Oleh
Kelompok 8
Oleh
Kelompok 8
Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan baik dari segi
susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah
ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang Pengelolaan Limbah Cair ini
dapat memberikan manfaat terhadap pembaca.
Penyusun
Prof. Dr. H Sutarto Hadi, M.Si, M.Sc
19660331 199102 1 001
Rektor Universitas Lambung Mangkurat
Dr-Ing. Yulian Firmana Arifin,S.T., M.T
19750719 200003 1 001
Dekan Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat
Rony Riduan, S.T., M.T
19761017 199903 1 003
Ketua Program Studi Teknik Lingkungan di Universitas Lambung Mangkurat
Prof. Dr. Qomariyatus Sholihah,Amd.hyp. S.T., M.Kes
19780420 200501 2 002
Dosen Pengajar Kesehatan Lingkungan di Universitas Lambung Mangkurat
Muhammad Firmansyah,S.T., M.T
19890911 201504 1 002
Dosen Pengajar Kesehatan Lingkungan di Universitas Lambung Mangkurat
Siti Nafilah
1610815120018
Kotabaru,13 Mei 1998
Perumnas Semayap Jl.Pembangunan II no.78, Pulau Laut Utara, Kotabaru
snafilah13@yahoo.com
Siapapun bisa menjadi apapun
Sri Adella
1610815320015
Amuntai, 13 Desember 1996
Jl.Gusti Anwar No.18 Kebun Sari, Amuntai Tengah, Hulu Sungai Utara
adellasri7@gmail.com
Do The Righting
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ..........................................................................................i
Daftar Isi ...................................................................................................ii
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...........................................................................1
1.2 Perumusan Masalah ...................................................................2
1.3 Tujuan .......................................................................................2
II. TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................3
2.1 PENGERTIAN AIR LIMBAH...........................................................3
2.2 LIMBAH CAIR DOMESTIK ............................................................4
2.3 LIMBAH CAIR INDUSTRI ..............................................................5
2.4 AIR BUANGAN KOTAPRAJA ........................................................5
2.5 KARAKTERISTIK LIMBAH CAIR.....................................................5
2.6 PENGOLAHAN LIMBAH CAIR.......................................................7
2.7 SUMBER AIR LIMBAH .................................................................9
2.8 KUALITAS LIMBAH......................................................................9
2.9 DAMPAK LIMBAH CAIR TERHADAP KESEHATAAN DAN LINGKUNGAN
..................................................................................................10
2.10 TAHAP PENGOLAHAN LIMBAH CAIR .......................................12
III. PEMBAHASAN ....................................................................................13
IV. PENUTUP ............................................................................................29
Daftar Pustaka...........................................................................................30
Indeks
Daftar Lampiran
BAB 1
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 PENGERTIAN AIR LIMBAH
Limbah cair adalah limbah yang mengandung bahan-bahan yang berbahaya
apabila dibuang ke lingkungan, terutama untuk daerah perairan. Sebagian besar
bahan yang terdapat didalam limbah cair yaitu bahan-bahan yang mengandung zat
kimia. Limbah cair yang netralisir yaitu air limbah yang tidak barbau dan tidak
menyebabkan penyakit untuk masyarakat, dengan adanya zat-zat yang paling
alamiah ataupun buatan manusia sampai tingkat tertentu terlarut di dalamnya. Air
limbah juga mengandung mikroba lainnya, dan apabila kandungan tersebut terlalu
tinggi dapat menyebabkan ikan-ikan menjadi mati. Limbah cair mempunyai
beberapa ciri, ciri tersebut dari segi fisik, kimia, dan biologi, yang dapat mengukur
tingkat mutu air limbah tersebut. Ciri-ciri fisik yang utama dari air limbah yaitu bau
dan suhu, ciri kimiawi limbah cair dapat diketahui melalui uji tingkat keasaman. Dan
untuk ciri-ciri biologi air yaitu dimana keberadaan mikro organisme yang terdapat
dalam air limbah tersebut. Limbah cair merupakan semua jenis bahan atau sisa yang
dibuang dalam bentuk larutan, cairan atau berupa zat cair. Limbah cair dapat
berupa air bekas pencucian dalam bentuk apapun, busa detergen dan lain-lain.
(Palar,2008).
Air limbah merupakan larutan atau cairan yang dibawa melalui air yang
berasal dari rumah tangga, komersial, atau proses industri bersama dengan air
permukaan, air hujan, atau infiltrasi air tanah. Hampir setiap aktivitas yang
dilakukan oleh manusia menghasilkan limbah mulai dari proses metabolisme
didalam tubuh hingga proses-proses industri yang berbentuk teknologi tinggi. Air
limbah atau yang lebih dikenal dengan air buangan ini merupakan :
Limbah cair atau air buangan (waste water) yaitu cairan buangan yang berasal
dari rumah tangga, perdagangan, perkantoran, industri maupun tempat-tempat
umum lainnya yang biasanya mengandung bahan-bahan atau zat-zat yang dapat
membahayakan kesehatan atau kehidupan manusia serta mengganggu kelestarian
lingkungan hidup.
a. Kombinasi dari cairan atau air yang membawa buangan dari perumahan,
institusi, komersial, dan industri bersama dengan air tanah, air permukaan,
dan air hujan.
b. Kotoran yang berasal dari masyarakat dan rumah tangga, industri, air
tanah/permukaan serta buangan lainnya (kotoran umum).
c. Cairan buangan yang berasal dari perdagangan, industri, rumah tangga,
perkantoran maupun tempat-tempat umum lainnya, dan biasanya
mengandung bahan-bahan atau zat-zat yang dapat membahayakan
kesehatan/kehidupan manusia serta mengganggu kelestarian lingkungan
hidup.
d. Semua zat cair yang tidak lagi digunakan, sekalipun kualitasnya itu masih baik
(Azwar, 1989).
2..2 LIMBAH CAIR DOMESTIK
Limbah cair domestik yaitu limbah hasil buangan dari perumahan, bangunan
perdagangan, perkantoran, dan sarana sejenisnya. Volume limbah cair dari daerah
perumahan bermacam-macam, dari 200 hingga 400 liter per orang setiap harinya,
tergantung pada tipe rumah yang dihuni masyarakat tersebut. Aliran terbesar yitu
berasal dari rumah keluarga tunggal yang mempunyai beberapa kamar mandi,
mesin cuci otomatis, dan peralatan lain yang menggunakan air. Angka volume
limbah cair sebesar 400 liter/orang/hari digunakan untuk limbah cair dari
perumahan dan perdagangan,dan ditambah dengan rembesan air tanah (
infiltration ) (Sugiharto, 1987).
2.3 LIMBAH CAIR INDUSTRI
Limbah cair industri merupakan limbah hasil buangan dari proses/sisa dari
suatu kegiatan/usaha yang berwujud cair dimana kehadirannya tersebut pada suatu
saat dan tempat tidak diinginkan lingkungannya karena limbah tersebut tidak
mempunyai nilai ekonomis sehingga masyarakat lebih cenderung membuang
limbah tersebut. (Sugiharto, 1987).
2.4 AIR BUANGAN KOTAPRAJA
Air buangan kotapraja (municipal wastes water), merupakan air buangan yang
berasal dari daerah : hotel, perkantoran, tempat ibadah, restoran, perdagangan,
dan lain-lain. Pada umumnya zat-zat yang terkandung dalam jenis air limbah ini
sama dengan air limbah rumah tangga (Sugiharto, 1987).
2.5 KARAKTERISTIK LIMBAH CAIR
Secara umum karakteristik air buangan dapat digolongkan atas sifat fisika,
kimia dan biologinya. Namun, air buangan industri biasanya hanya terdiri dari
karakteristik kimia dan fisika saja. Parameter yang digunakan agar dapat
menunjukkan karakter air buangan industri pangan yaitu :
1. Parameter fisika, seperti suhu, kekeruhan, bau , zat padat ,dan sebagainya.
2. Parameter Kimia
Parameter kimia dibedakan atas :
a. Kimia Organik : kandungan organik (BOD, COD, TOC), oksigen terlarut (DO),
minyak/lemak, Nitrogen-Total (N-Total), dan lain-lain.
b. Kimia anorganik: Ca, Ph, Fe,Pb,Na, Cu, sulfur, H2S , dan sebagainya.
Ada beberapa karakteristik limbah cair industri tahu yang penting dan harus kita
ketahui antara lain:
1. Padatan tersuspensi, merupakan bahan-bahan yang melayang dan tidak
terlarut dalam air. Padatan tersuspensi sangat berhubungan erat dengan
tingkat kekeruhan air, apabila semakin tinggi kandungan bahan tersuspensi
tersebut, maka air akan semakin keruh.
2. Biochemical Oxygen Demand (BOD), adalah parameter untuk menilai jumlah
zat organik yang terlarut didalam air dan juga menunjukkan jumlah oksigen
yang diperlukan oleh aktivitas mikroorganime dalam penguraian zat organik
secara biologis di dalam limbah cair. Limbah cair industri tahu mengandung
dan mempunyai bahan-bahan organik terlarut yang tinggi.
3. Chemical Oxygen Demand (COD) atau kebutuhan oksigen secara kimiawi
adalahjumlah oksigen yang dibutuhkan oleh oksidator untuk mengoksidasi
semua material baik material organik maupun anorganik yang terkandung
dalam air. Jika kandungan senyawa organik dan anorganik cukup besar, maka
oksigen terlarut di dalam air dapat mencapai nol sehingga air, ikan-ikan,
tumbuhan dan hewan air lainnya yang membutuhkan oksigen akan mati.
4. Nitrogen-Total (N-Total) merupakan fraksi dari bahan-bahan organik yang
tercampur oleh senyawa kompleks antara lain protein dan asam-asam amino
(polimer asam amino). Dalam analisa limbah cair, N-Total terdiri dari
percampuran N-amonia, N-organik, nitrat dan nitrit. Nitrogen amonia dan
nitrogen organik bisa ditentukan secara analitik dengan menggunakan
metode Kjeldahl, sehingga kedepannya konsentrasi total keduanya dapat
dinyatakan sebagai Total Kjeldahl Nitrogen (TKN). Senyawa-senyawa N-Total
merupakan senyawa-senyawa yang mudah terkonversi menjadi amonium
(NH4+) melalui aksi mikroorganisme yang terkandung didalam lingkungan air
atau tanah. Menurut Kuswardani (1985) limbah cair industri tahu
mengandung N-Total sebesar 434,78 mg/l.
5. Tingkat Keasaman (pH). Air limbah industri tahu sifatnya asam, pada keadaan
asam ini zat-zat yang mudah menguap akan terlepas. Akibatnya limbah cair
industri tahu mengeluarkan bau yang tidak sedap. (Sugiharto, 1987).
2.6 PENGOLAHAN LIMBAH CAIR
Berbagai proses pengolahan limbah cair telah banyak dikembangkan untuk
memisahkan suatu kontaminan dari air limbah sampai batas yang diinginkan.
Karena limbah yang akan dibuang ke suatu lingkungan hendaknya harus memenuhi
syarat/standar baku mutu air limbah. Banyaknya dampak negatif yang bisa
ditimbulkan oleh limbah cair, berbagai metode pengolahan limbah cair telah
dikembangkan dan secara garis besar bisa dikelompokkan menjadi metode kimia,
metode biologis dan metode fisika. Setiap metode tersebut mempunyai keunggulan
dan kelemahan masing-masing, karena dari setiap metode tersebut sangat
dipengaruhi oleh karakteristik limbah cair yang akan diolah.
1. Pengolahan Limbah Cair secara Biologis
Pengolahan limbah secara biologis yaitu dimana limbah cair yang akan diolah,
diuraikan dengan mikroorganisme yang dapat menguraikan senyawa organik.
Proses biologis ini mampu membusukkan zat-zat organik dan dapat menstabilkan
secara efektif sehingga setelah proses tersebut, zat-zat organik tidak mampu
menyerap oksigen di dalam limbah secara cepat dan kandungan oksigennya
semakin menipis. Tetapi metode pengolahan limbah secara biologis ini mempunyai
kelemahan dimana prosesnya berlangsung relatif lambat karena sangat bergantung
terhadap populasi mikroorganisme yang ada dalam limbah yang berperan dalam
penguraian senyawa-senyawa organic tersebut. Untuk limbah yang mempunyai
COD antara 500-2000mg/L metode ini efektif digunakan dan keefektifan itu hanya
untuk limbah denganvolume tersebut, sedangkan untuk limbah dengan COD lebih
kecil, metode pengolahan yang paling efektif adalah secara metode dengan cara
koagulasi. (Tjokrokusumo, 1995).
2. Pengolahan Limbah Cair secara Fisika
Pengolahan limbah secara fisika dapat dilakukan dengan dua cara yaitu secara
filtrasi dan secara sedimentasi (pengendapan). Kedua metode ini merupakan proses
yang paling umum dilakukan agar padatan yang terendap dapat dipisahkan dari
limbah industri atau limbah rumah tangga/domestik. Menurut Kagaya et al. (1999),
pengolahan limbah secara sedimentasi adalah senyawa organic diproses menjadi
endapan dalam limbah tanpa adanya bantuan. Tetapi, pengolahan secara
sedimentasi tidak efisien untuk digunakan, karena prosesnya berlangsung sangat
lambat, apalagi jika limbah tersebut berada dalam volume yang cukup besar
meskipun biayanya relatif murah. Pengolahan secara filtrasi yaitu pengolahan
limbah dengan cara menggunakan membran untuk menghilangkan warna yang
disebabkan oleh kandungan senyawa-senyawa organik serta menghilangkan
sebagian mikroba yang bersifat patogen. Dibandingkan dengan pengolahan secara
sedimentasi, pengolahan secara filtrasi memerlukan biaya yang relatif sangat mahal.
Selain itu juga efektivitas dari membrane lebih cepat menurun karena pori-porinya
akan tertutup oleh partikulat-partikulat senyawa organik. (Tjokrokusumo, 1995).
3. Pengolahan Limbah Cair secara Kimia
Pengolahan limbah secara kimia adalah metode yang paling banyak
dimanfaatkan terutama karena prosesnya yang relatif cepat dan efektifitasnya bisa
dipertahankan. Pada umumnya metode pengolahan limbah cair secara kimia yang
digunakan dalam pengolahan limbah cair yaitu oksidasi, netralisasi, koagulasi,
adsorpsi, reduksi serta pertukaran ion. Dua metode utama yang sering digunakan
dalam pengolahan limbah secara kimia yaitu metode secara adsorpsi (Heijman et
al.,1999) dan juga metode secara koagulasi (Chow et al., 1999). Selain itu,
pengolahan limbah cair secara oksidasi juga metode yang umum digunakan.
Dibandingkan dengan metode pengolahan limbah secara biologis dan fisika, metode
secara kimia sering diterapkan karena prosesnya berlangsung secara cepat serta
bahan-bahan yang digunakan mudah didapatkan. (Tjokrokusumo, 1995).
2.7 SUMBER AIR LIMBAH
Air limbah bisa berasal dari berbagai sumber, antara lain :
a. Rumah Tangga
Contoh : air bekas memasak, air bekas mandi, air bekas cucian, dan sebagainya.
b. Perkotaan
Contoh : air limbah dari tempat-tempat ibadah, perkantoran, dan dari tempat
perkantoran.
c. Industri
Contoh : air limbah dari pabrikkaret, pabrik cat, pabrik tinta, dan dari pabrik baja.
Air limbah rumah tangga mengandung bahan organik sehingga memudahkan
pengelolaannya. Sebaliknya, untuk limbah industry justru lebih sulit pengolahannya
karena mengandung banyak pelarut logam berat, mineral, dan zat-zat organik lain
yang mwmpunyai sifat toksik. (Chandra, 2007).
2.8 KUALITAS LIMBAH
Jumlah kandungan bahan pencemar di dalam limbah ditunjukkan oleh kualitas
limbah yang diukur. Berbagai parameter pencemar air terkandung didalam limbah.
Semakin kecil konsentrasi dan jumlah parameternya, maka semakin kecil juga
peluang terjadinya pencemaran lingkungan. Beberapa peluang yang akan terjadi
akibat masuknya limbah kedalam lingkungan yaitu :
a. Lingkungan tidak akan mendapatkan pengaruh yang penting. Hal ini
disebabkan oleh volume limbah relatif kecil, parameter pencemar yang
terdapat didalam limbah sedikit dan juga konsentrasinya kecil.
b. Adanya pengaruh dan perubahan, namun tidak mengakibatkan pencemaran.
c. Memberikan perubahan pada lingkungan dan menimbulkan pencemaran.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas limbah adalah:
1. Kandungan bahan pencemar.
2. Frekuensi pembuangan limbah.
3. Volume limbah.
2.9 DAMPAK LIMBAH CAIR TERHADAP KESEHATAAN DAN LINGKUNGAN
Limbah cair akan dapat menimbulkan dampak buruk apabila tidak
memperhatikan tempat pembuangan serta adanya pengolahan dan pengelolaan
limbah cair. Limbah cair yang berasal dari kegiatan industri dapat mengandung
bahan pencemar kimiawi berupa senyawa-senyawa dan unsur logam berat tertentu
misal (Ni, Hg, Cd, Cr, Mr, Pb, Fe, Cu, Zn) yang dapat terkontaminasi ke dalam tubuh
manusia dan dapat menyebabkan gangguan pada kesehatan. Adapun pengaruh
oleh beberapa unsur atau senyawa kimia pada kesehatan manusia antara lain :
1. Cadmium (Cd), dapat merusak ginjal apabila konsentrasi Cd pada kulit ginjal
mencapai 200 gram/gram berat badan.
2. Timah hitam (Pb), dapat menyebabkan gangguan pada saraf. Pada anak-anak
akan merusak jaringan saraf otak, anemia, dan bisa menyebabkan
kelumpuhan. Jika kandungan Pb dalam air minum lebih besar dari 0,1 mg/l.
3. Mercury (Hg), dapat menyebabkan penyakit minamata abila kandungan Hg
yang terdapat dalam air lebih dari 0,0001 mg/l. Dalam bentuk metil sel-sel
tubuh akan diracuni oleh merkuri, dapat merusak ginjal, hati, dan saraf, juga
dapat mengakibatkan keterbelakangan mental dan cerebral palcy pada bayi
atau anak-anak.
4. Chrom (Cr), dapat mengakibatkan kanker pada kulit dan mengganggu alat
pernapasan apabila kandungan Cr yang terdapat di dalam air lebih dari 0,0005
m/l.
5. Cobalt (Co), dapat mengkibatkan rusaknya sel-sel tubuh.
6. Cyanida (CN), dapat menyebabkan terganggunya jaringan tubuh sehingga
mampu mengubah oksigen.
7. Nitrit (NO2), dapat mengakibatkan hambatan pada perjalanan oksigen yang
ada didalam dalam tubuh (methaemoglobinemia) dan efek racun apabila NO2
dalam air lebih besar dari 0 (nol) mg/l.
Pengolahan limbah cair yang kurang baik dapat memberikan pengaruh negatif
bagi kesehatan dan bagi kondisi lingkungan. Adapun pengaruh terhadap kesehatan
dan kondisi lingkungan yaitu :
Timbulnya berbgai macam pentakit seperti penyakit tifus, diare, dan kolera
yang mudah menyebar dengan cepat karena virus yang berasal dari
pengelolaan limbah tersebut tidak tepat dan tidak dapat dicampur dengan air.
Menyebabkan penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) yang juga dapat
meningkat pesat akibat adanya pengelolahan limbah yang tidak memadai.
Timbulnya penyakit yang juga dapat menyebar dengan cepat (misalnya jamur
kulit).
Bahan toksik yang juga dapat dihsilkan oleh limbh industri terhadap
lingkungannya yang akan berdampak negatif terhadap manusia dan
komponen lingkungan lainnya. Masalah lingkungan yang ering atau biasanya
ditimbulkan oleh limbah cair industri seperti kematian pada ikan, keracunan
pada manusia dan ternak, akumulasi dalam dagingmoluska dan ikan, terutama
apabila limbah cair tersebut mengandung racun yang berbahaya.
Kerusakan pada sungai juga dapat disebabkan oleh limbah cair, kotornya
sungai dan terganggunya ekosistem air akan berdampak pada kemtian.
Dalam penerapan metode penanganan atau pembuangan limbah yang efektif
dapat dibantu oleh pengetahuan tentang sifat-sifat metode pengolahan limbah cair.
Misalnya dalam penanganan secara biologis , tepat untuk dilakukan pada
pengolahan limbah cair yang mengandung padatan senyawa organik terlarut.
Komponen limbah cair yang berasal dari industri pangan sebagian besar
adalah bahan yang mengandung senyawa organik. Seperti yang kita ketahui
pembuangan limbah cair secara langsung pada sungai dapat menimbulkan masalah
kesehatan dan terganggunya ekosistem air yang ada disungai tersebut, oleh karena
itu saat ini industry sangat diwajibkan untuk membangun Instalasi Pengolahan
Limbah (IPAL) (Chandra, 2007).
BAB III
PEMBAHASAN
Limbah cair atau air limbah merupakan air yang tidak terpakai lagi, air tersebut
merupakan hasil dari berbagai kegiatan manusia sehari-hari. Limbah cair atau air
buangan (wastewater) merupakan cairan buangan yang berasal dari rumah tangga,
industri, perkantoran, perdagangan atau tempat-tempat umum lainnya yang sebagian
besar mengandung bahan-bahan atau zat-zat yang bisa membahayakan kesehatan dan
kehidupan manusia serta mengganggu kelestarian lingkungan hidup. (Djatmiko, 2008).
Limbah cair adalah bahan cair yang meskipun sifatnya sedikit berbahaya tetapi
apabila meresap kedalam permukaan tanah, limbah cair tersebut dapat merusak
struktur tanah terutama untuk kesuburan tanah dan juga sumber air yang terdapat di
dalamnya. Apabila kita hidup pada tanah yang telah tercemar akibah limbah cair dan
mengkonsumsi segala sesuatu darinya dapat membahayakan kesehatan tubuh dan
berbagai penyakit yang bisa ditimbulkan seperti disentri dan diare yang dapat timbul
di sekitar kita. Limbah cair harus dikelola dengan baik dan benar agar nantinya tidak
mengganggu kesehatan lingkungan karena limbah cair mengandung bahan-bahan atau
zat-zat yang dapat membahayakan lingkungan hidup dan kesehatan. (Djatmiko, 2008).
Untuk suatu jenis air buangan tertentu, teknik pengolahan limbah cair dengan
ketiga metode pengolahan tersebut dapat digunakan secara sendiri-sendiri ataupun
bisa digunakan secara kombinasi. Penanganan limbah bisanya masih dilakukan secara
konvensional dan belum dapat mengendalikan limbah yang ada. Limbah yang tidak
ditangani dengan baik bisa mengakibatkan berbagai permasalahan kesehatan. Limbah
jika tidak dikelola dengan baik dapat mengakibatkan berbagai macam bencana, yaitu :
1. Pencemaran Lingkungan
2. Kematian
3. Sumber Penyakit
Tempat atau lokasi untuk pengolahan limbah yang kurang memadai
(pembuangan limbah yang tidak terkontrol) merupakan tempat yang cocok untuk
beberapa organisme yang membawa patogen seperti tikus dan lalat yang dapat
menyebabkan penyakit, misalnya bisa membahayakan kesehatan pada manusia
seperti : Penyakit tifus, diare, bahkan demam berdarah akibat virus yang berasal dari
sampah dengan pengelolahan tidak tepat yang bercampur dengan air minum.
(Djatmiko, 2008).
Sistem pengolahan limbah terpadu dinilai sangat tepat dan dapat diterapkan
untuk memecahkan permasalahan tentang limbah, jika penanganan limbah dari segi
teknologi saja tidak akan tuntas apabila hanya menerapkan satu metode saja namun
harus dikombinasi dengan metode dari berbagai metode yang selanjutnya dikenal
dengan Sistem Pengelolaan Limbah Terpadu. Sistem Pengelolaan Limbah Terpadu
tersebut setidaknya dapat mengkombinasikan pendekatan pengurangan sumber
sampah, guna ulang dan daur ulang, pengkomposan, insinerasi dan pembuangan akhir
(landfilling).
Karakteristik pada air limbah perlu diketahui sebab hal ini akan menentukan
bagaimana cara pengolahan yang tepat dan benar sehingga tidak mencemari
lingkungan hidup. Pengolahan pada air limbah dapat digolongkan menjadi tiga yaitu
pengolahan secarabilogi, kimia, dan fisika. Ketiga prosesini tidak selalu berjalan sendiri-
sendiri namun kadang-kadang juga harus dilaksanakan secara kombinasi antara satu
dengan yang lainnya. (Tjokrokusumo, 1995).
Air limbah yang akan diolah sebelum dilepas ke pembuangan akhir harus diolah
terlebih dahulu. Agar bisa melaksanakan pengolahan air limbah yang efektif diperlukan
rencana pengelolaan yang baik terlebih dahulu. Pengelolaan dan pengolahan air
limbah dapat dilakukan secara alamiah dan bisa juga dilakukan dengan bantuan
peralatan. Pengolahan air limbah secara alamiah biasanya dilaksanakan dengan
bantuan kolam stabilisasi sedangkan pengolahan air dengan bantuan peralatan
biasanya dilakukan pada Instalasi PengolahanAir Limbah/ IPAL (Waste Water
Treatment Plant / WWTP).
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Limbah cair merupakan sisa dari suatu hasil usaha dan kegiatan berwujud cair
yang telah dibuang kelingkungan dan diduga dapat menurunkan kualitas air. Air limbah
berasal dari dua macam, yaitu air limbah domestik (air limbah yang berasal dari
kegiatan rumah tangga) dan air limbah industri. Secara umum didalam limbah
domestik/ limbah rumah tangga tidak terkandung zat-zat yang berbahaya, sedangkan
didalam limbah industri harus dibedakan antara limbah yang mengandung zat-zat yang
berbahaya dan harus dilakukan penanganan khusus untuk setiap tahap awal sehingga
kandungannya dapat diminimalisasi terlebih dahulu sebelum dialirkan ke sewage
plant, karena zat-zat berbahaya itu dapat mematikan fungsi mikroorganisme yang
berfungsi bisa menguraikan senyawa-senyawa yang ada didalam air limbah.
4.2 SARAN
Saran yang dapat kami berikan dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Air limbah sebelum dibuang ke lingkungan sebaiknya diolah terlebih dahulu agar
tidak mempunyai sifat yang berbahaya.
2. Metode pengolahan air limbah sebaiknya harus didasarkan pada peraturan dan
perundangan dengan tujuan untuk meningkatkan kesehatan dan pelestarian
lingkungan sekitar.
3. Dilaksanakannya pembangunan dan infrastruktur pengolahan air limbah agar
menjalankan sistem pengolahan air limbah.
4. Digunakannya sistem pengolahan air limbah yang sederhana agar bisa diterapkan
oleh seluruh lapisan masyarakat.
6. Adanya bak resapan (septic tank) dan saluran pembuangan air limbah (SPAL) yang
sudah memenuhi syarat.
SOAL LATIHAN
JAWABAN
1. Limbah cair adalah air yang tidak terpakai lagi, yang merupakan hasil dari
berbagai kegiatan manusia sehari-hari yang dapat menurunkn kualitas
lingkungan.
2. Ada 2 jenis limbah cair, yaitu limbah cair rumah tangga dan limbah cair industri.
3. Ada 3 jenis sumber limbah cair yaitu, air buangan yang bersumber dari rumah
tangga, air buangan industri, air buangan kotapraja.
DAFTAR PUSTAKA
Azwar, S, 1989. Sikap Manusia: Teori dan Pengukurannya. Edisi ke-l. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Chandra, Budiman. 2007. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta : EGC. Hal 124.
ISBN 979-448-796-1.
Johar, Bahdir. 2011. Pengelolaan Limbah Cair Dengan Proses Evaporasi. Jurnal Ilmiah
5(2) . Serpong.
Notoatmodjo, S,. 2003. Pendidikan dan Prilaku Kesehatan. Jakarta: PT. Rineka Cipta
Suswati, A.C.S.P. 2010. Studi Kemampuan Untuk Mengolah Limbah Cair Rumah
Tangga. Jakarta.