only for a 2x2 table

Keikutsertaan di Organisasi Lain * KategoriPartisipasi Crosstabulation

KategoriPartisipasi Total

Aktif Kurang Aktif

Count 21 18 39
Keikutsertaan di
Mengikuti
Organisasi Lain % within Keikutsertaan
53.8% 46.2% 100.0%
di Organisasi Lain
L-4

Count 13 13 26

Tidak Mengikuti
% within Keikutsertaan
50.0% 50.0% 100.0%
di Organisasi Lain

Count 34 31 65

Total
% within Keikutsertaan
52.3% 47.7% 100.0%
di Organisasi Lain

KategoriPengetahuan * KategoriPartisipasi Crosstabulation

KategoriPartisipasi Total

Aktif Kurang Aktif

Count 26 17 43

Baik
% within
60.5% 39.5% 100.0%
KategoriPengetahuan
KategoriPengetahuan
Count 8 14 22

Kurang
% within
36.4% 63.6% 100.0%
KategoriPengetahuan

Count 34 31 65

Total
% within
52.3% 47.7% 100.0%
KategoriPengetahuan

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
sided) sided) sided)

Pearson Chi-Square 3.389a 1 .066

Continuity Correctionb 2.492 1 .114

Likelihood Ratio 3.416 1 .065

Fisher's Exact Test .074 .057


L-4

Linear-by-Linear Association 3.337 1 .068

N of Valid Cases 65

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 10,49.

b. Computed only for a 2x2 table

KategoriSikap * KategoriPartisipasi Crosstabulation

KategoriPartisipasi Total

Aktif Kurang Aktif

Count 28 11 39
Mendukung
% within KategoriSikap 71.8% 28.2% 100.0%
KategoriSikap
Count 6 20 26
Kurang Mendukung
% within KategoriSikap 23.1% 76.9% 100.0%

Count 34 31 65
Total
% within KategoriSikap 52.3% 47.7% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
sided) sided) sided)

Pearson Chi-Square 14.842a 1 .000

Continuity Correctionb 12.953 1 .000

Likelihood Ratio 15.479 1 .000

Fisher's Exact Test .000 .000

Linear-by-Linear Association 14.614 1 .000

N of Valid Cases 65

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 12,40.

b. Computed only for a 2x2 table


L-4

KategoriAkses * KategoriPartisipasi Crosstabulation

KategoriPartisipasi Total

Aktif Kurang Aktif

Count 22 19 41
Terjangkau
% within KategoriAkses 53.7% 46.3% 100.0%
KategoriAkses
Count 12 12 24
Kurang Terjangkau
% within KategoriAkses 50.0% 50.0% 100.0%

Count 34 31 65
Total
% within KategoriAkses 52.3% 47.7% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
sided) sided) sided)

Pearson Chi-Square .081a 1 .776

Continuity Correctionb .001 1 .978

Likelihood Ratio .081 1 .776

Fisher's Exact Test .802 .489

Linear-by-Linear Association .080 1 .777

N of Valid Cases 65

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 11,45.

b. Computed only for a 2x2 table

KategoriBiaya * KategoriPartisipasi Crosstabulation

KategoriPartisipasi Total

Aktif Kurang Aktif


L-4

Count 21 20 41
Terjangkau
% within KategoriBiaya 51.2% 48.8% 100.0%
KategoriBiaya
Count 13 11 24
Kurang Terjangkau
% within KategoriBiaya 54.2% 45.8% 100.0%

Count 34 31 65
Total
% within KategoriBiaya 52.3% 47.7% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
sided) sided) sided)

Pearson Chi-Square .053a 1 .818

Continuity Correctionb .000 1 1.000

Likelihood Ratio .053 1 .818

Fisher's Exact Test 1.000 .511

Linear-by-Linear Association .052 1 .820

N of Valid Cases 65

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 11,45.

b. Computed only for a 2x2 table

KategoriInfo * KategoriPartisipasi Crosstabulation

KategoriPartisipasi Total

Aktif Kurang Aktif

Count 33 22 55
Tersedia
KategoriInfo % within KategoriInfo 60.0% 40.0% 100.0%

Kurang Tersedia Count 1 9 10


L-4

% within KategoriInfo 10.0% 90.0% 100.0%

Count 34 31 65
Total
% within KategoriInfo 52.3% 47.7% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
sided) sided) sided)

Pearson Chi-Square 8.480a 1 .004

Continuity Correctionb 6.594 1 .010

Likelihood Ratio 9.438 1 .002

Fisher's Exact Test .005 .004

Linear-by-Linear Association 8.349 1 .004

N of Valid Cases 65

a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4,77.

b. Computed only for a 2x2 table

KategoriKeluarga * KategoriPartisipasi Crosstabulation

KategoriPartisipasi Total

Aktif Kurang Aktif

Count 31 7 38
Mendukung
% within KategoriKeluarga 81.6% 18.4% 100.0%
KategoriKeluarga
Count 3 24 27
Kurang
Mendukung
% within KategoriKeluarga 11.1% 88.9% 100.0%

Count 34 31 65
Total
% within KategoriKeluarga 52.3% 47.7% 100.0%
L-4

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
sided) sided) sided)

Pearson Chi-Square 31.420a 1 .000

Continuity Correctionb 28.658 1 .000

Likelihood Ratio 34.827 1 .000

Fisher's Exact Test .000 .000

Linear-by-Linear Association 30.936 1 .000

N of Valid Cases 65

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 12,88.

b. Computed only for a 2x2 table

KategoriToma * KategoriPartisipasi Crosstabulation

KategoriPartisipasi Total

Aktif Kurang Aktif

Count 23 12 35
Mendukung
% within KategoriToma 65.7% 34.3% 100.0%
KategoriToma
Count 11 19 30
Kurang Mendukung
% within KategoriToma 36.7% 63.3% 100.0%

Count 34 31 65
Total
% within KategoriToma 52.3% 47.7% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
sided) sided) sided)

Pearson Chi-Square 5.464a 1 .019


L-4

Continuity Correctionb 4.361 1 .037

Likelihood Ratio 5.537 1 .019

Fisher's Exact Test .026 .018

Linear-by-Linear Association 5.380 1 .020

N of Valid Cases 65

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 14,31.

b. Computed only for a 2x2 table

KategoriNakes * KategoriPartisipasi Crosstabulation

KategoriPartisipasi Total

Aktif Kurang Aktif

Count 28 11 39
Mendukung
% within KategoriNakes 71.8% 28.2% 100.0%
KategoriNakes
Count 6 20 26
Kurang Mendukung
% within KategoriNakes 23.1% 76.9% 100.0%

Count 34 31 65
Total
% within KategoriNakes 52.3% 47.7% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
sided) sided) sided)

Pearson Chi-Square 14.842a 1 .000

Continuity Correctionb 12.953 1 .000

Likelihood Ratio 15.479 1 .000

Fisher's Exact Test .000 .000

Linear-by-Linear Association 14.614 1 .000


L-4

N of Valid Cases 65

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 12,40.

b. Computed only for a 2x2 table

KategoriPengetahuan * KategoriSikap Crosstabulation

KategoriSikap Total

Mendukung Kurang
Mendukung

Count 32 11 43

Baik
% within
74.4% 25.6% 100.0%
KategoriPengetahuan
KategoriPengetahuan
Count 7 15 22

Kurang
% within
31.8% 68.2% 100.0%
KategoriPengetahuan

Count 39 26 65

Total
% within
60.0% 40.0% 100.0%
KategoriPengetahuan

KategoriPengetahuan * KategoriSikap Crosstabulation

KategoriSikap Total

Mendukung Kurang
Mendukung

Count 32 11 43

Baik
% within
74.4% 25.6% 100.0%
KategoriPengetahuan
KategoriPengetahuan
Count 7 15 22

Kurang
% within
31.8% 68.2% 100.0%
KategoriPengetahuan
L-4

Count 39 26 65

Total
% within
60.0% 40.0% 100.0%
KategoriPengetahuan

D. ANALISIS MULTIVARIAT

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

UsiaResp .318 .822 .150 1 .699 1.374

Pekerjaan .856 1.042 .674 1 .411 2.354

Pengetahuan -.995 1.017 .958 1 .328 .370

Sikap .462 .994 .216 1 .642 1.587

Step 1a KetersediaanInformasi 3.001 1.727 3.017 1 .082 20.099

DukunganKeluarga 3.433 1.004 11.698 1 .001 30.985

DukunganToma .567 .822 .476 1 .490 1.763

DukunganNakes 1.064 .885 1.448 1 .229 2.899

Constant 1.787 .930 3.697 1 .055 5.973

Variables in the Equation

95% C.I.for EXP(B)

Lower Upper

UsiaResp .275 6.881


Step 1a
Pekerjaan .305 18.150
L-4

Pengetahuan .050 2.712

Sikap .226 11.138

KetersediaanInformasi .680 593.701

DukunganKeluarga 4.331 221.648

DukunganToma .352 8.828

DukunganNakes .512 16.420

Constant

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

KategoriPengetahuan(1) .209 .650 .103 1 .748 1.233

Step 1a KategoriSikap(1) 2.059 .631 10.662 1 .001 7.841

Constant .161 .305 .279 1 .597 1.175

a. Variable(s) entered on step 1: KategoriPengetahuan, KategoriSikap.


L-5

LAMPIRAN DOKUMENTASI
L-5

Anda mungkin juga menyukai